bab ii isi (1)

16
BAB II ISI 2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu tujuan jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Strategi berguna untuk mengarahkan suatu organisasi mencapai suatu tujuan. Dalam pembelajaran memerlukan suatu hal yang mampu untuk direncanakan agar pembelajaran berlangsung dengan teratur. Tujuan pembelajaran akan lebih efektif apabila dijalankan dengan strategi tertentu. Contoh strategi yang akan dipakai salah satunya ialah strategi bagaimana mengaktifkan peserta didik. Beberapa metode pembelajaran pun terkandung dalam strategi pembelajaran yang digunakan selama proses pemblejaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandungartiyanglebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting ,bagaimana seorang guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik yaitu yang dapat memberikan fasilitas peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Disamping itu perlu diingat bahwa tidak ada tupun strtaegi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda walaupun tujuan

Upload: timothy-johnson

Post on 17-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

BAB IIISI2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu tujuan jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Strategi berguna untuk mengarahkan suatu organisasi mencapai suatu tujuan. Dalam pembelajaran memerlukan suatu hal yang mampu untuk direncanakan agar pembelajaran berlangsung dengan teratur. Tujuan pembelajaran akan lebih efektif apabila dijalankan dengan strategi tertentu.

Contoh strategi yang akan dipakai salah satunya ialah strategi bagaimana mengaktifkan peserta didik. Beberapa metode pembelajaran pun terkandung dalam strategi pembelajaran yang digunakan selama proses pemblejaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandungartiyanglebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting ,bagaimana seorang guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik yaitu yang dapat memberikan fasilitas peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Disamping itu perlu diingat bahwa tidak ada tupun strtaegi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan strtaegi pembelajaran yaitu disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.

Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan olehguru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan dari awal. Untuk memperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna,maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Strtaegi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran tersebut terdiri dari metode dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik dapat mencapai tujuan diakhir kegiatan.

2.2 Strategi Pembelajaran dalam Teori Behavioristik Teori ini pada dasarnya adalah adanya proses perubahan tingkah laku akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Beberapa ahli yang mengungkapkan teori ini sebagian besar menjelaskan tentang apa yang guru lakukan dan berikan menjadi sebuah stimulus sehingga murid dapat merespon. Perbedaan masing masing pendapat ini maka akan membedakan juga strategi pembelajaran yang ingin dipilih. Strategi pembelajaran sendiri mempunyai beberapa komponen penting yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan dimana berisi penjelasan tentang tujuan materi yang akan guru sampaikan dan beberapa ilustrasi pembelajaran sehingga jika dikaitkan dengan strategi pembelajaran nya yaitu dengan memberikan beberapa penguatan positif atau disebut sebagai reinforcement positif.

Lalu komponen penting yang kedua adalah penyampaian informasi. Informasi tersebut dapat berupa suatu peraturan selama murid berada dalam kelas guru tersebut. Misalnya, dalam penyampaian pembelajaran dengan teori ini, murid dan guru berkesepakat membuat peraturan jika murid datang terlambat maka tidak dipersilakan memasuki ruang kelas. Komponen selanjutnya yaitu partisipasi peserta didik ,dalam prinsip strategi ini murid merupakan pusat dari kegiatan belajar.

Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan latihan secara langung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. dalam hal ini misalnya guru dalam menyampaikan materi memberikan suatu kesepakatan bagi muridnya jika sudah melewati suatu materi tertentu, maka satu per satu muridnya akan di persilakan untuk mengerjakan soal atau pertanyaan didepan kelas dengan cara diundi dan hal tersebut selalu dilaksanakan seiring dengan terlewatinya materi per satu bab selesai.Komponen berikutnya adalah serangkaian tes yang akan diberikan kepada peserta didik. Misalnya dalam komponen ini dalam behavioristik guru akan memberikan hadiah jika ada murid yang mendapat nilai sempurna dari hasil ujian atau tes. Dengan adanya motivasi tersebut maka belajar merupakan penguatan. Makin banyak belajar, makin banyak reinforcement, makin besar motivasi maka memberikan respons yang dapat mencapai keberhasilan belajar. Contoh dari strategi berdasarkan teori ini misalnya seorang guru yang baru pertamakali masuk kelas, memperkenalkan diri dengan penyampaian yang ramah dan ceria. Dengan sedikit menceritakan berbagai pengalaman menakjubkan selama ia mengajar,dan menceritakan ketidaksukaan dan kesukaan selama berada dikelas (tatatertib) kelas pun disepakati bersama oleh semua murid,maka dengan hal ini murid mampu merespon guru dengan sangat baik walau baru pertamakali mengajar. Hal inilah yang disebut sebagai teori conditioning,dimana stimulus yang diberikan oleh gurumampu direspon dengan sangat menarik oleh murid walau hanya dari pembawaan guru yang begitu ramah,supel dan tidakmembosankan dalamhal berbicara di kelas.

