bab i pendahuluan - · pdf filedan peraturan zonasi (rdtr dan pz) yang ditetapkan melalui...
TRANSCRIPT
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI
Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang
dari arah laut, dengan berbagai aktivitas masyarakat dan pembangunan yang sangat
beragam, termasuk beberapa obyek vital yang berlokasi di kawasan tersebut.
Mengacu pada Pasal 10 ayat (1) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yang mengatur bahwa setiap provinsi berwenang untuk menetapkan Kawasan
Strategis Provinsi, maka Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2030 menetapkan kawasan Pantai Utara
(Pantura) Jakarta sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Hal ini sejalan dengan
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 29 Tahun 2007
tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 26 Ayat 4) yang mengatur penetapan
dan pelaksanaan kebijakan dalam bidang tata ruang, sumber daya alam dan
lingkungan hidup, pengendalian penduduk dan permukiman, transportasi, industri,
perdagangan dan pariwisata sebagai bagian dari kewenangan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta.
Berdasarkan Keppres No. 17 Tahun 1994 kawasan Pantura Jakarta pada awalnya
dikategorikan sebagai Kawasan Andalan, yakni kawasan yang mempunyai nilai
strategis dipandang dari sudut pandang ekonomi dan perkembangan kota. Upaya
untuk mewujudkan fungsi Kawasan Pantura Jakarta sebagai Kawasan Andalan dapat
dilakukan melalui reklamasi Pantura sekaligus menata ruang daratan pantai yang ada
secara terarah dan terpadu. Kriteria tersebut merupakan nomenklatur ditetapkannya
Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantura Jakarta.
Peraturan ini secara spesifik dibedakan dengan peraturan untuk substansi yang sama
di Kawasan Andalan lainnya di wilayah Pantura, yaitu reklamasi yang berada di
wilayah Tangerang ditetapkan melalui Keppres No. 73 Tahun 1995 tentang
Reklamasi Pantai Kapuk Naga, Tangerang, Keppres No. 114 Tahun 1999 tentang
Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur, dan Keppres No. 1 Tahun 1997
tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Mandiri.
Menindaklanjuti kebijakan Pemerintah Pusat tentang pengembangan dan penataan di
Kawasan Andalan Pantura Jakarta serta Keppres No. 52 Tahun 1995, maka
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun
1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Pantura Jakarta. Pasal 28 dan 29 dalam Perda tersebut mengatur pembentukan
Badan Pelaksana Reklamasi (BPR) Pantura Jakarta yang diberikan tugas dan
wewenang untuk menyelenggarakan reklamasi, mengelola tanah hasil reklamasi, dan
mengkoordinasikan penataan kembali kawasan daratan Pantura Jakarta. BPR
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 2
Pantura Jakarta kemudian dibentuk pada tahun 1997dan melaksanakan tugas sekitar
12 tahun. Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, pada tahun 2009 kelembagaan BPR Pantura Jakarta dihapuskan. Saat ini,
tugas BPR Pantura Jakarta dilaksanakan oleh Asisten Pembangunan Sekretariat
Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai caretaker.
Dalam perkembangannya,Pemerintah Pusat menerbitkan Perpres No. 54 Tahun 2008
tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur). Lingkup wilayah kawasan Jabodetabekpunjur
merujuk pada PP No. 26 Tahun 2008 yang menetapkan kawasan Jabodetabekpunjur
sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), yang oleh karenanya diperlukan
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
secara terpadu. Penetapan ini terkait dengan arahan Kawasan Strategis Nasional
sebagai kawasan ekoregion.
Dengan diterbitkannya UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, PP No. 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PP No. 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dan Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang
Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, maka Keppres No. 52 Tahun 1995
tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta, khususnya yang terkait dengan penataan
ruang dinyatakan tidak berlaku lagi. Hal ini memberi pengaruh terhadap peraturan di
tingkat daerah, khususnya yang terkait dengan penataan kawasan Pantura Jakarta,
yaitu Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta.
