bab ii kajian pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/t1_292009075_bab ii.pdf ·...

21
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Matematika dan pembelajarannya Antonius Cahya (2006: 18) mengemukakan bahwa “Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan”. Wahyudi dan Inawati (2009:5) mengemukakan bahwa “Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka- angka atau simbol.” Matematika Sekolah Dasar digunakan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan efektif. Menurut Depdiknas (2004) matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan menengah. Berarti matematika SD adalah matematika yang diajarkan di tingkat SD, matematika SMP adalah matematika yang diajarkan di tingkat SMP, dan matematika SMA adalah matematika yang diajarkan di tingkat SMA. Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses mengajar belajar untuk mencapai tujuan sekolah. Depdiknas (2004) tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut: a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkambang, melalui latihan

Upload: nguyenthuan

Post on 20-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

9

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1.Hakekat Matematika dan pembelajarannya

Antonius Cahya (2006: 18) mengemukakan bahwa “Matematika

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan

penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah

melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi

melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan”.

Wahyudi dan Inawati (2009:5) mengemukakan bahwa “Matematika

merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui

melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-

angka atau simbol.” Matematika Sekolah Dasar digunakan untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

dan efektif.

Menurut Depdiknas (2004) matematika sekolah adalah matematika

yang diajarkan di pendidikan dasar dan menengah. Berarti matematika SD

adalah matematika yang diajarkan di tingkat SD, matematika SMP adalah

matematika yang diajarkan di tingkat SMP, dan matematika SMA adalah

matematika yang diajarkan di tingkat SMA.

Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah adalah

sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar

abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses

mengajar belajar untuk mencapai tujuan sekolah.

Depdiknas (2004) tujuan umum diberikannya matematika di jenjang

pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di

dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkambang, melalui latihan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

10

bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif

dan efisien.

b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari., dan dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah memberi tekanan pada penataan

nalar dan pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada

keterampilan dan penerapan matematika.

Depdiknas (2004) tujuan pengajaran matematika di Sekolah Dasar

sebagai berikut:

a) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

(menggunakan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari).

b) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui

kegiatan matematika.

c) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar

lebih lanjut di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

d) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa Sekolah

Dasar setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan

memiliki sikap kritis, jujur, cermat, cara berpikir logis dan rasional dalam

menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan

matematika dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan

matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika

lebih lanjut dan dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.

Pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa matematika Sekolah

Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang masing-masing

terbentuk melalui pola penalaran secara deduktif dengan logika matematika

sebagai alat penalarannya dalam mengkomunikasikan suatu proses

perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

11

Pembelajaran matematika hakikatnya adalah suatu proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

memungkinkan peserta didik melaksanakan pembelajaran, dan proses

tersebut berpusat pada guru mengajar. Pembelajaran matematika harus

memberikan peluang kepada peserta didik untuk berusaha dan mencari

pengalaman tentang matematika. Menurut Aisyah (Wahyudi dan

Kriswandani, 2007:47) menyimpulkan bahwa “Pembelajaran matematika

adalah pembelajaran berpusat pada kegiatan peserta didik belajar dan bukan

berpusat pada kegiatan guru mengajar”. Pembelajaran matematika

sebaiknya terdapat pendekatan yang sesuai dengan pemahaman karakteristik

matematika dalam mengembangkan kemampuan berpikir matematis.

Adam dan Hamm (Wijaya, 2012: 15) berpendapat “Pembelajaran

matematika seharusnya mempunyai peranan pengajaran yang dapat

membantu para guru untuk memberikan materi pada peserta didik secara

proporsional sesuai dengan tujuan.” Pemilihan pembelajaran yang sesuai

dengan fungsi yang ada pada pelajaran matematika.

Brunner mengatakan belajar matematika adalah belajar tentang

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam

materi-materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep-

konsep dan struktur-struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah

mengingat matematika itu,bila yang dipelajari merupakan pola yang

terstruktur.”

Pemilihan pembelajaran matematika yang tepat dapat membuat

peserta didik membangunan suatu sistem yang bermakna dalam

pembelajaran, pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman

interaksi sosial dengan teman sebaya, berani berargumentasi melalui

percakapan dalam kelompok kerja dengan adanya suatu pembelajaran yang

mampu mengembangkan kemampuan bernalar, bereksplorasi, dan

mengkonfirmasikan hasil dari pembelajaran apabila dalam pembelajaran

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

12

matematika guru dapat menyampaikan materi secara proposional sesuai

dengan tujuan matematika.

