bab ii kajian pustaka · 2016. 8. 1. · sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan...

26
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu. Sifat ini penting bagi proses perkembangan anak, terutama perkembangan intelektualnya. Karena dengan sifat ingin tahu inilah orang berusaha untuk memperoleh sesuatu yang belum ia ketahui. Salah satu cara untuk mengetahui sesuatu hal adalah dengan belajar. Skinner (dalam Muhibbin, 2004:90) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguat (reinforcer). Pernyataan senada juga diutarakan oleh Burton (dalam Usman, 2004:5) bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya . Henderson (dalam mudyahardjo, 2004:65) menyatakan bahwa belajar bertujuan membantu murid-murid memperoleh pengetahuan dengan mengembangkan kecerdasan mereka sendiri dalam bentuk memberi dorongan, mengarahkan kegiatan, menumbuhkan kemampuan dan memaksimalkan siswa memperoleh pengetahuan yang diinginkannya. Menurut Bruner (Asikin, 2009:8) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Bandura (Yusuf, 2004:9) menyatakan proses belajar akan terjadi dengan perubahan tingkah laku yang didapatkan dari moncontoh model. Berdasarkan beberapa pengertian belajar tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, (2) perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, (3) perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen.

Upload: others

Post on 24-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

5  

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu. Sifat ini penting bagi proses perkembangan anak, terutama perkembangan intelektualnya. Karena dengan sifat ingin tahu inilah orang berusaha untuk memperoleh sesuatu yang belum ia ketahui. Salah satu cara untuk mengetahui sesuatu hal adalah dengan belajar.

Skinner (dalam Muhibbin, 2004:90) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguat (reinforcer). Pernyataan senada juga diutarakan oleh Burton (dalam Usman, 2004:5) bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya . Henderson (dalam mudyahardjo, 2004:65) menyatakan bahwa belajar bertujuan membantu murid-murid memperoleh pengetahuan dengan mengembangkan kecerdasan mereka sendiri dalam bentuk memberi dorongan, mengarahkan kegiatan, menumbuhkan kemampuan dan memaksimalkan siswa memperoleh pengetahuan yang diinginkannya.

Menurut Bruner (Asikin, 2009:8) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Bandura (Yusuf, 2004:9) menyatakan proses belajar akan terjadi dengan perubahan tingkah laku yang didapatkan dari moncontoh model.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, (2) perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, (3) perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

6  

  

2.1.2 Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2004:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan peneliti.

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh peneliti setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

2.1.3 Indikator Keberhasilan

Indikator yang dijadikan tolok ukur bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan adalah : (a) daya serap terhadap bahan pembelajaran mencapai prestasi tertinggi baik secara individual maupun kelompok, (b) kompetensi yang telah digariskan dalam indikator pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.

2.1.4 Tingkat Keberhasilan

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan sekaligus untuk mengetahui keberhasilan peneliti dalam mengajar, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan belajar dengan menggunakan kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu KTSP yang telah disusun oleh masing-masing tingkat satuan sekolah (Depdiknas:2008) diantaranya adalah :

a. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang disajikan dapat dikuasai siswa.

b. Baik sekali/optimal, apabila pelajaran sebagian besar 85% s.d 94% yang diajarkan dapat dikuasi siswa.

c. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s.d 84% dikuasai siswa.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

7  

  

d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.

2.1.5 Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan belajar

a. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi kompetensi belajar siswa adalah keadaan jasmani. Yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Disamping keadaan fisik, faktor psikologis juga mempengaruhi belajar siswa, meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut: intelegensi, kemauan dan bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah faktor lingkungan rumah atau

keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

Disamping itu lingkungan sekolah sangat diperlukan pula untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi peneliti dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Tak kalah pentingnya adalah lingkungan masyarakat karena masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

8  

  

Menurut Usman (2004:34), bahwa hasil belajar siswa merupakan efek atau pengaruh kegiatan pembelajaran. Hal senada juga dikatakan Tilaar (2003:42), bahwa hasil belajar khususnya dalam pendidikan dasar bukan sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta, tetapi lebih dari itu, ia mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal dasar bagi setiap warga negara yang bertanggung jawab.

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut mambawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa (Muhibbin, 2004:117) Hasil belajar bisa diukur dengan tes belajar yang meliputi pengukuran dari apa yang telah dipelajari siswa yaitu serangkaian kemampuan yang dimiliki sesudah mengikuti suatu program pengajaran. Hasil evaluasi pembelajaran disamping berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa juga dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan pembelajaran, memilih bahan dan menetapkan metode pembelajaran serta untuk memperbaiki program pembelajaran.

Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefisiennya dalam mencapai  tujuan 

pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses

belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses. Dalam sistem pendidikan nasional perumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotoris (Mulyasa, 2002: 55)

Sedangkan menurut Gagne (Oedhien, S.N. 2008: 39. dalam http:// izzatinkamala.wordpress.com), hasil belajar dikelompokkan dalam lima kategori kerja: (1) Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik, (2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan, (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah, (4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

9  

  

urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani, (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objak tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Macam-macam tes hasil belajar menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas: (1) Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik, (2) Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik, (3) Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.

Menurut fungsinya test terbagi atas: (1) Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah: Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai, (2) Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum, (4) Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.

Menurut waktu diberikannya test terbagi atas: (1) pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain: test persyaratan (test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu sedangkan input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

10  

  

dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik. (2) test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik.

Menurut kebutuhannya, macam test antara lain: (1) Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik), (2) IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik), (3) Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.

Menurut jenisnya tes terbagi menjadi: (1) Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik, (2) Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru,

Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas: (1) Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi, (2) Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.

Menurut Mulyasa (2002: 55) tujuan umum penilaian hasil belajar adalah (1) menilai pencapaian kompetensi peserta didik, (2) memperbaiki proses pembelajaran, (3) sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.

Tujuan Khusus penilaian hasil belajar adalah (1) mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, (2) mendiagnosis kesulitan belajar, (3) memberikan umpan balik/perbaikan proses belajarmengajar, (4) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut. (1) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, (2) Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, (3) Meningkatkan motivasi belajar siswa, (4) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

2.2 Pemahaman Konsep Dalam Penguasaan Matematika 2.2.1 Pengertian Matematika

Istilah matematika beraal dari kata Yunani yaitu mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Matematika merupakan ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

11  

  

kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi. Maka dari itu matematika sangat penting bagi manusia yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ilmu matematika akan selalu dipelajari di jenjang pendidikan. Untuk mempelajari matematika memerlukan proses dalam memahami konsep matematika. Dalam teorema konektivitas dinyatakan bahwa setiap konsep, prinsip dan keterampilan dalam matematika saling berhubungan dengan konsep, prinsip dan keterampilan lain (Asikin,2009:13).

