bab i pendahuluan (menjaga kesehatan gigi pada anak)

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah mereka yang berusia 1-12 tahun. Menurut Titin (2003) Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi sumber daya yang berkualitas dan dapat menghadapi tantangan di masa datang. Anak balita adalah anak yang berusia di bawah 5 tahun,dan pada periode ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar sesuai dengan sifat ingin tahu anak.Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan secara optimal.Adapun untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2000). 1

Upload: yuliaganerufajar5122

Post on 05-Jul-2015

1.022 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak adalah mereka yang berusia 1-12 tahun. Menurut Titin (2003) Anak

adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus

dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi

anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi sumber daya

yang berkualitas dan dapat menghadapi tantangan di masa datang.

Anak balita adalah anak yang berusia di bawah 5 tahun,dan pada periode ini

sudah menampakkan kepekaan untuk belajar sesuai dengan sifat ingin tahu

anak.Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya

penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasar agar

tercapai derajat kesehatan secara optimal.Adapun untuk menunjang upaya kesehatan

yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes

RI, 2000).

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.Kerusakan

pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,sehingga akan

mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah

makanan dan minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang

merusak gigi.Selain dari makanan,hal yang menjadi factor yang dapat merusak gigi

adalah kebiasaan buruk yang dapat saja terjadi

Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan,

pengetahuan,pendidikan,kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi

termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan

kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu

1

Page 2: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan

(Pratiwi, 2007).

Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi

fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan

bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin

dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang

dapat dilihat dalam mulut.Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk

dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies

disbanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu

banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak

yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).Masalah utama dalam rongga

mulut anak adalah karies gigi. Di negara-negara maju prevalensi karies gigi terus

menurun sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia ada

kecenderungan kenaikan prevalensi penyakit tersebut (Supartinah, 1999)

Kebanyakan ibu kurang memperhatikan kesehatan maupun perawatan gigi

yang baik pada anak. Nutrisi memiliki peranan penting dalam memeliharakesehatan

tubuh pada umumnya, dan kesehatan rongga mulut pada khususnya. Nutrisi juga

penting peranannya dalam setiap tahap tumbuh kembang gigi dan dalam menjaga

keseimbangan lingkungan mulut yang dihubungkan dengan kesehatan gigi. Nutrisi

untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena

masa pertumbuhan gigi sejalan dengan masa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.

Nutrisi yang dibutuhkan pada masa kehamilan penting untuk kalsifikasi optimal gigi

sulung, sedangkan nutrisi pada masa balita dan anak-anak penting untuk pertumbuhan

gigi tetap.

Meningkatnya masalah gizi pada ibu hamil dan balita tentunya berdampak pula

pada peningkatan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan

bertambah buruknya masalah gizi anak tersebut. Mengetahui hubungan antara status

gizi dan kesehatan gigi dan mulut menjadi penting karena seringkali terdapat

karakteristik yang khas dari berbagai jaringan dalam rongga mulut yang lebih sensitif

2

Page 3: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

terhadap defisiensi nutrisi, sehingga apabila tubuh mengalami defisiensi nutrisi

seringkali jaringan dalam rongga mulutlah yang pertama kali memperlihatkan efek

defisiensi nutrisi tersebut. (Moyers 1988)

Pola makan yang salah,serta berbagai kebiasaan yang buruk juga dapat

menyebabkan berkurangnya tingkat kesehatan gigi yang parah pada anak.Kesalahan

dini ini akan berakibat panjang.Karena proses pembentukan gigi sulung telah dimulai

sejak masa kehamilan, sementara gigi permanen perkembangannya sudah dimulai

sejak bayi lahir.Akibat yang paling sering muncul adalah mengenai masalah

pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen.

3

Page 4: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.2.1 Kapankah menjaga kesehatan gigi anak sebaiknya di mulai?