2.3 Strategi Pembelajaran dalam Teori KognitivistikDalam teori ini lebih menekankan bahwa proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Dengan menganut pada psikologi kognitif belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Leaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, informasi, memecahkaan masalah, mencermati lingkungan, mempraktikkan sesuatu, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/pengetahuan yang baru. Berdasarkan teori konstruktif strategi pembelajaran yang digunakan berupa metode pembelajaran dengan konten metode Tanya-jawab, penjelasan, ceramah, diskusi dan bermain peran. Pada teknik tanya jawab, sebelum kegiatan inti dalam suatu pembelajaran berlangsung, guru dan siswa dapat melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini berguna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut dengan memanfaatkan pengetahuan awal (dasar) yang dimilikinya. Pada teknik diskusi, siswa mendiskusikan dengan siswa lainnya dan guru mengenai materi pelajaran tersebut. Metode penugasan merupakan suatu cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok. Metode pemberian tugas ini juga dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lainnya. Jika dalam psikologi behavioristik , reinforcement berfungsi sebagai penguat respons atau tingkah laku, maka dalam psikologi kognitif justru sebagai balikan (feedback) mengurangi keragu-raguan hingga mengarah kepada pemahaman. Contoh nya apabila seorang guru ingin menjelaskan materi mengenai system pencernaan pada murid kelas 11 SMA, maka strategi yang digunakan adalah yang pertama menjelaskan apa yang dimaksud dengan system organ lalu apa hubungannya dengan pencernaan, makanan yang sehari harinya kita makan akan lari kemana atau akan menuju ke organ mana sajakah makanan tersebut daari dalam tubuh kita. Sehingga anak mampu membangun konsep sendiri bagaimana jalur atau tahap makanan dapat dicerna oleh tubuh. Selanjutnya guru mulai membagikan tugas dimana murid diharuskan menuliskan pertanyaan mereka masing masing dalam gulungan kertas ,lalu gulungan kertastersebut dikocok,satu persatu murid mengambil gulungan tersebut dan menjawab pertanyaan temannya ,dengan pertanyaan yang harus dijawab berjumlah satu soal tiap satu orang. Sehingga dalam hal ini murid dapat menemukan konsepnya sendiri dan menjelaskan kepada teman teman mereka.

2.4. Strategi pembelajaran Teori SibernetikMenurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Dari pernyataan diatas kami menyimpulkan bahwa model yang digunakan dalam teori kognitif yaitu model pembelajaran berpikir induktif dapat digunakan pula dalam teori sibernetik. Model pembelajaran berpikir induktif dapat dimasukkan kedalam teori sibernetik karena dalam proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi(storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi informasi yang telah disimpan dalam ingatan(retrival)(Budiningsih, 2005 : 86)Tabel : Sintaks Matik Pengajaran Induktif( Inductive Teaching Model )

Tahapan StrategiFase PertamaFase KeduaFase ketiga

TahapPertama :Pembentukan KonsepMengidentifikasi dan menyebutkan data satu persatu. Data yang relevan dimasukan kedalam topic atau masalahMengelompokkan data kedalam kategori yang sejenisMengembangkan label label dari setiap kategori

TahapKedua :Interprestasi DataMengidentifikasi dimensi dimensi yang saling berhubunganMenjelaskan dimensi dimensi yang saling berhubungan.Membuat inferensi atau kesimpulan.

