bagian i.doc

26
PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO 1 BAGIAN I PENDAHULUAN Latar Belakang Adanya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah membawa dampak terhadap daerah-daerah untuk memekarkan diri. Melalui pemekaran akan mempersingkat rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, khususnya pada wilayah- wilayah yang belum terjangkau oleh fasilitas pemerintahan. Pemekaran daerah juga diaspirasikan untuk memperbaiki pemerataan pembangunan. Pemekaran memungkinkan sumber daya mengalir ke daerah yang masih belum berkembang. Begitu juga dengan Kabupaten Boven Digoel yang merupakan daerah pemekaran baru dari Kabupaten Merauke. Pasca pemekaran, pemerintah Kabupaten Boven Digoel menetapkan Kota Tanah Merah sebagai ibukota kabupaten, yang terletak di Distrik Mandobo. Namun hingga kini belum ada dokumen rencana pembangunan baik berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Boven Digoel, termasuk Distrik Mandobo. Akibatnya tidak ada pedoman pasti dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Boven Digul maupun Distrik Mandobo, yang merupakan lokasi ibukota kabupaten. Maka untuk mempercepat upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar perkotaan di Distrik

Upload: dona-ameyria

Post on 25-Jul-2015

158 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

1

BAGIAN IPENDAHULUANLatar Belakang

Adanya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah membawa

dampak terhadap daerah-daerah untuk memekarkan diri. Melalui pemekaran akan

mempersingkat rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, khususnya pada

wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh fasilitas pemerintahan. Pemekaran daerah juga

diaspirasikan untuk memperbaiki pemerataan pembangunan. Pemekaran memungkinkan

sumber daya mengalir ke daerah yang masih belum berkembang. Begitu juga dengan

Kabupaten Boven Digoel yang merupakan daerah pemekaran baru dari Kabupaten Merauke.

Pasca pemekaran, pemerintah Kabupaten Boven Digoel menetapkan Kota Tanah

Merah sebagai ibukota kabupaten, yang terletak di Distrik Mandobo. Namun hingga kini

belum ada dokumen rencana pembangunan baik berupa Rencana Pembangunan Jangka

Panjang maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Boven Digoel,

termasuk Distrik Mandobo. Akibatnya tidak ada pedoman pasti dalam perencanaan

pembangunan Kabupaten Boven Digul maupun Distrik Mandobo, yang merupakan lokasi

ibukota kabupaten. Maka untuk mempercepat upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur

dasar perkotaan di Distrik Mandobo perlu dilakukan intervensi terhadap kegiatan

perencanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Skenario dalam intervensi pembangunan infrastruktur di Distrik Mandobo didasarkan

pada asumsi bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam pembangunan infrastruktur,

sedangkan pemangku kepentingan lain sesungguhnya juga memiliki potensi untuk dilibatkan

dalam pembangunan tersebut. Dalam tulisan ini, pengembangan skenario menjadi strategi

dan program dilakukan terhadap sektor infrastruktur tertentu yang dianggap sebagai

prioritas karena bersifat mendesak dan memiliki dampak luas dan penting dalam kehidupan

masyarakat Distrik Mandobo.

Page 2: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

2

Gambaran Distrik Mandobo Sebagai Daerah Strategis Kabupaten Boven Digoel

1. Konstelasi Distrik Mandobo dengan Kabupaten Boven Digoel

Boven Digoel adalah kabupaten pemekaran baru dari Kabupaten Merauke Provinsi

Papua, melalui UU No. 22 Tahun 2002. Kabupaten ini terletak 1.000 m diatas permukaan

laut dengan luas wilayah 27.883,88 km². Sesuai dengan Perda Nomor 11 dan 13 Tahun 2008,

Kabupaten Boven Digoel telah mengalami pemekaran menjadi 20 distrik dan 112 kampung.

Ibukota Kabupaten terletak di Kota Merah, Distrik Mandobo. Kabupaten Mandobo kaya akan

tambang seperi logam mulia seperti emas serta nikel, bijih besi, dan batubara. Kabupaten ini

merupakan kawasan yang stragis untuk dikembangkan karena termasuk kawasan

perbatasan dimana sebelah timur Kabupaten ini adalah Negara Papuanugini. Sebagian besar

wilayahnya masih hutan belantara dan sumber daya masyarakat masih sangat terbelakang.

