lap prak i.doc

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914 ). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Dalam ekologi lingkungan fisik disebut juga komponen fisik, komponen tak hidup, komponen nonhayati atau komponen abiotik. Komponen ini terdiri atas tanah air udara, cahaya matahari dan benda-benda alam lainnya. Di samping itu ada dikenal komponen hidup yang disebut juga komponen hayati atau komponen biotik, dan komponen ini terdiri atas tumbuhan, hewan dan semua makhluk hudup lainnya. Setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, 1

Upload: dianrubyanti

Post on 25-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAP PRAK I.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos

(ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk

hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi

pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk

hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Dalam ekologi lingkungan fisik disebut juga komponen fisik, komponen tak hidup,

komponen nonhayati atau komponen abiotik. Komponen ini terdiri atas tanah air udara,

cahaya matahari dan benda-benda alam lainnya. Di samping itu ada dikenal komponen

hidup yang disebut juga komponen hayati atau komponen biotik, dan komponen ini

terdiri atas tumbuhan, hewan dan semua makhluk hudup lainnya.

Setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang

saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas,

tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan

komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan

tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran

udara. Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan

organisme, tetapi juga aliran energi dan makanan.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan

keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan

ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan

mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan

baru.

Untuk ekosistem perairan akan dilaksanakan pada dua lokasi yaitu ekosistem lentik atau

1

Page 2: LAP PRAK I.doc

perairan yang mengalir seperti kolam dan ekosistem lotik atau perairan yang mengalir

seperti sungai.

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu

ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang

terbentuk secara alami misalnya danau, rawa, hutan. Ekosistem buatan adalah ekosistem

yang sengaja dibuat manusia. Contohnya sawah, kolam, dan aquarium.

Kebutuhan akan air dari waktu-waktu semakin meningkat. Di dalam ekosistem terjadi

suatu interaksi dan keseimbangan antara komponen satu dengan yang lainnya.

Ekosistem buatan ini menggambarkan sebagian kecil dari ekosistem air tawar yang ada

di biosfer ini.

Oleh karena itu diadakan penelitian ekosistem perairan air tawar di kolam Fakultas

Teknik Universitas Mulawarman untuk menambah wawasan yang sesuai dengan

kelangsungan hidup organisme perairan, sehingga kita dapat mengaplikasikan hal

tersebut di bidang perairan dan konservasi alam.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui ekosistem lentik.

2. Untuk menentukan kualitas fisik dan kimia yang ada pada ekosistem lentik.

3. Untuk mengetahui faktor pembatas yang mempengaruhi ekosistem lentik.

2

Page 3: LAP PRAK I.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistems

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena ekosistem

meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organisme (komunitas biotik) dan

lingkungan abiotik, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduannya

perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan

keserasian alam di bumi ini. Dalam hal ini fungsi utama ekosistem di bumi

penekannanya pada hubungan wajib, ketergantungan dan hubungan sebab akibat, yang

merupakan perangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan

fungsional (Irwan, 2010).

Sifat universal dari setiap ekosistem, apakah itu ekosistem alami atau ekosistem buatan

manusia yang meliputi ekosistem daratan, ekosistem air tawar atau ekosistem laut

maupun ekosistem laneskap dan ekosistem pertanian serta ekosistem lainnya adalah

interaksi dan komponen-komponen autotropik dan heterotropik. Oleh karena itu

ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi. Dengan konsep ekosistem,

komponen-komponen lingkungan hidup harus dilihat secara terpadu sebagai komponen

yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam satu sistem. Cara inilah yang di

maksudkan dengan pendekatan ekosistem atau pendekatan holistic. Ekosistem dapat

dipahami dan dipelajari dalam berbagai ukuran. Apakah itu sebuah kolam, danau, atau

sebidang kebun, hutan atau laneskap. Bahkan sebuah laboratorium pun merupakan

satuan ekosistem yang dapat diamati. Selama komponen-komponen pokok ada dan

berinteraksi membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional,

walaupun hanya dalam waktu singkat, kesatuan tersebut dapat disebut ekosistem

(Irwan, 2010).

2.2 Kaidah-kaidah Ekosistem

1. Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah.

2. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan

3

Page 4: LAP PRAK I.doc

berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan

akibat menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang

tidak lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.

3. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling

mempengaruhi dan bersifat timbal-balik.

4. Interaksi terjadi antara:

a. Komponen-komponen biotis dengan komponen-komponen abiotis.

b. Sesama komponen biotis.

c. Sesama komponen-komponen abiotis.

5. Interaksi itu senantisa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk

mencapai suatu optimum mengikuti setiap yang stabil, untuk mencapai suatu

optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam

ukuran batas-batas kesanggupannya.

6. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas di samping yang umum dan secara

bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem

keseluruhannya (biosfer).

7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat, waktu

dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu

sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.

8. Antara satu dengan lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk

memilih interaksinya pula secara tertentu (Irwan, 2010).