1.2.2 Apakah hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi pada anak?

1.2.3 Mengapa menjaga kesehatan gigi pada anak perlu dilakukan?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah :

1.3.1 Mengetahui kapan waktu yang baik untuk mulai menjaga kesehatan gigi pada

anak (first dental visit).

1.3.2 Mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi pada

anak.

1.3.3 Mengetahui perlunya menjaga kesehatan gigi pada anak.

1.4 Manfaat

1.4.1 Memberikan informasi kepada orang tua,khususnya ibu muda,mengenai kapan

waktu terbaik untuk memulai menjaga kesehatan gigi pada anak.

1.4.2 Memberikan informasi mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga

kesehatan gigi pada anak.

1.4.3 Memberikan informasi mengenai perlunya menjaga kesehatan gigi pada anak.

4

Page 5: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

BAB II

MATERI

2.1 Waktu yang Baik untuk Mulai Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak

Program pencegahan kesehatan mulut bagi anak-anak Indonesia saat ini belum

berjalan dengan baik. Kunjungan ke dokter gigi belum merupakan hal yang rutin

dilakukan. Hal tersebut baru dilakukan bila terdapat keluhan dan program pencegahan

belum sepenuhnya dijalankan. Anggapan bahwa gigi sulung merupakan gigi yang

keberadaannya di rongga mulut hanya sementara sehingga perawatannya tidak perlu

terlalu diperhatikan masih banyak dianut oleh para orang tua. Orang tua banyak yang

belum mengetahui kapan kunjungan pertama ke dokter gigi dapat diberikan pada

anaknya dan apa saja yang dapat diperoleh dari kunjungan rutin ke dokter gigi.

Menurut rekomendasi dari The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) dan

American Dental Association (ADA), seorang anak harus mulai melakukan kunjugan

ke dokter gigi setelah gigi sulung pertamanya erupsi dan tidak boleh lebih dari usia 12

bulan. Rekomendasi ini ditujukan untuk mendeteksi dan mengontrol berbagai patologi

gigi, terutama karies gigi yang merupakan penyakit mulut yang paling prevalen pada

anak-anak dan dapat terjadi segera setelah gigi erupsi. Selain itu, rekomendasi ini juga

didasarkan pada penetapan dasar pendidikan preventif dan perawatan gigi pada anak

untuk mendapatkan kesehatan mulut yang optimal pada masa kanak-kanak hingga

dewasa.

2.1.1 Kunjungan sebelum kelahiran anak (kunjungan prenatal)

Kunjungan ini diperlukan untuk menciptakan kontak dan ikatan kepercayaan

pertama antara orang tua dengan dokter gigi, sehingga diharapkan terbentuk

kesadaran, perilaku, dan sikap yang positif dan bertanggung jawab mengenai prinsip-

5

Page 6: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

prinsip perawatan kesehatan gigi baik bagi ibu hamil maupun bagi anak yang kelak

dilahirkan. Orang tua diberi penjelasan bahwa pembentukan gigi anak telah dimulai

pada saat berada dalam kandungan. Selain itu, kunjungan prenatal dapat menekankan

konsep kedokteran gigi terkini yang menunjukkan kemitraan antara dokter gigi dan

orang tua yang bekerja sama dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

Identifikasi faktor risiko karies dan pemberian bahan-bahan antikariogenik

seperti fluor dapat dilakukan pada kunjungan prenatal. Akhir kunjungan ini bertujuan

untuk menekankan pentingnya kunjungan pada saat bayi berusia 6 bulan kelak.Pada

kunjungan ini, ibu hamil juga memperoleh pemeriksaan kesehatan giginya. Prosedur-

prosedur preventif dapat dilakukan pada ibu hamil dengan rekomendasi dari dokter

kandungan yang merawatnya. Metode kunjungan prenatal meliputi edukasi yang

berkenaan dengan pertumbuhan perkembangan gigi serta pencegahan penyakit gigidan

mulut. Demonstrasi prosedur pemeliharaan kesehatan gigi dan konseling prenatal.