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar

meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) bilangan, (2) geometri, (3)

pengolahan data (Depdiknas, 2006). Cakupan bilangan antara lain bilangan

dan angka, perhitungan dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun

dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan simetri, lokasi dan susunan

berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan

perbandingan kuantitas suaru obyek, penggunaan satuan ukuran dan

pengukuran.

2.1.2. Metode Inkuiri

Dengan metode Inkuiri, siswa dihadapkan kepada situasi untuk

menyelidiki secara bebas, menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan

mencoba-coba (trial and error)”. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan

yang membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan

yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan

yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang

kreatifitas siswa dan membantu mereka dalam menemukan pengetahuan

yang baru tersebut. Metode ini memerlukan waktu yang relatif banyak

dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya

sebanding dengan waktu yang digunakan.

Uzer Usman (2003:124) mendefinisikan metode pembelajaran inkuiri

adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang

bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah) dengan

menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan. Sedangkan

Sura (dalam Oemar Hamalik, 2001:219) metode inkuiri atau penemuan

adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau

prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya”.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

13

Metode inkuiri adalah metode mengajar yang berusaha meletakkan

dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah (Sujana,2005:154).

Sedangkan Menurut Sumantri M. Dan Johar Permana (2000:142) adalah

cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode

Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-

informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena

Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk

penemua suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan

guru.

Metode inkuiri dalam penelitian ini berupaya menanamkan dasar-

dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran

ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang

belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah

sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah

yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun

dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh

siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi

siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan

guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam

pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).

Gulo (Trianto, 2010: 166) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri

berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,

kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri.

Dalam praktek pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah

menggunakan pendekatan konstruktivistik, dimana setiap siswa sebagai

subjek belajar dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru

berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

14

dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan

demikian, dalam proses belajar siswa telah membawa pengertian dan

pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi,

dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar.

Sehingga siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara

bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan. Bahkan dapat dikatakan

bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini, peserta belajar

diperbolehkan untuk berbuat salah, dalam arti salah memahami konsep

secara individual. Selanjutnya guru harus meluruskan konsep yang paling

benar. Apabila semua siswa dibebaskan untuk berpendapat sekalipun belum

tepat, pasti angka partisipasi dalam pembelajaran akan meningkat secara

signifikan. Jadi metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan

cara siswa mencari dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru.

2.1.2.1. Komponen Utama Metode Inkuiri

Walaupun dalam prakteknya aplikasi metode pembelajaran inkuiri

sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun

dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5

komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement,

Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of

Resources.

1. Question.

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan

pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman

siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya,

yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan

dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan

inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk

menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa

dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis,

dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

15

misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau

dikonstruksi.

2. Student Engangement.

Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu

keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa

bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian

atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan

dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam

melakukan sebuah investigasi.

3. Cooperative Interaction.

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau

dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini,

siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang

diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja

semua jawaban benar.

4. Performance Evaluation.

Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk

membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya

mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini

dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.

Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

5. Variety of Resources.

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,

misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara

dengan ahli, dan lain sebagainya.

2.1.2.2. Prinsip-prinsip Metode Inkuiri

Dalam pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas,

ada beberpa prinsip-prinsip yang perlu menjadi fokus perhatian bagi

seorang guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

16

pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri diharapkan dapat

terlaksana dengan maksimal sesuai dengan apa yaang telah direncanakan.

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru

dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu :

1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode ini selain berorientasi

kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu

kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan

metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat

menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktifitas

mencari dan menemukan sesuatu.

2. Interaksi

Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa

maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa

dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti

menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan

agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui

interaksi mereka.

3. Bertanya

Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang

menggunakan metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan

memberikan pertanyaan kepada siswa akan melatih kemampuan

berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam

setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak

maupun bertanya untuk menguji kemampuan.

4. Belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi

belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak

kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

17

5. Keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang

menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus

dibuktikan kebenarannya. Dalam metode inkuiri, tugas guru adalah

menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan

kebenaran hipotesis yang diajukan.