”Matematika adalah ilmu tentang struktur yang teroganisasikan, yaitu terdiri dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma-aksioma dan dalil-dalil, di mana setelah dalil-dalil itu dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum. Oleh karena itu, matematika sering disebut ilmu deduktif”.

2.2.2 Pemahaman Konsep Matematika

Pembelajaran matematika dibuat dalam usaha meningkatkan pembelajaran matematika yang lebih mengutamakan pada pengertian sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan menarik. Siswa yang menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika sederhana. Makin tinggi sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya maka kurang minat siswa terhadap matematika. Disamping itu terdapat banyak siswa yang setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak memperdayakan.

Menurut Gagne (dalam Asikin,2009:157) konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda ke dalam contoh dan non contoh. Sedangkan menurut Diener (dalam Suroto,1987:32) konsep matematika adalah struktur matematika yang terdiri dari tiga macam yaitu: (1) murni matematika (pure mathematical concepts), (2)

konsep notasi (notational concepts), (3) konsep terapan (applied concepts). Konsep murni matematika berkenaan dengan mengelompokkan bilangan dan hubungan antara bilangan tanpa mempertimbangkan bagaimana bilangan itu disajikan (ditulis). Konsep notasi adalah sifat-sifat bilangan sebagai akibat bilangan yang disajikan. Sedangkan konsep terapan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

12  

  

adalah aplikasi konsep murni dan konsep notasi dalam pemecahan soal-soal matematika dan bidang studi lain yang berhubungan. Representasi dari pemahaman awal siswa ini dapat menunjukkan sejauh mana penguasaan konsep yang telah dimiliki oleh siswa, sehingga guru dapat memberikan pemahaman baru mengenai konsep-konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Indikator keberhasilan pemahaman konsep antara lain: (1) Kreatifitas siswa dalam memanipulasi dalam pembelajaran meningkat, (2) Kemampuan menggunakan model matematika telah maksimal, (3) Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dapat dicapai siswa, (4) Kemampuan dalam membuat kesimpulan yang meliputi mendefinisikan konsep, menemukan sifat-sifat dari konsep, serta memberikan contoh dan non contoh dari konsep matematika.

2.2.3 Himpunan Bilangan Bulat

Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat positif letaknya disebelah kanan 0 ( nol ) dimulai dari 1 ( satu ) dan seterusnya { 1, 2, 3, 4, 5,......}. Bilangan bulat negatif bukan bagian dari himpunan bilangan cacah dan bukan pula bagian dari bilangan asli. Letaknya di sebelah kiri 0 (nol). Bilangan negatif adalah lawan dari bilangan asli. N = {.......-4, -3,-2, -1,}.

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Bulat negatif nol bulat positif

2.2.4 Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat

Dalam mengerjakan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Tanda yang sama jika dikalikan (x) atau dibagi (:) hasilnya positif, 2) Tanda yang tidak sama jika dikalikan (x) atau dibagi (:) hasilnya negatif. 3) Tanda negatif (-) harus ditulis di depan angkanya,tanda positif boleh tidak ditulis 4) Tanda hasil penghitungan perkalian berlaku sama pada penghitungan pembagian.

Sejalan dengan ketentuan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

13  

  

1) (-) x (-) = + contoh (-4) x (-5) = 20 2) + x + = + contoh 4 x 5 = 20 3) (-) x + = (-) contoh (-4) x 5 = (-20) 4) + x (-) = (-) contoh 4 x (-5) = (-20)

Tabel 2.1 Silabus Mata Pelajaran Matematika Semester 1 Kelas 6

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB, dan KPK

1.1 Kemampuan melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat

1. Sifat-Sifat Operasi Hitung bilangan bulat

2. Pengerjaan Hitung perkalian dan pembagian

2.3 Model Pembelajaran “Kuasai”

Secara etimologi model merupakan pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. John M. Echols dan Hassan Shadily (2000: 384) model berarti memperagakan sedangkan pembelajaran merupakan proses, cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Proses Pembelajaran merupakan suatu sistem dimana setiap komponen pembelajaran saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan. Berkaitan dengan penelitian ini, pengajaran matematika diarahkan agar siswa mampu dalam menyelesaikan masalah matematika atau masalah lain yang dapat dilaksanakan dengan bantuan anak untuk lebih meningkatkan kemampuan diri sebagai peneliti professional. Peneliti harus mengetahui teori belajar mengajar dari para ahli pendidikan dan pengajaran matematika.

Bruner dalam teorinya mengemukakan bahwa proses belajar siswa sebaiknya peneliti dapat memberikan kesempatan kepada siswa. Bruner sangat menyarankan kepada pembelajaran aktivitas siswa. Sejauh ini peneliti mencoba memberikan solusi model pembelajaran kuasai, yaitu dengan mengarahkan siswa pada belajar aktif dan kreatif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mencari, menemukan dan memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya pada saat mengerjakan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

14  

  

Model pembelajaran “kuasai” dikemukakan oleh Colin Rose yang menyatakan melalui pembelajaran dengan model “kuasai” siswa diharapkan dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode sesuai dengan daya nalar mereka yang tidak hanya terpancang apa yang disampaikan peneliti. “kuasai” sendiri merupakan akronim dari enam tahapan pembelajaran yang efektif yang terdiri dari (1) kerangka pikiran untuk sukses, (2) uraikan faktanya, (3) apa maknanya (4) sentakkan ingatan (5) ajukan yang anda ketahui, (6) introspeksi. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut yang telah dikemukakan sebelumnya maka model pembelajaran “kuasai” dapat diartikan sebagai suatu pola proses pembelajaran yang terdiri dari enam tahapan efektif yang dapat membantu seseorang lebih mudah dalam memperoleh informasi dan mengingat informasi tersebut. Model pembelajaran “kuasai” merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Colin Rose dengan cara mengadaptasi dan mensistensis hasil penelitian dari Dr Howard Gorden tentang multiple intelligenses. Penelitian actur Costa untuk gaya belajar dan hasil penelitian pemegang hadiah nobel, Roger Sperry dan Robert Ornsten, tentang otak. Akan tetapi Colin tidak hanya merangkum begitu saja, dia juga menciptakan model pembelajaran menjadi efektif sehingga dapat diterapkan kepada semua orang, baik pendidik, pelajar ataupun publik. 2.3.1 Tahap-tahap Dalam Model Pembelajaran “Kuasai”

