pemb. infrastruktus pu rtr nas.pdf
TRANSCRIPT
-
JAKARTA, 7 Maret 2012
Konsultasi Regional Wilayah Barat Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
DIREKTUR JENDERAL PENATAAN RUANG
1
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
-
2Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
I. BASIS IKUTI RTR/W
II. SINERGI KONTRIBUSI PENGEMBANGAN WILAYAH
III. MANFAAT PRODUKTIF DAN BERKELANJUTAN
-
3Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
basis
IKUTIRTR/W
-
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG (UUPR NO. 26/2007)
PENGATURAN
PEMBINAAN PENGAWASAN
PengendalianPemanfaatan
Ruang
PemanfaatanRuang
PerencanaanTata Ruang
I.1
4
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
-
5Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
MATERI RTR/W1. Tujuan, Kebijakan, & Strategi2. Rencana Struktur Ruang3. Rencana Pola Ruang4. Penetapan Kawasan Strategis5. Arahan Pemanfaatan Ruang6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
-
STATUS PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (1)
6
1. RTRWN telah ditetapkan melalui PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
2. RTR Pulau / Kepulauan:a. Dua (2) RTR Pulau telah ditetapkan: Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang RTR Pulau Sulawesi Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Kalimantan Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera
b. Dua (2) RTR Pulau dalam proses legalisasi dan ditargetkan untuk ditetapkan pada Semester I Tahun 2012: RTR Pulau Jawa Bali ( Sudah di Presiden)
c. Tiga (3) RTR Pulau / Kepulauan dalam proses legalisasi dan ditargetkan untuk ditetapkan pada Semester II Tahun 2012:
RTR Kepulauan Nusa Tenggara RTR Kepulauan Maluku RTR Pulau Papua
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
-
STATUS PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (2)
Materi Teknis Raperpres Legalisasi Perpres
29 KSN(13 KSN Teknologi Tinggi; Leuseur, Komodo, Tj. Putting, Teluk Bintuni, Ujung Kulon, Batabuh, Kerinci Seblat, Tondano, Rinjani, Balingara, Buol Lambunu, Rawa Aopa-Watumohai dan Tinondo, Poso, Perbatasan Laut Lepas, Toraja, Laut Banda)
16 KSN(Sorowako, Timika, Raja Ampat, TN. Lorentz, Candi Prambanan, Sabang, KAPET : Batulicin, Khatulistiwa, Seram, Mbay, BAD, Bima, Biak, DAS Kakab, Bank Sejahtera Sultra, Palapas)
3 KSN PERKOTAAN (Cekungan Bandung, GKS, dan Kedungsepur)
1 KSNKasaba (semula direncanakan dilegalkan tahun 2011)
16 KSN(Perbatasan:NAD-Sumut, NTT, Papua, Sulut-Gorontalo-Sulteng, Riau-Kepri, Maluku, Malut-Papua Barat, Pacangsanak, HoB, Danau Toba, Merapi, Borobudur, Selat Sunda, KAPET:Sasamba, Manado Bitung, Pare-Pare)
5 KSNPerpres No. 87/2011 RTR KSN BBK
4 Perpres RTR Kawasan Perkotaan (Perpres No. 54/2008 tentang RTR Kawasan Jabodetabekpunjur, Perpres 62/2011 tentang RTR Kawasan Perkotaan MebidangroPerpres No. 45/2011 tentang RTR Kawasan Perkotaan SarbagitaPerpres No. 55/2011 tentang RTR Kawasan Mamminasata)
29 KSN 19 KSN 17 KSN 5 KSN
KSN yang telah ditangani : 63 KSN Non Perkotaan dan 7 KSN Perkotaan
KSN yang belum ditangani : 6 KSN Kws Industri Lhokseumawe, Mahato, Bukit Duabelas, Bukit Tigapuluh, Berbak & Betung Kerihun
3. RTR KSN (status penanganan T.A. 2012)
-
STATUS PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (2)
8
URAIANTOTAL
DAERAHPROSES REVISI
REKOMENDASI GUBERNUR
SUDAH PEMBAHASAN BKPRN
PERSETUJUAN SUBSTANSI
MENTERI PU
SUDAH PERDA RTRW
PROVINSI 33 0 0 0 21 63,64% 12 36,36%
URAIANTOTAL
DAERAH PROSES REVISI
REKOMENDASI GUBERNUR
SUDAH PEMBAHASAN
BKPRN
PERSETUJUAN SUBSTANSI
MENTERI PU
SUDAH PERDA RTRW
KABUPATEN 398 24 2 26 270 67,84% 76 19,10%
KOTA 93 10 1 15 41 44,09% 26 27,96%
JUMLAH 491 34 3 41 311 63,34% 102 20,77%
8
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK)
(Status 2 Maret 2012)
(Status 2 Maret 2012)
-
9Tahun 2012 didorong 21 Provinsi yang RTRW Provinsinya sudah Persetujuan Subtansi sudah dapat di Perda kan.
-
10
2012 29 Kab/Kota yang RTRW-nya belum mendapatkan PersetujuanSubstansi ditargetkan selesai Persetujuan Substansi & di-Perda-kan.
PETA STATUS RTRWK P. SUMATERA(Status 02 Maret 2012)
-
11
2012 4 Kab/Kota yang RTRW-nya belum mendapatkan PersetujuanSubstansi ditargetkan selesai Persetujuan Substansi & di-Perda-kan.
PETA STATUS RTRWK P. JAWA(Status 02 Maret 2012)
-
12
2012 21 Kab/Kota yang RTRW-nya belum mendapatkan PersetujuanSubstansi ditargetkan selesai Persetujuan Substansi & di-Perda-kan.
PETA STATUS RTRWK P. KALIMANTAN(Status 02 Maret 2012)
-
13
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
sinergiBerkontribusidalammengembangkanW I L A Y A H
-
14
Pengembangan infrastruktur bidang PU memiliki keterkaitan dan berperan penting dalam pengembangan wilayah dan kawasan
14
PengembanganWilayah
Pembangunan SektoralSDA BM CK
Perkim BG AM AL Sampah Drainase
Penataan Wilayah
Penataan Perkotaan
Penataan Perdesaan
Penataan Kawasan
Penataan Lingkungan
Penataan Tapak
..Tantangannya adalah bagaimana program-program infrastruktur PU dapat dikemas dalam satu sinkronisasi
program pengembangan wilayah berbasis penataan ruang
II.1 Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
-
II.2 EVALUASI KESESUAIAN KETERPADUAN PROGRAM INFRASTRUKTUR BIDANG PU
LINGKUP EVALUASI:
1. Kesesuaian Program
persentase jumlah program/kegiatan pengembanganinfrastruktur bidang PU yang sesuai denganprogram/kegiatan dalam Indikasi Program Utama RTRWN.
2. Kesesuaian Lokasi Program/Kegiatan
persentase jumlah program/kegiatan pengembanganinfrastruktur bidang PU yang secara spasial sesuai dengan arahanRTRWN.
3. Kesesuaian Alokasi Anggaran
persentase nilai anggaran program/kegiatan pengembanganinfrastruktur bidang PU yang sesuai arahan RTRWN.
15
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
-
HASIL EVALUASI NASIONAL (TAHUN 2009-2012)
Catatan: Tahun 2009-2011 : evaluasi berdasarkan data DIPA Tahun 2012 : evaluasi berdasarkan data hasil Konreg PU Tahun 2011
SATMINKAL
KESESUAIAN PROGRAM (%) KESESUAIAN LOKASI (%) KESESUAIAN ANGGARAN (%)
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
SDA 86.1 50.0 88.08 90.96 75.6 87.0 85.28 75.19 71.5 84.0 83.89 56.44
BM 95.9 79.0 90.92 96.86 91.1 91.0 95.57 95.19 91.6 92.0 91.33 95.22
CK 65.3 32.0 33.01 90.86 71.1 87.0 85.68 72.72 78.8 86.0 82.79 92.96
16
-
SDA BM
Cipta Karya SDA: kesesuaian program meningkat,kesesuaian lokasi dan anggaran cenderungmenurun;
BM: kesesuaian program, lokasi, dananggaran cenderung stabil pada level yangrelatif tinggi;
CK: kesesuaian anggaran berada pada levelyang baik. Sementara, kesesuaian programmasih rendah terutama pada rentangwaktu 2010-2011.
