bab i rb bunda

Upload: nora-amelia-dirmi

Post on 18-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bisnis dan kewirausahaan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. Kesehatan itu sendiri Menurut WHO (1947) adalah Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Adapun Sehat menurut DEPKES RI. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Setiap pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.UU no 36 tahun 2009 Pasal 4 Sehat sebagai bagian dari hak hidup yang merupakan inderogable right yaitu hak yang tidak bisa diganggu gugat dalam keadaan apapun. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh kesehatan

Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sementara menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk kepada pengertian yang terkandung dalam kata afiat. Konsep Sehat dan Afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati tak jarang hanya disebut dengan salah satunya, karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus bahasa arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya. Perlindungan Allah itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi orang-orang yang mematuhi petunjuk-Nya. Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit. Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.

Paradigma sehatParadigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per - lindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat.Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit. Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedik dan sosio kultural. A. Aspek-aspek pendukung kesehatan Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat. Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah: 1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang2. Istirahat yang cukup3. Olah Raga yang teratur4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang5. Lingkungan yang bersihB. Faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan Kesehatan1. Faktor Internal a. Tahap PerkembanganArtinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Untuk itulah seorang tenaga kesehatan harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan pasien pada saat melakukan perncanaan tindakan. Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit.b. Pendidikan atau Tingkat PengetahuanKeyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya. c. Persepsi tentang fungsiCara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh, seseorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif yiatu tentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat keletihan, sesak napas, atau nyeri), juga data objektif yang aktual (seperti, tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru). Informasi ini memungkinkan perawat merencanakan dan mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil.

d. Faktor EmosiFaktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan. Contoh: seseorang dengan napas yang terengah-engah dan sering batuk mungkin akan menyalahkan cuaca dingin jika ia secara emosional tidak dapat menerima kemungkinan menderita penyakit saluran pernapasan. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang risiko menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan. Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima secara emosional, sehingga mereka akan mengakui gejala penyakit yang dialaminya dan mau mencari pengobatan yang tepat.e. Spiritual Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual. Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan tertentu, sehingga perawat hams memahami dimensi spiritual klien sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.2. Faktor Eksternala. Praktik di KeluargaCara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.Misalnya: Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya anak tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa. Pasien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.

b. Faktor SosioekonomiFaktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja.Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya.c. Latar Belakang BudayaLatar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi.Untuk kita terkadang belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan perilaku dan bahasa yang digunakan.Bauman (1965) Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :1. Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

a. Ciri- ciri sakit1. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.Mempunyai 3 aspek :- secara fisik : nyeri, panas tinggi.- Kognitif : interprestasi terhadap gejala.- Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.2. Asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).Penerimaan terhadap sakit.b. Rentang sehat sakit Suatu skala ukur secara relative dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang. Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik yang lain.Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu Tahap mengalami gejala1. Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuhnya ; merasa dirinya tidak sehat/merasa timbulnya berbagai gejala/merasa ada bahaya.Mempunyai 3 aspek : Secara fisik : nyeri, panas tinggi Kognitif : interprestasi terhadap gejala Respon emosi terhadap ketakutan/kecemasan Konsultasin dengan orang terdekat : gejala + perasaan, kadang-kadangh mencoba pengobatan di rumah.

2. Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role) Penerimaan terhadap sakit Individu mencari kepastian sakitnya keluarga atau teman : menghasilkan peran sakit. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan, yang lain mengobati sendiri, mengikuti nasehat teman/keluarga. Akhir dari tahap ini dapat ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih baik. Invidu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya.3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan. Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri. Ada 3 tipe informasi1. Validasi keadaan sakit2. Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti3. Keyakinan bahwa mereka akan baikJika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh jika ada gejala kembali pada profesi kesehatan.4. Tahap ketergantunganJika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakuit : menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan.Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.5. Tahap penyembuhanPasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada peran sakit dan fungi sebelum sakit dan Kesiapan untuk fungsi social.c. Sakit dan perilaku sakitSakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.Tujuan pembangunan Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan secara optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359/ 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32/ 1000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/ 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dapat menunjukkan masih sangat rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pelalawan sebesar 45,5/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 31/1000 kelahiran hidup. Untuk itu pemerintah membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI dan AKB, karena penurunan AKI dan AKB merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan di suatu wilayah.Sejalan dengan hakekat pembangunan di bidang kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan setiap individu yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani , rohani dan social.Kesehatan adalah merupakan factor yang paling dominant dalam kehidupan masyarakat kita, untuk itu diperlukan suatu lembaga atau balai yang bias menangani pelayanan di bidang kesehatan. Dengan melihat potensi yang ada di wilayah Kecamatan Bandar Seikijang baik potensi Sumber Daya Manusia (SDM), potensi lingkungan maupun potensi penduduk yang kurang lebih mencapai 12.504 jiwa, belum ada suatu lembaga yang mendirikan Rumah Bersalin di wilayah Kecamatan Bandar Seikijang ini, yang ada hanya 1 Puskesmas milik pemerintah, 1 buah Klinik Dokter umum dan 9 buah Praktek bidan tanpa kerja sama dengan Dokter Spesialis ObGin.Dalam rangka untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang maksimal, sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat Kecamatan Bandar Seikijang, maka saya memandang perlu untuk mendirikan suatu lembaga kesehatan untuk melayani pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Sekijang dan sekitarnya. Sebagai warga desa yang sedang berkembang, sampai saat ini masyarakat masih menghadapi banyak permasalahan kesehatan masyarakat. Dalam rangka upaya menanggulangi permasalahan kesehatan tersebut berbagai upaya pemerintah untuk mengembangkan berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan tersebut selain dilaksanakan di sarana kesehatan milik pemerintah juga sarana pelayanan milik swasta atau masyarakat sendiri. Sistem kesehatan disusun untuk mendapatkan hasil guna kesehatan masyarakat secara maksimal dengan cara mengefektifkan semua sumber daya manusia yang tersedia, juga diperlukan adanya hubungan secara berjenjang dari tingkat yang tertinggi hingga tingkat yang lebih rendah dalam kaitan kualitas pelayanan masyarakat. Disadari masih cukup banyak kendala yang harus diatasi untuk menjamin berhasilnya berbagai pelayanan kesehatan tersebut.Dalam kemajuan zaman di era globalisasi ini masyarakat Sekijang semakin perduli dan sadar akan pentingnya kesehatan dan tingkat pemanfaatan unit pelayanan kesehatan semakin meningkat pula. Masyarakat di daerah inipun juga sadar akan pentingnya kesehatan itu sehingga memerlukan tempat pelayanan kesehatan. namun sayangnya di daerah ini belum terdapat tempat pelayanan kesehatan yang mudah di jangkau. Apabila masyarakat ingin melahirkan, USG atau sekedar berkonsultasi kepada Dokter Kandungan, warga harus menempuh jarak yang agak jauh dari tempat tinggal mereka yaitu sekitar 34 KM atau mereka harus ke Pekanbaru yaitu ibukota propinsi. Jarak ini terkadang membuat warga menjadi kembali acuh akan kesehatan kehamilan mereka.Oleh karena itu saya ingin membagun suatu tempat pelayanan kesehatan Khususnya yang menangani Kehamilan dan persalinan yang lebih mudah di jangkau oleh warga dengan keunggulan Fasilitas pemeriksaan dengan USG, Klinik Gigi dan layanan Fisioteraphy bagi pasien Umum sehingga dengan berdirinya Rumah Bersalin Bunda ini warga dapat lebih mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan dan di harapkan warga dapat mencegah kemungkinan kasus kehamilan yang berisoko menjadi lebih parah atau untuk mengurangi kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Tingkat kesehatan warga akan meningkat dan seiring dengan itu kesejahteraannya juga akan meningkat pula.

