sikap & perubahan sikap -...

42
SIKAP & PERUBAHAN SIKAP M.M. Nilam Widyarini

Upload: hatuong

Post on 07-Jul-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SIKAP & PERUBAHAN SIKAP

M.M. Nilam Widyarini

Sifat dan Asal-mula SIKAP:

1. Definisi sikap2. Komponen sikap

3. Dari mana datangnya sikap?4. Sikap eksplisit dan implisit

Definisi

Sikap adalah penilaian (evaluasi)

terhadap objek sikap: orang, objek-

objek, dan ide-ide (gagasan)

Komponen Sikap

Sikap terdiri dari 3 komponen yang secarabersama-sama membentuk penilaian terhadap

objek sikap:

1. AFEKTIF (AFFECTIVE): terdiri dari reaksi emositerhadap objek sikap;

2. KOGNITIF (COGNITIVE): terdiri dari pikirsan-pikiran dan keyakinan-keyakinan terhadap objeksikap;

3. PERILAKU (BEHAVIORAL): terdiri dari tindakanatau perilaku yang nampak terhadap objek sikap.

Dari mana datangnya sikap?

Meskipun sikap terdiri dari 3 komponen, namun

suatu sikap mungkin lebih didasari oleh salah satu

komponen. Jadi, terdapat 3 jenis sikap berdasarkan

komponen utamanya:

COGNITIVELY BASED ATTITUDES

AFFECTIVELY BASED ATTITUDES

BEHAVIORALLY BASED ATTITUDES

Dari mana datangnya sikap?

COGNITIVELY BASED ATTITUDES :

sikap yg terutama didasari keyakinan seseorang

mengenai properti-properti (fakta-fakta yang

relevan) yg ada pada objek sikap

bertujuan mengklasifikasikan plus/minus objek sikap

sedemikian rupa sehingga sso dapat dengan cepat

menyatakan apakah dirinya ingin melakukan

sesuatu terhadap objek sikap itu.

Dari mana datangnya sikap?

AFFECTIVELY BASED ATTITUDES:

sikap yg lebih didasari perasaan dan nilai-nilai

seseorang daripada keyakinannya mengenai sifat-

sifat objek sikap

Terbentuknya melalui 3 kemungkinan:

a. Nilai-nilai (misal: keyakinan moral atau agama)

b. Reaksi atas penginderaan (misal: merasakan

enaknya rasa cokelat sehingga senang coklat)

c. Hasil pengkondisian (clasical conditioning & operant

conditioning)

Dari mana datangnya sikap?

BEHAVIORALLY BASED ATTITUDES:

sikap yang terutama didasari pengamatan

terhadap perilaku seseorang thd objek sikap

Hal ini jarang terjadi, namun dapat terjadi

seseorang kurang mengetahui bagaimana sikapnya

dan baru terbentuk sikap setelah mengamati

perilakunya sendiri terhadap suatu objek sikap (self-

perception theory dari Daryl Bem th1972)

Sikap Eksplisit dan Implisit

Sekali sikap berkembang, dapat berada pada

dua level: implisit maupun eksplisit.

SIKAP EKSPLISIT: sikap yang dimiliki secara sadar, dapat

diungkapkan dengan mudah

SIKAP IMPLISIT: sikap yang tidak disengaja, tak

terkendali, dan tidak disadari. Mendasari stereotip

dan prasangka yang otomatis.

Sikap seseorang pada level eksplisit dapat

berbeda dengan sikapnya pada level implisit.

Misal: secara eksplisit bersikap positif terhadap ras

lain, namun secara implisit bersikap negatif.

Bagaimana Mengubah Sikap?:

1.Cognitive dissonance2. Komunikasi persuasif

3. Emosi dan perubahan sikap

Mengubah Sikap Dengan Cara Mengubah

Perilaku: Cognitive Dissonance Theory

Bila seseorang perilaku tidak konsisten (sesuai) dg sikapnya dan tidak menemukan suatu pembenaran(alasan) eksternal atas perilakunya, maka terjadidisonansi kognitif.

