bab ii (kajian teor ii) kecerdasan personal

36
BAB II KAJIAN TEORI A. Kecerdasan Kecerdasan sangat penting keberadaannya, karena kecerdasan merupakan karunia tertinggi yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Kecerdasan dapat lebih terlihat bila manusia dapat menempatkan dirinya sesuai dengan keberadaannya. kecerdasan merupakan kemampuan untuk belajar dari pengalaman serta untuk beradaptasi. Kecerdasan akan lebih tepat kalau digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Bisa dikatakan kecerdasan adalah potensi yang dimiliki setiap manusia yang dapat dikembangkan dan ditumbuhkan bergantung pada lingkungan sekitar dan dorongan dari dalam diri manusia. Setiap manusia memiliki kecerdasan dominan dan kecerdasan yang tidak dominan yang dapat dikembangkan Donal Sterner dalam buku Alder mendefinisikan kecerdasan sebagai “kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan masalah-masalah baru, tingkat

Upload: feldi-modole

Post on 29-Jul-2015

158 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

6

BAB IIKAJIAN TEORI

A. KecerdasanKecerdasan sangat penting keberadaannya, karena kecerdasan merupakan

karunia tertinggi yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Kecerdasan dapat

lebih terlihat bila manusia dapat menempatkan dirinya sesuai dengan

keberadaannya. kecerdasan merupakan kemampuan untuk belajar dari

pengalaman serta untuk beradaptasi. Kecerdasan akan lebih tepat kalau

digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat

ditumbuhkan dan dikembangkan. Bisa dikatakan kecerdasan adalah potensi yang

dimiliki setiap manusia yang dapat dikembangkan dan ditumbuhkan bergantung

pada lingkungan sekitar dan dorongan dari dalam diri manusia. Setiap manusia

memiliki kecerdasan dominan dan kecerdasan yang tidak dominan yang dapat

dikembangkan Donal Sterner dalam buku Alder mendefinisikan kecerdasan

sebagai “kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk

memecahkan masalah-masalah baru, tingkat kecerdasan diukur dengan kecepatan

memecahkan masalah1. Menurut Alfred Binet dan Theodore Simon “kecerdasan

terdiri dari tiga komponen:

a. kemampuan mengarahkan pikiran atau tindakan,

b. kemampuan mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan,

c. kemampuan mengkritik diri sendiri2.

1 Harry Alder, Boost Your Intelligence: Pacu EQ dan IQ Anda, (Jakarta: Erlangga, 2001) h.152 T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak,(Yogyakarta: Amara Books, 2005) h. 19

6

Page 2: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

7

Menurut Howard Gardner dalam buku Suparno “kecerdasan yaitu kemampuan

untuk menyelesaikan masalah, atau menciptakan produk, yang berharga dalam

satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat”. Dari pengertian tersebut

dapat dijelaskan kecerdasan merupakan3:

a. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan

manusia,

b. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan- persoalan baru untuk

diselesaikan,

c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan

menimbulkan penghargaan dalam kehidupan seseorang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan sesuatu yang bernilai

dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

B. Kecerdasan Personal

Kecerdasan Personal merupakan kecerdasan dalam pribadi seseorang untuk

berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mengatur dan memahami diri sendiri,

Kecerdasan Personal terbagi atas dua bagian yaitu kecerdasan Intrapersonal dan

kecerdasan Interpersonal,

3 Paul suparno, Teori Inteligensi Ganda, (Yogyakarta: Kanisius, 2004) h. 17

Page 3: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

8

1. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan akses pada kehidupan emosional diri

sebagai sarana untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan intrapersonal

adalah kecerdasan kunci. Lebih dari kecerdasan-kecerdasan lain, kecerdasan

intrapersonal yang kuat akan menempatkan seseorang pada kesuksesan. Sebaliknya,

kecerdasan intrapersonal yang lemah akan menghadapkan seseorang pada rasa

frustasi dan kegagalan yang terus menerus4.

Howard Gardner menyebutkan "kecerdasan intrapersonal merupakan

pengetahuan aspek-aspek internal dari seseorang: akses pada merasa hidup dari diri

sendiri, rentang emosi diri sendiri, kemampuan untuk mempengaruhi diskriminasi

diantara emosi-emosi ini dan pada akhirnya memberi label pada emosi itu dan

menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman tingkah laku

sendiri5".

