tesisaaas bunda

Upload: azharilovich

Post on 12-Jul-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BeIakang Seiringdenganmeningkatnyajumlahpopulasi,makasemakin tinggipulatingkatkebutuhanmasyarakatakanruanguntukberaktifitas dalammemenuhikebutuhannya.Keterpaduanpendekatanyangbersifat konseptualmutlakdiperlukankarenatanahatauruangmukabumidalam wilayahNegarakitaluasnyaterbatas,sementaraitu,disisilain perkembangankegiatankehidupandanpenghidupanbangsakita memerlukantanahyangluas,tidaksajauntukmemenuhikebutuhan pendudukyangsemakinbertambah,tetapijugauntukmemenuhi kepentingan pembangunan. Problematikatersebuttidakterkecualiterjadijugapadakawasan pantaidipulau-pulaukecildindonesia.Mengingat,kawasanpantai merupakansalahsatukawasanyangmempunyainilaiekonomisyang tinggi,karenadisampingsebagaigerbangmenujulautankawasanpantai itusendirijugamerupakanpintumasukuntukmenujudaratansehingga olehkarenaitupemanfaatankawasanpantaikhususnyapadakawasan sempadanpantaiuntukberbagaikepentingansemakinmeningkatseiring waktu berjalan. Pengaturanmengenaipemanfaatandanpenggunaantanahpada kawasansempadanpantaisecaratelahdiaturdalamUndang-Undang Nomor26Tahun2007tentangPenataanRuangyanglebihlanjutdiatur dalamPeraturanPemerintahNomor26Tahun2008TentangRencana TataRuangWilayahNasionalyangmenyatakanbahwadalam pelaksanaanpenataanruang didasarkanatasdua fungsiutamakawasan yaituyangterdiriterdiriataskawasanlindungdankawasanbudidaya, dimanasempadanpantaimerupakansalahsatukategorikawasanyang termasukdalamkawasanlindung,yaitudaratansepanjangtepianyang lebarnyaproporsionaldenganbentukdankondisifisikpantai.Kawasan sempadanpantaisebagaikawasanperlindungansetempatwajibuntuk dilindungidarikegiatan-kegiatanyangmengganggukelestarianfungsi pantaisebagaimanayangdinyatakandalamKeputusanPresidennomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Tujuan penetapan kawasansempadanpantaidimaksudkansebagaiupayaagarkegiatan perlindungan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada padakawasanpantaidapatterlindungisesuaidenganfungsinyayang telah ditetapkan. PeraturanPemerintahNomor16Tahun2004tentang Penatagunaan Tanahmengaturmengenai penggunaan dan pemanfaatan tanahdikawasanlindung.Peraturantersebutmenyatakanbahwa penggunaandanpemanfaatantanahdikawasanlindungataukawasan budidayaharussesuaidenganfungsikawasandalamRencanaTata RuangdanWilayah.Olehkarenaitumakadalamhalpenggunaandan pemanfaatan tanah pada kawasan sempadan pantai,pemegang hak atas tanah wajib mengikuti persyaratan yang diatur dalamketentuan peraturan perundang-undangan.Persyarataniniantaralainpedomanteknis penatagunaantanah,persyaratanmendirikanbangunan,persyaratan dalamanalisismengenaidampaklingkunganagarterciptaketeraturan dalampemanfaatanruangpadakawasansempadanpantai,sehingga dapatmempertahankanfungsinyasebagaikawasanperlindungan setempat. Perlindunganyangdilakukanterhadapkawasanpantaitersebut sebagai upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnyasebagaimanayangdiaturdalamUndang-UndangNomor5 Tahun1990tentangKonservasiSumberdayaAlamHayatiDan Ekosistemnya.Kawasanpantaimerupakansalahsatubentuksistem penyanggakehidupanyangdiaturdalamundang-undangini,bentuk perlindungantersebutdilaksanakandengancaramenetapkanwilayah kawasanpantaisebagaiwilayahperlindungandenganmenetapkanpola dasar pembinaan pemanfaatan wilayah sehingga fungsi perlindungan dan pelestariannya tetap terjamin. Namun pada kenyataannya beberapa kawasan sempadan pantai di ndonesiabanyakdihunidandikuasaiolehmasyarakatsekitaruntuk kepentinganpemukiman,budidayapertambakandansebagainyadengan mengesampingkanfungsikawasanyangtelahditetapkandalamrencana tataruangdanwilayahmasing-masingdaerahnya.Secarahistoris, penyebaran dan peningkatan jumlah penduduk yang menguasai kawasan pantaipadapulau-pulaukecildindonesiadimulaiolehmasyarakatyang berprofesi sebagai nelayan yang sering berpindah-pindah dari pulau yang satukepulau-pulaulainnya.Secaraberangsur-angsursebagiandari merekamenetapdanmenguasailahankhususnyayangterletakpada kawasan sempadan pantai di pulau-pulau kecil. Hal tersebut terjadi karena denganmendirikanpemukimanpadakawasansempadanpantaidapat memudahkanmerekauntukmencapailautandalammenjalaniprofesinya sehari-hari sebagai nelayan. Mayoritasdaripenguasaandanpenggunaantanahtersebuttelah berlangsung cukup lama dan turun temurun sehingga riwayat kepemilikan tanahnyajugamenjadisimpangsiur.Akibatkesulitanpendataandan simpangsiurnyariwayatkepemiliikantanahtersebutsehingga menimbulkankonflikpenguasaanruangyangmelibatkanantara masyarakatyangbermukimdikawasansempadanpantaidengan pemerintah selaku pemegang kebijakan dibidang pertanahan. DiKotaMakassarsendirisaatiniterdapatbeberapapulau-pulau kecilyang kawasan sempadan pantainya dikuasai olehmasyarakat untuk berbagaimacamkepentingansepertiuntukpemukiman,pertanian, budidayatambakmaupununtukkepentinganpariwisata.Sebagaicontoh padapulaulae-laeKotaMakassar,darihasilobservasiawalyang dilakukanmayoritasmasyarakatpadapulautersebutmemanfaatkan kawasansempadanpantaiuntukmembangunpemukiman.Padahal menurutketentuanyangtelahdiaturdaribeberapaperaturan perundang- undangandiatasmengenaipemanfaatankawasansempadanpantai menyatakanbahwatidakdibenarkanadanyapengalihfungsiankawasan sempadanpantaiyangmerupakankawasanperlindungansetempat.Hal tersebutjugatelahdiaturdalamPeraturanGubernurSulawesiSelatan Nomor 71 Tahun 2002 yang mengatur mengenai pemanfaatan sempadan pantaiyangkemudiandiaturlebihlanjutkedalamPeraturanDaerah PropinsiSulawesiSelatanNomor6tahun2007TentangPengelolaan WilayahPesisir,yangsecarategasmenyatakanbahwaterdapatsuatu perlindunganpadakawasansempadanpantaidenganjarak100meter daripasangtertinggidandilarangmengadakanalihfungsilindungyang menyebabkan kerusakan pada kualitas pantai. Adanyakonflikpenguasaanruangdikawasansempadanpantai membuatsuatudilematersendiriyangtimbulakibatadanyabenturan antaraperaturanyangtelahditetapkanolehpemerintahuntuktidak melakukanpengalihfungsiankawasansempadanpantaiyangtelah ditetapkan sebagai kawasan lindung, namun disisi lain masyarakat pesisir yangmayoritasberprofesisebagainelayanmautidakmautetapmemilih untuk bermukim di kawasan sempadan pantai untuk memudahkan mereka dalam menjalani profesinya sebagai nelayan. Melihatkondisisepertidiatas,penguasaandanpenggunaantanah padakawasansempadanpantaitersebutberpotensimenimbulkan permasalahanmengenaistatushukumdanhakatastanahnya.Minimnya pengetahuan masyarakat akan status tanah di kawasan sempadan pantai tersebutmenyebabkanmerekatetapmemanfaatkankawasansempadan pantaiuntukberbagaikepentingannya.Olehnyaitusangatdibutuhkan adanyamekanismeyangjelasmengenaipengaturandanpenertiban terhadappenguasaandanpenggunaantanahtersebut.Pemerintah Daerahsebagaipemegangkebijakantertinggididaerahmempunyai peran penting untuk melakukan pengaturan penguasaan dan penggunaan tanahpadakawasantersebutagarpengaturanpenguasaandan penggunaantanahpadakawasansempadanpantaidapatdijalankan secaramaksimal,sehinggatidakterdapatkesimpangsiuranyangdapat mengakibatkan timbulnya konflik pertanahan. Berdasarkanpermasalahantersebut,makapenelitianinibertujuan untukmelakukanpengkajianterhadapfenomenayangterjadidalamhal penguasaandanpenggunaantanahpadakawasansempadanpantai pulau-pulaukecildiKotaMakassar,denganmaksuduntukmengetahui statuspenguasaandanpenggunaantanahpadakawasansempadan pantaiyangdilakukanolehmasyarakatsertabagaimanamekanisme penertibandalampenguasaandanpenggunaantanahpadakawasan sempadanpantai,sehinggadapatdiketahuiapakahdapatdimungkinkan adanyapemberianhakatastanahpadakawasansempadanpantai sehinggatidakmenimbulkanlagiadanyakonflikpenguasaanruangpada kawasan sempadan pantai. B. Rumusan MasaIah 1. Bagaimanakahpengaturanpenguasaandanpenggunaantanahpada kawasan sempadan pantai pulau pulau kecil di Kota Makassar ? 2.Bagaimanakebijakanpenertibanpenguasaandanpenggunaantanah pada kawasan sempadan pantai pulau pulau kecil di Kota Makassar ? . Tujuan dan Kegunaan PeneIitian 1. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisis status penguasaan dan penggunaan tanah pada kawasan sempadan pantai di pulau-pulau kecil di Kota Makassar. b. UntukmenganalisiskebijakanyangdilakukanolehPemerintah DaerahKotaMakassardanBadanPertanahanNasionalkota Makassardalampenertibanpenertibanpenguasaandan penggunaantanahpadakawasansempadanpantaipulaupulau kecil di Kota Makassar. 2. Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Memberikangambaranyangjelasmengenaipengaturan penguasaan dan penggunaan tanah pada kawasan sempadan pantai di pulau-pulau kecil di Kota Makassar. b.Memberikanpengetahuandaninformasisecarayuridismengenai kebijakanpenertibanpenguasaandanpenggunaantanahpada kawasan sempadan pantai pulau pulau kecil di Kota Makassar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Pertanahan di Indonesia 1. Sumber Hukum Pertanahan NasionaI DengandiundangkannyaUndang-UndangNomor5Tahun1960 tentangPeraturanDasarPokok-PokokAgrariaatauyanglebihdikenal dengan UUPA,secararesmidualismeHukumAgrariadindonesiatelah berakhir,prosestersebutlebihdikenaldenganistilahunifikasiHukum Agraria.UUPAmenandaiberakhirnyakeberanekaragamanperangkat hukumyangmengaturmasalahpertanahandindonesiadengan menciptakansuatuhukumpertanahanyangtunggal.Dalampenyusunan UUPAhukumadatdijadikansebagaisumberutamadariHukumAgraria Nasional, sebagaimana ternyata dalam Pasal 5 UUPA: "Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air, dan ruang angkasa ialah hukumadatsepanjangtidakbertentangandengankepentingan nasionaldannegara,yangberdasarkanataspersatuanbangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturanyang tercantumdalamUndang-undanginidandenganperaturan perundanganlainnya,segalasesuatudenganmengindahkanunsur-unsur yang bersandar pada hukum agama". dan pada Penjelasan Umum angka (1) UUPA : "Dengansendirinyahukumagrariabaruituharussesuaidengan kesadaranhukumdaripadarakyatbanyak.Olehkarenarakyat Indonesiasebagianterbesartundukpadahukumadat,makahukum agrariayangbarutersebutakandidasarkanpulapadaketentuan-ketentuanhukumadatitu,sebagaihukumyangasli,yang disempurnakandandisesuaikandengankepentinganmasyarakat dalamNegarayangmoderndandalamhubungannyadengandunia internasional,sertadisesuaikandengansosialismeIndonesia. Sebagaimanadimaklumimakahukumadatdalampertumbuhannya tidak terlepas pula dari pengaruh politik dan masyarakat kolonial yang kapitalistis dan masyarakat swapraja yang feodal." Hukumadatdigunakansebagaisumberhukumtanahnasional karenasesuaidengankepribadianbangsandonesiadanhukumadat adalahhukumaslidarimasyarakatndonesia.Mencermatikedudukan HukumAdatdalamHukumAgrariaNasional,adahubunganfungsional diantarakeduanya.Hubungansepertiinimenempatkanhukumadat sebagaisumberutama danpelengkapdalampembentukanHukumAgraria Nasional.Sebagai sumber utama, menempatkan Hukum Adat bukan sebagai satu-satunyasumber dalampembentukanHukumAgrariaNasional. Artinya manakala Hukum Adat mampu menampung dinamika masyarakat, makamenjadikewajibanuntukmenggunakanHukumAdatsebagai sumberdalampembentukanHukumAgraria(tertulis).Apabilaterjadi sebaliknya,pembentukanHukum Agraria (tertulis)dapatmenggunakan sumberlainnya,yaituhukumasing.Penggunaanhukumasingdilakukan untukmemperolehlembaga-lembagabaruyangbelumdikenaldalam HukumAdat gunamemperkayadanmemperkembangkanHukum 10 Nasional,sepanjang tidakbertentangandenganPancasiladanUndang Undang dasar 1945.1 Pembangunanhukumtanahnasionalsecarayuridisformal menjadikanhukumadatsebagaisumberutama,sehinggasegalabahan yangdibutuhkandalampembangunanhukumtanahnasionalsumbernya tetapmengacukepadahukumadat,baikyangberupakonsepsi,asas-asas dan lembaga-lembaga hukumnya tersebut merupakan masukan bagi rumusanyangakandiangkatmenjadinorma-normahukumtertulis,yang disusun menurut sistem hukum adat.2 Dalamperkembanganhukumtanahnasional,Hukumadat dijadikansebagaisumberutamauntukmerumuskanhukumpertanahan tersebut menjadi suatu hukum positif. Fungsi hukum adat sebagai sumber utamadalampembangunanhukumtanahnasionalinilahyang dimaksudkandalamkonsideransUUPA,bahwahukumtanahnasional berdasarkanpadahukumadat.Meskipunhukumadatmenjadisumber utamadalampembangunanhukumtanahnasional,namuntetap dimungkinkanuntukmengadopsilembaga-lembagabaruuntuk memperkayadanmengembangkanhukumtanahnasional.Lembaga-lembagabaruyangdimaksudtersebutadalahpendaftarantanah,hak tanggungan, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pengelolaan.