Disonansi kognitif terjadi karena seseorang melakukansesuatu yang mengancam citra (image) dirinya sebagaiorang yang layak, baik hati, dan jujur, khususnya bilatidak ada faktor situasi yang dapat dijadikan alasan.

Saksikan Film : http://www.youtube.com/watch?v=bp39qSdyTc4&feature=related

Bila dalam kondisi disonansi kognitif kita tidak

menemukan situasi eksternal yang dapat menjadi

pembenaran (external justification) atas tindakan

kita, lalu kita berusaha menemukan pembenaran

dari dalam diri sendiri (internal justification).

Caranya, kita berusaha menyatukan sikap dan

perilaku: mulai meyakini apa yang kita katakan.

Terjadi perubahan sikap.

Proses spt itu disebut Counterattitudinal advocacy.

Mengubah Sikap Dengan Cara Mengubah Perilaku:

Cognitive Dissonance Theory (ljtn)...

Counterattitudinal advocacy,yaitu proses seseorang menyatakan

pendapat pada publik dan selanjutnya

meng-counter sikap pribadinya sendiri

(mengubah sesuai dg yg dinyatakan).

Untuk mengubah sikap banyak orang

sekaligus, dapat digunakan komunikasi

persuasif, yaitu komunikasi (misal pidato atau

iklan TV) yang memihak/membela salah satu

sisi dari suatu isu.

Misalnya, kampanye memberantas HIV/AIDS

dengan menyajikan data-data dan gambar-

gambar.

Komunikasi Persuasif

Who (sumber komunikasi): Pembicara yg kredibellebih efektif drpd yang kurang kredibel.

What (ciri-ciri komunikasi): (1) Pesan yang tidakdirancang untuk mempengaruhi lebih efektif untmempersuasi; (2) Pesan dua arah (argumen yang mendukung posisi kita maupun yang berseberangandg posisi kita) lebih efektif dibanding pesan satuarah (hanya agumen yg mendukung posisi kita); (3) Pesan yg disampaikan sebelum atau sesudahdisampaikan st agumentasi yg berbeda (sisi lain) akan lebih efektif.

Efektivitas komunikasi persuasif tergantung “Who

say what to whom” (Riset dari Yale University):

Primacy effect: pesan lbh efektif krn disampaikan

sebelum penyampaian pesan yg berbeda.

Recency effect: pesan lebih efektif krn disampaikan

sesudah penyampaian pesan yg berbeda.

To Whom (ciri-ciri audience): (1) Audience yang

diganggu selama persuasi akan lbh terpersuasi; (2)

Orang yang inteligensinya rendah lebih efektif unt

dipersuasi drpd yg inteligensinya tinggi; orang yang

harga dirinya sedang lbh efektif unt dipersuasi drpd

yang harga dirinya rendah atau tingi; (3) Usia 18-25

sikapnya lebih stabil dan menolak perubahan sikap.

Efektivitas komunikasi persuasif tergantung “Who

say what to whom” (ljtn) ....

1. Jalur utama (centrally): kondisi di mana orang-

orang mengelaborasi, mendengarkan secara

cermat, dan memikirkan argumen dari st pesan

persuasif; terjadi bila sso memiliki kemampuan

dan termotivasi unt mendengar suatu komunikasi.

2. Jalur pinggiran (pheripherally): kondisi di mana

orang-orang tidak mengelaborasi argumen suatu

komunikasi persuasif, tetapi malah terpengaruh

oleh isyarat pheripheral (lamanya komunikasi,

atribut komunikator, dsb).

Komunikasi persuasif menyebabkan perubahan

sikap dalam 2 cara (Elaboration Likelihood Model ):

Emosi dan Perubahan Sikap

Emosi mempengaruhi perubahan sikap dalam

beberapa cara:

Komunikasi yang menakut-nakuti.

Emosi sebagai jalan pintas mental.