2.1.2.3. Langkah - langkah Metode Inkuiri

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan metode inkuiri

sebagai berikut:

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau

iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan

mengajak untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode

inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktifitas

menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang

disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir

dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah

yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh

pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan

mental melalui proses berpikir.

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan

permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat

dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

18

memberikan hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan

yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban

sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri siswa

akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta

keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang

mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang

rasional dan logis.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan

mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam

metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang

sangat penting dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas

dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari

informasi yang dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji

hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang

diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam

pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang

hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapaikan kesimpulan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

19

yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data

mana yang relevan.

Langkah yang digunakan dalam metode inkuiri dimulai dengan

mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan beberapa

informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan

bahan yang ada siswa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat

menemukan prinsip umum. Seberapa jauh guru dalam membimbing

siswa tergantung pada kemampuan siswaa dan materi yang dipelajari.

Metode inkuiri memberi kesempatan siswa menyelidiki dan menarik

kesimpulan.

2.1.2.4. Kelebihan Metode Inkuiri

1) Metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor, secara seimbang sehingga

pembelajaran akan lebih bermakna.

2) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar meraka.

3) Metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

modern yang menganggap belajar adalah proses perudahan tingkah

laku berkat adanya perubahan.

4) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas

rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang

bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

5) Pengajaran berpusat pada diri pembelajar.

6) Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep

dan prinsip, tetapi hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga

mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri,

tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.

7) Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri).

8) Dapat memberi waktu kepada pembelajar untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

20

9) Dapat menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional

yang bersifat membosankan.

2.1.2.5. Hubungan Metode Pembelajaran Inkuiri dengan Motivasi dan Hasil

Belajar Matematika

Dengan metode pembelajaran inkuiri, siswa dihadapkan kepada

situasi untuk menyelidiki secara bebas dan menarik kesimpulan. Terkaan,

intuisi, dan mencoba-coba (trial and error)”. Guru bertindak sebagai

penunjuk jalan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan

keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk

mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat

oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka

dalam menemukan pengetahuan yang baru tersebut. Sehingga nantinya

akan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Metode ini

memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan

tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang

digunakan.

Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa

dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkonstruksi

sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Metode ini bisa dilakukan baik

secara perseorangan maupun kelompok. Beberapa materi seperti

menemukan rumus luas lingkaran, dalil phytagoras, volume tabung, dan

sebagainya sangat terbantu dalam menanamkan konsep matematika.

Dengan metode Inkuiri guru bisa meminimalisir bentuk-bentuk

pengumuman saja dari rumus tersebut, tetapi lebih pada upaya siswa

yang diarahkan menemukan konsep itu dibawah bimbingan guru.

2.1.3.Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dua kata yang mempunyai makna yang

berbeda, namun kedua kata tersebut saling berhubungan dan dapat

membentuk satu arti kata. Oleh karena itu lebih jelasnya disini akan

dijelaskan mengenai pengertian dua kata tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

21

Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang

artinya alasan, daya batin atau dorongan. Sedangkan secara etimologi

motivasi berasal dari kata motif. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat

diartikan sebagai kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif,

maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu

dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di

dalam diri seseorang (Sardiman, 2006:75).

Clifford T. Morgan dalam Wasty Soemanto (2001:206)

memberikan pengertian bahwa motivasi itu adalah sesuatu yang

berhubungan dengan tiga hal yang mana ketiga hal tersebut itu merupakan

aspek dari motivasi itu sendiri, dan ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang

mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong

oleh keadaan tersebut (motivated behavor) serta tujuan dari tingkah laku

(goals orend of such behavior).

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat

nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman, 2007:45). Sedangkan

Handoko (2002:9) mengartikan motivasi sebagai suatu tenaga, atau faktor

yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan

mengorganisasikan tingkah lakunya.

Kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar disebut

sebagai motivasi belajar (Dimyati, Mudjiono). Motivasi dipandang sebagai

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

22

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan

yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap

dan perilaku individu belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:

1. Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan

antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan.

2. Dorongan

Merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang

berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi

3. Tujuan

Merupakan hal yang ingin dicapai oleh individu.

Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar

3. Mengarahkan kegiatan belajar

4. Membesarkan semangat belajar

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja

yang bersinambungan.

Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Motivasi primer

Motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar

tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.