Visi Kabupaten Boven Digoel Adalah “Menjadikan Masyarakat dan Wilayah Boven

Digoel yang Produktif, Mandiri dan Sejahtera”. Sedangkan Misi yang dicanangkan untuk

mewujudkan visi antara lain :

1. Membangun manusia Boven Digoel dalam kebersamaan menuju sebuah komunitas

yang mempunyai kretifitas etos kerja membangun dalam nuansa damai dan

mempunyai rasa solidaritas.

2. Membentuk keluarga - keluarga yang sehat dan berpendidikan serta menjadikan

masyarakat lokal yang eksis dan sejahtera.

3. Membentuk pemerintah lokal yang berkualitas, bersih, jujur, akuntabel dan

berwibawa.

4. Membangun hubungan yang harmonis dan sinergis dengan stakeholders dan berbagai

level pemerintahan lainnya.

5. Memfasilitasi pembangunan sektor unggulan di wilayah Boven Digoel yang

berwawasan lingkungan.

6. Menciptakan suasana wilayah Boven Digoel yang aman dan tertib.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Boven Digoel

adalah 55.822 orang (30.306 laki-laki dan 25.516 perempuan). Distrik Jiar dan Distrik

Mandobo merupakan distrik dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu masing-masing

Page 3: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

3

17.359 orang dan 12.816 orang. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 4,65 % pertahun.

Distrik yang laju pertumbuhan penduduknya tertinggi adalah Distrik Mandobo yakni 8,19 %.

Tingkat kepadatan penduduk Boven Digoel adalah sebesar 2 jiwa/Km2. Distrik yang paling

tinggi tingkat kepadatannya adalah Distrik Mandobo yaitu sebesar 4 sampai 5 jiwa/Km2.

Dari sekilas gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa fungsi strategis yang

diemban Disrrik Mandopo sehingga perlu diperhatikan dalam pengembangan Distrik

Mandobo, yaitu:

• Sebagai ibukota kabupaten

• Pusat administrasi

• Memiliki jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk paling tinggi

• Terletak di tengah Kabupaten Boven Digoel

Batasan administrasi Distrik Mandobo terletak di sebelah barat bagian tengah

Kabupaten Boven Digoel. Distrik Mandobo mempunyai luas 6.300 km² atau sekitar 24,17%

dari luas wilayah Kabupaten Boven Digoel. Secara administrasi, Distrik Mandobo memiliki

batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Kauh

• Sebelah barat berbatasan dengan Distrik Obaa dan Distrik Adera

• Sebelah timur berbatasan dengan Distrik Mindiptana dan Distrik Waropko

• Sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Jair.

Page 4: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

4

Pulau Papua

Kabupaten Boven Digoel

Distrik Mandobo

Gambar 1. Peta Kabupaten Boven Digoel

Page 5: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

5

2. Kondisi Fisik Dasar

Kondisi fisik dasar yang dapat diidentifikasi di Distrik Mandobo meliputi kondisi

topografi, hidrologi, jenis tanah dan batuan pembentuk. Untuk lebih jelasnya tentang kondisi

eksisting di Distrik Mandobo dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

TABEL 1. KONDISI EKSISTING DISTRIK MANDOBOKRITERIA KONDISI EKSISTING

Topografi Terletak pada ketinggian antara 40-88 m

Topografi lahan cenderung datar dengan kemiringan

antara 0-15%

Hidrologi Terdapat Sungai Digoel, Sungai Bening, Sungai Wet

Sungai terbesar adalah Sungai Digoel yang memiliki lebar

antara 215 m sampai dengan 1.209m dengan kecepatan

arus 3,50 km/jam, dengan pH 7,4.

Curah hujan rata-rata 4.720,8 mm/tahun.

Jumlah hari hujan adalah 214 hari per tahun

Jenis Tanah dan

Batuan

Pembentuk

Terbangun atas tanah latosol dan laterik.

Jenis tanah ini bersifat asam dengan lapisan atas yang

agak liat dan lapisan tanah bawah yang lebih liat.