Didalam suatu tata ruang yang sempit, berbagai individu akan berdesakan. Disitu

diperlukan terbentuknya suatu struktur yang berlapis-lapis. Di zaman ada rumput,

semak, belukar, pohon dan pohon yang tinggi sekali memayungi semuanya. Didalam

sistem semuanya ini menempati fungsi masing-masing. Dan diantara berbagai jenis

tumbuhan yang lebih bersama itu ada interaksi kimiawi (alleopati) antara suatu individu

tumbuhan tertentu dengan tumbuhan tertentu dengan tumbuhan lain di sekitarnya

(Irwan, 2010).

Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, setiap pembangunan

harus dapat menjaga berfungsinya komponen-komponen lingkungan. Oleh karena itu

suatu ekosistem harus dipertahankan kelestariannya, karena memiliki dampak yang

4

Page 5: LAP PRAK I.doc

menentukan tingkat kehidupan manusiawi maupun organisme lainnya di dunia ini

(Irwan, 2010).

2.3 Energi dalam Ekosistem

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Misalnya, manusia

memerlukan energi untuk berjalan, untuk berpikir, dan untuk aktivitas lainnya. Bentuk-

bentuk energi yang nyata berguna bagi organisme hidup dapat berupa energi mekanik,

energi kimia, energi radiasi, dan energi panas (Odum, 1993).

Energi yang dimiliki oleh setiap organisme hidup adalah energi kimia yang diperoleh

dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak dan sebagainya. Energi

tersebut diciptakan pertama kali pada tingkatan produsen, yaitu tumbuhan hijau dengan

mengubah energi matahari ke dalam bentuk energi potensial. Energi potensial adalah

energi yang tersimpan dan dapat digunakan untuk melakukan kerja, contohnya protein,

karbohidrat, dan lemak. Adapun energi kinetik merupakan enrgi yang terlepaskan atau

energi yang dibebaskan oleh organisme berupa energi gerak.

Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ciri-ciri

ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak mencoolok, penetrasi cahaya kurang,

dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Ekosistem perairan air tawar dibedakan menjadi

ekosistem lentik atau atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan dapat ditentukan

oleh sifat kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan fisika di perairan sungai dan

kolam dapat menentukan kemampuan perairan tersebut untuk mendukung kehidupan

yang ada di dalamnya.

2.4 Komponen Biotik dan Komponen Abiotik

Komponen biotik meliputi manusia, hewan, tumbuhan, beserta mikroorganisme yang

terdapat dalam ekosistem tersebut (Irwan, 2010).

Komponen abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang

terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain sebagainya yang berupa medium

atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Komponen biotik dari suatu ekosistem

5

Page 6: LAP PRAK I.doc

dapat meliputi senyawa dari elemen inorganik misalnya tanah, air, kalsium, oksigen,

karbonat, fosfat, dan berbagai ikatan senyawa organik. Selain itu, juga ada faktor-faktor

fisik yang terlibat misalnya uap air, angin dan radiasi matahari.

a) Angin

Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Angin disebabkan

oleh perbedaan tekanan atmosfer antara tempat yang satu dengan tempat yang lain.

Udara bergerak dari tempat yang mempunyai tekanan tinggi ke tempat bertekanan

rendah. Gerak udara vertikal sangat penting dalam pembentukan awan dan hujan,

tetapi nilainya sangat kecil dibandingkan gerak udara horizontal. Gerak udara

vertukal lebih tepat disebut arus bukan angin (Tjasyono, 1987).

Angin selalu di beri nama dari arah mana angin datang. Sebagai contoh angin dari

timur ke barat di sebut angin timur, angin dari laut berhembus ke darat disebut angin

laut, dan sebagainya. Arah angin dinyatakan dengan derajat (Tjasyono, 1987).

b) Cuaca dan Iklim

Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga terjadi perbedaan iklim antara

tempat satu dengan tempat yang lain di sebut kontrol iklim. Control iklim meliputi

control iklim meliputi cahaya matahari dan lintang geografis, distribusi darat dan air.

Sel-sel semi permanen dari tekanan tinggi dan tekanan rendah, massa udara,

ketinggian tempat, barisan pegunungan, arus laut dan badai.

c) Air

Air terdapat dalam bentuk cair dengan kisaran suhu yang di temukan di sebagian

besar bumi dan di luarnya itu kehidupan diperlambat atau dihentikan seluruhnya.

Sekalipun suhu turun di bawah titik bekunya, es yang terbentuk terapung di

permukaan air memberikan penahanan termal untuk air cair dan juga penghuni di

bawahnya. Bentuk padat semua zat lain lebih pekat daripada bentuk cairnya. Jika ini

pun benar bagi es, perairan akan membeku dari dasar ke atas dan dalam banyak hal

tidak pernah mencair seluruhnya selama musim panas (Kimball, 1983).

d) Tanah

Tanah merupakan titik pemasukkan sebagian besar bahan ke dalam benda hidup.

