bab ii

12
BAB II PRESENTASI,SEMINAR DAN PIDATO 2.1 Presentasi Menurut Arsjad (1988:1) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “Presentasi adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah dengan prasaran dan tanggapan”. Dalam hal ini Arsjad memandang kegiatan presentasi sebagai salah satu kegiatan ilmiah. Sedikit berbeda dengan apa yang tertera dalam Webkuliah (2004:1) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan banyak orang”. Dalam sumber ini presentasi dipandang sebagai kegiatan umum tidak terbatas pada kegiatan berbicara pada forum ilmiah. Dengan demikian dapat dilihat persamaan pendapat antara kedua sumber itu bahwa sesungguhnya presentasi merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan dihapan beberapa orang atau orang banyak. 2.1.1 Persiapan Presentasi Persiapan – persiapan yang perlu dilakukan umtuk menuju presentasi yang baik adalah : a. Persiapan mental b. Persiapan materi. Persiapan Mental Menurut Prijosaksono dan Sembel yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “Persiapan mental jauh lebih penting dari persiapan materi walaupun sesungguhnya persiapan materi pun akan mempengaruhi kesiapan mental. Menurut Anwar (1995) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “ Persiapan mental adalah usaha – usaha yang dilakukan untuk menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri sehingga timbul perasaan mampu untuk berbicara didepan publik. Menurutnya terdapat beberapa langkah persiapan mental yang dapat dilakukan: 1. Meningkatkan Keimanan Terhadap Ketuhanan yang Maha Esa Meningkatkan Keimanan Terhadap Ketuhanan yang Maha Esa berarti meningkatkan kepercayaan dan keyakinan terhadap kebesaran dan keagungan tuhan. Bagi seseorang yang telah kuat imannya pasti dia tidak akan takut terhadap siapapun. 2. Meningkatkan Akhlak

Upload: otta-gaima-sembiring

Post on 27-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BAB II

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB IIPRESENTASI,SEMINAR DAN PIDATO

2.1 PresentasiMenurut Arsjad (1988:1) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012,

“Presentasi adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah dengan prasaran dan tanggapan”. Dalam hal ini Arsjad memandang kegiatan presentasi sebagai salah satu kegiatan ilmiah. Sedikit berbeda dengan apa yang tertera dalam Webkuliah (2004:1) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan banyak orang”. Dalam sumber ini presentasi dipandang sebagai kegiatan umum tidak terbatas pada kegiatan berbicara pada forum ilmiah. Dengan demikian dapat dilihat persamaan pendapat antara kedua sumber itu bahwa sesungguhnya presentasi merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan dihapan beberapa orang atau orang banyak.

2.1.1 Persiapan Presentasi Persiapan – persiapan yang perlu dilakukan umtuk menuju presentasi yang baik adalah :

a. Persiapan mentalb. Persiapan materi.

Persiapan Mental Menurut Prijosaksono dan Sembel yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “Persiapan mental jauh lebih penting dari persiapan materi walaupun sesungguhnya persiapan materi pun akan mempengaruhi kesiapan mental. Menurut Anwar (1995) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “ Persiapan mental adalah usaha – usaha yang dilakukan untuk menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri sehingga timbul perasaan mampu untuk berbicara didepan publik. Menurutnya terdapat beberapa langkah persiapan mental yang dapat dilakukan:1. Meningkatkan Keimanan Terhadap Ketuhanan yang Maha Esa

Meningkatkan Keimanan Terhadap Ketuhanan yang Maha Esa berarti meningkatkan kepercayaan dan keyakinan terhadap kebesaran dan keagungan tuhan. Bagi seseorang yang telah kuat imannya pasti dia tidak akan takut terhadap siapapun.2. Meningkatkan Akhlak

Orang yang memiliki akhlak terpuji akan menjadi panutan bagi orang banyak dan akan mempunyai kredibilitas untuk tampul didepan umum.3. Melakukan Dialog dengan Diri Sendiri

Perlu dilakukannya dialog dengan diri sendiri dalam rangka persiapan mental. Ajukan pertanyaan demi pertanyaan dalam diri tentang kesanggupan dalam melakukan persentasi. Jika ragu-ragu dengan kesanggupan diri berikan sugesti pada diri dengan pernyataan bahwa tidak berarti pendengar lebih mampu dari pada pembicara.4. Melakukan Pelatihan

Page 2: BAB II

Menurut Nugroho (2007:5) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, terdapat satu lagi langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya menuju presentasi yang baik yaitu pelatihan. Lakukan pelatihan untuk persiapan mental dengan mengajak beberapa teman untuk menjadi pendengar. Sebaiknya teman-teman yang diajak adalah orang yang telah berpengalaman dalam hal presentasi agar mendapatkan masukan darinya mengenai presentasi.