17
CK
-
EVALUASI KETERPADUAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU BERBASIS RTRWN TAHUN 2011
P. SUMATERAKESESUAIAN KEGIATAN SDA KESESUAIAN KEGIATAN BM KESESUAIAN KEGIATAN CK
PROVINSI PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN
001NANGROE ACEH DARUSSALAM
87.640 87.179 92.149 82.74 98.77 99.57 76.92 78.00 17.75
002 SUMATERA UTARA 96.429 77.778 80.320 84.62 98.86 99.90 81.37 87.95 90.94
003 SUMATERA BARAT 97.826 33.333 49.032 91.90 97.41 98.41 55.34 63.16 76.01
004 RIAU 95.000 100.000 100.000 93.25 100.00 100.00 53.85 100.00 100.00
005 KEPULAUAN RIAU 58.824 100.000 100.000 79.00 100.00 100.00 62.34 95.83 92.59
006 JAMBI 84.404 100.000 100.000 84.73 100.00 100.00 56.14 100.00 100.00
007 SUMATERA SELATAN 92.188 100.000 100.000 87.62 100.00 100.00 21.08 91.49 94.93
008 BENGKULU 95.122 25.641 13.008 90.10 100.00 100.00 47.30 48.57 57.53
009 BANGKA BELITUNG 91.667 100.000 100.000 70.75 100.00 100.00 14.81 96.88 99.60
010 LAMPUNG 84.615 38.636 34.306 90.97 100.00 100.00 23.33 78.57 79.31
Rata-rata Nasional
Jumlah Provinsi yang Kesesuaiannya di Bawah Rata-rata Nasional:
S.D.A.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
4
4
4
B.M.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
7
0
0
C.K.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
3
4
4
88,08% 85,28% 83,89% 90,92% 33,01%95,57% 91,33% 85,68% 82,79%
18
-
II.3 EVALUASI KETERPADUAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU BERBASIS RTRWN TAHUN 2011
P. JAWAKESESUAIAN KEGIATAN SDA KESESUAIAN KEGIATAN BM KESESUAIAN KEGIATAN CK
PROVINSI PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN
PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN
011 DKI JAKARTA 78.846 90.244 98.747 84.16 100.00 100.00 61.90 100.00 100.00
012 BANTEN 91.139 100.000 100.000 82.42 100.00 100.00 33.33 76.19 80.44
013 JAWA BARAT 86.349 92.647 91.929 91.85 99.11 87.31 20.00 92.73 96.35
014 JAWA TENGAH 90.775 95.528 96.024 92.68 98.90 92.92 36.72 93.62 94.72
015 DI YOGYAKARTA 45.652 100.000 100.000 91.67 98.99 88.83 14.84 100.00 99.19
016 JAWA TIMUR 85.200 67.606 80.392 93.81 96.89 86.85 18.83 88.51 92.93
Rata-rata Nasional 88,08% 85,28% 83,89% 90,92% 33,01%95,57% 91,33% 85,68% 82,79%
Jumlah Provinsi yang Kesesuaiannya di Bawah Rata-rata Nasional:
S.D.A.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
5
1
1
B.M.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
2
0
3
C.K.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
3
1
1
19
-
II.3 EVALUASI KETERPADUAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU BERBASIS RTRWN TAHUN 2011
P. KALIMANTANKESESUAIAN KEGIATAN SDA KESESUAIAN KEGIATAN BM KESESUAIAN KEGIATAN CK
PROVINSI PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN PROGRAMLOKASI & WAKTU
ANGGARAN
017KALIMANTAN BARAT
100.000 44.928 65.345 95.35 100.00 100.00 32.63 80.65 82.80
018KALIMANTAN SELATAN
90.476 84.211 33.385 96.93 80.62 81.23 51.39 81.08 83.92
019KALIMANTAN TENGAH
94.203 76.923 79.083 93.48 78.48 76.99 40.00 80.00 75.39
020KALIMANTAN TIMUR
88.889 91.250 91.471 97.45 100.00 100.00 51.35 89.47 84.20
Rata-rata Nasional 88,08% 85,28% 83,89% 90,92% 33,01%95,57% 91,33% 85,68% 82,79%
Jumlah Provinsi yang Kesesuaiannya di Bawah Rata-rata Nasional:
S.D.A.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
0
3
3
B.M.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
0
2
2
C.K.Kesesuaian Program
Kesesuaian Lokasi & Waktu
Kesesuaian Anggaran
1
3
1
20
-
EVALUASI KETERPADUAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU BERBASIS RTRWN TAHUN 2012 (CONTOH PROVINSI)
PROVINSI SUMATERA BARATSDA Bina Marga
Cipta Karya
21
SDA: kesesuaian program meningkat,sementara kesesuaian lokasi dan anggaran cenderung menurun;
BM: kesesuaian program dan lokasicenderung menurun, sementara program yang relatif stabil;
CK: kesesuaian program bergerak pada level yang baik. Sementara, kesesuaian lokasi dananggaran cenderung menurun.
