laporan pkl rsia bunda

42
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN RSIA BUNDA JAKARTA Jl. Teuku Cik Ditiro No. 28, Menteng-Jakarta Pusat Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir tahun pelajaran 2010-2011 Disusun oleh : Nama : Nis : Eky Yudistira 08030 Nuri Budianti 08082 Retno Yulianti Susman 08099 Widya Risti Pratiwi 08113 SMK FARMASI CARAKA NUSANTARA Komp. Pulo Gebang Permai Blok H4 No. 10 Cakung, Jakarta Timur (021)48700766 2010 PENGESAHAN OLEH INSTALASI FARMASI RSIA BUNDA JAKARTA

Upload: eky-yudistira

Post on 20-Jun-2015

11.721 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PKL RSIA Bunda

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RSIA BUNDA JAKARTA

Jl. Teuku Cik Ditiro No. 28, Menteng-Jakarta Pusat

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti

Ujian Akhir tahun pelajaran 2010-2011

Disusun oleh :

Nama : Nis :

Eky Yudistira 08030

Nuri Budianti 08082

Retno Yulianti Susman 08099

Widya Risti Pratiwi 08113

SMK FARMASI CARAKA NUSANTARA Komp. Pulo Gebang Permai Blok H4 No. 10 Cakung, Jakarta Timur

(021)48700766

2010

PENGESAHAN

OLEH

INSTALASI FARMASI

RSIA BUNDA JAKARTA

Page 2: Laporan PKL RSIA Bunda

Jakarta, 5 Juli 2010

Apoteker

M.Rusmana Wiradinata, S.Si. Apt

i

PENGESAHAN

OLEH

KEPALA SEKOLAH MENENGAH FARMASI

CARAKA NUSANTARA

Jakarta, Juli 2010

Page 3: Laporan PKL RSIA Bunda

Kepala Sekolah

Drs. Hendra Nanto W., Apt

ii

Page 4: Laporan PKL RSIA Bunda

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja

Lapangan ini dengan tepat waktu.

Penyusunan laporan ini ditujukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah serta untuk melatih siswa

membiasakan diri memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja,

khususnya dalam lingkungan RSIA Bunda.

Dalam penulisan atau penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan

kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan saran serta petunjuk dari berbagai

pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1 . Bapak Drs. Hendra Nanto W., Apt selaku Kepala Sekolah SMK Farmasi Caraka

Nusantara.

2 . Ibu Siti Zubaidah, Apt sekalu Wakil Kepala Sekolah SMK Farmasi Caraka

Nusantara yang telah membimbing kami dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan.

3 . Bapak M. Rusmana Wiradinata, S.Si, Apt selaku Apoteker di RSIA Bunda

Jakarta.

4 . Asisten Apoteker yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang

dengan sepenuh hati meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing

serta mengarahkan penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

5 . Seluruh Guru dan Staff Caraka Nusantara yang mendukung penulisan laporan ini.

6 . Orang Tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan, baik berupa materi,

moral serta doa selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini.

7 . Teman-teman SMK Caraka Nusantara angkatan 2008-2009 kejuruan farmasi atas

segala bantuan dan saran dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.

8 . Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya, penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

Page 5: Laporan PKL RSIA Bunda

iii

Secara khusus laporan ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua beserta

keluarga sebagai ucapan terima kasih atas segala kasih sayang, doa, pengorbanan,

serta dukungan materil dan spiritual yang telah diberikan pada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini.

Dalam Penyusunan laporan ini penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih

begitu jauh dari kesempuranaan dan masih banyak kekurangannya. Karena itu, saran

dan kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat diharapkan demi

penulisan laporan selanjutnya yang lebih baik lagi dan akan sangat membantu untuk

mengetahui kelemahan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberi nilai

tambah bagi penulis, khususnya dalam dunia kefarmasian.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

iv

DAFTAR ISI

Page 6: Laporan PKL RSIA Bunda

Lembar Pengesahan Oleh Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta i

Lembar Pengesahan Oleh Kepala Sekolah ii

Kata Pengantar .. iii

Daftar Isi v

Daftar Lampiran . vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang PKL

1

B. Pengertian PKL

2

C. Konsep Dasar

2

D. Prinsip Dasar

2

E. Tujuan Pelaksanaan

3

F. Tujuan Penulisan Laporan

4

G. Tujuan PKL di Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta

4

H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Rumah Sakit

6

1 .Pengertian

7

2 .Klasifikasi

7

A. Instalasi Farmasi

7

1 . Pengertian

7

2 . Tujuan

8

3 . Tugas dan Tanggung Jawab

Page 7: Laporan PKL RSIA Bunda

8

v

BAB III KEGIATAN PKL 9

A. RSIA Bunda Jakarta

9

1 . Sejarah

9

2 . Visi , Misi, dan Motto

. 12

3 . Jenis Pelayanan

. 13

4 . Struktur Organisasi

. 15

A. Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta .

16

1 . Tugas dan Fungsi

. 16

2 . Visi, Misi, Falsafah, dan Tujuan

. 17

3 . Struktur Organisasi

. 18

4 . Pelayanan .

19

1 . Perencanaan

19

2 . Pengadaan

19

3 . Penerimaan

20

Page 8: Laporan PKL RSIA Bunda

4 . Penyimpanan

21

5 . Pendiistribusian

21

6 . Pelayanan Informasi Obat

22

7 . Konseling Obat

22

5 . Pelayanan resep

23

6 . Narkotika dan Psikotropika

24

7 . Pemusnahan Perbekalan Farmasi

27

BAB IV PEMBAHASAN 28

BAB V PENUTUP 31

A. Kesimpulan

31

B. Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 32

vi

DAFTAR LAMPIRAN

1 . Blanko Resep Pasien Umum

2 . Blanko Resep Pasien Karyawan

3 . Copy Resep

4 . Bungkus Puyer

5 . Etiket

6 . Kwitansi

7 . Bon Merah

Page 9: Laporan PKL RSIA Bunda

8 . Bon Putih

9 . Bon Kuning

1 0 . Bon Biru

1 1 . Form Pembelian Barang Rawat Jalan

1 2 . Form Pembelian Barang Rawat Inap

1 3 . Kartu Stok

1 4 . Surat Pesanan Narkotik

1 5 . Surat Pesanan Psikotropik

1 6 . Daftar Pemusnahan Obat

1 7 . Proses Verbal Pembukuan Darurat Bagian/Kamar Penting

1 8 . Surat Penerimaan Barang

1 9 . Faktur

2 0 . Stempel-stempel

vi

Page 10: Laporan PKL RSIA Bunda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKL

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, saat

ini Indonesia telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Begitu pula dengan

fasilitas yang semakin lengkap, dan sumber daya manusia yang semakin banyak

dan berkualitas, demikian pula perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

maupun dalam bidang kesehatan. Adanya perkembangan ini dapat dilihat dari

banyaknya pembangunan di berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan yaitu

kefarmasian. Hal tersebut membuat persaingan diantara tenaga kerja kefarmasian

semakin ketat. Dengan adanya persaingan ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas agar pembangunan dapat berjalan dengan lancer dan seimbang. Oleh

karena itu pemerintah banyak mendirikan sekolah-sekolah kejuruan untuk melahirkan

Page 11: Laporan PKL RSIA Bunda

sumber daya manusia yang berkualitas, bermutu dan tenaga siap kerja.

Sekolah Menengah Kejuruan ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang

berkualitas dan memiliki ketrampilan yang sudah terlatih serta dapat menghasilkan

tenaga kerja siap pakai beserta dengan ketrampilan yang dimilikinya. Salah satu

program keahlian yang dapat ditawarkan oleh sekolah kejuruan adalah Farmasi,

dimana Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Caraka Nusantara-lah yang telah lama

mendidik siswa/i dengan ketrampilan kefarmasian.

Dengan kemampuan mengenali berbagai hal tentang kefarmasian dan pengenalan

kepada dunia kerja melalui program Praktik Kerja Lapangan, siswa dapat memahami

tugas dan fungsi keahlianya di lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan,

tanggung jawab, dan resiko atas apa yang telah dikerjakan. Melalui program praktik

kerja lapangan kita juga dapat melatih kemampuan kita untuk bekerja sama dengan

orang lain dan beradaptasi dengan dunia kerja.

1

B. Pengertian PKL

Praktik Kerja Lapangan adalah suatu proses belajar mengajar yang merupakan

sarana pengenalan lapangan kerja dan informasi bagi peserta didik sehingga dapat

melihat, mengetahui, menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada si

masyarakat.

C. Konsep Dasar PKL

Praktik Kerja Lapangan adalah suatu proses belajar mengajar pada unit kerja

nyata, sehingga peserta didik mendapat gambaran dan pengalaman kerja secara

langsung dan menyeluruh dengan menerapkan system/siklus rotasi sesuai dengan

alokasi waktu yang ditetapkan. Sebagai tenaga penunjang pada pelayanan kesehatan,

peserta didik diharapkan mengetahui berbagai kegiatan terpadu meliputi bidang

pelayanaan dan penyuluhan obat kepada masyarakat serta kegiatan produksi,

distribusi, administrasi dan pengawasan di bidang farmasi.

D. Prinsip Dasar PKL

1. Tujuan pendidikan adalah suatu harapan dari program pendidikan yang harus

diupayakan pencapaiannya seoptimal mungkin. Salah satu tujuan institusi

Page 12: Laporan PKL RSIA Bunda

pendidikan SMK Kompetensi Keahlian Farmasi adalah pengembangan hasil

praktik kerja lapangan.

2. Ilmu Farmasi adalah suatu disiplin ilmu yang membutuhkan tidak hanya

pengetahuan tentang teori yang relevan tetapi juga keterampilan praktik. Oleh

karena itu praktik kerja lapangan merupakan bagian penting dari kurikulum

institusi pendidikan untuk memberikan kesempatan pada siswa menerapkan ilmu

dan keterampilan yang dipelajari di kelas secaran terintegrasi.

3. Pendidikan farmasi tingkat menengah dikembangkan agar dapat mendorong

pengembangan potensi, kreativitas dan keterampilan dalam pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan, sikap serta nilai-nilai yang menggambarkan seorang

Asisten Apoteker yang bermutu.

2

4. Pengalaman belajar di lahan praktik harus diorganisasikan dan dinilai sehingga

terdapat hubungan dan keseimbangan antara pengalaman belajar di kelas dan di

lahan praktik antara tujuan praktik kerja lapangan dan hasil yang dicapai, antara

perencanaan dan pelaksanaan di lahan praktik.

5. PKL adalah tanggung jawab bersama antara insstitusi pendidikan dan unit kerja

yang digunakan sebagai lahan praktik.

6. Keterlibatan semua unsure dalam kegiatan praktik kerja lapangan terutama sektor

pelayanan kesehatan akan mewujudkan kerjasama yang baik mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan peserta didik yang akan

berpengaruh dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

7. Peranan penting dari instruktur di lahan praktik adalah sebagai panutan bagi

peserta didik. Hal ini dapat menunjang efektivitas praktik kerja lapangan.

E. Tujuan Pelaksanaan PKL

Praktik Kerja Lapangan mempunya tujuan, yakni :

1 . Meningkatkan,memperluas dan memantapkan ketrampilan yang membentuk

kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai

dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.

2 . Mengenal kegiatan penyelengaraan program kesehatan masyarakat secara

menyeluruh baik ditinjau dari aspek adminsitrasi, teknis maupun social budaya.

3 . Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja

Page 13: Laporan PKL RSIA Bunda

yang sesungguhnya di lapangann.

4 . Menumbuhkembangkan dan mamantapkan sikap etis, profesionalisme yang

diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.

5 . Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana/

iklim lingkungan kerja yang sesungguhnya.

3

6 . Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru

dari lapangan ke sekolah dan sebaliknya.

7 . Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan

serta meningkatkan penyelegaraan pendidikan SMK Kompetensi Keahlian

Farmasi

8 . Memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.