Sumber: Laporan Rencana Tindak PKPP Kabupaten Boven Digoel

3. Penggunaan Lahan Eksisting

Luas lahan distrik Mandobo adalah 630.000 ha, dimana Lahan terbangun untuk

aktivitas umum pada saat ini baru mencapai 18 ha. Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan

lahan eksisting di Distrik Mandobo dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

TABEL 2. PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DISTRIK MANDOBOJENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS

Fasilitas umum dan perumahan

9 ha

Lapangan olahraga 2 ha

Pekuburan 5 ha

Sumber: Laporan Rencana Tindak PKPP Kabupaten Boven Digoel

Page 6: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

6

4. Kependudukan

Kondisi kependudukan di Distrik Mandobo dapat diidentifikasi melalui beberapa

indikator, yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan

struktur penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

TABEL 3. KEPENDUDUKAN DI DISTRIK MANDOBO

INDIKATOR KETERANGAN

Jumlah Penduduk 12.816 jiwa

Kepadatan Penduduk 5 jiwa/km², sebagian besar di Kota Tanah Merah

Laju Pertumbuhan Penduduk 8,19 %, tertinggi di Kabupaten Boven Digoel

Struktur Penduduk Berdasarkan usia:

Usia 6-16 tahun : 2.694 jiwa atau (32%),

dominan.

Usia antara 0-5 tahun : 2.327 jiwa (27,6%).

Berdasarkan mata pencaharian:

pegawai negeri sipil (74,68%).

pedagang (9,74%),

TNI (8,12%),

buruh pertambangan (3,90%),

pensiunan pegawai negeri sipil (3,57%).

Berdasarkan suku:

Mandobo (Wambon), Muyu, Auwyu, dan

pendatang

Suku Mandobo memiliki hak ulayat, hidup

berkelompok sesuai marga, kerjasama dan

musyawarah tinggi

Sumber: Laporan Rencana Tindak PKPP Kabupaten Boven Digoel

5. Infrastruktur

Sarana dan prasarana dasar perkotaan di Distrik Mandobo perlu dikembangkan untuk

Page 7: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

7

mengantisipasi perkembangan penduduk dan aktivitas di dalamnya. Saat ini sarana

transportasi dan jaringan listrik sudah tersedia namun masih terbatas, sementara jaringan

air bersih belum tersedia. Pembangunan sarana dan prasarana dasar perkotaan merupakan

bagian dari upaya untuk mewujudkan salah satu misi Kabupaten Boven Digoel yaitu

memfasilitasi pembangunan sektor unggulan yang berwawasan lingkungan. Selain

pengembangan infrastruktur, partisipasi masyarakat juga menjadi salah satu sasaran penting

dalam misi pembangunan di Kabupaten Boven Digoel termasuk Distrik Mandobo.

Namun yang menjadi masalah adalah kemampuan pemerintah dalam pembangunan

tentu sangat terbatas, sedangkan pemenuhan infrastruktur dasar perkotaan merupakan hal

yang bersifat penting dan mendesak. Apakah pilihan untuk bergantung sepenuhnya

terhadap pemerintah dalam hal ini adalah pilihan yang realistis terkait dengan keterbatasan

sumber daya dan waktu? Sedangkan hasil pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan

oleh pemerintah di Kabupaten Boven Digoel hingga saat ini memperlihatkan adanya

berbagai kekurangan jaringan jalan, listrik, dan air bersih.

Kinerja Infrastruktur

Tingkat ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu indikator dari kualitas

pembangunan. Infrastruktur merupakan factor penting karena infrastruktur memungkinkan

efisiensi dan efektivitas dalam perekonomian melalui optimalisasi sumber daya sehingga

pada gilirannya mendorong perekonomian. Infrastruktur bisa hadir melalui investasi barang

publik. Infrastruktur merupakan fungsi dari investasi, sehingga bila investasi rendah,

ketersediaan infrastruktur publik juga akan rendah, dan pada akhirnya peningkatan potensi

sumber daya akan terhambat.

Listrik

Kebutuhan listrik di Distrik Mandobo dilayani oleh PLN Ranting I Tanah Merah. Jumlah

tenaga Ilistrik yang diproduksi adalah 222.458 KWh. Sedangkan daya listrik yang dikonsumsi

penduduk adalah 203.825 KWh, dengan jumlah penyusutan 18.723 KWh. jumlah pelanggan

listrik yang tercatat adalah 416 pelanggan. Sejumlah kantor pemerintah Kabupaten Boven

Digoel menggunakan generator set untuk memenuhi kebutuhan listrik pada siang hari.