1.2. Visi dan Misi Rumah Bersalin BundaVisi : Memberikan pelayanan kesehatan yang Bermutu, cepat, tepat, ramah dan Informatif kepada masyarakat dengan biaya terjangkau.Misi : Menciptakan suasana pelayanan yang nyaman dan aman bagi pasien, keluarga pasien, dan para tamu serta pengunjung Rumah bersalin. Membangun hubungan saling percaya diantara seluruh elemen yang terkait antara mitra medis pelayanan kesehatan dengan pasien dan keluarganya yang mendukung pola pelayanan kesehatan yang optimal. Membangun citra pelayanan RB di masyarakat luas sehingga RB mendapatkan simpati dan rasa percaya masyarakat untuk mendapatkan penanganan medis diRB. Menyediakan fasilitas pelayanan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat baik dari segi biaya, letak geografis serta budaya sehingga dapat menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat. Memegang teguh sikap pelayanan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kepedulian dan kesigapan dalam melayani masyarakat.1.3. Maksud dan Tujuan Rumah Bersalin BundaMaksud dan tujuan Rumah Bersalin Bunda adalah :1. Meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohani.2. Meningkatkan dan memberdayakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang paramedis3. Meningkatkan kehidupan social ekonomi4. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang persalinan dan kesehatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Rumah BersalinRumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, bersalin, dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir. Rumah Bersalin mempunyai sifat privat dan semi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area ini. Sifat privat terdapat pada ruang persalinan.2.2. Gambaran UmumWilayah SekijangKecamatan Bandar Sei Kijang terletak di sepanjang poros jalan lintas timur antara Kota Pekanbaru dan Kecamatan Pangkalan Kerinci yang merupakan Ibu kota Kabupaten Pelalawan.Letak Kecamatan Bandar Sei Kijang berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Siak Hulu, Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.Dengan adanya batas-batas tersebut maka Kecamatan Bandar Sei Kijang harus menjalin kerja sama lintas batas dengan Kecamatan-Kabupaten diatas dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan mengingat masalah kesehatan tidak dapat dibatasi oleh wilayah kerja.

Luas Wilayah Kecamatan Bandar Sei Kijang adalah 31.424 Ha.Kecamatan Bandar Sei Kijang mempunyai 5 desa yaitu :1. Simpang Beringin dengan luas wilayah 2.275 Ha.2. Muda Setia dengan luas wilayah 3.544 Ha3. Sekijang dengan luas wilayah 5.040 Ha4. Lubuk Ogong dengan luas wilayah 17.320 Ha5. Kiyab Jaya dengan luas wilayah 3.245 Ha

Grafik 2.1

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Sekijang2.3 Keadaan Penduduk SekijangPerkembangan Kecamatan Bandar Sei Kijang telah menarik banyak penduduk pendatang baik yang akhirnya menetap maupun yang tidak menetap, keadaan ini menjadikan Kecamatan Bandar Sei Kijang berpenduduk multi etnis.Berdasarkan data dari kantor camat Bandar Sei Kijang, jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah 12.504 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5824 KK. Perkembangan jumlah penduduk Bandar Sei KIjang tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut ini.Grafik 2.2

Sumber: Profil Puskesmas Sekijang2.4. Dasar hukum pemberian Izin Pendirian Rumah Bersalin berdasarkan kepada :1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan2. Undang-undang No. 32 tahun 2004 Pemerintah Daerah3. PerMenKes RI No. : 920/ Menkes /Per /XII /1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik4. Keputusan Dirjen Binkesmas No. : 664/Binkesmas/DJ/V/1987 tentang petunjuk pelaksanaan upaya kesehatan swasta di Bidang Pelayanan Medik Dasar.