Persiapan MateriMenurut Anwar (1995) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012,

persiapan materi adalah usaha-usaha yang dikaukan untuk menguasai materi yang akan disampaikan dihadapan orang banyak dengan sistematis, luas, dan mendalam. Menurutnya terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam rangka persiapan materi:

1. Menentukan TopikBeberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan topik yang baik yaitu:· Topik harus sesuai dengan tujuan acara· Topik harus sesuai dengan perkembangan zaman· Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara dan pendengar.· Topik harus menarik minat pendengar dan pembicara.· Topik jangan terlalu luas.2. Rumuskan JudulSyarat-syarat judul yang baik adalah:· Relevan dengan topik yang telah dipilih· Menimbulkan hasrat ingin tahu dan mudah diingat pendengar3. Kumpulkan BahanPeriksalah sejauh mana pengetahuan yang dimiliki pembicara tentang keadaan yang

berkaitan dengan topik atau judul. Apakah pengetahuan yang dimiliki telah luas dan meendalam. Jika belum merasa menguasai materi secara meluas dan mendalam kumpulkan berbagai buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan topik yang akan dibicarakan.

4. Siapkan Kerangka MateriKerangka materi perlu disiapkan sebelum menulis materi secara lengkap. Urutan pokok-

pokok materi perlu diperiksa agar materi tersusun secara sistematis.5. Kembangkan Kerangka MateriJika kerangka materi telah tersusun secara sistematis, kembangkan setiap bagian yang ada

menjadi kalimat-kalimat lengkap. Hal ini perlu dilakukan agar materi terurai dengan jelas.

6. Buat CatatanBuatlah ringasan materi dalam bentuk frase yang meliputi pendahuluan, isi, kesimpulan, dan

saran-saran. Catatan cukup dibuat pada kertas yang sederhana agar mudah diingat.7. Siapkan Alat BantuJika presentasi yang akan disampaikan bersifat informative atau ilmiyah secaiknya

menggunakan alat bantu (slide, alat peraga, dll).

Page 3: BAB II

2.1.2 Pelaksanaan Presentasi Menurut Widyamartaya yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, “ terdapat dua belas hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan persentasi. Kedua belas hal itu dibedakan menjadi dua kelompok.

1. Kelompok Bahasa2. Kelompok Teknis.

Bahasa Penggunaan bahasa merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menuju presentasi yang baik. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan menunjang kekomunikatifan dalam presentasi. Yang termasuk ke dalam kelompok bahasa ini adalah diksi dan intonasi.1. Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Kata-kata yang digunakan dalam presentasi haruslah kata-kata yang tepat yang dapat mewakoli materi yang disampaikan karena pada dasarnya presentasi dilakukan dengan harapan agar pendengar dapat memahami apa yang disampaikan oleh pembicara.

Penggunaan diksi harus disesuaikan dengan pendengar. Jika pendengar kita adalah masyarakat umum dari berbagai kalangan, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang umum saja yang dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat umum. Namun, jika pendengar adalah sekelompok orang dari kalangan disiplin ilmu tertentu, dapat digunakan kata-kata yang khusus dalam disiplin ilmu.

Untuk memilih makna yang paling tepat dan komunikatif, sah saja jika digunakan kata dari bahasa daerah atau bahasa asing. Namun demikian, penggunaan kata-kata dari bahasa daerah atau dari bahasa asing ini dilakukan hanya dengan tujuan kekomunikatifan dan hanya dalam porsi yang minimal.2. Intonasi

Intonasi dapat membantu efektifitas berbicara. Bila hendak meyakinkan orang lain dan ingin mengajak orang lain itu untuk mengerjakan sesuatu yang positif, atau bila hendak menjawab kritik orang lain sehingga dapat meyakinkan akan sikapnya yang keliru, keberhasilan dalam hal ini banyak dipengaruhi oleh intonasi dan diksi.