-
22
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
manfaatProduktifdan Berkelanjutan
-
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
Pengembangan Infrastruktur Bidang PU diarahkanuntuk mendukung pengembangan wilayah danKawasan Strategis Nasional terutama di sepanjang 6koridor MP3EI: Koridor Ekonomi Sumatera; Koridor Ekonomi Jawa; Koridor Ekonomi Kalimantan; Koridor Ekonomi Sulawesi Koridor Ekonomi Bali Nusa Tenggara Koridor Ekonomi Papua Kep. Maluku
23
-
12
3
4
5
6
KE Sumatera
KE Jawa
KE Kalimantan
KE Sulawesi
KE Bali Nusa Tenggara
KE Papua Kep. Maluku
6 KORIDOR EKONOMI PRIORITAS: BERBASIS KOMODITAS/SEKTOR UNGGULAN WILAYAH
-
KORIDOR EKONOMI SUMATERA
25
-
Jakarta
Bandung Surabaya
Tj.Priok
Cirebon Tj.EmasSemarang
Tj.Perak
KORIDOR EKONOMI JAWA
26
Megahubs Jakarta dan Surabaya
Pusat-Pusat Ekonomi (Hubs)
Simpul Industri Tekstil
Simpul Industri ProduksiMakanan
PelabuhanBandara
Simpul Industri Mesindan Peralatan
Klaster Industri
Sumber: Roadmap Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
-
KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN
27
-
Kondisi SURPLUS namun TERUS MENURUN dari waktu ke waktu
PERUBAHAN TELAPAK EKOLOGIS INDONESIA MENURUT WAKTU
BiokapasitasTelapak Ekologis
Glo
bal H
ekta
r per
Kap
ita
28
-
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2007
Telapak Ekologis 1.06 0.97 0.99 0.99 1.16 0.95 1.07
Biokapasitas 1.33 1.32 1.33 1.32 1.30 1.39 1.12
Telapak Ekologis Indonesia(Global Hectar per Capita)
Catatan:- Nilai Telapak Ekologis Indonesia 2000-2005 diperoleh dari GFN- Nilai Telapak Ekologis Indonesia 2007 dihitung oleh Ditjen.
Penataan Ruang
29
-
00,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
Jambi Sumatera Selatan
Riau Bengkulu Kep. Riau Bangka Belitung
NAD Lampung Sumatera Utara
Sumatera Barat
EFC
BC
Telapak Ekologis P. Sumatera (contoh)
Telapak Ekologis Biokapasitas 5 Provinsi telah mengalami defisit..!!! (Jambi, Riau, Bengkulu, NAD, Lampung) 30
-
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada hendaknya dipelihara atau kalau bisa ditambah luasnya, (...).
Meski UU No. 26 Tahun 2007 telah mensyaratkan penyediaan RTH di perkotaan minimal 30% dari luas wilayah, nampaknya persyaratan ini masih jauh dari jangkauan kota-kota kita.
Karenanya Penataan Ruang menjadi kemutlakan yang harus dilaksanakan dalam setiap wilayah...
Ibu Negara Republik IndonesiaHj. Ani Bambang Yudhoyono,Situ Cipule, Karawang, 2 Desember 2011
31
-
26 KOTA
34 KAB
32
-
33
-
Bentuk Kegiatan
P2KH
Program sinergis dan kolaboratif dengan peran utama adalah Pemkab/kota dan masyarakat
Pemerintah & Pemprov
Masyarakat & dunia usaha
Pemerintah Kab/kota
bantuan teknis bimbingan teknis dukungan program pelatihan kampanye publik
sosialisasi penjaringanprakarsamasyarakat
implementasi fisik replikasi
implementasi replikasi advokasi
3434
-
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
Penyusunan Program / Kegiatan
Membuat Justifikasi:
Teknis; Ekonomi; Sosial; Lingkungan Jangan cederai alam..!!
35
-
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
36
ASPEK Strategis Nasional Konsep Program
1. EKONOMI - METROPOLITAN
- Pedesaan Berkelanjtan
- KAPET/KSN Ekonomi
2. LINGKUNGAN HIDUP - KOTA HIJAU
3. SOSIAL BUDAYA - KOTA PUSAKA
4. HANKAM - KWS Perbatasan
- Pulau Kecil/Terdepan
5. SDA & TEKNOLOGI TINGGI -
PEMANFAATAN RUANG - 2013
-
37
Kementerian
Bersama Menata RuangUntuk Semua
Pekerjaan Umum
I. BASIS IKUTI RTR/W
II. SINERGI KONTRIBUSI PENGEMBANGAN WILAYAH
III. MANFAAT PRODUKTIF DAN BERKELANJUTAN
-
plant a tree:
a single tree provides enough oxygen for two people for their entire lives.(adventure ecologys top 10 for the planet)
38
-
L A M P I R A N
39
-
ARAHAN RTRWN (PP 26/2008)