2.5. Prasyarat Pendirian Rumah BersalinRumah Bersalin merupakan pertanggungjawaban dari bidan. Hal ini berbeda dengan rumah sakit bersalin. Pada rumah sakit bersalin bertanggung jawab di dalamnya adalah dokter spesialis. Namun, pemiliknya dapat diberikan pada seorang bidan atau orang umum sebagai penanam modal di dalamnya. Bidan yang membuka usaha pada rumah bersalin adalah bidan praktek swasta yang sudah memiliki pendidikan dan sertifikasi Bidan Delima, dimana bidan delima merupakan bidan profesional dalam pelayanannya.Prasyarat berdirinya Rumah Bersalin oleh seorang bidan praktek swasta adalah Seorang Bidan harus memiliki SIB (Surat Izin Bidan) dan mengurus keanggotaan/registrasi pada IBI (Ikatan Bidan Indonesia) serta memiliki SIPB (Surat Izin Praktek Bidan). Setelah hal tersebut akan diadakan uji kompetensi serta peningkatan pengetahuan Bidan yang mana disebut dengan Bidan Delima. Lalu akan adanya AMD selama minimal 3 tahun. Setelah hal itu semua maka dapat mengajukan pada Dinas Kesehatan Kota lalu melanjut pada Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai pengajuan rekomendasi Rumah Bersalin. Namun, semua itu harus mempunyai izin dari warga setempat yang berada di sekitar akan berdirinya rumah sakit tersebut. Berikut ini merupakan keseluruhan persyaratan pengolahan rumah bersalin yang dikelola dan dipertanggung jawabkan oleh seorang bidan.Prasyarat Rumah Bersalin Swasta adalah :a. Tugas dari rumah bersalin swasta :1) Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang :- Kehamilan, persalinan, nifas- Menyusukan dan perawatan buah dada- Keluarga berencana- Perawatan bayi dan anak persekolah- Gizi- Imunisasi- Sanitasi dasar2) Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap dukun bersalin/dukun paraji3) Melayani kasus ibu untuk :- Pengawasan kehamilan- Pertolongan persalinan fisiologis (termasuk letak sungsang pada multipara)- Episiotomi dan penjahitan luka perineum tingkat I dan II- Perawatan nifas dan menyusukan, termasuk pemberian interotinika- Pelayanan kontrasepsi sederhana,pil KB, IUD (AKDR) I dan KB suntik- Pelayanan imunisasi TT4) Melayani bayi dan anak prasekolah untuk :- Pengawasan pertumbuhan dan perkembangan- Pemberian imunisasi dasar dan ulang (BCG,Polio, DPT dan Campak) sesuai kebijaksanaan pemerintah perawatan termasuk pertolongan diare- Petunjuk pemberian makanan5) Memberikan obat-obatan- Pengobatan tertentu dalam bidang kebidanan, sepanjang hak itu tidak melalui suntikan, kecuali utero tonika

b. Dibawah pengamatan dokter, dapat dikerjakan :1) Pengawasan kehamilan- Versi luar- Pengeluaran dengan digital sisa jaringan konsepsi pada keguguran2) Pertolongan persalinan- Perawatan pra persalinan (kurang 2 hari)- Persalinan sungsang primipara- Pertolongan dengan cunam atau extractor vakum pada kepala di luar panggul- Pemberian infus untuk mempertahankan keadaan ibu3) Pertolongan pada masa nifas- Pertolongan pasca persalinan di RB tanpa komplikasi- Pemberian antibiotika pada infeksi (oral maupun suntikan)- Pemasangan KB implan4) Perawatan bayi baru lahir di RB 5) Pertolongan kedaruratan- Pencegahan keadaan perdarahan- Mengatasi perdarahan pasca persalinan dengan pengeluaran urine secara digital- Mengatasi kedaruratan eklampsia- Mengatasi infeksi bayi baru lahirc. Hal-hal diluar 1 dan 2 di atas, agar segera di rujuk ke fasilitas rujukand. Pencatatan medik dan pelaporan berkala

2.6. Tugas rumah bersalin (pembinaan kesehatan masyarakat, pembinaan balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) dan rumah bersalin (RB), 1987)- Menyediakan fasilitas yang memadai, baik secara fisik maupun perlengkapan pengobatan guna tercapainya proses persalinan pasien- Menyelenggarakan program pencegahan, pengobatan atau perawatan dan konsultasi yang semaksimal mungkin bagi pasien yang tengah berada pada kehamilan dan melahirkan- Mengusahakan suasana lingkungan yang sehat (therapeutic community) guna tercapainya kenyamanan bagi sang ibu dan bayi- Memberikan penanganan yang cepat dan sigap demi keselamatan ibu dan bayi2.7. Fungsi Rumah bersalin : Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan kehamilan (pranatal)Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan persalinan (natal)Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan kelahiran (pasca natal yang menyangkut kesehatan ibu dan bayi)2.8. Sasaran pelayanan meliputi :Sasaran umum :Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan ,pencegahan ,penyembuhan dan pemulihan.Sasaran khusus :Memberikan pelayanan berupa konsultasi akan masalah kesehatan kehamilan, kesehatan anak, dan pengobatan medis lainnya (persalinan, papsmear,KB,dll) dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan jiwa ibu dan anakMempersiapkan calon ibu dalam menghadapi persalinan agar sejauh mungkin dapat melahirkan sang buah hati dalam kondisi yang sehat dan jiwa yang tenang (seperti konseling, riwayat kesehatan, dan senam hamil)Menjadikan sang ibu menjadi seorang ibu yang baik dimana dapat merawat sang bayi dan dapat mendidik sang bayi dengan sebaiknya tanpa ada kekhawatiran lainnya.2.9. Persyaratan ruang nifasFasilitas dan peralatan :1. Kamar operasi : adalah unit kerja/instalasi tempat melakukan tindakan operasiSyarat yang harus di penuhi :a. Mudah di capai, baik untuk kasus rutin maupun kasus daruratb. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan non-sterilc. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brancard) pasien dengan sedikit persimpangan.d. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non-steril yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendorong peningkatan disiplin pemakaian baju steril.