Intonasi berbicara dapat meliputi cepat lambatnya berbicara, tinggi rendahnya suara, keras lembutnya suara dan alun bicara. Intonasi perlu dibuat bervariasi sesuai dengan maksud pembicaraan.

Tempo, volume, dan gaya bicara hendaknya bervariasi agar pembicaraan lebih memikat, agar pendengar selalu penuh perhatian. Dengan demikian pendengar akan merasa lebih puas.1. Bila pendengar hanya merupakan kelompok kecil dan tidak resmi, tempo bicara yang

cepat lebih baik sedangkan bila kelompok kita besar dan resmi pada umumnya, lebih baik tempo bicara kita lebih lambat.

2. Bila ada kecendrungan bicara lambat-lambat, lebih baik dipakai kalimat yang singkat-singkat agar pembicaraaan menjadi lebih cepat.

3. Sebaliknya bila cenderung berbicara cepat, gunakan kalimat yang lebih panjang.

Page 4: BAB II

· Dalam kecenderungan berbicara cepat, pause-pause dalam berbicara juga akan menolong mengendalikan pembicaraan.

TeknisMenurut Widyamartaya (2004) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia

2012, pada saat mellakukan presentasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan selain menggunakan bahasa, yaitu:1. Pembawaan Awal Pembicaraan

Tidak jarang permulaan pembicaraan terasa a lot dan tersendat-sendat. Perasaan gelisah dan gugup dapat membuat pembicaraan kurang berkesan dan tidak menarik. Perasaan itu pula yang dapat membuat apa yang terlah disiapkan hilang dari kepala. Untuk mengatasi hal tersebut beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.1. Tenangkan diri sebelum maju, bila telah berdiri didepan pendengar, jangan langsung

berbicara. Diamlah sejenak dengan tenang menyadari diri, dan pandanglah hadirin. Sementara itu bernafaslah dalam-dalam untuk memperbesar rasa percaya diri.

2. Setelah menguasai diri dan mengadakan kontak dengan pendengar, ucapkan sapaan-sapaan sepenuh hati.

3. Awalilah pembicaraan dengan menyinggung kesempatan yang telah diberikan, dan apa yang dikatakan pembicara sebelumnya.

4. Bangkitkan minat hadirin dengan mengutarakan kejadian yang actual, menarik, suatu data atau statistic yang meningkat, suatu pernyataan yang bersifar retoris atau yang sungguh-sungguh, atau kepentingan yang dihadapi hadirin

2. Pembawaan Selama BerbicaraYang perlu diperhatikan dalam berbicara adalah sebagai berikut:1. Agar pendengar dapat mengikuti pembicaraan secara tepat perlu digunakan pause.2. Pembicara hendaknya diselang-selang dengan sapaan kepada pendengar3. Kata-kata dan prase-prase penting yang merupakan kunci atau pendukung gagasan

utama, sebaiknya diberi tekanan waktu mengucapkannnya.4. Nada dan irama harus bervariasi. Variasi ini ajkan membuat pembicara lebih enak

didengar dan mudah diikuti serta dipahami5. Agar dapat menyampaikan pembicaraan secara efektif harus diperhatikan juga

komunikasi mata, ekspresi, diksi, intonasi, gerak-gerik, peraga, dan sebagainya.6. Iisii pembicaraab harus disusun secara sistematis, logis, dan berturu-turut.

3. Pembawaan Akhir PembicaraanCara mengakhiri pembicaraan tidak kalah pentingnya dipelajari sebab kadang-

kadang seseorang yang telah berbicara panjang lebar mengalami kesulitan pada waktu ingin mengakhiri pembicaraannya. Ada teknik-teknik yang dapat kita lakukan agar penutupan pembicaraan mantap dan berbobot.1. Harus dibuat perhitungan dengan diri terlebih dahulu. Jangan terlalu bernafsu untuk

brbicara banyak, dan jangan kita mengikuti perasaan. Bila satu gagasan telah cukup, janganlah menginginkan untuk menyampaikan dua gagasan.

Page 5: BAB II

2. Bila gagasan yang telah disampaikan telah dikatakan, berusahalah untuk berhenti.3. Bila pembicaran cukup panjang, ringkaslah pokok-pokok isinya. Tekankan atau

tandaskan skali lagi pokok pembicaraan yang telah disampaikan. Menyimpulkan pembicaraan dengan kuat, tegas, dan ringkas dapat mengkompensasikan pembicaraan yang terasa lemah dan kurang hidup.