Colin Rose telah menyimpulkan bahwa pembelajaran efektif melibatkan enam tahap. Enam tahapan ini dapat disimpulkan oleh akronim “kuasai”. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah :

1) Kerangka pikiran untuk sukses Seseorang harus berada dalam kerangka pikiran yang kaya. Kerangka pikiran itu

harus santai dan termotivasi. Jika stress, atau tidak percaya pada kemampuan sendiri atau tidak melihat tujuan dari hal yang sedang dipelajari maka tidak akan bisa belajar dengan baik. Kerangka pikiran untuk sukses dalam perasaan tentang belajar sangatlah penting. Jika merasa senang dengan kemampuan belajarnya, pada bagian pertama ini berisi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

15  

  

berbagai ide yang akan menguatkan dan mengembangkan kepercayaan diri itu. Dalam memotivasi pikiran maka seseorang harus berada dalam keadaan pikiran yang "kaya akal", itu berarti harus dalam keadaan relaks, percaya diri dan termotivasi. Jika mengalami stress atau kurang percaya diri atau tidak dapat melihat manfaat dari sesuatu yang dipelajari, maka ia tidak akan bisa belajar dengan baik.

Memiliki sikap yang benar terhadap belajar tentang sesuatu adalah prasyarat mutlak. Seseorang harus mempunyai keinginan untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru, harus percaya bahwa dirinya betul-betul mampu belajar dan bahwa informasi yang didapatkan akan mempunyai dampak yang bermakna bagi kehidupannya. Jika belajar hanya dianggap sebagai tugas belaka, maka besar kemungkinannya akan mengalami kegagalan. Maka dari itu, sebagai langkah penting pertama untuk memulai proses belajar, harus dapat menemukan AGB (apa gunanya bagiku?) Menanyai diri sendiri, memperdebatkan informasi yang ada, menanyai diri sendiri dengan pertanyaan seperti "Apakah ini benar ? Apakah ini dapat dimengerti?" adalah hal yang esensial dari proses belajar, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjaga fokus perhatian.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar dapat menimbulkan perasaan atau pikiran yang kaya akal tentang belajar, yaitu: (1) Perasaan dan keyakinan diri. Keyakinan diri dapat berhasil dibentuk di otak tengah emosional dengan penggambaran yang jelas., (2) Seperti apa rasanya sukses. Momen pengalaman kesuksesan, keunggulan, kepuasan batin merupakan daya kuat yang dapat dibangkitkan kembali. Kenangan akan momen ini, jika dimunculkan berkali-kali, akan memicu kembali munculnya perasaan kehebatan yang sama di dalam diri. Karena ingatan akan momen itu dan perasaan yang menyertainya tidak bisa dipisahkan. Ingatan ini adalah stimulus-perasaan saat mengalaminya adalah responnya, (3) Peneguhan positif. Peneguhan adalah pernyataan positif yang mengungkapkan apa yang telah dipilih untuk dicapai. Contoh: saya pembelajar yang percaya diri. Peneguhan tidak perlu sudah terjadi, justru waktu untuk menggunakan peneguhan positif adalah ketika sedang mencoba mencapai sesuatu. Pertama, peneguhan menggambarkan diri kita seperti yang diinginkan, lalu ucapkan peneguhan ini dalam hati (atau keras-keras) secara berulang-ulang, (4) Fokus yang tenang. Ada beberapa cara yang akan membantu belajar lebih baik dengan menciptakan fokus yang tenang, antara

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

16  

  

lain: (a) Perhatikan suara batin, (b) Ubahlah posisi, (c) Memaksimalkan oksigen di tubuh, (d) Ganti pikiran negatif dengan peneguhan, (e) Tetapkan dan tuliskan tujuan. Memutuskan untuk mempelajari sesuatu pastilah penting, tapi jauh lebih penting benar-benar mengetahui alasan mengapa mempelajarinya, apa manfaatnya dan tujuannya. Jika telah dipikirkan matang-matang tujuannya dan tidak ragu-ragu, maka tulislah di atas kertas. Maka sasarannya terlihat lebih nyata dan konkrit. 2) Uraikan faktanya

Seseorang harus melibatkan fakta untuk disesuaikan dengan gaya belajar yang disukai. Kebutuhan seseorang untuk melihat, mendengar, atau terlibat langsung secara fisik dalam hal yang sedang dipelajari. Saat mempelajari hal baru, perlu memerlukan sesuatu untuk membuat informasi tersebut lebih dekat dalam ingatan. Apa yang akan dilakukan bergantung pada gaya pembelajaran visual, audiotri atau fisik (kinestetik) atau kombinasi ketiganya yang cocok buat masing-masing orang.

Ada beberapa strategi yang akurat dalam memperoleh informasi agar lebih mudah memahaminya, yaitu : (1) Gagasan Inti. Setiap subyek pasti memiliki gagasan inti (gagasan pokok) masing-masing. Jika seorang siswa telah mengetahui gagasan inti maka hal-hal yang lainnya akan segera dimengerti oleh siswa kemudian siswa bisa menambahkan konsep yang intinya telah dipahami, (2) Membuat sketsa dari hal yang sudah diketahui. Dalam memulai proses belajar perlu membuat beberapa catatan tentang apa yang telah diketahui yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari. Pertama-tama adalah mencatatat apa yang telah diketahui, barulah kemudian mencatat apa saja yang dibutuhkan untuk menemukan lebih banyak informasi yang terkait dengannya., (3) Pecahkan menjadi langkah-langkah kecil. Filosof Cina, Lao Tzu, pernah berkata, "Perjalanan seribu kilometer dimulai dengan satu langkah kecil". Betapa pun menakutkannya suatu tugas yang tampak, dapat dipecahkan dengan rencana sederhana langkah demi langkah. Banyak pelajar yang gagal sebelum memulai belajar karena merasa apa yang sedang dilakukan sangat membebani. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memecah-mecah apa yang sedang dipelajari ke dalam bagian-bagian kecil, (4) Tetap berminat ajukan pertanyaan. Dengan mempertanyakan terus apa yang belum diketahui akan membuat pikiran tetap fokus, dengan mencari dan menemukan jawaban