Pada dasarnya Perpres No. 54 Tahun 2008 memuat tentang pembangunan Kawasan
Pantura melalui kegiatan reklamasi yang terintegrasi dengan kegiatan revitalisasi
melalui penataan kawasan pada kawasan daratan yang berbatasan. Dalam Keppres
No. 52 Tahun 1995 diatur bahwa kegiatan reklamasi dapat dilakukan melalui
perpanjangan kawasan daratan. Sedangkan Perpres No. 54 Tahun 2008 mengatur
bahwa reklamasi harus dilakukan dalam bentuk pulau yang dipisahkan oleh kanal
lateral berjarak ± 200-300 meter dengan kawasan daratan, tergantung pada
ketentuan zonasi masing-masing.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya dilakukan perencanaan kembali penataan
ruang kawasan Pantura Jakarta yang mencakup pulau reklamasi dan revitalisasi
daratan sebagaimana amanat Pasal 10 ayat (1) UU No. 26 Tahun 2007. Diatur
bahwa Kawasan Strategis Provinsi perlu ditetapkan melalui suatu peraturan daerah
dan oleh karenanya Kawasan Pantura Jakarta sebagai salah satu Kawasan Strategis
Provinsi sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Jakarta 2030 membutuhkan landasan
hukum dalam bentuk Perda Provinsi DKI Jakarta terkait rencana tata ruang Kawasan
Strategis Pantura Jakarta sebagai revisi Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 1995
yang dinyatakan tidak berlaku.
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta selain diharapkan akan
menjadi pedoman bagi pranata pengaturan operasional, juga bertujuan mewujudkan
Kawasan Pantura Jakarta tumbuh sebagai green city yang memadukan eco city dan
waterfront city yang bersifat mandiri menuju resilience city sebagai solusi yang
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 3
diharapkan mampu mengakomodasi berbagai kepentingan, antara lain lingkungan
hidup, ekonomi dan sosial serta keamanan bagi para pemangku kepentingan yang
terlibat di kawasan Pantura Jakarta.
Berbeda dengan perencanaan tata ruang di daratan dimana lahan sebagai wadah
pembangunan telah terwujud, perencanaan tata ruang di Kawasan Strategis Pantura
Jakarta diawali oleh kegiatan pengembangan lahan baru melalui reklamasi.
Dukungan dalam rangka penyiapan lahan baru tersebut diselenggarakan melalui
penerbitan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2012 tentang
Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Jakarta serta Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No. 146 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Membangun dan
Pelayanan Perizinan Prasarana Reklamasi Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.
Kebutuhan penetapan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2012
pada dasarnya untuk mendukung terwujudnya Kawasan Strategis Pantura Jakarta
secara menyeluruh sebagaimana diamanatkan oleh Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1
Tahun 2012 tentang RTRW Jakarta 2030. Kawasan Strategis Pantura Jakarta juga
mencakup wilayah kecamatan terdekat di daratan DKI Jakarta yang direncanakan
secara terpadu bersama kawasan hasil reklamasi, dimana reklamasi diharapkan
memberikan manfaat bagi penataan kembali kawasan di daratan Pantura DKI
Jakarta. Sesuai dengan kepentingan pengendalian pembangunan di kawasan daratan
Pantura DKI Jakarta melalui perangkat operasional yang berlaku, maka pengaturan
tata ruang daratan Pantura Jakarta menjadi bagian dari Rencana Detail Tata Ruang
dan Peraturan Zonasi (RDTR dan PZ) yang ditetapkan melalui Perda Provinsi DKI
Jakarta No. 1 Tahun 2014. Dalam RDTR dan PZ tersebut telah diintegrasikan
kepentingan penataan kembali di daratan Pantura DKI Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2012 menjadi pedoman bagi
penetapan batasan ruang reklamasi, bentuk dan luasan pulau hasil reklamasi, kanal
lateral yang memisahkan rencana pulau dengan daratan pantai Utara Jakarta, kanal
vertikal yang memisahkan antar pulau dan fungsinya, garis besar pemanfaatan ruang
pulau, intensitas pemanfaatan ruang, dan kegiatan pemanfaatan ruang.
Sebagaimana diamanatkan oleh Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012, maka
pengembangan lahan melalui reklamasi wajib direncanakan secara cermat,
diantaranya mencakup rencana teknik reklamasi, rencana penyediaan prasarana dan
sarana, rencana pengambilan material reklamasi, rencana penyediaan air bersih, dan
rencana pengendalian banjir. Untuk itu, diterbitkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta No. 146 Tahun 2014 yang memberikan pedoman secara teknis bagi
perancangan kerekayasaan, perencanaan pelaksanaan konstruksi prasarana
reklamasi, serta menjadi landasan hukum bagi penerbitan perijinan pembangunan
prasarana reklamasi.