4. Akhirilah pembicaraan dengan semangat yang menyala. Jagalah agar pada akhir prmbicaraan, nada pembicaraan tidak menurun dan melemah.

5. Hindarilah basa-basi yang tidak perlu. Bila hendak mengakhiri pembicaraan dengan ucapan, penghayatan, bukan otomatis saja.

6. Wajah dan gerak-gerik hendaknya memancarkan suatu kkepercayaan diri, hindarilah gerak-gerik yang menimbulkan kesan sebaliknya.

4. Komunikasi MataBerkomunikasi mata berarti emnjalin hubungan antara pembicara dengan pendengar

melalui pandangan mata. Pandangan yang diperlukan dalam berkomunikasi mata adalah pandangan yang masuk menembus hati orang lain serta berinteraski melihat wajah mereka. Dengan melihat ekspresi wajah kita. Kita dapat menilai apakah mereka mengikuti pembicaraan kita dengan penuh perhatian atau sebaliknya.

Suatu cara untuk berkomunikasi mata adalah sebagai berikut:1. Berusahalah seakan-akan anda bercakap-cakap dengan orang yang duduk paling kiri

pada deretan belakang.2. Dengan perlahan-lahan alihkan pandangan kepada orang yang duduk paling kanan pada

deretan belakang.3. Selanjutnya, layangkan pandangan keseluruh hadirin sambil berhenti satu atau dua

detik, disana dan sini.4. Selama memandang pendengar, berusahalah memandang ekspresinya.

5. EkspresiEkspresi disebut juga air muka atau mimik. Ekspresi merupakan cerminan rasa

senang, sedih, marah dan sebagainya. Berikut yang perlu diusahakan agar kita dapat mengikat hati seseorang:

1. Menghindarkan mimik yang dingin, tegang dan sebagainya.2. Menghindarkan mimic yang murahan, suka tertawa-tawa secara berlebihan.

6. Gerak GerikGerak gerik merupakan bahasa tanpa kata untuk berkomunikasi. Gerak-gerik yang

dilakukan, antara lain menganggukkan kepala, menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan mengangkat kedua tangan. Agar dapat melakukan gerak-gerik dengan baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Berdiri dengan rileks, tidak tegang atau kaku.2. Tidak takut-takut atau malu-malu untuk melakukan gerak-gerik.3. Bergerak tidak setengah-setengah.4. Lakukan gerak-gerik dengan bervariasi.5. Sebaiknya tangan bergerak tidak terlalu rendah ritak terlalu tinggi.

Page 6: BAB II

6. Tidak bersidekap saja waktu berbicara.7. Tidak bergerak-gerak secara berlebihan.8. Tidak berjalan kesana-sini.9. Waktu berbicara, jari-jari tangan tidak bermain dengan barang yang ada didekat

kita.

7. PeragaAlat peraga dapat membantu kita memperlancar dan memperjelas serta

menghidupkan pembicaraan. Alat peraga itu misalnya peta, poto, grafik dan tulisan dipapan tulis.

Alat-alat peraga harus benar-benar menunjang pembicaraan. Untuk itu kita harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Alat yang digunakan jangan terlalu kecil sehingga tidak terlihat jelas oleh pendengar yang duduk paling belakang.

2. Bila tidak diperlukan lagi, alat yang digunakan harur disingkirkan dari hadapan pendengar.

3. Janganlah menunjukkan alat yang dipergunakan sebelum tiba saatnya untuk dipergunakan.

4. Janganlah bermain-main dengan kapur, pensil, penghapus atau tongkat penunjuk selama berbicara.

8. CatatanUntuk meningkatkan efektifitas berbicara, penggunaan catatan dapat digunakan. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam penggunaan catatan.

1. Gunakanlah catatan bila dirasa perlu untuk memperlancar pembicaraan.2. Sebelum menyampaikan pembicaraan hendaknya dibaca dulu catatan itu agar lebih

akrab dengan catatan yang digunakan.3. Catatan hendaknya dibuat singkat.4. Sebaiknya catatan diketik atau ditulis dengan huruf cetak dan dengan jelas.5. Berilah spasi yang cukup besar antara catatan yang satu dengan yang lain agar tidak

sulit mencari point-pointnya.6. Garis bawahilah kata-kata inti atau kata-kata kunci dengan tinta berwarna.7. Gunakanlah kertas kartun atau kertas biasa.8. Bila catatan itu terdiri dari beberapa helai maka berilah nomor urut.9. Bila hendak membacakan kutipan, rangkailah catatan tersebut.