1. Budi Harsono, Hukum Agraria ndonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria si Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995, h. 156 2. Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.53 11 . Kebijakan Hukum Pertanahan di Indonesia Problematikapertanahanmenjadisalahsatuaspekpentingyang harusmendapatkanperhatianseriusdaripemerintahkarenatanah merupakan suatu komoditi yang sangat vital bagi masyarakat. Pemerintah denganhakmenguasaiatastanahyangdimilikinya,mempunyai kewajibanuntukmelindungidanmengaturketertibanataspenguasaan danpemilikantanahtersebutdemiterciptanyakesejahteraanbagi masyarakat dengan berbagai macam kebijakan yang dapat ditempuh. KebijakanAgrariadindonesiatidakdapatdilepaskandarisejarah bangsandonesia.Padamasapemerintahkolonial,Belanda mengintrodusirkebijakanagrariayangdikenaldenganAgrarischeWet 1870 di Hindia Belanda. UU Agraria 1870 inilah yang kemudian membuka pintubagimasuknyamodalbesarswastaasing,khususnyaBelandake ndonesia,danlahirlahsejumlahbanyakperkebunanbesardiJawadan Sumatera.Seiringperkembanganjamanmuncultuntutanakanadanya reformasidibidangpertanahan,berawaldariKetetapanMajelis PermusyawaratanRakyatRepublikndonesiaTahun2001sebagaimana yangtermuatdariKetetapanNomorX/MPR/2001tentangPembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Dalam Pasal 2, Pasal 4 dan Pasal 5 ayat (1) Tap.MPR tersebut bertujuan untuk mewujudkan konsepsi, kebijakan,dansistempertanahannasionalyangutuhdanterpadu, 1 sehinggapengelolaanpertanahanbenar-benardapatmenjadisumber bagisebesar-besarnyakemakmuranrakyatsebagaimanayang diamanatkan dalam kerangka Negara Republik ndonesia. UntukmenindaklanjutiamanatTap.MPRNomorX/MPR/2001 tentangPembaruanAgrariadanPengelolaanSumberDayaAlam tersebut,dikeluarkansebuahKeputusanPresidenNomor34Tahun2003 tentangKebijaksanaanNasionaldiBidangPertanahan.DalamPasal1 Keppres Tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan konsepsi, kebijakandansistempertanahannasionalyangutuhdanterpadu,serta pelaksanaanTap.MPRNomorX/MPR/2001tentangPembaruanAgraria danPengelolaanSumberDayaAlam,BadanPertanahanNasional melakukan langkah-langkah perepatan sebagai berikut 3 : a.PenyusunanRancanganUndangUndangPenyempurnaanUndang- UndangNomor5Tahun1960tentangPeraturanDasar-DasarPokok AgrariadanRancanganUndang-UndangtentangHakAtasTanah serta peraturan perundang-undangan lainnya dibidang pertanahan. b.Pembangunansisteminformasidanmanajemenpertanahanyang meliputi : 1. Penyusunanbasisdatatanah-tanahasetNegara/pemerintah/ pemerintah daerah di seluruh ndonesia. 2.Penyiapanaplikasidatatekstualdanspasialdalampelayanan pendaftarantanahdanpenyusunanbasisdatapenguasaandan

3. Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.85 1 pemilikantanah,yangdihubungkandengane-government,e-commere, dan e-payment. 3. Pemetaankadasteraldalamrangkainventarisasidanregistrasi penguasaan,pemilikan,penggunaandanpemanfaatantanah denganmenggunakanteknologicitrasatelitdanteknologiinformasi untuk menunjang kebijakan pelaksanaan landreform dan pemberian hak atas tanah. 4.Pembangunandanpengembanganpengelolaanpenggunaandan pemanfaatantanahmelaluisisteminformasigeografi,dengan mengutamakanpenetapansawahberirigasi,dalamrangka memelihara ketahanan pangan nasional BadanPertanahanNasionalsebagaiinstitusiataulembaga pemerintahnondepartemensecarahukumbertanggungjawabdalam mengaturdanmenatapertanahandiseluruhndonesia.Olehkarenanya, KeputusanPresidenNomor34Tahun2003memberikankewenangan kepada Badan Pertanahan Nasional untuk : a. pemberian izin lokasi; b. penyelenggara pengadaan tanah untuk pembangunan; c. penyelesaian sengketa tanah garapan; d. penyelesaian ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan ; e. penetapansubjekdanobjekredistribusitanah,sertagantikerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee; f. penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 1 g. pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; h. pemberian izin membuka tanah; i.perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten/kota. . PoIitik Hukum Agraria Undang-UndangPokokAgrariapadaPasal2ayat(1)menyatakan "AtasdasarketentuanPasal33ayat(2)UUD1945danhal-halsebagai yangdimaksuddalamPasal1,bumi,airdanruangangkasatermasuk kekayaanalamyangterkandungdidalamnyaitupadatingkatantertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.Hal tersebut merupakan landasan konstitusional bagi pembentukan politikhukumagrarianasional,yangberisiperintahkepadanegaraagar bumi,airdankekayaanalamyangterkandungdidalamnyayang diletakkandalampenguasaannegaraitudigunakanuntukmewujudkan sebesar-besarnyakemakmuranseluruhrakyatndonesia.Negara mempunyaikewajibanuntukmenguasaielemenpentingtersebutdiatas dalamartianNegarawajibuntukmengaturpenguasaandan penggunaannyaagardapattercipta kemakmurandankesejahteraanbagi masyarakat. MelihatsejarahperkembanganHukumAgrariaNasional,UUPA dipandang sebagai titik balik perjalanan politik agraria di ndonesia, karena kembalimenempatkanhukumadatsebagaidasarhukumagrariadi 1 ndonesia.UUPAmenghendakipenataankembalistrukturpenguasaan sumber-sumberagrariayangtimpangtindihdanmenimbulkanberbagai masalahsosial.UUPAmelakukanperombakantotalterhadapstrategi kapitalisme yang dikembangkan oleh pemerintah hindia belandaPolitikhukumpertanahanmerupakankebijakanpemerintahdi bidangpertanahanyangditujukanuntukmengaturpenguasaan/ pemilikan tanah, peruntukan dan penggunaan tanah untuk lebih menjamin perlindunganhukumdanpeningkatankesejahteraansertamendorong kegiatanekonomimelaluipemberlakuanundang-undangpertanahandan peraturan pelaksanaannya. Jadi politik hukum pertanahan harus dilandasi denganitikadbaikpemerintahdanaparaturnyauntukmencapaitujuan tersebut. DenganmulaiberlakunyaUUPAterjadilahperubahan fundamental padahukumagrariadindonesia,terutamahukumdibidangpertanahan. SebelumberlakunyaUUPAberlakubersamaanberbagaiperangkat Hukum Agraria. Ada yang bersumber pada hukum adat, yang berkonsepsi komunalistik.AdayangbersumberpadaHukumPerdataBaratyang individualistik dan ada pulayang berasal dari berbagai bekasPemerintah Swapraja yang umumnya berkonsepsi feodal.4 DengandiundangkannyaUUPA,terjadiperombakanHukum Agrariadindonesia,yaitupenjebolanHukumAgrariakolonialdan

4. Budi Harsono, Hukum Agraria ndonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria si Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995, h.2 1 pembangunanHukumAgrarianasional.Halinisecaralangsung mengakibatkanbangsandonesiatelahmempunyaiHukumAgrariayang sifatnyanasional,baikditinjaudarisegiformalmaupundarisegi materilnya.Dengandicabutnyaperaturandankeputusanagrariakolonial, maka tercapailah unifikasi Hukum Agraria yang berlaku di ndonesia, yang sesuai dengan kepribadian dan persatuan Bangsa ndonesia.Dalamrangkamewujudkanunifikasihukumtersebut,HukumAdat tentangtanahdijadikandasarpembentukanHukumAgrarianasional. HukumAdatdijadikandasardikarenakanhukumtersebutdianutoleh sebagianbesarrakyatndonesiasehinggaHukumAdattentangtanah mempunyaikedudukanyangistimewadalampembentukanHukum Agraria nasional. B. Tinjauan Umum Penguasaan Tanah 1. Deskripsi Penguasaan Tanah Penguasaanatastanahdalamartianyuridismemberikan kewenangankepadapemeganghakuntukmenguasaisecarafisiktanah yangdihaki.Tetapiadajugapenguasaanyuridisyangbiarpunmemberi kewenangan untukmenguasai tanah yang dihakisecara fisik, tetapi pada kenyataannyapenguasaanfisiknyadilakukanolehpihaklainmisalnya saja kalautanahyang dimiliki disewakankepadapihaklaindanpenyewa yang menguasainya secara fisik. Atau tanah tersebut dikuasai secara fisik olehpihaklaintanpahak.Dalamhalinipemiliktanahberdasarkanhak 1 penguasaanyuridisnya,berhakuntukmenuntutdiserahkannyakembali tanahyangbersangkutansecarafisikkepadanya.Dalamhukumtanah kitadikenaljugapenguasaanyuridisyangtidakmemberikewenangan untukmenguasaitanahyangbersangkutansecarafisik.Kreditor pemeganghakatastanahyangdijadikanagunan,tetapipenguasaannya secara fisik tetap ada pada pemilik tanah.5 Kategorisasipenguasaantanahdindonesiadibedakanmenjadi duajenispenguasaan,yaitutanahnegaradanselaintanahnegara. Kebijakanmengenaipenguasaantanahharusmemberikandefinisidan kriteriayangjelasataspembagiantersebut.Tanahmanayang didefinisikansebagaitanahnegaradantanahmanayangbukantanah negara.Dindonesia,definisidankriteriatanahnegaramasihmenjadi perdebatanterutamadikaitkandengansistempenguasaanmasyarakat adat. Di satu sisi, negara mengakui sistem penguasaan tanah masyarakat adatsementaradisisilainpengakuantersebut seringkalidimarjinalkan denganalasankepentinganpembangunanataukepentingannasional yanglebihluas.Dindonesia,pengelompokanhakatastanahdiatur dalamUUPAyangjumlahnyaada14jenishakatastanah.Namunpada kenyataannya,praktekpendaftarantanahsaatinihanyamencatatdan mendaftarkan5jenishakatastanahkedalamsistemadministrasi

5. Budi Harsono, Hukum Agraria ndonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria si Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995, h.20 1 pertanahan,yaituHakMilik,HakGunaBangunan(HGB),HakGuna Usaha (HGU), Hak Pakai (HP) dan Hak Pengelolaan (HPl). . Hak penguasaan atas tanah Dalamsistemhukumpertanahanndonesiadikenaladanyahak penguasaanatastanah.Undang-UndangPokokAgrariamengaturdan menetapkan hierarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam hukum tanah nasional.Hakpenguasaanatastanahtersebutberisikanserangkaian wewenang,kewajibandan/ataularanganbagipemeganghaknyauntuk berbuat sesuatu atas tanah yang dihakinya.Perbuatan yang boleh, wajib, atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan itulah yangmenjadifaktoryangmembedakanhak-hakpenguasaanatastanah yang diatur dalam hukum tanah.6 Hukumagrariadidalamnyamemuatberbagaimacamhakpenguasaan atastanah.BeberapahalpentingyangdiaturdalamUUPAadalahpenetapan tentangjenjangkepemilikanhakataspenguasaantanahdanserangkaian wewenang,larangan,dankewajibanbagipemeganghakuntukmemanfaatkan dan menggunakan tanah yang telah dimilikinya tersebut. Karena bagaimana pun juga pada setiap tanah terdapat fungsi sosialnya. Unifikasi hukum tanah dalamUUPA berupaya melembagakan hak-hak atas tanah yang baru. Pembentukan hukum tanah nasional kemudian

6. Budi Harsono, Hukum Agraria ndonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria si Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995, h.2 1 diikutidengandikeluarkannyaberbagaiperaturanperundang-undangan baru. Hasilnya, hak-hak atas tanah yang baru dapat dibuat dalam hierarki yangberjenjang.Urutanvertikalmengenaihak-hakpenguasaanatas tanahdalamhukumtanahnasionaldalamsusunanberjenjangyaitu sebagai berikut : a. Hak Bangsa Indonesia Atas Tanah Hakbangsa,sebagaiyangdisebutdalamPasal1UUPA, merupakan hak penguasaan atas tanah yang tertinggi dan meliputi semua tanahdalamwilayahnegara,yangmerupakantanahbersama.Hak bangsainidalampenjelasanUmumAngkaUUPAdinyatakansebagai hakulayatpadatingkatyangpalingatas,padatingkatnasional,meliputi semua tanah di seluruh wilayah negara. Berbicaramengenaihakbangsandonesia,makaarahdan tujuannyaberhubunganeratdengankonsepbangsadalamartiyang sangatluas.Dalamartianbahwakonsepbangsamerupakanartikulasi dan mengangkat kepentingan bangsa diatas kepentingan perorangan atau golongan.Haliniberartibahwahakbangsandonesiaatastanah mempunyaimaknabahwakepentinganbangsandonesiadiatas kepentingan perorangan atau golongan.7 Hakbangsandonesiaadalahsemacamhakulayat,berartidalam konsepsiHukumTanahNasional,Haktersebutmerupakanhak penguasaanatastanahyangtertinggi.niberartibahwahak-hak

7. Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.56 0 penguasaanatastanahyanglain,termasukhakulayatdanhak-hak perseoranganatastanahyangdimaksudsecaralangsungdanataupun tidak langsung semuanya bersumber pada hak bangsa. b. Hak Menguasai Dari Negarasebagaimana yang disebut dalam Pasal 33 ayat (3) UUD NR 1945, hakmenguasaiyangdimilikiolehnegaramerupakanhakpenguasaan atastanahsebagaipenugasanpelaksanaanhakbangsayangtermasuk bidanghukumpublik,meliputisemuatanahbersamabangsandonesia. Makna dikuasai oleh negara tidak terbatas pada pengaturan, pengurusan, dan pengawasan terhadap pemanfaatan hak-hak perorangan. Akan tetapi negara mempunyai kewajiban untuk turut ambil bagian secara aktif dalam mengusahakan tercapainya kesejahteraan rakyat. Negara sebagai konsep yang berkaitan dengan kekuasaan memiliki sejumlahtujuanhakikisebagaipengembantujuandariseluruhwarga Negaranya.Olehkarenaitu,sangatwajarkalausetiaphukumpositif selalumenempatkansuatutujuanyangterdapatdalamhukumituyang secarainklusif,termasuktujuanNegara.Halinidapatterlihatdalam Ketentuan-KetentuanDasarPokokAgraria,yangmenempatkanhak menguasaiNegaraatastanahdiaturdalamPasal2ayat(1)UUPA dinyatakan bahwa: (1) Atasdasar ketentuandalam pasal33 ayat(3) Undang-undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, airdanruangangkasa,termasukkekayaanalamyang 1 terkandungdidalamnyaitupadatingkatantertinggidikuasai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. (2) Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk : a. mengaturdanmenyelenggarakanperuntukan,penggunaan, persediaandanpemeliharaanbumi,airdanruangangkasa tersebut; b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa, c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orangdanperbuatan-perbuatanhukumyangmengenai bumi, air dan ruang angkasa. (3)WewenangyangbersumberpadahakmenguasaidariNegara tersebutpadaayat(2)pasalinidigunakanuntukmencapai sebesar-besarkemakmuranrakyat,dalamartikebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka berdaulat, adil dan makmur. (4)HakmenguasaidariNegaratersebutdiataspelaksanaannya dapatdikuasakankepadadaerah-daerahSwatantradan masyarakathukumadat,sekedardiperlukandantidak bertentangandengankepentingannasional,menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah. Hakmenguasai dariNegarameliputisemua tanah tanpa ada yang terkecuali.Hakmenguasai dariNegara tidakmemberikewenangan untuk menguasaitanahsecarafisikdanmenggunakannyasepertihakatas tanah,karenasifatnyasemata-matahukumpublik,sebagaimanayang dirumuskandalamPasal2UUPA.JikaNegarasebagaipenyelenggara memerlukantanahuntukmelaksanakantugasnya,tanahyang bersangkutanakandiberikankepadanyaolehNegaraselakubadan penguasa, melalui lembaga pemerintah yang berwenang. Tanah diberikan kepadalembagatersebutdengansatuhakatastanah,untukdikuasai secarafisikdandigunakan,bukansebagaibadanpenguasayang mempunyaihakmenguasaiyangdisebutdalampasal2UUPA,tetapi sebagaibadanhukumsepertihalnyaperorangandanbadan-badan hukum perdata yang diberi dan menjadi pemegang hak atas tanah. c. Hak Ulayat Masyarakat Adat Hakulayatmerupakanserangkaianwewenangdankewajiban suatumasyarakathukumadat,yangberhubungandengantanahyang terletakdalamlingkunganwilayahnya.Hakulayatmeliputisemuatanah yangadadalamlingkunganwilayahmasyarakathukumyang bersangkutan, baik yang telah dihaki oleh seseorang maupun yang belum. Hakulayatmempunyaikekuatanberlakukedalamdankeluar.Kedalam berhubungandenganwarganya,sedangkankekuatanberlakukeluar dalam hubungannya dengan bukan anggota masyarakat hukum adatnya.8 HakmasyarakatadatdiaturdalamPasal3UUPAyangberbunyi sebagai berikut: Denganmengingatketentuan-ketentuandalampasal1dan2 pelaksanaanhakulayatdanhak-hakyangserupaitudari masyarakat-masyarakathukumadat,sepanjangmenurut kenyataannya.masihada,harussedemikianrupasehinggasesuai

8. Budi Harsono, Hukum Agraria ndonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria si Dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995, h.20 dengankepentingannasionaldanNegara,yangberdasarkanatas persatuanbangsasertatidakbolehbertentangandenganUndang-undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi. Hakulayatdiakuieksistensinyabagisuatumasyarakathukum adattertentusepanjangmenurutkenyataannyamasihada.Masih adanyahakulayatpadamasyarakathukumadattertentu,antaralain dapatdiketahuidarikegiatansehari-harikepalaadatdanparatetua adatdalamkenyataannya,sebagaipengembantugaskewenangan mengatur penguasaan dan memimpin penggunaan tanah ulayat, yang merupakantanahbersamaparawargamasyarakathukumadatyang bersangkutan. d. Hak-Hak Perorangan/individual Dalam sistem hukum pertanahan ndonesia, seseorang mempunyai hakuntukmemperolehsuatuhakatastanahatauyangbiasadisebut sebagaihakperseorangan.Hakperorangantersebutmemberikan kewenanganuntukmemakai,dalamartimenguasai,menggunakan,dan atau mengambil manfaat tertentu dari suatu bidang tanah tertentu. Konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam hukum agraria nasional membagi hakatastanahkedalamduabentuk,yaituhakatastanahyangbersifat primerdanhakatastanahyangbersifatsekunder.Hakatastanahyang bersifatprimeradalahhak-hakatastanahyangdapatdimilikiatau dikuasaisecaralangsungolehseorangataubadanhukumyang mempunyaiwaktulamadandapatdipindahtangankankepadaoranglain atau ahli warisnya seperti hak milik atas tanah, hak guna usaha, hak guna bangunan,danhakpakai.Sementarahakatastanahyangbersifat sekunder adalah hak-hak atas tanah yang bersifat sementara karena hak-haktersebuthanyadapatdinikmatidalamwaktuyangterbatas.Halini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 53 UUPA yang mengatur mengenai hak-hakatastanahyangbersifatsementarayaituhakgadai,hakusaha bagi hasil, hak menumpang, dan hak menyewa atas tanah pertanian. Berikutiniadalahhak-hakatastanahyangdapatdimilikisecara perseorangan/individu: 1. Hak atas tanah, berupa hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hakpakai, hakmilikatassatuanrumahsusun,haksewa,hak membukatanah,danhakmemunguthasilhutanyangketentuan pokoknyaterdapatdalamUUPA,sertahaklaindalamhukumadat setempat,yangmerupakanhakpenguasaanatastanahuntukdapat memberikankewenangankepadapemeganghaknya,agardapat memakaisuatubidangtanahtertentuyangdihakidalammemenuhi kebutuhan pribadi atau usahanya (Pasal 4, 9, 16, dan BAB UUPA). a.Hakmilik,hakmilikdigambarkansebagai"hakyangpalingpenuh danpalingkuatyangbisadimilikiatastanahdanyangdapat diwariskanturuntemurun.Suatuhakmilikdapatdipindahkan kepadapihaklain.Hanyawarganegarandonesia(individu)yang bisamendapatkanhakmilik,sedangkanjikamenyangkutkorporasi makapemerintahakanmenentukankorporasimanayangberhak mendapatkan hak milik atas tanah dan syarat syarat apa yang harus dipenuhi oleh korporasi untuk mendapatkan hak ini. b. Hakgunausaha,suatuhakgunausahaadalahhakuntuk mengusahakantanahyangdikontrolsecaralangsungolehnegara untuk waktu tertentu, yang dapat diberikan kepada perusahaan yang berusaha dibidang pertanian, perikanan atau peternakan. Suatu hak guna usaha hanya dapat diberikan atas tanah seluas minimum 5 ha, dengan catatan bahwa jika tanah yang bersangkutan lebih luas dari 25hektar,investasiSistemPenguasaanTanahdanKonflikyang cukupakandilakukandanpengelolaanusahasecarabaikakan diberlakukan.Hakgunausahabisadipindahkanketanganpihak lain. Jangka waktu pemberian hak guna usaha diberlakukan dengan ketat(maksimum25tahun).Hanyawarganegarandonesiadan badan usaha yang dibentuk berdasar undang undang ndonesia dan berdomisilidindonesiadapatmemperolehhakgunausaha.Hak gunausahadapatdigunakansebagaikolateralpinjamandengan menambahkan hak tanggungan (security title). c.Hak guna bangunan, hak guna bangunan digambarkan sebagai hak untukmendirikandanmemilikibangunandiatastanahyangdimiliki olehpihaklainuntukjangkawaktumaksimum30tahun. Suatuhak gunabangunandapatdipindahkankepadapihaklain.Kepemilikan hak guna bangunan juga hanya bisa didapatkan oleh warga negara ndonesia dan perusahaan yang didirikan dibawah hukum ndonesia yang berdomisili di ndonesia. d.Hakpakai,hakpakaiadalahhakuntukmemanfaatkan,dan/atau mengumpulkan hasil dari tanah yang secara langsung dikontrol oleh negaraatautanahyangdimilikiolehindividulainyangmemberi pemangkuhakdenganwewenangdankewajibansebagaimana dijabarkan didalam perjanjian pemberian hak. Suatu hak pakai dapat diberikanuntukjangkawaktutertentu,atauselamatanahdipakai untuksuatutujuantertentu,dengangratis,atauuntukbayaran tertentu,ataudenganimbalanpelayanantertentu.Selaindiberikan kepadawarganegarandonesia,hakpakaijugadapatdiberikan kepadawarganegaraasingyangtinggaldindonesia.Dalam kaitannya dengan tanah yang langsung dikontrol oleh negara, suatu hakpakaihanyadapatdipindahkankepadapihaklainjika mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang. e.Hakmilikatassatuanbangunanbertingkat,adalahhakmilikatas suatu bangunan tertentu dari suatu bangunan bertingkat yang tujuan peruntukanutamanyadigunakansecaraterpisahuntukkeperluan tertentudanmasing-masingmempunyaisaranapenghubungke jalanumumyangmeliputiantaralainsuatubagiantertentuatas suatubidangtanahbersama.Hakmilikatassatuanbangunan bertingkatterdiridarihakmilikatassatuanrumahsusundanhak milik atas bangunan bertingkat lainnya. f.Haksewa,suatubadanusahaatauindividumemilikihaksewaatas tanahberhakmemanfaatkantanahyangdimilikiolehpihaklain untukpemanfaatanbangunandenganmembayarsejumlahuang sewakepadapemiliknya.Pembayaranuangsewainidapat dilakukansekaligusatausecarabertahap,baiksebelummaupun setelahpemanfaatanlahantersebut.Haksewaatastanahdapat dimilikiolehwarganegarandonesia,warganegaraasing,badan usahatermasukbadanusahaasing.Haksewatidakberlakudiatas tanah negara. g. Hak untuk membuka tanah dan hak untuk memungut hasil hutan, hak membukatanahdanhakmemunguthasilhutanhanyabisa didapatkanolehwarganegarandonesiadandiaturolehPeraturan Pemerintah.Menggunakan suatu hakmemungut hasil hutan secara hukumtidaklahsertamertaberartimendapatkanhakmilik(rightof ownership)atastanahyangbersangkutan.Hakuntukmembuka lahandanmemunguthasilhutanmerupakanhakatastanahyang diatur didalam hukum adat. 2. Hak atas tanah wakaf, yang merupakan penguasaan atas suatu bidang tanah tertentu, bekas hak milik (wakaf) yang oleh pemiliknya dipisahkan darihartakekayaannyadanmelembagakanselama-lamanyauntuk kepentinganperibadatanataukeperluanumumlainnyasesuaiajaran agama islam (Pasal 49 UUPA jo Pasal 1 PP No. 28 tahun 1977). 3. Haktanggungan,sebagaisatu-satunyalembagajaminanhakatas tanahdalamhukumtanahnasional,merupakanhakpenguasaanatas tanahyangmemberikewenangankepadakreditortertentuuntuk menjuallelangbidangtanahtertentuyangdijadikanjaminanbagi pelunasanpiutangtertentudalamhaldebitorciderajanjidan mengambilpelunasandarihasilpenjualantersebut,denganhak mendahuluidarihak-hakkreditor(rechtsprevelijk)yanglain(Pasal57 UUPA jo Pasal 1 UU No. 4 tahun 1996). . Pengaturan Hak Penguasaan Atas Tanah Pengaturanhak-hakpenguasaanatastanahdalamhukumtanah adayangsebagailembagahukumdanadapulasebagaihubungan-hubungan hukumyang konkret. Dikatakan sebagai suatu lembaga hukum jikabelumdihubungkandengantanahdanorangataubadanhukum tertentusebagaipemeganghaknya,misalnyahakmilik,hakgunausaha, hakgunabangunan,hakpakaidanhaksewauntukbangunan. Sedangkanhakpenguasaanatastanahdikatakanmerupakansuatu hubunganhukumjikatelahdihubungkandengantanahtertentusebagai objeknyadanorangataubadanhukumtertentusebagaisubjekatau pemeganghaknya,sebagaimanahak-hakatastanahyangdikemukakan dalam ketentuan konversi UUPA. Sebagai perbandingan dapat dikemukakan juga apa yang diuraikan olehhagreaves,mengenaiduafungsiHukumTanahyangberbeda. Pertamaapayangdisebutthestatisticfunction,yaitupengaturan hubunganhukumantarapemilikdantanahnya,yangmerumuskanhak untukmenikmatitanahnyasendiri.keduathedynamicfunction,yang mengawasi pemindahan dan penciptaan hak-hak atas tanah, yang dikenal dikalanganparasarjanahukuminggrissebagai"conveyancing.Kedua fungsi tersebut dalam praktek tidak dapat sepenuhnya dipisahkan.9