40
-
PKN
PKW
PKSN/KOTA PERBATASAN
Keterangan :
(Catatan: PKL ditetapkan dalam RTRWP)
Pulau PKN PKW PKSNSumatera 9 56 4Jawa-Bali 11 38 0Nusa Tenggara 2 10 3Kalimantan 5 28 10Sulawesi 5 24 2Maluku 2 11 4Papua 3 11 3Total 37 178 26
Strategi pemerataan pengembangan kawasan P.Sumatera-Jawa-Bali dan Kalimantan-Sulawesi-Nusa Tenggara-Maluku-Papua melalui penyebaran pusat-pusat kegiatan nasional (20:17) dan wilayah (94:84) serta pengembangan kawasan perbatasan (4:22)
41
III.2.A. RENCANA SISTEM PERKOTAAN NASIONAL 2028
-
Jaringan Jalan Arteri Primer
Jaringan Jalan Kolektor Primer
Lintas Barat Sumatera
Lintas Tengah Sumatera
Pengembangan jaringan jalan nasional diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan menjaga keutuhan NKRI
Lintas Tengah Sumatera
42
III.2.B1 RENCANA SISTEM JARINGAN JALAN
-
PKNPulau Provinsi
Sumatera Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan ,Lampung
Jawa-Bali Seluruh provinsi
Kalimantan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
Sulawesi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan
Sesuai kerangka kebijakan pembangunan nasional, untuk mengantisipasi kebutuhan aktifitas transportasi jalan bebas hambatan, khususnya di sebagian Lintas Timur Sumatera dan Pantura Jawa
43
III.2.B2 RENCANA JARINGAN BEBAS HAMBATAN
-
Pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan PKW)
PKN
44
III.2.C RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN SUMBER DAYA AIR
-
ARAHAN RTR PULAU
45
-
46
-
47
I. PERWUJUDAN SISTEM PERKOTAAN NASIONALa. Pengembangan/Peningkatan Fungsi dan Pengembangan Baru Kota-kota Utama
Kawasan Perbatasan (Sabang, Dumai, Batam, Ranai);
b. Mendorong Pengembangan Kota-kota Sentra Produksi yang Berbasis Otonomi Daerah;
c. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional (PKN dan PKW);
d. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Berbasis Mitigasi Bencana (PKN dan PKW);
II. PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONALa. Pemantapan Jaringan Arteri Primer Jaringan Lintas Timur P. Sumaterab. Pengembangan Jaringan Arteri Primer untuk menghubungkan antarwilayah
Jaringan Lintas Tengah
c. Pemantapan Jaringan Kolektor Primer Jaringan jalan pengumpan (feeder) P. Sumatera
d. Pengembangan dan Pemantapan Jaringan Jalan Tol
-
48
III. PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIRa. Konservasi sumber daya airb. Pendayagunaan sumber daya airc. Pengendalian daya rusak air.
di WS Nasional:
WS Meuredu Baro (NAD) WS Jambo Aye (NAD) WS Woyla Seunagan (NAD) WS Tripa Bateue (NAD) WS Belawan Ular Padang (Sumut) Toba Asahan (Sumut) WS Batang Angkola Batang Gadis (Sumut) WS Siak (Riau) WS Kampar (Riau, Sumbar) WS Indragiri (Riau, Sumbar) WS Reteh (Riau) WS P. Batam P. Bintan (Kepri) WS Anai Kuranji Arau Mangau
Antokan (Sumbar)
WS Sugihan (Sumsel) WS Banyuasin (Sumsel) WS Way Seputih Way Sekampung (Lampung) WS Alas Singkil (NAD, Sumut) WS Batang Natal Batang Batahan
(Sumut, Sumbar) WS Rokan (Riau, Sumbar) WS Batanghari (Jambi, Sumbar) WS Musi (Sumsel, Bengkulu, Lampung) WS Mesuji Tulangbawang (Lampung, Sumsel) WS Teramang - Ipuh (Bengkuli, Jambi) WS Nasal Padang Guci (Bengkulu, Lampung)
-
49
-
50
I. PERWUJUDAN SISTEM PERKOTAAN NASIONAL
a. Mendorong Pengembangan Kota-kota Sentra Produksi yang Berbasis Otonomi Daerah;
b. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional (PKN dan PKW);
c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Berbasis Mitigasi Bencana (PKN dan PKW);
II. PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONALa. Pemantapan Jaringan Arteri Primer Jaringan Lintas Utara P. Jawa Bali, Lintas
Tengah P. Jawab. Pemantapan Jaringan Kolektor Primer Jaringan jalan pengumpan (feeder) P.
Jawad. Pengembangan dan Pemantapan Jaringan Jalan Tol
-
51
III. PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIRa. Konservasi sumber daya air
b. Pendayagunaan sumber daya air
c. Pengendalian daya rusak air.
di WS Nasional:
WS Cimanuk-Cisanggarung (Jabar) WS Pemali-Comal (Jateng) WS Jratunseluna (Jateng) WS Serayu-Bogowonto (Jateng) WS Brantas (Jatim) WS Bali-Penida (Bali) WS Kepulauan Seribu (DKI,Banten) WS Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum (Banten, DKI, Jabar) WS Citanduy (Jabar, Jateng) WS Progo-Opak-Serang (DIY, Jateng) WS Bengawan Solo (Jateng, Jatim)
-
52
-
53
I. PERWUJUDAN SISTEM PERKOTAAN NASIONALa. Pengembangan/Peningkatan Fungsi dan Pengembangan Baru Kota-kota Utama
Kawasan Perbatasan (Paloh-Aruk, Jagoibabang, Nangabadau, Entikong, Jasa, Nunukan, Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai, Long Nawang);
b. Mendorong Pengembangan Kota-kota Sentra Produksi yang Berbasis Otonomi Daerah;
c. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional (PKN dan PKW);
d. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Berbasis Mitigasi Bencana (PKN dan PKW);
II. PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONALa. Pemantapan Jaringan Arteri Primer Jaringan Lintas Selatan P. Kalimantanb. Pengembangan Jaringan Arteri Primer untuk menghubungkan antarwilayah
Jaringan Lintas Tengah P. Kalimantan dan Lintas Utara P. Kalimantan
c. Pengembangan Jalan Kolektor Primer untuk menghubungkan antarwilayah Jaringan Jalan Pengumpan (feeder) P. Kalimantan
d. Pengembangan Jaringan Jalan Tol
-
54
III. PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIRa. Konservasi sumber daya airb. Pendayagunaan sumber daya airc. Pengendalian daya rusak air.
di WS Nasional:
WS Kapuas (Kalbar) WS Pawan (Kalbar) WS Seruyan (Kalteng) WS Kahayan (Kalteng) WS Mahakam (Kaltim) WS Jelai-Kendawangan (Kalbar, Kalteng) WS Barito-Kapuas (Kalsel, Kalteng)
-
ARAHAN RTR KSN
55
-
56
-
57
I. PERWUJUDAN SISTEM PUSAT PERMUKIMAN KAWASAN
Mengembangkan Kota Inti (Medan) dan Pusat Kegiatan di Kawasan Perkotaan di Sekitarnya:
a. Kawasan Perkotaan Binjai;
b. Kawasan Perkotaan Hamparan Perak;
c. Kawasan Perkotaan Sunggal;
d. Kawasan Perkotaan Tanjung Morawa;
e. Kawasan Perkotaan Percut Sei Tuan;
f. Kawasan Perkotaan Pancur Batu;
g. Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam;
h. Kawasan Perkotaan Galang;
i. Kawasan Perkotaan Brastagi.
-
58
II. PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI DARAT
a. pengembangan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan jalan arteriprimer: Jalan Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai Lubuk Pakam Tanjung
Morawa Lingkar Luar Kota Medan Sunggal Binjai Batas Binjai/Langkat; Jalan Medan Belawan; Jalan Medan Bt. Kuis Kuala Namu; Jalan Lubuk Pakam Kuala Namu Belawan Hamparan Perak; Jalan Kuala Namu Tanjung Morawa Deli Tua Pancur Batu Sunggal
Hamparan Perak; Jalan Percut Sei Tuan Tembung Tanjung Morawa; Jalan Medan Sunggal Medan Timur Percut Sei Tuan; Jalan Medan Selayang Pancur Batu.
-
59
b. pengembangan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan jalankolektor primer (KP-1): Jalan Pancur Batu Brastagi; Jalan Brastagi Kabanjahe.
c. pengembangan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan jalan bebashambatan: Medan Tanjung Morawa Lubuk Pakam Kuala Namu Batas Deli
Serdang/Serdang Bedagai Tebing Tinggi; Belawan Medan Tanjung Morawa; Binjai Medan.
-
60
III. PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Pengelolaan sumber daya air yang terdiri atas konservasiSDA, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air:
a. Pengelolaan WS Strategis Nasional Belawan Ular Padang, yang meliputiDAS Belawan, DAS Belumai, DAS Deli Percut, DAS Sei Serdang, DAS SeiKenang, DAS Bedagai, DAS Martebing, dan DAS Ular.
b. Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Pengendali Banjir: Waduk: Tembengan, Namobatang, Lau Simeme, Beranti; Kanal: Flood Way Deli Percut; Kolam Retensi: Simbahe River Bank.
c. Pengelolaan dan Pengembangan Daerah Irigasi: DI Teknis: Namu Sira-sira, Bandar Siboras, Medan Krio, Sumberejo
Lama, Ramonia, Bekala, Namo Rambe; DI Semi Teknis: Ranto Panjang, Langau.