F. Tujuan Pembuatan Laporan PKL

Tujuan pembuatan laporan ini antara lain :

1 . Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UAN.

2 . Agar para siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang telah

dilakukan.

3 . Agar siswa mampu membuat laporan tertulis secara sistematis.

4 . Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan dan dirinya.

5 . Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang peningkatan

pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.

G. Tujuan PKL di Instalasi Farmasi

Praktik Kerja Lapangan di Instalasi farmasi mempunya tujuan, yakni :

1 . Mengetahui struktur organisasi Rumah Sakit

2 . Pengertian tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit

3 . Pengertian tentang tugas dan tanggung jawab Asisten Apoteker di Rumah Sakit

4 . Dasar-dasar teknis pengelolaan obat

5 . Penerimaan dan pengelolaan obat

6 . Administrasi perbekalan

Page 14: Laporan PKL RSIA Bunda

7 . Pembuatan obat untuk persediaan

8 . Informasi dan pelayanan obat bebas/obat bebas terbatas

4

H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL 1 . Waktu

Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan ini selama 1 bulan, terhitung dari

tanggal 2 Juni 2010 sampai dengan 30 Juni 2010. Praktik dijadwalkan setiap hari

Senin – Sabtu. Adapun waktu pelaksanaan praktik adalah sebagai berikut :

○ Senin - Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB

○ Sabtu : 08.00 – 12.00 WIB

2 . Tempat

RSIA Bunda Jakarta

Jl. Teuku Cik Ditiro No.28

Menteng-Jakarta Pusat

Tlp. 021-31922005

Page 15: Laporan PKL RSIA Bunda

5

BAB II

Page 16: Laporan PKL RSIA Bunda

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit1 . Pengertian

Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor

983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan

bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan

pelatihan”

2 . Klasifikasi

Klasifikasi Rumah Sakit Pengelompokan rumah sakit berdasar perbedaan

tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. Berdasarkan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/1992 tentang

pedoman rumah sakit umum menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat

dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum tipe A, B,C dan D.

A. Instalasi Farmasi1 . Pengertian

Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit

yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan

seorang farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan,

menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan

di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan

farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.

6

2 . Tujuan

Tujuan farmasi rumah sakit menurut The American Society of Hospital

Pharmacist (ASHP:1994) adalah:

● Turut berpartisipasi aktif dalam penyembuhan penderita dan memupuk

Page 17: Laporan PKL RSIA Bunda

tanggung jawab dalam profesi dengan landasan filosofi dan etika.

● Mengembangkan ilmu dan profesi dengan konsultasi pendidikan dan

penelitian.

● Mengembangkan kemampuan administrasi dan manajemen, penyediaan obat

dan alat kesehatan di rumah sakit.

● Meningkatkan keterampilan tenaga farmasi yang bekerja di instalasi farmasi

rumah sakit.

● Memperhatikan kesejahteraan staf dan pegawai yang bekerja di lingkungan

instalasi farmasi rumah sakit.

● Mengembangkan pengetahuan tentang farmasi rumah sakit untuk

meningkatkan mutu pelayanan.

3 . Tugas dan Fungsi Farmasi Rumah Sakit

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.134/Menkes/Per/I/1978, farmasi rumah sakit bertugas mengelola :

● Peracikan, penyimpanan, dan penyaluran obat-obatan, gas medik serta bahan

kimia.

● Penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan.

Fungsi farmasi rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang bermutu

dengan ruang lingkup yang berorientasi pada kepentingan masyarakat meliputi 2

fungsi yaitu :

● Pelayanan farmasi yang berorientasi pada produk yaitu mengelola perbekalan

farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan, pengadaan,

penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian dan evaluasi penggunaan

perbekalan farmasi.

7

● Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi klinik, meliputi:

1. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk

pencegahan dan rehabilitasinya.

2. Mengidentifikasikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui

kerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain.

3. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian terhadap

penggunaan obat yang diberikan kepada pasien.

Page 18: Laporan PKL RSIA Bunda

4. Memberi informasi mengenai hal yang berhubungan dengan obat.

5. Melakukan konseling kepada pasien/keluarga pasien maupun kepada

tenaga kesehatan untuk mendapatkan terapi yang rasional.

6. Melakukan pelayanan TPN (Total Parenteral Nutrition), IV admixture dan

pelayanan pencampuran obat sitostatik (Cytostatic Handling).

7. Berperan serta dalam kepanitiaan seperti Panitia Farmasi dan Terapi

(PFT).

8

Page 19: Laporan PKL RSIA Bunda

BAB III

KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta1 . Sejarah

Pada tahun 1976 Rumah Sakit Bersalin Bunda Jakarta mengalihkan

kepemilikan dari perorangan & yayasan menjadi usaha pelayanan rumah-sakit

berbadan hukum (PT) menjadi PT. Bundamedik. Pengalihan ini diaktekan di

depan notaris, Adlan Yuliza SH. Peristiwa tersebut berdampak pada perubahan

status, dari ’Rumah Bersalin’ meningkat menjadi ’Rumah-Sakit Bersalin

Bunda’. Perubahan badan hukum ini merupakan landasan kepemilikan aset dan

penanggung fiskal (tax payer).

Page 20: Laporan PKL RSIA Bunda

Tahun 1988 :

a . RSB Bunda Jakarta menon-aktifkan Yayasan Bunda.

b . PT. Bundamedik mengelola secara penuh RS Bunda. Akte pendirian PT telah

dibuat pada tahun 1976.

Tahun 1992:

a . PT Bundamedik membekukan Yayasan Bunda. Peristiwa ini merupakan

buntut dari ’penon- aktifan’ UU Tentang Kesehatan oleh pemerintah. Sebelum

tahun 1992, seluruh pengelola (operator) rumah-sakit ’diwajibkan’ berbentuk

Yayasan

b . PT Bundamedik melalui PT. Bunda Global Pertama, bekerjasama dengan

rumah-sakit ibu dan anak di Medan, Padang, Batam, Palembang, dan

Semarang. Kerja sama ini membentuk suatu kelompok yang bernama Bunda

Indonesia Hospital Alliance.

