bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian...

13
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Budaya Transkultural Nursing bermanfaat untuk membekalkan perawat agar mampu memberikan minat terhadap perbedaan kultur dan membuat perbedaan tersebut sebagai potensi dan kekuatan pasien dalam mencapai derajat kesehatannya. Budaya atau kebudayaan menurut Taylor(1871) dalam karyanya yang berjudul Primitive Culture, adalah keseluruhan pengetahuan, kesenian, hukum, adat istiadat, kepercayaan dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Selain mengetahui pengertian kebudayaan, juga harus mengetahui unsure-unsur kebudayaan manusia yaitu identitas sosial, peranan relasi, sejarah kebudayaan, budaya material, etnosentrisme, perilaku nonverbal, kesenian, konsep tentang waktu, pola pikir dan aturan- aturan budaya. 2.1.2 Komunikasi Komunikasi secara luas merupakan proses manusiawi yang didalamnya adalah hubungan interpersonal. Komunikasi juga mempunyai pengetian yang luas dan lebih dari wawancara biasa. Tindakan-tindakan

Upload: dothuy

Post on 05-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Budaya

Transkultural Nursing bermanfaat untuk membekalkan perawat agar

mampu memberikan minat terhadap perbedaan kultur dan membuat

perbedaan tersebut sebagai potensi dan kekuatan pasien dalam mencapai

derajat kesehatannya.

Budaya atau kebudayaan menurut Taylor(1871) dalam karyanya

yang berjudul Primitive Culture, adalah keseluruhan pengetahuan,

kesenian, hukum, adat istiadat, kepercayaan dan setiap kemampuan dan

kebiasaan yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anggota suatu

masyarakat. Selain mengetahui pengertian kebudayaan, juga harus

mengetahui unsure-unsur kebudayaan manusia yaitu identitas sosial,

peranan relasi, sejarah kebudayaan, budaya material, etnosentrisme,

perilaku nonverbal, kesenian, konsep tentang waktu, pola pikir dan aturan-

aturan budaya.

2.1.2 Komunikasi

Komunikasi secara luas merupakan proses manusiawi yang

didalamnya adalah hubungan interpersonal. Komunikasi juga mempunyai

pengetian yang luas dan lebih dari wawancara biasa. Tindakan-tindakan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

13

kecil pun bisa mengungkapkan pesan tertentu yang merupakan bentuk

komunikasi (Swanburg, 2003).

Siapa yang mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa,

dengan efek apa, merupakan cara terbaik untuk menerangkan proses

komunikasi adalah untuk menjawab siapa mengatakan apa melalui saluran

apa kepada siapa dengan efek apa (Laswell 1948). Para pakar komunikasi

menganggap model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell

adalah salah satu teori komunikasi yang sudah lama dalam perkembangan

teori komunikasi.

Komunikasi merupakan sarana untuk membina hubungan teraupetik

dalam bidang keperawatan. Komunikasi juga merupakan sarana untuk

membantu orang lain dalam mencapai tingkat kesuksesan dalam tindakan

keperawatan (Fortinash & Holoday-Worret, 2000). Masalah kesehatan dan

masalah penyakit, tidak semata-mata bersumber dari kelalaian individu,

kelalaian keluarga, kelalaian kelompok atau komunitas. Penyakit yang

diderita masyarakat pada umumnya dikarenakan karena ketidaktahuan

serta kesalahpahaman tentang berbagai informasi kesehatan yang mereka

terima.

Komunikasi antar manusia didalamnya terdapat komunikasi

kesehatan yang memiliki fokus kepada bagaimana cara berpikir seseorang

dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan

serta upaya untuk menjaga kesehatannya (Notoamodjo, 2005). Terjadinya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

14

komunikasi yang secara spesifik memiliki hubungan dengan permasalahan

kesehatan dan faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi komunikasi

tersebut adalah merupakan fokus utama dalam komuniaksi kesehatan.

Fokus utama dalam komunikasi kesehatan yaitu komunikasi yang

berlangsung diantara tenaga kesehatan dengan pasien, maupun antara

pasien dan keluarganya.