-
ARAHAN SISTEM TRANSPORTASI JABODETABEKPUNJUR
61
-
ARAHAN SISTEM PENGENDALIAN BANJIR JABODETABEKPUNJUR
62
-
63
I. PERWUJUDAN SISTEM PUSAT PERMUKIMAN KAWASAN
Mengembangkan Kota Inti (Jakarta), Kota Satelit, dan Sub-pusat Perkotaan sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat melalui program:
Tangerang
Bogor
Jakarta
Depok
Tambun/Cikarang
Bekasi
Kota Inti Kota Satelit Sub-pusat Perkotaan
a. Pengembangan prasarana air baku melalui pembangunan dan pengelolaan waduk multiguna, saluran pembawa, pengelolaan situ, dan pemeliharaan sungai;
b. Pemisahan pengelolaan air limbah domestik dan industri
c. Pengelolaan air limbah secara terpusat di pusat bisnis, perumahan padat, dan sentra industri;
d. Pengelolaan sampah terpadu dyang mencakup seluruh daerah administrasi dalam kawasan.
-
64
II. PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI DARAT
a. pengembangan jalan yang menghubungkan antarwilayah danantarpusat permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dansimpul-simpul transportasi serta pengembangan jalan penghubungantara jalan selain jalan tol dengan jalan tol;
e. pengembangan jalan tol dalam kota di wilayah DKI Jakarta yang terintegrasi dengan jalan tol antarkota sesuai dengan kebutuhannyata;
f. pembangunan jalan setingkat jalan arteri primer atau kolektorprimer yang menghubungkan Cikarang Pelabuhan Tanjung Priokdan Citayam Jalan Lingkar Luar Jakarta;
-
65
III. PERWUJUDAN SISTEM PENGENDALIAN BANJIR
a. Rehabilitasi hutan dan lahan serta penghijauan kawasan tangkapanair;
b. Penataan kawasan sempadan sungai dan anak-anak sungainya;
c. Normalisasi sungai dan anak-anak sungainya;
d. Pengembangan waduk-waduk pengendali banjir dan pelestarian situ-situ serta daerah retensi air;
e. Pembangunan prasarana dan pengendali banjir;
f. Pembangunan prasarana drainase;
-
PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN BATAM-BINTAN-KARIMUN
66
-
67
I. PERWUJUDAN SISTEM PUSAT PERMUKIMAN KAWASAN
a. Mengembangkan sistem pusat kegiatan primer di Kota Batam:
Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor: Kawasan Industri Kabil, Batu Ampar, Muka Kuning, Tanjung Uncang, Tanjung Gundap, dan Lubuk Baja;
Pusat kegiatan pariwisata internasional dan domestik: Pantai Nongsa, Pantai Tanjung Pinggir, Kawasan Wisata Jodoh, dan Pantai Sembulang;
Pusat perdagangan dan jasa: Jodoh, Nagoya, Batu Ampar, dan Sagulung. Pusat kegiatan transportasi: Bandara Hang Nadim, Pelabuhan Batam (Terminal
Kabil, Nongsa, Batu Ampar, Sekupang), Batam Center.
Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara: Tanjung Sengkuang dan Pulau Nipa;
Pusat kegiatan pendidikan di 10 wilayah administrasi kecamatan; Pusat kegiatan kesehatan di 10 wilayah administrasi kecamatan;
-
68
b. Mengembangkan sistem pusat kegiatan primer di Kabupaten Bintan:
Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor: Kawasan Industri Galang Batang, Kawasan Industri Lobam, dan Kawasan Industri Maritim Bintan Timur;
Pusat kegiatan pariwisata internasional dan domestik: Lagoi, Pengujan Kuala Sempang, Trikora, dan Sakera;
Pusat perdagangan dan jasa: Bandar Sei Bentan, Tanjung Uban; Pusat kegiatan transportasi: Pelabuhan Bandar Sri Udana, Pelabuhan Tanjung
Uban, Pelabuhan Bandar Seri Bentan, dan Pelabuhan Kijang;
Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara: Metingi, Gn. Bintan Kecil, Tanjung Berakit, dan Tanjung Sading;
Pusat kegiatan kesehatan: Kawasan Bandar Seri Bentan, Kawasan Perkotaan Tanjung Uban, dan Kawasan Seri Kuala Lobam.
-
69
c. Mengembangkan sistem pusat kegiatan primer di Kota Tanjungpinang:
Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor di Kawasan Industri Dompak Seberang;
Pusat kegiatan pariwisata internasional dan domestik di Senggarang dan Pulau Penyengat;
Pusat perdagangan dan jasa di Senggarang; Pusat kegiatan transportasi di Pelabuhan Batu Sembilan; Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara di Batu Hitam dan Simpang
KM 14 Air Raja;
Pusat kegiatan pendidikan di Kawasan Batu Sembilan, Pulau Dompak, dan Kawasn Senggarang.
Pusat kegiatan kesehatan di Kawasan Senggarang.