Kerangka pengendalian teknis ini mengatur ketentuan teknis pembangunan tanggul,
pengurugan material, dan pembangunan jembatan yang secara rinci akan diuraikan
pada bab selanjutnya.
Rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta wajib dilengkapi dengan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagaimana ditetapkan oleh UU No. 32
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 4
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 46
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS. Rancangan RTR Kawasan
Strategis Pantura Jakarta diperkirakan akan memberikan dampak terhadap kondisi
lingkungan hidup yang bersifat strategisdi wilayah DKI Jakarta. Alternatif dan
penanganan dampak negatif terhadap kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
hidup menjadi hal yang perlu diintegrasikan dalam setiap perencanaan
pembangunan berlandaskan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Melalui upaya
tersebut, kerusakan dan penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan dapat
dikendalikan sejak dini. Pencegahan kerusakan dan penurunan kualitas sumber daya
alam dan lingkungan hidup menjadi lebih efektif apabila dipertimbangkan sejak
proses formulasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP), termasuk penyusunan
rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta dan Perdanya.
Berdasarkan hal tersebut, maka proses penyusunan rancangan Perda RTR Kawasan
Strategis Pantura Jakarta didukung oleh Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
sesuai amanat Pasal 15 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009) dan PP No. 46 Tahun 2016.
Oleh karena rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta pada
hakekatnya merupakan kesatuan dengan perencanaan dan perancangan teknis
pembangunan lahan melalui kegiatan reklamasi, maka isu strategis lingkungan hidup
yang menjadi unsur utama KLHS akan mencakup pranata pengaturan lainnya yang
relevan dengan pembangunan lahan baru Kawasan Strategis Pantura Jakarta.
1.2. TUJUAN
Tujuan utama KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta adalah
menyiapkan rekomendasi bagi penyempurnaan rancangan Perda RTR Kawasan
Strategis Pantura Jakarta melalui pengintegrasian prinsip pembangunan
berkelanjutan, khususnya dalam pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Pantura
Jakarta.
1.3. SASARAN
Sasaran penyelenggaraan KLHS Rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura
Jakarta adalah :
a. Teridentifikasinya isu lingkungan hidup yang bersifat prioritas dan strategis,
termasuk yang dijaring melalui saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat
melalui forum konsultasi publik dan media penghimpunan masukan lainnya,
b. Tersusunnya rambu-rambu bagi proses perencanaan penataan ruang Kawasan
Strategis Pantura Jakarta yang lebih baik;
c. Terjaminnya pengintegrasian prinsip ketergantungan, keberlanjutan lingkungan
hidup, dan keadilan dalam penataan ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta ke
dalam kebijakan, rencana, dan program pembangunan yang ditetapkan melalui
rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta,
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 5
1.4. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari kegiatan penyelenggaraan KLHS bagi rancangan Perda
RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta adalah tersusunnya dokumen KLHS
rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta yang memuat isu strategis
lingkungan hidup yang perlu dipertimbangkan, pengaruh perencanan tata ruang
terhadap isu strategis lingkungan hidup, alternatif perencanaan tata ruang, serta
rekomendasi bagi penyempurnaan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura
Jakarta.
1.5. LANDASAN HUKUM
Penyelenggaraan KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta
dimaksudkan untuk mengintegrasikan perspektif lingkungan hidup strategis dan
pembangunan keberlanjutan ke dalam rumusan kebijakan, rencana, dan program
yang terkandung dalam RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta. Di dalam UU No. 32
Tahun 2009 ditetapkan batasan tentang lingkungan hidup, yakni kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Di dalam UU No. 26 Tahun 2007
ditetapkan batasan tentang ruang, yakni wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk hidup lain melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Batasan-batasan tersebut memberikan makna bahwa perspektif lingkungan hidup
sebagai kesatuan ruang merupakan tempat (place) kelangsungan peri kehidupan
manusia dan mahluk hidup lainnya. Atas pemahaman tersebut, maka paradigma
pemaduselarasan prinsip penataan ruang dengan prinsip perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup menjadi landasan utama dalam perancangan RTR
Kawasan Strategis Pantura Jakarta.
Dalam Pasal 3 UU No. 26 Tahun 2007 diatur bahwa penyelenggaraan penataan
ruang, termasuk didalamnya penataan terhadap Kawasan Strategis Provinsi,
bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
melalui :
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber
daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Sejalan dengan Pasal 15 huruf c UU No. 32 Tahun 2009, bahwa untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program,
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 6
maka diwajibkan untuk diperkuat melalui penyelenggaraan KLHS. Dalam Pasal 14 UU
tersebut juga diatur bahwa KLHS merupakan salah satu instrumen untuk pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Dalam arti, KLHS dapat
bermanfaat untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana diatur dalam
huruf c tersebut.