Selama kunjungan prenatal, perlu juga diutarakan mengenai teething karena

hal ini sering kali merupakan keluhan gigi dan mulut pertama yang dihadapi orangtua.

Walaupun waktu dan urutan erupsi secara umum dapat diprediksi, namun variasi

dalam hal tersebut dapat merupakan sumber kecemasan orang tua. Teething

merupakan fenomena alamiah yang biasanya terjadi dengan sedikit atau tanpa

keluhan. Namun, beberapa bayi dapat menunjukkan tanda-tanda distres

sistemik,meliputi peningkatan suhu badan, diare, dehidrasi, peningkatan salivasi,

erupsi kulit,dan gangguan gastrointestinal.

Pemberian edukasi kesehatan gigi selain dilakukan di klinik atau ruang praktek

dokter gigi, dapat juga dilakukan di Posyandu dengan program Usaha Kesehatan Gigi

Masyarakat Desa (UKGMD) dari puskesmas setempat. Kunci keberhasilan promosi

kesehatan mulut dan pencegahan penyakit mulut terletak pada bimbingan dan edukasi

orang tua, deteksi dini, dan rujukan untuk intervensi yang tepat. Hal tersebut dapat

dicapai dengan baik oleh tenaga kesehatan non gigi karena banyak wanita hamil

mempercayakan kesehatan mereka selama kehamilan dan kesehatan anak selama masa

bayi dan kanak-kanak awal.

6

Page 7: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

2.1.2 Kunjungan pada saat anak berusia 6 bulan

Kunjungan ini ditujukan untuk mengingat kembali mengenai apa yang telah

didapat pada saat kunjungan prenatal. Orang tua diingatkan kembali bagaimana cara

memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya. Pemeriksaan gigi dapat dilakukan pada

bayi dan bila perlu pemberian fluoride dapat mulai dilakukan pada kunjungan

ini.Karies gigi merupakan penyakit yang dapat ditransmisikan dengan Streptococcus

mutans (SM) sebagai bakteri utama yang bertanggung jawab.

Bakteri ini tidak terdapat dalam mulut saat kelahiran anak namun didapat,

biasanya dari ibu atau pengasuh, melalui kontak intim, penggunaan alat makan

bersamaan, dan lain-lain.Hal ini diperkirakan terjadi saat bayi berusia antara 6 hingga

36 bulan. Kadar tinggi bakteri dalam mulut ibu meningkatkan kecepatan transmisi

kepada bayi.Pemberian susu botol dalam waktu yang lama dapat memberikan

lingkungan yang meningkatkan perkembangan karies dini melaui penyediaan substrat

bagi proliferasi bakteri. Anak-anak yang terinfeksi SM pada usia awal memiliki

insidensi karies yang lebih tinggi (baby bottle caries).

2.1.3 Kesehatan mulut ibu

Pada kunjungan prenatal dan kunjungan pada saat anak berusia 6

bulan,kesehatan mulut ibu juga perlu diperhatikan dan diperiksa. Makin cepat seorang

bayi terinfeksi oleh flora oral kariogenik, terutama Streptococcus mutans (SM), makin

tinggi pula risiko karies pada gigi sulungnya. Anak-anak yang terinfeksi SM pada

tahun pertama kehidupannya memiliki prevalensi karies yang lebih tinggi pada tahun-

tahun berikutnya dibandingkan anak-anak yang tidak terinfeksi. Karena ibu

merupakan sumber transmisi SM, kesehatan mulut ibu dapat memberikan factor resiko

pada kesehatan mulut bayi yang baru dilahirkannya. Karena itu, kesehatan mulut ibu

penting dipelihara selama dan setelah kehamilan untuk mencegah penyaki tmulut pada

anak-anaknya.Perawantan gigi bagi ibu hamil harus dilakukan berdasarkan trimester

