bab ii kajian pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/t1... · 2016-09-16 · pada...

17
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Marsetio Donosepoetro (Trianto, 2010:137) menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahua baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan di sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah. Sementara itu Laksmi Prihantoro dkk (Trianto, 2013:137) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan pada hakikatnya merupakan suatu produk ilmiah yang dihasilkan dari proses ilmiah, sikap ilmiah dan juga dalam pengaplikasiannya yang melahirkan teknolohi yang dapat mempermudah kehidupan manusia.

Upload: doandiep

Post on 27-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Marsetio Donosepoetro (Trianto, 2010:137) “menyatakan bahwa

pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap

ilmiah. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan

pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahua baru. Sebagai

produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan di sekolah

atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi

pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang

dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode

ilmiah”. Sementara itu Laksmi Prihantoro dkk (Trianto, 2013:137) “mengatakan

bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk,

IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep.

Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari

objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai

aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan

bagi kehidupan”.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan pada

hakikatnya merupakan suatu produk ilmiah yang dihasilkan dari proses ilmiah, sikap

ilmiah dan juga dalam pengaplikasiannya yang melahirkan teknolohi yang dapat

mempermudah kehidupan manusia.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

7

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2013:142) mengatakan “bahwa hakikat IPA

mesti tercermin dalam tujuan pendidikan dan metode mengajar yang digunakan”.

Sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan”.

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelejaran IPA harus tercermin dalam metode yang digunakan agar siswa

mendapatkan pengetahuan baik berupa fakta, konsep maupun prinsip secara

sistematis.

Pembelajaran IPA di SD/MI menurut BNSP 2006 bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan

2) keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat

5) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

6) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam

7) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

8

8) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Dari beberapa tujuan yang ada, bahwa peserta didik tidak hanya

dituntut paham tentang alam semesta. Melainkan juga peserta didik haruslah

memiliki sikap ilmiah dan kepribadian yang baik.

2.1.3 Cooperatif learning

Menurut Vygostky dalam (Agus Supriono, 2013:56) “pembelajaran kooperatif

adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran berbasis social”. Sedangkan menurut Anita Lie (Agus Supriono,

2013:56) model “pembelajaran ini didasarkan pada falsafat Homo Homini Socius

yang berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia

adalah mahluk social. Dialog interaktif merupakan kunci dari semua kehidupan

social. Tanpa interaksi social , tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan

kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi

kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi,

dan kehidupan bersama lainnya. Secara umu tanpa interaksi social tidak aka nada

pengetahuan yang disebut Piaget sebagai pengetahuan social”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia pada

hakekatnya adalah mahluk social yang selalu membutuhkan orang lain dalam

kehidupannya. Begitu juga dalam pembelajaran, untuk membangun pengetahuannya

maka dibutuhkan orang lain dengan kata lain pembelajaran yang berkelompok.

Menurut Chaplin (Agus Supriono, 2013:56) “kelompok itu dapat terdiri dari

dua orang saja, tetapi juga dapat terdiri dari banyak orang, Chaplin juga

mengemukakan bahwa anggota kelompok tidak harus berinteraki secara langsung”.

Sedangkan menurut Shaw (Agus Supriono, 2013:57) “satu ciri yang dipunyai oleh

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

9

semua kelompok yaitu anggotanya saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu

dengan lainnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok bisa terdiri

dari dua orang atau lebih dan yang menjadi satu ciri semua kelompok iala adanya

interaksi dan saling mempengaruhi antara setiap anggota kelompok”.

Menurut Roger dan David Johnson (Agus Supriono, 2013:58) untuk mencapai

hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus

diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :

1) Positive interpendence (saling ketergantungan positif).

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).

3) face to face promotive interaction (interaksi promotif).

4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota).

5) Group processing (pemrosesan kelompok).

Sintak model pembelajaran cooperative terdiri dari 6 (enam) fase.

Tabel 2.1

Sintak Pembelajaran Model Cooperative

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goal and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap

belajar.

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize student in to learning

Mengorganisir peserta didik ke dalam

tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta

didik tentang tata cara pembentukan tim

belajar dan membantu kelompok

melakukan transisi yang efisien.

Fase 3: Assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta

didik mengerjakan tugasnya.

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi pembelajaran

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

10

atau kelompok-kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan prestasi individu maupun

kelompok.

2.1.4 Model Pembelajaran The Power of Two

Strategi belajar kekuatan dua kepala (the power of two) termasuk bagian dari

belajar kooperatif yang praktek pelaksanaannya adalah dengan belajar dalam

kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan

pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk

mencapai kompentensi dasar.

Masih menurut Muqowin (2007), “strategi belajar kekuatan berdua (the power

of two) adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan

mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik

daripada satu”.

Langkah-langkah pembelajaran the power of two menurut Muqowin adalah

sebagai berikut:

a) Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang

membutuhkan refleksi dan pikiran.

b) Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.

c) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk siswa ke dalam

pasangan dan meminta mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya

dengan jawaban yang dibuat teman yang lain.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

11

d) Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-

masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu.

e) Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru

membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang

lain.

Menurut Agus Supriono (Agus Supriono, 2013:100) langkah-langkah

pembelajaran the power of two adalah sebagai berikut:

a) Diawali dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang

dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran kritis.

b) Mintalah kapada peserta didik secara perorangan untuk menjawab

pertanyaan yang diterimanya. Setelah semua menyelasikan jawabannya,

mintalah peserta didik untuk mencari psangan.

c) Individu-individu yang berpasangan diwajibkan saling menjelaskan

jawaban masing-masing, kemudian menyusun jawaban baru yang

disepakati bersama. Setelah masing-masing menuliskan jawaban

mereka, mintalah mereka membandingkan jawaban tersebut dengan

jawaban pasangan lain, demikian seterusnya. Berikan waktu yang cukup

agar peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang integrative.

d) Diakhir pelajaran buatlah rumusan-rumusan rangkuman sebagai

jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan

tersebut merupakan konstruksi atas keseluruhan pengetahuan yang telah

dikembangkan selama diskusi.

Dari pendapat para ahli di atas mengenai langkah-langkah pembelajaran the

power of two memiliki beberapa langkah-langkah mulai dari guru memberikan

pertanyaan pada siswa, siswa secara individu diminta untuk menjawab pertanyaan

yang diberikan guru, siswa dibentuk dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

12

dari 2 orang siswa atau berpasang-pasangan, siswa diminta untuk menjelaskan

jawaban masing-masing kepada anggota kelompoknya atau pasangannya, setiap

kelompok diminta untuk membuat jawaban yang disepakati, setiap kelompok

membandingkan jawaban yang diuatnya dengan kelompok lain sampai semua

kelompok sudah membandingkan jawaban kelompoknya dengan jawaban kelompok

lain. Dengan melihat beberapa langkah-langkah pembelajaran the power of two yang

dijelaskan para ahli maka peneliti menyusun langkah-langkah pembelajaran seperti di

bawah ini:

Tabel 2.2

Sintak Pembelajaran Cooperative Learning Tipe The Power OF Two

No. Tahapan Aktivitas Guru

1. Langkah Pertama

Memberikan Pertanyaan

Guru memberikan pertanyaan.

2. Langkah Kedua

Menjawab jawaban

(individu)

Guru memberikan waktu kepada peserta didik

untuk menjawab pertanyaan secara individu.

3. Langkah Ketiga

Pembentukan Kelompok

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang

setiap kelompok terdiri dari 2 siswa atau

berpasang-pasangan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

13

4.

Langkah Keempat

Diskusi Kelompok

a) Guru memberikan waktu kepada setiap

kelompok agar setiap anggota kelompok

menjelaskan kepada anggota kelompok

jawaban yang sudah dibuatnya kepada

teman kelompoknya atau pasangannya.

b) Guru meminta kepada setiap kelompok

untuk membuat jawaban yang disepakati

bersama tentang pertanyaan yang

sebelumnya sudah diberikan guru.

c) Guru meminta kepada setiap kelompok

untuk membandingkan jawaban

kelompoknya dengan jawaban

kelompok lain, begitu seterusnya samapi

semua kelompok selesai

membandingkan jawaban kelompoknya

dengan jawaban kelompok lain

5. Langkah Kelima

Mempresentasikan hasil

diskusi.

Guru meminta beberapa kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas.

6. Langkah Keenam

Membuat rangkuman

Guru membuat rangkuman sebagai jawaban

atas pertanyaan yang telah diajukan dan

rangkuman tersebut merupakan pengembangan

pengetahuan selama diskusi.

Sintak pembelajaran the power of two di atas terdiri dari 6 langkah dalam

proses belajar nantinya:

1. Pertama memberikan pertanyaan, guru memberikan pertanyan kepada

siswa yang mana pertanyaan ini nantinya menjadi bahan diskusi siswa

di dalam kelompok.

2. Kedua membuat jawaban (individu), guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan secara individu.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

14

3. Ketiga pembentukan kelompok, guru membagi siswa kedalam

kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 2 siswa atau berpasang-

pasangan.

