bab i pendahuluan -...

9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup manusia. Umumnya setiap orang ingin mencapai usia panjang dan tetap sehat, berguna, dan bahagia. Menjadi tua dengan segenap keterbatasannya, merupakan suatu fase yang harus dijalani setiap manusia dalam kehidupannya. Lansia yang sehat dan bugar dapat tercapai apabila mempertahankan status gizi pada kondisi optimum dan konsumsi makanan (Nova Elvia, 2012). Menurut Wirakusumah (2002) lansia merupakan fase kehidupan yang dilalui oleh setiap individu. Kondisi kesehatan pada tahap ini sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas asupan gizi. Gizi yang baik akan berperan dalam upaya penurunan timbulnya penyakit dan angka kematian di usia lanjut. Dilain pihak kemunduran biologis, adaptasi mental yang menyertai proses penuaan sering kali menjadi hambatan bagi para usia lanjut. Masalah fisiologis seperti terjadi gangguan pencernaan, penurunan sensitifitas indera perasa dan penciuman, malabsorpsi nutrisi serta beberapa kemunduran fisik lainnya dapat rendahnya asupan zat gizi. Menurut Khasanah (2012), banyak hal yang menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif (multifaktor), penyebab penyakit

Upload: tranhanh

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas

hidup manusia. Umumnya setiap orang ingin mencapai usia panjang dan

tetap sehat, berguna, dan bahagia. Menjadi tua dengan segenap

keterbatasannya, merupakan suatu fase yang harus dijalani setiap manusia

dalam kehidupannya. Lansia yang sehat dan bugar dapat tercapai apabila

mempertahankan status gizi pada kondisi optimum dan konsumsi makanan

(Nova Elvia, 2012).

Menurut Wirakusumah (2002) lansia merupakan fase kehidupan

yang dilalui oleh setiap individu. Kondisi kesehatan pada tahap ini sangat

ditentukan oleh kualitas dan kuantitas asupan gizi. Gizi yang baik akan

berperan dalam upaya penurunan timbulnya penyakit dan angka kematian

di usia lanjut. Dilain pihak kemunduran biologis, adaptasi mental yang

menyertai proses penuaan sering kali menjadi hambatan bagi para usia

lanjut. Masalah fisiologis seperti terjadi gangguan pencernaan, penurunan

sensitifitas indera perasa dan penciuman, malabsorpsi nutrisi serta

beberapa kemunduran fisik lainnya dapat rendahnya asupan zat gizi.

Menurut Khasanah (2012), banyak hal yang menjadi penyebab

munculnya penyakit degeneratif (multifaktor), penyebab penyakit

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

2

degeneratif tidak bisa dilepaskan dari faktor penurunan fungsi tubuh atau

penuaan. Penyakit degeneratif memiliki hubungan yang sangat kuat dengan

bertambahnya umur seseorang, namun penyebab utama yang mempercepat

munculnya penyakit degeneratif salah satunya adalah perubahan gaya

hidup, yaitu perubahan pola makan.

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007,

prevalensi penyakit pada lanjut usia 55-64 tahun salah satunya adalah

stroke 20,2%, disamping penyakit lainnya seperti sendi 56,4%, hipertensi

53,7%, penyakit asma 7,3%, jantung 16,1%, diabetes 3,7% dan tumor

8,8%.

Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di

dunia hingga saat ini. Menurut laporan World Health Organization (WHO),

kematian akibat penyakit degeneratif diperkirakan akan terus meningkat

diseluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara

berkembang dan miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi

akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta

jiwa pada tahun ini. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan

meninggal akibat penyakit degeneratif (Buletin Kesehatan, 2011).

Stroke merupakan penyebab kematian nomer 3 terbesar diseluruh

dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Data WHO memprediksi setiap

tahun terdapat 15 juta orang diseluruh dunia mengalami stroke, dari jumlah

tersebut diperkirakan 5 juta orang meninggal dan 5 juta mengalami

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

3

kecacatan permanen akibat gejala sisa stroke (Mackay, J & Mensah, G

2004).