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

17  

  

dari pertanyaan-pertanyaan yang disusun akan menjaga ketertarikan terhadap subyek yang dipelajari, (5) Belajar Multi Indrawi. Jika sedang mempelajari, hal baru, pada dasarnya itu berarti memasukkan informasi dari luar. Jadi, baik membaca, mendengarkan, menyaksikan, maupun melakukan, semuanya menggunakan indra. Oleh karena itu, salah satu aspek gaya belajar pribadi adalah kesukaan seseorang terhadap belajar visual, auditori, atau fisik (kinestetik). Namun, idealnya anda menfokuskan semua indra ke tugas belajar tersebut. Persentasekan apa yang diingat, jika Membaca 20%, Mendengar 30%, Melihat 40%, Mengucapkan 50%, Melakukan 60%, Membaca, mengucapkan, mendengar dan melakukan 90%, (6) Peta belajar, peta belajar merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Pemetaan belajar merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta belajar sangat bermanfaat untuk memahami materi yang diberikan secara verbal. Peta belajar bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Aturan penting dalam membuat peta belajar adalah hanya menggunakan kata kunci. Kata kunci adalah kata penting yang jika dibaca akan mengingatkan akan gagasan keseluruhan. Itulah kata yang mencakup intisari makna gagasan itu. 3) Apa maknanya

Seseorang perlu menjelajahi hal yang sedang dipelajari. Mengetahui sesuatu dan benar-benar memahami itu berbeda. Saat menjelajahi suatu topik sepenuhnya, maka akan mengubah pengetahuan yang dangkal menjadi pemahaman mendalam. Cara mencapai itu bergantung pada cara unik seseorang dalam menggunakan kecerdasan. Tujuan pembelajaran bukan hanya mengalihkan pengetahuan kepada para siswa, tetapi agar mereka bisa membuat makna bagi diri mereka sendiri, untuk memahami benar-benar subjek tersebut. Mengubah fakta ke dalam makna adalah arena dimana unsur pokok dalam proses belajar. Mengubah fakta menjadi makna adalah arena dimana kedelapan kecerdasan berperan aktif. Setiap jenis kecerdasan adalah sumber daya yang bisa diterapkan ketika mengeksplorasi dan menginterpretasi fakta-fakta dari materi pelajaran.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

18  

  

Adapun beberapa cara-cara yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam membantu para siswa mencari makna, antara lain: (1) Kartu: mintalah para siswa menyiapkan kartu yang meringkas hal-hal penting dari materi yang dipelajari, (2) Urutkan mintalah siswa mengumpulkan materi-materi yang telah dipelajari, lalu urutkanlah dan berilah nomor urut menurut tingkat kepentingannya, (3) Menyebarkan ingatan kelompok bagi siswa menjadi beberapa kelompok yang berisi tiga atau empat orang/kelompok. Berilah setiap kelompok sebagian materi pelajaran hari itu yang diringkas oleh mereka menjadi peta belajar, lalu minta setiap kelompok menampilkan peta belajar di depan kelas. Peta belajar lalu ditutupi, dan seluruh kelompok harus menggambarkannya di luar kepala. Bandingkan, jika ada yang kurang tambahkan. Ulangi sampai peta belajarnya sudah selesai, (4) Buat lagu rap: atau pantun, lagu, irama untuk meringkaskan sebagian atau semua hal yang telah dipelajari, (5) Tukar masalah dan bentuk kelompok. Setiap kelompok memikirkan suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran untuk dipecahkan. Kemudian kartu tersebut ditukarkan antar kelompok. Kelompok baru mencoba mencari pemecahan masalah, (6) Menjelaskan kepada orang lain dan minta para siswa membayangkan mereka pulang ke rumah dan menjelaskan kepada keluarganya materi yang telah didapatnya, (7) Mengacak urutan, jika sedang mempelajari proses mintalah setiap siswa membuat kartu yang bertuliskan satu bagian dari urutan. Lalu memikirkan urutan yang benar dan menjelaskan bagian yang dipegang. 4) Sentakkan ingatan

Seseorang perlu menghafalkan unsur-unsur (kata) kunci dalam ingatan agar sisa pelajaran dapat membanjiri masuk kembali. Sudah jelas bahwa takkan ada pembelajaran tanpa ingatan. Ingatan menjadi bersifat menetap atau sementara, sangat bergantung pada bagaimana kekuatan informasi "didaftarkan" untuk pertama kalinya pada otak. Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan, berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-emosi positif. Semua faktor tersebut membuat ingatan menjadi kuat.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengingat informasi, yaitu (1) Ambil keputusan untuk mengingat. Jika seseorang ingin belajar sesuatu, maka ia harus menentukan pilihan (keputusan) untuk mengingat atau tidak mengingatnya, (2)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

19  

  

Ambil jeda secara teratur. Jika menginginkan menjaga kemampuan ingatan agar tetap tinggi, buatlah banyak awal dan akhir sesi belajar. Banyak orang merasa sulit untuk benar-benar berkonsentrasi lebih dari dua puluh menit sekali waktu. Jadi sering-seringlah berhenti dan ambil istirahat. Tingkat mengingat, Sesi yang panjang sesi dengan 3 jeda, (3) Buat daur ulang. Pengulangan adalah tahap penting dalam menciptakan ingatan jangka panjang. Contoh rencana mengulang yang efektif: (a) Pelajari bahannya, (b) Ulangi bahan setelah satu jam, (c) Ulangi lagi setelah sehari, (d) Ulangi lagi setelah seminggu, (e) Ulangi lagi setelah satu bulan, (f) Ulangi lagi setelah enam bulan. Setiap pengulangan sebaiknya dilakukan sebentar saja, yaitu sekitar tiga hingga empat menit dan hanya mengkaji catatan yang dibuat jangan seluruh buku. Pola pengulangan ini dapat menghasilkan perbaikan mengingat yang sangat pesat. Bahkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa alih-alih melupakan 70% bahan pelajaran setelah 24 jam, maka akan dapat mengingat 80% setelah enam bulan dengan urutan pengulangan sederhana ini. Jadi hanya dengan menyisihkan 20-25 menit akan dapat meningkatkan daya ingat, (4) Ciptakan ingatan multi indrawi. Setiap manusia memiliki ingatan terpisah atas apa yang dilihat, didengar, diucapkan, dan dikerjakan. Karena itu, pengalaman multi indrawi akan memperluas potensi seseorang dalam mengingat. Maka pastikan bahwa ada pengalaman-pengalaman visual (lihat/pandang), auditori (dengar) dan kinestetik (gerak-laku), (5) Gunakan pencintraan untuk mengingat Untuk memperkuat citra dapat dengan menambahkan gerakan hal yang lucu dan aneh akan dapat teringat dengan baik, jadi gunakanlah citra yang kocak dan aneh. Detail dan gerakan adalah kunci menuju citra yang jelas dan karena mudah diingat, (6) Cobalah "konser mengulang" Musik membuat seseorang menjadi relaks dan belajar akan lebih mudah selagi rileks. Musik juga merangsang bagian emosional otak yang memuat unsur penting ingatan jangka panjang. Dengan musik memungkinkan seluruh otak terlibat dalam belajar. Ketika mendengarkan lagu, belahan otak kanan menangkap musiknya dan belahan otak kiri menangani liriknya, (7) Kilasan ingatan. Cara mengingat dengan teknik kilasan ingatan sangat efektif dan sederhana, yaitu: (a) Siapkan catatan dalam bentuk peta belajar atau daftar ringkas, (b) Pelajari dengan cermat selama satu atau dua menit, (c) Kesampingkan catatan tersebut, lalu buat peta belajar berdasarkan ingatan, (d) Bandingkan kedua peta belajar, akan terlihat ada yang terlewat,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