4. Keempat diskusi kelompok, guru memberikan waktu kepada setiap

kelompok untuk memjelaskan jawaban yang sebelumnya sudah dibuat

secara individu kepada anggota kelompoknya atau pasangannya,

membuat jawaban yang disepakati dalam kelompok dan

membandingkan jawaban yang sudah dibuat dalam kelompok dengan

jawaban kelompok lain.

5. Kelima mempresentasika hasil diskusi, beberapa kelompok diminta

untuk maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusinya.

6. Keenam membuat rangkuman, guru bersama siswa membuat

rangkuman sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan,

rangkuman tersebut merupakan pengembangan pengetahuan selama

diskusi.

Dari enam langkah pembelajaran IPA dengan penerapan cooperative learning

tipe the power of tersebut kemudian disusun menjadi langkah-langkah pembelajaran

berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Dengan

disusunnya langkah-langkah tersebut diharapkan natinya pembelajaran akan

menimbulkan minat belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dirancang

merupakan pembelajaran berkelompok sehingga hasil belajar nantinya di atas KKM

atau tuntas.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

15

Tabel 2.3

Langkah-Langkah Cooperative Learning tipe The Power Of Two

Berdasarkan Standar Proses

Tahap Kegiatan

Guru Dan Siswa

Pendahuluan 1. Guru memberikan apersepsi.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran the

power of two.

Inti Eksplorasi

1. Guru bertanya jawab dengan peserta didik.

2. Siswa diminta menjawab pertanyaan tersebut secara

individu.

3. Siswa dibentuk kedalam kelompok.

Elaborasi

1. Siswa diminta untuk menjelaskan jawaban yang

sebelumnya sudah dibuat kepada anggota kelompok atau

pasangannya.

2. Setiap kelompok diminta untuk membuat jawaban yang

disepakati.

3. Setiap kelompok diminta untuk membandingkan jawaban

kelompoknya dengan jawaban kelompok lainnya, begitu

seterusnya sampai semua kelompok selesai

membandingkan jawaban kelompoknya dengan

kelompok lainnya.

4. Beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas.

Konfirmasi

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

Penutup 1. Guru dan siswa membuat rangkuman.

2. Guru memberikan salam penutup.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

16

Menurut Irsyadul Albaab pembelajaran The Power Of Two mempunyai

keunggulan dan kelemahan

1) Keunggulan:

a) Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan

informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.

b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan

dengan kata-kata secara verbal dan dengan membandingkan ide-ide

atau gagasan-gagasan orang lain.

c) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan

menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala

kekurangannya.

d) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnya.

e) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.

Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

17

2) Kelemahan:

a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu

memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan

fasilitas alat dan biaya.

c) Saat diskusi kelas terkadan didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan

siswa yang lain menjadi pasif.

2.1.6 Minat belajar

Menurut Muhibbin Syah “Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Hal tersebut serupa dengan

yang dikemukakan Syaiful Bahri yang menyatakan bahwa minat nerupakan

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

aktivitas. Jadi seseorang yang beminat terhadap suatu aktivitas dan bergairah untuk

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang tanpa ada yang

menyuruh”.

Menurut Slameto (2010:180) “minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa keterikatan pada suat hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suat hubungan antara diri sendiri dengan

lingkungan di luar diri. Dalam pengertian lain minat belajar adalah kecenderungan

perhatian dan kesenangan dalam aktivitas, melalui jiwa dan raga untuk menuju

perkembangan manusia seutuhnya, yang mencakup cipta, rasa, karsa, kognitif,

afektif, dan psikomotor lahir batin”.

Berdasarkan pengertian para tokoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa minat

adalah merupakan perasaan senang dan tertarik pada suatu obyek, dan kesenangan itu

lalu cenderung untuk memperhatikan dan akhirnya aktif berkecimpung dalam objek

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

18

tersebut. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikannya

secara konsisten dengan rasa senang.

Dengan memperhatikan pengertian minat belajar tersebut, maka semakin

kuatlah tentang anggapan bahwa minat belajar adalah suatu hal yang abstrak ( tidak

dapat dilihat langsung dengan mata kepala ), namun dengan memperhatikan dari

aktivitas serta hal-hal lain yang dilakukan oleh seseorang minat belajar tersebut bisa

diketahui dengan cara menyimpulkan dan menafsirkannya.

2.1.7 Hakikat Hasil Belajar

Menurut Abdurrahman (Asep Jihad 2013:14) “hasil belajar adalah kemampuan

yang diperolah anak setelah melalui kegiatan”.

Menurut Sudjana (Asep Jihad 2013:15) “hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.