UU No. 32 Tahun 2009 mengatur kewajiban Pemerintah maupun pemerintah daerah
untuk melaksanakan KLHS dalam penyusunan maupun evaluasi :
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana
pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka
menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan
b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup.
Berdasarkan ketentuan tersebut, rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura
Jakarta sebagai rencana rinci tata ruang wajib dilengkapi oleh KLHS. KLHS rancangan
Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta dilaksanakan untuk membantu
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah terintegrasi dalam
perancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Pantura.
KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta diselenggarakan
berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP No. 46 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis.
1.6. METODOLOGI PENYUSUNAN
Sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 dan PP No. 46 Tahun 2016, KLHS
merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. KLHS dapat dilaksanakan baik pada saat penyusunan KRP
maupun pada saat evaluasi atau peninjauan kembali KRP.
KLHS rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta diselenggarakan dalam
tahapan akhir penyusunan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta.
Proses penyusunan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta telah
berlangsung sejak tahun 2012. Rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta
merupakan rencana rinci untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan dalam Perda
Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Jakarta 2030, sehingga wajib
diperkuat melalui penyelenggaraan KLHS.
Dengan diterbitkannya PP No. 46 Tahun 2016, maka diselenggarakan KLHS yang
terintegrasi dalam proses penyempurnaan perencanaan tata ruang Kawasan Strategis
Pantura Jakarta. Pengintegrasian tersebut ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta tentang RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta.
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 7
Mekanisme dan tahapan penyelenggaraan KLHS sebagaimana diatur dalam UU No.
32 Tahun 2009 dan PP No. 46 Tahun 2016 mencakup :
1. Pengkajian pengaruh rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta
terhadap kondisi lingkungan hidup melalui tahapan :
a) Identifikasi dan merumuskan isu pembangunan berkelanjutan yang
menghasilkan isu-isu strategis lingkungan hidup di kawasan Pantura DKI
Jakarta dan yang lebih luas.
b) Identifikasi muatan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta yang
berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup yang
bersifat strategis. Identifikasi dilakukan melalui kajian relevansi muatan
rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta terhadap isu strategis
lingkungan hidup; dan
c) Analisis sifat dan besaran pengaruh terhadap keberlanjutan pembangunan di
Provinsi DKI Jakarta.
2. Perumusan alternatif penyempurnaan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura
Jakarta;
3. Penyusunan rekomendasi penyempurnaan rancangan RTR Kawasan Strategis
Pantura Jakarta sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam melaksanakan identifikasi dan perumusan isu strategis pembangunan
berkelanjutan, PP No. 46 Tahun 2016 mengamanatkan dilakukannya pelibatan
masyarakat untuk menghimpun saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat dan
pemangku kepentingan. Untuk menghimpun saran, pendapat, dan tanggapan
masyarakat telah dilaksanakan konsultasi publik serta melalui media komunikasi
lainnya. Pada awal diselenggarakannya KLHS pada bulan Juni 2016 telah
dilaksanakan konsultasi publik pertama dan pada bulan Maret 2016 dilaksanakan
konsultasi publik kedua. Masukan yang terhimpun dalam forum konsultasi publik
maupun melalui media komunikasi lainnya diintegrasikan dalam dokumen KLHS
rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta ini.
Secara skematik, tahapan pelaksanaan KLHS rancangan Perda RTR Kawasan
Strategis Pantura Jakarta adalah sebagai berikut :
KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta
Bab 1 - 8
Gambar 1.1 Tahap Penyelenggaraan KLHS Rancangan Perda RTR KSP Jakarta
Kondisi dan Karakteristik Lingkungan Hidup dan Kerentanannya
Rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta
Isu Strategis Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Muatan RTR KSP Jakarta yang Potensial Mempengaruhi LH Strategis
Kajian Pengaruh RTR KSP Jakarta Terhadap Isu Strategis LH dan Pembangunan Berkelanjutan
Perumusan Alternatif Penyempurnaan RTR KSP Jakarta
Rekomendasi Penyempurnaan RTR KSP Jakarta