2. Motivasi sekunder

Motivasi yang akan dipelajari. Motivasi sekunder disebut juga

motivasi sosial.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

23

Sifat motivasi ada dua, yaitu:

1. Ekstrinsik

Usaha untuk mencapai prestasi akademis karena adanya kebutuhan-

kebutuhan tertentu di luar perbuatan yang akan dipenuhi.

2. Intrinsik

Usaha untuk mencapai prestasi akademis yang baik semata-mata

karena ia ingin belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2009:97) unsur-unsur yang mempengaruhi

motivasi belajar adalah:

1. Cita-cita atau aspirasi siswa

2. Kemampuan siswa

3. Kondisi siswa

4. Kondisi lingkungan siswa

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Jadi yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah

suatu kekuatan mental yang mendorong terjadinya poses belajar, yang mana

kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita,

baik yang tergolong rendah maupun yang tinggi, yang menggerakkan

perilaku manusia termasuk perilaku belajar dengan mengaktifkan,

menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku individu dalam belajar untuk

mencapai cita-cita dan harapannya.

Dengan motivasi belajar itu terkandung keinginan yang

mengaktifkan, mengerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap atau

perilaku individu dalam belajar. Motivasi belajar itu merupakan kekuatan

mental yang mampu mendorong terjadinya suatu proses belajar. Hal itu

biasanya dimulai dengan adanya perubahan energi personal pelajar yang

ditandai oleh reaksi-reaksi yang berupa semangat dan perilaku secara

progresif untuk mencapai tujuan belajar.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

24

2.1.4. Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa

jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata

dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah

prestasi dari apa yang telah dilakukan. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.

Sehingga hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktoryaitu faktor internal dan eksternal (Slameto,

2003: 54). Penyebab utamakesulitan belajar (Learning disabilities) adalah

faktor internal yaitu diantaranyaminat, bakat, motivasi, dan tingkat

intelegensi, sedangkan penyebab utama problema belajar (learning

problems) adalah faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang

keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi

belajar anak, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada hasil

belajar yang dicapai oleh siswa.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian

pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.

Oleh karenanya, hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotorik tergantung dari tujuan pengajarannya.

2.1.4.1.Hasil Belajar Kognitif

Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan

kemampuan intelektual. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut

aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif

berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya

kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:202) dalam ranah kognitif

itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

25

terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, enam aspek tersebut

antara lain:

1) Pengetahuan (Knowledge), pengenalan dan pengingatan kembali

terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip dalam

bentuk seperti belajar.

2) Pemahaman(Comprehension), kemampuan memahami/mengerti

tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya

dengan sisi pelajaran lainnya.

3) Penerapan (Application), kemampuan menggunakan generalisasi atau

abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret atau situasi baru.

4) Analisis (Analysis), kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-

bagian yang menjadi unsur pokok.

5) Sintesis (Synthesis), kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok

ke dalam struktur baru.

6) Evaluasi (Evaluation), kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu

maksud atau tujuan tertentu.

Aspek pengetahuan dan pemahaman merupakan kognitif tingkat

rendah, sedangkan aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi termasuk

kognitif tingkat tinggi. Diantara ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris,

maka ranah kognitif paling banyak digunakan oleh guru dalam

pembelajaran di sekolah. Hal ini, karena ranah kognitif berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Hasil belajar kognitif siswa dapat diukur melalui instrumen dalam

bentuk tes. Tes yang peneliti gunakan yaitu tes objektif dalam bentuk tes

uraian. Tes uraian, yang dalam literatur disebut juga essay examination,

merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes

uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam

bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,

memberi alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan

pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasanya sendiri. Dengan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

26

demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal

mengekspresikan gagasannya melalui gagasan tulisan.

2.2. Kajian Yang Relevan

Hasil penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah:

a) Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SDN Pecalukan 1 Kecamatan Prigen

Kabupaten Pasuruan oleh Nur Ainiyah. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPS pada siswa

kelas V SDN Pecalukan 1 Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan dapat

berjalan dengan lancar dengan melalui beberapa tahapan, yaitu perumusan

masalah, perumusan hipotesis, mendeskripsikan definisi istilah,

pengumpulan data, evaluasi dan analisis data, dan pengujian hipotesis. (2)

aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II

yang ditunjukkan dengan bertambah banyaknya siswa yang aktif dalam

pembelajaran pada setiap aspek yang dinilai, yaitu: mengajukan

pertanyaan meningkat sebesar 13%, mengemukakan pendapat meningkat

sebesar 16%, menjawab pertanyaan meningkat sebesar 13%, bekerja sama

dalam kelompok meningkat sebesar 11%, dan melakukan diskusi

kelompok meningkat sebesar 5%, (3) hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II yang ditunjukkan dengan banyaknya

siswa yang menjawab benar sehingga nilai hasil evaluasi siswa mengalami

peningkatan. Nilai rata-rata kelas pada observasi awal 61, meningkat

menjadi 70,2 pada pertemuan pertama siklus I, meningkat menjadi 80,8

pada pertemuan kedua siklus I, dan meningkat menjadi 86 pada siklus II.