-
70
d. Mengembangkan sistem pusat kegiatan primer di Kabupaten Karimun:
Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor di Kawasan Industri Parit Rampak, Tanjung Melolo, Tanjung Penggaru, Tanjung Jepun, Tanjung Sememal, Pasir Panjang, dan Teluk Lekup;
Pusat kegiatan pariwisata internasional dan domestik di Pantai Pongkar dan Pantai Pelalawan;
Pusat perdagangan dan jasa di CBD Tebing dan Malarko Barat; Pusat kegiatan transportasi di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun (Terminal Parit
Rempak dan Terminal Malarko);
Pusat kegiatan industri perkapalan di Kawasan Industri Perkapalan Sembawang;
Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara di Pulau Karimun Anak; Pusat kegiatan pendidikan dan kesehatan di pusat perkotaan baru Kec. Tebing.
e. Mengembangkan sistem jaringan pelayanan air baku, air minum, air limbah, dan persampahan di pusat-pusat permukiman dan pusat pelayananan.
-
71
II. PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI DARAT
a. pengembangan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan jalan arteriprimer: Jalan Batam Center Sp. Franky Sp. Kabil Muka Kuning Tembesi
Tanjung Berikat (Batam); Jalan Sp. Kabil Sp. Jam Sei Harapan Terminal Sekupang (Batam); Jalan Sp. Kabil Sp. Punggur Bandara Hang Nadim Batu Besar Nongsa
(Batam); Jalan Sp. Punggur Pelabuhan Telaga Punggur (Batam); Jalan Tembesi Batu Aji Tanjung Uncang (Batam); Jalan Sp. Jam Terminal Batu Ampar (Batam); Jalan Pelabuhan Kijang Sei Enam Perbatasan Kota Tg. Pinang (Bintan); Jalan Pelabuhan Sri Bintan Pura Sp. Adi Sucipto Gesek (Tg. Pinang) Sp. Adi Sucipto Sp. Dompak Lama Sp. Wacopek Perbatasan Kab. Bintan
(Tg. Pinang)
-
72
b. pengembangan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan jalankolektor primer (KP-1):
c. pengembanganjaringan jalan bebas hambatan: Jalan Tol Terminal Batu Ampar Sp. Kabil Bandara Hang Nadim; Jalan Tol Sp. Kabil Kawasan Industri Muka Kuning Pulau Galang; Jembatan Tol di Simpang Tiga Bundaran Kabil P. Tanjung Sauh P. Bintan.
d. pengembanganjaringan jalan strategis nasional ruas SimpangGesek Tanjung Uban.
-
73
III. PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
a. Pengelolaan sumber daya air permukaan berupa sungai dan wadukyang terdapat di seluruh daerah administrasi;
b. Pengelolaan sistem pengendalian banjir berupa waduk yang terdapatdi seluruh daerah administrasi;
c. Pengembangan dan pengelolaan sistem pengamanan pantai melaluipengurangan energi gelombang dan penguatan tebing pantai diseluruh pantai rawan abrasi di Kawasan BBK.
-
DAFTAR WILAYAH SUNGAI NASIONAL
74
-
DAFTAR PKN, PKW, dan PKSN (1)
75
-
DAFTAR PKN, PKW, dan PKSN (2)
76
-
DAFTAR KAB/KOTA di Koridor MP3EI
77
-
78
Slide Number 1Slide Number 2Slide Number 3Slide Number 4Slide Number 5Slide Number 6Slide Number 7Slide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Slide Number 13Slide Number 14Slide Number 15Slide Number 16Slide Number 17Slide Number 18Slide Number 19Slide Number 20Slide Number 21Slide Number 22Slide Number 23Slide Number 24Slide Number 25KORIDOR EKONOMI JAWASlide Number 27Slide Number 28Slide Number 29Telapak Ekologis P. Sumatera (contoh)Slide Number 31Slide Number 32Slide Number 33Bentuk Kegiatan Slide Number 35Slide Number 36Slide Number 37Slide Number 38Slide Number 39Slide Number 40Slide Number 41Slide Number 42Slide Number 43Slide Number 44Slide Number 45Slide Number 46Slide Number 47Slide Number 48Slide Number 49Slide Number 50Slide Number 51Slide Number 52Slide Number 53Slide Number 54Slide Number 55Slide Number 56Slide Number 57Slide Number 58Slide Number 59Slide Number 60Slide Number 61Slide Number 62Slide Number 63Slide Number 64Slide Number 65PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN BATAM-BINTAN-KARIMUNSlide Number 67Slide Number 68Slide Number 69Slide Number 70Slide Number 71Slide Number 72Slide Number 73Slide Number 74Slide Number 75Slide Number 76Slide Number 77Slide Number 78