Menurut Hamalik (Asep Jihad 2013:15) “hasil belajar pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasi belajar

merupakan perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran berlangsung yang

berupa keterampilan kognitif, afektif dan psikomotor. Sebelum hasil belajar

ditentukan maka dilaksanakan proses evaluasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (Rusman,

2012:124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak

dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

19

sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima

materi pelajaran.

b) Faktor Psikologis

Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki

kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi

hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ),

perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan

alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di

ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan

sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih

segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya

tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa

kurikulum, sarana dan guru

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian

yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

20

siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di

sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2.2. Penelitian yang Relevan

Optimisme dalam penelitian ini didukung dengan penelitian-penelitian yang

relavan. Penelitian yang relavan dengan penelitian ini diantaranya penelitian yang

dilakukan oleh Nurlaila dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran The Power Of Two Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Pokok

Pembahasan Pesawat Sederhana Kelas V SD Negeri 165732 Tebing Tinggi Tahun

Ajaran 2012/2013”. Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Anjar Mukti Wibowo

dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan Minat Belajar IPS Sejarah Dengan

Menggunakan Startegi Pembelajaran The Power Of Two Pada Siswa Kelas VII B

MTs Negeri Kembangwawit Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dengan penerapan

pembelajaran the power of two dapat mempengaruhi minat belajar dan hasil belajar

siswa karena siswa cenderung senang dengan pembelajaran secara berkelompok.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila penggunaan model

pembelajaran the power of two menyebutkan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. sebelum diterapkan pembelajaran the power of two pada siklus I

terdapat sebanyak 5 orang siswa (20,82%) yang tuntas belajar dan 19 orang siswa

(79,16%) yang belum tuntas belajar sedangkan pada siklus II terdapat sebanyak 20

orang siswa (83,33%) yang tuntas belajar dan sebanyak 4 orang siswa (16,67%) yang

belum tuntas belajar. Jika dibandingkan dengan dari siklus I ketuntasan belajar siswa

pada siklus II semakin meningkat. Dengan melihat pada siklus II terjadi peningkatan

sebesar 62,5% dari siklus I ke siklus II pada penelitian tersebut.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

21

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anjar Mukti Wibowo penggunaan

model the power of two menyebutkan bahwa minat belajar siswa mengalami

peningkatan pada siklus I minat belajar siswa yang mencapai predikat cukup tinggi

presentasenya 46% sedangkan pada siklus II mengalami mengalami peningkatan

dimana 92% siswa mencapai predikat minat sangat tinggi. Dengan melihat

perbandingan antara silus I dan siklus II maka dapat diambil kesimpulan bahwa

Pembelajaran the power of two dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila dan Anjar

Mukti Wibowo yang mana telah menunjukkan keberhasilannya dalam penggunaan

model pembelajaran the power of two. Penulis memilih dua penelitian tersebut karena

relavan untuk penelitian yang berikutnya meskipun dengan tempat yang berbeda.

Penulis juga yakin dan juga optimis bahwa penelitian ini juga akan berhasil untuk

meningkatakan minat belajar dan hasil belajar IPA Kelas V SD Negeri 03 Danyang

Purwodadi Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

2.3 Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 03 Danyang hanya 4 siswa yang memiliki

nilai tuntas dari jumlah siswa yaitu 12 siswa, rendahnya nilai siswa tersebut

dipengaruhi karena kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

yang dilaksanakan guru.

Cooperative learning tipe the power of two ini sama dengan tipe cooperative

learning yang lain yaitu berkelompok. Hal ini tentu saja membuat siswa untuk saling

berdiskusi, hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sebelumnya

sudah dirumuskan oleh guru dan juga meningkatkan kwalitas belajar. Karena pada

hakekatnya guru hanya menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, oleh karena itu

langkah-langkah cooperative learning tipe the power of two dikembangkan untuk

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7739/3/T1... · 2016-09-16 · pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, ... kelangsungan hidup. Tanpa kerja

22

meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 03 Danyang

Purwodadi Grobogan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang dibuat peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Dengan penerapan pembelajaran the power of two diduga dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran

the power of two merupakan pembelajaran yang berkelompok,

diharapakan dengan berkelompok siswa menjadi lebih aktif dan berani

menyampaikan pendapatnya sehingga minat belajar siswa dan hasil

belajar siswa meningkat.

2. Dengan penerapan pembelajaran the power of two dapat meningkatkan

minat balajar dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan

pembelajaran the power of two merupakan pembelajaran yang

berkelompok, diharapakan dengan berkelompok siswa menjadi lebih

aktif dan berani menyampaikan pendapatnya sehingga minat belajar

siswa dan hasil belajar siswa meningkat.