Sigmun Freud Carl Jung dalam Sagala menyebutkan "bentuk kecerdasan ini,

berupa kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari

karakter dan kepribadian". Dari kecerdasan ini seseorang bisa mengetahui apa yang

menjadi kekuatan dan kelemahan seseorang tersebut. Kecerdasan intrapersonal juga

merupakan kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk

mempercayai diri sendiri6.

Alder menjelaskan juga kecerdasan intrapersonal ('intra' berarti di dalam,

sebagai lawan dari 'inter' yang berarti diantara) berhubungan dengan masalah

mengenali apa yang kita rasakan dan bagaimana bertindak bijaksana terhadap

4 Thomas hoerr, Buku Kerja Multiple Intelligence, (Bandung: Kaifa, 2007) h. 1125 Howard Gardner, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemuk Dalam Teori dan Praktek,(Batam: Interaksara, 1993) h. 476 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 86

Page 4: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

9

pengetahuan diri tersebut. Orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal tinggi

akan digambarkan sebagai orang yang selalu berhubungan dengan perasaan-perasaan

mereka. Mereka merasa nyaman akan diri mereka sendiri. Mereka bersikap positif

dan puas atas apa yang mereka lakukan dalam hidup mereka. Mereka tidak hanya

tahu bagaimana mereka merasa, tetapi mereka juga tahu bagaimana mengungkapkan

perasaan-perasaan tersebut. Mereka tahu siapa diri mereka sebagai manusia. Mereka

percaya terhadap diri mereka sendiri, gagasan-gagasan, dan kemampuan mereka

untuk disampaikan kepada orang lain. Mereka tahu apa yang mereka inginkan dan

apa yang penting untuk diri mereka7. Kecerdasan intrapersonal meliputi aspek-aspek,

sebagai berikut8:

a. Mengenali diri

Kecerdasan intrapersonal meliputi hal mengenali diri dalam berbagai cara, sebagai

berikut:

1) Kesadaran diri emosional

Kesadaran diri emosional bisa dikatakanbisa dikatakan kecakapan pribadi.

Kecakapan pribadi ini memberi kebebasan untuk mengenali diri sendiri,

kemampuan untuk berbagi, dan mengungkapkan kesadaran tersebut. Kesadaran

diri emosional adalah bagian dari 'bebas buta emosi' dan sebuah tanda

keseimbangan dan kedewasaan. Ini berarti bersikap jujur terhadap diri sendiri

dan terhadap orang lain. Kesadaran diri, mengenali suatu perasaan saat ia

muncul adalah kunci dari kecerdasan emosi. Kemampuan untuk memantau

perasaan dari waktu ke waktu adalah hal yang penting bagi pemahaman

kejiwaan secara mendalam dan pemahaman diri. Seseorang yang tidak memiliki 7 Harry Alder, Boost Your Intelligence: Pacu EQ dan IQ Anda, (Jakarta: Erlangga, 2001) h. 798 Harry Alder, Boost Your Intelligence: Pacu EQ dan IQ Anda, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 80-103

Page 5: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

10

kesadaran diri akan sering meledak secara emosional jika berada di bawah

tekanan. Mereka tidak tau apa yang terjadi pada mereka atau bagaimana

menangani perasaan-perasaan mereka.

2) Keasertifan

Kearsetifan adalah keterampilan emosional untuk secara bebas dan tepat

mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan diri sendiri. Dengan

kemampuan tersebut, seseorang biasanya mendapatkan apa yang diinginkan

dengan hasil yang lebih efektif. Bersikap jujur dan terbuka tentang perasaan

yang dialami bukanlah suatu tanda kelemahan. Mengatakan apa yang sedang

dipikirkan dengan cara yang sopan dan membangun tidak dapat dikatakan

sebagai sikap yang kasar atau menguasai.

3) Penghargaan diri

Harga diri atau citra diri adalah karakteristik kecerdasan emosi yang

menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan merupakan sumber penting bagi rasa

percaya diri. Hal ini berarti seseorang tersebut merasa puas dengan dirinya

sendiri dan mempunyai perasaan-perasaan yang baik tentang siapa dirinya.

4) Kemandirian

Kemandirian adalah sebuah sifat yang dihubungkan dengan orang-orang

yang suka memulai. Ciri dari sikap ini yaitu: mengarahkan diri sendiri dan

mengendalikan diri sendiri, memiliki inisiatif, tampak bebas dan tidak

tergantung secara emosional, bersikap dewasa, tahu bagaimana mengurus diri

sendiri, percaya diri dalam membuat keputusan, dan dapat membuat keputusan

penting untuk diri sendiri.

5) Aktualisasi diri

Page 6: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

11

Hal ini berarti memaksimalkan potensi diri. Aktualisasi diri melebihi

pemikiran rasional yang sering menganggap rendah dan membatasi diri sendiri.

Aktualisasi diri lebih dekat pada inteligensi murni daripada kepandaian saja.

b. Mengetahui apa yang diinginkan

Orang yang cerdas cenderung mengetahui apa yang mereka inginkan dan

kemana tujuan hidup mereka. Hal ini yang manjadikan mereka cenderung

mendapatkan apa yang mereka inginkan dan mencapai tujuan mereka, dan

kenyataannya mereka berhasil. Namun aspek inteligensi ini tidak hanya terbatas pada

orang yang memiliki kemampuan atau ambisi untuk menjadi sangat sukses,

berorientasi pada tujuan, dan penuh semangat saja. Semua orang memiliki hasrat dan

tujuan juga. Inteligensi jenis ini dapat ditambah dengan keterampilan menetapkan

tujuan. Dengan keterampilan semacam itu, seseorang dapat meningkatkan peluang-

peluang keberhasilan dan menghindarkan dari mengejar sasaran yang tidak begitu

diinginkan, untuk itu diperlukan pengetahuan diri untuk mengetahui apa yang

sebenarnya diinginkan. Tidak diperlukan kepandaian yang terbaik, tetapi dituntut

pemusatan perhatian dan tingkat pengetahuan diri yang mungkin belum pernah

ditemukan dimasa lalu. Selain itu, diperlukan beberapa keterampilan dasar dan

langkah-langkah sederhana. sebagai berikut:

1) Membuat daftar tujuan

Hal ini dapat dimulai dengan membuat daftar semua tujuan-tujuan,

keinginan, harapan, impian kehendak dan sebagainya. Semua itu dibuat dengan

cepat berdasarkan intuisi tanpa mempersoalkan apakah hal tersebut masuk akal

atau tidak atau kemungkinan-kemungkinannya. Dibuat dengan bahasa yang jelas,

Page 7: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

12

karena dengan memilih kata-kata seseorang dapat mengungkapkan apa yang

diinginkan dengan lebih jelas. Daftar tujuan yang dibuat tidak perlu berurutan.

didalamnya mencakup tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, dan juga

tujuan-tujuan yang hanya. Mempunyai peluang sedikit untuk dapat menjadi

kenyataan maupun yang yakin akan dapat dicapai.

2) Menerapkan kriteria SMART

Semua tujuan yang telah ditulis atau ditetapkan, diperiksa kembali dengan

menggunakan kriteria SMART. Khriteria ini akan menyeleksi berbagai macam

tujuan menjadi tujuan yang lebih pendek tetapi praktis dan serius. Kriteria

SMART ini meliputi specific (jelas), measurable (dapat diukur), achievable (dapat

dicapai), realistic (realistis), timely (tepat waktu).

Tujuan yang dibuat harus cukup jelas. Karena tujuan atau sasaran yang

kurang jelas atau membingungkan tidak akan begitu dimengerti oleh pikiran

bawah sadar yang seharusnya mengolahnya. Sasaran itu bisa menjadi jelas jika

seseorang yang membuat tujuan atau sasaran itu mempunyai standar pengukur

tingkat keberhasilan. Seseorang akan dapat mengukur tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan itu, bahkan menyusun presentase keberhasilan itu. Selain itu

pengukuran akan memberikan bukti tentang apa yang sudah dan belum dicapai.

Ketika tujuan atau sasaran telah ditetapkan seseorang harus berkeyakinan bahwa

tujuan itu akan dapat dicapai.

Dengan adanya keyakinan tersebut, maka seseorang akan dengan

sendirinya termotivasi dalam mencapai tujuannya. Sedangkan dengan

menambahkan sebuah skala waktu, dapat membuat sebuah tujuan menjadi lebih

jelas dan dapat diukur. Demikian pula tenggang waktu yang telah ditetapkan

Page 8: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

13

untuk diri sendiri dapat membuat sebuah tujuan atau sasaran dapat lebih dicapai

dan realistis. Dengan ditetapkannya pencapaian tujuan pada waktu tertentu akan

memberikan tantangan dan motivasi.

3) Mengungkapkan tujuan tersebut dalam istilah yang positif

Hal ini mencakup tidak hanya berpikir positif, tetapi benar-benar

mengungkapkan tujuan tersebut dalam bahasa yang positif. Karena kata-kata yang

digunakan akan memberikan pengaruh pikiran bawah sadar untuk bekerja dalam

mencapai tujuan-tujuan tersebut.

4) Meluruskan tujuan-tujuan tersebut

Setelah menerapkan kriteria SMART dalam beberapa tujuan yang dibuat,

akan memungkinkan tujuan tersebut saling bertentangan satu sama lain, yang

salah satu dari tujuan itu harus mengalah. Dengan memikirkan kemungkinan ini

terlebih dahulu maka seseorang tidak hanya akan terhindar dari kegagalan dalam

salah satu atau kedua tujuan tersebut, bahkan dapat membuatnya lebih harmonis

satu sama lain dengan beberapa perubahan yang relatif sedikit.

5) Menghargai orang lain

Seseorang tidak hanya perlu meluruskan beragam tujuan dan keinginannya

tetapi juga perlu meluruskannya dengan tujuan dan kepentingan orang lain.

Berhasil dalam mencapai tujuan di atas pengorbanan orang lain , tidak akan

memberikan kepuasan sesuai yang diharapkan. Tetapi hal ini juga bukan berarti

seseorang harus memenuhi tujuan orang lain yang diluar jangkauan kemampuan

diri sendiri.

Page 9: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

14

tetapi kita dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya sesuai dengan

kemampuan kita.

6) Menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menguji tujuan

Menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menguji tujuan akan membantu

seseorang dalam memilah-milah prioritas dan menetapkan tujuan-tujuan penting,

serta memotivasi diri sendiri.

c. Mengetahui apa yang penting

Setelah tujuan yang dibuat menjadi lebih jelas maka akan memiliki

kecenderungan yang sama untuk menilai kembali nilai-nilai diri sendiri. Tujuan-

tujuan yang dipertimbangkan dan nilai-nilai yang mendasarinya akan menemukan

urutan kepentingannya sendiri. Tujuan-tujuan dan nilai-nilai seseorang akan saling

bergantung. Masing-masing akan mempengaruhi satu sama lain. Berikut cara-cara

untuk mengetahui apa yang penting bagi diri sendiri.

1) Mengenali nilai diri sendiri

Sebuah nilai adalah sesuatu yang penting bagi setiap orang. Semua tujuan

seseorang harus sesuai dengan nilai orang tersebut. Jika tidak maka seseorang

tersebut tidak akan puas dan senang sesuai dengan yang diharapkan ketika mencapai

tujuan itu, meskipun untuk mencapai tujuan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Jadi setiap tujuan yang telah dibuat harus disesuaikan dengan nilai pada diri sendiri.

2) Meluruskan tujuan dan nilai

Hasil akhir atau tujuan apapun yang bertolak belakang dengan nilai diri

sendiri tidak akan memiliki banyak peluang untuk berhasil. Jika itu berhasil

tampaknya tidak akan memberikan kepuasan dan rasa senang seperti yang

diharapkan. Maka dari itu seseorang dapat meluruskan kembali tujuan-tujuan dan

Page 10: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

15

tingkah laku ke dalam cara tertentu yang mencerminkan nilai-nilai dengan lebih baik,

yaitu apa yang penting bagi diri sendiri. Mengenali setiap masalah yang ada diantara

nilai-nilai dan hasil-hasil akhir adalah cara yang baik jika ingin mencapai kesuksesan

dan menikmatinya.

3) Mengenali apa yang dirasakan

Aspek inteligensi ini meliputi kesadaran diri lebih banyak. Sama seperti

mengetahui apa yang diinginkan dan apa yang penting bagi diri sendiri, seseorang

perlu menyadari perasaan-perasaan dan bagaimana perasaan akan mempengaruhi apa

yang dilakukan dan apa yang akan dicapai.