Affectively based attitudes yg mengubah sikap

melalui emosi

Emosi dan Perubahan Sikap (ljtn)...

Komunikasi yang menakut-nakuti

Hal ini efektif bila ketakutan timbul dalam tingkat

sedang, dan individu meyakini bahwa menyimak pesan

itu dapat mengajarkan cara mengurangi ketakutannya.

Eksperimen Leventhal dkk (1967) menunjukkan bahwa

subjek perokok mengurangi jml konsumsi rokoknya

paling banyak setelah menonton film yg menakut-nakuti

(ancaman kangker, dsb) dan disusul dg petunjuk

mengurangi konsumsi rokok. Bila hanya menonton film

atau hanya mendapat petunjuk mengurangi konsumsi

rokok, kurang efektif.

Emosi dan Perubahan Sikap (ljtn) ...

Emosi sebagai jalan pintas mental. Emosiberperan sebagai sinyal bagaimana kitamerasakan sesuatu, shg emosi dapat menyebabkanperubahan sikap melalui jalan pintas mental.

Menurut “Heuristic-Systematic Model of Persuation” (Chaiken, 1987), bila orang menanggapi persuasidengan proses peripheral, maka cenderungmenggunakan jalan pintas (heuristic) mental.

“Heuristic-Systematic Model of Persuation” : Perubahansikap yang terjadi melalui proses sistematis mengolahargumen atau menggunakan jalan pintas mental. Misalnya berpikir: “Seorang ahli selalu benar”.

Emosi dan Perubahan Sikap (ljtn) ...

Emosi dan tipe-tipe sikap. Tipe-tipe sikap

(cognitively/affectively/behaviorally based) juga

menentukan efektivitas perubahan sikap.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa untuk

sikap yg berbasis kognitif, perubahan sikap dapat

terjadi melalui argumen (menjelaskan manfaat,

dsb); bila sikap berbasis affective, perubahan

sikap terjadi melalui daya tarik emosional

(menyinggung identitas sosial, dsb).

Menolak Pesan Persuasif:1. Inokulasi sikap

2. Waspada thd penempatan produk3. Menolak tekanan teman sebaya

4. Persuasi mjd bumerang

Inokulasi Sikap

(Attitude Inoculation)

Inokulasi sikap, yaitu pengebalan sikap yang terjadisetelah sebelumnya orang diberi sedikit argmen yang melawan sikapnya, sehingga ketika menghadapiargumen yg melawan sikapnya dengan dosis lebihbanyak mereka sudah kebal. Seperti terbentuknyadaya imun setelah seseorang disuntik vaksin (virus yang lemah).

Penelitian William McGuire (1964) menunjukkan bahwaorang yang telah mengalami inokulasi sikap lebih kecilkemungkinannya mengalami perubahan sikap biladibanding klp kontrol (yang tidak mengalami inokulasisikap). Mengapa? Karena mereka berkesempatanmenilai argumen yg datang belakangan berdasarkanresponnya terhadap argumen lemah sebelumnya.

Waspada thd Penempatan Produk

Pesan persuasi, misalnya iklan, yang ditempatkandisela-sela acara televisi yang sedang berlangsung, membuat orang cenderung mengganti saluran televisiatau tidak menyimak iklan tsb.

Lain halnya bila pesan persuasi menjadi bagian dariskrip acara televisi yang sedang berlangsung, akanlebih diperhatikan oleh penonton.

Anak-anak rentan mengalami perubahan sikap sesuaidengan tayangan TV. Misal, melihat orang dewasamerokok dalam suatu film yg ditonton membuat anakmenyukai rokok. Anak perlu diberitahu supaya lebihwaspada dg upaya mempengaruhi sikap merekamelalui tontonan.

Menolak Tekanan Teman Sebaya

Remaja, rentan mengalami tekanan teman

sebaya.

Penelitian Allen dkk (2003) dan Yamaguchi & Kandel (1984)

menunjukkan bhw prediktor terbaik seorang remaja

menghisap marijuana adalah apakah ia memiliki teman yg

juga menghisap marijuana.