2. Kamar BersalinSyarat yang harus di penuhi terdiri dari :1. Akses langsung bagi pasien agar dapat cepat dan mudah menuju lokasi kamar bersalin2. Lokasi kamar bersalin berdekatan dengan kamar operasi3.Fasilitas isolasi bagi ibu atau bayi yang terkena infeksi4.Ruang bagi keluarga penunggu pasien5. Tersedia peralatan lengkap6. Kecukupan menunjang fungsi :a. Melaksanakan pekerjaan administrasib. Tempat menyimpan barang invertarisc. WC pasien, pengunjung, staf unitd.Air bersihe. Sumber listrik cukup, aman dengan tegangan stabilf.Ventilasi udaraArti memenuhi syarat apabila :a. Tempat/lokasi unit mudah dicapai dengan rambu penunjuk yang jelasb. Ada kebebasan bergerak untuk tempat tidur/brandcard dengan sesedikit mungkin melalui persimpanganc. Tersedia fasilitas privacy bagi pasienYang diartikan dengan ruangan khusus adalah ruangan yang khusus disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik dan tidak di sediakan pelayanan lainnya (ruang rehabilitasi medik yang di maksud adalah ruangan yang di peruntukan bagi pasien untuk proses pemulihan dari kondisi fisik setelah mengalami atau menjalani pelayanan medik. Disini dapat diartikan pula apabila ia setelah melahirkan dari ruang operasi atau ruang bersalin, maka ia dipindahkan pada ruang nifas sebagai tempat rehabilitasi atau pemulihan pasca melahirkan)2.10. Persyaratan ruang perawatan intensif atau khusus, adalah :a.Unit terbuka 12-16 m2/per tempat tidur, unit tertutup 16-20m2/pertempat tidurb.Jarak antara dua tempat tidur 2 meterc.Temapt tidur medis mudah di rubah posisinyad. Peralatan medis mudah di capaie.Cukup tersedia obat-obatanf. Ruang perawat di tempatkan sedemikian rupa sehingga memudahkan perawat mengawasi dan menolong pasieng. Ruang ber-ACh. Berdekatan dengan ruang operasi, ruang pulih standari.Cukup ruangan untuk peralatan dan sterilisasij.Ada cadangan sumber tenaga listrik daruratk.Ada sistem alarml.Ada ruangan konsultasi keluarga pasienKarakter dari ruangan intensif termasuk dari segi prasyarat luasan yang sama dengan prasyarat luasan kamar pasien2.11. Kebutuhan ruangan1. Bangsal perawatan ibu hamil2. Tiga kamar, masing-masing dengan 8 tempat tidur + 3 toilet di tiap bangsal.3. Ruangan terapi/ pengobatan4. Kamar bersalin5. Kamar bersalin dengan 6-8 tempat tidur.6. Ruang bilas/cuci.7. Pojok/ ruangan.8. Ruangan untuk alat-alat pembersih.9. Toilet10. Kamar mandi.11. Ruang tunggu untuk keluarga pasien.12. Ruang pulih dengan 4-6 tempat tidur.Kamar operasi Kamar operasi utama. Ruang anestesia. Ruang pemulihan.Tabel Daftar Peralatan dan Perabot Ruang Perawatan IbuKamar dengan 8 tempat tidurJumlah

Tempat tidurKursiLemari berkunci untuk menyimpan pakaianMeja makan pasien di atas tempat tidurWastafelPembatas ruangan yang dapat dipindah-pindahAC atau kipas angin (tidak harus)

888822

Toilet3

Sumber: Saifudin, et al., 2002, p. A-12.

BAB IIIPEMBAHASANDalam mendirikan Rumah Bersalin Bunda ini termotifasi oleh keinginan saya sebagai masyarakat yang membutuhkan berbagai pelayanan yang lengkap terutama untuk pelayanan Kehamilan dan Persalinan yang lengkap dengan pemeriksaan USG dan Dokter Spesialis ObGin, dengan adanya Rumah Bersalin ini masyarakat Kecamatan Bandar Seikijang tidak perlu lagi memeriksakan diri Khususnya untuk memeriksakan kehamilan dengan Ultra Sono Graphy (USG) dan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi ke pusat kota yang jauh dari jangkau masyarakat menengah kebawah, sehingga mereka yang berada di golongan menengah kebawah bisa mengetahui keadaan kesehatan kehamilan mereka. Adapun data yang sudah saya peroleh dengan tingkat hunian sebesar 70 %, yaitu dengan taraf kehidupan masyarakat sekitar adalah dengan golongan menengah sekitar 50%, golongan bawah 30% dan golongan atas 25%, dengan tingkat perekonomian dengan kategori growth.Akses menuju fasilitas RB Bunda ini dengan infrastruktur jalan raya, dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan sehingga bagunan RB Bunda ini mudah di akses.3.1. Aspek Sumber Daya Manusia Rumah Bersalin BUNDA memiliki tenaga kerja yang terdiri dari:1. Dokter penanggung jawab2. Dokter jaga3. Dokter Spesialis Kandungan 2x dalam 1 minggu4. Dokter Gigi5. Manager6. Bidan 4 orang7. Perawat 1 orang8. Perawat gigi 1 orang9. Ahli Fisioterapi 1 orang10. Cleaning service 1 orang.11. Satpam 1 orang.