Komunikasi kesehatan merupakan usaha untuk mempengaruhi

perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik, yang

menggunakan berbagai metode komunikasi yaitu secara komunikasi massa

maupun interpersonal. Diketahui bahwa komunikasi kesehatan merupakan

studi yang mempelajari strategi atau cara untuk menyebarkan informasi

kesehatan yang dipercaya bisa mempengaruhi individu serta komunitas

supaya mampu untuk mengambil keputusan yang tepat terkait pengelolaan

kesehatan (Liliweri, 2008).

Informasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara

interpersonal terutama komunikasi perawat baik dengan keluarga pasien

maupun dengan pasien merupakan jenis komunikasi yang paling sering

digunakan dirumah sakit saat melakukan tindakan keperawatan.

Komunikasi yang lebih akurat dan tepat, serta juga merupakan komunikasi

yang terjadi dalam rangka memecahkan masalah klien merupakan

komunikasi interpersonal (Mundakir, 2006).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

15

2.1.3 Komunikasi Lintas Budaya

Indonesia dikenal dengan Negara yang memiliki 6 pulau terbesar

dengan 35 provinsi didalamnya. Bukan hanya provinsinya saja yang begitu

banyak, akan tetapi beragam kebudayaan dan bahasa juga ditemukan

didalamnya. Indonesia kaya akan ragam bahasa. Ditemukan jumlah bahasa

terus bertambah seiring dengan penelitiaan yang terus dilakukan. Indonesia

memiliki sedikitnya 442 bahasa yang dikemukakan pada saat Kongres

Bahasa ke-9 pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2012 dilakukan

penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel 70 lokasi di wilayah

Papua dan Maluku. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan penambahan

yang signifikan yaitu jumlah bahasa dan sub-bahasa di seluruh Indonesia

mencapai 546 bahasa (Frank.H. Jurnal Indonesia Kaya. 2015).

Liliweri (2003) mengatakan bahwa sebagai bagian dari tuntutan

globalisasi yang semakin tidak terkendali seperti saat ini, sehingga

membuat kita melakukan sebuah interaksi lintas kelompok, lintas budaya,

serta lintas sektoral. Bukan hanya hal tersebut akan tetapi banyak

perubahan yang semakin deras dan menjadi bukti nyata bahwa semua

orang harus mengerti karakter komunikasi antar budaya secara mendalam.

Saat sekelompok orang dengan latar belakang budaya yang

berbeda melakukan interaksi maka terjadilah komunikasi antar budaya. Hal

ini sangat jarang berjalan dengan lancar, karena kebanyakan situasi mereka

yang melakukan interaksi antar budaya tidak menggunakan bahasa yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

16

sama, namun bahasa tetap bisa dipelajari. Terjadi masalah komunikasi

yang lebih besar dalam area baik nonverbal maupun verbal. Pada

komunikasi nonverbal sangatlah rumit, dan kebanyakan merupakan proses

yang spontan. Kebanyakan orang sering tidak sadar akan sebagian besar

perilaku nonverbal mereka, yang dilakukan tanpa berpikir dan spontan serta

tidak sadar (Samovar & Porter, 1994). Sebagian besar kita sering tidak

menyadari akan sikap dan tindakan kita sendiri, sehingga sulit untuk

menguasai perilaku verbal maupun nonverbal dalam budaya lain. Sering

kita merasa terganggu dalam budaya orang lain, dikarenakan kita sering

merasa bahwa ada yang salah dengan kebudayaan tersebut. Pada perilaku

nonverlab jarang untuk menjadi sesuatu yang disadari, sehingga kita sulit

untuk mengetahui pasti mengapa kita sering merasa tidak nyaman.

Komunikasi antar budaya menjadi sangat penting dikarenakan

interaksi sosial dalam kehidupan keseharian kita adalah sesuatu yang tidak

dapat ditolak. Saat melakukan percakapan, antara dua orang biasanya 35%

percakapan yaitu komunikasi verbal sedangkan 65% lainnya merupakan

komunikasi nonverbal (Birdehistell, 1969).