Mengapa? Bukan karena argumen, melainkan krn

nilai-nilai dan kebutuhan emosi. Remaja mengalami

ketakutan akan penolakan dan kebutuhan akan

kebebasan dan otonomi. Teman sebaya merupakan

sumber penerimaan sosial yg penting.

Menolak Tekanan Teman Sebaya (ljtn)...

Bagaimana agar remaja dapat menolak tekananteman sebaya dalam perilaku yg negatif?

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalahmengajarkan pada anak untuk menolak tekanan temansebaya, menggunakan teknik inokulasi sikap (McGuire) namun diperluas dengan persuasi yang lebih afektif.

Misalnya, James (13 th) mengisi waktu luang dg temansebaya, banyak diantaranya merokok. Beberapa org merokok dihadapan James dan menantang James untukmerokok dengan menyebutnya sebagai“pengecut”kalau tidak mau merokok. Bagaimanamenghadapi tekanan seperti ini?

Menolak Tekanan Teman Sebaya (ljtn)...

Beberapa program yang dirancang untukmencegah remaja menjadi perokok menggunakanrole-play menunjukkan hasil: hingga tiga tahunsetelah program tsb remaja yg mengikuti program scr signifikan lebih kecil kemungkinannya merokokdibanding dengan kelompok kontrol (klp yg tdkmengikuti program role play tsb.

Program role play:

Ketika seorang teman memanggil “ayam” karenasubjek tidak merokok, ia diajari menjawab “Aku

lebih dari ayam kalau merokok hanya untuk mengesankan Anda”.

Persuasi Menjadi Bumerang Reactance Theory

Untuk memastikan perilaku tertentu tidak dilakukan,

orangtua atau pihak yang berwenang (dlm

lembaga) seringkali membuat larangan sedemikian

kuatnya dengan mengancam atau menakut-nakuti.

Padahal, semakin keras larangan semakin besar

kemungkinannya menjadi bumerang, karena

meningkatnya keteratrikan pada aktivitas yang

dilarang.

Teori Reaktansi (Reactance Theory)

Menurut reactance theory (Brehm, 1966), orang tidaksenang jika kebebasannya untuk berpikir atauberperilaku terancam (mengalami reaktansi), dan dapatmengurangi reaktansi tsb dg melakukan hal yang dilarang.

Eksperimen Pennebaker & Sanders (1976) ttg laranganmembuat grafiti pd dinding kamarmandi kampus: Pengumuman yg lbh keras berbunyi “Do not write on these walls under any circumstance” dua minggu kemudianjustru dilanggar dg grafiti yg lebih banyak dibandingpengumuman yg lebih lunak “Please don’t write on these wall”

Penelitian lain yg sejenis untuk larangan merokok, mengonsumsi obat terlarang, dsb, juga memberikan hasilyg sama.

Reactance Theory:Gagasan bahwa ketika orang merasa terancam

kebebasannya untuk berperilaku tertentu, muncul

perasaan tidak senang yang dapat membuat

mereka mengurangi rasa tidak senang tsb justru

dengan melakukan perilaku yang dilarang.

Kapan Sikap dapat Memprediksi Perilaku?1. Memprediksi perilaku spontan

2. Memprediksi perilaku konsultatif

Sangat umum bhw para pengusah mengeluarkanbiaya besar untuk iklan produk/jasa. Mengapa? Karena iklan mempengaruhi sikap dan merekaberasumsi bahwa sikap positif thd produk akanlangsung mempengaruhi perilaku membeli (sikapdpt unt meramalkan perilaku).

Kenyataannya, sikap memang dapat meramalkanperilaku, namun hanya dalam kondisi tertentu. Faktor kuncinya adalah mengetahui apakahperilaku yg diprediksi berupa perilaku spontanataukah terencana.

Kapan Sikap dapat Memprediksi Perilaku?