9

c . Kegiatan aliansi meliputi kordinasi kegiatan rumah-sakit antar-anggota

aliansi, procurement kebutuhan bahan & peralatan rumah-sakit, sharing

pengalaman, dan lain-lain.

Periode Globalisasi (1998-2007)

Setelah dihantam badai krisis moneter dan ekonomi tahun 1998, dan harus

merelakan salah satu asetnya. PT Bundamedik kembali bangkit. Selama periode

ini telah tiga rumah-sakit dibangunnya kembali. Bunda International Clinic,

Bunda Citra Minang, Padang, dan Bunda Margonda Depok, Jawa Barat.

Tahun 1998:

a . PT BUndamedik dihantam badai ’krismon’, dan mengalami kerugian

miliyaran rupiah. Peristiwa ini berdampak pada penjualan salah satu

asetnya, yakni gedung berlantai enam di Jl. Gandaria Tengah III No.

4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Sekarang Wisma Bayuadji).

b . Dr.Rizal mengambil alih (take over) pengelolaan RSU Restu Ibu, Padang.

Di antaranya dengan mamasang SIRS, menambah bangunan sebanyak satu

blok dengan jumlah lantai lima, sehingga berjumlah 4 blok dan berganti nama

menjadi RSU Bunda Citra Minang.

Page 21: Laporan PKL RSIA Bunda

Tahun 1999:

a . Tonggak sejarah baru ditancapkan, yakni dibentuknya aliansi atau sinergi

dengan beberapa RS lain di luar daerah. Misalnya, di Batam, RS Harapan

Bunda yang berlokasi di Jl. Senayan No. 1; di Palembang, dengan RSIA

Bunda Palembang yang terletak di Jl. Demang Lebar Daun No. 70; dengan

RSU Permata Bunda di Jl. Sisingamaraja No. 7; lalu dengan RSU Bunda

Semarang.

b . Pencanangan Strategi Rencana Induk 10 tahun ketiga yang meletakkan sistem

tata kelola dan pengembangan SDM PT Bundamedik Jakarta dalam rangka

menghadapi perkembangan global.

10

Tahun 2003:

PT BUndamedik mulai melebarkan sayapnya dengan membeli tanah di

daerah Depok, Jawa Barat. Tepatnya di Jl. Margonda Raya No. 28. Di tanah

seluas 2.080 meter persegi akan dibangun rumah sakit umum. RSU ini memiliki

kekhususan, ’Klinik Spesialis dan Rawat Sehari, seperti prototipe yang telah

direncanakan dan sedang dibangun di RSU.

Tahun 2009:

PT Bundamedik telah memiliki beberapa unit usaha untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, diantaranya

RSIA Bunda Jakarta, RS Bunda Margonda Depok, RS BMC Padang, Bunda

International Clinic, Morula IVF (Bayi Tabung), Emergency Response (Evakuasi

pasien). Melalui acara 36 th Bunda Anniversary yang disampaikan perencanaan

10 tahun yang segera kita awali tahun ini dalah batu pilar milestone meninjau

Visi dan Misi usaha. Nah sekarang masuk yang ke empat, yang sudah pasti akan

berbeda. Saya namakan sebagai

Pembangunan Berkelanjutan 2009-2019

1 . Perluasan jangakauan kegiatan usaha dan jangkauan pasar nasional.

2 . Pengembangan Mutu dan Produk Jasa & Teknologi Kedokteran masa kini

3 . Pengembangan Sumber Daya Manusia terutama Dokter Spesialis dan Staf

Paramedik profesional.

Page 22: Laporan PKL RSIA Bunda

4 . Pengembangan System Tatakelola

5 . Pengembangan Inter Relasi (Jaringan) rumah sakit di dalam dan luar negeri.

 

11

Rumah sakit ini melihat masa depan yang lebih cerah, untuk berkarya

sesuai kesempatan yang terbuka, mengikuti ilmu dan perkembangan teknologi

kedokteran. Ini semua untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan

bangsa. Sekaligus berupaya dan berperan dalam mengangkat tingkat ekonomi dan

sosial bangsa serta budaya dalam persaingan global. Sementara misinya, ingin

menjadi rumah sakit swasta yang terbaik dengan standar pelayanan yang selalu

mengikuti kemajuan ilmu, teknologi dan informasi serta sejalan dengan peningkat

sosio ekonomi masyarakat bangsa.

2 . Visi, Misi, dan Motto

a . Visi

Melihat masa depan yang lebih cerah, berkarya mengikuti ilmu dan

perkembangan teknologi kedokteran kekinian, untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan bangsa, berupaya dan berperan dalam mengangkat

tingkat ekonomi dan sosial serta budaya dalam persaingan global secara sehat dan

terbuka.

b . Misi

Menjadi rumah sakit swasta yang terbaik dengan standard pelayanan yang

senantiasa mengikuti kemajuan ilmu, teknologi dan informasi, namun tetap

menciptakan nuansa kekeluargaan berorientasi kesepadanan dengan kemampuan

sosio ekonomi masyarakat yang dilayaninya.

c . Motto

Nyaman, Aman dan Bernuansa-kekeluargaan, sepadan dengan konsep :

Page 23: Laporan PKL RSIA Bunda

"Kami Melayani sejak 1973"

12

3 . Jenis Pelayanan

a . Water birth

Melahirkan merupakan karunia Tuhan yang terindah untuk para wanita,

tetapi kekhawatiran terbesar seorang calon ibu adalah menghadapi persalinan

yang terkadang terasa menyakitkan. Para calon ibu kini dapat memilih proses

melahirkan di dalam air (water birth) yang dapat mengurangi, bahkan menurut

sebagian ibu- menghilangkan rasa sakit!. Proses melahirkan di air hampir

menyerupai dengan melahirkan normal, hanya tempatnya yang berbeda. RSIA

Bunda menyediakan fasilitas water birth dengan bathtub yang dirancang khusus

untuk melahirkan dalam air dengan pompa pengatur agar air tetap bersirkulasi,

water heater untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk mengukur

suhu. Bathtub yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya

disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37°C. Ruangan diberikan

aromatherapy agar sang calon ibu relax dan dipasang lagu klasik pilihan yang

menenangkan.

b . Laparaskopi

Laparoskopi adalah suatu tindakan bedah minimal yang umumnya

ditujukan untuk mengurangi resiko yang didapatkan pada operasi besar. Proses

penyembuhan dengan laparoskopi jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi

besar.

Pada kasus kasus kandungan laparoskopi dilakukan dengan menggunakan

teropong yang dimasukkan kedalam luka sayatan kecil berukuran 0.5-1 cm di

pusar dan bagian bawah perut. Melalui akses ini dokter dapat memasukkan

instrumen bedah yang ukurannya kecil tetapi dapat melakukan hal yang sama bila

tindakan ini dilakukan melalui bedah konvensional

Berbagai macam kondisi dapat dilakukan dengan cara pembedahan modern

ini. Seperti kista kandung telur, mioma uteri, pengangkatan rahim (histerektomi),

pengangkatan usus buntu dan kandung empedu. Tindakan ini dapat dilakukan

Page 24: Laporan PKL RSIA Bunda

dengan aman dan resiko pembedahan yang relatif rendah. Karena masa pemulihan

yang sangat cepat pasien dapat pulang dalam waktu yang singkat.

13

c . Klinik Tumbuh Kembang

Pelayanan Klinik Tumbuh Kembang dan Edukasi Terpadu diciptakan

khusus untuk membantu orang tua dalam mengatasi permasalahan pada anak

secara tepat dan akurat, sehingga diperoleh penatalaksanaan yang sesuai dengan

kebutuhan anak dan keluarga. Klinik Tumbuh Kembang merupakan klinik

multidisiplin yang bertujuan memantau dan menangani masalah pertumbuhan dan

perkembangan anak sejak lahir. Bayi dan anak yang memilikii resiko gangguan

pada pertumbuhan dan perkembangan memerlukan pemantauan jangka panjang

sejak bayi berusia 3 bulan hingga 2 tahun, oleh ahli syaraf anak (paediatric

neurology).

d . NICU/PICU

Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive

Care Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan

anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah

dan mengobati terjadinya kegagalan organ-oragan vital. 

NICU di RSIA Bunda Jakarta setiap tahunnya telah merawat penderita sekitar

250-300 penderita setiap tahun. Unit perawatan untuk bayi yang beresiko tinggi

dengan gangguan dan komplikasi berat lainnya. Kapasitas maksimum ruangan

NICU adalah 7 tempat tidur dan telah banyak menerima rujukan dari rumah sakit

lainnya. Pelayanan NICU di RSIA Bunda Jakarta memiliki tim transport NICU

yang terdiri dari para perawat NICU dan dokter yang untuk beberapa kasus juga

dapat melakukan antar-jemput pasien.  

Sebagian besar bayi yang dirawat adalah gangguan pernafasan, premature,

kelainan congenital, dll. Prematuritas adalah kasus terbanyak kedua yang

didapatkan dalam perawatan NICU di RSIA Bunda Jakarta. Berat terkecil bayi

premature yang telah berhasil dirawat adalah bayi usia 26 minggu dengan berat

badan 870 gram.

Page 25: Laporan PKL RSIA Bunda

14

1 . Struktur Organisasi 1

5

Page 26: Laporan PKL RSIA Bunda

A. Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta1 . Tugas dan Fungsi

a . Tugas

Instalasi farmasi mempunyai tugas antara lain :

● Mengelola obat atau barang farmasi untuk kebutuhan Rumah Sakit

● Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan farmasi di Rumah Sakit

● Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga farmasi

b . Fungsi Management

Instalasi Farmasi berfungsi sebagai pengelola perbekalan farmasi

yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit, baik dari segi perencanaan sampai ke

pendistribusian.

a . Klinik

Fungsi klinik merupakan bentuk pelayanan keprofesian di Instalasi

Farmasi yang berorientasi kepada pasien, dalam hal ini dilakukan pendekatan

profesionalisme yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat

yang rasional, efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan

pengetahuan, keahlian, dan keterampilan Apoteker seta kerja sama dengan

tenaga kesehatan lainya. Dengan adanya pelayanan ini diharapkan dapat :

● Mencegah penyakit dan gejalanya serta menyembuhkan penyakitnya

● Mengurangi / Menghilangkan gejala penyakit tersebut

● Memperlambat / Menghentikan penyebaran penyakit

● Memonitor perkembangan Pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya

16

1 . Visi, Misi, Falsafat, dan Tujuan

Visi

Menjadi Instalasi Farmasi dengan kemampuan professional yang tinggi

dan selalu mengikuti perkembangan ilmu serta teknologi kefarmasian.

Page 27: Laporan PKL RSIA Bunda

Misi

Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berlandaskan ilmu dan

teknologi farmasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan Rumah Sakit

dalam melayani masyarakat sesuai dengan daya serap dan kemampuan

ekonominya.

Falsafah

Pelayanan farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien

melalui penyediaan obat yang bermutu.

Tujuan

a . Memberikan pelayanan farmasi secara professional bagi pasien sehingga

efek pengobatan tercapai

b . Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di

Rumah Sakit

c . Meningkatkan hubungan kerjasama dengan Dokter, Perawat, dan tenaga

kesehatan lainya yang terkai dalam pelayanan farmasi di Rumah Sakit

17

1 . Struktur Organisasi

Page 28: Laporan PKL RSIA Bunda

18

2 . Pelayanan Instalasi farmasi RSIA Bunda Jakarta

Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Bunda Jakarta melaksanakan pelayanan farmasi

yang meliputi :

a . Perencanaan perbekalan farmasi

Perencanaan didefinisikan sebagai penyusunan suatu daftar kebutuhan

dengan pedoman tertentu sehingga terbentuk konsep kegiatan yang sistematis

dengan urutan yang logis untuk mencapai sasaran yang disiapkan.

Perencanaan kebutuhan barang farmasi dimaksudkan untuk memperoleh

barang dengan jenis, jumlah, waktu yang tepat sesuai kebutuhan, menghindari

adanya kekosongan barang dan menghindari penggunaan barang yang tidak

rasional dan tidak ekonomis.

