bab i pendahuluan - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/bab i.pdf · diagnostik...

8
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner (Riskesdas, 2013). Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian diseluruh dunia (Kemenkes, 2017). Prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya umur sebesar 0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013). Menurut Survey Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke yakni sebesar 12,9% (Kemenkes RI,2017). Penyakit jantung koroner dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi non farmakologis yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung koroner adalah dengan prosedur kateterisasi jantung/ PTCA (Perkutan Transluminal Coroner Angioplasti ) dan Coronary Artery Bypass Graft atau CABG (Muttaqin, 2009). Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung kiri dan atau kanan, serta arteri koroner (Ujianti, 2013). Menurut data laporan rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang tahun 2015 menunjukkan jumlah tindakan kateterisasi jantung tercatat sebanyak 1808 tindakan. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah tindakan kateterisasi jantung meningkat sebanyak 2196 tindakan. repository.unimus.ac.id

Upload: phamhanh

Post on 09-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung

kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner

(Riskesdas, 2013). Data World Health Organization (WHO) tahun 2012

menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit

kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian diseluruh dunia (Kemenkes,

2017). Prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis

dokter di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya umur sebesar

0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%

(Riskesdas, 2013). Menurut Survey Sample Regristration System (SRS) pada

2014 di Indonesia menunjukkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi

penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke yakni sebesar

12,9% (Kemenkes RI,2017).

Penyakit jantung koroner dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan non

farmakologis. Terapi non farmakologis yang digunakan untuk mengatasi

penyakit jantung koroner adalah dengan prosedur kateterisasi jantung/ PTCA

(Perkutan Transluminal Coroner Angioplasti ) dan Coronary Artery Bypass

Graft atau CABG (Muttaqin, 2009). Kateterisasi jantung adalah prosedur

diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke

dalam ruang jantung kiri dan atau kanan, serta arteri koroner (Ujianti, 2013).

Menurut data laporan rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi

Semarang tahun 2015 menunjukkan jumlah tindakan kateterisasi jantung

tercatat sebanyak 1808 tindakan. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah

tindakan kateterisasi jantung meningkat sebanyak 2196 tindakan.

repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

2

Prosedur kateterisasi yang dijalani dapat memberikan efek pada psikologis

pasien. Pasien yang akan menjalani prosedur invasif kateterisasi jantung akan

timbul perasaan cemas dan stres. Besarnya dampak yang ditimbulkan dari

adanya rasa cemas akan mempengaruhi aktifitas sistem saraf pusat untuk

mengaktivasi hipotalamus pituitary adrenal aksis dan sistem saraf simpatis

yang ditandai dengan peningkatan frekuensi nadi, dan tekanan darah. Hal ini

sangat berbahaya karena tingginya denyut jantung dan tekanan darah akan

memperberat sistem kardiovaskuler serta meningkatkan kebutuhan oksigen

dan kerja jantung (Darliana, 2017).

Timbulnya kecemasan juga akan mempengaruhi keberhasilan tindakan

kateterisasi jantung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan

oleh peneliti pada 17 Juli 2017 melalui metode wawancara yang dilakukan

pada 8 pasien yang akan dilakukan kateterisasi jantung di ruang Elang I

RSUP Dr. Kariadi, didapatkan bahwa 8 (100%) pasien tersebut mengalami

kecemasan. Pasien mengatakan tidak tahu cara mengurangi rasa cemas,

sehingga ketika rasa cemas muncul pasien tidak melakukan tindakan. Selama

ini di RSUP Dr. Kariadi untuk menangani cemas pasien dianjurkan untuk

relaksasi nafas dalam. Respon fisiologis pasien terhadap kecemasan dan stres

ditandai dengan peningkatan frekuensi nadi dan tekanan darah. Hal ini sangat

berbahaya karena akan memperberat sistem kardiovaskular serta

meningkatkan kebutuhan oksigen dan kerja jantung sehingga dapat

meningkatkan risiko terjadinya komplikasi (Underhill, Woods, Froelicher &

Halpenny, 2005; Darliana, 2017).

Kecemasan yang dialami pasien menjelang pelaksanaan tindakan kateterisasi

jantung perlu mendapatkan penanganan serius. Kecemasan mendapat

perhatian khusus dalam keperawatan karena setiap tindakan keperawatan

harus dengan cepat mengefektifkan koping pasien agar dapat mengurangi

stres yang dirasakan sehingga keseimbangan fisiologi dan emosional tercapai

(Perry & Potter, 2006). Perawat harus melaksanakan intervensi yang tepat

repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

3

untuk mengatasi kecemasan pasien. Berbagai tindakan non farmakologis

penatalaksanaaan mandiri berdasarkan Nursing Intervention Classification

(NIC) dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan pasien antara lain adalah

terapi relaksasi, imajinasi terbimbing, peningkatan keamanan, terapi musik,

konseling dan fasilitasi meditasi (Bulechek, 2016).