TahapKetiga:Aplikasi prinsipMemprediksi akibat, atau konsekuensi konsekuensi pridiksi dan melakukan hipotesis.MenjelaskanatauAlasan - alasan yangMendukung prediksi dan hipotesis .Membuktikan prediksi prediksi.

2.5. Strategi pembelajaran Teori kognitifDalam menerapkan suatu metode pembelajaran haruslah ada cara-cara yang tepat yang bisa digunakan agar dalam proses belajar dapat tercapai sesuai dengan keinginan, begitu juga dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ada cara-cara dalam menerapkannya kepada peserta didik. Berikut adalah cara dan strategi yang bisa digunakan dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ini.1. Dalam tahap Remembering.Saat pertama kali baiknya memberikan motivasi-motivasi terlebih dahulu kepada peserta didik agar bisa menjadi inspirasi yang mendorong peserta didik untuk belajar. Saat menyampaikan hendaknya pengajar mampu melakukan penekanan-penekanan, pengodean, serta perhatian kepada materi yang disampaikannya, serta di akhir jam pelajaran lakukan pengulangan terhadap materi yang telah diberikan. Untuk lebih meningkatkan daya ingat peserta didik akan materi lakukan juga sebuah diskusi untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik untuk mengeksplorasi informasi dari banyak hal.2. Tahap UnderstandingSeperti halnya tahap Remembering, dalam tahap Understanding juga dalam memberikan pendahuluan hendaknya yang menarik. Dalam tahap ini peserta didik haruslah bereksplorasi dari sumber-sumber yang ada seperti observasi, diskusi atau eksperimen namun sebelum melakukan kegiatan eksplorasi pendidik haruslah memberikan sebuah pertanyaan kepada peserta didik sebagai bahan dasar eksplorasi. Inti dari tahap Understanding adalah sebelum pendidik menyampaikan materi, jangan beri tahu peserta didik terlebih dahulu, biarkan mereka mencari tahu dengan bereksplorasi sendiri seperti tadi, hendaknya juga materi yang akan disampaikan bersifat baru bagi peserta didik sehingga membuat peserta didik merasa penasaran. Hal tersebut mengacu pada sekolah-dasar.blogspot.com (2012).3. Tahap AplicationDalam tahap ini pendidik menyampaikan kasus-kasus (problem) atau bisa juga dari kasus yang berasal dari peserta didik saat bereksplorasi yang biasa disebut Study kasus. Setelah itu pendidik harus memberikan sebuah panduan dalam menyelesaikan kasus-kasus yang ada dengan panduan yang bersifat global. Setelah memberikan panduan kepada peserta didik, biarkan mereka memecahkan kasus-kasus yang telah diungkapkan sebelumnya menggunakan panduan yang telah diberikan pendidik tadi. Akhir tahap ini pendidik harus memberikan masukan-masukan atau koreksi terhadap pemecahan kasus yang kurang tepat atau yang lainnya. Jangan lupa berikan sebuah penutup yang baik.4. Tahap AnalysisDalam tahap ini process skill harus digunakan untuk menganalisis masalah. Namun sebelum melakukan analisis pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi kemudian mengumpulkan data-data dari masalah yang bersifat deduktif setelah itu barulah menganalisis data dari masalah yang dihadapi, analisis dalam hal ini harus bersifat deskriptif. Setelah menganalisis semua data-data yang telah ditemukan maka pembuatan kesimpulan harus dilakukan, semakin detail hasil dari analisis tadi maka semakin bagus pula kesimpulannya. Jangan lupa memberikan pendahuluan di awal dan penutup di akhir jam.5. Tahap EvaluationTahap Evaluation atau evaluasi adalah tahap mengevaluasi dari data atau kesimpulan yang di dapat dalam tahap Analysis untuk dilihat kebenarannya atau kebetulannya bila peserta didik memiliki kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat menganalisis atau mungkin kesalahan data saat menganalisis maka yang berhak membenarkan atau meluruskan kembali adalah pendidik. Tahap-tahap rangkaian dalam Evaluation ini hampir sama dalam tahap pada Analysis.6. Tahap CreationDalam tahap ini peserta didik haruslah berperan aktif dan berperan penuh, sementara pendidik hanya sebagai pemantau saja. Pertama kali yang harus dilakukan peserta didik dalam tahap ini adalah menyampaikan proyek atau kasus, selanjutnya adalah evaluasi dari proyek atau kasus yang telah disampaikan tadi. Yang menjadi dasar dalam tahap Creation ini adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Selanjutnya adalah inovasi proyek atau kasus dalam hal ini peserta didik haruslah membuat sebuah inovasi yang baru dari hal yang ada. Inovasi dalam hal ini bukan berarti membuat sebuah hal yang baru namun inovasi adalah membuat suatu kelebihan dari sebuah kekurangan yang dimiliki oleh hal tersebut. Setelah melakukan inovasi hal yang harus dilakukan peserta didik adalah melaporkan hasil dari proyek atau kasus yang telah dikerjakan kepada peserta didik lain atau kepada pendidik. Jangan lupa juga berikan sebuah penutup dan pembuka saat di tahap ini.

2.6. Strategi Pembelajaran Teori Humanistik

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk kebebasan individu memahami materi pembelajaran untuk memperoleh informasi baru dengan cara belajarnya sendiri selama proses pembelajaran. Dalam teori ini peserta didik berperan sebagai subjek didik. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.Berikut ini adalah berbagai strategi yang bisa di berikan dalam teori ini:a.PartisipasiDalam dunia pendidikan, partisipasi mampu menghidupkan suasana yang interaktif. Dua belah pihak, guru dan siswa, perlu saling peduli, saling sharing, melakukan negosiasi, dan sama-sama bertanggung jawab atas proses dan output pendidikan. Hal ini penting agar di akhir tahun, ketika terjadi kegagalan studi, maka tidak terjadi saling tuding antara para pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan (guru, siswa, orangtua siswa, ahli kurikulum, dan masyarakat luas).b.IntegrasiDi sini, perlu ditekankan interaksi, interpenetrasi, serta integrasi pemikiran, perasaan dan tindakan. Membangun manusia yang seutuhnya berarti membangun manusia yang konsisten dalam ketiga hal tersebut.c.KeterkaitanBahwa materi yang diajarkan perlu memiliki hubungan yang erat dengan kebutuhan hidup dasar peserta didik serta berpengaruh nyata untuk mereka, baik secara emosional maupun secara intelektual.d.Transparansi dalam menyampaikan tujuan pembelajaranPara siswa pun berhak mengetahui bahwa pada akhir pelajaran, mereka harus memahami hal-hal tertentu yang mampu meningkatkan pengetahuan mereka. Dari sini, semakin nyata bahwa siswa perlu tahu ke mana mereka diarahkan dalam sebuah pelajaran. Banyak guru kurang menekankan bagian ini, dan langsung masuk ke "inti" pembahasan, padahal hal ikhwal menjelaskan tujuan adalah termasuk hal "inti" pula.

e.Terakhir, tentu saja tujuan sosial dari pendidikanKarena pendidikan adalah sebuah sarana menyiapkan manusia untuk berkarya dalam masyarakat, maka pendidikan perlu menekankan penempaan akal dan mental peserta didik, agar mampu menjadi sosok intelektual yang berbudaya.Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah:a.Merumuskan tujuan belajar yang jelas.b.Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat: jelas, jujur dan positif.c.Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.d.Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.e.Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.f.Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.g.Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannyah.Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

2.7 Strategi Pembelajaran Teori Kecerdasan Majemuk

Penerapan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk,dapat ditempuh dengan: (1) memberdayakan semua jenis kecerdasan yang ada pada setiap mata pelajaran; (2) Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa; (3) Mengoptimalkan pengelolaan kelas yang variatif. Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran

Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap matapelajaran adalah ibarat meng-iput informasi melalui delapan jalur ke dalam otak memori siswa. Bloom (1956) menekankan pada tiga ranah/domain yang ada, yaitu: kognitif, efektif dan psikomotor. Gardner menekankan pada delapan kecerdasan yang dimiliki setiap siswa. Secara empirik untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dapat dilakukan:a. Merumuskan kompetensi dasar dan indikator dengan basis kecerdasan majemuk, baik dalam silabus dan RPP.b. Menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang variatif sesuai dengan semua atau beberapa kecerdasan.c. Menetapkan kegiatan-kegiatan/aktivita pembelajaran yang merangsang kecerdasan majemuk.d. Menetapkan jenis/bentuk tes dan rumusan butir soal berbasis kecerdasan majemuk.

Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa

Strategi kedua yang dapat ditempuh apabila secara faktual guru telah mengidentifikasikan kecerdasan yang menonjol pada masingmasing siswa. Gardner selalu mengingatkan bahwa ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol pada masing-masing individu (siswa). Biladisadari hal ini, mengapa tidak mengoptimalkannya sebagai jati dirinya, meskipun untuk bidang yang lainnya harus puas dengan standar minimal yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga.Dalam penerapan tahap kedua ini strategi pembelajaran yang digunakan lebih bersifat personal atau individual. Siswa yang memiliki kecerdasan linguistik misalnya, akan dioptimalkan pencapaian hasil belajarnya pada matapelajaran Bahasa dan sastra. Sedangkan merekayang mempunyai kecerdasan matematis-logis misalnya, akan diarahkan pada pencapaian hasil belajar mata pelajaran matematika seoptimal mungkin. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan spasial dapat dioptimalkan dengan menggunakan media visual atau menggunakan peta konsep. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani dapat diaktifkan dengan gerakan-gerakan tertentu. Misalnya dapat mengekspresikan suatu pesan dengan bahasa tubuh. Sedangkan belajar dengan alunan musik atau alat musik dapat mengoptimalkan belajar mereka yang memiliki kecerdasan musikal. Mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal dapat dioptimalkan dengan cara belajar interaksi sosial seperti diskusi dan wawancara. Mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal dapat dioptimalkan dengan cara belajar merenung, berefleksi, proyek/tugas individu dan pada tempat yang agak sepi.

Mengoptimalkan Pengelolaan Kelas yang Variatif

Penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk untuk mencapai kompetensi pada dasarnya adalah bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Melvin L. Siberman (2004:6) menunjukkan beberapa alternative pengelolaan kelas supaya siswa aktif:

a. Proses belajar satu kelas penuh. Pembelajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulasi seluruh siswa.b. Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama.c. Pengajuan pertanyaan: siswa mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan.d. Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan secara bersama dalam kelompok kecil.e. Pengajaran oleh tema sekelas (tutor sebaya): pengajaran dilakukan oleh siswa sendiri.f. Kegiatan belajar mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan secara persorangan.g. Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka.h. Pengembangan keterampilan: mempelajari dan mempraktekkan keterampilan, baik teknis maupun non-teknis.

Penerapan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk untuk mencapaian kompetensi pembelajaran menuntut adanya penataan (setting) kelas yang variatif dan menarik. Sistem berpindah kelas (moving class) merupakan salah contoh yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan belajar kecerdasan tertentu. Penggunaan metode juga menuntut adanya variasi metode seperti: ceramah, tanyajawab, diskusi, observasi, wawancara, studi tour, studi lapangan, eksperimen, dramatisasi, refleksi, menggunakan musik, dsb (bdk, Soetopo, 146-162). Penggunaan media pembelajaran juga harus variatif juga, misalnya carta, skema, flow chart, diagram, sampai pada alat peraga alam, dsb (Sadiman, et.al., 2003). Sistem penilaian tidak cukuphanya menggunakan tes objektif. Tes yang dikembangkan harus lebih variatif, mulai dari uraian, pengamatan, tugas pribadi sampai pada penggunaan portofolio.

2.8 Strategi Pembelajaran Teori Sosiokultural

Dalam teori ini, strategi yang harus ditekankan ialah bahwa dalm teori ini sangat memerlukan peranan social dari otang lain. Entah mau dari pengajar ataupun murid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbanyak diskusi yang dilakukan antar sesame murid ataupun antar murid dengan gurunya. Ataupun murid dapat aktif dalam kegiatan dikelas, dengan aktif terus bertanya tentang apa yang menggajal didalm pikirannya. Sehingga sessuai dengan nama teori ini strategi yang sangat pas dalam proses pembelajaran menggunakan teori ini ialah sebuah strategi yang mengikutkan interaksi/Diskusi