Menurut Peter Salovey dalam Hoerr kecerdasan intrapersonal terdiri dari tiga

komponen, sebagai berikut9:

a. Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri yaitu kesadaran diri untuk mengenali perasaan dari

waktu ke waktu. Orang yang mempunyai keyakinan yang lebih tentang

perasaannya adalah pilot yang handal bagi kehidupan mereka, karena

mempunyai kepekaan yang lebih tinggi terhadap perasaan mereka yang

sesungguhnya atas pemgambilan keputusan-keputusan. Dengan kemampuan

mengenali emosi diri sendiri, diharapkan dapat mengatur emosi dan lebih

memahami alasan dari perasaan yang dialaminya.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi adalah mengetahui tentang bagaimana pengaruh emosi

terhadap kinerja diri dan kemampuan menggunakan kemampuan nilai-nilai diri

dalam membuat keputusan. Kemampuan dalam mengelola emosi merupakan

9 Thomas hoerr, Buku Kerja Multiple Intelligence, (Bandung: Kaifa, 2007) h. 116

Page 11: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

16

bentuk keselarasan antara individu dengan lingkungannya. Hal ini bergantung

pada kesadaran diri. Seorang individu dikatakan mampu mengelola emosinya

apabila ia mampu menunda reaksi pada saat belum siap dan bersikap wajar

dalam peristiwa yang terjadi. Mereka yang mampu mengelola emosi dengan

baik, maka cenderung memiliki kemampuan dalam menguasai perasaan-

perasaannya dan segera bangkit kembali ke kehidupan emosi yang normal.

c. Memotivasi diri sendiri

Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan individu dalam

mengarahkan dan mendorong segala upaya dirinya terhadap pencapaian tujuan

yang diharapkan. Individu yang mempunyai kemampuan ini cenderung jauh

lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan seseorang yang memiliki

kecerdasan intrapersonal yang kuat akan mampu mengetahui kelemahan dan

kelebihan dirinya. Jika seseorang mengetahui kelemahannya sendiri maka

seseorang tersebut akan berusaha untuk memperbaikinya. Dan sebaliknya,

seseorang tersebut akan berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan

kelebihan yang dimiliknya. Dengan kecerdasan Intrapersonal, seorang siswa

akan mampu memanfaatkan apa yang ia miliki untuk memperoleh hasil belajar

yang baik.

Page 12: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

17

2. Kecerdasan Interpersonal

Gardner menjelaskan "kecerdasan interpersonal dibangun antara lain atas

kemampuan inti untuk mengenali perbedaan secara khusus, perbedaan besar

dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan kehendak, kecerdasan ini

memungkinkan seseorang yang membaca kehendak dan keinginan orang lain,

bahkan ketika keinginan itu disembunyikan. "Kecerdasan interpersonal mencakup

kemampuan membaca orang (misalkan menilai orang lain), kemampuan

berteman, dan keterampilan untuk membina hubungan dan bekerja sama dengan

orang lain10.

Safaria menjelaskan kecerdasan interpersonal atau juga bisa dikatakan

sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan

seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi, dan mempertahankan

relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menangmenang

atau saling menguntungkan. Dua tokoh dari psikologi inteligensi yang secara

tegas menegaskan adanya sebuah kecerdasan interpersonal ini adalah Thorndike

dengan menyebutnya sebagai kecerdasan sosial dan Howard Gardner yang

menyebutnya sebagai kecerdasan interpersonal. Baik kata sosial ataupun

interpersonal hanya istilah penyebutannya saja, namun kedua kata tersebut

menjelaskan hal yang sama yaitu kemampuan untuk menciptakan, membangun,

dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling

menguntungkan11.

10 Howard Gardner, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemuk Dalam Teori dan Praktek,(Batam: Interaksara, 1993) h.4511 T. safari, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan InterpersonalAnak, (Yogyakarta: Amara Books, 2005) h. 23

Page 13: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

18

Menurut teorinya, kecerdasan sosial ini mempunyai tiga dimensi utama,

sebagai berikut12:

a. Social sensitivity

Merupakan kemampuan untuk mampu merasakan dan mengamati

reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal

maupun non-verbal. Seseorang yang memiliki sensitivitas sosial yang tinggi

akan mudah memahami dan menyadari adanya reiksi-reaksi tertentu dari orang

lain, entah reaksi tersebut positif atau pun negatif. Social sensitivity ini meliputi

sikap empati dan sikap prososial.