Pada tahun 2004 sudah diprogramkan penambahan daya listrik sebesar 150 KVA,

penambahan mesin listrik tenaga diesel ini maksudkan untuk mensuplai kebutuhan

Page 8: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

8

pemerintah Kabupaten Boven

Digoel khususnya pada jam kantor

siang hari. Karena kondisi yang ada

pada saat ini PLN baru mampu menyediakan listrik pada malam hari mulai dari pukul 17.30

hingga pukul 01.30 WIT. Disamping itu kebutuhan listrik lainnya dilakukan secara individual

dengan pengadaan Genset oleh masyarakat.

Transportasi

Transportasi Darat

Prasarana jalan yang ada di Distrik Mandobo saat ini adalah jalan negara sepanjang 124

km dengan kelas jalan IV sepanjang 3 km. Jalan ini dalam keadaan rusak. Sedangkan jalan

desa di wilayah Distrik Mandobo memiliki panjang 22 km dalam keadaan baik.

Prasarana transportasi darat lainnya adalah jembatan yang terbuat dari besi dengan

panjang 130 m sebanyak satu buah, dan jembatan kayu dengan panjang 129 m sebanyak 3

buah.

Jaringan jalan di Kota Tanah Merah terdiri atas jaringan jalan lokal dan jalan antar kota

sebagai berikut:

Jaringan jalan lokal yang merupakan jalan dalam kota yang menghubungkan pusat-

pusat permukiman dengan pusat kegiatan penduduk. Kondisi jaringan jalan sebagian

besar sudah diperkeras dan sebagian lagi masih merupakan jalan tanah.

Jaringan jalan antar kota yang menghubungkan dengan wilayah di sekitarnya yaitu

jaringan jalan antar kota Tanah Merah dan Muting dengan permukaan perkerasan dan

sebagian lagi masih berupa jalan tanah. Demikian pula dengan jalan trans Tanah

Merah-Waropko masih berupa jalan tanah.

Sarana transportasi darat yang digunakan oleh masyarakat di Kota Tanah Merah

didominasi oleh kendaraan roda dua (motor dan sepeda). Seiring dengan berjalannya roda

pemerintahan Kabupaten Boven Digoel di Kota Tanah Merah, maka sarana angkutan darat

semakin banyak, kendaraan roda empat sudah mulai banyak beroperasi baik milik

perorangan maupun kendaraan angkutan umum ( Hi-line dan Hardtop) yang beroperasi

Gambar 2.Jembatan dari batang pohon

Page 9: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

9

melayani transportasi Tanah Merah ke Merauke maupun Tanah Merah ke Mindiptanah.

Sarana angkutan umum untuk melayani pergerakan penduduk ke pusat¬ pusat kegiatan

seperti pasar, kantor dan sekolah sampai saat ini belum tersedia.

Kondisi jalan kota sebagian sudah diaspal, dan beberapa ruas jalan masih jalan tanah

yang telah mengalami pengerasan. Sedangkan jalan Trans Papua yang merupakan ujung

tombak pergerakan hubungan dalam kabupaten maupun antar kabupaten telah mengalami

piengerasan. Akibat perubahan iklim yang cukup ekstrim khususnya hujan dan aktifitas

kendaraan, maka banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan. Demikian juga jembatan

jembatan yang ada mengalami nasib yang sama.

Transportasi Sungai

Transportasi sungai adalah unsur penting pendukung pergerakan penduduk di Distrik

Mandobo. Prasarana transportasi air mencakup dua buah dermaga sungai yang berada di

Kota Tanah Merah yaitu dermaga lama dan dermaga baru. Dermaga baru merupakan

dermaga pengganti dermaga lama yang berfungsi untuk melayani pergerakan penduduk dari

dan keluar Kota Tanah Merah melalui Sungai Digoel. Sedangkan dermaga lama lebih banyak

digunakan untuk tempat berjualan ikan dan terminal penumpang perahu motor (belang).