6

Page 7: LAP PRAK I.doc

Melalui akar-akarnya tumbuhan menyerap air, nitrat, fosfat, seng, dll.

(Kimball, 1983).

Odum mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila ditinjau dari segi struktur

dasarnya terdiri atas emat komponen. Ekosistem ditinjau dari segi penyusunnya terdiri

atas empat komponen, yaitu komponen abiotik, komponen biotik yang mencakup

produsen, konsumen, dan pengurai. Masing-masing dari empat komponen tersebut

diuraikan sebagai berikut (Indriyanto, 2008).

1. Komponen abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia

yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain sebagainya yang berupa

medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan.

2. Komponen biotik dari suatu ekosistem dapat meliputi senyawa dari elemen

inorganik misalnya tanah, air, kalsium, oksigen, karbonat, fosfat, dan berbagai ikatan

senyawa organik. Selain itu, juga ada faktor-faktor fisik yang terlibat misalnya uap

air, angin dan radiasi matahari.

3. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa

tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses

fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)

menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbonat. Energi kimia inilah

sebenarnya merupakan sumber energi yang kaya senyawa karbon. Dalam proses

fotosintesis tersebut, oksigen dikeluarkan oleh tumbuhan hijau kemudian

dimanfaatkan oleh semua mkahluk hidup di dalam proses pernafasan.

4. Kompoen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya binatang dan manusia

yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen adalah semua

organisme dalam ekosistem yang menggunakan hasil sintesis (bahan organik) dari

produsen atau dari organisme lainnya. Berdasarkan kategori tersebut, maka yang

termasuk konsumen adalah suatu ekosistem. Konsumen dapat digolongkan ke

dalam: konsumen pertama, konsumen kedua, konsumen ketiga, dan mikrokonsumen

( Indriyanto, 2008)

a. Konsumen pertama adalah golongan herbivora, yaitu binatang yang makan

tetumbuhan hijau. Contoh organisme yang termasuk herbivora adalah serangga,

rodensia, kelinci, kijang, sapi, kerbau, kambing, zooplankton, crustaceae, dam

7

Page 8: LAP PRAK I.doc

mollusca.

b. Konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora. Karnivora

kecil, yaitu binatang yang berukuran tubuh lebih kecil dari karnivora besar dan

memakan binatang lain yang masih hidup, misalnya anjing, kucing, rubah, anjing

hutan, burung prenjak, burung jalak, dan burung gagak. Omivora yaitu,

organisme yang memakan herbivora dan tumbuhan, misalnya manusia dan

burung gereja.

c. Konsumen ketiga adalah golongan karnivora besar (karnivora tingkat tinggi).

Karnivora besar, yaitu binatang yang memakan atau memangsa karnivora kecil,

herbivora, maupun omnivora, misalnya singa, harimau, serigala, dan burung

rajawali.

d. Mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang yang hidupnya sebagai

parasit, scavenger, dan saproba. Parasit tumbuhan maupun binatang hidupnya

bergantung kepada sumber makanan dri inangnya. Sedangkan scavenger dan

saproba hidup dengan memakan bangkai binatang dan tumbuhan yang telah

mati.

5. Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada

bahan organik dari organisme mati (binatang, tumbuhan, dan manusia yang telah

mati). Mikroorganisme pengurai tersebut pada umumnya terrdiri atas bakteri dan

jamur. Berdasakan atas tahap dalam proses penguraian bahan organik dari organisme

mati, maka organisme pengurai terbagi atas dekomposer dan transformer.

Dekomposer, yaitu mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa-sisa

tumbuhan mati, kemudian memecah bahan organik kompleks ke dalam ikatan yang

lebih sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi yang menghasilkan

humus. Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses dekomposisi

dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk bahan anorganik yang

siap dimanfaatkan lagi oleh produsen (tetumbuhan), dan proses dekomposisi itu

disebut minetralisasi yang menghasilkan zat hara (Indriyanto, 2008).

Pada semua ekosistem dengan tingkat organisasi yang berbeda-beda di dalamnya selalu

terdapat empat komponen utama, selalu terjadi interaksi antar komponen, terdapat

proses ekologi yang secara umum sama. Perbedaan antar ekosistem yang tingkat

8

Page 9: LAP PRAK I.doc

organisasinya berbeda itu hanya terletak pada beberapa hal antara lain:

1. Jumlah spesies organisme produsen yang menjadi komponen ekosistem.

2. Jumlah spesies organisme konsumen yang menjadi komponen ekosistem.

3. Jumlah spesies organisme pengurai yang menjadi komponen ekosistem.

4. Jumlah dan jenis komponen abiotik yang terdapat dalam ekosistem.

5. Kompleksitas atau kerumitan interaksi antar komponen dalam ekosistem serta.

6. Tiap-tiap proses ekologi yang berjalan dalam ekosistem (Indriyanto, 2008).

Dalam ekologi lingkungan fisik disebut juga komponen fisik, komponen tak hidup,

komponen non hayati atau komponen abiotik. Komponen ini terdiri atas tanah air udara,

cahaya matahari dan benda-benda alam lainnya. Di samping itu ada dikenal komponen

hidup yang disebut juga komponen hayati atau komponen biotik, dan komponen ini

terdiri atas tumbuhan, hewan dan semua makhluk hudup lainnya.