20  

  

(e) Buat peta belajar atau catatan yang ketiga. Lalu bandingkan dengan peta belajar yang pertama, (8) Kartu pengingat. Beberapa subyek cukup ideal bagi kartu-kartu belajar, misalnya rumus-rumus ilmiah atau kata-kata asing. Gunakan kartu-kartu tersebut pada waktu santai untuk mengulang atau menguji diri sendiri. (9) Peta kilasan. Peta kilasan merupakan versi lanjut kartu pengingat. Yang perlu dilakukan hanya mengumpulkan semua peta belajar yang sudah dibuat dalam sebuah ring binder dengan lembar pemisah diantara topik-topik, (10) Ciptakan Mnemonik. Mnemonik merupakan alat bantu ingatan. Salah satu yang paling bermanfaat adalah akronim, (11) Biarkan mengendap dalam semalam Jika mengulang catatan disuatu topik beberapa saat sebelum bersiap tidur, pembelajaran akan memetik manfaat karena otak menggunakan tidur sebagai waktu untuk "mengarsipkan" informasi baru yang terlewat, (12) Memberi nomer hal-hal yang perlu diingat. Jika memberi nomer pokok-pokok, gagasan atau tindakan yang perlu diingat, maka akan secara otomatis akan tahu bila terlupa satu. 5) Ajukan sesuatu yang anda ketahui

Seseorang tidak dapat benar-benar yakin telah memahami yang telah dipelajari sampai ia mengujinya. Seseorang perlu menunjukkan bahwa dirinya tahu. Yang dimaksud menunjukkan disini adalah berusaha membagikan ilmu kepada orang lain. Saat membagikan ilmu kepada orang lain justru akan memperoleh ilmu yang lebih. Untuk mengetahui bahwa seseorang telah paham dengan apa yang dipelajarinya.

Teknik yang bisa dilakukan untuk menguji diri, yaitu: (1) Ujilah diri anda. Jika membuat pengujian diri sebagai bagian proses belajar yang otomatis, maka akan mampu memandang secara realistis kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Kesalahan menjadi umpan balik bermanfaat yang dapat mengukur kemajuan seseorang, memperbaiki bagian-bagian yang masih ragu atau tidak bisa. Kesalahan yang kemudian diperbaiki adalah tanda kemajuan. Kesalahan memberikan kesempatan untuk melihat hal yang perlu diperhatikan. Jadi lebih baik berkonsentrasi pada jenis kesalahan yang telah diperbuat bukan berapa banyak kesalahannya, (2) Terapkan apa yang telah dipelajari. Mempraktikkan apa yang dipelajari kepada teman atau sahabat. Jika seseorang bisa mengajarkan apa yang diketahuinya kepada orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa dirinya telah paham, (3) Gunakanlah. Penelitian menunjukkan bahwa jika suatu gagasan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

21  

  

digunakan dalam 24 jam setelah dilihat atau di dengar, gagasan itu lebih mungkin digunakan secara permanen. Amati orang lain dan catat dengan seksama cara mereka menggunakan keterampilan yang sedang kita pelajari. Penelitian juga menunjukkan bahwa jika belajar lebih dari satu orang akan lebih mampu menggunakan keterampilan ini dalam beragam situasi, (4) Mencari Dukungan. Mencari dukungan dari orang lain, baik orang tua, atau teman belajar. Melalui cara ini akan didapatkan umpan balik langsung tentang ketepatan dan keefektifan cara belajar yang digunakan serta cara mempresentasikannya selain itu juga akan mendapat sudut pandang yang berbeda atas subyek yang dipelajari. 6) Introspeksi

Seseorang perlu merenungkan sebaik apa pembelajaran yang telah dikerjakan. Tujuannya adalah meningkatkan sesuatu yang tidak hanya diketahui, tetapi cara ia belajar yang baik. Dengan demikian, seseorang akan menjadi pembelajar yang semakin lama semakin baik dan dapat belajar lebih baik setiap saat.

Seseorang perlu merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang dipelajari, tetapi juga pada bagaimana mempelajarinya. Dalam langkah ini seseorang meneliti dan menguji cara belajarnya sendiri. Kemudian menyimpulkan teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik untuk diri sendiri. Secara bertahap, seseorang akan dapat mengembangkan suatu pendekatan cara belajar yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya. Langkah terakhir dalam rencana belajar ini adalah berhenti, kemudian merenungkan dan menanyakan pertanyaan berikut pada diri sendiri: bagaimana pembelajaran berlangsung ? Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lebih baik ? dan apa makna pentingnya bagi saya ?

Mengkaji dan merenungkan kembali pengalaman belajar dapat membantu mengubah karang penghalang yang keras menjadi batu pijakan untuk melompat ke depan. Sekali bisa mempelajari kombinasi personal kecerdasan dan cara belajar yang disukai, maka potensi belajar akan terbuka lebar. Pemantauan diri, evaluasi diri dan intropeksi terus menerus adalah karakteristik kunci yang harus dimiliki pembelajar yang punya motivasi diri. Dengan refleksi seseorang akan dapat merenungkan hasil yang telah didapatkannya untuk dijadikan koreksi dan motivasi diri selanjutnya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

22  

  

2.3.2 Prinsip-prinsip Model Pembelajaran “Kuasai”

Pembelajaran model “kuasai” dalam penerapan didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1) Belajar bagaimana belajar (Learning how to learn) dan belajar bagaimana berpikir (learning how to think).