3.1.1. Susunan Tugas Operasioal

1. Direktur

Bertugas sebagai pemimpin dari Rumah Bersalin BUNDA, agar segala macam kegiatan yang direncanakan dapat tercapai dan dapat mencapai sasaran.Mengatur dan bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya.Donatur tetap setiap acara yang diadakan Rumah Bersalin Bunda

2. Manager

Menentukan dan mengatur pembagian tugas karyawan. Merumuskan pokok-pokok kebijaksanaan dalam bidang produksi/pelayanan, pemasaran, dan keuangan. Bertanggung jawab dalam menyeleksi tenaga kerja yang mau bekerja di RBMenjalin relasi dengan pihak lain dalam setiap kegiatan yang dilakukan RBMengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan RB

3. Dokter Penanggung Jawab Bertanggung jawab atas semua kegiatan di Rumah Bersalin BUNDA Bertanggungjawab terhadap pelaksanan pengobatan Berperanserta melayani pasien dalam pengobatan Memberikan pelimpahan/penjelasan kerja pada bawahannya (dr. Pelaksana) Melakukan kunjungan rumah ( home care)

4. Dokter Pelaksana Melayani pasien sesuai tugas Memberikan konseling sesuai dengan permasalahan kesehatan yang di alami Pasien Bergantian sif dengan dr. Penanggung jawab dalam bertugas Melakukan kunjungan rumah ( home care)

5. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Melakukan pemeriksaan rutin 2x 1 minggu pada pasien yang berkunjung ke RB Mediagnosa apabila ada kelainan kandungan pada pasien Melakukan Operasi pada pasien yang di diagnosa ada kelainan kandungan.

6. Dokter Gigi Melayani pasien gigi Melakukan penambalan dan pencabutan gigi Melakukan pemasangan kawat gigi Membuat gigi palsu

7. Bidan Profesional Melakukan kunjungan rumah/homecare Melakukan asuhan kebidanan Mengontrol tindakan yang dilakukan oleh bidan vokasional Mengatur pelaksanan kegiatan kebidanan di RB Bertanggung jawab atas pembukuan keuangan harian Melakukan tindakan kebidanan pada pasien Mendampingi pelaksanaan operasi Melakukan kunjungan rumah bersama bidan profesonal/dokter bila di perlukan

8. Perawat Profesional Melakukan kunjungan rumah/homecare Melakukan asuhan keperawatan Bertugas setiap hari untuk menerima pasien/administrasi Memberikan obat kepada pasien berdasarkan resep dokter Melakukan kunjungan rumah bersama bidan profesonal/dokter bila di perlukan

9. Perawat gigi Membantu segala kegiatan dokter gigi yang berhubungan dengan pasien gigi.

10. Ahli Fisioterapi Melakukan terapi pada pasien yang memerlukan

11. Cleaning service Sebagai tenaga yang memberikan kenyamanan dengan menjamin kebersihan ruangan Balai pengobatan Membersihkan peralatan dan ruangan di RB

12. Satpam Menjaga Keamanan RB Sebagai penjaga malam RB3.2. Aspek Pemasaran3.2.1. Analisis PasarProduk yang kami jual adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Keunggulan dari Rumah Bersalin BUNDA ini adalah pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter yang profesional, Dokter Spesialis ObGin, yang memiliki Surat Ijin Praktek yang bekerja pada jam praktek. Selain itu Rumah Bersalin Bunda Ini juga melayani pembelian Khitanan, konsultasi KB, dan perawatan gigi dan servis terapi pada pasien umum di luar pasien kebidananyang akan dilayani langsung oleh Dokter Gigi dan Ahli fisioterphy.

3.2.2. Gambaran data penghasilan kunjungan pasien 1-3 tahun yang akan Datang

Penurunan atau kenaikan pasien umum yang berkunjung biasanya disebabkan oleh cuaca, hari biasa/ hari keagamaan, dll. Dan biasanya kenaikan jumlah pasien yang berkunjung terjadi pada hari raya keagamaan, hal ini terjadi karena arus mudik. Selain itu perubahan cuaca yang terjadi juga menyebabkan kondisi kesehatan masyarakat bisa terganggu, dan mereka berkunjung ke RB sedangkan untuk pasien Kandungan biasanya normal-normal saja.

3.2.3. Pemasaran dan PromosiKami melakukan Promosi dengan Personal selling dimana Personal selling yang di maksud adalah interaksi antar individu, saling bertemu, muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Di Rumah Bersalin Bunda ini, kami melakukan personal selling dengan cara pelayanan yang diberikan dokter kepada pasien dilakukan semaksimal mungkin dan menggunakan bahasa komunikasi yang santun dan ramah tamah. Selain itu pasien selalu diberi souvenir berupa baju kaos yang bertuliskan ikon Rumah Bersalin Bunda sehingga apa bila si pasien / keluarga pasien memakai baju yang kami berikan akan terbaca oleh masyarakat luas sehingga keinginan masyarakat yang sudah membaca akan muncul untuk datang ke Rumah Bersalin Bunda ini suatu saat mereka membutuhkan pelayanan kesehatan dari kami, dan kami pun mengadakan kontrak dengan pasien agar kembali berobat di RB apabila sakit yang diderita belum sembuh atau obat yang dikonsumsi habis, dan juga apabila akan dirujuk ke rumah sakit. Dan hasilnya sebagian pasien banyak yang kembali berobat di klinik Sehat Sejahtera

Disamping Promosi tadi kami juga membuat Brosur yang berisi ajakan pada masyarakat agar berobat di Rumah Bersalin Bunda, selain itu kita juga memasang papan nama Rumah Bersalin kita di depan bangunan RB dan juga kami mencetak plastik pembungkus obat yang diberi nama Rumah Bersalin kami, dan hasilnya banyak yang berkunjung ke Rumah Bersalin Bunda ini.

3.2.4. Fasilitas Rumah Bersalin BundaFasilitas yang akan kami dirikan guna mendukung kemajuan Rumah Bersalin ini selain Pemeriksaan dengan USG langsung dengan Dokter spesialis, adajuga pemasangan kawat gigi yang terjangkau oleh masyarakat di banding mereka pergi ke pusat kota, juga adanya layanan terapi yaitu Fisiotehraphy juga adanya sistem pendaftaran yang diatur menggunakan sistem komputerisasi, sehingga pasien yang sudah terdaftar data kami simpan untuk riwayat kesehatan. Selain itu, kami merencanakan area bermain anak-anak sebagai media penghibur bagi pasien yang berobat ke Rumah Bersalin Bunda ini.3.2.5. Ruang BersalinRuang Bersalin di Rumah Bersalin Bunda ini melayani persalinan normal setiap hari selama 7 hari kerja 24 jam penuh, dengan ruangan yang nyaman dan representative dengan peralatan yang optimal dan didukung oleh Dokter Kandungan dan Bidan-Bidan yang handal.3.2.6. Poli Umum & UGDRumah Bersalin Bunda siap memberikan pelayanan kepada pasien setiap hari 7 hari kerja 24 jam penuh3.2.3. Poli Gigi & MulutPoliklinik Gigi & Mulut Rumah Bersalin Bunda siap memberikan pelayanan kepada pasien setiap hari 7 hari kerja.3.2.7. Poli FisioterapiPoliklinik Fisioterapi Rumah Bersalin Bunda siap memberikan pelayanan kepada pasien setiap hari 7 hari kerja. Selain Fioterapi, Rumah Bersalin Bunda juga melayani : Akupuntur, Sliming Digital (Stroke Massage, Cupping, Manipulation, Scraping, Wight Reducing, Immunotherapy)3.2.8. KemitraanKemitraan disini dalah bekerja sama dengan Perusahaan- Perusahaan yang ada di wilayah Sekijang. Sehingga para karyawan pada Perusahaan-perusahaan tersebutsemua berobat di Rumah Bersalin Bunda.

3.2.6. Target Pasar yang dituju.

Target utama yang dituju adalah masyarakat yang berada disekitar lingkungan Rumah Bersalin Bunda mencakup Kecamatan Bandar Sekijang dan Kecamatan Kerinci Kiri Kabupaten Siak.

3.2.7. Proyeksi Kunjungan Pasien

Diperkirakan dari bulan pertama sampai bulan ke-12 akan selalu mengalami peningkatan pendapatan, pertama karena nama Rumah Bersalin yang mulai terkenal, selanjutnya karena kebutuhan masyarakat akan kesehatan yang semakin meningkat, dll.

3.2.8. Strategi Pemasaran

Dengan memasang sepanduk di tempat tempat umum yang setrategis. Bekerja sama dengan Perusahaan setempat untuk mempromosikan ke Karyawan Melakuakan Kerja Sama dengan tokoh masyarakat untuk mempromosikan ke masyarakat. Melakukan kunjungan rumah guna melihat perkembangan pasien yang pernah berobat Memberikan sofenir buat anak-anak yang sunat Ruangan menggunakan pendingin Ac Area Rumah Bersalin menggunakan fasilitas Wifi, agar warga pedesaan pun mampu mengakses internet. Pendataan pasien menggunakan sistem komputerisasi

3.2.9. Analisis PesaingPesaing- pesaing yang ada di sekijar wilayah Rumah Bersalin Bunda seperti Puskesmas milik pemerintah, Klinik Dokter umum dan Prektek bidan semua tidak memiliki fasilitas pemeriksaan dengan USG dan Dokter spesialis ObGin, juga tidak memiliki Dokter Gigi dan Ahli Fisioterphy, hanya Puskesmas saja yang memiliki Dokter gigi dan pelayanan gigi itu pun hanya sekedar pengobatan dan pencabutan gigi saja sedangkan untuk perawatan, penambalan, pembuatan gigi palsu dan pemasangan kawat gigi tidak ada.Sehingga kemungkinan bersaing ketat tidak memungkinkan dan kita akan melaju dengan mulus tanpa hambatan.

3.2.10. Analisis Perkembangan peminatan atas produk kita- Perkembangan populasi di wilayah pasarPeningkatan Populasi / Peningkatan Jumlah masyarakat yang terus berdatangan dari luar wilayah di karenakan penrimaan-penerimaan karyawan baru pada perusahaan-perusahaan.

- Perkembangan jumlah pelangganBanyak angka kunjungan pada Rumah Bersalin Bunda ini meningkat terus dari bulan ke bulan, walaupun bukan hanya angka kunjungan persalinan tetapi juga angka kunjungan pasien umum dan terutama pasien gigi untuk pemasangan kawat gigi karna dinilai mempercantik wajah dan mengikuti trent.