Karenahukumtanahnasionaldidasarkanpadahukumadat,maka dalampenyusunanhak-hakatastanahdipergunakanjugasistematika hukum adat, diadakan pengelompokan terhadap hak-hak atas tanah, yaitu hakatastanahprimerdanhakatastanahsekunder.Salahsatucontoh penyelarasantatasusunanhakatastanahdalamhukumadat,terlihat dalamPasal16UUPA,dalampasaltersebutdinyatakanhakmembuka tanahdanhakmemunguthasilhutanmasukdalamrangkaianhak-hak atastanahyangdimaksudkandalampasal4ayat(1).Padahalhak-hak tersebutbukanlahhakatastanahdalamartiyangsebenarnya,karena tidakmemberiwewenanguntukmenggunakantanahsepertiyang disebutkan dalam pasal 4 ayat (2).Walaupunsistematikanyasamadenganhukumadat,tetapi macam-macamhakatastanahyangterdapatdalamhukumtanah nasionallebihbanyakdaripadayangdijumpaidalamhukumadat.Hak gunausahadanhakgunabangunanmisalnyasebenarnyamasukdalam

9. Budi harsono,Hukum Agraria, Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah. Universitas Trisakti, h.22 0 kategorihakpakai,sebagaihak-hakyangmemberikewenanganuntuk menggunakantanahyangbukanmiliknyasendiri,tetapikarena masyarakatyangakandilayaniolehhukumtanahnasionaldalam kehidupandankegiatanekonomidansosialnyamemerlukandiferensiasi dalam penggunaan tanah yang diperlukan, maka disediakanlah Hak Pakai dengankewenangankewenangankhusus,dengansebutanHakGuna Usaha dan Hak Guna Bangunan, demikian juga halnya dengan Hak Sewa . Tinjauan Umum Penatagunaan Tanah 1. Deskripsi Penatagunaan Tanah a. Pengertian Penatagunaan Tanah HadirnyaPPNomor16Tahun2004tentangPenatagunaantanah merupakanwujudpelaksanaandariPasal14danPasal15UUNomor5 Tahun1960tentangPeraturanDasarPokok-PokokAgrariayang menyatakanbahwaadakewajibanpemerintahuntukmenyusun perencanaan, penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah dalam suatu Peraturan Pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan tata guna tanah diatur dalam Pasal 1 angka 1 yaitu: "Penatagunaantanahadalahsamadenganpolapengelolaantata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanahyangberwujudkonsolidasipemanfaatantanahmelalui pengaturankelembagaanyangterkaitdenganpemanfaatantanah sebagaisatukesatuansistemuntukkepentinganmasyarakatsecara adil" 1 b. Tujuan Penatagunaan Tanah DalamPasal3PPNomor16Tahun2004tentangPenatagunaan tanah dikatakan bahwa tujuan penatagunaan tanah yaitu: a.Mengaturpenguasaan,penggunaandanpemanfaatantanahbagi berbagaikebutuhankegiatanpembangunanyangsesuaidengan Rencana Tata Ruang Wilayah; b.Mewujudkanpenguasaan,penggunaandanpemanfaatantanah agarsesuaidenganarahanfungsikawasandalamRencanaTata Ruang Wilayah; c.Mewujudkantertibpertanahanyangmeliputipenguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah; d.Menjaminkepastianhukumuntukmenguasai,menggunakandan memanfaatkan tanah bagimasyarakatyangmempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan. c. Asas Penatagunaan Tanah PadaPasal2PPNomor16Tahun2004menegaskanasas penatagunaantanahmeliputiketerpaduan,berdayagunadanberhasil guna,serasi,selaras,seimbang,berkelanjutan,keterbukaan,persamaan, keadilan dan perlindungan hukum. Pembuatanrencanatatagunatanahdiupayakansejalandengan asas-asastersebutdiatas,agarkesejahteraandankemakmuranrakyat dapat tercapai. Secara umum asas penatagunaan tanah dalam tata guna tanah dapat dikategorikan kedalam tiga bagian yaitu:10 1. Prinsip penggunaan aneka (Principle of Multiple Use) Diupayakanagarperencanaanharusdapatmemenuhibeberapa kepentingan sekaligus pada kesatuan tanah tertentu. 2. Prinsip Penggunaan Maksimal (Principle of Maximum Production) Perencanaanharusdiarahkanuntukmemperolehhasilfisikyang setinggi-tingginya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. 3. Prinsip penggunaan Yang Optimal (Principle of optimalization Use) Perencanaanharusdiarahkanagarmemberikankeuntunganyang sebesar-besarnyabagipenggunatanpamerusakkelestarian kemampuan lingkungan. . Pengaturan Penatagunaan Tanah SecarafilosofiskeberadaanUndang-UndangPokokAgrariadi ndonesiatidakterlepasdariadanyakeinginanPemerintahuntuk melakukanpenataanterhadappenggunaandanpenguasaantanahdi bumi ndonesia.11

10. Muchsin & mam Koeswahyono , Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan Tanah dan Penataan Ruang, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.50 11. Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.259 Pengaturantentangpenggunaantanahitusendiriuntukpertama kalinya dimuat dalam ketentuan pasal 2 ayat (2) UUPA, yang menyatakan sebagai berikut : Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk : a. mengaturdanmenyelenggarakanperuntukan,penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut; b. menentukandanmengaturhubungan-hubunganhukumantara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa, c. menentukandanmengaturhubungan-hubunganhukumantara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.Dalamhalmengaturdanmenyelenggarakanpenggunaantanah tersebut,lebihlanjutdiaturdalampasal14ayat(1)UUPAyang dinyatakan sebagai berikut : PemerintahdalamrangkasosialismeIndonesia,membuatsuatu rencanaumummengenaipersediaan,peruntukandanpenggunaan bumi,airdanruangangkasasertakekayaanalamyangterkandung didalamnya: a. untuk keperluan Negara, b. untukkeperluanperibadatandankeperluansucilainnya,sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa; c. untukkeperluanpusat-pusatkehidupanmasyarakat,sosial, kebudayaan dan lain-lain kesejahteraan; d. untukkeperluanmemperkembangkanproduksipertanian, peternakan dan perikanan serta sejalan dengan itu; e. untukkeperluanmemperkembangkanindustri,transmigrasidan pertambangan. SebagaibentuktindaklanjutterhadapketentuanPasal14UUPA tersebut,diterbitkanlahUndang-UndangNo.24Tahun1992Tentang Penataan Ruang yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Dan untuk mengatur pelaksanaan Penatagunaan tanah yang juga telah diisyaratkan dalamUndang-Undang PenataanRuangtersebutditerbitkanlahPeraturanPemerintahNomor16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah. . Pokok - Pokok dan Kebijakan Penatagunaan Tanah Kebijaksanaanpembangunannasionaldibidangpertanahan berlandaskanpadaUndang-UndangNomor5Tahun1960tentang PeraturanDasarPokok-PokokAgraria(UUPA).Undang-Undangini merupakanpenjabarandariketentuanPasal33ayat(3)UUDNR1945 yangmenyatakanbahwabumidanairdankekayaanalamyang terkandungdidalamnyadikuasaiolehNegaradandipergunakanuntuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.12 Tatagunatanahmerupakansuatukonsepyangberkaitandengan penataantanahsecaramaksimal,sebabkonseptatagunatanahselain mengaturmengenaipersediaan,penggunaanterhadapbumi,airdan ruangangkasa,jugaterhadaptanggungjawabpemeliharaantanah,

12. Muchsin & mam Koeswahyono , Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan Tanah dan Penataan Ruang, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.50 termasukdidalamnyamenjagakesuburannya.Halinisesuaiketentuan Pasal 15 UUPA yang menyatakan sebagai berikut13 :Memeliharatanah,termasukmenambahkesuburannyaserta mencegahkerusakannyaadalahkewajibantiap-tiaporang,badan hukum atau instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang ekonomis lemah BerdasarkanketentuanPasal15UUPAdiatas,secarahukum setiaporangataubadanhukumatauinstansipemerintahatauswasta yangmemilikitanahmempunyaikewajibanuntukmemeliharadan mencegah tanah tersebut dari kerusakannya.DalamPasal2PPNomor16Tahun2004tentangPenatagunaan tanah dikatakan bahwa Penatagunaan Tanah pada dasarnya berdasarkan kepadaketerpaduan,berdayagunadanberhasilguna,serasi,selaras, seimbang,berkelanjutan,keterbukaan,persamaan,keadilandan perlindunganhukum.Dalampokok-pokokpenatagunaantanah, pemanfaatanruangdikembangkandengancarapenatagunaantanah yang disebut juga pola pengelolaan tata guna tanah. Penatagunaantanahtersebutmerupakankegiatandibidang pertanahandikawasanlindungdankawasanbudayamelaluikebijakan penatagunaantanahdanpenyelenggaraanpenatagunaantanahyang dilaksanakanberdasarkanrencanadanjangkawaktuyangtelah ditetapkandalamrencanatataruangwilayahkabupaten/kotayang

1 Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.261 menjadipedomanbagipemerintahdaerahuntukmenetapkanlokasi kegiatanpembangunandalammemanfaatkanruangsertadalam menyusunprogrampembangunanyangberkaitandenganpemanfaatan ruangdidaerahtersebutsekaligusmenjadidasardalampemberian rekomendasi pengarahan pemanfaatan ruang. Kebijakanpenatagunaantanahdiselenggarakanterhadapbidang-bidangtanahyangmempunyaihak,baikterdaftarmaupunbelum, terhadaptanahNegaradantanahulayatmasyarakathukumadatsesuai denganketentuanperundang-undanganyangberlaku.Pemanfaatandan penggunaantanahtersebutharussesuaidenganrencanatataruang wilayah yang penetapannya tidak mempengaruhi status hubungan hukum atastanah,sedangkankesesuaianpenggunaandanpemanfaatannya ditentukanberdasarkanpedoman,standardaankriteriateknisyang ditetapkanpemerintahdandijabarkanlebihlanjutolehpemerintah kabupaten/kotasesuaidengankondisiwilayahnyamasing-masing sehingga penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang danwilayahtidakdapatdiperluas,dikembangkandanditingkatkan penggunaannya.14 Secaraesensialruangdantanahmerupakanmodaldasardan potensi sumber daya alam yang sangat mahal dan semakin langka. Hal ini disebabkanolehtanahdibutuhkandandimanfaatkanuntukberbagai

14. Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, h.73 bentukpembangunan.Tanahharusdapatdimanfaatkanuntuk meningkatkankesejahteraanrakyatdalamrangkamewujudkankeadilan sosial.Agarruangdantanahdapatdimanfaatkansecaraefektifdan efisiendalampemenuhankebutuhanperumahansertapemukimanyang terusmeningkatsecaradinamisprogresif,perludilakukanpembinaan sertapengelolaanruangdanpertanahansecaraterarahdanterkendali. Olehkarenaitu,pemeganghakatastanahwajibmenggunakandan memanfaatkan tanah untuk sesuai dengan Rencana TataRuang Wilayah sertamemeliharadanmencegahkerusakantanahyangsecaralangsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan perubahan terhadap sifat fisik atau hayatinya. Kegiatandibidangpertanahanmerupakansatukesatuandalam siklusagrariayangtidakdapatdipisahkan,meliputipengaturan penguasaandanpemilikantanah,penatagunaantanah,pengaturanhak-hakatastanahsertapendaftarantanah.Khususmengenairencanatata gunatanahtersebuttidakhanyaberartimenggunakantanahsecara terencanauntuksektortertentu,melainkanuntukseluruhsektorkegiatan pembangunan sebagai usaha untuk menata proyek pembangunan sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan. D. Tinjauan Umum Penguasaan dan Penggunaan Tanah PadaKawasan Sempadan Pantai PuIau-PuIau KeciI 1. Deskripsi PuIau-PuIau KeciI, Kawasan Pantai dan KawasanSempadan Pantai 1.1. Pulau-Pulau Kecil Pulau-pulaukeciladalahkumpulanpulau-pulauyangsecara fungsionalsalingberinteraksidarisisiekologis,ekonomi,sosialdan budaya,baiksecaraindividualmaupunsecarasinergisdapat meningkatkan skala ekonomi dari pengelolaan sumberdayanya.15 Dalampenjelasanpasal15PPNomor16Tahun2004tentang PenatagunaanTanah,memberikanpengertianpulaukeciladalahpulau yangluasandanjumlahpenduduknyasesuaidenganperaturanperundang-undanganyangberlaku.Padahakekatnyapulaukecildankawasanpesisir khususnyayangberkaitandenganpenguasaan,penggunaandan pemanfaatandibidang-bidangtanahyangberadadisepanjangpantai memilikikeunikantersendiribaikdarisegikegiatansosial,ekonomi, lingkungan dan sumber daya alam lainnya Pendefinisiantentangpulau-pulaukecilyangdimuatdalamPP nomor16tahun2004dijelaskanlebihrincidalamUUNomor27Tahun 2007tentangPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil, disebutkanbahwapulau-pulaukeciladalahpulauyangluasnyakurang atausamadengan2.000kilometerpersegibesertakesatuanwilayah perairandisekitarnya.Sementarakarakteristikpulau-pulaukecilmenurut

