bab i.doc

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru,tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang yang agak sulit untuk diwarnai,tetapi sekali berhasil diwarnai,sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu,disebut juga kuman batang tahan asam (BTA). Situasi TB di dunia semakin memburuk,jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan,terutama pada Negara yang dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah TB besar (high burden countries). Menyikapi hal tersebut,pada tahun 1993,WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia (global emergency). TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh kuman TB. Pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus TB yang tercatat diseluruh dunia. Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Diantara mereka 75% berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65% dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia. Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 10 hingga 15 juta orang akan terinfeksi TB. Lebih dari 80% kasus baru TB yang dilaporkan di tahun 1998 adalah berusia lebih dari 25 tahun,dan kebanyakan dari mereka terinfeksi di masa lalu. Kira-kira 5 hingga 100 populasi yang baru terinfeksi akan berkembang menjadi TB paru 1 hingga 2 tahun setelah

Upload: dian-nur-martika-anggraini

Post on 25-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru,tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang yang agak sulit untuk diwarnai,tetapi sekali berhasil diwarnai,sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu,disebut juga kuman batang tahan asam (BTA).Situasi TB di dunia semakin memburuk,jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan,terutama pada Negara yang dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah TB besar (high burden countries). Menyikapi hal tersebut,pada tahun 1993,WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia (global emergency). TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh kuman TB. Pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus TB yang tercatat diseluruh dunia.Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Diantara mereka 75% berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65% dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia.Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 10 hingga 15 juta orang akan terinfeksi TB. Lebih dari 80% kasus baru TB yang dilaporkan di tahun 1998 adalah berusia lebih dari 25 tahun,dan kebanyakan dari mereka terinfeksi di masa lalu. Kira-kira 5 hingga 100 populasi yang baru terinfeksi akan berkembang menjadi TB paru 1 hingga 2 tahun setelah terinfeksi. Pada 5% kasus akan berkembang menjadi penyakit klinis di masa yang akan datang sedangkan 95% sisanya tidak. Sekitar 10% individu yang terinfeksi akan berkembang menjadi TB klinis seumur hidup mereka. Namun resiko yang lebih besar adalah pada individu yang imunosupresif,khususnya bagi mereka yang terkena infeksi HIV. HIV merusak limfosit dan monosit,yang keduanya merupakan sel pertahanan primer untuk melawan infeksi TB. Berdasarkan data CDC tahun 1996,angka penyakit TB pada orang yang terinfeksi HIV dengan tes tuberculin kulit yang positif adalah 200 hingga 800 kali lebih besar daripada angka untuk seluruh penduduk Amerika Serikat (CDC,1998)Indonesia adalah Negara dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India. Pada tahun 1998 diperkirakan TB di China,India dan Indonesia berturut-turut 1.828.000,1.414.000,dan 591.000. Perkiraan kejadian BTA di sputum yang positif di Indonesia adalah 266.000 tahun 1998. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga 1985 dan survey kesehatan nasional 2001,TB menempati ranking nomor 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh pengawas minum obat dengan tingkat kesembuhan pasien TBC.

2. Tujuan Khusus:

Untuk mengetahui epidemiologi,etiologi,cara penularan,manifestasi klinis,pathogenesis,serta terapi pada TBC serta diharapkan dapat menurunkan insidensi penyakit TBC.

Sebagai pemenuhan salah satu syarat mendapatkan gelar sarjanaC. Manfaat Penulisan

1) Bagi Institusi

Dengan KTIA ini dapat menjadi masukan bagi pendidikan

2) Bagi Mahasiswa

Sebagai pengalaman dan latihan bagi penulis dalam mengerjakan suatu karya tulis ilmiah serta belajar menemukan permasalahan yang ada di lapangan.3) Bagi Masyarakat

Dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memberikan masukan bagi masyarakat dan diharapkan peran serta masyarakat dalam usaha meningkatkan keberhasilan kesembuhan TBC BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Epidemiologi GlobalWalaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan Maret 1993 WHO mendeklarasikan TB sebagai global health emergency. TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh mikobakterium TB. Pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus TB yang tercatat diseluruh dunia. Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di antara mereka 75% berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65% dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia.

Alasan utama munculnya atau meningkatnya beban TB global ini antara lain disebabkan:1. Kemiskinan pada berbagai penduduk,tidak hanya pada negara yang sedang berkembang tetapi juga pada penduduk perkotaan tertentu di negara maju.

2. Adanya perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia dan perubahan dari struktur usia manusia yang hidup.

3. Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi pada penduduk di kelompok yang rentan terutama di negeri-negeri miskin.

4. Tidak memadainya pendidikan mengenai TB di antara para dokter.

5. Terlantar dan kurangnya biaya untuk obat,sarana diagnostik, dan pengawasan kasus TB dimana terjadi deteksi dan tata laksana kasus yang tidak adekuat.6. Adanya epidemi HIV terutama di Afrika dan Asia.

B. Epidemiologi TB di Indonesia

Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India. Pada tahun 1998 diperkirakan TB di China,India dan Indonesia berturut-turut 1.828.000;1.414.000;dan 591.000 kasus. Perkiraan kejadian BTA di sputum yang positif di Indonesia adalah 266.000 tahun 1998. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga 1985 dan survey kesehatan nasional 2001,TB menempati ranking nomor 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi nasional terakhir TB paru diperkirakan 0,24%. Sampai sekarang angka kejadian TB di Indonesia relatif terlepas dari angka pandemi infeksi HIV karena masih relatif rendahnya infeksi HIV,tapi hal ini mungkin akan berubah dimasa datang melihat semakin meningkatnya laporan infeksi HIV dari tahun ke tahun. Suatu survey mengenai prevalensi TB yang dilaksanakan di 15 propinsi Indonesia tahun 1979-1982 di perlihatkan pada table 1.Tabel 1. Prevalensi TB diantara tahun 1979-1982 di 15 propinsi di Indonesia

Tahun

SurveiProvinsiJumlah Penduduk

Th 1982 (juta)Prevalensi Positif Hapusan BTA Sputum (%)

1979Jawa Tengah26.20.13

1980Bali2.50.08

1980DKI Jakarta7.00.16

1980DI Yogyakarta2.80.31

1980Jawa Timur30.00.34

1980Sumatera Utara8.80.53

1980Sulawesi Selatan6.20.45

1980Sumatera Selatan4.90.42

1980Jawa Barat28.90.31

1980Kalimantan Barat2.60.14

1980Sumatera Barat3.50.38

1981Aceh2.70.15

1981Kalimantan Timur1.30.52

1981Sulawesi Utara2.20.30

1982Nusa Tenggara Timur2.80.74

Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Tahun 1995,hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia,dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi.

Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk dan sampai tahun 2005,program Penanggulangan TB dengan Strategi DOTS menjangkau 98% Puskesmas,sementara rumah sakit dan BP4/RSP baru sekitar 30%.C. Etiologi

Mycobacterium Tuberculosis

Kuman ini disebut juga basil dari Koch. Kuman ini amat penting karena menyebabkan penyakit tuberculosis. Tuberculosis juga disebabkan oleh Mycobacterium bovis pada lembu. Collins,Jates dan Granse (1982) membagi 5 varian untuk Mycobacterium tuberculosis untuk tujuan epidemiologi:

M. tuberculosis var. human (tbc manusia)

M. tuberculosis var. bovine (tbc lembu)

M. tuberculosis var. human Asian (tbc manusia Asian)

M. tuberculosis var. African I (M. africanum,Afrika Barat)

M. tuberculosis var. African II (M. africanum,Afrika Timur)

Habitat

Mycobacterium tuberculosis biasanya terdapat pada manusia yang sakit tuberculosis. Penularan terjadi melalui jalan pernapasan. Mycobacterium bovis biasanya terdapat pada lembu dan dapat pula pada manusia melalui susu.

Morfologi dan fisiologi

Mikroskopik:

Pada jaringan tubuh kuman tuberculosis berbentuk batang halus berukuran 3x0,5 um,dapat juga terlihat seperti berbiji-biji. Pada perbenihan berbentuk kokoid dan berfilamen. Tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan cara Ziehl-Neelsen atau Tan Thiam Hok kuman berwarna merah dengan latar belakang berwarna biru. Pada pewarnaan fluorochrom kuman berfluoresensi dengan warna kuning oranye.

Sifat-sifat pertumbuhan

Pertumbuhan secara aerob obligat. Energi didapat dari oksidasi senyawa karbon yang sederhana. CO2 dapat merangsang pertumbuhan. Pertumbuhan lambat,waktu pembelahan sekitar 20 jam. Suhu pertumbuhan optimum 37C. Pada perbenihan,pertumbuhan tampak setelah 2-3 minggu. Koloni cembung,kering,kuning gading.

Daya tahan

Daya tahan kuman tuberculosis lebih besar apabila dibandingkan dengan kuman lainnya karena sifat hidrofobik permukaan sel. Hijau malakhit dapat membunuh kuman lain tetapi tidak membunuh Mycobacterium tuberculosis,demikian juga asam dan alkali. Dengan fenol 5% diperlukan waktu 24 jam untuk membunuh Mycobacterium tuberculosis. Pada sputum kering yang melekat pada debu dapat tahan hidup 8-10 hari. Pengaruh pemanasan daya tahannya sama dengan kuman lainnya daya tahannya,jadi dengan pasteurisasi kuman tuberculosis ini sudah dapat dibunuh.

D. Patogenesis

Infeksi terjadi biasanya melalui debu atau titik cairan (droplet) yang mengandung kuman tuberculosis dan masuk ke jaalan nafas. Penyakit timbul setelah kuman menetap dan berkembang biak dalam paru-paru atau kelenjar getah bening regional. Perkembangan penyakit tergantung pada:

a. Dosis kuman yang masuk

b. Daya tahan dan hipersensitivitas hospes

Ada 2 kelainan patologi yang terjadi:

1. Tipe eksudatif:

Terdiri dari inflamasi yang akut dengan edema,sel-sel leukosit polimorfonuklear dan menyusul kemudian sel-sel monosit yang mengelilingi basil tuberculosis. Kelainan ini terlihat terutama pada jaringan paru dan mirip pneumonia bakteri. Penyembuhan dapat terjadi secara sempurna sehingga seluruh eksudat diabsorpsi atau dapat berkembang menjadi nekrosis yang luas atau berubah menjadi tipe 2 (tipe produktif). Dalam masa eksudatif ini tuberculin adalah positif.

2. Tipe produktif

Apabila sudah matang prosesnya lesi ini berbentuk granuloma yang kronik,terdiri dari 3 zona:

Zona sentral dengan sel raksasa yang berinti banyak dan mengandung kuman tuberculosis

Zona tengah yang terdiri dari sel-sel epiteloid yang tersusun radial

Zona luar yang terdiri dari fibroblast,limfosit dan monosit.

Lambat laun zona luar akan berubah menjadi fibrotic dan zona sentral akan mengalami perkijauan. Kelainan seperti ini disebut tuberkel. Tuberkel yang berkiju dapat pecah ke dalam bronkus dan menjadi kaverna. Kesembuhan dapat terjadi melalui proses fibrosis atau perkapuran.