Gambar 3. Kondisi Jalan di Distrik Mandobo

Page 10: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

10

Jenis transportasi darat dan sungai sangat diminati penduduk setempat dan berpotensi

untuk dikembangkan lebih lanjut karena harganya lebih murah dibandingkan dengan

transportasi udara.

Transportasi Udara

Distrik Mandobo memiliki satu buah bandar udara yang terletak di sebelah utara jalan

Mandala. Bandar udara ini melayani penerbangan dari dan keluar Kabupaten Boven Digoel.

Pesawat yang dapat mendarat adalah pesawat jenis kecil dengan jumlah penumpang

terbatas.

Pada saat ini, penerbangan reguler dilayani oleh PT Merpati, dengan frekuensi empat

kali seminggu. Jalur penerbangan yang dilayani adalah Tanah Merah - Jayapura Merauke -

Tanah Merah. Penerbangan non reguler dilakukan melalui perre terlebih dahulu. Perusahaan

yang melayani sewa pesawat adalah MAF Merauke dan Yajasi dari Jayapura.

Air Bersih

Secara umum kinerja infrastruktur air bersih sangat buruk karena:

• Tidak ada jaringan air bersih.

• Penyediaan air bersih dilakukan dengan mengambil air bersih dari sumber air permukaan

dan air tanah, serta tadah hujan.

Gambar 4Kondisi Jalan di Kota Tanah Merah

Gambar 5Sarana Transportasi Udara di Distrik Mandobo

Page 11: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

11

• Kondisi air bersih yang bersumber dari air permukaan berwarna coklat.

Kelembagaan dalam Pengelolaan Infrastruktur

• Dukungan aparat pemerintah tidak optimal aparatur daerah banyak yang berdomisili di

daerah Merauke, sedangkan waktu tempuh antara Merauke dan Distrik Mandobo dengan

jalan darat adalah 15 jam, dengan sewa mobil 8 juta rupiah, melewati 10 pos keamanan.

• Belum ada dokumen yang terkait dengan rencana pembangunan, baik RPJP maupun RPJM

• Dokumen rencana pembangunan yang dapat dijadikan referensi baru pada tingkat

provinsi, yaitu RPJP Provinsi Papua.

• Isu strategis pengadaan infrastruktur dalam RPJP Provinsi Papua adalah (1).Perlunya

percepatan pembangunan prasarana transportasi jalan, laut, ASDP, dan udara sebagai

penghubung antar wilayah maju dan tertinggal di wilayah Papua. (2).Perlunya

peningkatan ketersediaan energi listrik dan telekomunikasi untuk mendukung

pengembangan wilayah dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.

(3).Rendahnya jaringan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan regional.

• Penyediaan air bersih tidak termasuk isu strategis bidang infrastruktur RPJP Provinsi

Papua.

Konsep Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat

Air Bersih Sebagai Kebutuhan Dasar

Penyediaan air bersih merupakan salah satu sasaran dalam Milenium Development

Goals (MDGs), yaitu penurunan sebesar separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki

akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitasi sanitasi dasar

pada tahun 2015 (UNDP dalam Masduki, et al, 2007). Kendala terkait keberhasilan

penyediaan air bersih di dunia ketiga politis, finansial, institusional dan teknis (Lenton dan

Wrigth dalam Masduki et al, 2007).

Persoalan penyediaan infrastruktur air bersih, sebagai kebutuhan dasar manusia, juga

masih menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia. Sesuai kesepakatan dari Millenium

Development Goals (MDG) dan Sidang Umum PBB mengenai kebutuhan air bersih, Indonesia

membutuhkan Rp 4 triliun per tahun untuk memenuhi kekurangan air bersih mulai tahun

2000 hingga 2015 mendatang. Secara nasional, jika tahun 2000 masyarakat yang

membutuhkan air bersih baru tercapai 41 juta jiwa atau 20 persen maka tahun 2015

Page 12: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

12

mendatang ditargetkan 150 juta jiwa atau 60 persen. Program penyediaan infrastruktur air

bersih pada tahun 2015 yaitu, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan pelayanan air

minum mencapai 80 persen di perkotaan dan 60 persen di pedesaan

(www.d.yimg.com/kq/groups).