- Perkembangan keinginan dan kemampuan membeliPerkembangan keinginan dari masyarakat sangat antusias menerima keberadaab RB Bunda ini yang di tandai banyaknya angka kunjungan dan angka pemeriksaan dengan USG karna harga yang sangat terjangkau yaitu hanya Rp.80.000,- dan bagi masyarakat ini sangat ekonomis di bandingkan mereka harus ke Kota Pekanbaru yang memakan waktu dan biaya.3.2.11. Rencana Peningkatan Kualitas Pelayanan pada 3 tahun pertama. Untuk pasien Kandungan pada tahun pertama dokter spesialis ObGin nya 2x 1 minggu, tahun ke 2 ditingkatan menjadi 4x 1 minggu, dan pada tahun ke 3 setiap hari kecuali malam dan hari libur. Untuk Pasien gigi pada tahun 1 pengadaan kawat dan gigi palsu yang standar biasa, tahun ke 2 di adakan kualitas setingkat lebih tinggi dan tahun ke 3 diadakan kualitas yang paling bagus. Untuk Pasien Fisioteraphy pada tahun 1 hanya di lakukan di RB Bunda saja tetapi tahun berikutnya kita mengadakan servis untuk datang kerumah pasien yang membutuhkan.3.2.12. Analisis Kualitas Produk yang di inginkan pelangganUntuk kualitas ini terutama pada pelayan gigi berdasarkan dari:- Bentuk (appearance) : keenakannya dipandang mata yaitu untuk gigi palsu kita mengadakan penanaman gigi sehingga terlihat seperti asli.- Penampilan (performance) : punya arti tersendiri seperti pemasangan gigi palsu dan kawat gigi menimbulkan kesan berbeda dari seseorang yang memakainya sehingga terlihat cantik di kenakan oleh pemiliknya- Keawetan (durability) : tahan lama untuk gigi palsu sangat awet bahkan sampai seseorang itu mati.- Keamanan (safety) : tidak mencelakakan untuk sampai saat ini tidak ada pasien yang melakukan kontrol ulang mengeluh terjadi perlukaan pada mulut akibat kawat tersebut. - Kenyamanan (comfort) : enak dirasakan- Ekonomis (economy) : dari hasil survei kami banyak pasien yang merasa sangat ekonomis pada pelayanan kami.

3.2.13. Harga jual produk- Biaya plus tingkat keuntungan tertentuBiaya yang di keluarkan hampir sama dengan pasien yang akan berobat atau periksa kekota Pekanbaru malahan melebihi dengan waktu dan transfortasi.

- Memperhatikan harga pesaingKarna pesaingnya hanya dokter umum dan bidan jadi sedikit tidak berarti bagi kami.

- Harga promosiUntuk persalinan operasi kami mengenakan biaya sama dengan di Rumah Bersalin di kota Pekanbaru.

3.3. Aspek Keuangan / Finansial 3.3.1. Modal1. Rehabilitasi Gedung= Rp 300.000.0002. Perijinan= Rp 13.000.0003. Biaya pegawai= Rp 5.000.0004. Sarana Prasarana (etalase, kursi&meja)= Rp 7.500.0005. Oxigenasi = Rp 2.000.0006. Alat bedah minor 3 [email protected] = Rp 525.0007. Standar infus 1 buah = Rp 150.0008. Sterilisator 1 buah = Rp 1.000.0009. Tensi Meter air raksa 2 @ 500.000 = Rp 1.000.00010. Tensi meter biasa 1 @ Rp.125.000 = Rp 125.00011. Termometer Air raksa 2 buah @ 8.000 =Rp 16.00012. Kartu rawat jalan 1000 lbr = Rp 150.00013. Tempat sampah 5 buah = Rp 125.00014. Bisturi = Rp 2.000.00015. obat-obatan = Rp 5.000.00016. Alat tulis kantor = Rp 200.00017. Kasa gulung = Rp 50.00018. Lampu philip 4 buah @ 30.000 = Rp 120.00019. Keset 2 buah @ 15.000 = Rp 30.00020. Lap tangan 3 buah @ 10.000 = Rp 30.00021. Jam dinding 1 buah = Rp 50.00022. Sepuit 3 dus @ 100.000 = Rp 300.00023. Alcohol, betdin dll = Rp 500.00024. Biaya promosi = Rp 5.000.00025. Alat tes gol darah,AS urat & kolesterol = Rp 1.000.00026. Infus set 3dus @500.000= Rp. 1.500.00027.Infus set anak 1 dus @ 500.000= Rp. 500.00028.Kursi Gigi 1 set= Rp. 25.000.00029.Meja Opersi 1 set= Rp.200.000.00030.Lampu / alat Fosioteraphy= Rp. 5.000.00026. Ac 2 @ 2.000.000 = Rp. 4.000.00027. Seperangkat Komputer = Rp. 4.000.00028. Jaringan internet = Rp. 2.000.000TOTAL = Rp.570.071.000

Biaya totalTotal modal awal usaha untuk mendirikan Rumah Bersalin Bunda adalahRp 570.071.000

3.3.2. IncomeTarif per pasien yang berobat1. Administasi Rp. 5.0002. SirkumsisiRp. 300.0003. KBa. Suntik 1 bulan Rp 20.000b. Suntik 3 bulan Rp 30.000c. Pil Rp 15.000d. ImplanRp. 200.000e. IUDRp. 1.300.0004. Konsultasi a. Dokter UmumRp 15.000b. Dokter SpesialisRp.50.000c. Dokter GigiRp.15.0005. Surat keterangan sehatRp. 5.0006. Laboratoriuma. Gula darah Rp.25.000b. Asam urat Rp.25.000c. Gol darah Rp.15.000d. Kolesterol Rp.25.0007. Perawatan luka Rp.40.0008. Berobat Rp.30.0009. Hecting up Rp.80.00010. Hecting Rp. 100.00011. Fisioteraphy 1x teraphyRp. 100.00012.Pemasangan Kawat Gigi atas bawahRp. 5.000.00013.Pembuatan Gigi Palsu 1 gigi tanamRp. 1.000.00014.Pembuatan gigi palsu biasaRp. 400.00015.Penambalan GigiRp.80.00016.SkellingRp. 200.000 17.PencabutanRp.30.00018.USGRp.80.00019.Operasi SCtanpa komplikasiRp.18.000.00020.PartusRp. 900.000