kehamilan. Trimester pertama hanya melakukan perawatan darurat dan harus melalui

konsultasi dengan dokter kandungan ibu. Pada trimester kedua, selain perawatan

7

Page 8: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

darurat, dapat juga dilakukan perawatan elektif. Radiografi dapat digunakan dengan

proteksi yang memadai. Seperti halnya trimester pertama, trimester ketiga hanya

melakukan perawatan gigi darurat namun radiografi masih dapat dilakukan.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, mikroorganisme kariogenik primer,SM,

pertama kali didapat seorang anak selama preiode diskrit yang disebut

jendelainfektivitas, yaitu sekitar usia 2 tahun. Oleh sebab itu penting sekali untuk

melakukanskrining dini sebulu manifestasi lesi karies terjadi. Beberapa penelitian

menyatakanbahwa koloni SM dapat terdeteksi sebelum usia 6 bulan. Penelitian lain

menyebutkanbahwa ibu sebagai sumber infeksi SM. Hal ini mengarahkan pada

perlunya intervensigigi secara dini dan kunjungan prenatal untuk mencegah inisiasi

lesi karies dan atauuntuk menghentikan lesi insipien.

Amerika Serikat menetapkan kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya pada

tahun pertama kehidupan. Hal tersebut didasarkan pada dibangunnya dasar pendidikan

preventif dan perawatan gigi dalam rangka mencapai kesehatan mulut yang optimum

saat masa kanak-kanak.Perawatan preventif dini juga dapat dikatakan sebagai

investasi kesehatan danekonomis. Beberapa orang tua menghindar untuk membawa

anaknya ke dokter gigihanya untuk menghemat keuangan mereka.

Penelitian tahun 2004 menunjukkanbahwa anak-anak yang melakukan

kunjugan pertama sebelum usia 1 tahun memilikibeban biaya perawatan gigi l dalam

lima tahun pertama yang lebih rendah 40%.Selain itu, tanpa perawatan preventif,

dampak kerusakan gigi pdaperkembangan anak dapat memburuk. Beberapa penelitian

menghubungkan karies gigi masa kanak-kanak dengan berat badan yang lebih rendah

dari ideal. Efek kesehatan mulut yang buruk dapat terasa seumur hidup anak.

8

Page 9: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

2.2 Perlunya Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak

Pengaruh Kondisi Kesehatan Gigi-mulut Terhadap Kesehatan Secara

Menyeluruh

Selain keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi keadaan rongga mulut,

keadaan pada rongga mulut pun dapat mempengaruhi keadaan sistemik. Sejak dahulu

telah diketahui hubungan antara kesehatan rongga mulut dengan kesehatan sistemik,

sehingga kejadian pada rongga mulut tidak dapat dipisahkan dengan keadaan sistemik.

Status kesehatan gigi-mulut sangat bermakna pada anak. Riset telah

membuktikan adanya hubungan antara kesehatan mulut dengan kesehatan umum.

Gangguan kesehatan mulut berdampak lebih luas daripada sekadar gangguan lokal

mulut dan sekitarnya. Keadaan seperti labiopalatoskisis akan mengganggu nutrisi dan

proses bicara.

Berbagai kelainan gigi-mulut dapat mengganggu kesehatan umum pada anak, di

antaranya:

Gangguan pertumbuhan struktur maksilofasial – bawaan/didapat

Trauma wajah dan mulut

Kebiasaan oral yang mengganggu pertumbuhan rahang

Keganasan rongga mulut

Infeksi oral, terbanyak karies dentis

Rongga mulut merupakan tempat berkumpulnya bakteri. Rongga mulut

memberi kontribusi yang cukup berarti dalam menimbulkan bakteremia. Pada keadaan

penurunan imunitas, bakteri rongga mulut yang semula komensal dapat berubah

menjadi patogen sehingga dapat menyebabkan bakteremia dan infeksi sistemik.

