bab ii

43
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Gambar Seri a. Pengertian Media Secara harafiah media berarti perantara atau pengantar Accociation for education and communication technologi (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakaan untuk proses penyaluran informasi (Zaenal, 1984:35). Oleh Sadiman media dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (1993:6). Gagne (dalam Sadiman dkk, 1993:1) menyatakaan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya. Siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Di jelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, dan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. 10

Upload: mardhiyah-idriani

Post on 06-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Media Gambar Seri

a. Pengertian Media

Secara harafiah media berarti perantara atau pengantar Accociation for

education and communication technologi (AECT) mengartikan media sebagai

segala bentuk yang dipergunakaan untuk proses penyaluran informasi (Zaenal,

1984:35). Oleh Sadiman media dikemukakan bahwa media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (1993:6). Gagne (dalam

Sadiman dkk, 1993:1) menyatakaan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dan lingkungannya. Siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar. Di jelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media adalah wadah

dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau

penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, dan

tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat

yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas

makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pelajaran lebih baik dan

sempurna.

Media pembelajaran sangat beragam. Secara garis besar media dapat

dikategorikan menjadi empat macam, yaitu media visual, media dengar, media

proyeksi (proyected still), dan proyected motion media (royak dan Zukarnaen

dalam Zaenudin, 1984:3).

10

Page 2: BAB II

11

Media adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar

mengajar. Mengingat banyaknya macam media maka guru harus dapat

berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakaan dengan tepat.

Adapun beberapa hal yang diperhatikan dalam memilih media, antara lain:

1) Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan.

2) Ketepatgunaan

Media yang digunakan hendaknya sesuai untuk menyampaikaan pesan

yang hendak di komunikasikan atau di informasikan.

3) Tingkat kemampuan siswa

Media yang di gunakan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa, tingkat pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya

kelompok, atau jangkauan penggunaan media tersebut.

4) Biaya

Biaya hendaknya seimbang dengan hasil yang telah diharapkan dan

sesuai dengan dana yang tersedia.

5) Ketersediaan

Apakah media yang digunakan cukup tersedia atau tidak? Apakah ada

pergantian media media yang lain yang relevan? Apakah direncanakan

untuk perorangan atau untuk kelompok?

6) Mutu Teknis

Page 3: BAB II

12

Kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak, kurang

jelas atau terganggu, sehingga menganggap proses transfer informasi atau

tidak menarik, kurang bisa dipahami (Daryanto, 1993:3).

b. Gambar seri

Apa bila sudah berbicara tentang media maka kita tidak lepas dari alat

yang dipergunakan oleh seseorang untuk menunjang terjadinya proses belajar

mengajar yang kompleks guna untuk menunjang pembelajaran itu sendiri serta

untuk menarik perhatian dalam motifasi anak didik. Menurut Imam Supardi

(1989:27) media gambar adalah “suatu jenis media pengajaran yang berupa

reproduksi bentuk aksi dalam dua dimensi dan gambar tersebut berupa photo

atau lukisan”.

Seiring dengan dikemukakannya pengertian media gambar maka dapat

pula dipetik pengertian dari media kartu gambar seri.

Gambar seri dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan

memungkinkan belajar secara efisien & efektif, dan dapat menarik perhatian

siswa. Menurut Azhar (2003: 111) gambar seri adalah kumpulan dari beberapa

gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang menarik yang

disusun secara acak atau berurutan untuk dijadikan sebuah cerita. Sedangkan

menurut Arif (2003: 29), yang dimaksud dengan gambar seri adalah rangkaian

beberapa gambar yang membuat sebuah cerita.

Jadi menurut penulis gambar seri merupakan serangkaian gambar yang

tersusun secara berurut atau acak sehingga dapat membentuk sebuah cerita.

Page 4: BAB II

13

1) Fungsi Gambar Seri

Penggunaan gambar seri dalam proses pembelajaran akan dapat

memfokuskan perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga tidak

membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar. Gambar seri juga dapat

menarik minat siswa untuk mengungkapkan idea atau gagasan dalam bentuk

tulisan.

Menurut Basuki (1991: 28)

Media gambar seri dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk 1) mengembangkan kemampuan visual. 2) mengembangkan imajinasi. 3) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, dan 4) mengembangkan kreativitas anak.

2) Kelebihan dan kelemahan media gambar seri

Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan begitu juga dengan

media kartu gambar seri. Menurut Subana (2001:324) bahwa kelebihan media

gambar seri adalah “Mudah dibuat, mudah disimpan, dapat dibawa kemana

pergi, memberikan informasi langsung, murah harganya dan dapat digunakan

tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain memiliki kelebihan media gambar seri juga memiliki

kekurangan,kekurangannya yaitu kadang-kadang ukuran terlalu kecil,tidak

bisa menyampaikan ke wujud makna secara keseluruhan.

Dari uraian pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa media kartu

gambar seri mempunyai kelebihan yakin mudah di peroleh dimana saja

serta dapat menterjemahkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk yang

nyata, mudah cara pemakaiannya karena tidak menggunakan peralatan

Page 5: BAB II

14

yang canggih serta harganya relative murah dan dapat digunakan dalam

berbagai disiplin ilmu.

Disamping ada kelebihan media kartu gambar seri juga mempunyai

kekurangan. Kekurangannya yaitu karena berdimensi dan sukar mewakili

bentuk sebenarnya, gambar tidak dapat memperlihatkan gerak

sepertihalnya gambar hidup, siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan

isi gambar.

3) Manfaat Kartu Gambar Seri

Melihat dari banyaknya sisi kelebihan media kartu gambar seri maka dapat

dirasakan manfaat penggunaan kartu gambar berseri. Menurut Subana

(2001: 322) bahwa manfaat media kartu gambar seri antara lain sebagai

berikut:

a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa

b) Mempermudah pengertian pada diri siswa

c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih

mudah memahami apa yang dimaksud.

d) Memperjelas bagian-bagian yang penting menyangkut suatu uraian.

Dapat dimaknai bahwa media kartu gambar seri bermanfaat untuk

menimbulkan daya tarik anak dalam belajar, sehingga dapat memudahkan

anak dalam memahami hal yang sedang dipelajarinya.

2. Materi Gerakan Shalat

a. Pengertian Shalat

Page 6: BAB II

15

Dalam Agama Islam shalat merupakan ibadah wajib yang harus

dilakukan oleh setiap orang yang telah mencapai akil baliq, yang juga

merupakan rukun Islam kedua setelah mengucapkan kalimat syahadah. Begitu

agung kedudukannya di dalam Islam sehingga Rasulullah SAW menyebutnya

sebagai pilar agama Islam.

Shalat berasal dari bahasa Arab yaitu As-Sholah adapun pengertian

Sholat secara bahasa (Etimologi) berarti do’a, sebagaimana tertera dalam

surah At-Taubah ayat ke 103, sedangkan secara Istilah (Terminologi) shalat

adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan

takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.

Adapun menurut Nuhuyanan, Kadir (2002:19) shalat secara istilah ialah

ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan

hati secara ikhlas dan khusyu’, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan.

Sementara Abbas (1991:2) mengartikan sebagai “at-tadliem” yang

berarti mengagungkan karena dalam shalat terdapat pengagungan terhadap

rabb (Allah). Shalat merupakan rukun perbuatan yang paling penting dianatara

rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi

akhlak manusia. Shalat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya

akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya

yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara

kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat di salah

satu rumah milik Allah, mesjid.

Page 7: BAB II

16

Permasalahan shalat merupakan permasalahan yang sangat penting,

khususnya yang berkaitan dengan tata caranya, disamping beberpa

permasalahan lain yang berkaitan dengan ibadah yang agung ini, seperti cara

berwudhu’, kiat shalat dengan khusyu’ dan lain-lain. Sehingga Rasulullah

SAW memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti cara shalat beliau.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Shalatlah kamu

sebagaimana kamu lihat aku shalat” HR. Bukhari, muslim dan Ahmad dalam

Nasruddin (2006:46)

b. Sejarah dan Dalil Kewajiban Sholat

Perintah tentang diwajibkannya mendirikan sholat tidak seperti Allah

mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu

proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui

Isra’ dan Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal

melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan

setelahnya Nabi melaksanakan Isra’ dan Mi’raj umat Islam ketika itu terbagi

tiga golongan yaitu, yang secara terang-terangan menolak kebenarannya itu,

yang setengah-tengahnya dan yang yakin sekali kebenarannya.

Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban

utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang lainnya,

dan mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.

Al-Qur’an surat Al-Baqarah, 43 yang artinya:

“dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dan kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.

Page 8: BAB II

17

Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 56 yang artinya “ Dan kerjakanlah shalat,

berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul agar supaya kalian semua diberi

rahmat”.

Dari dalil-dali Al-Qur’an di atas tidak kata-kata perintah shalat dengan

perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.

Dari unsur kata-kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah

sehingga banyak mereka Islam dan melaksanakan shalat mereka tetapi masih

berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung

unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah

mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat.

c. Hukum, Syarat, Rukun dan Pembelajaran Shalat

Hukum shalat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi orang yang telah

dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk

mencegah perbuatan keji dan munkar.

Secara bahasa, syruuth (syarat-syarat) adalah jamak dari kata syarth yang

berarti alamat. Sedangkan menurut istilah adalah apa-apa yang ketiadaanya

menyebabkan ketidak adaan (tidak sah), tetapi adanya tidak mengharuskan

(sesuatu itu ) ada (sah). Contohnya, jika tidak ada thaharah (kesucian) maka

shalat tidak ada (yakni tidak sah), tetapi adanya thahar tidak berarti adanya

shalat (belum memastikan sahnya shalat karena harus memenuhi syarat-

syarat yang lainnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang wajibnya dan menghindari

hal-hal yang membatalkannya). Adapun yang dimaksud dengan syarat-syarat

shalat di sini ialah syarat-syarat sahnya shalat tersebut.

Page 9: BAB II

18

Shalat tidak akan sah kecuali jika memenuhi syarat-syarat, rukun dan

wajib serta menghindari hal-hal yang akan membatalkannya. Adapun syarat-

syaratnya ada sembilan:

1) Beragama Islam

Lawannya adalah kafir. Orang kafir amalannya tertolak walaupun dia

banyak mengamalkan apa saja, dalilnya firman Allah, “Tidaklah pantas

bagi orang-orang musyrik untuk memakmurkan masjid-masjid Allah

padahal mereka menyaksikan atas diri mereka kekafiran. Mereka itu,

amal-amalnya telah runtuh dan di dalam nerakalah mereka akan kekal.”

(Q.S A-Taubah:17)

Dan firman Allah, “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka

kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”

(Q.S. Al-Furgqan:230). Shalat tidak akan diterima selain dari seorang

muslim, dalilnya firman Allah, “Barang siapa mencari agama selain agama

Silam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya,

dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

2) Sudah Baligh dan berakal

Baligh maksudnya adalah orang yang telah mencapai umur atau

tanda-tanda tertentu yang mewajibkannya untuk shalat sementara berakal

yaitu anak-anak yang sudah dapat membedakan anatara yang baik dan

yang buruk, dimulai dari umur sekitar tujuh tahun. Jika sudah berumur

tujuh tahun maka mereka diperintahkan untuk melaksanakan shalat,

berdasarkan sabda Nabi SAW, “Perintahkanlah anak-anak kalian shalat

ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berumur sepuluh

Page 10: BAB II

19

tahun (jika mereka enggan untuk shalat) dan pisahkanlah mereka di tempat

tempat tidur mereka masing-masing.” (H.R. Al-Hakim, Al-Imam Ahmad

dan Abu Dawud)

3) Suci Dari Hadast dan Najis

Hadast yang dimaksud adalah hadast besar seperti janabah dan haid,

dihilangkan dengan mandi, yakni mandi janabah dan hadats ashghar kecil

yang dihilangkan dengan wudhu’ sesuai sabda Rasulullah SAW, “Allah

tidak akan menerima shalat tanpa bersuci.” (H.R. Muslim dan selainnya),

dan sabda yang lain, “Allah tidak akan menerima shalat orang yang

berhadats hingga dia berwudhu’” (HR. muttafaqun’alaih). Adapun suci

dari najis adalah suci seluruh anggota badan termasuk juga tempat di

mana kita akan melaksanakan shalat.

4) Menutup Aurat

Menutup aurat dengan apa yang tidak menampakkan kulit (dan

bentuk tubuh), berdasarkan sabda Rusullah SAW, “Allah tidak akan

menerima shalat wanita yang telah haid (yakni yang telah baligh) kecuali

dengan khimar (pakaian yang menutup seluruh tubuh, seperti mukenah).”

(HR. abu Dawud) sedangkan batasan aurat laki-laki ialah dari pusar hingga

lutut.

5) Masuknya Waktu Shalat

Firman Allah, “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S. An-Nisa:103)

diapahami dari hadits di atas bahwa diwajibkan shalat dalam waktu-waktu

Page 11: BAB II

20

yang telah ditentukan. Dalil tentang waktu-waktu itu adalah firman Allah,

“Dirikanlah shalat dari sesudah tergelincirnya matahari sampai gelap

malam dan (dirikanlah pula shalat) shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh

itu disaksikan (oleh malaikat).” (Q.S. Al-Israa’:78)

6) Menghadap Kiblat

Tentang shalat menghadap kiblat berdasarkan firman Allah,

“Sungguh Kami melihat wajahmu sering menengadah ke langit, maka

sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.

Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil-Haram, dan di mana saja kalian

berada maka palingkanlah wajah kalian ke arahnya.” (QS. Al-

Baqarah:144)

Adapun rukun shalat adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam

memulai suatu pekerjaan, rukun di sini berarti bagian yang poko, rukun-

rukun tersebut adalah;

a) Niat Shalat

Berniat shalat di dalam hati, sedangkan melafazkannya adalah

bid’ah (karena tidak ada dalilnya). Dalil wajibnya niat adalah hadits

yang masyhur, “Sesungguhnya amal-amal itu didasari oleh niat dan

sesungguhnya setiap orang akan diberi (balasan sesuai niatnya.’

(Muttafaqun ‘alaih dari “umar Ibnul Khaththab)

b) Berdiri tegak pada shalat fardhu bagi yang mampu

Dalilnya firman Allah, “Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha

shalat ‘Ashar), serta berdirilah untuk Allah dengan khusyu’.” (QS. Al-

Baqarah:238). Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah dengan

Page 12: BAB II

21

berdiri…”(HR. Al-Bukhary) di sini ada pengecualian bagi yang tidak

mampu.

c) Takbiratul-ihram

Yaitu ucapan: ‘Allahu Akbar’, tidak boleh dengan ucapan lain.

Dalilnya hadits, “Pembukaan (dimulainya) shalat dengan takhir dan

penutupnya dengan salam.” (HR.Abu Dawud dan dishahihkan Al-

Hakim) Juga hadits tentang orang yang salah shalatnya, “Jika kamu

telah berdiri untuk shalat maka bertakbirlah.”

d) Membaca Al-Fatihah

Membaca Al-Fatihah adalah rukun pada tiap raka’at sebagaimana

dalam hadits, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-

Fatihah.” (Muttafaqun ‘alih)

e) Rukuk

f) I’tidal (berdiri tegak setelah rukuk)

g) Sujud dengan tujuh anggota tubuh

h) Duduk di antara dua sujud

i) Duduk tasyahud akhir

j) Membaca tasyahud akhir

k) Membaca salawat Nabi pada tasyahud akhir

l) Membaca Salam

m) Tertib, berurutan mengerjakan rukun-rukun shalat

d. Tata Cara Shalat dan Peranan

Page 13: BAB II

22

Dalam pelaksanaannya shalat dilakukan menurut pemahaman berbagai

ulama yang berbeda-beda, tetapi selama dalam batas-batas kaidah yang benar,

maka hal itu adalah wajar. Menurut sebagian ulama diantaranya Syaikh

Abdulaziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Utsaimin,

Syaikh bin Jabrin, tata cara tersebut adalah:

1) Menghadap kiblat kemudian mengucapkan Takbiratul ihram. “Allahu

Akbar”, mengucapkan takbiratul ihram adalah rukun shalat, tidak sah

shalat tanpa mengucapkannya.

2) Mengangkat kedua tangan setentang dengan merapatkan jari jemari.

Berdasarkan hadits Malik bin Al-Huwaints bahwa ia berkata: “Rasulullah

SAW biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali

takbir.

3) Menggenggam pergelangan tangan kanan serta melatakkannya di atas

dada. Berdasarkan hadits riwayat An-Nisa’ yang telah dinyatakan shalih

oleh syaikh Al-Albani, atau meletakkan telapak tangan kanan di atas

telapak tangan kiri serta meletakkannya di atas dada.

4) Mengarahkan pandangannya ke tempat sujud.

5) Membaca do’a iftitah.

6) Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat.

7) Membaca surat yang dihafal.

8) Rukuk sambil mengucapkan takbir dengan mengangkat kedua tangan

setentang bahu atau telinga. Hendaknya membaca do’a rukuk.

9) I’tidal, bangkit dari rukuk seraya mengucapkan

“Sami’allahulimanhamidah” sampai berdiri tegak.

Page 14: BAB II

23

10) Sujud seraya mengucapkan “Allahu Akbar”.

11) Iftirasy atau gerakan duduk di antara dua sujud yaitu duduk dengan

bertumpul di atas telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan,

sementara dibenarkan meletakkan telapak tangan di atas kedua paha atau

pada lutut.

12) Duduk tasyahud awal yang dimaksud adalah gerakan sama dengan duduk

iftirasy dengan meletakkan tangan di atas paha adapun posisi jari kanan

adalah sebagai berikut: jari manis dan jari kelingking digenggam,

sementara jari tengah ditautkan dengan ibu jari serta menginsyaratkan

dengan jari telunjuk saat berdo’a.

13) Duduk tasyahud akhir, dilakukan dengan bertawarruk yaitu

menegakkan/merebahkan telapak kaki kanan dan mengeluarkan telapak

kaki kiri dari bawah betis kaki kanan dengan menjadikan lantai tempat

betelekan, sementara posisi jari kanan sama seperti pada duduk tasyahud

awal dan disertai membaca tahiyat akhir.

14) Mengucapkan salam dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri.

e. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat

Shalat akan batal (tidak sah apa bila salah satu rukunnya tidak

dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Shalat juga akan batal dengan

hal-hal tersebut di bawah ini:

1) Berhadast

2) Terkena najis yang tidak termaafkan

Page 15: BAB II

24

3) Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberi

pengertian

4) Terbuka auratnya

5) Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat

6) Makan dan Minum meskipun sedikit

7) Bergerak berturut-turut tiga kali

8) Membelakangi kiblat

9) Menambahkan rukun dalam shalat, seperti menambah rukuk dan sujud

10) Tertawa terbahak-bahak

11) Mendahului imam dengan sengaja 2 rukun, jika shalat berjama’ah

12) Murtad, artinya ke luar dari Islam

3. Perkembangan motorik Kasar Anak

a. Pengertian Perkembangan Motorik Anak

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui

kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord.

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar

adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar

atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu

sendiri. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:

1) Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik

turun tangga.

2) Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,

menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan

Page 16: BAB II

25

benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam

Yusuf 2002)

c. Motorik kasar anak usia dini

Keterampilan motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang

mencakup keterampilan otot-otot besar. Gerakan ini lebih menuntut kekuatan

fisik dan keseimbangan, seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat atau

berenang.

Pada usia dini diharapkan telah mampu melakukan gerakan-gerakan motorik

kasar seperti, menurunkan tangga langkah demi langkah, tetap seimbang

ketika berjalan mundur, berlari dan langsung menendang-nendang bola,

melompat-lompat dengan kaki bergantian, melompati selokan selebar setengah

meter dengan satu kaki, berjinjit dengan tangan di pinggul, melambungkan

bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan menggunakan dua

tangan, menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut, mengendarai sepeda roda

tiga dan membuat belokan tajam dengan sepeda roda tiga, memanjat tangga-

tangga di lapangan bermain.

Sesuai dengan perkembangan kemampuan melakukan gerakan motorik

kasar seperti contoh-contoh yang diuraikan di atas, maka sebagaimana yang

sering kita lihat, alat permainan yang umumnya disediakan di Taman Kanak-

kanak yang akan mendukung perkembangan kemampuannya tersebut lebih

banyak berupa alat-alat permainan yang menuntut keseimbangan dan kekuatan

fisik serta kecekatan dan kecepatan gerak.

b. Motorik Halus Anak Usia Dini

Page 17: BAB II

26

Bila kita mengamati anak-anak yang sedang bermain di halaman sekolah

Taman Kanak-kanak terlihat bahwa sebagian besar dari mereka selalu

bergerak, berlari-lari dan seringkali dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Mereka belum terlalu mampu untuk memperkirakan kecepatan dan gerakan-

gerakan yang tepat, selain karena daya antisipasi (kemampuan

memperkirakan) mereka belum berkembang dengan baik, pengendalian emosi

dan gerak merekapun belum cukup memadai, sehingga peluang untuk

mengalami resiko kecelakaan pada usia ini masih cukup besar. Alat-alat

permainan yang disediakan untuk mereka selain memang bermanfaat, juga

dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan dan keamanan dirinya.

Kesadaran mereka terhadap bahaya juga masih kurang, sehingga perilakunya

seringkali tampak seolah-olah ia tidak takut akan bahaya dan terkesan nekat.

Oleh karena itu seharusnya guru AUD menyadari hal ini dan melakukan

upaya-upaya pengamanan dan pencegahan yang cukup matang. Cara yang

dapat dilakukan untuk itu, selain harus mengingatkan anak-anak untuk berhati-

hati, juga melakukan pengawasan langsung selama mereka bermain. Harus

selalu ada beberapa guru yang bertugas menemani dan mengawasi anak-anak

selama mereka bermain di halaman sekolah. Kecelakaan yang terjadi pada

anak di sekolah sepenuhnya adalah tanggung jawab guru, walaupun

sebenarnya hal itu seringkali karena ulah mereka sendiri. Dan orang tua sangat

menekankan masalah keamanan dan kepercayaan terhadap sekolah dalam

menentukan pilhan sekolah bagi anaknya yang masih Taman Kanak-kanak.

c. Motorik Halus Anak Usia Dini

Page 18: BAB II

27

Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot –

otot kecil atau halus; gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan tangan

dan kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk

melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan-gerakannya.

Yang termasuk gerakan motorik halus ini antara lain adalah kegiatan

mencoret, melempar, menangkap bola, meronce manik-manik, menggambar,

menulis, menjahit dan lain-lain. Keterampilan ini berkembang lebih lambat

dibandingkan dengan keterampilan motorik kasar karena memang tuntutannya

lebih tinggi.

Anak usia pra sekolah diharapkan sudah menguasai beberapa

keterampilan yang menuntut kemampuan motorik halus ini, seperti

menggunakan gunting dengan baik meskipun belum lurus, melipat kertas dan

memasukkan surat ke dalam amplop, membawa secangkir teh sejauh beberapa

meter tanpa tumpah, memasukkan benang ke dalam jarum, mengoleskan selai

di atas roti, mengikat tali sepatu, membentuk berbagai obyek dengan tanah

liat, mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju, membuka dan

memasang kancing baju serta melepas ikat pinggang dan lain-lain.

Sesuai dengan perkembangan motorik halus yang sudah harus

dicapainya tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada anak usia

dini harus diarahkan untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal itu. Hal

ini penting, karena seperti telah diuraikan sebelumnya, hanya kesempatan dan

latihanlah yang diyakini akan dapat meningkatkan keterampialan anak dalam

melakukan kegiatan-kegiatan yang menuntut gerakan motorik halus tersebut.

Page 19: BAB II

28

Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak

menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan

batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di

luar ruangan seperti kelereng.

Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk

menulis. Seperti halnya pada kegiatan motorik kasar yang dilakukan oleh anak

usia sekolah, kegiatan motorik haluspun mengandung resiko kecelakaan

tertentu. Tetapi karena untuk dapat melakukannya anak dituntut untuk lebih

tenang dan lebih memusatkan perhatian dan mengendalikan geraknya, maka

resiko tersebut diharapkan lebih kecil.

Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang

perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak

seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh

dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan

bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5% -

10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti

lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada

perempuan.

Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara

genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through

the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock,

2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan

kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan

kematangan fisik anak.

Page 20: BAB II

29

Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak

adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr.

Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik

anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi

mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut

untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.

Misalnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak

mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi

tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk

mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang

di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.“…….to develop

motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates

them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills

represent solutions to the infant’s goal.”

Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk

melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang

baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu

perkembangan sistem syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk

bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan

yang mendukung memperolehan kemampuan motorik.

Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan

motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982

(Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan

self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di

Page 21: BAB II

30

bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal

tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980

(Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat

dengan self-esteem. Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang

kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode

prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002)

mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,

yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan

dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan

kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya

pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang

untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan

jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.

d. Pentingnya Perkembangan Motorik

Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik yaitu kematangan, urutan,

motivasi, pengalaman, dan praktik (Malina & Bouchard, 1991).

1) Kematangan

Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh

kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak

dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syarat belum berkembang

dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan

motorik. Pada usia ± 5 tahun syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan,

dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol

Page 22: BAB II

31

gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berlari, melompat dan berlutut,

berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang

mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan

untuk menyusun puzzel, memegang pensil atau gunting membentuk dengan

plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.

2) Urutan

Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat

kompleks, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik

dengan seimbang seperti berlari sambil melompat, mengendarai sepeda.

3) Motivasi

Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan

motivasi yang datang dari luar. Misalnya, dengan memberikan kesempatan

pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik serta

menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.

Pengaruh kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia

muda mengandung implikasi terhadap pentingnya perkembangan keterampilan

gerak anak. Kurangnya kesadaran orang dewasa termasuk guru-guru akan hal

ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntungan yang dapat

diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuh-

kembang anak secara keseluruhan.

4) Pengalaman

Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya.

Latihan dan pendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi

Page 23: BAB II

32

pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang membangkitkan rasa senang

dalam suasana riang gembira anak.

5) Praktik

Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan

pengembangan motoriknya perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan guru.

Kebutuhan anak-anak tersebut menurut Bucher dan Reade (1959) adalah

sebagai berikut.

(a) Ekspresi melalui gerakan

(b) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan anak

(c) Kegiatan yang berbentuk drama

(d) Kegiatan yang berbentuk irama

(e) Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.

Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan

perasaan terdapat pada tiap insan sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut

dapat disalurkan dengan bermain, melalui prgoram pelatihan gerakan bagi

anak usia dini. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi

perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:

1). Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan

memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki

keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau

memainkan alat-alat mainan.

2) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak

berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang

independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan

Page 24: BAB II

33

dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang

perkembangan rasa percaya diri.

3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah

Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-

berbaris.

4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat

bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal

akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan

dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)

B. Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat

memperhatikan penelitian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam

mengadakan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang hampir

sama diataranya sebagai berikut:

Joni (2010) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan

Sopan Santun dan Keterampilan Melakukan Gerakan Sholat Melalui

Metode Role Playing Pada Anak Usia Dini menyimpulkan bahwa

Metode role playing terbukti dapat meningkatkan perkembangan sopan

santun dan keterampilan melakukan gerakan sholat pada murid.

Dengan demikian role playing gerakan sholat dapat meningkatkan

sopan santun anak.

Page 25: BAB II

34

Rosita (2010) dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan

Keterrampilan Siswa Dalam Menulis Cerita Melalui Penggunaan

Gamabar Seri menyimpulkan bahwa gambar seri dapat dugunakan

untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerita.

Penelitian-penelitian tersebut diatas walaupun berbeda akan

tetapi masih berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian Joni

pemeblajaran gerakan sholat dapat dijadikan referensi bagi penulis

hanya bedanya penulis menggunakan gambar seri dalam belajarar

gerakan sholat untuk perkembangan psikomotorik kasar anak

sedangkan Joni menggunakan pembelajaran gerakan sholat untuk

peningkatan sopan santun anak. Begitu juga dengan penelitian

Rosita,A.Md. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Rosita

adalah sama-sama menggunakan media gambar seni untuk

pembelajaran namun bagi Rosita media tersebut digunakan untuk

peningkatan anak dalam menulis cerita sedangkan penulis

menggunakannya untuk penignkatan psokomotorik kasar anak.

Dengan demikian penelitian di atas mendukung penelitian ini.

Pada penelitian ini menekankan penggunaan gambar seri untuk

meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia dini pada

aktivitas gerakan sholat.

C. Kerangka Konseptual

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua

variabel yaitu variabel bebas adalah penggunaan media gambar seri

dan variabel terikat yaitu peningkatan pengembangan motorik kasar.

Page 26: BAB II

35

Untuk mempermudah kita dalam memahami alur dari penelitian

tindakan kelas ini maka saya membuat kerangka berpikir yang

disesuaikan dengan langkah-langkah strategi dari pembelajaran

gerakan shalat berdasarkan gambar seri, sehingga dengan melihat dan

membaca kerangka berpikir ini kita bisa melihat gambaran apa saja

yang peneliti lakukan di dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi peneliti.

Kemampuan Psikomotorik

Mengingat gerakan dan bacaan sholat

Media Gambar Seri

Tahapan Pengguanaan media gambar seri gerakan sholat untuk perkembangan psikomotorik kasar anak

Tahapan Penelitian:

Mengenalkan Konsep Sholat Mengenalkan Gerakan Sholat Menunjukkan gambar seri Gerakan Shalat

Berdasarkan Urutan sambil menanamkan konsep Menunjuk murid secara bergantian untuk memasang

gambar seri sesuai urutan Memberikan contoh sambil Mempraktekkan gerakan

sholat sesuai berdasarkan urutan gambar seri Memantau perkembangan psikomotorik kasar

berdasarkan aspek yang diobservasi

HASIL YANG AKAN DICAPAI

Page 27: BAB II

36

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan perkembangtan Psikomok kasar anak

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan kajian pustaka

yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis

tindakan sebagai berikut:

Dengan menerapkan media gambar seri pada pembelajaran

gerakan dan bacaan shalat, maka perkembangan psikomotorik kasar

anak pada murid TK Adzkia I Padang akan meningkat.