Akan tetapi studi sistematis tentang komunikasi nonverbal telah

lama diabaikan. Hal ini dikarenakan adanya semacam praduga tidak

beralasan tentang bidang tersebut. Contohnya kebanyakan program bahasa

asing seringkali mengabaikan perilaku komunikasi nonverbal. Akan tetapi

pada kenyataan yang ada hanya sedikit saja komunikasi nonverbal memiliki

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

17

makna yang universal seperti menangis, tersenyum, tertawa dan tanda

marah. Oleh sebab itu orang sering beranggapan sendiri bahwa bila mereka

berada dalam suatu kebudayaan yang berbeda dari mereka dan mereka

juga tidak mengerti bahasa yang digunakan, mereka berpikir bisa tertolong

dengan cukup mengetahui gerakan-gerakan manual. Akan tetapi karena

setiap manusia memiliki perbedaan pengalaman hidup dalam kebudayaan

yang berbeda, orang tersebut akan menyatakan secara berbeda pula

simbol-simbol dan tanda-tanda yang sama(Bennet 1998).

Studi tentang komunikasi dan kebudayaan juga berfokus pada pola-

pola tindakaan, bagaiamana makna dan pola-pola tersebut diartikan

kedalam masyarakat, bagaiamana menjaga makna, kelompok politik,

proses pendidikan, dan juga lingkungan teknologi yang melibatkan manusia

untuk berinteraksi (Liliweri, 2004).

Rahardjo (2005) mengatakan, tidak seperti studi-studi komunikasi

lain, dikarenakan tingkat perbedaan yang relatif tinggi pada latar belakang

pihak-pihak yang berkomunikasi karena adanya perbedaan cultural maka

komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting sehingga hal

tersebut menjadi perbedaan dengan kajian ilmu yang lainnya. Selanjutnya

pendapat Kim yang dikemukakan dalam Rahardjo ialah asumsi yang

mendasari komuniksi antar budaya antaralain dikarenakan setiap individu

yang memiliki budaya yang sama biasanya berbagi kesamaan-kesamaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

18

dalam keseluruhan latar belakang pengalaman mereka daripada orang-

orang yang berasal dari budaya yang berbeda.

Martin & Thomas (2007) dalam bukunya Intercultural

Communication in Context memiliki 2 komponen kompetensi yaitu

komponen individu yang terdiri dari: motivasi, sikap, perilaku dan

pengetahuan, serta kemampuan. Termasuk komponen kontekstual

antaralain melihat konteks-konteks yang dapat mempengaruhi komunikasi

antar budaya sebagai contoh, konteks historis, konteks hubungan, konteks

budaya maupun konteks lainnya seperti gender, ras, dan sebagainya

(Martin & Thomas, 2007).

Pengetahuan perawat tentang keperawatan transkultural merupakan

acuan dasar tehadap terlaksana implementasi pelayanan keperawatan dan

terkait erat dengan dimensi teori dasar keperawatan (Potter & Perry 1993).

Keberhasilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat

bergantung pada kemampuannya mencerna berbagai ilmu dan

mengaplikasikannya ke dalam bentuk asuhan keperawatan yang sesuai

latar belakang budaya pasien (Rew & Boyle, 1995).

Terlaksananya asuhan keperawatan transkultural ditentukan oleh

pengetahuan perawat tentang teori transkultural, karena pemahaman yang

dimiliki tersebut akan mengklarifikasi fenomena, mengarahkan dan

menjawab fenomena yang dijumpai pada diri pasien dan keluarganya ketika

memberikan asuhan keperawatan (Farldan & Leininger 2002).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

19

2.1.4 Cultural Adaptation

Manusia sejak kecil diajarkan mengenai seluk beluk kelompoknya,

juga diajarkan untuk membedakan kelompoknya dengan kelompok yang

lain. Tujuannya sendiri yaitu untuk mengetahui bahwa dirinya sebagai

bagian dari satu kelompok yang disebut ingroup dan membedakan dengan

outgroup.

Masa adaptasi budaya merupakan sebuah alkulturasi budaya.

Memahami aulkulturasi adalah untuk menemukan hubungan interpersonal,

efek dari kontak budaya, dan bagaimana proses penyesuaian diri

seseorang terhadap budaya baru. Adaptasi budaya yang dialami oleh

sebagian besar manusia seringkali dalam bentuk gegar budaya. Penekanan

pada terjadinya gegar budaya lebih bermakna negatif. Meskipun dikatakan

bahwa proses tersebut merupakan fase awal ketika seseorang melakukan

adaptasi dengan budaya lain. Bermakna negatif karena gegar budaya

dipahami sebagai bentuk ketidaksiapan seseorang memasuki budaya baru.

Padahal ketika seseorang memiliki kesadaran dan keinginan

memasuki budaya baru, berarti sudah melakukan persiapan yang matang

dan membekali dirinya dengan informasi-informasi yang mungkin akan

diperlukan. Akan menjadi hal berbeda ketika seseorang memasuki suatu

budaya baru dengan keterpaksaan, maka akan menimbulkan penolakan

dan rasa curiga terhadapkebiasaan, pola pikir dari budaya baru tersebut.

Sehingga menimbulkan kecemasan komunikasi yang mungkin akan muncul

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

20

diawal-awal proses adaptasi saat memasuki budaya baru adalah hal yang

wajar (Kim 1995).

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Jirwa, Gerrish, Emami dengan judul

penelitian student nurses experiences of communication in cross-cultural

care encounters. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi

pengalaman mahasiswa keperawatan dalam komunikasi keperawatan lintas

budaya. Dengan menggunakan metode penelitian wawancara semi

terstruktur yang dilakukan dengan sebuah sampel purposive dari 10

mahasiswa tingkat akhir dari salah satu universitas di Swedia. 5 peserta dari

negara Swedia dan 5 lainnya berlatar belakang imigran. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini adalah empat hal yang diidentifikasikan dari

konseptualisasi pertemuan mahasiswa keperawatan dalam komunikasi

keperawatan lintas budaya adalah mahasiswa kesulitan dalam

berkomunikasi, strategi komunikasi dan faktor yang mempengaruhi

komunikasi.

Hoye & Severrinson dengan judul penelitian professional and cultural

conflicts for intensive care nurses. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui konflik yang dapat timbul dalam pengaturan perawatan kritis

akibat berbeda nilai-nilai budaya dan professional. Metode yang digunakan

adalah wawancara. Enam belas perawat perawatan kritis mengambil bagian

dalam wawancara kelompok fokus multistage, yang dilakukan dari oktober

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

21

2005-juni 2006. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perawat perlu

bernegoisasi dengan anggota keluarga yang berbeda budaya, mengenai

permasalahan cara bicara. Dalam pertemuan mereka dengan keluarga,

mereka harus mampu membangun atau menyeimbangkan antara

etnosentrisme dan kepekaan budaya, yang implikasinya untuk praktek

adalah guna meningkatkan kompetensi perawat dalam penilaian

keanekaragaman.

Penelitian yang dilakukan oleh Matteliano dan Street (2011) dengan

judul penelitian Nurse practitioners’ contributions to cultural competence in

primary care settings dalah dengan melakukan wawancara dan observasi di

tiga pusat kesehatan primer terletak di lingkungan dalam kota di kota mid-

size Amerika Serikat timur laut. Menyatakan berbagai perspektif umum

profesional kesehatan yang dilaporkan pada kompetensi budaya adalah

komunitas khas dari pasien, termasuk motivasi altruistik, promosi, dan

mengatasi akar penyebab sementara memperlakukan pasien yang berbeda.

Apa yang membuat Nurse Provider membedakan antara pekerja di bidang

kesehatan dalam penelitian ini adalah kejelasan kompetensi budaya yang

mereka gunakan untuk mendekati pasien maupun dalam tim kesehatan

untuk menciptakan kemitraan peka budaya dengan pasien, yang didorong

dengan bantuan mandiri agar praktek yang diberikan dapat memuaskan

pasien. Mereka juga mengembangkan celah di multidisiplin tim yang

menekankan pendekatan holistik untuk membangun kepercayaan dan untuk

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

22

melampaui batas-batas budaya, baik dengan profesional kesehatan lainnya

dan kepada pasien.

Developing cultural sensitivity: nursing students’ experiences of a

study abroad programme merupakan penelitian yang dilakukan oleh

Ruddock & Turner.Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah

kehadiran pengalaman belajar internasional dan mendorong bagian dari

program pendidikan keperawatan, budaya. Metode yang digunakan adalah

pendekatan fenomenologis hermeneutik Gadamerian diadopsi. Data

dikumpulkan pada tahun 2004 dengan menggunakan wawancara

mendalam percakapan dan dianalisis menggunakan metode Turner. Hasil

yang diperoleh adalah mengembangkan sensitivitas budaya merupakan

interaksi yang rumit antara merasa nyaman yang tumbuh pribadi dengan

pengalaman membuat transisi dari satu budaya yang lain, membuat

penyesuaian untuk perbedaan budaya. Pusat untuk proses ini adalah

pengalaman siswa belajar dalam lingkungan yang tidak diketahui,

pengalaman stres dan variasi derajat kejutan budaya, dan mengambil

keputusan tentang menerima budaya. Hal ini menyebabkan wawasan

semua yang sensitif terhadap budaya yang berbeda diperlukan untuk

terbuka dengan dinamika. Kenali struktur sosial dan politik dan integrasi

orang lain keyakinan tentang kesehatan dan penyakit.

Cultural Adaptation of a Survey to Assess MedicalProviders’

Knowledge of and Attitudes towards HIV/ AIDS in Albania penelitianini

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

23

dilakukan oleh Morrison, Rashidi, Banushi, Barbhaiya, Gashi, Sarnquist,

Maldonado, dan Harxhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

adaptasi kultural untuk menilai pengetahuan dan sikap pemasok alat medis

terhadap HIV / AIDS di Albania. Metode yang digunakan adalah

menggunakan pendekatan multi-faceted dengan menjelajahi dokter praktek,

terhadap informed consent dari pasien dan pribadi / pihak ketiga yang di

diskriminasi pasien dengan HIV/AIDS. Hasil yang diperoleh adalah Survei

ini memiliki tiga bagian utama, 1) demografi, 2) pengetahuan tentang HIV /

AIDS, dan 3) sikap / diskriminasi terhadap HIV / AIDS.

Cultural Competency Among Nurses with Undergraduate and

Graduate Degrees: Implications for Nursing Education merupakan penelitian

yang dilakukan oleh Mareno and Hart. Tujuan penelitian ini untuk

membandingkan tingkat kesadaran budaya, pengetahuan, keterampilan,

dan kenyamanan perawat sarjana dengan pascasarjana dan cara ketika

menghadapi pasien dari populasi yang beragam. Metode yang digunakan

adalah prospektif, cross-sectional, desain penelitian deskriptif. Dua ribu

survei dikirim ke perawat dalam negara tenggara; 365 perawat

berpartisipasi. Hasil yang diperoleh perawat dengan gelar sarjana mencetak

skor lebih rendah dari perawat gelar pasca sarjana dalam pengetahuan

budaya. Skor pada budaya kesadaran, keterampilan dan kenyamanan

dengan pertemuan pasien yang sama dan tidak berbeda antara kelompok.

Kedua kelompok perawat melaporkan sedikit pelatihan keragaman budaya

di tempat kerja.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11822/2/T1_462012020_BAB II... · perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat dengan baik,

24

2.1.6 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimulai dari

daerah yang berbeda yaitu penelitian ini dilakukan di Kota Ambon yang

merupakan Ibu Kota dari Provinsi Maluku, yang seperti diketahui bahwa

Maluku dikenal dengan masyarakat yang bertempramen keras. Penelitian

ini juga merupakan penelitian dengan topic yang berbeda yaitu untuk

menggambarkan bagaimana komunikasi lintas budaya perawat yang terjadi

di sebuah Rumah sakit di Kota Ambon dengan jumlah responden yaitu 3

orang perawat lintas budaya yang bukan berasal dari daerah Maluku.

2.1.7 Kerangka Konseptual

Perawat yang bukan berasal dari Maluku

2.1.7.1. Gambar Kerangka Konseptual

Keterangan:

: Yang Diteliti

-Gambaran komunikasi

lintas budaya yang terjadi

di rumah sakit.

-Strategi perawat untuk

mengatasi komunikasi

lintas budaya dalam

praktek keperawatan.

Bentuk-bentuk

komunikasi :

-Komunikasi Verbal

-Komunikasi

nonverbal

Hambatan komunikasi

lintas budaya.

Proses adaptasi

Strategi perawat dalam

menghadap hambatan

komunikasi lintas budaya