Misalnya, pada keadaan penyakit jantung bawaan, infeksi pada rongga mulut dapat

menyebabkan endokarditis bakterialis yang merupakan penyakit yang cukup serius.

9

Page 10: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

Infeksi gigi secara perkontinuitatum dapat menjalar ke mastoid dan akhirnya

menyebabkan meningitis purulenta yang dapat berakibat fatal.

Sebelum era antibiotik, infeksi sistemik selalu dihubungkan dengan infeksi

pada rongga mulut, atau terkenal dengan istilah gigi sebagai fokus infeksi untuk

infeksi sistemik. Bila terjadi infeksi sistemik maka gigi yang dicurigai sebagai fokus

infeksi dicabut. Dengan kemajuan terapi antibiotik dan kemajuan di bidang perawatan

gigi, keadaan tersebut telah ditinggalkan. Dengan perawatan gigi dan rongga mulut

yang baik, kemungkinan infeksi gigi dan rongga mulut menjadi berkurang.

Pada keadaan mulut yang sakit, proses nutrisi mengalami gangguan. Demikian

pula komunikasi. Keadaan gangguan mulut yang sering terjadi adalah karies dentis

yang berhubungan dengan higiene mulut dan kurangnya fluor. Kedua hal tersebut

harus menjadikan perhatian dokter, baik dokter anak maupun dokter gigi. Akibat

gangguan tersebut, proses tumbuh kembang anak akan terganggu, terutama pada anak

balita. Karies dentis, selain banyak dijumpai pada anak balita, juga pada anak sekolah

di mana sakit gigi merupakan kejadian sehari-hari yang sering dijumpai.

Infeksi saluran napas atas akut seperti faringitis dan common cold (influensa)

merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering dijumpai. Penyebab

tersering adalah virus sehingga pengobatan antibiotik tidak diperlukan. Gejala utama

faringitis adalah batuk, demam, nyeri saat menelan, dan rasa tidak nyaman di mulut.

Pemberian obat suportif seperti antipiretik dan obat batuk sangat membantu

penyembuhan. Yang perlu diperhatikan pada faringitis adalah kemungkinan infeksi

oleh bakteri sehingga memerlukan antibiotik. Tidak ada panduan pasti untuk

membedakan infeksi oleh virus atau bakteri. Hanya, ada beberapa petunjuk yang

digunakan sebagai pedoman pemberian antibiotik.

Faringitis karena bakteri biasanya dengan demam mendadak tinggi, sakit

menelan, terdapat detritus pada farings, dan pembesaran kelenjar getah bening

10

Page 11: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

sekitarnya. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositosis dengan netrofil yang

meningkat. Jika dijumpai keadaan di atas, perlu diberikan antibiotik karena

kemungkinan infeksi oleh Streptokokus â hemolitikus sangat besar. Infeksi kuman

tersebut dapat menimbulkan kelainan di kemudian hari, yaitu penyakit jantung rematik

dan glomerulo-nefritis pasca-streptokokus yang menjadi masalah cukup serius. Untuk

memastikan harus dilakukan kultur, tetapi harus pula diingat bahwa rongga mulut

merupakan tempat yang banyak bakteri sehingga hasilnya bisa bias. Selain itu, kultur

tenggorok memerlukan waktu yang lama dan biaya yang cukup mahal. Untuk itu,

pengenalan klinis terhadap kemungkinan infeksi bakteri sangat diperlukan.

Gejala common cold hampir sama dengan radang tenggorok. Pada yang ringan,

gejala panas tidak timbul. Gejala yang dapat timbul adalah batuk, pilek, dan hidung

tersumbat. Virus merupakan penyebab tersering sehingga penggunaan antibiotik tidak

pada tempatnya. Pengobatan bersifat suportif seperti antipiretik dan minum yang

banyak. Biasanya berlangsung kurang dari seminggu dan tidak lebih dari dua minggu.