1) Sikap empati

Empati merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan

orang lain. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu

membaca pesan nonverbal, seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah,

dan sebagainya. Seseorang yang memiliki kemampuan ini akan lebih pandai

menyesuaikan diri, lebih mudah bergaul dan lebih peka. Empati mempunyai

dua komponen kognitif dan satu komponen afektif. Dua komponen kognitif

itu adalah kemampuan mengidentifikasi dan melabelkan perasaan orang

lain. Komponen yang kedua adalah kemampuan mengasumsikan perspektif

orang lain. Satu komponen afektif yaitu kemampuan dalam keresponsifan

emosi.

12 Ibid10, h. 24

Page 14: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

19

2) Sikap prososial

Sikap prososial adalah istilah yang digunakan oleh para ahli psikologi

untuk menjelaskan sebuah tindakan moral yang harus dilakukan secara kultural

seperti berbagi, membantu seseorang yang membutuhkan, bekerja sama dengan

orang lain dan mengungkapkan simpati. Perilaku ini menuntut kontrol diri untuk

menahan diri dari rasa egois dan rela menolong atau berbagi dengan orang lain.

b. Social insight

Merupakan kemampuan untuk memahami dan mencari pemecahan masalah

yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak

menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun. Dalam hal

ini, pemecahan masalah yang ditawarkan adalah pendekatan menang-menang atau

win-win solution. Di dalamnya terdapat juga kemampuan seseorang dalam

memahami situasi sosial dan etika sosial sehingga anak mampu menyesuaikan

dirinya dengan situasi tersebut. Fondasi dasar dari social insight adalah

berkembangnya kesadaran diri secara baik. Dengan kesadaran diri seseorang akan

memahami keadaan dirinya, baik keadaan internal maupun eksternal.

1) Kesadaran diri

Kesadaran diri ini juga terkandung dalam kecerdasan intrapersonal yang telah

dijelaskan sebelumnya. Dengan kesadaran diri ini seseorang akan lebih mampu

mengenali perubahan emosi-emosinya, sehingga akan lebih mampu

mengendalikan emosi-emosi tersebut dengan terlebih dahulu menyadarinya.

Page 15: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

20

2) Pemahaman situasi sosial dan etika sosial

Diperlukan pemahaman terhadap norma-norma sosial yang berlaku untuk

sukses dalam membina dan mempertahankan sebuah hubungan. Di dalamnya

terdapat ajaran yang membimbing seseorang bertingkah laku yang benar dalam

situasi sosial, karena itu diperlukan moral. Ajaran moral mengacu pada ajaran-

ajaran, patokan-patokan, atau kumpulan peraturan, baik lisan maupun tulisan,

tentang bagaimana seseorang harus dan berperilaku agar menjadi manusia yang

baik. Kata moral berarti sesuatu yang mengacu pada baik buruknya manusia

sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan betul

salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari dimensi baik buruknya sebagai

manusia. Dalam bersosialisasi seseorang harus memahami kaidah moral ini.

Ada perbuatan yang harus dilakukan dan ada pula perbuatan yang tidak boleh

dilakukan. Dalam kehidupan sehari-hari persoalan aturan selalu berkaitandengan

situasi. Setiap situasi menuntut aturannya sendiri. Inilah yang dinamakan sebagai

etika, yaitu kaidah sosial yang mengatur perilaku mana yang harus dilakukan dan

perilaku mana yang dilarang untuk dilakukan. Pada akhirnya seseorang akan

mengerti bagaimana harus menyesuaikanperilakunya dalam setiap situasi sosial.

3) Keterampilan pemecahan masalah

Setiap orang membutuhkan keterampilan untuk memecahkan masalah secara

efektif. Semakin tinggi kemampuan seseorang dalam memecahkan, maka akan

semakin positif hasil yang akan didapatkannya dari penyelesaian konflik tersebut.

Konflik terjadi ketika ada dua kepentingan yang berbeda muncul dalam satu

hubungan interpersonal. Secara garis besar ada dua macam strategi di dalam

memecahkan suatu konflik, yaitu strategi kompetisi dan strategi kolaborasi. Dua

Page 16: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

21

strategi ini berbeda satu dengan yang lainnya, dan tentu saja menghasilkan

dampak yang berbeda pula.