Suatu konsep sentral dalam ekologi yang ialah ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi

yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan

lingkungannya. Menurut pengertian, suatu sistem terdiri atas komponen-komponen

yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen

hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang

teratur.

Ketentuan itu terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus

informasi. Beberapa populasi yang bersama-sama pada suatu waktu menghuni suatu

wilayah tertentu disebut komunitas. Jadi manusia, tumbuhan dan hewan-hewan yang

pada waktu kedapatan bersama-sama di suatu lingkungan merupakan suatu komunitas.

Komposisi suatu komunitas bisa berubah-ubah. Pada suatu waktu pasti hanya ada satu

populasi yang dominan. Pernyataan ini dikenal sebagai prinsip Gause, seorang

biologiwan Rusia, 1932.

Berdasarkan kenyataan, bahwa sifat suatu komunitas sangat di pengaruhi oleh keadaan

lingkungan, orang membedakan pembedaan antara komunitas darat, komunitas

perairan, selanjutnya komunitas darat dirinci menjadi komunitas tanah kering,

komunitas tanah basah, komunitas tanah kapur, komunitas tanah liat, komunitas tanah

gembur. Demikian pula komunitas perairan dapat dirinci menjadi komunitas air tawar

9

Page 10: LAP PRAK I.doc

(kolam, sungai, danau), komunitas air payau, komunitas air laut.

Antara sesama warga suatu komunitas, juga antara komunitas dengan lingkungan fisik

tadi terdapat hubungan timbal-balik. Hubungan ini merupakan suatu sistem yang kita

beri nama ekosistem. Seperti halnya komunitas, kita mengenal ekosistem darat dan

ekosistem perairan, masing-masing dapat dirinci seperti di atas. Sebidang tanah

berumput di depan rumah, suatu kubangan kecil, kaleng yang berisi air hujan, akuarium,

adalah contoh ekosistem mini. Hutan, danau, laut adalah contoh-contoh ekosistem luas.

2.5 Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air

laut. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fisik dan kimia yang mempengaruhi

komunitas perairan tersebut. Bioma air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam

kurang dari 1%, sedangkan bioma laut umumnya memiliki garam 3%.

2.5.1 Ekosistem Air Tawar

2.5.1.1 Ekosistem Lentik dan Lotik

Ekosistem air tawar umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu lentik dan lotik.

Lentik merupakan habitat air yang tidak terdapat arus air yang mengalir terus,

contohnya adalah danau. Adapun lotik adalah habitat air yang mengalir, contohnya

adalah sungai.

1) Danau

Danau memiliki ciri khas air tenang sehingga kondisi biotik dan abiotiknya relatif

stabil. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari memungkinkan terjadinya

fotosintesis disebut daerah fotik. Adapun daerah yang tidak dapat di tembus cahaya

matahari disebut daerah afotik.

Pada umumnya, danau mempunyai tiga zona, yaitu litoral, zona limnetik dan zona

profundal. Zola litoral adalah daerah dangkal berdekatan dengan tepi danau, dan

dapat mendapat cahaya dengan optimal. Tumbuhan yang berakar dan alga

mengapung merupakan ciri-ciri zona litoral.

10

Page 11: LAP PRAK I.doc

Zona limnetik merupakan daerah yang jauh dari tepi danau, namun masih dapat

ditembus cahaya. Pada zona ini, fitoplankton dan tumbuhan yang berfotosintesis

menyediakan makanan bagi zooplankton, ikan-ikan dan hewan lainnya.

Zona profundal merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya (afotik). Pada

zona ini hidup predator heterotof dan bentos (hidup di dasar air) yang

mendekomposisi (menguraikan) limbah-limbah organik. Selain itu pada zona

profundal terdapat banyak baktreri dan makhluk hidup lain yang dapat hidup secara

anaerob.

2) Sungai

Sungai adalah air yang mengalir searah dari hulu menuju hilir. Aliran air yang

konstan, mengikis tanah dan membentuk habitat unik yang menjadi penunjang

kehidupan beberapa organisme. Selain itu aliran sungai mempengaruhi penumpukan

sedimen, suplai oksigen dan nutrisi.

Kecepata aliran sungai dapat berbeda-bedaa pada beberapa titik. Gesekan pada sungai

dan dasar sungai mengurangi kecepatan arus sehingga alga dapat menempel pada

permukaan batuan, akar tanaman dapat menancap, dan hewan dapat hidup di dasar

sungai tanpa terbawa arus.