9. PendengarBerpidato berarti berkomunikasi dengan orang lain. Kumpulan orang lain yang kita ajak biocara inilah yang disebut audiens. Berbicara secara efektif berarti para pendengar dapat menyambut dan menangkap isi pembicaraan kita. Yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:

1. Harus diketahui tingkat pendidikan, tingkat usia, tingkat social ekonomi pendengar kita. Untuk menyesuaikan bahan, bahasa dan cara penyampaian.

Page 7: BAB II

2. Harus diketahui jenis kelompok pendengar kita (selompok studi, kelomp[ok olahraga dan sebagainya)

3. Harus diketahui apakah pendengar merupakan kelompok homogeny dan heterogen.4. Jumlah pendengar dan tempat berpidatopun harus diperhatikan.5. Perlu dijajaki beberapa banyak pengetahuan pendengan mengenai hal yang akan

dibicarakan.6. Tempat berbicara juga perlu masuk pertimbangan.7. Sebaiknya perlu diketahui juga alas an pemilihan pembicara.8. Perlu diketahui apakah ada pembicaralain sebelum atau setelahnya. Apakah yang

akan dikatakan oleh pembicara lain. Berapa lama waktu yang disediakan.9. Pembicara tidak boleh mengabaikan situasi sesaat, berkabung, bergembira, resmi,

dan sebagainya.10. Perlu diketahui apakah ada diantara pendengar yang disebut, emotional, deafness

atau ketulian emotional, yaitu ketidak senangan pendengar dengan kata-kata tertentu.

10. Sumber bahan Daya tarik berbicara tergantung pada kekayaan gagasan yang disampaikan. Ada

beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkaya gagasan: Perlu diambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman hidup yang dicatat dalam buku

harian. Perlu banyak membaca untuk menambah pengetahuan dan untuk emnghayati hidup

dengan lebih baik. Perlu memasang telinga dalam bercakap-cakap dengan sesame agar dapat belajar

banyak dari mereka. Perlu dibuat keliping dan dokumentasi-dokumentasi yang diatur secara sistimatis. Perlu diikuti diskusi-diskusi dan selalu berusaha menjadi peserta yang aktif. Perlu dimanfaatkan kesempatan belajar disekolah dan belajar bersama dengan

sebaik-baiknya.

Page 8: BAB II

Dalam membuat power point untuk dipresentasikan, banyak yang bingung mengatur slide dalam pembuatan power point.

Ada beberapa ciri-ciri slide power point yang baik :1. SederhanaSlide sederhana mudah dipahami audiens dalam beberapa detik pertama. Lakukan hal ini dan pastikan pesan yang ingin disampaikan jelas. Jangan gunakan slide yang rumit sehingga audiens kesulitan memahami maksudnya. Ini mengganggu proses komunikasi visual yang sedang Anda lakukan dalam presentasi. Alih-alih membantu komunikasi,slide tersebut malah menghambat komunikasi. Bahkan tak jarang presenter justru menjadi kesulitan menjelaskan maksud dari slide-nya sendiri.2. Satu slide, satu pesanSlide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur beberapa ide berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit memahaminya. Slide yang fokus pada satu pesan akan lebih kuat, lebih mudah diingat sekaligus mampu menjadi alat komunikasi visual.3. Gunakan teks dengan ringkasSlide yang baik harus bisa terbaca oleh audiens terjauh yang menyaksikan presentasi. Jika tidak bisa terlihat, artinya slide itu percuma ditampilkan. Beberapa ahli presentasi menyarankan maksimum lima baris teks. Dengan demikian seandainya Anda harus menampilkan teks dalam bentuk daftar, pastikan tidak lebih dari lima baris.4. Hindari bullet pointBanyak cara menyampaikan gagasan selain dengan bullet point. Gunakan kreativitas Anda. Seandainya Anda masih perlu menggunakan bullet point, pastikan hanya melakukannya sesekali saja. Jika tidak, bersiaplah untuk dianggap membosankan.5. Alur yang teraturSlide-slide yang baik memiliki alur teratur, dari pembukaan, penjelasan, sampai penutup. Audiens akan melihatnya sebagai satu kesatuan yang harmonis dan sinergis. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik yang lain tanpa alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk memahaminya.