Strategi kompetensi seperti manipulasi, ceorcon (paksaan) dan kekerasan

hanya menghasilkan keuntungan jangka pendek, sedangkan secara jangka panjang

akan mengorbankan hubungan, kerjasama, dan kebersamaan. Sedangkan strategi

kolaborasi melibatkan kerjasama antara kedua belah pihak untuk sama-sama

mendiskusikan permasalahannya dan mencari pemecahan yang menguntungkan

kedua belah pihak. Strategi kolaborasi dalam memecahkan suatu konflik

menekankan tercapainya solusi menang-menang (win-win solution). Strategi

kolaborasi dalam memecahkan konflik antara lain melalui cara negosiasi, mediasi,

dan fasilitasi.

c. Social communication

Social communication atau biasa disebut penguasaan keterampilan

komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses

komunikasi dalam menjalin hubungan interpersonal yang sehat. Dalam proses

menciptakan, membangun, dan mempertahankan relasi sosial, maka seseorang

membutuhkan sarananya. Melalui proses komunikasi yang mencakup baik

komunikasi verbal, non verbal, maupun komunikasi melalui penampilan fisik.

Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan

efektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan public speaking, dan

keterampilan menulis secara efektif.

Page 17: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

22

1) Komunikasi efektif

Komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah proses penyampaian

informasi, pengertian dan pemahaman antara pengirim dan penerima. Di dalam

komunikasi terdapat unsur-unsur utama, yaitu komunikator (sender),

komunikan (receiver), informasi atau pesan, media, dan umpan balik.

Informasi dapat berupa bahasa atau simbol yang disampaikan melalui media

seperti tertulis atau tidak tertulis, atau melalui gambar-gambar. Umpan balik

berguna bagi pengirim untuk mengetahui apakah informasi yang

disampaikannya bisa dimengerti oleh penerima, sehingga persamaan persepsi

bisa dicapai. Komunikasi merupakan sarana yang paling penting dalam

kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi seseorang bisa mendapatkan

informasi yang diinginkannya. Karena itu komunikasi merupakan keterampilan

yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan dalam

hidupnya.

2) Mendengarkan efektif

Keterampilan mendengarkan sangat penting untuk dimiliki setiap orang,

karena keterampilan ini akan menunjang proses komunikasi seseorang dengan

orang lain. Sebab orang lain akan merasa dihargai dan diperhatikan ketika

mereka merasa didengarkan. Sebuah hubungan komunikasi tidak akan

berlangsung baik jika salah satu pihak tidak mengacuhkan apa yang

diungkapkannya. Mendengarkan membutuhkan perhatian dan sikap empati,

sehingga orang merasa dimengerti dan dihargai.

Page 18: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

23

Petter Salovey dalam Hoerr menjelaskan kecerdasan interpersonal terdiri dari

dua komponen, yaitu13:

a. Mengenali emosi orang lain

Merupakan kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain. Hal ini disebut

juga dengan empati. Orang yang memiliki empati cenderung mampu

menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-

apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Kemampuan ini dibangun

atas kesadaran sendiri, yang meliputi bahwa orang lain juga mempunyai

kepentingan seperti halnya diri sendiri.

b. Membina hubungan

Keterampilan berhubungan dengan orang lain merupakan kecakapan sosial

yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan sesama. Goleman

berpendapat seseorang yang terampil dalam kecerdasan sosial dapat menjalin

hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar, peka membaca reaksi dan

perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisir, dan pintar menangani

perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia. Seseorang yang tidak

memiliki kemampuan sosial juga mengalami kesulitan secara akademis.

Berikut ini dijelaskan karakteristik seseorang yang memiliki kecerdasan

Interpersonal yang tinggi.

a. Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif.

b. Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara

total.

13 Thomas hoerr, Buku Kerja Multiple Intelligence, (Bandung: Kaifa, 2007) h.117

Page 19: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

24

c. Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga tidak

musnah dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin mendalam.

d. Mampu menyadari komunikasi verbal maupun nonverbal yang

dimunculkan oleh orang lain.

e. Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan

serta yang paling penting adalah mencegah

munculnya masalah dalam relasi sosialnya

f. Memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan

mendengarkan efektif, berbicara efektif, dan menulis secara efektif

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kecerdasan interpersonal

kemampuan untuk memahami orang lain dan membina hubungan dengan orang

lain. Manusia merupakan mahluk yang tidak bisa hidup sendiri. Seseorang selalu

membutuhkan informasi dari orang lain, dan untuk mendapatkan informasi itu

dibutuhkan keterampilan untuk membina hubungan dengan orang lain, karena

itulah kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan. Seorang siswa yang menuntut

ilmu, sangat memerlukan berbagai informasi yang diperoleh tidak hanya dari

media-media saja (misalnya cetak atau elektronik) tetapi juga dari orang lain. Jika

seorang siswa gagal mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, maka ia akan

merasa sulit berhubungan dengan orang lain, ia akan merasa tersisih dari

pergaulannya, akibatnya ia tidak akan mendapatkan informasi yang

diinginkannya. Hal ini bisa menghambat siswa tersebut untuk meraih prestasi

yang maksimal.

Page 20: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

25

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan hasil akhir dan puncak dari proses

belajar14.

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam

mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

ditetapkan. Intinya adalah terjadi perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang

dihasilkan dari pengalaman atau Interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar

merupakan keluasan dan kedalaman kompetensi yang dirumuskan dalam

pengetahuan, perilaku, ketrampilan dan nilai yang di ukur dengan menggunakan

teknik penilaian, dalam hal ini, tes merupakan salah satu alat ukur untuk

mengukur terjadinya perubahan tingkah laku siswa seperti yang diharapkan15.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu hasil dari tindakan interaksi belajar mengajar antara guru dan

siswa dalam mencapai suatu tingkat capaian dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor

yang dapat mempengaruhinya baik dari dalam mapun dari luar diri. Untuk

mengetahui tingkat prestasi belajar seseorang, ada standar yang digunakan sebagai

patokan untuk mengetahui hasil belajar tentang suatu hal, ketrampilan dan sikap

yang diharapkan dari suatu proses belajar mengajar yang dimaksud.

14 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:Rineka Cipta,2005) hal 13815 Masnur. Kurikulum tingkat satuan pendidikan(Bandung: Alfabeta,2008) hal.134

Page 21: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

26

Faktor faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi hasil belajar siswa

ada dua yaitu, faktor intern dan ekstern, faktor intern adalah faktor yang datang

dari diri siswa, sedangkan faktor ekstern adalah melingkupi sekolah, guru, dan

keluarga.

D. Kerangka Berpikir.

Hubungan Kecerdasan Personal dengan Hasil Belajar

Kerangka berpikir merupakan konsep yang menghubungkan teori yang

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi. Dalam menyelesaikan

pendidikan di Sekolah, siswa harus tuntas sesuai dengan nilai standar kompetensi

yang ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada umumnya setiap siswa yang

akan menempuh setiap mata pelajaran seharusnya belajar dengan giat. Namun,

kegagalan dalam ujian seringkali dialami oleh siswa.

Kegagalan ini biasanya disebabkan karena siswa kurang mampu mengelola

emosinya sehingga gampang menyerah, mudah stress dalam belajar, kurangnya

komunikasi dengan teman sekelas, ataupun guru yang seringkali salah dalam

pemberian nilai, ini merupakan tekanan psikologis yang dapat berasal dari diri

sendiri maupun dari lingkungan, Sedangkan kecerdasan personal adalah serangkaian

kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non kognitif, yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk mengatasi tuntutan dari diri sendiri dan orang lain.

Dalam hal ini, jika seorang siswa yang memiliki kecerdasan personal yang baik,

maka siswa tersebut akan memiliki kemampuan untuk mengatasi tuntutan tanpa

mengkhawatirkan hambatan-hambatan yang akan terjadi, yaitu mendapat nilai

melebihi standar kompetensi.

Page 22: Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal

27

Selain itu, kecerdasan personal juga dapat diartikan sebagai keterampilan yang

berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain,

serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih

tujuan kehidupan. Apabila seorang siswa memiliki kecerdasan personal yang baik,

maka siswa tersebut akan mampu memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuannya

dengan hasil belajar yang maksimal.

Jika seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik,maka akan

mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk berkonsentrasi pada

tugas atau pekerjaannya. jika seorang siswa yang memiliki kecerdasan personal yang

kurang, maka siswa tersebut akan sulit berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya

dengan baik.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang akan masih diuji kebenarannya. Artinya

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiyono 2006.64).

“Terdapat Hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Personal dengan Hasil

Belajar Siswa TKJ mata pelajaran Produktif di SMK Negeri 5 Bitung”