3.3.3. Pegeluaran/bulana. Gaji dr. penanggung jawab Rp 300.000 dr. pelaksan Rp 1.000.000 dr. SpesialisRp.5.000.000 dr. GigiRp. 800.000 Perawat provesonal Rp 900.000 Perawat gigi Rp 500.000 Bidan Rp 900.000 Ahli FisioteraphyRp. 500.000 Cleaning service Rp 300.000 SatpamRp. 300.000b. Listrik Rp 200.000c. Alat habis pakai Rp 800.000d. Obat-obatan Rp 2.000.000e. Plastik obat Rp 20.000f. Alat tulis Rp 20.000g. Telpon Rp 100.000h. Akses internet Rp. 350.000Total Rp 14.590.000

3.4. Manufacturing ( Operasi )

Dalam suatu pengoperasian Rumah Bersalin inikami memulai dengan beberapa langkah:- Mempersiapkan tenaga Pofesional- Mempersiapkan langkah-langkah promosi- Mempersiapkan semua bahan penunjang untuk pengoperasian RB * Peralatan yang di butuhkan.- Melakukan pendataan alat-alat kesehatan setiap bulan- Mengadakan bahan habis pakai setiap bulan- Mendata obat-obat

* Perawatan dan suku cadang Alkes yang harus di perhatikan apabila terjadi kerusakan

3.5. Aspek Aksesibiliti3.5.1.Denah ruangan Balai Pengobatan(gambarlah denah pemetaannya)keterangan:R1. Ruang periksa R2. Ruang tindakanR3. Ruang OperasiR4. Ruang Poli GigiR5. Tempat cuci tangan R6. Meja administrasiR7. Lemari Obat R8. Tempat Kartu rawat jalan pasienR9. Ruang Tunggu Pasien/antrian R10. Wc/kamar mandiR11. Arena bermain anak R12. Ruang FisioteraphyR14. Komputer

3.5.2. Alur Pelayanan1. Pendaftaran/administrasi2. R. Tunggu3. Ruang periksa/ tindakan4. Penerimaan obat5. Konseling6. Pembayaran administrasi

3.5.3. Rumah Bersalin Bunda melayani:1. KB2. Pemeriksaan Umum3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut4. Pemeriksaan Kandungan dan USG5. Sirkumsisi laser6. Persalian7. Operasi SC tanpa komplikasi8. Laboratorium (guladarah, AS urat, kolesterol dan golongan darah)9. Tindakan medis dasar10. Pelayanan Gawat darurat sederhana (hecting, perwatan luka, insisi, eksisi jaringan lypoma)11. Pemeriksaan kesehatan /surat keterangan dokter

3.6. Aspek socialRumah Bersalin Bunda juga akan membantu masyarakat sekitar agar dapat meningkatkan derajad kesehatan mereka dan membantu warga kurang mampu agar tetap bisa merasakan pelayanan kesehatan dengan biaya yang mereka dapat menjangkaunya. RB ini juga turut serta dalam upaya-upaya promotif untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.Masyarakat sumber sebagaian besar adalah petani sawit dan peternak. Perekonomian masyarakatnya pun berkecukupan namun masih ada juga warga yang tergolong miskin. Tempat tinggal mereka masih ada yang berlantai tanah dan dindingnya dari papan atau kayu.Pada umumnya warga sudah tidak terlalu memegang erat budaya dan adat istiadat yang masih mengikat masyarakat, termasuk budaya yang berlawanan dengan pengobatan pada tim medis. Seperti orang hamil tidak boleh makan yang amis-amis. Namun karma sangat minimnya tempat pelayanan kesehatan sehingga banyak dari mereka yang hanya menggunakan sarana pengobatan tradisional seperi dukun, kiyai, jamu dll, dalam mencari pengobatan akan tetapi hal ini bukan berrarti adalah cara mereka menolak berobat ke pelayanan kesehatan.

BAB IVPENUTUP4.1. KesimpulanKesehatan itu sendiri Menurut WHO (1947) adalah Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Paradigma sehatParadigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per - lindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.Dengan berdasarkan Paradigma ini lah saya sebagai pendiri Rumah bersalin Bunda di Kecamatan Bandar Seikijang sangat antusias karena saya percaya bahwa orang yang merasa sakit / yang membutuhkan pertolongan persalinan yang normal, sehat dan terjangkau akan mencari kami yang siap menolong mereka 24 jam.Dengan adanya keberadaan kami di Kecamatan Bandar Seikijang ini saya rasa sangat mendukung program pemerintah dalam mencapaisalah satu target MDGs yaitu dalam andil penururunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan Balita.Semoga dengan keberadaan kami di Kecamatan Bandar Seikijang Kabupaten Pelalawan ini dapat diterima oleh pemerintah dan masyarakat.

4.2. SaranKepada seluruh Aspek baik pemerintah maupun swasta kami sebagai pihak yang ingin ikut serta membantu Pemerintah dalam membangun indonesia yang sehat dan cerdas, marilah kita bersama-sama menyatukan semangat kita agar tercipta Indonesia Sehat dan Cerdas.

Daftar Pustaka

Buku Saku Kesehatan, DinKes RI, 2009Profil Kesehatan Puskesmas Sekijang, 2013Panduan Pendirian Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin, 2005

41