Adapun tugas dalam perencanaan barang farmasi yaitu :

1 . Menerima daftar kebutuhan barang farmasi dari unit pemakai

2 . Menyusun rencana kebutuhan

3 . Menyeleksi kebutuhan barang farmasi sesuai dengan dana yang tersedia

4 . Mengajukan rencana pengadaan barang farmasi kepada kepala Instalasi

5 . Mengajukan rencana pengadaan yang telah disetujui ke bagian materi dan

Page 29: Laporan PKL RSIA Bunda

keuangan untuk ditindaklanjuti

b . Pengadaan perbekalan farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan mengadakan kegiatan

pembelian. Metode pembelian dilakukan oleh bagian pembelian berdasarkan

hasil yang didapat dari bagian perencanaan.

Pembelian barang farmasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1 . Bagian farmasi menulis obat-obatan yang dibutuhkan kedalam formulir

pembelian

2 . Setelah ditandatangani oleh Penanggungjawab, akan dikoreksi oleh

Apoteker

3 . Apoteker akan menandatangani jika kebutuhan tersebut layak beli.

19

4 . Formulir pembelian selajutnya diteruskan ke bagian Internal Control

5 . Jika formulir tersebut sudah dikoreksi, maka bagian pembelian akan

mengkopi menjadi rangkap tiga.

6 . Bagian pembelian hanya akan melakukan pembelian barang farmasi dari

formulir yang sudah disetujui di atas

c . Penerimaan perbekalan farmasi

Penerimaan barang farmasi dilakukan pada saat transaksi pembelian ke

distributor telah disetujui. Barang farmasi yang diterima harus melewati tahap

pemeriksaan terhadap jenis, jumlah spesifikasi dan persyaratan lain sesuai

dengan surat pesanan yang dibuat. Prosedur penerimaan :

1 . Barang farmasi yang dating diterima oleh bagian penerimaan barang.

2 . Barang akan diterima jika sesuai dengan permintaan.

3 . Setelah Menandatangani faktur/surat pengiriman barang, data akan di

input ke komputer, dan membuat print out daftar penerimaan barang/obat.

4 . Bagian Pembelian mengirimkan barang ke gudang farmasi disertai daftar

penerimaan barang yang terdiri dari dua rangkap.

5 . Petugas gudang farmasi menerima barang dan langsung menyesuaikan

dengan daftar penerimaan barang.

6 . Petugas akan mencocokkan kembali dengan daftar penerimaan barang.

7 . Petugas gudang mengisi stok obat di gudang farmasi sesuai dengan

Page 30: Laporan PKL RSIA Bunda

tempatnyaa.

8 . Untuk barang resep luar/BO resep tidak melalui print out, tapi dicatat

dalam buku khusus konsinyasi.

9 . Petugas Pembalian mengirimkan barang BO resep bersama buku khusus

barang BO resep dan dibubuhi tanda tangan petugas gudang farmasi.

1 0 . Barang BO resep yang sudah diterima dimasukan kedalam kartu stok

Barang BO resep.

20

d . Penyimpanan perbekalan farmasi

Penyimpanan barang farmasi dilakukan agar barang yang diterima dapat

disimpan dengan aman, kualitas dan kuantitas terjamin serta mudah didapat.

Barang farmasi yang telah diterima oleh bagian penerimaan, langsung

diserahkan ke gudang penyimpanan barang tertentu setelah dilakukan

pemeriksaan ulang terhadap barang yang dipesan.

Bagian penyimpanan mengatur letak dan posisi dari barang yang akan

diterima di gudang seseuai spesifikasi, bantuk fisik, dan abjad yang meliputi :

1 . Obat Umum

2 . Antibiotika

3 . Ampul dan Alat Suntik

4 . Alat Kesehatan dan Laboratorium

5 . Jarum, Benang, dan Obat penting

6 . Vaksin dan Obat Tertentu

7 . Carian Botol dll

8 . Narkotika dan Psikotropika

e . Pendistribuisan perbekalan farmasi

Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk mendistribusikan

barang farmasi kepada pemakai agar barang tersedia setiap saat dibutuhkan

sesuai dengan mutu barang yang akan dipakai.

Gudang farmasi akan melayani permintaan barang dan unit pelaksana

fungsional dari Rumah Sakit yaitu :

1 . Bagian Perawatan

Page 31: Laporan PKL RSIA Bunda

2 . Kamar Bersalin

3 . Kamar Operasi

4 . Apotik

5 . Poliklnik

6 . Laboratorium

7 . Ruang Rontgen

21

f. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan Informasi Obat , baik kepada pasien ataupun tenaga kesehatan

lainya bertujuan untuk :

1 . Memberi informasi obat yang benar dan jelas kepada tenaga kesehatan,

pasien, dan keluarga serta unit lainya.

2 . Membantu mendapatkan literature yang diperlukan oleh perawat untuk

digunakan sebagai acuan pengobatan pasien.

3 . Untuk Informasi obat dan informasi farmasi lain, disediakan buku-buku

seperti ISO, MIMS, Farmakope Indonesia, The Extra Pharmacopeia

Martindale, Drug Interaction, dan Handbook of Pediatric Dosage.

g . Konseling Obat

Konseling pasien bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien

terhadap instruksi pengobatan yang diberikan dan meningkatkan pemahaman

pasien terhadap tujuan pengobatanya. Konseling ditujukan bagi pasien yang

telah menebus resep di apotek maupun pasien rawat inap si lingkungan RS

Bunda, selain itu konseling dapat juga dilakukan melalui telepon ataupun

melalui surat menyurat, via e-mail, dan SMS.

Page 32: Laporan PKL RSIA Bunda

22

3 . Pelayanan Resep

23

4 . Narkotika dan Psikotropika

Page 33: Laporan PKL RSIA Bunda

Narkotika berdasarkan UU Kesehatan No. 2 tahun 1997 pasal 1, adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman sintetis maupun semisintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Sementara menurut UU RI No. 5 Th 12297 Tentang Psikotropika,

psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif dapa susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas dan prilaku.

Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di RSIA Bunda ditangani oleh

Asisten Apoteker yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Apoteker.

Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di RSIA Bunda adalah sebagai berikut :

a . Pembelian

Pembelian Narkotika menggunakan surat khusus dan hanya dipesan

kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi). Surat pesanan dibuat rangkap tiga dan

ditandatangani oleh Apoteker. Surat pesanan Narkotika hanya berlaku untuk

satu item obat. Sedangkan untuk Psikotropika menggunakan surat pesanan

Psikotropika dan pemesanannya dilakukan ke PBF (Pedagang Besar Farmasi).

b . Penyimpanan

Golongan obat Narkotika dan Psikotropika di RSIA Bunda disimpan dalam

suatu lemari dan terpisah dari obat-obat lainnya. Dengan ketentuan obat-obat

tersebut tertutup baik. Sementara penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika

dalam bentuk tablet dan kapsul dipisahkan dari bentuk injeksinya.

24

c . Pengeluaran

Pengeluaran Narkotika dan Psikotropika dilakukan atas permintaan dokter.

Apotek hanya menerima resep asli dari dokter dan tidak menerima salinan

resep yang berisi Narkotika dan Psikotropika. Data pengeluaran Narkotika dan

Page 34: Laporan PKL RSIA Bunda

Psikotropika diinput kedalam komputer oleh Asisten Apoteker meliputi nama

obat, jumlah obat yang keluar, dan sisa obat. Untuk salinan resep yang berisi

Narkotika dan Psikotropika hanya bisa dilayani jika Apotek mempunyai atau

menyimpan resep aslinya.

RSIA Bunda hanya menggunakan Narkotika dan Psikotropika dengan dosis

rendah. Jenis Narkotika yang terdapat di RSIA Bunda yaitu :

● Codein HCl 40 mg

● Codipront kapsul

● Codipront cum expectorant

● Codipront syrup

● MST Continus

● Pethidin, dan

● Morphin.

Jenis Psikotropika yaitu :

● Stesolid tab 2 mg dan 5 mg

● Stesolid Rectal 5 mg dan 10 mg

● Luminal, dan

● Bellaphen Tablet

25

d . Laporan penggunaan

Untuk setiap pengeluaran narkotika dan psikotropika dicatat pada buku khusus

yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan bulanan yang dikirim

ke Dinas Kesehatan Propinsi, Balai Besar POM Propinsi, Dinas Kesejahteraan

Sosial Propinsi dan sebagai arsip yang dilaporkan setiap tanggal 10 tiap bulan.

Untuk setiap penggunaan obat tersebut dicatat jumlah pengeluaran dan sisa

yang ada, jika ada perbedaan dilakukan pengontrolan lebih lanjut. Hal ini untuk

menghindari terjadinya penyalahgunaan obat.

Page 35: Laporan PKL RSIA Bunda

e . Pemusnahan Narkotik a dan Psikotropika

Pemusnahan narkotika dan psikotropika di RSIA Bunda dilakukan dengan

ketentuan berikut :

● Dikarenakan obat kadaluwarsa

● Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan untuk pelayanan kesehatan

● Dilakukan dengan menggunakan berita acara yang memuat:

- Nama, jenis, jumlah, harga, dan keterangan (rusak, dll.)

- Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun

- Tanda tangan dan identitas pelaksana dan pejabat yang menjadi saksi

- Ketentuan lebih lanjut syarat dan tata cara pemusnahan diatur dengan

Keputusan Menteri Kesehatan.

26

5 . Pemusnahan Perbekalan Farmasi

Page 36: Laporan PKL RSIA Bunda

27

Page 37: Laporan PKL RSIA Bunda

BAB IV

PEMBAHASAN

Rumah Sakit Bunda awalnya merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak, tetapi

sekarang sudah mulai berkembang. Pelayanan yang disediakan adalah yang bersifat

umum dan khusus.Pelayanan umum meliputi pelayanan penyakit dalam, penyakit

kulit dan kelamin, saluran kencing, jantung, dll. Sedangkan pelayanan yang bersifat

khusus yang diberikan oleh Rumah Sakit Bunda behubungan dengan ibu hamil dan

anak.

Kami yang mendapat kesempatan untuk Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit

Bunda ditempatkan di empat bagian, yaitu Gudang Farmasi Rawat Inap, Gudang

Farmasi Rawat Jalan, Apotik C dan Apotik D.

Gudang Farmasi Rawat Inap melayani permintaan obat dan ALKES (alat

kesehatan) dari bagian kamar bersalin (KB), kamar operasi (OK), bagian PNK (kamar

Page 38: Laporan PKL RSIA Bunda

perawatan bayi yang lahir premature), bagian intermediet (kamar perawatan bayi yang

lahir secara operasi), CDC (lantai1), kamar perawatan anak dan balita, apotek dan

poli.

Permintaan dari setiap bagian menggunakan sistem komputerisasi, setiap bagian

memberikan daftar permintaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan kepada kasir,

kemudian kasir akan mengirimkan data permintaan obat dan alat kesehatan ke gudang

farmasi rawat inap yang secara otomatis akan terprint di gudang farmasi rawat inap.

Di gudang farmasi rawat inap menggunakan empat jenis form kas bon pemakaian

obat / bahan / alat dengan warna dan fungsi yang berbeda-beda, terdiri dari warna

merah muda yang berfungsi untuk peminjaman pemakaian obat antara gudang farmasi

dan apotek, warna putih yang berfungsi untuk peminjaman pemakaian obat antara

gudang farmasi dengan bagian lainnya kecuali apotek, warna kuning yang berfungsi

untuk pembatalan pemakaian obat dan alat kesehatan untuk pasien rawat inap yang

sudah mau pulang, warna biru yang berfungsi untuk pembatalan pemakaian obat dan

alat kesehatan untuk pasien rawat inap yang belum mau pulang atau masih dirawat.

28

Penyimpanan obat di gudang farmasi rawat inap disusun secara alphabetis, untuk

tablet, kapsul, tube, dan vaksin diletakkan secara terpisah. Untuk vaksin ada yang

diletakkan di lemari pendingin atau cooler dan ada yang diletakkan ditempat biasa.