Aktifitas yang dapat dilakukan pada terapi relaksasi seperti musik dan

meditasi diaplikasikan menggunakan suara dan irama yang lambat. Salah satu

metode relaksasi yang bisa diaplikasikan menggunakan suara dan irama yang

lambat adalah terapi murotal. Terapi murotal merupakan terapi musik yang

efektif digunakan untuk mengurangi kecemasan pada pasien (Faridah, 2015).

Al Qur’an tidak hanya menyembuhkan penyakit luar, tetapi juga terbukti

sebagai penyembuh penyakit jiwa. Penelitian khasiat istimewa Al- Qur’an

yang dilakukan di Amerika menemukan adanya efek penenang pada

responden yang mendengarkannya, dengan presentase 97%. Sebagian peserta

tidak mampu memahami bahasa Arab namun penelitian itu telah

menghasilkan perubahan fisiologis di bawah sadar pada organ saraf mereka

sehingga menurunkan ketegangan, stres, dan depresi yang ada dalam diri

secara signifikan (Zumrotus, 2016).

Penelitian pengaruh mendengarkan Al-Quran juga pernah dilakukan pada

pasien sebelum tindakan ekstraksi gigi yang mengalami kecemasan. Hasil

penelitian tersebut menemukan adanya perbedaan kecepatan denyut nadi

antara sebelum dan sesudah perlakuan. Rerata denyut nadi pada kelompok

perlakuan sebelum dan sesudah sebesar 67,26 dan 62,68. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mendengarkan ayat suci Alquran dapat menurunkan

tingkat kecemasan pasien sebelum ekstraksi gigi secara bermakna (Azhar,

2016).

repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

4

Faradisi (2012) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa terapi

murotal lebih efektif dibandingkan dengan terapi musik klasik dalam

menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani program operasi.

Menurutnya, terapi murotal memiliki aspek yang sangat diperlukan dalam

mengatasi kecemasan, yakni kemampuannya dalam membentuk koping baru

untuk mengatasi kecemasan sebelum operasi.

Terapi dengan alunan bacaan Al-Qur’an, stimulan murottal Al-Quran dapat

dijadikan alternatif terapi baru sebagai terapi relaksasi bahkan lebih baik

dibandingkan dengan terapi audio lainnya karena stimulan Al-Quran dapat

memunculkan gelombang delta sebesar 63,11% (Abdurrachman, 2008).

Mempertimbangkan banyaknya pasien yang akan dilakukan tindakan

kateterisasi jantung dan mengalami kecemasan. Peneliti ingin melakukan

penelitian memberikan intervensi dengan cara memperdengarkan bacaan Al-

Quran. Penelitian ini ingin melihat pengaruh terapi murotal terhadap tingkat

kecemasan pasien pre kateterisasi jantung di ruang Elang I RSUP Dr. Kariadi

Semarang.

B. Rumusan Masalah

Pasien yang akan dilakukan kateterisasi jantung dapat mengalami cemas

karena belum pernah melakukan tindakan kateterisasi, informasi yang didapat

tidak jelas, dan belum mempunyai gambaran yang pasti mengenai tindakan

kateterisasi. Rasa cemas yang dirasakan oleh pasien dapat mengakibatkan

tanda-tanda vital pasien menjadi tidak normal. Tanda-tanda vital yang tidak

normal dapat menyebabkan penundaan dan pembatalan tindakan. Pembatalan

tindakan ini dapat menyebabkan kerugian bagi pasien dan pihak RS.

Kerugian yang ditanggung pasien adalah waktu yang terbuang sia-sia dan

penjadwalan ulang tindakan kateterisasi, bagi RS akan mengalami kerugian

dari segi keuangan. Sehingga kecemasan perlu diatasi dengan tepat pada

pasien yang akan dilakukan tindakan kateterisasi jantung. Mengingat

pentingnya kesiapan pasien dalam menjalankan program kateterisasi jantung,

repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

5

maka petugas kesehatan berupaya melakukan penelitian untuk mencari

metode yang tepat untuk mengurangi kecemasan yang muncul pada pasien

yang akan dilakukan tindakan kateterisasi jantung. Salah satu metode untuk

menurunkan rasa cemas yang sudah diteliti adalah terapi murotal. Terapi

murotal direkomendasikan oleh peneliti sebelumnya sebagai metode yang

paling efektif untuk menurunkan kecemasan. Penelitian sebelumnya

responden yang digunakan adalah pasien dengan program pra operasi. Terapi

murotal berasal dari Al-Quran, sehingga mungkin terapi murotal bila

diperdengarkan pada pasien yang akan dilakukan kateterisasi jantung akan

memiliki efek sama atau bahkan lebih baik dalam menurunkan kecemasan.