Prioritas utama bagi sebuah lembaga pendidikan pada masa sekarang ini seorang guru dituntut dengan kompetensi pedagogik adalah mengajarkan kepada anak didik bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berpikir. Belajar bagaimana belajar menjadi begitu penting, karena ketika seseorang mempelajari cara belajar, maka orang tersebut tidak hanya bisa menghadapi teknologi baru dan perubahan, akan tetapi juga dapat menyambut baik kedatangannya. Selain itu, belajar bagaimana berpikir secara logis dan kreatif adalah satu hal yang sangat penting jika ingin dapat memecahkan masalah sosial dan personal secara efektif. 2) Belajar harus menyenangkan dan membangun rasa percaya diri.

Menjadikan proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan adalah penting, karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama bagi individu untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses belajar. Maka Colin Rose mengangkat hal ini dalam satu filosofi model “kuasai”. Syarat bagi pembelajaran yang efektif adalah dengan menghadirkan lingkungan "Seperti masa kanak-kanak, yang mendukung dan menggembirakan (bermain). 3) Pengetahuan harus disampaikan dengan pendekatan multi-sensori dan multi-model

dengan menggunakan berbagai bentuk kecerdasan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, peneliti berhadapan dengan siswa yang berbeda-beda jenis kecerdasannya. Ada sebagian siswa yang membutuhkan penggambaran visual dan fisik dari konsep-konsep yang diajarkan, sebagian lainnya memerlukan gagasan-gagasan yang diungkapkan secara verbal. Demikian guru harus siap melibatkan berbagai jenis kecerdasan yang dibawa siswa ke dalam kelas.

Colin Rose membagi gaya belajar menjadi tiga, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Cara yang efektif dalam belajar yaitu menggunakan sebanyak mungkin

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

23  

  

kecerdasan secara praktis. Dengan cara inilah seseorang akan mengalami dan menghayati apa yang tengah dipelajari secara utuh. Guru tidak perlu untuk mengidentifikasi gaya belajar tiap siswa. Namun, guru mampu merancang berbagai macam aktivitas yang menggabungkan sebanyak mungkin jenis kecerdasan, dengan begitu guru membantu siswa secara otomatis mendapatkan lebih banyak dan rangsangan otak dalam proses belajarnya, sekaligus memberinya lebih banyak variasi dan kesenangan, serta mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka. 4) Orang tua dan masyarakat umumnya harus terlibat sepenuhnya dalam pendidikan

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak dalam keluarga, maka memerlukan kerjasama yang baik antara keluarga dan sekolah (pendidik). Menurut Nasih Ulwan (Wardhani,2009:87) harus ada kerjasama antara rumah dan sekolah untuk membentuk kepribadian anak. Kerjasama ini tidak akan berjalan dengan sempurna kecuali dengan dua syarat pokok, yaitu: (1) arahan di rumah dan di sekolah hendaknya tidak bertentangan, (2) hendaknya saling membantu dan kerjasama itu bertujuan untuk menegakkan penyempurnaan dan keseimbangan dalam upaya membina pribadi yang berkualitas. Colin Rose juga berpendapat tentang pentingnya peranan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan anak-anak. Orang tua adalah orang yang paling mengetahui anak-anaknya. 5) Sekolah harus menjadi ajang persiapan yang sebenarnya bagi kehidupan dunia nyata

Dilihat dari segi fungsi sosialnya, maka sekolah mempunyai beberapa fungsi yang harus diperankannya. Fungsi sekolah tersebut antara lain: (1) Mempersiapkan keterampilan dasar, (2) Memberikan keterampilan dasar, (3) Membuka kesempatan memperbaiki nasib, (4) Sekolah menyediakan tenaga pembangunan. Menurut Colin Rose. Sekolah memegang peranan penting untuk mempersiapkan para peserta didiknya dalam menghadapi kehidupan yang akan dijalani. Masa-masa sekolah harus mempersiapkan peserta didiknya untuk tantangan-tantangan yang pasti mereka hadapi ketika keluar dari sekolah, sehingga mendewasakan mereka menuju masyarakat yang membangun bangsa.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

24  

  

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran “Kuasai”

Kelebihan metode pembelajaran “kuasai” adalah sebagai berikut: (1) membantu siswa memotivasi diri untuk sukses dan percaya pada kemampuan sendiri, (2) membantu siswa dalam menangkap ide-ide pokok menyimpulkan, mendefinisikan, merumuskan dan berfikir faktual dari sebuah materi pelajaran sesuai dengan caranya sendiri, (3) meningkatkan daya ingat siswa dengan terbiasa memahami kata kunci dan merefleksikannya, (4) proses belajar mengajar menjadi aktif dan menyenangkan.

Kekurangannya adalah: (1) membutuhkan peneliti yang berdedikasi tinggi terhadap pembelajaran, karena sebelum mengajar harus mempersiapkan resume kata-kata kunci, (2) pembelajaran “kuasai” membutuhkan waktu yang lama dalam menyampaikan materi karena siswa diberi kebebasan merumuskan kateri menurut caranya sendiri dengan kata-kata kunci dan ingatan, (3) proses belajar mengajar mengalami kesulitan apabila siswa belum bisa memahami materi yang telah diajarkan.

Cara mengatasi kelemahan tersebut adalah: (1) peneliti harus mampu menjadi motivator untuk mengembangkan potensi siswanya, (2) peneliti harus memahami materi sebelum mengajar dan menyiapkan resume kata-kata kunci, (3) sebelum memulai pembelajaran diharapkan siswa sudah belajar terlebih dahulu, (4) menambah jam pelajaran agar siswa lebih memahami materi.

2.3.4 Model Pembelajaran “Kuasai” Dalam Mengefektifkan Daya Ingat

Model pembelajaran “kuasai” merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan referensi bagi para pendidik ataupun peserta didik dalam mengefektifkan daya ingat. Model pembelajaran “kuasai” disini merupakan akronim dari enam tahapan pembelajaran, yaitu: (1) kerangka pikiran untuk sukses, (2) uraikan faktanya (3) apa maknanya (4) sentakkan ingatan anda (5) ajukan yang anda ketahui (6) introspeksi. Tahapan-tahapan pembelajaran tersebut dipercaya dapat mengefektifkan cara belajar, sehingga apabila cara belajar seseorang dapat dijalankan oleh dirinya dengan baik, sesuai dengan cara belajarnya, maka kegiatan bukan lagi menjadi sesuatu yang membosankan dan menjadi beban, melainkan belajar akan menjadi kegiatan yang menyenangkan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

25  

  

sehingga informasi-informasi yang telah dipelajari akan dapat diterima dengan mudah oleh otak karena otak merasa tidak terbebani.