Untuk penyimpanan narkotik dan psikotropik diletakkan terpisah dari obat-obatan

lain, yang berbentuk tablet dan kapsul dipisahkan dari bentuk vaksin nya, jenis

narkotik yang disimpan di gudang farmasi rawat inap adalah jenis narkotik dengan

dosis rendah, contoh narkotik yang ada di gudang farmasi rawat inap adalah codein,

codipront, MST, morphin, sedangkan bentuk psikotropik yang disimpan adalah

bellaphen, stesolid tablet dan rectal, luminal .

Tugas di gudang farmasi rawat inap adalah menyiapkan obat dan alat kesehatan

yang di perlukan oleh semua bagian yang ada di rumah sakit.

Gudang farmasi rawat jalan yang fungsinya menyiapkan obat dan alkes yang

diperlukan oleh pasien rawat jalan dan apotik.

Selain menyediakan untuk pasien rawat jalan dan apotik, gudang farmasi rawat

jalan juga melayani permintaan obat dan alat kesehatan untuk poli c dan poli d.

sama seperti gudang farmas rawat inap, gudang farmasi rawat jalan menggunakan

sistem komputerisasi. Digudang farmasi rawat jalan tidak menyimpan obat narkotik

Page 39: Laporan PKL RSIA Bunda

dan psikotropika, jika gudang farmasi rawat jalan membutuhkan obat narkotika dan

psikotropika maka, gudang farmasi rawat jalan akan menggambil narkotika dan

psikotropika ke gudang farmasi rawat inap. Form kas bon yang digunakan di gudang

farmasi rawat inap ada dua macam, terdiri dari form kasbon yang berwarna merah

muda dan putih yang memiliki fungsi yang sama dengan gudang farmasi rawat inap.

Apotek C adalah apotek umum yang buka 24 jam di rumah sakit bunda.

Fungsinya melayani semua resep dari dokter di Rumah Sakit Bunda. Selain melayani

resep juga melayani beberapa barang bebas seperti permen, cokelat, sikat gigi, pasta

gigi, sandal, makanan ringan lainnya. Asisten Apoteker di apotek C bertugas meracik

obat, menulis etiket, mengcopy resep, menulis pemakaian narkotika dan psikotropika

setiap harinya, dan menulis laporan resep harian. Setiap hari Selasa dan Kamis, apotek

c menghitung jumlah obat dan barang bebas yang ada dipersediaan. Obat-obat di

apotek C disusun berdasarkan alphabetis. Di apotik C hanya menggunakan form kas

bon berwarna merah muda.

29

Apotek D merupakan apotek anak yang hanya buka sampai jam 20.00 malam, dan

fungsi apotik D hanya melayani resep untuk anak-anak.. Di apotek D penghitungan

obat dilakukan setiap hari Senin dan Kamis, penyusunan obat di apotek D sama

seperti penyusunan di apotek C berdasarkan alphabetis. Form kasbon yang digunakan

di apotek D berwarna merah muda. Asisten Apoteker yang bertugas di apotek D

memiliki tugas yang sama seperti di apotek C.

Di setiap bagian pada hari-hari tertentu mengadakan penghitungan jumlah obat.

Obat-obat yang melebihi jumlah stock akan dilaporkan ke bagian direksi untuk

dikembalikan ke gudang farmasi rawat inap.

Setiap enam bulan sekali, Rumah Sakit Bunda mengadakan Stock Opname.

Kegiatan ini meliputi penghitungan semua jumlah obat, alat kesehatan, dan barang-

barang yang dijual bebas secara keseluruhan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Asisten

Apoteker yang bertugas dibagian tersebut dan disaksikan oleh beberapa orang dari

bagian direksi yang bertugas sebagai saksi.

Page 40: Laporan PKL RSIA Bunda

30

Page 41: Laporan PKL RSIA Bunda

BAB IV

PENUTUP

A . Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapangan ( PKL ) di RSIA BUNDA selama 1 bulan

dapat disimpulkan bahwa :

1 . RSIA Bunda telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sesuai

dengan peraturan yang berlaku mulai dari administrasi, sistem pengadaan dan

penyimpanan obat, pelaporan, serta pelayanan obat yang memuaskan.

2 . Perkembangan RSIA Bunda selama ini cukup baik karena didukung oleh lokasi

yang strategis dan didedikasi kerja karyawan.

Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana bagi siswa siswi Sekolah Menengah

Kejuruan khususnya dalam hal ini Farmasi untuk mempraktikan skill (kecakapan

hidup / keterampilan hidup) yang telah dipelajari disekolah, serta merupakan suatu

wadah bagi siswa siswi untuk terjun langsung dan memperoleh pengalaman dan

pengetahuan lain yang tidak didapatkan disekolah, dalam hal ini tugas yang dilakukan

oleh Asisten Apoteker dan Apoteker.

B . Saran

Adapun saran-saran yang ingin disampaikan diantaranya :

1 . Pertahankan rasa kekeluargaan yang telah tercipta, karena dalam melaksanakan

suatu pekerjaan diperlukan adanya kerja sama sehingga dalam pelayanan kepada

pasien menjadi lebih optimal.

2 . Sifat keramah tamahan lebih ditingkatkan baik kepada pasien, tamu farmasi dan

sesama karyawan.

3 . Lebih bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Page 42: Laporan PKL RSIA Bunda

4 . Lebih menghargai waktu dan mematuhi tata tertib dalam bekerja.

31

Daftar Pustaka

1 . Pedoman dan tata tertib pkl tahun pelajaran 2010/2011 SMK caraka nusantara

2 . http://farmasi-istn.blogspot.com/2008/01/instalasi-farmasi-rumah-sakit.html

3 . undang-undang ri no 22 th 1997 Pasal 1ttg narkotika

4 . undang-undang ri no 5 th 1997 ttg psikotropika

5 . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/

1992 tentang pedoman rumah sakit umum

6 . Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992

mengenai pedoman rumah sakit

7 . Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.134/Menkes/Per/

I/1978

8 . undang-undang ri no 22 th 1997 pasal 60 dan 61

32