Penyediaan infrastruktur air bersih menjadi sangat penting karena air memiliki peranan

yang luas dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia, oleh sebab itu sistem penyediaan

air untuk suatu komunitas masyarakat haruslah hygienis, dapat dikonsumsi, tersedia dalam

jumlah yang cukup, dan dapat diperoleh dengan harga yang ekonomis. Sumber air yang

dapat dimanfaatkan dalam penyediaan air bersih secara umum dapat dipenuhi dari sumber

air yang berasal dari air permukaan, air tanah dangkal dan air hujan. Berdasarkan kriteria

yang ditetapkan oleh Direktorat Air Bersih, Ditjen Cipta Karya, Dep. Pekerjaan Umum,

perkiraan pemakaian air berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten/Kota untuk kebutuhan

domestik dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 4.JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK DOMESTIK BERDASARKAN KATEGORI KOTAKATEGORI KOTA JUMLAH PENDUDUK KEBUTUHAN AIR

(LTR/ORG/HARI)Metropolitan > 1.000.000 170-190Kota besar 500.000 – 1.000.000 150-170Kota sedang 100.000 – 500.000 130-150Kota kecil 20.000 – 100.000 100-130Kota kecamatan < 20.000 90-100

Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep. PU, 1997

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Air

Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan air adalah sebagai berikut (Linsley

dalam Wirdanaf, 2006):

1. Iklim.

2. Ciri-ciri penduduk, taraf hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk mempunyai korelasi

positif dengan jumlah kebutuhan air.

Page 13: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

13

3. Harga air dan meteran.

4. Ukuran kota.

Penyediaan Air Bersih Oleh Komunitas

Pola Pendekatan

Penyediaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat ini dilakukan dengan pola

pendekatan Tribina (Parahita dalam Wirdanaf, 2006) :

1. Bina Manusia

Unsur ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan masyarakat setempat,

dengan metode yang digunakan adalah :

Informasi

Komunikasi

Edukasi

2. Bina Lingkungan

Unsur ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk menemukenali kebutuhan dan

permasalahan yang dihadapinya sebagai individu, kepala keluarga, dan masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah

melakukan Survei Kampung Sendiri (SKS) atau Mawas Diri yang antara lain mencakup

aspek : a) sosial budaya; b) ekonomi; c) teknis; d) lingkungan; e) hukum; f) kelembagaan;

g) dan aspek lain yang terkait.

3. Bina Usaha

Unsur ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk belajar membentuk kelompok

swadaya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat. Selain itu,

kegiatan ini dimaksudkan pula agar masyarakat mampu mengelola organisasi/lembaga

yang dibentuk baik secara manajemen, keuangan, hukum, maupun aspek lain yang

diperlukan bagi suatu lembaga yang mengelola prasarana dan sarana air bersih di

lingkungannya.

Metode Pelaksanaan

Penyediaan air bersih oleh komunitas ini menggunakan konsep Advocacy dan

Communications. Konsep yang dikembangkan oleh McKee (1992) tersebut merupakan

pendekatan yang didasarkan pada people-based dan people driven. Konsep advokasi sendiri

Page 14: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

14

merupakan upaya penyampaian pesan untuk memperoleh kesepakatan dari unsur-unsur

masyarakat sekaligus menyiapkan masyarakat (society) untuk masalah tertentu melalui

penyampaian pesan ke berbagai media komunikasi baik perorangan maupun non

perorangan atau media.

Hal ini termasuk adanya proses penyusunan dan pembentukan organisasi/lembaga

dengan berbagai pelaku (stakeholders). Adapun tujuan utama dari konsep ini antara lain

untuk meningkatkan kemampuan civil society, masyarakat grass roots, dan organisasi di

dalam bertindak untuk melakukan perubahan.

Mekanisme Pelaksanaan

1) Penyiapan Masyarakat

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan sosialisasi mengenai

penyediaan air bersih, yang dilakukan terdiri atas dua tahap yaitu :

a. sosialisasi yang dilakukan kepada unsur-unsur yang terdapat di

lingkungan masyarakat seperti : tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh pendidikan,

tokoh perempuan, dll), aparat pemerintah lokal/setempat, pemuda/pemudi, serta unsur

lain.

b. kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tenaga motivator kepada

masyarakat setempat agar masyarakat mau dan mampu menemukenali kebutuhan dan

permasalahan yang dihadapinya sekaligus mencari upaya penanganannya.

2) Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat

Pada tahap ini, masyarakat membentuk organisasi baik yang akan melakukan

pembangunan maupun pengelolaan prasarana dan sarana air bersih, dengan cara

merumuskan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang diperlukan

termasuk struktur organisasi serta tanggung jawab individu yang terdapat dalam organisasi

tersebut.

3) Perencanaan Teknis Bidang Air Bersih

Pada tahap ini, Masyarakat bersama dengan organisasi yang telah dibentuk

merencanakan aspek teknis antara lain meliputi :

a. Sumber air baku;

· Kebutuhan akan air bersih dan luas daerah pelayanan;

Page 15: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

15

· Teknologi tepat guna yang akan digunakan untuk instalasi pengolahan air;

· Jaringan distribusi yang akan digunakan; dan

· Elemen lain yang diperlukan dalam perencanaan teknis ini.

b. Perencanaan pengelolaan prasarana dan sarana air bersih

Masyarakat bersama dengan organisasi yang terbentuk merencanakanbagaimana

mengelola prasarana dan sarana air bersih baik dari segi manajemen, pendanaan, dll.

c. Pembangunan prasarana dan sarana air bersih

Masyarakat bersama dengan organisasi yang terbentuk akan melaksanakan

pembangunan prasarana dan sarana air bersih. Selain itu, masyarakat dan organisasi

yang terbentuk juga merumuskan mekanisme untuk monitoring pelaksanaan

pembangunan, mekanisme serah terima apabila pembangunan telah selesai dilakukan,

serta mekanisme pengoperasian dari prasarana dan sarana air bersih yang dibangun.

Mekanisme Pendanaan

Dalam mekanisme pendanaan ini perlu dirumuskan kontribusi masing-masing pihak

di dalam penyediaan air bersih oleh komunitas baik dalam bentuk uang maupun bentuk lain.

Adapun mekanisme pendanaan ini juga perlu memasukan kontribusi :

1. Masyarakat setempat;

2. Pemerintah Pusat/Daerah/Lokal;

3. PDAM atau badan pengelola air lainnya;

4. Pihak swasta, khususnya yang berada di lingkungan itu;

5. Pihak perguruan tinggi;

6. Dan pihak lain.

Konsep Perencanaan Strategis

Djunaedi (2002) mengatakan bahwa pendekatan strategis memfokuskan secara efisien

pada tujuan yang spesifik dengan meniru cara perusahaan swasta yang diterapkan pada gaya

perencanaan publik, tanpa menswastakan kepemilikan publik. Menurut Boseman dan

Page 16: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

16

Phatak (1989) dalam Djunaedi (1995), proses perencanaan strategis mencakup tujuh bagian

yang saling berkaitan sebagai berikut :

1. Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan

(Analisa SWOT atau Analisa Lingkungan Eksternal dan Internal)

2. Perumusan misi organisasi

3. Perumusan falsafah dan kebijakan organisasi

4. Penetapan sasaran-sasaran strategis

5. Penetapan strategi organisasi

6. Implementasi strategi organisasi

7. Pengendalian (kontrol) strategi organisasi.

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu identifikasi faktor strategis secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan

(Porter : 1985). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Model-model yang digunakan dalam analisis SWOT (Rangkuti, 2008) antara lain :

A. Analisis Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal (IFAS – EFAS)

Analisis faktor strategi internal dan eksternal adalah pengolahan faktor-faktor strategis

pada lingkungan internal dan eksternal dengan memberikan pembobotan dan rating pada

setiap faktor strategis. Menganalisis lingkungan internal (IFAS) untuk mengetahui berbagai

kemungkinan kekuatan dan kelemahan. Menganalisis lingkungan eksternal (EFAS) untuk

mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman.