Bahasan tentang daya ingat maka perlu diketahui tentang tahapan-tahapan ingatan dalam bekerja, yaitu: (1) Ia mengenali sesuatu, (2) Kesan yang tertinggal di dalamnya, (3) ingatan itu tersimpan dalam kesan, (4) Ingatan itu dapat dipanggil jika telah tersimpan. Tahapan-tahapan ingatan dalam bekerja tersebut sangat penting peranannya dalam proses mengingat.

Tahapan yang pertama yaitu mengenali sesuatu, dalam mengenali sesuatu seseorang membutuhkan bantuan panca indera, panca indera membantu dalam mengenali sesuatu, kenangan yang tertinggal dalam benak atau pikiran. Pada saat seseorang mengenali sesuatu dengan satu atau dua indra yang bekerja bersamaan maka ia akan meninggalkan sebentuk kesan dalam ingatan. Kesan ini tersimpan dalam pikiran dan kita dapat memanggilnya kembali bila dibutuhkan. Seperti misalnya, ketika kita bertemu dengan kenalan baru disebuah pesta, orang tersebut mengenalkan diri. Lalu kita menatap orang tersebut dengan mata kita serta mendengar namanya dengan telinga kita, sehingga kita dapat mengetahuinya karena menggunakan dua indera tersebut. Kesan tentang orang itu tertinggal dalam bentuk ingatan, yang mana tersimpan di dalam pikiran. Inilah bagaimana ingatan bekerja.

Adapun beberapa hal yang biasanya didingat oleh seseorang adalah: (1) Informasi yang membantu kita untuk tetap hidup, (2) Sesuatu yang menarik minat kita, (3) Sesuatu yang berarti bagi kita, (4) Sesuatu yang kita latih, (5) Sesuatu yang kita hubungkan pada pembelajaran terdahulu, (6) Sesuatu yang kita simpan dan kodekan dengan teknik mengingat.

Model pembelajaran “kuasai” disini terdapat beberapa tahapan pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya. Pada masing-masing tahapan tersebut terdapat beberapa metode-metode yang dapat membantu seorang pembelajar atau pendidik dalam menerima informasi dengan mudah dan informasi tersebut dapat diingat untuk jangka waktu yang lama. Adapun beberapa metode tersebut adalah: 1. Kerangka pikiran untuk sukses

Beberapa metode yang dapat diterapkan pada saat tahapan ini adalah:

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

26  

  

a) Fokus yang tenang. Salah satu cara agar dapat menjadi fokus dan tenang adalah memaksimalkan oksigen di dalam tubuh. Diketahui bahwa berat otak hanyalah 1,5 kg, sekitar 2% berat tubuh. Namun otak mengkonsumsi 20% asupan oksigen. Jadi sebelum setiap sesi belajar, pejamkan mata dan napas dalam-dalam selama satu atau dua menit.

Menurut Yusuf (2004:19) para ahli yang telah melakukan penelitian dalam rangka menciptakan cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat. Mereka akhirnya sampai pada tiga cara yang efektif yang bisa membantu dalam berkonsentrasi, dan menjauhkan seseorang dari perangkap lupa yang tidak diinginkan, yaitu: (1) Menarik nafas yang dalam dan panjang pada saat merekam pengetahuan atau informasi dalam ingatan, (2) Relaksasi dengan bantuan nafas yang dalam, (3) Penguatan yang mendalam. Ketiga cara ini merupakan cara yang paling mudah dalam pelaksanaannya, akan tetapi efektifitasnya sangat optimal. Ketiga cara efektif ini dapat dipergunakan secara bersama atau sendiri.

b) Menuliskan dan menetapkan tujuan. Ketika menuliskan tujuan, tulislah diatas kertas, sasaran akan terlihat lebih konkrit dan nyata. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya seseorang akan lebih mudah mengingat sesuatu yang berarti bagi dirinya. Maka dalam menetapkan tujuan hendaknya disesuaikan dengan manfaat bagi dirinya.

2. Uraikan faktanya Beberapa metode yang dapat diterapkan pada langkah yang kedua ini antara lain:

a) Belajar Multi Indrawi. Pengalaman multi-indrawi membantu seseorang membentuk ingatan yang awet. Jadi, jika ingin mengingat, sebaiknya lakukan apapun untuk memastikan adanya pengalaman visual, audition dan fisik dalam pembelajaran,

b) Pecahlah Informasi yang Panjang. Wacana tentang ingatan menunjukkan bahwa seseorang dapat mengingat informasi dalam ingatan jangka pendek. Jadi, inilah cara untuk memaparkan banyak informasi menjadi bentuk yang mudah diingat dengan cara: (1) buatlah catatan dalam bentuk peta belajar, (2) berikan judul setiap peta belajar dengan satu kata (3) Ciptakan akronim yang terdiri atas tujuh huruf atau kurang, yang memungkinkan untuk mengingat semua judul peta belajar.

3. Apa maknanya

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

27  

  

Beberapa metode yang bisa diterapkan pada langkah yang ke tiga antara lain: a) Mencoba mendengarkan lagu. Musik membantu untuk relaks dan belajar lebih mudah

selagi rileks. Musik juga merangsang bagian emosional otak yang memuat unsur penting ingatan jangka panjang. Dan musik memungkinkan seluruh otak terlibat dalam belajar.

b) Memberi nomor pada hal-hal yang perlu diingat. Gagasan sederhana ini sangat bermanfaat. Jika memberi nomor pokokpokok, gagasan, atau tindakan yang perlu diingat, maka secara otomatis akan mengetahui jika ada yang terlupa.