Di negara-negara ASEAN penyakit stroke juga merupakan masalah

kesehatan utama penyebab kematian. Dari data South East Asian Medical

Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian terbesar

terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina,

Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (A, Basjiruddin: Darwin Amir

2008).

Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan

mendesak baik stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi

penderita stroke di Indonesia sekitar 8,3% per 1.000 penduduk dan yang

telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 % per 1000 penduduk.

Sebanyak 13 provinsi berada diatas prevalensi nasional, beberapa provinsi

di pulau Jawa termasuk didalamnya yaitu DKI Jakarta 12,5%, Jawa Barat

9,3% dan DI Yogyakarta 8,4%.

Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik

yaitu sebuah gangguan metabolis yang berkaitan erat dengan retensi urin,

hipertensi, dislipidemia serta proses arterosklerosis. Angka kejadian

sindroma metabolik penyebab stroke semakin meningkat sejalan dengan

terjadinya modernisasi, perubahan pola makan yang tinggi lemak,

kurangnya aktifitas fisik serta pengerasan pembuluh darah akibat pengaruh

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

4

rokok. Insiden sindroma ini terus meningkat di negara-negara maju maupun

berkembang seperti Indonesia (Karel, 2013).

Menurut jurnal Kesehatan Masyarakat (Aulia Dewi, dkk. 2013),

obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara tinggi badan

dan berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang berlebihan,

umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan, sekitar organ tubuh dan

kadang terjadi infiltrasi ke dalam organ tubuh. Obesitas terdiri dari 2

macam yaitu obesitas umum dan obesitas sentral/abdominal. Obesitas

umum dapat diketahui melalui indikator IMT 25 kg/m2 (Susce, 2005;

Tarpey, 2007; Appleton, 2006.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi

Obesitas Indonesia (HISOBI) didapatkan prevalensi 24,4% kejadian stroke

dari 3.429 populasi yang diteliti. Obesitas merupakan komponen utama

kejadian sindrom metabolik. Selain sebagai penyimpanan lemak, sel

adiposa merupakan organ yang memproduksi molekul biologi aktif

(adipokin) seperti sitikin proinlamasi, hormon antiinflamasi dan subtansi

biologi lainnya (Karel, 2013).

Sedangkan berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi obesitas

secara nasional adalah 10,3%. Ada 14 provinsi memiliki prevalensi obesitas

di atas angka prevalensi nasional, beberapa provinsi di pulau Jawa

termasuk didalamnya yaitu DKI Jakarta 15%, Jawa Babar 12,8%, Jawa

Timur 11,3%.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

5

WHO menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu dari 10

kondisi yang beresiko di seluruh dunia dan salah satu dari 5 kondisi yang

beresiko di negara-negara berkembang, Di seluruh dunia, lebih dari 1

milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 juta adalah

obese. Masalah obesitas disebabkan oleh dua faktor yaitu peningkatan

asupan makanan dan peningkatan pola hidup sedentariness (Karel, 2013).

Gaya hidup modern yang penuh stress, pola makan tinggi lemak dan

kurang berolahraga. Ketiganya sebenarnya tergolong dalam faktor resiko

yang tidak dapat dikendalikan, selain itu, ada pula faktor-faktor yang tidak

dapat dikendalikan, yaitu antara lain usia, jenis kelamin, genetik dan ras.

Sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan/diubah antara lain

hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, kebiasaan merokok dan obesitas.

