bab i.a_ghs
DESCRIPTION
dfdgdgdgTRANSCRIPT
BAB I : GETARAN HARMONIS SEDERHANA (GHS)
1.1 Pengertian Getaran Harmonis Sederhana (GHS)
Getaran atau osilasi adalah gerak benda yang dilakukan secara
bolak-balik di sekitar suatu titik tertentu dan terjadi pada lintasan yang
sama. Titik tertentu tersebut dinamakan pusat osilasi. Pusat osilasi
merupakan suatu posisi ketika benda yang bergetar mengalami
kesetimbangan. Oleh karena itu, pusat osilasi sering disebut juga posisi
kesetimbangan.
Getaran merupakan jenis gerak yang sangat penting dan perlu
dipelajari, karena dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai
fenomena fisis yang menunjukkan gejala gerak seperti ini. Fenomena
getaran yang mudah diamati antara lain ayunan bandul lonceng atau
pendulum, pelat yang bergetar, senar alat musik ketika dipetik dan gerak
piston pada silinder mesin motor. Contoh fenomena lain yang sukar
diamati secara langsung antara lain osilasi molekul udara ketika terjadi
penjalaran gelombang bunyi dan osilasi arus listrik yang terjadi pada
perangkat elektronika seperti radio maupun televisi.
Satu osilasi atau satu getaran adalah satu gerak pulang pergi.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran disebut periode
getaran ( ). Banyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu
disebut frekuensi getaran ( ). Secara matematis, hubungan kedua
besaran tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
(1.1)
Jika satuan dalam detik (s), maka satuan adalah hertz (Hz).
1
Posisi benda yang melakukan getaran selalu berubah secara
periodik, yakni berulang pada selang waktu tertentu. Simpangan ( )
adalah jarak yang diukur dari pusat osilasi terhadap posisi benda pada
suatu saat. Simpangan yang terbesar disebut amplitudo ( ). Jadi,
amplitudo adalah jarak terjauh posisi benda dari pusat osilasinya.
Pada gambar 1.1 ditunjukkan sebuah benda yang digantung pada
pegas vertikal dan pada benda tersebut dipasang sebuah pena yang diatur
sedemikian rupa sehingga dapat menulis di atas kertas yang dapat
digerakkan tegak lurus terhadap arah getaran. Kemudian benda tersebut
disimpangkan sejauh A dari posisi setimbangnya. Apabila benda
dilepaskan dan pada saat yang bersamaan kertas digerakkan ke kiri
dengan laju tetap, maka pena tersebut akan menggambarkan kurva
sinusoidal. Kurva sinusoidal ini merupakan simpangan sebagai fungsi
waktu t, yang tidak lain adalah fungsi gerak dari benda yang bergetar
tersebut. Fungsi sinusoidal dengan frekuensi tetap dikenal juga sebagai
fungsi harmonis. Oleh karena itu, gerak suatu benda yang persamaannya
berupa fungsi sinusoidal dengan frekuensi tetap seperti ini sering
disebut getaran harmonis.
2
x
t
A
Gambar 1.1 Kurva sinusoidal yang menggambarkan fungsi gerak dari sebuah benda yang melakukan getaran harmonik sederhana pada suatu pegas vertikal.
Getaran harmonis yang amplitudonya tetap merupakan jenis
getaran yang paling sederhana. Oleh karena itu, jenis getaran seperti ini
sering disebut Getaran Harmonis Sederhana, selanjutnya disingkat
GHS. Apabila amplitudo suatu getaran harmonis semakin mengecil
(berkurang), maka getaran harmonis tersebut dinamakan getaran
harmonis teredam. Dalam diktat ini, pembahasan dibatasi pada jenis
getaran harmonis sederhana.
1.2 Osilator Harmonik Sederhana
Secara umum, suatu sistem yang menunjukkan gejala getaran
harmonik sederhana sering disebut osilator harmonik sederhana. Salah
satu contoh osilator harmonik sederhana adalah gerak suatu benda
bermassa yang diikat pada pegas dan terletak di permukaan yang licin
(gambar 1.2). Menurut Hooke, agar suatu benda bergetar secara
harmonis, maka pada benda tersebut harus bekerja suatu gaya yang
besarnya sebanding dan arahnya berlawanan dengan perubahan bentuk
(deformasi) yang terjadi pada benda. Gaya seperti ini disebut gaya
pemulih. Medium yang memungkinkan bekerjanya gaya pemulih
dinamakan medium elastis. Pegas merupakan salah satu medium elastis,
karena apabila ditarik dan kemudian dilepaskan, maka pegas akan
kembali pada keadaan semula. Berdasarkan hukum Hooke, ketika pegas
disimpangkan sejauh x dari posisi setimbangnya, maka pada pegas
bekerja gaya pemulih sebesar :
3
(1.2)
Dalam hal ini, x merupakan perubahan panjang pegas atau simpangan
(meter), F adalah gaya pemulih pada pegas (newton), dan k adalah
konstanta pegas (newton/meter).Tanda negatif menyatakan bahwa gaya
pemulih selalu berlawanan arah dengan simpangannya atau dengan kata
lain gaya selalu melawan perubahan (deformasi). Hal ini berarti bahwa
gaya adalah ke arah kiri bila x positif, dan ke arah kanan bila x negatif.
Jadi gaya pemulih selalu menuju ke posisi setimbang .
Gambar 1.2 Osilator harmonik sederhana. Benda bermassa m diikatkan pada pegas. Benda bergerak tanpa gesekan. Atas : Posisi setimbang. Tengah : Keadaan
4
m
Kesetimbangan
x = 0
PegasKendor
F = 0
m
x
x = 0
PegasTertekan
F = - k x
m
x
x = 0
PegasTeregang
F = - k x
ketika pegas teregang. Bawah : Keadaan ketika pegas tertekan.
5