Bagaimanakah pengaruh terapi murotal Al-Quran efektif dalam mengurangi

tingkat kecemasan pasien pre kateterisasi jantung di RSUP Dr. Kariadi

Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

terapi murotal Al- Quran terhadap tingkat kecemasan pasien pre

kateterisasi jantung di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mendeskripsikan karakteristik pasien pre kateterisasi jantung

berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan di Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

b. Membandingkan skala tingkat kecemasan pada pasien pre kateterisasi

jantung di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang sebelum

dan setelah dilakukan perlakuan terapi mendengarkan murotal

c. Menganalisis pengaruh terapi murotal terhadap tingkat kecemasan

pasien pre kateterisasi jantung di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi

Semarang.

repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

Menjadi sumber informasi dan referensi tentang intervensi atau perlakuan

pada pasien pre kateterisasi yang mengalami kecemasan. Digunakan untuk

mengembangkan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi perawat

Sebagai acuan bagi perawat untuk menetapkan intervensi dengan tujuan

mengurangi kecemasan pasien yang akan menjalani kateterisasi

jantung.

b. Bagi pasien

Sebagai aktivitas yang dapat dilakukan pasien dengan tujuan

menurunkan kecemasan sebelum dilakukan tindakan kateterisasi

jantung.

c. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi rumah sakit. Hasil

penelitian setelah diperoleh hasil dapat diterapkan sebagai panduan

penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen rasa

cemas pasien pre kateterisasi jantung yang akan menjalani program

tindakan.

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam kategori ilmu keperawatan medikal bedah dan

ilmu keperawatan jiwa.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan pengaruh terapi murotal Al-Quran terhadap tingkat

kecemasan pasien sebelum kateterisasi jantung belum pernah dilakukan.

Penelitian ini memiliki nilai keaslian. Berikut ini dijelaskan alasan mengapa

penelitian ini memiliki nilai keaslian.

repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

7

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

Nama

Peneliti

Tahun

Penelitian

Judul Desain

Penelitian

Hasil

Faradisi 2012 Efektivitas Terapi

Murotal dan Terapi

Musik Klasik

terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien

Pra Operasi di

Pekalongan

Metode

penelitian

menggunakan

quasi

eksperimen, tipe pre test and post

test design

Pemberian terapi

murotal lebih efektif

menurunkan tingkat

kecemasan

dibandingkan dengan terapi musik pada pasien

yang akan menjalani

program operasi di

Pekalongan

Faridah 2015 Terapi Murotal

(Al-Quran) Mampu

Menurunkan

Tingkat

Kecemasan pada

Pasien Pre Operasi Laparotomi

Metode pra

eksperimen

dengan desain

One Group

Pretest-Posttest

Pemberian terapi

murotal (Al-Quran)

berpengaruh terhadap

penurunan tingkat

kecemasan pada pasien

yang akan menjalani operasi laparotomi.

Azhar &

tim

2016 Pengaruh

Mendengarkan

Ayat Suci Al

Quran terhadap

Tingkat

Kecemasan Pasien

Sebelum Tindakan

Ekstraksi Gigi

Quasi

eksperimen, tipe

pre test and post

test design

Terdapat perbedaan

penurunan denyut nadi

yang signifikan antara

kelompok perlakuan

yang diberikan terapi

murotal dengan

kelompok kontrol

terhadap tingkat

kecemasan pasien

sebelum tindakan ekstraksi gigi.

Handayani

& tim

2014 Pengaruh Terapi

Murotal Al-Quran

untuk Penurunan

Nyeri Persalinan

dan Kecemasan

pada Ibu Bersalin

Kala 1 Fase Aktif

Pre eksperimen

dengan

rancangan one

group pretest

and post test

design

Menunjukkan bahwa

ada perbedaan rerata

penurunan tingkat

kecemasan sebelum dan

sesudah dilakukan terapi

murotal.

Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

tempat penelitian dan sampel dimana penelitian terdahulu yang digunakan

adalah sampel pasien dengan pra operasi. Sampel pada penelitian ini

adalah pasien yang akan dilakukan tindakan kateterisasi jantung. Tempat

penelitian dilaksanakan di ruang Elang RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Selain itu, sampel penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling.

repository.unimus.ac.id

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1733/3/BAB I.pdf · diagnostik invasif yang dilakukan dengan menginsersikan kateter khusus ke dalam ruang jantung

8

repository.unimus.ac.id