2.5.2 Ekosistem Air Laut

Ekosistem laut biasa disebut ekosistem bahari. Ekosistem bahari adalah ekosistem

paling luas yang ada di permukaan bumi. Lebih dari dua pertiga permukaan bumi,

ekosistem ini meliputi ekosistem perairan laut dalam, ekosistem perairan laut dangkal

(litoral), dan ekosistem daerah pasang surut.

Lautan seperti juga danau, dapat digambarkan dalam istilah zone, dan banyak

persamaan di antara keduanya (tapi sayangnya, ada pemisahan istilah yang digunakan

untuk masing-masing). Pinggiran lautan disebut zona intertidal. Daerah ini terdiri atas:

pasir pantai, karang, muara, dan di daerah tropik dan subtropik, ada rawa mangrove dan

gosong karang. Beberapa dari habitat ini, misalnya, rawa pantai adalah sangat produktif,

didukung oleh kekayaan dan keanekaragaman populasi dari produsen dan konsumen.

Banyak dari organisme di zona intertidal telah beradaptasi sehingga mereka dapat

11

Page 12: LAP PRAK I.doc

bertahan terhadap tenaga gelombang dan keterbukaan periodik terhadap tenaga

gelombang dan keterbukaan periodik terhadap udara.

Lautan yang relatif dangkal yang meluas ke pinggiran selat benua dinamakan zona

neritik. Zona oseanik terdapat di atas lembah lautan. Produktivitas primer di zona

neritik dan zona oseanik bergantung pada algae planktonik yang hidup sejauh cahaya

matahari dapat sampai. Aktivitas ini menunjang zooplankton yang pad gilirannya,

menunjang konsumen sekunder dan konsumen yang lebih tinggi (umpamanya ikan)

dalam lebih baik daripada yang terdapat di padang pasir.

Dasar lembah lautan ialah dataran abisal. Daerah gelap yang relatif tidak beragam ini

banyak dihuni oleh populasi tipis konsumen bentik dan yang bergantung pada bahan

organik yang mengalir dari bagian atas laut. Akan tetapi, eksplorasi baru-baru ini di laut

dalam menyingkapkan bahwa ada komunitas yang kompleks terhadap di sekitar celah-

celah. Celah-celah ini menimbulkan retak-retak di dasar laut. Meskipun tidak ada

cahaya sampai sejauh itu, produktivitas primer energi yang di jamin oleh oksidasi

belerang dalam air yang mengalir keluar dari retak-retak dasar laut. Bakteri ini

menunjang populasi hewan yang besar. Diantara yang paling menonjol ialah cacing

(tergolong filum kecil yang disebut Pognophora) yang tidak mempunyai sistem

pencernaan. Sementara cacing ini dapat menyerap beberapa molekul organik dari alam

sekitarnya, mereka juga menyimpan (dalam jaringan khusus di dalam tubuh mereka)

sejumlah besar bakteri, kemoasutotrofik yang dapat menyediakan kalori bagi mereka.

2.6 Parameter Kualitas

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan

kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mencuci, air untuk pengairan

pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi.

Apabila air yang diperlukan dalam kegiatan industri dan teknologi itu diperukan dalam

jumlah besar, maka perlu dipikirkan dari mana air itu diperoleh. Pengambilan air dari

sumber air tidak boleh mengganggu keseimbangan air lingkungan. Faktor

keseimbangan air lingkungan ini tidak hanya berkaitan dengan jumlah volume air

(debit) yang digunakan saja, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana menjaga

air lingkungan tidak menyimpang dari keadaan normal.

12

Page 13: LAP PRAK I.doc

2.6.1 Parameter fisika

Indikator atau tanda bahwa suatu perairan dikatakan baik atau tidak baik dapat di

parameterkan secara fisika. Dengan memperhatikan perubahan suhu, kedalaman,

kecerahan.

1. Suhu

Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertasi dengan timbulnya panas

reaksi atau panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri

dan mesin-mesin yang menunjang kegiatan tersebut dapat berjalan baik maka

panas akan yang terjadi harus dihilangkan. Apabila air yang panas tersebut dibuang

ke sungai, maka air sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan

mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya karena kadar oksigen

yang terlalu dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air.

Makin tinggi kenaikan air makin sedikit oksigen yang larut di dalamnya.

2. Kedalaman

Kedalaman adalah parameter fisika yang mendasar dan berpengaruh pada aspek

lainnya. Dengan meningkatnya kedalaman air menyebabkan penurunan nilai

tekanan parsial.

3. Kecerahan

Penetrasi cahaya merupakan besaran untuk mengetahui sampai kedalaman berapa

cahaya matahari dapat menembus lapisan suatu ekosistem perairan. Nilai ini sangat

penting dalam kaitannya dengan laju fotosintesis. Besar nilai penetrasi cahaya ini

dapat diidentifikasikan dengan kedalaman air yang memungkinkan masih

berlangsungnya proses fotosintesis. Nilai penetrasi cahaya sangat dipengaruhi oleh

intensitas cahaya matahari, kekeruhan air serta kepadatan plankton di suatu

perairan. Menurut Haerlina (1987), penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas

bagi organisme fotosintetik (fitoplankton) dan juga penetrasi cahaya

mempengaruhi migrasi vertikal harian dan dapat pula mengakibatkan kematian

pada organisme tertentu.

13

Page 14: LAP PRAK I.doc

2.6.2 Parameter Kimia

Parameter kimia yang banyak berperan dalam suatu ekosistem perairan adalah

Oksigen (O2) terlarut, kandungan Karbondioksida (CO2) bebas, pH air (derajat

keasaman), Alkalinitas, Ammonia (NH3 dan NH4), Asam Sulfida (H2S), dan Salinita

14

Page 15: LAP PRAK I.doc

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013 pukul 11.00 WITA di kolam

Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Secchi Disc

2. Pipa pengukur kedalaman

3. pH meter yang memiliki pengukur suhu

4. Botol air mineral bekas

3.2.2 Bahan

1. Air kolam

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengukuran Kedalaman Kolam

1. Disiapkan tongkat pengukur kedalaman, untuk mengukur kedalaman kolam.

2. Dimasukkan tongkat pengukur kedalaman kedalam kolam, sampai ujung tongkat tepat

menyentuh dasar kolam.

3. Diamati sampai pada batas berapa kedalaman tongkat pengukur kedalaman.

4. Dilihat angka yang tertera pada tongkat pengukur kedalaman,angka yang dilihat

merupakan angka pada tongkat yang berada tepat dipermukaan kolam.

5. Dicatat angka tersebut sebagai data hasil pengamatan pengukuran kedalaman kolam.

3.3.2 Pengukuran Kecerahan Kolam

15

Page 16: LAP PRAK I.doc

1. Disiapkan secchi disc, untuk mengukur kecerahan air kolam.

2. Dimasukkan secchi disc kedalam kolam.

3. Diamati secchi disc yang telah dimasukkan, hingga warna putih pada secchi disc tidak

tampak dari permukaan.

4. Dilihat angka yang tertera di tali secchi disc pada permukaan kolam.

5. Dicatat angka tersebut sebagai data hasil pengamatan pengukuran kecerahan air.

3.3.3 Pengukuran pH dan Suhu Air

1. Disiapkan pH meter, untuk mengukur pH dan suhu air.

2. Diambil air kolam sebagai sample.

3. Dimasukkan air sample kedalam botol sampler.

4. Dimasukkan pH meter kedalam botol sampler.

5. Ditekan tombol Hold pada yang ada pada pH meter.

6. Diamati angka yang tertera pada pH meter , pada bagian atas adalah angka yang

menyatakan pH dan di bagian bawah menyatakan suhu air.

7. Di catat angka tersebut sebagai data hasil pengukuran pH dan suhu air.

16

Page 17: LAP PRAK I.doc

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil PengamatanNo. Parameters Hasil Analisis1 Suhu 27,9º C2 Kecerahan 20 cm3 Kedalaman 73cm4 pH 5,76

4.2 Pembahasan

Ekosistem air tawar umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu lentik dan lotik. Lentik

merupakan habitat air yang tidak terdapat arus air yang mengalir terus, contohnya adalah

danau. Adapun lotik adalah habitat air yang mengalir, contohnya adalah sungai. Pada

penelitian kali ini dilakukan pada ekosostem lentik, tepatnya di kolam Fakultas Teknik

Universitas Mulawarman.

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-

parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003).

Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi

parameter fisik dan kimia.

Pengukuran suhu dan pH air di kolam Fakultas Teknik Universitas Mulawarman dilakukan

dengan menggunakan pH meter dengan cara mencelupkan pH meter kedalam sampel air.

Setelah pH meter menunjukkan angka yang konstan (tetap), maka baca hasilnya. Dalam

praktikum ini menghasilkan suhu dan pH permukaan air di permukaan adalah 27,9˚C dan

5,76. Ini artinya pH air di kolam Fakultas Teknik Universitas Mulawarman bersifat asam.

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer

yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu

17

Page 18: LAP PRAK I.doc

udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat di pengaruhi

oleh hal-hal tersebut.

1. Sudut Datangnya Sinar Matahari

Matahari sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh arah datangnya

sinar matahari dengan permukaan bumi. Semakin tegak sudut datang sinar, semakin kuat

intensitas penyinaran matahari dan semakin tinggi pula suhu udara di daerah tersebut.