4. Sentakkan ingatan Beberapa metodenya antara lain:

a) Ambil jeda secara teratur. Setelah belajar selama 30 menit, maka perlu mengambil jeda. Jeda ini harus melepaskan seseorang sepenuhnya dari materi yang sedang dipelajari. Tidak perlu lama-lama, sediakan beberapa menit saja. Cobalah minum air putih setiap jeda, tubuh terbentuk lebih dari 70% air, dan segelas air dapat membuat seseorang menjadi awas.

b) Membuat daur ulang. Mengulang adalah tindakan penting yang perlu dilakukan agar ingatan bisa bertahan lama. Coba teknik berikut: (1) pelajari materinya, (2) ulangi materi tersebut setelah satu jam, (3) ulangi lagi setelah satu hari, (4) ulangi lagi setelah seminggu, (5) ulangi lagi setelah satu bulan, (6) ulangi lagi setelah enam bulan. Pola pengulangan ini dapat menghasilkan perbaikan ingatan yang sangat pesat. Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa seseorang melupakan 70% bahan pelajaran setelah 24 jam, akan tetapi seseorang dapat mengingat 80% setelah enam bulan dengan urutan pengulangan sederhana 20-25 menit, seseorang dapat meningkatkan daya ingat tiga kali lipat.

5. Ajukan yang anda ketahui Beberapa metodenya antara lain:

a) Teman belajar. Carilah teman belajar-orang yang juga sedang mempelajari topik yang sedang dipelajari. Bicarakan informasi yang baru dengan rekan belajar. Teman belajar dapat saling mendukung saat menggali topik tersebut.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

28  

  

b) Gunakanlah. Penelitian menunjukkan bahwa jika suatu gagasan digunakan dalam 24 jam setelah dilihat atau didengar, gagasan itu lebih mungkin digunakan secara permanen. Jadi, jika ingin hal yang dipelajari itu lebih lama dalam mengingat, maka gunakanlah sesegera mungkin.

6. Introspeksi Beberapa metodenya antara lain: a) Rencana kemajuan pribadi. Pada rencana ini mengantisipasi kemungkinan munculnya

kesulitan saat menggunakan informasi yang sudah dipelajari. b) Memperluas zona nyaman. Seseorang akan mendapat sesuatu yang luar biasa ketika

dia berusaha untuk keluar dari zona nyamannya. Dan hal tersebut akan menjadi ingatan sepanjang hayat.

Demikianlah beberapa metode dalam model pembelajaran KUASAI yang dapat mengefektifkan daya ingat. Daya ingat merupakan sesuatu yang penting bagi seorang pelajar. Oleh sebab itu banyak sekali orang yang berusaha untuk meningkatkan daya ingat mereka.

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Ika Septi Lusiana (2004) penelitiannya menggambarkan bahwa tindakan pembelajaran realistik yang efektif dapat meningkatkan siswa dalam memahami konsep matematika. hasil belajar siswa dalam memahami operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan metode guided not taking di kelas VII SMP Utama Ciamis. Perubahan tingkah laku setelah dilakukan tindakan tersebut adalah: (1) perhatian siswa mempelajari matematika meningkat, (2) motivasi dan kemampuan siswa dalam mempelajari matematika meningkat, (3) keikutsertaan aktif siswa dalam pembelajaran matematika berkembang, (4) kemandirian siswa belajar matematika menjadi lebih baik. Hal tersebut ditandai dengan ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan peningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus I 65,5% dan siklus II sebesar 75,5%.

Dari penelitian Bima Adi Surtawan (2004) menyimpulkan bahwa gairah siswa untuk mengerjakan soal tentang materi pengukuran semakin meningkat, aktifitas belajar siswa di kelas sangat tinggi, minat siswa untuk belajar matematika bertambah. Hali ini

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

29  

  

dilihat dari keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran, motivasi dan semangat siswa untuk belajar sangat tinggi. Pembelajaran lebih bermakna, siswa yang dulunya pasif setelah diberi tindakan pembelajaran menggunakan metode konstektual menjadi aktif.

Mulyoasih (2007) menyimpulkan bahwa,” setelah dilakukan tindakan kelas dengan model RME (Realistic Mathematics Education): (1) ada peningkatkan perhatian siswa, (2) ada peningkatan keaktifan siswa, (3) ada peningkatan kreatifitas, (4) ada peningkatan kemampuan matematika siswa dalam memecahkan masalah”.

Penelitian yang dilakukan Teguh Suryanto (2005) memberikan hasil antara lain: (1) pembelajaran dengan menggunakan media komputer dapat memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran, (2) model pembelajaran “kuasai” sangat meningkatkan efektifitas siswa dalam memahami materi pengukuran bangun datar.

Penelitian Cristina Wardani (2009) menyimpulkan bahwa, ”mengoptimalkan pembelajaran melalui metode “kuasai” untuk meningkatkan pemahaman konsep pengukuran dalam pembelajaran matematika”. Untuk siswa kelas VII SMP Miftahul Huda Kecamatan Ngadirejo Pacitan. Hal tersebut ditandai dengan ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan peningkatan rata-rata hasil hasil belajar dari siklus I 60,5% dan siklus II sebesar 74,5%.

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian yang mengkaji masalah peningkatan hasil belajar dengan berbagai pendekatan, metode, teknik, kuasai telah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian mengenai peningkatan hasil belajar matematika tentang operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan dapat menjadi masukan atau referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2.5 Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika, penelitian ini akan melihat penggunaan model pembelajaran “kuasai” adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2016. 8. 1. · Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

30  

  

 

Bagan 2.1 Kerangka berpikir PTK

2.6 Hipotesis Tindakan Berdasar dari kerangka pikir, maka dapat diambil hipotesis tindakan sebagai berikut; Melalui penggunaan model pembelajaran “kuasai” dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat pada pelajaran matematika siswa kelas 6 SDN 2 Bulungkulon Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.

Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika meningkat

Guru kurang maksimal dalam pembelajaran masih menggunakan cara konvensional

Hasil belajar matematika masih kurang dari KKM

Siswa pasif dalam menerima pelajaran dan kurang bersemangat

Penerapan pembelajaran menggunakan model “kuasai” 

Kelebihan model pembelajaran “Kuasai” (1) memotovasi siswa untuk sukses dan percaya diri, (2) membantu siswa dalam menangkap ide-ide pokok dengan caranya sendiri, (3) meningkatkan daya ingat siswa dengan terbiasa memahami kata kunci dan merefleksikannya, (4) proses belajar mengajar menjadi aktif dan menyenangkan.

Munurunnya kualitas pembelajaran matematika pada operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat siswa kelas 6 SDN 2 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus semester 1/2012-2013

Hasil belajar matematika tentang operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat meningkat

Siswa dalam mengikuti pelajaram matematika tentang operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat aktif dan senang