Tampak bahwa infeksi sekitar rongga mulut dapat menyebabkan kelainan sistemik

berupa demam, nyeri otot, dan rasa tidak nyaman pada pasien.

Anak adalah pribadi yang unik, ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh

kecil. Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan baik

secara fisik, mental dan intelektual. Mereka mengalami berbagai fase dalam

perkembangannya,dimana pada usia 2 sampai 5 tahun merupakan fase yang paling

aktif, terutama pada perkembangan otak anak,oleh karena itu periode tersebut dikenal

sebagai masa keemasan anak atau golden age.

Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orangtua

dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Pendidikan kesehatan gigi

(Dental Health Education) seringkali menjadi topik yang kurang mendapat perhatian

baik dirumah maupun sekolah.

11

Page 12: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

Ada beberapa alasan mengapa seringkali orangtua kurang memperhatikan

kebersihan dan kesehatan gigi anak. Alasan yang paling banyak ditemukan adalah

masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa gigi pada anak adalah gigi susu ,jadi

tidak usah dirawat karena nanti juga akan berganti dengan gigi tetap. Padahal

sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak harus mulai dajarkan untuk menjaga

kebersihan dan kesehatan giginya.Karena alasan berikut :

1. Pada masa gigi susu,sedang terjadi pembentukan gigi tetap didalam tulang.

Sehingga jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses

pembentukan gigi tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetap nya tumbuh

dengan tidak normal.

2. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan kedalam perut. Mulut adalah lokasi

pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi gangguan pada

mulut maka akan mengganggu kelancaran proses pencernaan.

3. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ

didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal,dll. Karena infeksi dalam mulut dapat

menyebar kedalam organ-organ tersebut yang disebut dengan fokal infeksi.

4. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas

beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar mereka.terutama dalam memusatkan

konsentrasi belajarnya.

5. Gigi susu yang berlubang (seperti halnya pada orang dewasa) dapat menimbulkan

rasa tidak nyaman atau sakit. Akibatnya anak dapat menjadi rewel dan sulit makan.

6. Dapat menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan, karena gigi yang berlubang

tidak nyaman untuk dipakai mengunyah. Akibatnya makan tidak dikunyah dengan

sempurna, dan dapat mempengaruhi nutrisi bagi anak.

12

Page 13: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

7. Gigi susu yang berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal

prematur atau terpaksa dicabut sebelum waktunya. Idealnya pada kondisi ini dibuatkan

space maintainer. Gigi susu berfungsi sebagai panduan bagi pertumbuhan gigi

tetapnya. Bila gigi tanggal prematur, pertumbuhan gigi tetap menjadi tidak teratur.

8. Susunan gigi yang tidak teratur dapat mengarah kepada gangguan fungsi bicara

(terutama gigi depan yang tidak teratur), profil wajah tidak harmonis, gangguan pada

pengunyahan, dan dapat menurunkan rasa percaya diri anak

2.3 Hal-hal yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak

Tindakan preventif yang perlu diambil oleh orangtua agar gigi-gigi anaknya

sehat antara lain adalah :

1. Berusaha sedini mungkin untuk mengajarkan anak agar terbiasa menyikat

gigi setidaknya dua kali sehari.

Menyikat gigi menjelang waktu tidur sangat dianjurkan untuk menghilangkan

sisa-sisa makanan yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi, demikian pula menyikat

gigi di waktu pagi sesudah makan pagi.Anak-anak bisa mulai belajar menyikat giginya

pada usia 2 atau 3 tahun. Tetapi, orangtua tidak boleh bosan atau malas mengawasi

serta membimbingnya. Ajarkanlah bagaimana cara menyikat gigi yang benar, tetapi

jangan membuat mereka bosan dengan perintah-perintah yang membuat frustrasi.

Yang penting adalah menanamkan kebiasaan sejak dini dan memberikan pengertian

pentingnya menjaga kebersihan pada umumnya. Pasta gigi yang mempunyai rasa

menyenangkan bagi anak-anak mungkin bisa merangsang mereka untuk rajin

menggosok gigi.

2. Tanamkan disiplin makan pada anak-anak.

Kesukaan anak¬-anak pada gula-gula dan makanan tertentu yang merusakkan

gigi harus diawasi, terutama bila mereka makan makanan tersebut di malam hari.

Dalam hal ini sebelum tidur harus menyikat giginya dengan bersih agar tidak ada sisa-

sisa makanan yang tertinggal.

13

Page 14: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

Pastikan bahwa anak-anak mendapatkan cukup fluoride. Bila air minum tidak

cukup mengandung fluoride, maka mungkin anak-anak memerlukan tablet fluoride

atau fluoride drops yang bisa diperoleh dengan resep dokter. Perawatan dengan

fluoride oleh dokter gigi setiap tiga atau enam bulan mungkin diperlukan bila anak

mengalami problema kerusakan gigi yang parah.Pasta gigi yang mengandung fluoride

biasanya dianjurkan. Tetapi, jangan membiarkan anak-anak di bawah usia 6 tahun

berkumur dengan fluoride karena jumlah yang berlebihan dapat membuat gigi berubah

warna.Bila perlu mintalah dokter gigi untuk memberikan lapisan pelindung bagi

geraham anak Anda. Karena delapan dari tiap sepuluh kasus gigi berlubang pada anak-

anak dibawah usia 12 tahun terjadi pada permukaan geraham (molar), para dokter gigi

biasa menganjurkan untuk melapisi geraham dengan lapisan pelindung dari plastik

yang menutup permukaan gigi. Lapisan pelindung (sealant) ini dioleskan pada

geraham tetap, biasanya pada usia 6 sampai 12 tahun.

3. Meningkatkan pemenuhan gizi yang baik.

Makanan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Makanan yang sehat dan mencukupi kebutuhan gizi seseorang akan berpengaruh baik

terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan

mulut. Dokter spesialis gizi klinik ini kemudian menjelaskan beberapa nutrisi

yangberpengaruh kuat pada kesehatan gigi, yaitu :

a.Karbohidrat

Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang utama digunakan oleh tubuh.

Karbohidrat dikelompokkan menjadi karbohidrat kompleks dan karbohidrat

sederhana. Karbohidrat kompleks dapat berupa tepung-tepungan, sayur, dan

buah.Sedangkan karbohidrat sederhana berupa gula murni.Tepung-tepungan dan gula

murni yang biasa terdapat dalam kue dan makanan-makanan legit berpengaruh dalam

pembentukan karies gigi. Di dalam mulut, gula dan tepung akan difermentasi oleh

bakteri sehingga membentuk asam yang dapat merusak email, lalu timbullah karies.

Sebaliknya, karbohidrat yang banyak mengandung serat seperti pada buah dan sayur

14

Page 15: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

bermanfaat dalam membersihkan gigi sehingga tidak ada gula atau tepung

yangmenempel pada gigi setelah makan.

b.Protein

Protein digunakan untuk pembentukan keratin yang terdapat dalam email gigi. Protein

banyak terkandung dalam susu yang merupakan nutrisi utama pada bayi dan anak-

anak.

c.Kalsium

Kalsium merupakan bahan utama untuk pembentukan dentin (bagian tengah gigi) dan

email (bagian luar gigi). Asupan kalsium yang kurang pada masa pertumbuhan (bayi

dan anak) dapat mengganggu pertumbuhan gigi. Bisa juga, gigi yang terbentuk

menjadi tidak kokoh atau rapuh. Adapun bahan makanan sumber kalsium adalah susu,

keju, teri kering, udang kering, ikan sarden, dan kacang kedelai.