Sebaliknya, semakin miring sudut datang sinar, semakin lemah intensitas penyinarannya

dan semakin rendah suhu udaranya. Oleh karena itu pada tengah hari suhu udara kita

rasakan sangat panas terik, sedangkan pada pagi dan sore hari suhu udara kita rasakan

sejuk

2. Lama Waktu Penyinaran

Semakin lama penyinaran matahari semakin tinggi suhu udara di suatu tempat. Bagi

kawasan Indonesia yang beriklim tropis, di mana periode waktu siang dan malam

senantiasa relatif sama yaitu sekitar 12 jam, perbedaan suhu saat musim panas dan dingin

tidak terlalu mencolok. Akan tetapi di daerah-daerah lintang sedang dan tinggi di mana

perbedaan panjang waktu siang dan malam pada periode musim panas dan dingin sangat

mencolok, perbedaan suhu udara antara kedua musim pun sangat tinggi.

3. Ketinggian Tempat

Semakin tinggi suatu daerah dari permukaan laut, semakin rendah suhu udara. Gejala

gradien thermometrik, di mana rata-rata suhu udara akan mengalami penurunan sekitar

0,5°C–0,6°C setiap tempat mengalami kenaikan 100 meter. Berdasarkan hasil penelitian,

rata-rata suhu udara harian di daerah pantai kawasan tropis seperti Indonesia adalah

sekitar 26°C. Dengan kedua data tersebut kita dapat memprediksi rata-rata suhu udara di

suatu daerah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

4. Awan

18

Page 19: LAP PRAK I.doc

Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi

awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan oleh

sinar matahari tertutup awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.

Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas,

sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepas

panas. Apabila udara pada siang hari di selimuti oleh awan, maka temperatur udara pada

malam hari akan semakin dingin.

Pengukuran kecerahan dalam praktik kali ini menggunakan secchi disc .Dalam praktik ini

batas tidak tampak yang dihasilkan adalah 20 cm. Ini artinya kecerahan dikolam Fakultas

Teknik Universitas Mulawarman dikategorikan sedang yaitu kurang lebih 30 cm.

Pada pengukuran dilakukan dengan menggunakan tongkat pengukur kedalaman . Dalam

praktikum ini kedalaman yang diperoleh adalah 73 cm.

4.2.1 Pengaruh Faktor Pembatas

Kualitas fisik dan kimia yang ada pada ekosistem lentik di kolam Fakultas Teknik

Universitas Mulawarman yang di ukur dengan pengukuran pH, suhu, kecerahan air, dan

kedalaman memperlihatkan hasil bahwa kualitas kolam tersebut rendah.

Pengaruh faktor pembatas dalam ekosistem suhu air, pengukuran pH, kedalaman air dan

kecerahan air.

Suhu air sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup beberapa organisme yang hanya bisa

hidup di suhu rendah maupun suhu tinggi dan mempengaruhi metabolisme mikroorganisme

dalam mendegradasi bahan organik dan anorganik

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7-8.

Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan misalnya proses nitrifikasi akan

berakhir jika pH rendah. Toksisitas meperlihatkan penigkatan pada pH rendah.

Kedalaman perairan dimana proses fotosint esis dengan proses respirasi disebut kedalama

19

Page 20: LAP PRAK I.doc

kompensasi. Kedalaman kompensasi biasanya terjadi pada saat cahaya didalam kolam air

hanya tinggal 1% dari seluruh intensitas cahaya yang mengalami penentrasi dipermukaan

air.

Kecerahan air sangat berpengaruh terhadap masukknya sinar matahari ke kolam.Sinar

matahari berpengaruh pada penetrasi cahaya perairan. Apabila kekeruhan tinggi maka sinar

matahari yang masuk sedikit.

4.2.2 Perbandingan Hasil Praktikum

Pada pengamatan ini dilakukan pengukuran terhadap kedalaman air kolam, tingkat

kecerahan air kolam, serta pH dan suhu air kolam. Setelah dilakukan pengukuran terhadap

masing-masing aspek, maka di dapatlah hasilnya. Hasil yang di dapat setiap kelompok

berbeda. Perbedaan yang sangat mencolok adalah kedalaman dan kecerahan air. Sedangkan

untuk pH dan suhu air untuk setiap pengukuran yang dilakukan kelompok adalah sama,

karena sampel air yang digunakan berasal dari tempat yang sama. Perbedaan kedalaman

dan kecerahan air kolam tersebut terjadi karena beberapa faktor, baik dari praktikan

maupun faktor keadaan saat melakukan praktikum. Keadaan ini meliputi cuaca atau iklim,

daerah melakukan pengukuran yaitu tepat ditengan atau dipinggir kolam.

Setelah melakukan pengamatan tersebut maka didapat hal-hal yang mempengaruhi

kedalaman maupun kecerahan air kolam. Hal-hal tersebut adalah :

1. Lokasi Pengukuran

Lokasi pengukuran ini maksudnya adalah tempat pada saat dilakukannya pengamatan,

yaitu tengah atau pinggir kolam. Karena daerah tengah pada kolam dalam dan pinggir

kolam ketinggiannya rendah (dangkal).