Seharusnya makanan bagi lansia harus lebih diperhatikan karena

akan berpengaruh kepada status gizi dan kesehatannya. Pola makan yang

dianjurkan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna, kaya akan serat,

rendah garam dan lemak karena mengingat menurunnya sistem pencernaan

pada lansia, sedangkan kebiasaan lansia sering mengkonsumsi jenis

makanan yang mengandung gula, tinggi garam lemak yang berlebih,

sayuran yang mengandung gas, buah-buahan yang mengandung gas serta

minuman kopi dan teh dapat menyebabkan penyakit degeneratif antara lain

hipertensi, reumatik, diabetes mellitus, jantung, osteoporosis dan stroke

(Nova Elfia, 2012).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

6

Konsumsi makanan memberikan kontribusi terbesar terhadap

kejadian stroke, utamanya makanan beresiko. Makanan beresiko adalah

makanan yang dapat menimbulkan resiko penyakit degeneratif. Makanan

yang menjadi pencetus stroke antara lain adalah makanan manis, asin,

penyedap, makanan yang diawetkan, berlemak, jeroan dan berkafein

(Lovastatin, 2006). Dalam RISKESDAS 2007 pola konsumsi makanan

beresiko yang paling banyak dikonsumi oleh penduduk umur lebih dari 10

tahun adalah penyedap (77,8%), manis (68,1%), kafein (36,5%), berlemak

(25,8%) dan asin (24,5%).

Sehubungan dengan semakin banyaknya kejadian stroke yang

terjadi di Indonesia, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

kemungkinan adanya hubungan antara obesitas, pola konsumsi makanan

beresiko dan kejadian stroke, sehingga angka kejadian stroke dapat

dikurangi dan dihindari.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007 (RISKESDAS), Pulau

Jawa memiliki prevalensi stroke yang cukup tinggi. Menurut karakteristik

responden, prevalensi penyakit stroke tampak meningkat sesuai

peningkatan umur responden. Selain itu prevalensi obesitas dan prevalensi

pola konsumsi makanan beresiko cukup tinggi. Untuk itu peneliti

menjadikan obesitas dan pola konsumsi makanan beresiko sebagai variabel

independen, sedangkan stroke sebagai variabel dependen.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

7

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari permasalahan dan dapat mencapai

sasaran yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan obesitas

dan pola konsumsi makanan beresiko pada lansia (≥45 tahun) yang

menderita stroke di Pulau Jawa.

D. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil suatu perumusan

masalah yaitu apakah obesitas dan pola konsumsi makanan beresiko

berpengaruh terhadap kejadian stroke pada lansia (≥ 45tahun) di Pulau

Jawa.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan obesitas dan pola konsumsi makanan

beresiko terhadap kejadian stroke pada lansia (≥45 tahun) di Pulau

Jawa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin) dan

kejadian stroke lansia di Pulau Jawa

b. Mengidentifikasi obesitas, pola konsumsi makanan beresiko dan

kejadian stroke pada lansia di Pulaui Jawa

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

8

c. Menganalisis hubungan karakteristik responden (umur, jenis

kelamin) dan kejadian stroke pada lansia di Pulau Jawa

d. Menganalisis hubungan obesitas dan kejadian stroke pada lansia di

Pulau Jawa

e. Menganalisis hubungan pola konsumsi makanan/minuman manis

dan kejadian stroke orang lansia di Pulau Jawa

f. Menganalisis hubungan pola konsumsi makanan asin dan kejadian

stroke pada lansia di Pulau Jawa

g. Menganalisis hubungan pola konsumsi makanan berlemak dan

kejadian stroke pada lansia di Pulau Jawa

h. Menganalisis hubungan pola konsumsi minuman berkafein dan

kejadian stroke pada lansia di Pulau Jawa

i. Menganalisis hubungan pola konsumsi penyedap makanan dan

kejadian stroke pada lansia di Pulau Jawa

j. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stroke

pada lansia di Pulau Jawa

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.esaunggul.ac.iddigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5194-bab1.pdf · Salah satu penyebab kejadian stroke adalah sindroma metabolik yaitu sebuah

9

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Memberikan wawasan dan tambahan informasi mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian stroke dan komplikasinya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

institusi pendidikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan

program studi ilmu gizi dalam mencegah ataupun mengatasi stroke.

3. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan

ilmu yang telah didapat selama pendidikan. Menambah pengetahuan

dan penglaman dalam membuat penelitian ilmiah, selain itu menambah

pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian stroke.