Memprediksi Perilaku Spontan

Bila seseorang bertindak spontan, ia tidak

banyak berpikir tentang apa yang dilakukan.

Sikap akan memprediksi perilaku spontan

hanya bila sikap tsb memiliki asesibilitas yg

tinggi bagi individu (Fazio, 1990, 2000; Fazio

dkk, 2005; Kallgren & Wood, 1986).

Memprediksi Perilaku Spontan (ljtn)...

Asesibilitas sikap yang tinggi lebih memungkinkanuntuk memprediksi perilaku spontan, karena lebihmemungkinkan orang berpikir mengenai sikapnyaketika mereka diminta bertindak.

ASESIBILITAS SIKAP:

Kekuatan asosiasi antara objek sikap dengan evaluasi

individu thd objek tsb, diukur berdasarkan kecepatan

individu untuk melaporkan bagaimana perasaannya

thd objek tsb.

Memprediksi Perilaku yg Konsultatif/

Deliberatif

Dalam berbagai kondisi, perilaku tidaklah spontan

melainkan konsultatif dan direncanakan. Misalnya,

berpikir serius untuk memilih sekolah, memilih

pekerjaan, tujuan wisata. Dalam kondisi tsb

asesibilitas sikap tidak penting.

Teori perilaku yang direncanakan (theory of

planned behavior) dari Ajzen & Fishbein (1980,

2005) menjelaskan bagaimana sikap memprediksi

perilaku yang konsultatif (direncanakan).

Memprediksi Perilaku yg Konsultatif/

Deliberatif (ljtn)...

Menurut teori perilaku yang direncanakan, jika

seseorang memiliki waktu untuk merenungkan

bagaimana dirinya akan

bertindak/berperilaku, maka prediktor

perilakunya adalah niatnya, dan niat tsb

ditentukan oleh tiga hal:

(a) sikapnya terhadap perilaku tertentu

(b) norma subjektifnya

(c) Keyakinan dirinya untuk menampilkan st perilaku

SIKAP

THD PERILAKU

TERTENTU

NORMA

SUBJEKTIF

KEYAKINAN UNTUK

MENGENDALIKAN

PERILAKU

NIAT PERILAKU

Teori Perilaku yang

Direncanakan

(a) Sikap Spesifik (thd perilaku tertentu)

Sikap yang spesifik merupakan prediktor perilakuyang lebih baik

Dua klp wanita dimintai penilaian/sikapnya mengenaiKB. Pertanyaan yg semakin spesifik semakin baik dlmmemprediksi perilaku KB secara aktual (Davidson & Jaccard, 1979).

Sikap yg Diukur Korelasi sikap-perilaku

Sikap thd KB 0.08

Sikap thd pil KB 0.32

Sikap thd penggunaan pil KB 0.53

Sikap thd penggunaan pil KB selama 0.57

2 tahun yad.

(b) Norma subjektif

Selain sikap, norma subjektif juga mempengaruhi

niat seseorang untuk berperilaku tertentu.

Norma subjektif, adalah keyakinan seseorang

tentang bagaimana orang-orang yang mereka

sayangi menilai perilakunya (yang dipersoalkan).

Contoh: Meskipun Ana tidak menyukai musik

klasik, namun karena pacarnya, Tony ingin

menonton konser musik klasik, maka besar

kemungkinan Ana mau menonton juga.

(c) Keyakin diri untuk dapat menampilkan suatu

perilaku (Perceived behavioral control)

Niat seseorang untuk berperilaku tertentu juga

dipengaruhi oleh keyakinan dirinya bahwa

ia dapat dengan mudah menampilkan

perilaku tsb.

Contoh: Seseorang yang merasa mudah untuk

melakukan checkup kesehatan, berhenti merokok,

atau mengerjakan suatu tugas, akan lebih tinggi

niatnya untuk mewujudkan perilaku tsb.

Aronson E, Wilson T.D., & Akert, R.M. (2007).

Social Psychology. Singapore: Pearson Prentice

Hall.

Sumber: