bab-ii (1)

Upload: aliyah

Post on 05-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan Perkembangan adalah proses kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.Menurut kamus kedokteran Dorland, pertumbuhan ialah proses normal pertambahan ukuran organisme sebagai akibat pertambahan jaringan pada yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Menurut Pedoman Diagnosis Ilmu Kesehatan Anak batasan dari pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti sebagian atau menyeluruh.Menurut Whaley dan wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh ( Supartini, Yupi : 2004).Menurut kamus kedokteran Dorland, perkembangan ialah proses pertumbuhan dan diferensiasi. Definisi lain dari perkembangan ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Istilah Perkembangan meliputi pertumbuhan fisik, maupun pematangan fungsi, emosi dan perilaku sosial. Menurut Pedoman Diagnosis Ilmu Kesehatan Anak batasan dari perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleksMenurut Whaley dan wong, perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Supartini, Yupi :2004).Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Riyadi, 2009).

B. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Ciri-ciri Pertumbuhana. Perubahan ukuranPerubahan terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur anak, terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh (Narendra, et al., 2002, p.3).b. Perubahan proporsiProporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak atau orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simpisis pubis (Narendra, et al., 2002, p.3).c. Hilangnya ciri-ciri lamaSelama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya refleks-refleks primitif (Narendra, et al., 2002, p.4).d. Timbulnya ciri-ciri baruTimbulnya ciri-ciri baru adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya anda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita (Narendra, et al., 2002, p.4).2. Ciri-ciri Perkembangana. Perkembangan melibatkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan sistem reproduksi disertai dengan perubahan pada organ kelamin, perkembangan kecerdasan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciriciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu (Narendra, et al., 2002, p.7).b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnyaPerkembangan awal merupakan masa kritis, karena hal tersebut akan menentukan perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya (Narendra, et al., 2002, p.8).c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutanTahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak dapat terbalik, misalnya anak dapat berdiri terlebih dahulu sebelum berjalan (Narendra, et al., 2002, p.8).d. Perkembangan mempengaruhi pertumbuhanPada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, dan juga daya nalar (Narendra, et al., 2002, p.8).

C. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia 2-3 TahunPenilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997). Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.Parameter ukuran antropometrik yang paling sering digunakan adalah :1. Pengukuran berat badanPengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.2. Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan. 3. Pengukuran lingkar kepala anak PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.Untuk menilai perkembangan anak dapat menggunakan berbagai jenis instrument. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama.Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur.

D. Pertumbuhan Anak Usia 2-3 TahunMenurut Nugroho (2009) Peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap yang menunjukkan karakteristik percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada anak umur 1-3 tahun adalah sebagai berikut:1. Tinggi BadanRata-rata tinggi badan batita bertambah tinggi sekitar 7,5 cm pertahun. Rata-rata tinggi anak usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi badan pada usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang diharapkan. Menurut Behrman (1992), menyebutkan bahwa seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus, yaitu:a. Perkiraan panjang lahir : 50 cmb. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x panjang badan lahirc. Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur x 6) + 77 = 6n + 77Keterangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila 6 bulan atau kurang, dihilangkan.2. Berat BadanRata-rata pertambahan berat badan batita adalah 1,8 atau 2,7 kg pertahun. Rata-rata berat badan batita umur 2 tahun adalah 12,3 kg. Pada usia 2,5 tahun berat badan batita mencapai 4 kali berat badan lahir. Selain dari perkiraan tersebut dapat diperkirakan dengan rumus atau pedoman dari Berhman (1992) yaitu :a. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kgb. Berat badan 3-12 bulan :

c. Berat badan usia 1-6 tahun :

Keterangan : n adalah usia anak3. Lingkar KepalaPada usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada. Total laju peningkatan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5. Lingkar kepala anak pada usia 2 tahun yaitu 46,9 - 49,5 cm ( + 2,5 cm) dan mengalami kenaikan usia 3 tahun menjadi 47,7 - 50,8 cm ( + 1,25 cm).4. Lingkar DadaLingkar dada untuk anak usia 2-3 tahun memiliki ukuran yang sama dengan lingkar kepala anak usia yang sama.5. Lingkar Lengan AtasLingkar lengan atas pada saat lahir yaitu 11 cm menjadi 16 cm pada usia 1 tahun. Sedangkan pada usia 2-3 tahun lingkar lengan atas tidak menunjukan banyak perubahan.6. Lingkar KepalaSecara normal, ukuran lingkar kepala adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sekitar 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm dan pada tahuntahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm. pengukuran lingkar kepala dapat diukur dengan menggunakan pita pengukuran yang disebut meteran (Nursalam, et al., 2005, p.53).

E. Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun1. Perkembangan MotorikPerkembangan anak usia 2-3 tahun secara motorik kasar yaitu anak sudah bisa menaiki dan menuruni tangga, menulis hal yang sederhana, memanjat perabotan rumah tangga, melompat, mengeksplorasi rumah, dan berkeliling rumah. Perkembangan anak usia 2-3 tahun secara motorik halus yaitu telah mampu memegang benda berukuran kecil diantara ibu jari dan telunjuk dan masih agak kaku, anak dapat menyusun 2-6 kotak/kubus, menunjuk mata dan hidung, serta menggambar garis di kertas/pasir.2. Perkembangan BahasaPerkembangan anak usia 2-3 tahun secara bahasa yaitu anak telah menguasai 50-200 suku kata, anak dapat menyusun kata menjadi kalimat sederhana, anak mengatakan 5-10 kata. Pada usia 21 bulan sampai 2 tahun, kebanyakan anak menggunakan kalimat posesif (ini bola saya), progresif (saya sedang bermain), pertanyaan, dan kalimat penolakan.3. Perkembangan KognitifAnak usia 2-3 tahun dapat disamakan dengan stadium praoperasional Piaget (pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib, egosentris, dan pemikiran yang didominasi oleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi kerancuan dari kejadian yang kebetulan untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungkan motivasi kepada benda mati dan kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistik terhadap kekuatan hasrat. Anak-anak bahwa matahari turun karena lelah atau bahwa perasaan marah kepada saudara kandung sesungguhnya dapat membuat saudaranya sakit. Egosentris mengacu kepada ketidakmampuan anak untuk mengambil pandangan lain dan tidak berarti egois. Anak mungkin berusaha untuk menyenangkan orang dewasa yang marah dengan membawa boneka binatang kesayangan. Setelah usia 2 tahun, anak membuat konsep tentang dirinya dan rasa kebutuhan untuk merasakansemua.4. Perkembangan Emosional dan SosialPerkembangan anak usia 2-3 tahun secara bahasa yaitu memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing, memperlihatkan minat pada anak lain dan bermain dengan mereka, menaruh minat pada apa yang dikerjakan, dapat makan sendiri dan dapat mengontrol BAK dan BAB.

F. Kelainan Tumbuh Kembang Anak Usia 2-3 Tahun1. Kelainan Pertumbuhana. Kretinb. Gagal tumbuhc. Obesitas 2. Kelainan Perkembangana. 3. Kelainan Mental Mental Emosionala. Autisme Autisme adalah istilah yang digunakan untuk sekumpulan gangguan perkembangan secara neurologik dimana individu yang mengalaminya akan mengalami gangguan pada kemampuan interaksi sosialnya dan keterampilan komunikasinya, serta kecenderungan untuk mengulangi suatu perilaku tertentu. Terdapat berbagai macam bentuk autisme, dari seseorang yang dapat berperilaku baik pada berbagai keadaan, sampai seseorang yang mengalami gangguan bicara dan keterampilan harian sederhana (suryana,2004)Autisme biasanya didiagnosa pada usia balita atau usia prasekolah, walaupun ada juga yang didiagnosa pada usia yang lebih tua. Menurut laporan, sekitar 20% anak yang mengalami autisme mengalami sesuatu yang disebut sebagai regresi, yaitu mereka tampaknya mengalami suatu perkembangan normal tetapi kemudian kehilangan keterampilan komunikasi dan sosial. Anak laki-laki mempunyai resiko tiga sampai empat kali lipat untuk mengalami autisme dari pada anak perempuan. Autisme dapat terjadi pada semua kelompok ras, etnik, dan sosial manapun. Berbagai macam faktor yang diduga berhubungan dengan autisme antara lain faktor infeksi, metabolisme, genetik, neurologik, dan lingkungan.Menurut bukti-bukti ilmiah yang ada saat ini tidak ada satupun hipotesis yang mendukung pernyataan bahwa vaksin MMR, atau kombinasinya, dapat menyebabkan terjadinya autisme maupun bentuk autisme regresif. Pertanyaan-pertanyaan akan adanya kemungkinan kaitan antara vaksin MMR dan autisme telah diteliti secara luas olehNational Academy of Sciences, Institute of Medicine, Amerika. Penelitian ini menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti epidemiologi yang ada saat ini bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme.b. Tantrum Temper tantrum adalah suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper tantrum seringkali muncul pada anak suai 15 bulan hingga 6 tahun (Zaviera, 2008). Umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Pada usia 2-4 tahun, karakteristik emosi anak muncul pada ledakan marahnya atau temper tantrum (Hurlock, 2000). Sikap yang ditunjukkan untuk menampilkan rasa tidak senangnya, anak melakukan tindakan yang berlebihan, misalnya menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, berguling-guling, memukul ibunya atau aktivitas besar lainnya (Hurlock, 2000) c. Gangguan Kecemasan Atau Gangguan MoodMerasa selalu sedih, tertekan, tidak dicintai, gugup, takut, kesepian. Gangguan kecemasan dapat bermacam-macam bentuknya. Misalnya, dinakali oleh anak yang lebih besar, merasa terpisah dari rumah atau orang tua. Contoh gangguan kecemasan lain pada anak adalah gangguan mood (terutama kesedihan) yang berlangsung melebihi periode normal. Anak tidak mampu lagi bergembira atau berkonsentrasi, selalu kecapaian, melakukan aktivitas ekstrim, apatis, selalu menangis, mengalami masalah tidur, berat badan berubah drastis, mengalami keluhan fisik yang tidak jelas, merasa diri tidak berharga, merasa tidak berteman, bahkan kadang-kadang berpikir ingin mati.Derajat kecemasan yang tinggi terjadi pada anak usia antara duan dan enam tahun. Dalam jumlah tertentu kecemsn adalah sesuatu yang normal. Sters utama ari bayi pertengahan sampai usia prasekolah adalah kecemasan perpisahan (Wong, 2009). Kecemasan yag timbul pada anak tidak selalau bersifat patologi tetapi dapat juga disebabkan oleh proses perkembangan itu sendiri atau kareana tingkah laku dari salah satu orangtua.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu