bab i ppok.docx

Upload: alin-lin-lin

Post on 04-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    1/30

    BAB IKONSEP DASAR

    PENDAHULUAN

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang progresif, artinya penyakit ini berlangsung

    seumur hidup dan semakin memburuk secara lambat dari tahun ke tahun. Dalam perjalanan penyakit ini terdapatfase-fase eksaserbasi akut. erbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitufaktor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi udara, polusi lingkungan,infeksi, genetik dan perubahan cuaca.

    Derajat obtruksi saluran nafas yang terjadi, dan identifikasi komponen yang memugkinkan adanya re!ersibilitas."ahap perjalanan penyakit dan penyakit lain diluar paru seperti sinusitis dan faringitis kronik. #ang pada akhirnyafaktor-faktor tersebut membuat perburukan makin lebih cepat terjadi. $ntuk melakukan penatalaksanaan PPOK perludiperhatikan faktor-faktor tersebut, sehingga pengobatan PPOK menjadi lebih baik.

    Penyakit paru obstruksi kronik adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik, bronkiektasis,emfisema dan asma, yang merupakan kondisi ire!ersibel yang berkaitan dengan dispnea saat akti!itas danpenurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.

    Penyakit paru obstruksi kronik adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupamemanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran napas dan tidak banyakmengalami perubahan dalam masa obser!asi beberapa %aktu.

    BAB IITINJAUAN TEORI

    I. DEFINISI

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    2/30

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (&OPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakitparu-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaranpatofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan &OPD adalah 'ronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronchiale ( elt*er, + ' /)0.

    "etapi dalam suatu 1egara, yang termasuk didalam &OPD adalah emfisema paru- paru dan ronchitis Kronis. 1amalain dari copd adalah 2&hronic obstructi!e air%ay disease 2 dan 2&hronicObstructi!e 3ung Diseases (&O3D)2

    II. ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Anatomi fisiologi Pa!"#a!

    erupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung ha%a 4 al!eoli).5elembung-gelembung al!eoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. 6ika dibentangkan luas permukaannya lebihkurang / m+pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara, O+masuk ke dalam darah dan &+ dikeluarkan dari darah.anyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 7.. buah (paru-paru kiri dan kanan).

    Pembagian paru-paru8 paru-paru dibagi + (dua) '. Paru-paru kanan, terdiri dari 9 lobus (belah paru), 3obus Pulmo dekstra superior, 3obus media, dan lobus

    inferior. "iap lobus tersusun oleh lobulus.

    +. Paru-paru kiri, terdiri dari8 Pulmo sinester lobus superior dan lobus inferior. "iap-tiap lobus terdiri daribelahan-belahan yang lebih kecil bernama segment.Paru-paru kiri mempunyai segmen yaitu8 (lima) buah segment pada lobus superior, dan (lima) buah segmentpada inferior. Paru-paru kanan mempunyai segmen yaitu8 (lima) buah segmen pada lobus superior8 + (dua) buahsegmen pada lobus medialis, dan 9 (tiga) buah segmen pada lobus inferior. "iap-tiap segmen ini masih terbagi lagimenjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.

    Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikal yang berisi pembuluh-pembuluh darah getahbening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus inibercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus al!eolus. "iap-tiap duktus al!eolus berakhirpada al!eolus yang diameternya antara ,+ - ,9 mm.

    L$ta% #a!"#a!.

    Pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada:ka!um mediastinum. Pada ba-gian tengah iiutcrdapal lampuk paiu-paru alau hilus Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaputyang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi + (dua)'

    . Pleura !iseral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru.+. Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar

    ;ntara kedua pleura ini terdapat rongga (ka!um) yang disebut ka!um pleura. Pada keadaan normal, ka!um pleura ini!akum:hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eskudat) yangberguna untuk meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dadadimana se%aktu bernapas bergerak.

    P$m&!l!' (aa' #a(a #a!

    irkulasi pulmonar berasal dari !entrikel kanan yang tebal dinding :9dan tebal !entrikel kiri, Perbedaan inimenyebabkan kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tekanan yang

    ditimbulkan oleh kontraksi !entrikel kiri. elain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir keparu-paru dad aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah 2kaya oksigen2 (o

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    3/30

    Dari epitel al!eoli, akhirnya kapiler menjadi satu sampai menjadi !ena pulmonalis dan sejajar dengan cabangtenggorok yang keluar melalui tampuk paru-paru ke serambi jantung kiri (darah mengandung +), sisa dari !enapulmonalis ditentukan dari setiap paru-paru oleh !ena bronkialis dan ada yang mencapai !ena ka!a inferior, makadengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.

    Kapasitas paru-paru. erupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara didalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut '

    . Kapasitas total. #aitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalamhal ini angka yang kita dapat tergantung pada beberapa hal' Kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk seseorang,

    +. Kapasitas !ital. #aitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksima.l Dalam keadaanyang normal kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak = liter

    9. >aktu ekspirasi. Di dalam paru-paru masih tertinggal 9 liter udara. Pada %aktu kita bernapas biasa udarayang masuk ke dalam paru-paru +.? cm9 (+ :+liter)

    @. 6umlah pernapasan. Dalam keadaan yang normal' Orang de%asa' ? - A

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    4/30

    Ketika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akanmeningkat.

    @. Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan normal) dan mengganggualiran udara. ukus kental ini bersama-sama dengan produksi mukus yang banyak akan menghambat beberapaaliran udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. ronchitis kronis mula-mula mempengaruhi hanya padabronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena.

    . ukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas, terutama selama ekspirasi.

    6alan nafas mengalami kollaps, dan udara terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi inimenyebabkan penurunan !entilasi al!eolar, hypo

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    5/30

    Pada saat al!eoli dan septa kollaps, udara akan tertahan diantara ruang al!eolar (disebut blebs) dan diantaraparenkim paru (disebut bullae). Proses ini akan menyebabkan peningkatan !entilatory pada 2dead space2 atau areayang tidak mengalami pertukaran gas atau darah. Kerja nafas meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan fungsi

    jaringan paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

    Fmfisema juga menyebabkan destruksi kapiler paru, lebih lanjut terjadi penurunan perfusi oksigen dan penurunan!entilasi. Pada beberapa tingkat emfisema dianggap normal sesuai dengan usia, tetapi jika hal ini timbul pada a%al

    kehidupan (usia muda), biasanya berhubungan dengan bronchitis kronis dan merokok

    Asma

    ;sma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensiti!itas cabang-cabang trakeobronkial terhadappelbagai jenis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran-saluran napas secara periodicdan re!ersible akibat bronkospasme

    Bon%i$%tasis

    ronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi,termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluranpernapasan atas, dan tekanan terhadap tumor, pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfe

    I). ETIOLOGI

    Ftiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor risiko yang terdapat pada penderitaantara lain'

    . erokok sigaret yang berlangsung lama+. Polusi udara9. Bnfeksi peru berulang@. $mur . 6enis kelamin?. Cas7. Defisiensi alfa- antitripsinA. Defisiensi anti oksidan

    Pengaruh dari masing-masing faktor risiko terhadap terjadinya PPOK adalah saling memperkuat dan faktor merokokdianggap yang paling dominan

    ). PATOFISIOLOGI

    Eungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elastisitas jaringan paru dandinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurangsehingga sulit bernapas.

    Eungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalamparu-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru.erkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi !entilasiparu.

    Eaktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakanpada dinding bronkiolus terminalis. ;kibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis),yang mengalami penutupan atau obstruksi a%al fase ekspirasi. $dara yang mudah masuk ke al!eoli pada saatinspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam al!eolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping).

    Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya. ;danya obstruksi pada a%alekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Eungsi-fungsi paru'!entilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (rannon, et al, //9).

    )I. TANDA DAN GEJALA

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    6/30

    "anda dan gejala akan mengarah pada dua tipe pokok'. empunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis (blue bloater).+. empunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).

    "anda dan gejalanya adalah sebagai berikut'. Kelemahan badan

    +. atuk9. esak napas@. esak napas saat akti!itas dan napas berbunyi. engi atau %hee*e?. Fkspirasi yang memanjang7. entuk dada tong (arrel &hest) pada penyakit lanjutA. Penggunaan otot bantu pernapasan/. uara napas melemah. Kadang ditemukan pernapasan paradoksal. Fdema kaki, asites dan jari tabuh

    )II. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut'

    . Pemeriksaan radiologistPada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan'

    . "ubular shado%s atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang parallel, keluar dari hilusmenuju apeks paru. ayangan tersebut adalah bayangan bronkus yang menebal.

    +. &orak paru yang bertambah

    Pada emfisema paru terdapat + bentuk kelainan foto dada yaitu'9. 5ambaran defisiensi arteri, terjadi o!erinflasi, pulmonary oligoemia dan bula. Keadaan ini lebih

    sering terdapat pada emfisema panlobular dan pink puffer.@. &orakan paru yang bertambah.. Pemeriksaan faal paru

    Pada bronchitis kronik terdapat GFP dan KG yang menurun, GC yang bertambah dan K"P yang normal. Padaemfisema paru terdapat penurunan GFP, KG, dan K;F (kecepatan arum ekspirasi maksimal) atau FEC(ma

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    7/30

    9. emberantas infeksi dengan antimikroba. ;pabila tidak ada infeksi antimikroba tidak perlu diberikan.Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensiti!itas ataupengobatan empirik.

    @. engatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid untuk mengatasiproses inflamasi (bronkospasme) masih kontro!ersial.

    . Pengobatan simtomatik.?. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.

    7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran lambat - + liter:menit."indakan rehabilitasi yang meliputi'. Eisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran secret bronkus.+. 3atihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan yang paling efektif.9. 3atihan dengan beban oalh raga tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani.@. Gocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali mengerjakan pekerjaan

    semula.Pat'og$n$sis P$natala%sanaan *M$(is+

    . Pencegahan ' encegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara+. "erapi eksaserbasi akut di lakukan dengan '. ;ntibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi

    Bnfeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Bnfluen*a dan . Pneumonia, maka digunakan ampisilin @ < .+-.?:hariatau eritromisin @.?:hari ;ugmentin (amoksilin dan asam kla!ulanat) dapat diberikan jika kuman penyebabinfeksinya adalah H. Bnfluen*a dan . &acarhalis yang memproduksi . 3aktamase Pemberiam antibiotik sepertikotrimaksasol, amoksisilin, atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat

    penyembuhan dan membantu mempercepat kenaikan peak flo% rate. 1amun hanya dalam 7- hari selama periodeeksaserbasi. ila terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka dianjurkan antibiotik yang kuat.

    +. "erapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena hiperkapnia danberkurangnya sensiti!itas terhadap &O+

    9. Eisioterapi membantu pasien untuk mengelurakan sputum dengan baik.@. ronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b

    dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol mg dan atau ipratopium bromida + mg diberikan tiap? jam dengan nebuli*er atau aminofilin ,+ - ,? BG secara perlahan.

    9. "erapi jangka panjang di lakukan '. ;ntibiotik untuk kemoterapi pre!entif jangka panjang, ampisilin @,+-,:hari dapat menurunkan

    kejadian eksaserbasi akut.+. ronkodilator, tergantung tingkat re!ersibilitas obstruksi saluran napas tiap pasien maka sebelum

    pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi faal paru.9. Eisioterapi@. 3atihan fisik untuk meningkatkan toleransi akti!itas fisik

    . ukolitik dan ekspektoran?. "erapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe BB dengan PaO+ (7,9 Pa (

    Hg)Cehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatansosialisasi agar terhindar dari depresi.

    I,. KOMPLIKASI

    1. Hipo

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    8/30

    ?. tatus ;smatikuserupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bronchial. Penyakit ini sangat berat, potensialmengancam kehidupan dan seringkali tidak berespon terhadap therapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantupernafasan dan distensi !ena leher seringkali terlihat.

    BAB III

    ASUHAN KEPERA-ATAN PASIEN PPOKDari seluruh dampak di atas, maka diperlukan suatu asuhan kepera%atan yang komprehensif baik bio, psiko, sosialdan melalui proses pera%atan yaitu mulai dari pengkajian sampai e!aluasi.

    P$ng%aian

    Pengkajian mencakup informasi tentang gejala-gejala terakhir dan manifestasi penyakit sebelumnya. erikut inibeberapa pedoman pertanyaan untuk mendapatkan data ri%ayat kesehatan dari proses penyakit'

    . udah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan0+. ;pakah akti!itas meningkatkan dispnea09. erapa jauh batasan pasien terhadap toleransi akti!itas0@. Kapan pasien mengeluh paling letih dan sesak napas0. ;pakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruh0?. Ci%ayat merokok07. Obat yang dipakai setiap hari0A. Obat yang dipakai pada serangan akut0/. ;pa yang diketahui pasien tentang kondisi dan penyakitnya0

    Data tambahan yang dikumpulkan melalui obser!asi dan pemeriksaan sebagai berikut'. Erekuensi nadi dan pernapasan pasien0+. ;pakah pernapasan sama tanpa upaya09. ;pakah ada kontraksi otot-otot abdomen selama inspirasi0@. ;pakah ada penggunaan otot-otot aksesori pernapasan selama pernapasan0. arrel chest0?. ;pakah tampak sianosis07. ;pakah ada batuk0A. ;pakah ada edema perifer0/. ;pakah !ena leher tampak membesar0

    . ;pa %arna, jumlah dan konsistensi sputum pasien0. agaimana status sensorium pasien0+. ;pakah terdapat peningkatan stupor0 Kegelisahan09. Hasil pemeriksaan diagnosis seperti '. &hest I-Cay '

    Dapat menunjukkan hiperinflation paru, flattened diafragma, peningkatan ruang udara retrosternal, penurunan tanda!askular:bulla (emfisema), peningkatan bentuk broncho!askular (bronchitis), normal ditemukan saat periode remisi(asthma)

    +. Pemeriksaan Eungsi Paru ' Dilakukan untuk menentukan penyebab dari dyspnea, menentukanabnormalitas fungsi tersebut apakah akibat obstruksi atau restriksi, memperkirakan tingkat disfungsi dan untukmenge!aluasi efek dari terapi, misal ' bronchodilator.

    9. "3& ' eningkat pada bronchitis berat dan biasanya pada asthma, menurun pada emfisema.@. Kapasitas Bnspirasi ' enurun pada emfisema. EFG:EG& ' Catio tekanan !olume ekspirasi (EFG) terhadap tekanan kapasitas !ital (EG&)

    menurun pada bronchitis dan asthma.

    ?. ;5s ' enunjukkan proses penyakit kronis, seringkali PaO+ menurun dan Pa&O+ normal ataumeningkat (bronchitis kronis dan emfisema) tetapi seringkali menurun pada asthma, pH normal atau asidosis,alkalosis respiratori ringan sekunder terhadap hiper!entilasi (emfisema sedang atau asthma).

    7. ronchogram ' Dapat menunjukkan dilatasi dari bronchi saat inspirasi, kollaps bronchial padatekanan ekspirasi (emfisema), pembesaran kelenjar mukus (bronchitis)

    A. Darah Komplit ' Peningkatan hemoglobin (emfisema berat), peningkatan eosinofil (asthma)./. Kimia Darah ' ;lpha -antitrypsin dilakukan untuk kemungkinan kurang pada emfisema primer.. putum Kultur ' $ntuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen, pemeriksaan sitologi

    untuk menentukan penyakit keganasan atau allergi.

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    9/30

    . F&5 ' De!iasi aksis kanan, gelombang P tinggi (asthma berat), atrial disritmia (bronchitis), gel. Ppada 3eads BB, BBB, ;GE panjang, tinggi (bronchitis, emfisema), a

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    10/30

    +. Pola na#as ti(a% $f$%tifberhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan iritan jalannapas.

    . "ujuan' Perbaikan pola pernapasan klien+. Bnter!ensi'. ;jarkan klien latihan bernapas diafragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan.+. erikan dorongan untuk menyelingi akti!itas dengan periode istirahat. iarkan pasien

    membuat keputusan tentang pera%atannya berdasarkan tingkat toleransi pasien.

    9. erikan dorongan penggunaan latihan otot-otot pernapasan jika diharuskan.9. Gangg!an #$t!%aan gasberhubungan dengan ketidaksamaan !entilasi perfusi. "ujuan' Perbaikan dalam pertukaran gas+. Bnter!ensi kepera%atan'. Deteksi bronkospasme saat auskultasi .+. Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia.9. erikan obat-obatan bronkodialtor dan kortikosteroid dengan tepat dan %aspada

    kemungkinan efek sampingnya.@. erikan terapi aerosol sebelum %aktu makan, untuk membantu mengencerkan sekresi

    sehingga !entilasi paru mengalami perbaikan.. Pantau pemberian oksigen.@. Intol$ansi a%ti0itasberhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.. "ujuan' emperlihatkan kemajuan pada tingkat yang lebih tinggi dari akti!itas yang mungkin.+. Bnter!ensi kepera%atan'. Kaji respon indi!idu terhadap akti!itas8 nadi, tekanan darah, pernapasan.

    +. $kur tanda-tanda !ital segera setelah akti!itas, istirahatkan klien selama 9 menitkemudian ukur lagi tanda-tanda !ital.

    9. Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill dane

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    11/30

    +. Bnter!ensi'. ;jarkan mengkoordinasikan pernapasan diafragmatik dengan akti!itas seperti berjalan,

    mandi, membungkuk, atau menaiki tangga.+. Dorong klien untuk mandi, berpakaian, dan berjalan dalam jarak dekat, istirahat sesuai

    kebutuhan untuk menghindari keletihan dan dispnea berlebihan. ahas tindakan penghematan energi.9. ;jarkan tentang postural drainage bila memungkinkan.A. Ansi$tasberhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap kematian, keperluan

    yang tidak terpenuhi.. "ujuan' Klien tidak terjadi kecemasan+. Bnter!ensi kepera%atan'. antu klien untuk menceritakan kecemasan dan ketakutannya pada pera%at.+. 6angan tinggalkan pasien sendirian selama mengalami sesak.9. 6elaskan kepada keluarga pentingnya mendampingi klien saat mengalami sesak./. Ko#ing in(i0i(! ti(a% $f$%tifberhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat akti!itas

    rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.. "ujuan' Pencapaian tingkat koping yang optimal.+. Bnter!ensi kepera%atan'. engadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang ditujukan pada

    pasien.+. Dorong akti!itas sampai tingkat toleransi gejala9. ;jarkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi pasien.@. Daftarkan pasien pada program rehabilitasi pulmonari bila tersedia.

    . "ingkatkan harga diri klien.?. Cencanakan terapi kelompok untuk menghilangkan kekesalan yang sangat menumpuk.. K!ang #$ng$ta'!anberhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi.. "ujuan' Klien meningkat pengetahuannya.+. Bnter!ensi kepera%atan'. antu pasien mengerti tentang tujuan jangka panjang dan jangka pendek8 ajarkan pasien

    tentang penyakit dan pera%atannya.+. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok. erikan informasi tentang sumber-sumber

    kelompok.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Danu antoso Halim,Dr.pP ' Blmu Penyakit Paru, 6akarta //A, hal '?/-/+.

    +. Darmojo8 artono (///) uku ;jar 5eriatri (Blmu Kesehatan $sia 3anjut), 6akarta' alai penerbit EK$B

    9. Doenges, arilynn F. (///) Cencana ;suhan Kepera%atan' Pedoman untuk Perencanaan danPendokumentasian Pasien, alih bahasa' B ade Kariasa, 1i ade umar%ati, edisi 9, 6akarta' F5&

    @. &arpenito, 3ynda 6uall (//7) uku aku Diagnosa Kepera%atan, alih bahasa' #asmin ;sih, edisi ?,6akarta' F5&

    . 5.imon ' Diagnostik Contgen, cetakan ke-+, Frlangga, /A, hal '9-9+.?. 5ofton, Douglas ' Cespiratory Disease, 9rd edition, P5 Publishing Pte 3td, /A@, page ' 9@?-97/.7. 5rainger, ;llison ' Diagnostic Caddiology ;n ;nglo ;merican "eahjudi (+) Kepera%atan 5erontik, edisi +, 6akarta' F5&. Perhimpunan Dokter pesialis Penyakit Dalam Bndonesia (+) uku ;jar Blmu Penyakit Dalam 6ilid BB, edisi

    ketiga, 6akarta' balai Penerbit EK$B?. Price yl!ia ;nderson (//7) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, alih bahasa' Peter

    ;nugerah, uku Kedua, edisi @, 6akarta' F5& .7. melt*er, u*anne &. (+) uku ;jar Kepera%atan edikal edah runner uddarth, alih bahasa'

    ;gung >aluyo (et. al.), !ol. , edisi A, 6akarta' F5&

    Cead more';skep PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

    http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/askep-ppok-penyakit-paru-obstruktif.html#ixzz3miDpevhvhttp://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/askep-ppok-penyakit-paru-obstruktif.html#ixzz3miDpevhvhttp://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/askep-ppok-penyakit-paru-obstruktif.html#ixzz3miDpevhv
  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    12/30

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    13/30

    Askep Klien PPOM (COPD) / PPOKRABU, JANUARI 13, 2010

    DEFENISI:

    COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)

    Sindroma klinis yan beru!a dys!nea kronis denan obstruksi aliran udara eks!irasi

    akibat bronkhitis dan atau em"sema

    Penyakit !aru kronik yan ditandai denan hambatan aliran udara saluran na!as

    karena !enyakit bronkhitis kronis dan atau em"sema !aru

    Penyakit Paru Obstruksi #ronik $PPO#% adalah !enyakit !aru denan ter&adinya

    sumbatan aliran udara !ada !aru yan berlansun lama'

    Diagnosis PPOK

    http://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/01/askep-klien-ppom-copd-ppok.htmlhttp://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/01/askep-klien-ppom-copd-ppok.html
  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    14/30

    #eluhan umum !ada PPO#:

    Sesak na!as

    atuk kronis

    S!utum !rodukti

    Di!astikan denan u&i s!irometri:

    *EP+ (FE* +) !asca bronkhodilator , - ./01 serta *EP+2#*P (FE*+2F*C) , - 3/0

    Jenis PPOK:

    ronchitis Chronic dan Em!hysema'

    Pada bronchitis chronic ter&adi !eradanan !ada dindin saluran na!as sehinamenhasilkan terlalu banyak lendir' 4kibatnya saluran na!as menyem!it sehina

    !ertukaran udara di !aru teranu' Pada bronchitis chronic &ua ter&adi kerusakan

    !ada cilia yan berunsi untuk membersihkan lendir berlebihan dalam saluran

    na!as'

    Pada em!hysema1 ter&adi !embesaran dan kerusakan luas alveoli1 sehina ter&adi

    anuan !ertukaran udara dalam !aru'

    Bronkhitis Kronis

    Sindroma beru!a batuk !rodukti kronis (sekuran5kurannya 6 bulan berturut5turut

    dan !alin sedikit selama 7 tahun ) tan!a !enyebab lain yan da!at diidenti"kasi'

    Emphysema

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    15/30

    Dianosis !atolois yan bercirikan !embesaran rona udara di sebelah distal

    bronchioli terminal (bronkhus terminal) disertai denan kerusakan dindin alveolus'

    Riwayat dan pemeriksaan fsik

    atuk5batuk kronis !rodukti

    Sesak naas (8aki!nea)

    Pernaasan denan bibir menkerut

    9iayat merokok yan berarti

    De"siensi antitri!sin al!ha5+ !ada bukan !erokok

    Pada !erkusi dada hi!eresonansi

    Suara !ernaasan munkin melemah

    Foto sinar X dada

    Diarama rendah dan datar

    ermanaat selama eksaserbasi akut untuk menyinkirkan kom!likasi se!erti

    !neumonia atau !neumothorak

    Perubahan EK

    *oltase ;9S rendah

    ila ter&adi kor !ulmonal ter&adi deviasi !ada hantaran II1 III dan a*F

    Pemeriksaan !ungsi paru

    FE*+ dan semua !enukuran udara eks!irasi berkuran

    *olume residu ( 9*) dan #a!asitas total !aru bertambah

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    16/30

    #a!asitas *ital (#*) berkuran

    Pemeriksaan "D

    Pa CO7 naik

    Saturasi hemolobin menurun

    4sidosis res!iratorik

    Faktor5aktor yan mem!enaruhi timbulnya bronkhitis kronis dan em!hysema

    #$Rokok

    hi!er!lasi kelen&ar mukus bronkhus

    meta!lasia skuamus e!itel saluran !ernaasan

    Inhibisi aktivitas sel rambut etar1 makroa alveolar1 suraktan

    %$ &n!eksi

    akteri terbanyak adalah ae dan Stre!tococcus !neumonia

    '$ Po(usi

    ?at5>at kimia yan da!at menyebabkan bronkhitis adalah: N7O1 on1 O7

    )$ Keturunan

    elum diketahui di!enaruhnya kecuali de"siensi al!ha5+ anti tri!sin adalah

    kelainan an diturunkan secara autosom resesi

    *$+osia( Ekonomi

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    17/30

    #ematian !enderita bronkhitis kronis lebih banyak !ada olonan sosial ekonomi

    rendah

    Pato"sioloi

    Di dalam !aru ada keseimbanan antara en>im !roteolitik elastase dan anti

    elastase untuk menceah kerusakan &arinan

    Sumber elastase: sel P@N1 makroa alveolar

    Sumber elastase di!enaruhi oleh: asa! rokok1 ineksi

    4nti Elastase beru!a en>im al!ha5+ anti tri!sin

    ila elastase meninkat maka anti elastase menurun

    #arena ter&adi ketidakseimbanan antara elastase dan anti elastase maka ter&adi

    kerusakan &arinan elastin !aru dan ter&adi em"sema

    Penyem!itan sal' !ernaasan ter&adi PPO@

    Pada bronkhitis kronis !enyem!itan ter&adi !ada saluran !ernaasan kecil dan besar

    karena !roses hi!ertro!i1 hi!er!lasi kelen&ar mukus

    Pada em"sema !enyem!itan karena elastisistas !aru berkuran

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    18/30

    Pada !aru terda!at keseimbanan antara tekanan yan menarik &arinan !aru

    keluar denan yan menarik ke dalam

    #eluar oleh tekanan intra !leural dan otot dindin dada

    #edalam oleh elastisitas !aru

    #eseimbanaan tersebut membentuk #a!asitas residu unsional

    PEN484A4#S4N44N

    8erda!at B kom!onen !enatalaksanaan PPO# menunut

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    19/30

    Edukasi

    +asaran dari penata(aksanan PPOK ini ada(ah :

    @enceah !roresivitas !enyakit

    @enhilankan keluhan

    @eninkatkan toleransi aktivitas

    @eninkatkan status kesehatan

    @enceah dan menobati eksaserbasi

    @enceah dan menobati kom!likasi

    @enurunkan mortalitas

    1. Sto! @erokok

    ila !asien da!at berhenti merokok maka !roresivitas !enurunan *EP+ nya da!at

    di!erkecil'

    +trategi yang dian,urkan

    4sk: lakukan identi"kasi !erokok !ada setia! kun&unan

    4dvice: terankan tentan keburukan2dam!ak merokok sehina !asien didesak

    mau berhenti merokok'

    4ssess: yakinkan !asien untuk berhenti merokok'

    4ssist: bantu !asien dalam !roram berhenti merokok'

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    20/30

    4rrane: &adalkan kontak usaha berikutnya yan lebih intensi1 bila usaha !ertama

    masih belum memuaskan'

    Pasien PPO# yan merokok akan menalami !enurunan *EP+ / ml2tahun (!ada

    oran normal yan tidak merokok1 !enurunan *EP+ hanya +. ml2tahun)'

    Saat ini terda!at bebera!a usaha berhenti merokok se!erti :

    !emakaian nikotin um1 !atch1 s!ray2inhaler'

    obat5obat klonidin1 bu!ro!ion'

    hi!nosis1 dll'

    2.8era!i Farmakoloi PPO#

    1. Terapi PPOK Stabil

    7'+'+' ronkodilator

    Penobatan utama PPO# adalah denan obat bronkodilator' ronkodilator utama

    yan serin di!akai adalah : aonis5b 1 antikolinerik1 methyl5Ganthin'

    Pemberian secara inhalasi (metered dose inhaler) lebih menuntunkan dari!ada

    cara oral atau !arenteral karena eeknya ce!at !ada oran !aru dan eek

    sam!innya minimal'

    Pemberian secara @DI lebih disarankan dari!ada !emberian cara nebuli>er

    ronkodilator ker&a ce!at (enoterol1 salbutamol1 terbutalin) lebih menuntunkan

    dari!ada yan ke&a lambat (salmeterol1 ormeterol)1

    Eek bronkodilator kere&a ce!at sudah dimulai dalam bebera!a menit dan eek

    !uncaknya ter&adi setelah + 5 7/ menit dan berakhir setelah B 5 &am'

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    21/30

    Sedankan bronkodilator ker&a lambat banyak di!akai secara teratur dan lama1 eek

    !uncaknya setelah 6/ 5 / menit1 ta!i ia mem!unyai aktu ker&a yan sedikit lebih

    lama yaitu H 5 . &am'

    Pemakaian teo"lin tidak banyak1 karena batas antara dosis tera!eutik dan dosis

    toksiknya terlalu dekat'

    #ombinasi yan terbanyak di!akai untuk PPO# adalah aonis5b ker&a ce!at

    (enoterol1 salbutamol)1 dan antikolinerik (i!ratro!ium)

    7'+'7' Steroid

    8era!i PPO# denan steroid masih kontroversial' alau!un beitu steroid masih

    di!akai secara terbatas dan biasanya diberikan setelah tera!i bronkodilator masih

    belum memberikan hasil yan o!timal'

    Pemberian steroid oral &anka !an&an tidak direkomendasikan karena tidak

    terda!at bukti !erbaikan dari !emberian steroid &anka !an&an1 malah terda!ateek sam!in steroid sistemik se!erti mio!ati yan membuat kelemahan otot

    sehina menurunkan unsi !aru dan bisa &ua ter&adi keaalan !erna!asan !ada

    !asien PPO# lan&ut'

    %$%$-erapi PPOK eksaserbasi akut

    Pemeriksaan s!irometri !ada umumnya menun&ukkan keadaan eksaserbasi yan

    berat bila nilai arus !uncak eks!irasi , 4PE (PEF) - +// A2detik atau *EP+ - + A

    7'7'+' Penatalaksanaan eksaserbasi akut PPO# di rumah

    Pemberian bronkodilator sama denan PPO# stabil1 teta!i !ada keadaan

    eksaserbasi akut1 dosis dan rekuensi !emberian @DI da!at ditinkatkan men&adi B 5

    H G 7 5 B hiru! sehari'

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    22/30

    7'7'7' Penatalaksanaan eksaserbasi akut PPO# di 9umah Sakit

    Indikasi raat di 9S !ada eksaserbasi akut PPO#

    o #eluhan makin berat1 misalnya sesak na!as masih ada aktu istirahat

    o 9iayat PPO# berat

    o 8erda!at e&ala sianosis1 edema !eriero 9es!ons tera!i aal eksaserbasi akut aal

    o #omorbiditas yan serius

    o 4ritmia

    o Jsia lan&ut

    o 8idak tersedia !eraatan rumah yan memadai'

    8era!i armakoloi !ada PPO# di 9S adalah:

    o ronkodilator ker&a ce!at : aonis5bo Steroid : oral atau I*

    o 4ntibiotik : oral atau I*

    o Pertimbankan teo"lin oral atau I* (masih kontroversial)

    o Pertimbankan ventilator mekanik invasi'

    Pada keadaan berat se!ert& ancaman aal na!as akut1 kelainan asam basa berat

    atau !erburukan status mental dll1 maka !emasanan ventilator mekanik invasi

    da!at di!ertimbankan'

    Dalam hal ini &enis ventilasi yan banyak di!akai adalah assisted control ventilation1

    !ressure su!!ort ventilation1 intermittent mandatory ventilation'

    7'7'6' Obat5obat tambahan lainnya

    a' a5antitri!sin

    b' @ukolitik

    8era!i oksien !ada PPO#

    Pemberian O7 bertu&uan untuk menceah kerusakan sel5sel atau oran' Oksien

    diberikan terutama !ada aktu :

    o

    keadaan eksaserbasi akut

    o keadaan aktu beraktivitas

    o terus5menerus (&anka !an&an) !ada PPO# berat yakni + &am 2 hari1 dosis +57

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    23/30

    A2m denan nasal kanul !ada keadaan :

    o Pa/7 - mm

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    24/30

    -erdapat beberapa akti.itas rehabi(itasi :

    '+' Aatihan Fisik

    a' Aatihan !eninkatan kemam!uan otot5otot !erna!asan' Otot !erna!asan !asienPPO# banyak yan lelah1 sehina !erlu ditinkatkan untuk menda!atkan nilai

    ventilasi yan maksimal

    b' Aatihan endurance'' Aatihan ber&alan kaki banyak di!akai ta!i latihan naik

    tana1 berse!eda dll &ua da!at dilakukan'

    '7' Aatihan !erna!asan

    8u&uannya adalah berna!as yan eekti denan memakai otot !erna!asan

    (diarama dan otot dada) seo!timal munkin1 sehina ventilasi lebih baik1

    Aatihan !erna!asan $!ursed5li! breathin dan dia!hramatic breathin%' :

    Pursed/(ip breathing

    duduk teak denan otot leher dan bahu dalam keadaan rileks'

    8arik na!as secara !erlahan melalui hidun selama 7 hitunan'

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    25/30

    8em!atkan salah satu tanan di uluhati dan tanan lainnya di dada'

    8arik na!as secara !erlahan melalui hidun selama 7 hitunan'

    Aalukan denan cara yan benar sam!ai 4nda merasakan otot uluhati dalam

    keadaan rileks dan menemban dan !osisi dada tidak berubah'

    #encankan otot uluhati dan hembuskan na!as melalui mulut B hitunan' 4nda

    akan merasa otot uluhati menem!is'

    Perkusi dada1 untuk membantu meneluarakan dahak2lendir yan berlebihan dari

    !aru' Denan cara : ra!atkan kelima &ari tanan 4nda membentuk mankuk lalu

    te!uk5te!uk dada dan !unun $denan atau tan!a bantuan oran lain% secara

    lembut'

    '6' 9ehabilitasi !sikososial

    Pasien PPO# serin menalami de!resi dan banyak kehilanan aktu untuk ker&a1sehina !erlu tera!i !sikolois dan nasihat untuk aktivitas sosialnya' Kika

    di!erlukan1 !asien da!at diberikan obat5obat anti de!resi'

    H' Nutrisi !ada PPO#

    Pemberian nutrisi hendaknya seimban berdasarkan kalori yan dibutuhkan

    Di sam!in itu !orsi makanan yan disa&ikan hendaknya kecil sa&a ta!i lebih serin'

    #om!onen nutrisi lain yan &ua dian&urkan adalah rendah Na1 dan tini !ada @1

    vitamin C1 vitamin E'

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    26/30

    @akanan sebaiknya sear (natural) dan disertai denan buah serta sayuran'

    3' Pembedahan !ada PPO#

    iasanya dilakukan !ada PPO# berat dan tindakan o!erasi diambil bila diyakini

    da!at mem!erbaiki unsi !aru atau erakan mekanik !aru'

    .' *aksinasi !ada PPO#

    *aksinasi terhada! in=uen>a *aksinasi terhada! !neumokok'

    ' Edukasi !ada PPO#

    Pasien denan batuk kronik dan sesak na!as yan !reresi !erlu menetahui

    tentan :

    o keadaan status kesehatannya (tinkat !enyakit dan !enobatannya)

    o baaimana da!at melakukan aktivitas yan terbatas &adi lebih o!timal

    o baaimana menceah !erburukan !enyakit (eksaserbasi akut)o baaimana cara berhenti merokok atau men&auhi !olusi udara

    o menerankan tentan !enyakit PPO# secara keseluruhan (!ato"sioloi1 tera!i1

    !enatalaksanaan sendiri terhada! sesak na!as1 ceah eksaserbasi1 ka!an minta

    bantuan1 dll) dan taret !enobatan yan diberikan'

    Denan hasil edukasi ini !asien lebih menyadari tentan !enyakitnya1 sehina

    akan menurani rasa takut dan cemasnya'

    Edukasi &ua diberikan ke!ada keluara !asien su!aya menyadari keadaan sakit

    !asien1 sehina !asien menda!at dukunan !enuh secara moril'

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    27/30

    Edukasi diberikan !ada setia! kali kun&unan dan dilakukan secara menyeluruh oleh

    tim yan terkait se!erti dokter1 !eraat1 "siotera!i1 nutrisionis1 !sikotera!isL

    !eker&a sosial1 dan lain5lain'

    1ursing 2are P(an

    Dianosa #e!eraatan

    8idak Eektinya ersihan Kalan Naas erhubunan denan !eninkatan !roduksi

    sekret1 kelelahan

    #etidakseimbanan nutrisiL kuran dari kebutuhan tubuh b'd anoreksia karena

    dys!nea1 kelelahan

    Intoleransi aktivitas b'd kekuranan su!lay oksien

    Manuan !ertukaran as b'd retensi CO7 8idak eektinya !ola naas b'd distensi dindin dada1 kelelahan

    9isiko ineksi b'd retensi sekret1 batuk tak eekti

    #uran !enetahuan b'd !enatalaksanaan mandiri terhada! !enyakit kronis

    Penata(aksanaan keperawatan

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    28/30

    8erdiri dari satu atau kombinasi bebera!a tindakan berikutL tera!i inhalasi

    bronkhodilator1 naas dalam1 batuk eekti1 !ostural drainase

    8u&uan: menhilankan sekret1 mem!erbaiki ventilsai dan oksienasi

    Evaluasi didasarkan !ada: a'l !enka&ian "sik1 ro thorak1 4MD

    atuk Eekti dan Naas Dalam

    atuk eekti adalah tindakan yan di!erlukan untuk membersihkan sekret

    8u&uan: meninkatkan eks!ansi !aru1 mobilisasi sekret1 dan menceah akibat

    retensi sekret (!neumonia)

    Fisiotera!i dada

    8erdiri dari: !erkusi dada1 !ostural drainase1 vibrasi dada

    Perkusi dada

    @ele!as sekret secara mekanis

    8anan membentuk se!erti mankuk

    Perkusi dilakukan selama 6 5 menit !er !osisi

    Postural Drainase

    Pemberian !osisi tera!eutik untuk memunkinkan sekret !aru menalir

    berdasarkan ravitasi ke dalam bronkhus mayor dan trakea

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    29/30

    Semen yan didrainase ditem!atkan setini munkin dan bronkhus mayor

    severtikal munkin

    *ibrasi

    @eninkatkan kece!atan dan turbulen udara ekshalasi untuk menhilankan sekret

    Dilakukan denan cara meletakkan kedua tanan berdanm!inan denan &ari5&ari

    ekstensi di area dada

    #lien melakukan ins!irasi dalam kemudian eks!irasi !erlahan1 !ada saat eks!irasi

    !erlahan dada divirasi

    Kontraindikasi

    Postural Drainase

    Peninkatan tekanan intrakranial

    #lien sehabis makan

    #etidakmam!uan batuk

    Penyakit &antun akut

    Perdarahan

    Perkusi Dada dan *ibrasi

    Fraktur ia

  • 7/21/2019 BAB I PPOK.docx

    30/30

    8rauma dada

    Perdarahan dan emboli !aru

    @astektomi

    Pneumothoraks

    Osteo!orosis

    8rauma abdomen