15. KeputusanMenteriKelautandanPerikananNomor41Tahun2000tentangPedomanUmum Pengelolaan Pulau- Pulau Kecil Yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat KeputusanMenteriKelautandanPerikanandanPerikananNomor 34/MEN/2002tentangPedomanUmumPenataanRuangPesisirdan Pulau-PulauKeciladalahmerupakanpengertianyangterintegrasisatu denganyanglainnya,baiksecarafisik,ekologis,sosial,budayadan ekonomi. Berikutinipendefinisianpulau-pulaukecilyangdikategorikan berdasarkanbatasandankarakteristiknyamenurutKeputusanMenteri KelautandanPerikanan Nomor 41Tahun2000tentang PedomanUmum PengelolaanPulau-PulauKecilYangBerkelanjutandanBerbasis Masyarakata.Pulauyangukuranluasnyakurangatausamadengan10.000km2, denganjumlahpenduduknyakurangatausamadengan200.000 orang; b.Secaraekologisterpisahdaripulauinduknya(mainlandisland), memilikibatasfisikyangjelas,danterpencildarihabitatpulauinduk sehingga bersifat insular; c.Mempunyaisejumlahbesarjenisendemikdankeanekaragamanyang tipikal dan bernilai tinggi; d.Daerahtangkapanair(catchmentarea)relatifkecilsehinggasebagian besar aliran air permukaan dan sedimen masuk ke laut; e.Darisegisosial,ekonomidanbudayamasyarakatpulau-pulaubersifat khas dibandingkan dengan pulau induknya. 0 1.2. Pantai Pantaididefinisikansebagaidaerahdiantarapasangtertinggidan surutterendah.Jarakterjauhdaratanpantai(pesisir)darigarispantai, tidak dapat ditetapkan secara pasti.Penentuan batas ini didasarkan pada kegiatanyangterdapatdidaerahtersebut.Selamakegiatan pendudukdi daerahtersebutmasihadakaitannyadengankegiatandilaut,maka daerahitumasihdapatdisebutpesisir.Demikianpulaperairanpantai, jarak perairan ini dari garis pantai juga tidak dapat ditetapkan secara pasti. Penentuan perairan pantai didasarkan pada kegiatan yang ada di perairan tersebut.16 Dalam definisi lain pantai diartikan sebagai sebuah wilayah dengan bentukgeografisyangterdiridaripasir,danterdapatdidaerahtepi perairanpesisirlautyangdipengaruhiairpasangtertinggidanairsurut terendah.Daerahpantaimenjadibatasantaradaratandanperairanlaut. Panjanggarispantaiinidiukurmengelilingiseluruhpantaiyang merupakandaerahteritorialsuatuNegara.Daerahpantaidapatdibagi menjadiduabagian,yaitudaerahperairanpantaidandaerahdaratan pantai (pesisir). Sedangkan batas daratan dengan pantai ada daerah yang digunakan untuk keperluan pengamanan dan perlindungan pantai di sebut sempadan pantai.DalamUUNomor27Tahun2007tentangPengelolaanWilayah PesisirdanPulau-PulauKecilmendefinisikansempadanpantaisebagai

1 nur ?uwono leoqelolooo uoetob lootol unlverslLas Cad[ah Mada ?ogyakarLa 1 h1 suatudaratansepanjangtepianyanglebarnyaproporsionaldengan bentukdankondisifisikpantai,minimal100(seratus)meterdarititik pasangtertinggikearahdarat.Sedangkankawasansempadanpantai berdasarkan Keputusan Presiden Pasal 1 angka 6 Nomor 32 Tahun 1990 tentangPengelolaanKawasanLindungadalahkawasantertentu sepanjangpantaiyangmempunyaimanfaatpentinguntuk mempertahankankelestarianfungsipantai,selanjutnyapasal14 menerangkankriteriasempadanpantaiyaitusepanjangtepianyang lebarnyaproposionaldenganbentukdankondisifisikpantaiminimal100 meterdaripasangtertinggikearahdarat,sedangkanperlindungan terhadapsempadanpantaidilakukanuntukmelindungipantaidari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. 1.3 Sempadan Pantai MenurutketentuanyangdiaturdalamKeputusanPresiden Republik ndonesia Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,yangdimaksuddengansempadan Pantaiadalahkawasan tertentusepanjangpantaiyangmempunyaimanfaatpentinguntuk mempertahankankelestarianfungsipantai.Dalampengertianlain disebutkanbahwakawasansempadanpantaimerupakandaratan sepanjangtepianpantaiyanglebarnyaproporsionaldenganbentukdan kondisifisikpantai,minimal100meterdarititikpasangtertinggikearah darat. Dalamperaturantersebutkriteriapenetapansempadanpantai meliputi: a. Daratansepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau b.Daratansepanjangtepianlautyang bentukdankondisifisik pantainya curamatauterjaldenganjarakproporsionalterhadapbentukdan kondisi fisik pantai. Kawasansempadanpantaimerupakankawasanperlindungan setempat,perlindunganterhadapsempadanpantaidilakukanuntuk melindungiwilayahpantaidarikegiatanyangmenganggukelestarian fungsipantai.Tujuankawasanperlindungansetempatmerupakanupaya dalam melindungi dan melestarikan ruang terbuka hijau di sepanjang atau sekitarkawasansumber daya airyang dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan.Kawasaniniterdiridarisempadanpantai,sempadansungai, kawasansekitardanauatauwaduk,kawasansekitarmataair,dan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal. Arahanpengelolaankawasansempadanpantaidilakukandengan ketentuan sebagai berikut :a. Perlindungankawasansempadanpantai100meterdaripasang tertinggidandilarangmengadakanalihfungsilindungyang menyebabkan kerusakan kualitas pantai. b. Perlindungansempadanpantaidansebagiankawasanpantaiyang merupakanpesisirterdapatekosistembakau,terumbukarang,padang lamun, dan estuaria dari kerusakan. c. Pengaturanre-orientasipembangunandikawasanpermukimanbaikdi kawasan perdesaan dan perkotaan dengan menjadikan pantai dan laut sebagai bagian dari latar depan. d. Penanaman bakau di kawasan yang potensial untuk menambah luasan area bakau. e. Pemanfaatankawasansepanjangpantaididalamkawasanlindung disesuaikan dengan rencana tata ruang kawasan pesisir.f.Penyediaansistemperingatandiniterhadapkemungkinanterjadinya bencana. g. Pemantapanfungsilindungdidaratanuntukmenunjangkelestarian kawasan lindung pantai. h. Mengarahkanlokasibangunandiluarsempadanpantai,kecuali bangunanyangharusadadisempadanpantai sepertidermaga,tower penjaga keselamatan pelayaran dan pengunjung pantai. i.Penetapankawasanlindungsepanjangpantaiyangmemilikinilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian. . Pengaturan Pemanfaatan Tanah Pada Kawasan Sempadan Pantai DalamPPNomor47Tahun1997tentangRencanaTataRuang WilayahNasional,Kawasansempadanpantaitermasukdalamkawasan perlindungansetempat.Dimanakawasanperlindungansetempat merupakansalahsatukawasanlindungyangmempunyaiartikawasan yangditetapkandenganfungsiutamamelindungikelestarianlingkungan hidupyangmencakupsumberdayaalamdansumberdayabuatan.Yang menjadidasarpenetapanbataskawasanlindungpadasempadanpantai yaitu daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dankondisifisikpantai,minimal100meterdarititikpasangtertinggike arah darat. Karena sempadan pantai merupakan bagian dari kategori kawasan lindungmakapengaturanpenggunaantanahnyamerujukpadaketentuan yang diatur dalam pasal 13, 14 dan 15 PP Nomor 16 Tahun 2004 tentang PenatagunaanTanahyangmenyatakanbahwapenggunaandan pemanfaatantanahpadakawasanlindungharussesuaidenganfungsi kawasan dalamrencana tata ruangwilayahdan tidak bolehmengganggu fungsi alam, tidak mengubah benteng alam dan ekosistem alami. Selanjutnya dalam peraturan tentang penatagunaan tanah tersebut jugamengaturbahwapenggunaandanpemanfaatantanahpadapulau-pulaukecildanbidang-bidangtanahyangberadadisempadanpantai, sempadandanau,sempadanwaduk,danatausempadansungai,harus memperhatikankepentinganumum,keterbatasandayadukung, pembangunanyangberkelanjutan,keterkaitanekosistem,keanekaragaman hayati serta kelestarian fungsi lingkungan. Jadidengandemikiandapatdiambilsuatukesimpulanbahwa pengaturanpemanfaatantanahpadakawasanpantaiharusmenyesuaikan denganfungsikawasanyangtelahdiaturdalamrencanatataruangdan wilayahmasing-masingdaerahkarenapadakawasansempadanpantai merupakankawasanyangdilindungidanberpotensimenentukan kelestarianataukerusakanwilayahpantaiyangdi.sebabkanfaktoralami atau buatan manusia. . Hak Atas Tanah Pada Kawasan Pantai Sesuaidenganketentuanyangdiaturdalamberbagaiperaturan perundang-undangan,kawasanpantaidikategorikansebagaikawasan lindung.Sesuaipengaturanpenguasaandanpenggunaantanahyang diaturdalamPasal11ayat(1)PeraturanPemerintahNomor16Tahun 2004tentangPenatagunaanTanahmenentukanbahwaterhadaptanah dalamkawasanlindungyangbelumadahakatastanahnyadapat diberikanhakatastanah,kecualipadakawasanhutan,dengancatatan sebagaimanadikemukakandalamPasal13bahwapenggunaandan pemanfaatantanahdikawasanlindungataukawasanbudidayaharus sesuaidenganfungsikawasandalamRencanaTataRuang Wilayahdan tidakbolehmengganggu fungsialam,tidakmengubahbentengalamdan ekosistem alami. Lahandikawasanpantaiyangtidakdibebanihakmilik,dikuasai olehnegaradandigunakansesuaiperuntukan/fungsinyauntuk kemakmuranrakyat.Peralihanstatuslahandarilahannegaramenjadi lahan yang dilekati hak yang bukan tanah negara dapat ditempuh dengan prosespelepasanataupembebasanhaksebagaimanadiaturdalamUU Pokok Agraria Jadi pemberianhakatas tanahyangberadapadakawasanpantai memangdimungkinkan.Dengandemikian,sekalipuntanahyangberada didaerahkawasanlindung,termasukdidalamnyakawasan/sempadan pantai,makakawasantersebuttetapdapatdiakuipenguasaanoleh orang-orangataubadanhukumatastanahtersebut,namunpenggunaan atastanahpadakawasantersebutharusdisesuaikandenganfungsi kawasandanjugaketentuandalamRencanaTataRuangWilayah setempat. Hanya saja ketentuan tentang pemilikan dan penguasaan tanahnya dipulau-pulaukecil,termasukpemberianhakdan pendaftarantanahnya, hinggasaatinibelumadapengaturannya,sebabberdasarkanPasal60 PeraturanPemerintahNomor40tahun1996tentangHakGunaUsaha, HakGunaBangunandanHakPakaidinyatakanbahwapemberianHak GunaUsaha,HakGunaBangunandanHakPakaiatassebidangtanah yangseluruhnyamerupakanpulauatauberbatasandenganpantaiakan diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah. Bahkan berdasarkan Surat EdaranMenteriNegaraAgraria/KepalaBadanPertanahanNasional Nomor 500-1197 Tanggal 3 Juni 1997 dinyatakan bahwa permohonan hak atastanahyangseluruhnyamerupakanpulauatauberbatasandengan pantaiuntuktidakdilayanisampaidikeluarkannyaPeraturanPemerintah yangmengaturhaltersebut.PeraturanPemerintahyangmengatur masalah tersebut hingga saat ini belum diterbitkan. Terkaitdenganpermasalahantanahtimbulpadakawasanpantai, peraturanyangsecarakhususmengaturtanahtimbulsecaraalamimemang belum ada. Pada pasal 12 PP Nomor 16 tahun 2004 hanya menyatakan bahwa tanah yang berasal dari tanah timbul atau hasil reklamasi di wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau, dan bekas sungai dikuasai langsung oleh Negara.Dalambeberapapandanganparaahlihukummengemukakanbahwa pengaturan mengenai tanah timbul ini dapat menggunakan PP No. 8/1953 yang mengaturtentangpengusahaantanah-tanahnegara,sebelumadaperaturan khususyangmengaturmengenaipenguasaantanahtimbultersebut.Peraturan tersebutmengaturhal-haltentangbenda-bendamiliknegarayangtidak bergerak, termasuk tanah-tanah negara. D. Kerangka Teori Sebagai Negara kepulauan ndonesia memilikikurang lebih 17.000 kepulauanyangterdiriataspulau-pulaubesardankecil.Dibeberapa wilayahkepulauankecildindonesiabanyakterjadipenguasaandan penggunaan tanah pada kawasan pantai yang dilakukan oleh masyarakat. Bentukpenguasaanyangterjadidenganmemanfaatkantanahpada kawasan pantai untuk berbagai kepentingan. Denganmelihatpermasalahantersebutmakapenelitianini beranjak dari teori penguasaan tanah sebagai teori utama (Grand theory). Teori penguasaan tanah yang berlaku sampai saat ini di ndonesia adalah penguasaantanahyangberdasarkanhukumadatdanhukumtanah nasional yang berdasar kepada undang-undang pokok agraria. Teoripemilikantanahberdasarkanhukumadatmengemukakan bahwatanahmerupakanmilikkomunalataupersekutuanhukum (beschikkingsrecht).Setiapanggotapersekutuandapatmengerjakan tanahdenganjalanmembukatanahterlebihdahuludanjikamereka mengerjakansecaraterus-menerusmakatanahtersebutdapatmenjadi hak milik secara individual. Dalam hal ini bisa kita lihat penjelasan Ter Haar tentang pemilikan tanah adat sebagai berikut : "Hukumadatmemberikanhakterdahulukepadaorangyangdulu menaruhtandapelarangannyaataumula-mulamembukatanah;bilamanaia tidakmengerjakanpekerjaan-pekerjaanpenebangandanpembakaranmenurut musimnya,makaoranglainbisamendesaknyasupayamemilih:mengerjakan terusataumenyerahkan tanahnyakepadanya.Jadi tuntutan pemilikanhakmilik inilenyapsamasekalibilamanaadalainorangsesamaanggotayang menginginkannya dan mendesak dia memilih satu antara kedua pilihan itu" Sedangkanteoripenguasaantanahmenuruthukumpertanahan nasional,tertuangjelasdalamUndang-UndangNomor5Tahun1960 tentangPeraturanDasarPokok-PokokAgrariapadaPasal2yang mengemukakanbahwaNegaramerupakanpemegangkebijakantertinggi dalampenguasaanatastanahatauyanglebihdikenaldenganhak menguasaiNegaraatastanah,dimanaNegaramengatur penyelenggaraan,peruntukan,penggunaan,persediaandan pemeliharaan atas tanah. 0 E. Kerangka Pikir 9engaLuran 9enguasaan uan 9enggunaan 1anah 9ada kawasan Sempadan 9anLal 9ulau9ulau kecll Dasar Hukum : - Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 - Pasal 2 & Pasal 4 UU No.5/1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria- PP No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah - PP No.16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah -Pasal 1,angka (6) dan Pasal 14, Keppres No.32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung keLeraLuran dalam penguasaan dan penggunaan Lanah pada kawasan sempadan panLal SubsLansl ALuran kebl[akan kewenangan Mekanlsme 1 . Definisi OperasionaI 1. Pulauadalah,daratanyangterbentuksecaraalamidandikelilingioleh air, dan selalu di atas muka air pada saat pasang naik tertinggi. 2. Pulau-pulaukeciladalah,pulauyangluasnyakurangatausama dengan2.000kilometerpersegibesertakesatuanwilayahperairandi sekitarnya 3. Pantai adalah sebuah wilayah dengan bentuk geografis yang terdiri dari pasir,danterdapatdi daerahpesisirlaut.Daerahpantaimenjadibatas antaradaratandanperairanlaut.Panjanggarispantaiinidiukur mengelilingiseluruhpantaiyangmerupakandaerahteritorialsuatu negara. 4.Sempadanpantaiadalah,kawasantertentusepanjangpantaiyang mempunyaimanfaat pentinguntukmempertahankankelestarianfungsi pantai 5. Penguasaan tanah secara fisik adalah penguasaan yang dilakukan atas sebidang tanah secara fisik tanpa didasari bukti penguasaan yuridis 7. Penguasaantanahsecarayuridisadalahhubunganhukumantara orangperorang,kelompok,ataubadanhukumdengantanah sebagaimanadiaturdalamUUPAdengandilandasihak,yang dilindungiolehhukumdanmemberikanwewenangkepadapemegang hakuntukmenguasaisecarafisiktanahyangdihakidengandisertai adanya bukti-bukti penguasaan yang dimiliki 8. PenatagunaanTanahadalahrangkaiankegiatanpenataan, penyediaan, peruntukan dan penggunaan tanah secara berencana dan teratur dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional. 9. Hakatastanahhakyangmemberiwewenangkepadaseseorangyang mempunyaihakuntukmempergunakanataumengambilmanfaatatas tanah tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan PeneIitian 1. Jenis PeneIitian Jenispenelitianyangdigunakandalampenelitianiniadalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan maksud untuk menggambarkan pengaturanpenguasaandanpenggunaantanahyangdilakukanoleh instansiyangterkaitdalamhaliniPemerintahdaerahdanBadan Pertanahan Nasional KotaMakassar dikawasan pantai pada pulau-pulau kecil diKota Makassar. Pendekatan PeneIitian Pendekatanpenelitianyangdigunakanbersifatkualitatif,dengan caramenganalisisdatasecarakomprehensifbaikdataprimermaupun data sekunder yang diperoleh selama melakukan penelitian. B. Lokasi PeneIitian Penelitian dilaksanakan pada pulau-pulau kecil yang ada di wilayah KotaMakassar,propinsiSulawesiSelatan.Pemilihandaerahinididasari atas pertimbangan bahwa pada beberapa pulau kecil tersebut telah terjadi penguasaandanpenggunaankawasansempadanpantaiyang dilakukan oleh masyarakat setempat. . PopuIasi Dan SampeI 1. PopuIasi YangmenjadiPopulasidalampenelitianiniadalahseluruhpulau-pulau kecil yang terdapat pada daerah Kota Makassar. . SampeITeknikpengambilansampeldalampenelitianinidilakukandengan menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu dengan cara pengambilan sampel pada beberapa pulau-pulau kecil yang terdapat di Kota Makassar, yangkawasansempadanpantainyadikuasaidandimanfaatkanoleh masyarakat. D. Jenis Dan Sumber Data 1. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari hasil observasi, kuisioner danwawancarayangdilaksanakandilokasipenelitianyangberkaitan dengan masalah penelitian. 2. Data Sekunder Datayangdiperolehberupadokumen-dokumentermasukjuga semuaperaturanperundang-undanganyangberkaitandengankawasan pesisir pantai dan literatur literatur bacaan lainnya yang sangat berkaitan dengan pembahasan penelitian ini. E. Teknik PengumpuIan Data Teknikpengumpulandatayangdigunakandalampenelitianini adalah: 1. ObservasiDengan caramelakukan pengamatansecara langsung terhadap obyek penelitian.2. Wawancara Dengan cara meminta keterangan secara langsung kepada pihak-pihak yangdianggapdapatmemberikanketeranganmengenaiobyek penelitian. 3. Studi Dokumen Melakukanpenelitiankepustakaanterhadapdokumen-dokumenyang berhubungan dengan materi penelitian. . AnaIisis Data Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengancaramendeskripsikandata-datayangtelahdiperolehselama penelitian untuk memberikan gambaran dengan jelas dan benar mengenai hal yang menjadi objek penelitian.