2. Cuaca atau Iklim

Cuaca atau iklim pengaruhnya pada cahaya matahari yang masuk sebagai penetrasi air

kolam tersebut. Jika langit dalam keadaan berawan, otomatis cuaca akan mendung atau

bahkan gerimis. Maka hal tersebut mempengaruhi proses penetrasi cahaya matahari

20

Page 21: LAP PRAK I.doc

terhadap air kolam. Cahaya matahari akan terhalang oleh awan, sehingga susah untuk

menembus masuk ke perairan kolam. Jika seandainya masuk, intensitas sinar matahari

nya pun tidak maksimal.

Tabel 4.2. Tabel Perbandingan Hasil Praktikum.

Kelompok Kecerahan Kedalaman pH Suhu

1 dan 2 20 cm 73 cm 5,76 27,9oC

3 dan 4 20 cm 75 cm 5,76 27,9oC

5 dan 6 30 cm 59 cm 5,76 27,9oC

7 dan 8 30 cm 70 cm 5,76 27,9oC

Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Hasil Praktikum.

Pada pengamatan ini hasil yang di dapat setiap kelompok berbeda. Perbedaan yang sangat

mencolok adalah kedalaman dan kecerahan air. Hasil ukur kedalaman yang didapat

kelompok 1 dan 2 adalah 73 cm, kelompok 3 dan 4 sedalam 75 cm, kelompok 5 dan 6

sedalam 59 cm, dan kelompok 7 dan 8 sedalam 70 cm. Untuk kecerahan air kelompok 1

dan 2 sedalam 20 cm, sedangkan kelompok 3 sampai 8 sedalam 30 cm. Sedangkan untuk

pH dan suhu air untuk setiap pengukuran yang dilakukan kelompok adalah sama, karena

21

Page 22: LAP PRAK I.doc

sampel air yang digunakan berasal dari tempat yang sama. Perbedaan kedalaman dan

kecerahan air kolam tersebut terjadi karena beberapa faktor, pertama adalah lokasi

pengukuran.Lokasi pengukuran ini maksudnya adalah tempat pada saat dilakukannya

pengamatan, yaitu tengah atau pinggir kolam.Karena daerah tengah pada kolam dalam dan

pinggir kolam ketinggiannya rendah (dangkal).Yang kedua cuaca atau iklim.Cuaca atau

iklim pengaruhnya pada cahaya matahari yang masuk sebagai penetrasi air kolam tersebut.

Jika langit dalam keadaan berawan, otomatis cuaca akan mendung atau bahkan gerimis.

Maka hal tersebut mempengaruhi proses penetrasi cahaya matahari terhadap air kolam.

Cahaya matahari akan terhalang oleh awan, sehingga susah untuk menembus masuk ke

perairan kolam. Jika seandainya masuk, intensitas sinar mataharinya pun tidak maksimal.

Adapun kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengamatan biasanya dilakukan oleh

praktikan itu tersebut. Misalnya kurangnya ketelitian saat pengukuran serta kelalaian

praktikan saat melakukan pengamatan. Kurangnya ketelitian saat melakukan pengukuran

mengakibatkan kesalahan penulisan data hasil pengukuran. Sedangkan kelalaian praktikan

saat melakukan pengamatan mengakibatkan rusaknya alat-alat yang digunakan pada saat

pengamatan. Misalnya pada saat melakukan pengukuran tingkat kecerahan air, saat

menjatuhkan secchi disc ke dalam kolam tiba-tiba pemberat yang terletak dibawah secchi

disc jatuh ke dalam kolam.

22

Page 23: LAP PRAK I.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum Ekologi Perairan air tawar adalah:

1. Ekositem kolam merupakan suatu ekosistem aquatik. Kolam merupakan tempat hidup

dari hewan-hewan air dan vegetasi air. Vegetasi dan hewan air menjadikan kolam

sebagai suatu sistem yang mempunyai fungsi tertentu. Sedangkan ekosistem air tawar

merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar. Kondisi

permukaan air tidak selalu tetap, adakalnya naik atau adakalanya turun, bahkan suatu

ketika dapat mengering.

2. Kualitas fisika dan kimia yang yang ada pada ekosistem dilihat dari hasil pengamatan

dari pengukuran pH yang bernilai 5,76, suhu air yang bernilai 27,9 oC, kecerahan air

bernilai 20 cm yang berarti perairan berkecerahan sedang, dan kedalaman air bernilai 73

cm dari dasar kolam.

3. Faktor pembatas yang mempengaruhi ekosistem lentik adalah derajat keasamaan (pH)

air, suhu air, kecerahan air, kedalaman air dan konduktivitas.

5.2 Saran

Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan prosedur kerja sekaligus

perhitungan dari tiap-tiap parameter pengukuran yang dilakukan sehingga nantinya akan

didapatkan hasil yang optimal. Dan diharapkan alat yang digunakan dapat lebih di lengkapi,

agar penelitian lebih akurat.

23

Page 24: LAP PRAK I.doc

24