Tabel 5. Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai

Kekuatan :

(faktor-faktor yang

menjadi kekuatan)

(Professional

Judgement)

(Professional

Judgement)

(Jumlah perkalian bobot

dengan nilai pada setiap

faktor dari kekuatan)

Jumlah (Jumlah bobot (Jumlah nilai (Jumlah bobot X nilai

Page 17: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

17

kekuatan) kekuatan) kekuatan)

Kelemahan :

(faktor-faktor yang

menjadi kelemahan)

(Professional

Judgement)

(Professional

Judgement)

(Jumlah perkalian bobot

dengan nilai pada setiap

faktor dari kelemahan)

Jumlah(Jumlah bobot

kelemahan)

(Jumlah nilai

kelemahan)

(Jumlah bobot X nilai

kelemahan)

Tabel 6. Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)

No Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai

Peluang :

(faktor-faktor yang

menjadi peluang)

(Professional

Judgement)

(Professional

Judgement)

(Jumlah perkalian bobot

dengan nilai pada setiap

faktor dari peluang)

Jumlah(Jumlah bobot

peluang)

(Jumlah nilai

peluang)

(Jumlah bobot X nilai

peluang)

Ancaman :

(faktor-faktor yang

menjadi ancaman)

(Professional

Judgement)

(Professional

Judgement)

(Jumlah perkalian bobot

dengan nilai pada setiap

faktor dari ancaman)

Jumlah(Jumlah bobot

ancaman)

(Jumlah nilai

ancaman)

(Jumlah bobot X nilai

ancaman)

Rencana Tindak

Merupakan suatu rencana yang bersifat operasional, praktis dan berorientasi pada

pemecahan masalah. Menurut Nabeel Hamdi dan Goethert, karakteristik Rencana Tindak

(Action Planning) adalah sebagai berikut :

1. Didasarkan pada problem dan peluang penggerak

2. Didasarkan pada aksi yang mungkin dicapai

Page 18: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

18

3. Bersifat partisipatif dan kemitraan

4. Kepercayaan pada kearifan lokal, ketrampilan dan kebijaksanaan tradisional

5. Skala kecil , dalam waktu cepat dan berbasis pada komunitas

6. Bersifat inkremental

7. Berpandangan kedepan dengan hasil keluaran yang terukur

Proses penyusunan rencana tindak menurut Pal Baross, Chapter 3 dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Identifikasi permasalahan

2. Identifikasi kelembagaan

3. Menentukan tujuan dan sasaran

4. Identifikasi sumberdaya

5. Menentukan Proyek /aksi-aksi potensial

6. Melakukan analisa terhadap permasalahan, kelembagaan, tujuan dan sasaran,

sumberdaya dan aksi-aksi potensial

7. Menentukan prioritas tindakan

8. Operasionalisasi

9. Implementasi

Proses Perencanaan pada Perencanaan Analitik menurut Pal Baross, Chapter3 dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data

b. Analisa data

c. Menentukan alternative

d. Melakukan evaluasi

e. Membuat perencanaan

Perencanaan Skenario

Skenario adalah alat untuk menentukan persepsi mengenai alternatif kondisi masa depan

dimana keputusan mungkin akan diberlakukan. Alternatif disini diartikan sebagai cara

terorganisir untuk menyusun visi kita tentang masa depan dengan lebih efektif (Thomas

J.Chermarck, Improving Decision Making with scenario planning)

Tujuan penyusunan perencanaan skenario adalah :

Page 19: BAGIAN I.doc

PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK MANDOBO

19

a. Mensintesiskan informasi yang penting bagi suatu organisasi dengan tujuan

memahami ketidakpastian masa depan

b. Mengembangkan gagasan masa depan yang mungkin dan konsisten

c. Mengevaluasi implikasi skenario tertentu terhadap organisasi

Monitoring Dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi adalah alat manajemen publik yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pencapaian organisasi (Jody Zall Kusek dan Ray C. Rist , Ten Step to a Result

Based). Monitoring (pengendalian) dan evaluasi adalah ‘alat’ manajemen yang berguna

untuk:

1. memperbaiki efisiensi proyek yang sedang berjalan

2. menyeleksi dan merancang proyek yang akan datang

Substansi monitoring dan evaluasi monitoring umumnya mencakup :

1. monitoring kinerja à berkaitan dengan masukan dan keluaran

2. monitoring proses à sistem delivery proyek

Khusus untuk kegiatan evaluasi, evaluasi biasanya mencakup :

1. evaluasi dampak à pengaruh proyek terhadap target populasi

analisis keefektifan biaya à perbandingan biaya dengan alternatif lain