d.Fosfor

Asupan fosfor yang kurang akan mengganggu proses pembentukan gigi. Akibat

asupan fosfor yang kurang pula, gigi akan mudah keropos dan gampang terkena

karies. Angka kecukupan asupan fosfor adalah 200-250 mg/hari untuk bayi, 250-400

mg/hari untuk anak-anak, sedangkan remaja dan orang dewasa dianjurkan

mengonsumsi 400-500 mg/hari, dan untuk ibu hamil/menyusui ditambah 200-300

mg/hr. Bahan-bahan makanan sumber fosfor antara lain: susu, keju, ikan teri,

sarden,dan kacang-kacangan.

e.Magnesium

Magnesium termasuk di dalam kelompok makromineral yang merupakan komponen

dari gigi, berfungsi mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam

email gigi. Angka kecukupan yang dianjurkan adalah 4,5 mg/kg BB atau untuk orang

dewasa pria sebanyak 280 mg/hari dan wanita 250 mg/hari. Bahan makanan sumber

magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan

susu.

f.Fluor

Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan

15

Page 16: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

pengerasan email gigi. Pada saat gigi dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah

hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan

menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit

yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam dosis rendah

yang terjadi terus-menerus akan mencegah terjadinya kerusakan atau karies gigi.

Sumber utama dari fluor adalah air minum. Sementara angka kecukupan yang

dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.

4. Meninggalkan kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh anak-anak seperti mengisap jari,

bernapas melalui mulut, dan proses penelanan yang salah. Karena itu, orangtua harus

mengetahui kebiasaan buruk si anak dan mencegahnya sejak dini. “Bila anak sudah

melakukan kebiasaan buruk, orangtua segera berkonsultasi ke dokter gigi untuk

menghilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum terjadi kelainan gigi.

5. Membiasakan diri untuk berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

Mengunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali perlu dilakukan.Hal ini

dikarenakan agar dokter gigi sedini mungkin dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi

pada gigidan dapat ditangani dengan baik dan benar sehingga kerusakan tidak menjadi

semakin parah dan berdampak lebih buruk terhadap kesehatan rongga mulut

khususnya dan seluruh tubuh umumnya.

16

Page 17: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Kunjungan seorang anak ke dokter gigi dapat dilakukan pada saat

dalamkandungan melalui konseling prenatal ataupun saat anak usia 6 bulan sampai

usia anak tidak lebih dari 12 bulan. Hal tersebut didasarkan pada beberapa

pertimbangan yang meliputi usaha pencegahan terjadi penyakit mulut dan gigi guna

mencapat derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Pemeriksaan dan perawatan

preventif awal akan melindungi senyum anak kini dan nanti.

2. Menjaga kesehatan gigi pada anak sangat diperlukan karena berbagai kelainan

gigi-mulut yang dapat terjadi akibat kurangnya kesadaran untuk menjaga kesehatan

gigi pada anak dapat mengganggu kesehatan umum pada anak, di antaranya:

Gangguan pertumbuhan struktur maksilofasial – bawaan/didapat

Trauma wajah dan mulut

Kebiasaan oral yang mengganggu pertumbuhan rahang

Keganasan rongga mulut

Infeksi oral, terbanyak karies dentis

3. Tindakan preventif yang perlu diambil oleh orangtua agar gigi-gigi anaknya

sehat antara lain adalah :

• Berusaha sedini mungkin untuk mengajarkan anak agar terbiasa menyikat

gigi setidaknya dua kali sehari.

• Tanamkan disiplin makan pada anak-anak.

• Meningkatkan pemenuhan gizi yang baik.

• Meninggalkan kebiasaan Buruk

• Membiasakan diri untuk berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

17

Page 18: Bab i Pendahuluan (Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak)

DAFTAR PUSTAKA

Casamassimo PS. Relationships between oral and systemic health. Pediatr Clins

North Am 2000:47;

Furze H, Basso M. The first dental visit. International Journal of Paediatric

Dentistry. 2003, 13: 266-8.

http://www.pdgionline.com/v2/index.php?

option=com_content&task=view&id=672&Itemid=1

http://www.victoria-dental-center.com/

18