Ketuntasan klasikal pada pertemuan pertama siklus I yaitu 29% meningkat

menjadi 59% pada pertemuan kedua siklus I, dan meningkat menjadi 94%

pada siklus II. Besarnya peningkatan ketuntasan klasikal dari pertemuan

pertama ke pertemuan kedua siklus I adalah 30%, dan dari pertemuan

kedua siklus I ke siklus II adalah 35%.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

27

b) Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa kelas 4 SD Negeri 3 Tunggak, Kecamatan Toroh,

Kabupaten Grobogan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil

penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Pada prasiklus nilai rata-rata kelas 58.5 dengan ketuntasan belajar 40 %,

pada siklus 1 meningkat menjadi 72 dan 70 % dan pada siklus 2 menjadi

82 dengan ketuntasan 90%. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa

proses pembelajaran IPA berlangsung dengan aktif, siswa sudah saling

berinteraksi lebih aktif dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam

mengelola proses pembelajaran mengalami perubahan positif. Pengelolaan

pembelajaran guru pada siklus 1 berada pada kategori baik dan pada siklus

2 berada pada kategori sangat baik.

Kajian relevan di atas mempunyai persamaan serta perbedaan dengan

penelitian ini. Dilihat dari variabel yang diteliti serta proses

pelaksanaannya, maka dapat diuraikan:

1. Kajian yang pertama untuk mengetahui aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran.

2. Aktivitas merupakan bagian dari motivasi, karena

dengan adanya motivasi maka akan diwujudkan ke dalam suatu

tindakan/perbuatan (aktivitas).

3. Dalam observasi yang dilakukan sama-sama

mempunyai tujuan untuk mengetahui kegiatan siswa saat proses

pembelajaran, serta untuk mengetahui kemampuan guru dalam

mengelola proses pembelajaran.

2.3. Kerangka Pikir

Langkah awal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan

pada mata pelajaran matematika, guru harus dapat menentukan metode dan

media yang tepat dan tidak asing bagi siswa. Penentuan metode dan media

yang tepat dalam proses pembelajaran ini akan sangat menentukan berhasil

tidaknya penyampaian materi kepada siswa. Dalam proses pembelajaran guru

hendaknya tidak berprinsip sebagai satu-satunya sumber ilmu tetapi lebih

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

28

bersifat sebagai penasihat, fasilitator dan innovator sehingga mengurangi

verbalisme siswa dalam upaya memahami mata pelajaran matematika.

Kondisi siswa yang kurang memiliki motivasi belajar sudah tentu tidak

mampu menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Dalam kaitannya

dengan materi pelajaran matematika, selama ini siswa cenderung tidak

memiliki minat untuk mempelajarinya. Hal ini tidak terlepas dari pemilihan

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

proses belajar mengajar yang akan berpengaruh pada hasil belajar.

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kerangka pikir, maka hipotesis tindakan penelitian

dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan metode pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan motivasi

belajar matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 kota

Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

2. Penerapan metode pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 kota Salatiga

semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

3. Penerapan metode pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan motivasi

belajar matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 kota

Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

4. Penerapan metode pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 kota Salatiga

semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

Jika pembelajaran ini dilakukan dengan teori yang dipakai melalui

beberapa langkah, yaitu:

1. Orientasi

Membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga

dapat merangsang dan mengajak untuk berpikir memecahkan masalah.

2. Merumuskan masalah

Membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8113/2/T1_292009075_BAB II.pdf · Dasar terdiri dari sistem-sistem yang terstruktur, yang ... berkaitan dengan koordinat

29

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan

yang telah diberikan.

4. Mengumpulkan data

Aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji

hipotesis yang diajukan.

5. Menguji hipotesis

Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan

data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6. Merumuskan kesimpulan

Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis.