bab. i pendahuluan i. pendahuluan 1.1. konsep dasar ... pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah...

34
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 1 BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar Rencana Aksi Salah satu tantangan pembangunan pertanian adalah pemenuhan kebutuhan pangan, penyediaan bahan baku industri dan peningkatan ekspor komoditas pertanian strategis dan komoditas unggulan nasional lainnya. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas strategis dan unggulan nasional tersebut, pembangunan pertanian yang berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah di bidang pertanian secara komprehensif dan terpadu sejalan dengan tata kelola pemerintahan di era otonomi daerah, sehingga diperlukan kebijakan pembangunan pertanian yang sejalan dengan prinsip-prinsip pengembangan wilayah yang oleh Kementerian Pertanian dilakukan melalui kebijakan dan pendekatan pengembangan kawasan pertanian. Pendekatan kawasan pertanian ini dimaksudkan untuk mengutuhkan kegiatan usaha tani mulai dari sub sisten hulu, on-farm dan hilir. Pelaksanaan program dan kegiatan yang berbasis kawasan dalam implementasinya harus okus pada program unggulan nasional , dan fokus pada lokasi pengembangan (tidak terpencar), agar memenuhi skala ekonomi dalam penyediaan infrastruktur dan distribusi input serta efisiensi pelayanan informasi pasar dan teknologi. Di samping itu, dalam rangka diferensiasi produk pertanian, dimasing-masing daerah tetap dimungkinkan untuk dikembangkan komoditas andalan provinsi maupun kabupaten. Konsep dalam pengembangan kawasan pertanian, strategi kebijakan pendukungnya serta langkah-langkah implementasinya telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian .Strategi umum dan langkah-langkah pengembangan kawasan pertanian 2015-2019,yaitu sebagai berikut [1] penguatan perencanaan;[2] penguatan kerjasama dan kemitraan;[3] penguatan sarana dan tadopsi teknologi bioindustri dan bioenergi, dan [7] pengembangan industri hilir. Action plan adalah dokumen perencanaan operasional yang lebih rinci di tingkat Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan.Actin plan disusun dengan mengacu pada rahan kebijakan dan strategi yang tertuang di dalam Master Plan kawasan pertanian di tingkat provinsi.Action plan merupakan acuan teknis dalam menyusun kegiatan pengembangan kawasan pertanian yang spesifik lokasi sesuai agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi stempat.Dengan demikian,posisi Action Plan adalah bagian dari kerangka dasar perencanaan pengembangan kawasan pertanian.

Upload: lycong

Post on 08-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 1

BAB. I

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

1.1. Konsep Dasar Rencana Aksi

Salah satu tantangan pembangunan pertanian adalah pemenuhan kebutuhan

pangan, penyediaan bahan baku industri dan peningkatan ekspor komoditas pertanian

strategis dan komoditas unggulan nasional lainnya. Dalam rangka peningkatan produksi

pertanian komoditas strategis dan unggulan nasional tersebut, pembangunan pertanian

yang berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah di bidang pertanian

secara komprehensif dan terpadu sejalan dengan tata kelola pemerintahan di era

otonomi daerah, sehingga diperlukan kebijakan pembangunan pertanian yang sejalan

dengan prinsip-prinsip pengembangan wilayah yang oleh Kementerian Pertanian

dilakukan melalui kebijakan dan pendekatan pengembangan kawasan pertanian.

Pendekatan kawasan pertanian ini dimaksudkan untuk mengutuhkan kegiatan

usaha tani mulai dari sub sisten hulu, on-farm dan hilir. Pelaksanaan program dan

kegiatan yang berbasis kawasan dalam implementasinya harus okus pada program

unggulan nasional , dan fokus pada lokasi pengembangan (tidak terpencar), agar

memenuhi skala ekonomi dalam penyediaan infrastruktur dan distribusi input serta

efisiensi pelayanan informasi pasar dan teknologi. Di samping itu, dalam rangka

diferensiasi produk pertanian, dimasing-masing daerah tetap dimungkinkan untuk

dikembangkan komoditas andalan provinsi maupun kabupaten.

Konsep dalam pengembangan kawasan pertanian, strategi kebijakan

pendukungnya serta langkah-langkah implementasinya telah dituangkan di dalam

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan

Kawasan Pertanian .Strategi umum dan langkah-langkah pengembangan kawasan

pertanian 2015-2019,yaitu sebagai berikut [1] penguatan perencanaan;[2] penguatan

kerjasama dan kemitraan;[3] penguatan sarana dan tadopsi teknologi bioindustri dan

bioenergi, dan [7] pengembangan industri hilir.

Action plan adalah dokumen perencanaan operasional yang lebih rinci di tingkat

Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan.Actin plan disusun

dengan mengacu pada rahan kebijakan dan strategi yang tertuang di dalam Master Plan

kawasan pertanian di tingkat provinsi.Action plan merupakan acuan teknis dalam

menyusun kegiatan pengembangan kawasan pertanian yang spesifik lokasi sesuai

agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi stempat.Dengan demikian,posisi Action Plan

adalah bagian dari kerangka dasar perencanaan pengembangan kawasan pertanian.

Page 2: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 2

Manfaat dibuatnya Action Plan kawasan pertanian di tingkat kabupaten antara lain

adalah:

1. Sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan

pengembangan kawasan komoditas unggulan pertanian nasional secara terarah dan

terfokus di tingkat lapangan,sehingga dapat mengarahkan pelaksanaan kegiatan

secara bertahap dan berkesinambungan dalam bentuk perencanaan multi years.

2. sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal

berdasarkan peta potensi pengembangan kawasan pertanian.

3. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan kawasan

komoditas pertanian apakah sudah tercapai sesuai target yang

direncanakan,termasuk kebutuhan alokasi dana yang diperlukan.

1.2 Kerangka Dasar

Untuk menyusun action plan maka diperlukan tim kerja atau kelompok kerja

yang di dalamnya beranggotakan atau melibatkan para tenaga ahli sesuai pada

bidang kepakarannya, baik dibidang teknis, sosial dan ekonomi, sehingga hasilnya

akan komprehensif. Model penusunan action plan adalah tidak baku, karena masing-

masing komoditas unggulan bersifat unik dan spesifik, dengan kisi-kisi sebagai

berikut:

a. Penetapan lokasi kawasan komoditas unggulan pertanian yang disusun oleh Tim

Penyusun Rencana Aksi yang dikoordinir oleh Tim Teknis yang keanggotaannya

melibatkan pemangku kepentingan yang ada di tingkat kabupaten Kutai Timur;

b. Penyusunannya memperhatikan master plan komoditas unggulan di setiap

Kecamatani dan dokumen perencanaan jangka menengah daerah dibidang pertanian

seperti RPJMD, Renstra SKPD bidang pertanian dan SKPD penunjangnya dan

didampingi oleh Tim Teknis Provinsi agar sejalan dengan Master Plan yang telah

dibuat;

c. Dokumen utama rencana aksi di buat dalam bentuk matrik tahunan dengan isi pokok:

( 1 ) program dan sarana kegiatan, ( 2 ) jenis dan volume kegiatan, ( 3 ) lokasi

kegiatan di kecamatan dan desa, ( 4 ) jadwal pelaksanaan kegiatan, ( 4 ) satuan kerja

pelaksana kegiatan, ( 5 ) rencana kebutuhan dan sumber pendanaan, dan ( 6 )

indikator output dan outcome;

d. Keseluruhan matrik-matrik tersebut selanjutnya direkapitulasi ke dalam satu matrik induk

untuk kegiatan selama 5 tahun.

Page 3: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 3

1.3 Alur Penyusunan Rencana Aksi

Ruang lingkup penyusunan action plan kawasan pertanian dibatasi pada tahap-

tahap analisis yang mencakup: [1] analisis pemilihan jenis sub kegiatan atau komponen

kegiatan , [2] analisis pemilihan lokasi kegiatan, [3] analisis pemilihan calon penerima

manfaat kegiatan dan satuan kerja pelaksana; [4] analisis penyusunan anggaran

pembiayaan; dan [5] analisis penyusunan indikator keberhasilan pelaksnaan kegiatan

pengembangan kawasan pertanian.

Action plan merupakan bagian dari rancang bangun pengembangan kawasan

pertanian yang bersifat scientific atau teknokratik untuk mengarahkan kawasan pertanian

disusun bedasarkan analisis pemeringkatan, Klasifikasi dan pemetaan kawasan, serta

analisis data dan informasi tabular dan spasial. Secara garis beras rancang bangun

pengembangan kawasan pertanian mencakup; ( 1 ) simulasi skenario arahan dan tujuan

kebijakan dan program makro-regional yang bersifat strategis atau yang bersifat sebagai

master plan dan ( 2 ) simulasi skenario sasaran program dan kegiatan mikro-lokasional

yang bersifat taktis dan operasional atau yang bersifat sebagai action plan. Action plan

Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan action plan adalah pendekatan

yang sejalan dengan sistem Perencanaan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004, yaitu pendekatan: politik; teknoktaris; keterpaduan

top down policy-bottom up planning; dan partisipatif.

1. Pendekatan politik, mendudukkan visi misi Kepala Daerah terpilih sebagai input

dalam perencanaan pengembangan kawasan pertanian. Dengan demikian, tujuan

dan sasaran pembangunan nasional melalui penetapan kawasan komoditas

pertanian harus dapat diintegrasikan dan diharmonisasikan dengan visi-misi kepala

Daerah ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan kawsan pertanian.

2. Pendekatan teknokratik, mendudukan Action plan pengembangan kawasan

pertanian sebagai instrumen perencanaan scientific yang disusun dengan

menggunakan metode dan kerangka pikir ilmiah oleh badan perencanaan

pembangunan Daerah ( Bappeda ) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD )

sebagai penjabaran operasional dari rencana pembangunan jangka menengah

Daerah ( RPJMD ) dan rencana strategis SKPD di lingkup pertanian di

kabupaten/kota.

3. Pendekatan keterpaduan top down policy-bottom up planing mendudukan forum

koordinasi Musrenbang dan forum koordinasi teknis lainnya yang dilaksanakan

menurut jenjang pemerintahan mulai di tingkat desa, kecamatan dan

kabupaten/kota sebagai arena untuk negosiasi dan konsensus penetapan tujuan dan

sasaran pengembangan kawasan pertanian di daerah.

Page 4: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 4

4. Pendekatan partisipatif, mendudukan bahwa pemilihan dan penetapan jenis dan

volume kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan, permasalahan dan aspirasi petani

sebagai pelaku usaha serta pembiyaan danpembinaan pengembangan kawasan

pertanian didorong untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat.

Page 5: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 5

BAB II

MATRIK PROGRAM RENCANA AKSI

2.1 Sasaran Program dan Kegiatan

Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang

dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah dalam rangka kerja sama dengan

masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kegiatan yang

direncanakan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, baik yang

merupakan kegiatan rutin maupun kegiatan insidental, baik yang merupakan kewenangan

Dinas Pertanian dan Peternakan, atau kegiatan yang lintas sektoral. Adapun sasaran Program

dan Kegiatan selama lima tahun adalah sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Produksi , Produkstivitas dan Mutu Hasil Pertanian Sasaran : Tercapainya Peningkatan Produksi Pangan Utama untuk Mencapai Ketahanan Pangan ( padi, jagung dan kedelai) Kegiatan: 1.1. Pengelolaan Produksi Tanaman Pangan Strategis

Sasaran: Luas tanam padi, jagung dan kedelai 1.2. Pengembangan tanaman Hortikultura

Sasaran : Luas lahan hortikultura ( pisang, jeruk, cabe dan bawang) 2. Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Sasaran : Tercapainya Peningkatan Produktivitas Pangan Utama ( padi) Kegiatan

2.1. Pengadaan alat mesin pertanian dan peternakan Sasaran: Jumlah alsin yang disalurkan 3. Program Peningkatan Pemanfaatan Potensi Lahan/Pengembangan Prasarana dan sarana

Pertanian Sasaran : Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air pertanian Kegiatan 3.1. Penyediaan Sarana dan prasarana Pertanian

Sasaran : Perluasan areal kawasan pertanian 3.2. Penyediaan Sarana dan prasarana Peternakan

Sasaran : Perluasan areal kawasan peternakan 4. Program Peningkatan produksi hasil peternakan/Peningkatan Populasi, Produksi dan

Produktivitas ternak Sasaran: Meningkatnya populasi dan produktivitas ternak Kegiatan : 4.1. Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat/ Peningkatan Populasi ternak

Sararan : Jumlah ternak sapi yang didistribusikan 4.2. Pemberdayaan Peternak Unggas Lokal

Sasaran : Jumlah Pelaku Usaha Unggas Lokal

Page 6: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 6

4.3. Penguatan Kawasan Sentra Peternakan rakyat

Sasaran : Jumlah Pelaku usaha unggas lokal 5. Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/Pasca Panen Pertanian

Sasaran : Peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasca panen Kegiatan 5.1. Penanganan pasca panen dan Pengolahan hasil Pertanian

Sasaran : Tersedianya alat pasca panen pertanian

2.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan kawasan pengembangan Komoditi Padi Sawah

Tabel 1. Potensi Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Kuta Timur Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN DESA

RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

KAWASAN 6.339 6.576 7.253 7.620 8.000

1 Kongbeng Sido Mulyo 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0

miau baru 505,0 543,0 643,0 833,0 833,0

makmur jaya 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0

suka maju 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0

marga mulya 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0

2 Long Mesangat T. Abang 350,0 390,0 490,0 490,0 600,0

S. Sari 36,0 36,0 36,0 36,0 36,0

Segoi Makmur 42,0 42,0 42,0 42,0 42,0

3 Kaubun Cipta Graha 500,0 500,0 500,0 500,0 550,0

Bumi Jaya 97,0 97,0 97,0 97,0 130,0

Bumi Rapak 700,0 700,0 800,0 977,0 977,0

Bumi Etam 45,0 45,0 45,0 45,0 45,0

Mata Air 56,0 56,0 56,0 56,0 56,0

Bukit Permata 31,0 31,0 31,0 31,0 31,0

Kadungan Jaya 85,0 85,0 85,0 85,0 85,0

Pengadan 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0

4 Kaliorang Kaliorang 130,0 130,0 130,0 130,0 130,0

Bukit Harapan 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0

Page 7: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 7

Bukit Makmur 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0

Bangun Jaya 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0

Citra M. Jaya 300,0 360,0 360,0 360,0 400,0

Bumi Sejahtera 32,5 32,5 32,5 32,5 32,0

Selangkau 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0

5 Bengalon Sepaso 33,0 33,0 33,0 33,0 83,0

Sepaso Selatan 190,0 230,0 317,0 317,0 317,0

Tepian Indah 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0

Sepaso Barat 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0

6 Rantau Pulung Pulung Sari 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0

Margo Mulyo 45,0 45,0 45,0 45,0 45,0

Mukti Jaya 130,0 130,0 130,0 130,0 130,0

Rantau Makmur 170,0 170,0 170,0 170,0 170,0

Manunggal Jaya 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0

Kebon Agung 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0

Tanjung Labu 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0

7 Teluk Pandan Kandolo 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0

Martadinata 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0

Danau Redan 91,0 150,0 200,0 200,0 200,0

Suka Rahmat 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0

Suka Damai 180,0 180,0 180,0 180,0 180,0

Teluk Pandan 450,0 450,0 490,0 490,0 490,0

8 Sangatta Selatan Sangkima 75,0 75,0 75,0 75,0 75,0

Sangatta Selatan 165,0 165,0 165,0 165,0 165,0

Sangkima Lama 123,5 123,5 123,5 123,5 150,0

9 Karangan Mukti Lestari 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0

Karangan Sebrang 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0

Karangan Ilir 13,0 13,0 13,0 13,0 13,0

Pengadan 53,0 53,0 53,0 53,0 53,0

Page 8: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 8

Karangan Dalam 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0

NON KAWASAN

10 Busang Long Bentuk 6,0 6,0 206,0 206,0 206,0

11 Muara Wahau Ma. Wahau 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0

Wanasari 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0

Wahau Baru 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0

12 Muara Bengkal Senambah 31,0 31,0 31,0 31,0 31,0

13 Telen Juk Ayak 48,0 48,0 48,0 48,0 48,0

Ma. Pantun 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0

14 Sandaran susuk Luar 32,0 32,0 32,0 32,0 32,0

Marukangan 36,0 36,0 36,0 36,0 36,0

15 Sangkulirang Pelawan 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0

Sakka 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0

Maloy 35,0 35,0 35,0 35,0 35,0

Kolek 55,0 55,0 55,0 55,0 126,0

Perupuk 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0

Page 9: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 9

Tabel 2. Potensi Peningkatan Produksi Padi Ladang di Kabupaten Kutai Timur

Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN DESA RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN VARIETAS

UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Busang Long Lees

150

150

150

150

150

Mayas

Long Nyelong

140

140

140

142

140

Abung

Long Pejeng

110

110

110

113

110

Sereh

Long Bentuk

115

115

105

117

105

Bunyau

Rantau Sentosa

85

85

85

85

85

Mayas Merah

Mekar Baru

165

165

165

168

165

Mayas Putih

765

765

755

775

755

Putih - Putih

2 Batu Ampar Telaga

75

75

75

78

75

Ekor Payau

Beno Harapan

70

70

70

71

70

Kunyit

Mugi Rahayu

55

55

55

58

55

Mawai Indah

25

25

25

25

25

Rimba Lestari

55

55

55

56

55

Batu Timbau

60

60

60

63

63

340

340

340

351

343

3 Kongbeng miau baru

290

283

286

293

293

kombeng indah

35

35

35

35

35

suka maju

25

25

25

25

25

350

343

346

353

353

4 Long Mesangat Sumber Agung

45

45

45

45

45

Tanah Abang

10

10

10

10

10

Sumber Sari

20

20

20

20

20

Mukti Utama

35

35

35

35

35

Segoy Makmur

30

30

30

30

30

Sika Makmur

25

25

25

25

25

Melan

85

85

85

85

85

250

250

250

250

250

5 Muara Ancalong

Senyiur 65

65

65

65

65

Klinjau Ilir

55

55

55

58

58

Klinjau ulu

15

15

15

15

15

Long Na

35

35

35

35

35

Long Tesak

200

200

200

202

202

Page 10: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 10

Gemar Baru

65

65

65

65

65

Long Poq Baru

85

85

85

86

86

Muara Dun

45

45

45

46

46

565

565

565

572

572

6 Muara Bengkal Senambah

80

80

80

82

82

Ngayau

135

135

135

139

139

Ma Bkl Ilir

10

10

10

14

14

Ma Bkl Ulu

15

15

15

16

16

Benua Baru

145

145

145

147

147

Batu Balai

105

105

105

106

106

Mulupan

100

100

100

103

103

590

590

590

607

607

7 Telen Long Noran

65

65

65

65

65

Long segar

40

40

40

44

44

Juk Ayak

65

65

65

67

67

Marahalok

60

60

60

63

63

Long Melah

65

65

65

67

67

Ma. Pantun

15

15

15

15

15

R. Panjang

55

55

55

56

56

365

365

365

377

377

8 Sandaran susuk Luar

75

75

75

78

78

susuk Dalam

55

55

55

57

57

Marukangan

35

35

35

35

35

Manubar

119

119

119

132

132

Tadoan

85

85

85

87

87

sandaran

75

75

75

78

78

Tj. Mangkaliat

55

55

55

58

58

499

499

499

525

525

9 Sangkulirang Krayan

35

35

35

35

35

Sempayau

45

45

45

45

45

T. Terap

-

-

-

-

-

Pelawan

50

50

50

56

56

Mandu dalam

-

-

-

-

-

Page 11: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 11

Sakka

40

40

40

43

43

Peridan

40

40

40

44

44

Tj. Manis

-

-

-

-

-

Maloy

-

-

-

-

-

Kolek

80

80

80

82

82

P. Miang

-

-

-

-

-

Perupuk

30

30

30

33

33

Mandu P. Sejahtera

20

20

20

20

20

Benua Baru Ulu

-

-

-

-

-

340

340

340

358

358

10 Muara Wahau Nehes Liah Bing

50

50

50

50

50

Deabeq

20

20

20

20

20

Diaq Lay

25

25

25

25

25

Benhes

65

65

65

65

65

Jak Luay

35

35

35

35

35

Karya Bakti

-

-

-

-

-

Ma. Wahau

70

70

70

70

70

Wanasari

-

-

-

-

-

Long Wehea

45

45

45

45

45

Wahau Baru

-

-

-

-

-

310

310

310

310

310

11 Kaubun Cipta Graha

35

35

35

35

35

Bumi Jaya

-

-

-

-

-

Bumi Rapak

-

-

-

-

-

Bumi Etam

25

25

25

25

25

Mata Air

-

-

-

-

-

Bukit Permata

-

-

-

-

-

Kadungan Jaya

-

-

-

-

-

Pengadan Baru

40

40

40

40

40

100

100

100

100

100

12 Kaliorang Kaliorang

-

-

-

-

-

Bukit Harapan

45

45

45

45

45

Bukit Makmur

90

90

90

95

95

Bangun Jaya

-

-

-

-

-

Page 12: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 12

Bumi Sejahtera

60

60

60

60

60

195

195

195

200

200

13 Bengalon Sepaso

50

50

50

50

50

Tepian Langsat

35

35

35

35

35

Tebangan Lebak

-

-

-

-

-

Keraitan

80

80

80

85

85

Sekerat

25

25

25

25

25

Muara Bengalon

80

80

80

80

80

Sepaso Timur

86

86

86

86

86

Sepaso Selatan

-

-

-

-

-

Tepian Baru

45

45

45

45

45

Tepian Indah

55

55

55

55

55

Sepaso Barat

50

50

50

59

59

506

506

506

520

520

14 Rantau Pulung Pulung Sari

60

60

60

60

60

Margo Mulyo

64

64

64

64

64

Mukti Jaya

90

90

90

100

100

Rantau Makmur

65

65

65

65

65

Manunggal Jaya

110

110

110

110

110

Kebon Agung

83

83

83

83

83

Tepian Makmur

90

90

90

90

90

Tanjung Labu

30

30

30

30

30

592

592

592

602

602

15 Sangatta Selatan

Sangkima Lama 50

50

50

50

50

Sangatta Selatan

120

120

120

120

120

Singa Geweh

60

60

60

60

60

Sangkima

70

70

70

70

70

300

300

300

300

300

16 Sangatta Utara Sangatta Utara

-

-

-

-

-

Teluk Lingga

-

-

-

-

-

Singa Gembara

100

100

100

100

100

Swarga Bara

-

-

-

-

-

100

100

100

100

100

17 Karangan Mukti Lestari

50

50

50

50

50

Page 13: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 13

Batu Lepok

95

95

95

95

95

Baay

95

95

95

95

95

Karangan Sebrang

35

35

35

35

35

Karangan Ilir

45

45

45

45

45

Pengadan

105

105

105

105

105

Karangan Dalam

75

75

75

75

75

500

500

500

500

500

Tabel 3. Potensi Pengembangan jagung di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN DESA

RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN VARIETAS

UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1. Sandaran Susuk dalam 45 45 45 45 45 Bisi 2

Marukkangan 45 45 45 45 45 Pioner 21

2. Kaubun Mata Air 100 100 100 100 100

Kadungan Jaya 45 45 45 45 45

Bukit Permata 60 60 60 60 60

3. Sangkulirang Tepian Terap 45 45 45 45 45

Perupuk 45 45 45 45 45

Pelawan 45 45 45 45 45

4. Bengalon Sepaso Barat 50 50 50 50 50

Sepaso Timur 50 50 50 50 50

5. Sengata Utara Singa Gembara 45 45 45 45 45

6. Long Mesangat Sumber Sari 45 45 45 45 45

7. Teluk Pandan Martadinata 45 45 45 45 45

8. Rantau Pulung Manunggal Jaya 45 45 45 45 45

9. Kongbeng Miau Baru 40 40 40 40 40

TOTAL 750

750 750

750

750

Page 14: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 14

Tabel 4. Potensi Pengembangan Kedelai di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN DESA RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN VARIETAS

UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1. Kaliorang Citra Manunggal Jaya 20 20 20 20 20 Anjasmoro 2. Sangkulirang Tepian Terap 20 20 20 20 20 3. Bengalon Tepian Langsat 20 20 20 20 20 4. Kongbeng Marga Mulya 20 20 20 20 20 5. Sengata Selatan Sangkima 20 20 20 20 20 TOTAL 100 100 100 100 100

Keterangan : Apabila terdapat penambahan luas lahan ada penambahan lokasi baru

Dukungan Prasarana dan sarana pengembangan Kawasan Pertanian

Tabel.5. Potensi Perluasan Areal Sawah di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN DESA POTENSI PERLUASAN

AREAL (HA) KETERANGAN

KAWASAN

1 KALIORANG CITRA MANUNGGAL JAYA

250 2 BENGALON TEPIAN INDAH 30

SEPASO 100

SEPASO TIMUR 40

SEPASO BARAT 30

TEPIAN MAKMUR 100 3 KARANGAN BATU LEPOQ 20 BAAY 10

MUKTI LESTARI 75

4 KAUBUN CIPTA GRAHA 60 BUMI RAPAK 500

PENGADAN BARU 60

5 LONG MESANGAT TANAH ABANG 1.078

SUMBER SARI 30 6 SANGATTA SELATAN SANKIMA LAMA 100 SANGATTA SELATAN 40

7 TELUK PANDAN KANDOLO 112

8 KONGBENG MIAU BARU 20

9. RANTAU PULUNG TANJUNG LABU 100

NON KAWASAN 10 BUSANG LONG BENTUK 200 RANTAU SENTOSA 100

11 SANDARAN MANUBAR 600

SUSUK LUAR 500

MARUKANGAN 200

Page 15: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 15

SUSUK DALAM 100

12 MUARA ANCALONG SENYIUR 1.000

LONG TESAK 25 13 BATU AMPAR TELAGA 100 14 MUARA BENGKAL MUARA BENGKAL ILIR 100 BENUA BARU 30

15 TELEN MUARA PANTUN 50

JUK AYAK 50

16 SANGKULIRANG PERUPUK 25 SEMPAYAU 100 KOLEK 30 JUMLAH 5.865

Tabel 6.. Rencana Pengadaan Prasarana dan sarana Pertanian Di Kabupaten Kutai Timur

No Kegiatan Target Lima

tahun Satuan

Rencana Lima tahun

Tahun ke1

Tahun ke 2

Tahun ke 3

Tahun ke 4

Tahun ke 5

Aspek Pengelolaan Lahan dan Air Pertanian

I Perluasan Areal Kawasan Pertanian

1 Perluasan Areal Padi Sawah ( Cetak Sawah)

4000 Ha 1500 1000 500 500 500

2 Perluasan Areal Lahan Kering ( Padi Ladang )

2300 Ha 300 400 500 600 500

3 Perluasan Areal Palawija (Jagung/Kedele)

1600 Ha 200 200 300 400 500

4 Perluasan Areal Hortikultura (Buah-buahan/Sayuran)

1450 Ha 100 200 300 400 450

II Pengelolaan Lahan Pertanian

1 Peningkatan/Pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT)

455 Km 60 80 90 105 120

2 Optimasi Lahan Sawah 7500 Ha 500 1000 1500 2000 2500

3 Optimasi Lahan Hortikultura 750 Ha 50 100 150 200 250

4 Pembuatan Lantai Jemur 97 Unit 10 15 20 25 27

III Pengelolaan Air Kawasan Pertanian

1 Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (JIT)

5000 Ha 1000 1000 1000 1000 1000

2 Irigasi Air Tanah Dangkal (Sumur Bor/Sumur Dangkal)

140 Unit 15 25 30 35 35

3 Irigasi Air Tanah Dalam 50 Unit 5 10 10 15 10

3 Embung/Dam Parit/Long Storage 50 Unit 5 10 15 10 10

4 Irigasi Pipanisasi/Pompanisasi 49 Unit 4 8 12 15 10

5 Pembuatan Pintu Air 49 Unit 4 8 15 12 10

Page 16: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 16

Tabel 7. . Rencana Kebutuhan Alsin Handtraktor Berdasarkan Usulan 2016/2017

No. Kecamatan Desa

Kebutuhan Alsintan Hand Traktor (Unit)

Keterangan

1. Karangan Batu Lepok 12

Mukti Lestari 1

2. Kongbeng Miau Baru 8

3. Long mesangat

Segoi Makmur 4

Sumber Sari 10

Tanah Abang 40

4. Muara Bengkal Benua Baru 1

Muara Bengkal Ulu 20

5. Muara Ancalong Senyiur 10

6. Rantau Pulung Pulung Sari 3

Manunggal Jaya 6

7. Sangatta Selatan

Sangkima Lama 10

Sangkima Lama 4

Sangkima Lama 2

8. Teluk Pandan Martadinata 25

Danau Redan 8

9. Bengalon

Sepaso 3

Sepaso Barat 2

Sepaso Timur 2

10. Kaliorang Citra Manunggal Jaya 12

Bangun Jaya 10

11. Kaubun

Bumi Rapak 20

Mata Air 2

Bukit Permata 3

12. Sangkulirang

Tanjung Manis 4

Sempayau 6

Perupuk 2

Kerayan 2

13. Sangatta Utara Singa Gembara 8

240

Page 17: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 17

Tabel 8 . Rencana Kebutuhan Power Threser Berdasarkan Usulan 2016/2017

NO KECAMATAN Desa volume (Unit) KETERANGAN

1 Karangan Karangan Dalam 2 Gapoktan Sri Rejeki

Mukti Lestari 2

Mukti Lestari 2 Gapoktan Rawa Indah

2 Kongbeng Marga Mulia 2

Miau Baru 6 Gapoktan Abadi Jaya

3 Kaliorang Citra Manunggal Jaya 5 Gapoktan Desa Manunggal Jaya

Bangun Jaya 10 Gapoktan Desa Bangun Jaya

4 Long Mesangat Sumber Sari 5

Tanah Abang 6

5 Muara Ancalong Long Tesak 2 Gapoktan Tenjeu

6 Rantau Pulung Pulung Sari 6 Gapoktan Sumber Sari, Terpadu, Karya Baru dan Sepakat Bersama

Tanjung Labu 2 Gapoktan Sumber Rejeki

Manunggal Jaya 6 Gapoktan Titor, KT Sumber Rejeki, KT Sido Dadi, KT Wahana Sri Rejeki

7 Kaubun Bumi Rapak 20

Mata Air 4 Gapoktan Sangyang Sri

Cipta Graha 10

8 Sangkulirang Saka 2

9 Bengalon Keraitan 4

Spaso Barat 2 Gapoktan Perdau Mandiri

10 Busang Mekar Baru 2

11 Muara Wahau Debeq 1 Gapoktan Swayung Indah

12 Muara Bengkal Benua Baru 1

Muara Bengkal Ulu 10

100

Page 18: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 18

Tabel 9. Daftar Usulan Kabutuhan Alat Tanam dan Panen Kabupaten Kutai Timur

NO KECAMATAN Luas Lahan Yang Digarap Kebutuhan Alat Transplantaer

(Unit)

Kebutuhan Alat Panen (Unit)

Kawasan

1 Bengalon 231,00 4 4

2 Kongbeng 315,00 16 16

3 Kaliorang 975,75 16 16

4 Karangan 194,00 5 5

5 Kaubun 1.055,00 18 18

6 Long Mesangat 305,50 10 10

7 Rantau Pulung 410,50 15 15

8 Sangatta Selatan 252,00 6 6

9 Teluk Pandan 584,68 10 10

Non Kawasan Jumlah 1 100 100

13 Muara Bengkal 186,78 2 2

14 Muara Wahau 62,00 1 1

15 Sandaran 228,00 3 3

16 Sangkulirang 158,00 8 8

18 Telen 54,00 2 2

Jumlah 2 16

Jumlah Total 5.012,21 216 216

Tabel 10. Daftar Usulan Kebutuhan Gilingan Padi Berdasarkan Usulan 2016/2017

NO KECAMATAN DESA volume (Unit) Keterangan

1 Sandaran 1 Manubar 1

2 Tj. Mangkalihat 1

2 Karangan 1 Mukti Lestari 1

2 Mukti Lestari 1

3 Long Mesangat 1 Segoy Makmur 1

Tanah Abang 10

4 Batu Ampar 1 Mugi Rahayu 1

2 Himba Lestari 1

5 Kaliorang 1 Citra Manunggal Jaya 2

6 Sangkulirang 1 Pelawan 1

2 Peridan 1

3 Kolek 2

Jumlah 23

Page 19: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 19

Tabel. 11 .Rencana Pengadaan Alsin di Kabupaten Kutai Timur selama lma Tahun

No Alat dan Mesin Pertanian

Target Rencana Pengadaan

(unit) Tahun awal

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

1 Traktor Roda 4 ‹ 50 HP 30 0 2 4 6 8 10

2 Traktor Roda 2 1000 70 110 150 200 220 250

3 Mesin Pompa Air 300 30 40 45 50 65 70

4 Mesin Alkon 220 20 30 35 40 45 50

5 Mesin Chooper Rumput 150 11 20 24 28 32 35

6 Mesin Chooper Pelepah Sawit 160 5 10 20 35 40 50

7 Mesin Cultivator 150 10 15 20 30 35 40

8 Pencacah Hijauan Pakan Ternak 100 5 10 15 20 23 27

9 Pencacah Kompos (APPO) 100 0 10 15 20 25 30

10 Mesin Power Tresher 1000 50 100 150 200 220 280

11 Mesin Tanam Padi (Transplanter) 100 5 10 15 20 25 25

12 Mesin Potong Padi (Paddy Raper) 100 0 10 15 20 25 30

13 Mesin Panen Padi ( Combine Hervester Kecil) 100 0 10 15 20 25 30

14 Hand Sprayer 800 50 100 125 150 175 200

15 Mesin Pemotong Rumput 200 10 20 30 40 45 55

16 Alat Angkut Roda 3 100 0 10 15 20 25 30

17 Handling 0 0 0 0 0 0 0

18 Tool Box 0 0 0 0 0 0 0

19 Perlengkapan UPJA 100 0 10 15 20 25 30

Tabel 12. Rencana Pengadaan Alsin Pasca Panen di Kabupaten Kutai Timur Selama lima Tahun

NO URAIAN TARGET (UNIT)

Rencana Lima Tahun

tahun awai tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5

1 Alat Pengering (Drayer) 21 3 7 2 2 7

2 Penggiling Padi 8 3 2 3

3 Power Thresher 50 10 10 10 10 10

4 Biogas 115 25 15 30 15 15 15

5 Gudang Padi 2 2

6 Terpal Jemur 4200 1000 500 800 700 700 500

7 Lantai Jemur/Meja Jemur 60 14 15 10 5 6 10

8 UPPO 18 3 3 3 3 3 3

9 Conseller (Pemipil Jagung) 68 4 20 20 10 9 5

10 Alat Panen Padi (Mini Combine/Combine Harvester)

150 25 25 25 25 25 25

Page 20: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 20

11 Pemecah Jagung 6 6

12 Paddy Thresher 62 12 10 10 10 10 10

13 Penjahit Karung 90 10 15 15 20 15 15

14 Hand Seller 95 10 15 15 20 15 20

15 Pengukur Kadar Air 28 3 5 5 5 5 5

16 Penggilingan Daging/Pentol 10 1 1 2 2 2 2

17 Kemasan Pupuk Cair 4500 500 500 1000 500 1000 1000

18 Vaccum Seller 38 5 3 7 6 12 5

19 Karung Kemasan Beras 5 1 1 1 1 1

Jumlah 9.526 1.620 1.141 1.963 1.334 1.832 1.636

Tabel 13. Potensi Peningkatan Populasi Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN

TARGET PENINGKATAN POPULASI KAWASAN (EKOR) VARIETAS UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1

Rantau Pulung

1.818

2.002

2.081

2.200

2.312 Sapi Bali

2

Muara Wahau

999

1.100

1.143

1.209

1.270 Sapi Bali & Sapi

PO

3 Kongbeng

1.438

1.584

1.646

1.741

1.829

Sapi Bali & Sapi PO

4

Kaliorang

2.417

2.662

2.767

2.925

3.074 Sapi Bali

5

Long Masangat

1.265

1.393

1.447

1.530

1.608 Sapi Bali

7.937

8.741

9.084

9.605

10.093

Tabel 14. Potensi Peningkatan Populasi Ternak Ayam Lokal di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian

NO. KECAMATAN

TARGET PENINGKATAN POPULASI KAWASAN (EKOR) VARIETAS UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1

Bengalon 470.495

470.475

471.245

471.495

472.495 Ayam kampung

Page 21: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 21

Tabel 15 . Rencana Pengembangan Hortikultura

NO KECAMATAN Desa Luas

Pengembangan (HA)

KETERANGAN

I PISANG

1 Kaliorang Kaliorang, Bangun Jaya, Citra Manunggal jaya, Bukit Makmur, Bukit Harapan, Selangkau, Bangun Jaya

941.75 Data luasan update s/d/ th. 2015

II Jeruk Sangatta utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, Bengalon, Kaliorang, Kaubun, Karangan, Sandaran

520 Rencana luasan pengembangan

III Kelengkeng, Rambutan, Salak

Sangatta utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, Bengalon, Kaliorang, Kaubun

10 Rencana luasan pengembangan

II CABE Rencana luasan pengembangan

1 Sangatta Utara Teluk Lingga 2

Sangatta Utara 5

Singa Gembara 2

Swarga Bara 4

2. Sangatta Selatan Singa Geweh 5

Sangkima Lama 6

3. Teluk Pandan Marta Dinata 2

Suka damai 2

Teluk Pandan 2

4. Rantau Pulung Kebon Agung 4

4 Bengalon Tepian baru 2

5. Kaliorang Bukit makmur 2

6. Kaubun Mata Air 2

JUMLAH 40

12 BAWANG MERAH Rencana luasan pengembangan

Sangatta Utara Teluk Lingga 5

Sangatta Selatan Singa Geweh 3

Ssangatta Selatan 3

Bengalom Muara Bengalon 3

Teluk Pandan Martadinata 2

Kaubun Mata Air 4

JUMLAH 20

b. Rencana Pembiayaan

Rencana sumber pembiayan pengembangan kawasan pertanian di bebankan pada beberapa sumber dana antara lain dari APBN, APBD Propinsi (Bankeu), APBD abupaten dan CSR. Adapun rencana kawasan pertanian selama lima tahun adalah tertera dalam tabel sebagai berikut

Page 22: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 22

Tabel. 16 Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Selama Lima Tahun

No. Program Total Sasaran

Program

Total Kebutuhan Anggaran tahun 1 s/d Tahun ke 5 (Dalam 000,-)

APBN APBD PROPINSI APBD KAB

I II III IV V I II III IV V I II III IV V

1 Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan ( Penyediaan sarana produksi pertanian )

Meningkatnya produksi pertanian

Produksi padi 5.500.000

6.000.000

6.500.000

7.000.000

7.500.000

2.750.000

3.000.000

3.250.000

3.500.000

3.750.000

2.750.000

3.000.000

3.250.000

3.500.000

15.000.000

Palawija (jagung dan kedelai)

1.005.000

1.005.000

1.005.000

1.005.000

1.005.000

750. 000

750. 000

750. 000

750. 000

750 .000

2 Peningkatan Produksi , Produkstivitas Hortikultura

Meningkatnya Produksi tanaman hortikultura (ha): Pisang, jeruk, Sayuran (cabe, bawang)

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

3 Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Meningkatnya prodktivitas padi (ku/ha)]

13.390.000

13.390.

000

13.390

.000

13.390

.000

13.390

.000

14.490

.400

14.490

.400

14.490

.400

14.490

.400

14.490

.400

5.790.

000

5.790.

000

5.790.

000

5.790.

000

5.790.

000

Page 23: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 23

4 Peningkatan Pemanfaatan Potensi Lahan/Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian

Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air pertanian

7.000.

000

7.500.0

00

8.000.

000

8.500.

000

10.000

.000

375. 000

400.00

0

425. 000

450

.000

475. 000

375. 000

400. 000

425. 000

450. 000

475. 000

Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air peternakan

2.750.

000

3.250.0

00

3.750.

000

4.000.

000

5.000.

000

375.00

0

400.00

0

425.00

0

450.00

0

475.00

0

375.00

0

400.0

00

425.00

0

450.0

00

475.00

0

5 Peningkatan produksi hasil peternakan/Peningkatan Populasi, Produksi dan Produktivitas ternak

Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas ternak

5.225.

000

5.225.0

00

5.225.

000

5.225.

000

5.225.

000

5.150.

000

5.150.

000

5.150.

000

5.150.

000

5.150.

000

2.650.

000

2.650.

000

2.650.

000

2.650.

000

2.650.

000

6 Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/Pasca Panen Pertanian

Peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasca panen

1.400.

000

4.005.0

00

9.479.

000

2.581.

500

6.250.

000

375.00

0

400.00

0

425.00

0

450.00

0

475.00

0

375.00

0

400.0

00

425.00

0

450.0

00

475.00

0

Jumlah

39.045.000

44.150 .000

41.270

.000

45.375

.000

52.349

.000

46.701

.500

53.370

.000

25.515

.400

25.840

.400

26.165

.400

26.490

.400

26.81

5.400

14.065

.000

14.39

0.000

14.715

.000

Page 24: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 24

2.3. Indikator Output dan Outcome

Penetapan Indikator Kinerja berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang telah

ditetapkan dalam RPJMD dengan memperhatikan indikator kinerja kunci sebagaimana telah

ditentukan dalam PP No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah dan Suplemen LPPD. Indikator Kinerja Sasaran Indikator kinerja pada tingkat hasil (outcames).

Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD sebagai berikut :

Tabel 17. Indikator Kinerja Otcome dan Output

No. Program/ Kegiatan

Indikator Output Indikator (Outcome)

Satker

Pelaksan

a

Rencana Pembiayaan (000)

APBN APBD PROP APBD KAB

1.

Peningkatan Produksi , Produkstivitas dan Mutu Hasil Pertanian

Pengelolaan Produksi Tanaman Pangan Strategis

Luas tanam padi, jagung dan

kedelai

Meningkatnya produksi pertanian

Distan

32.500.000

16.250.000

27.500.000

padi 14.772

Produksi padi

57.482

Pengembangan Jagung Hibrida

(ha)

3.750

jagung 560

3.750.000

2.500.000

kedelai 500 kedelai 73

1.275.000

1.250.000

2. Peningkatan Produksi , Produkstivitas Hortikultura

Pengembangan tanaman Hortikultura

Jumlah luas tanam durian 2 ha, rambutan 2 dan kelengkeng 2 ha, sayuran 10 ha, salak 47 ha, pisang 941,75 ha, jeruk 520 ha.

1.513

Meningkatnya Produksi tanaman hortikultura (ha): Pisang, jeruk, Sayuran (cabe, bawang)

70.000

25.000.000

10.000.000

5.000.000

3. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Pengadaan alat mesin pertanian dan peternakan

Jumlah alsin yang disalurkan

unit Outcome : 66.950.000

72.452.000

28.950.000

Meningkatnya prodktivitas padi (ku/ha)]

37,85

Mesin Pompa Air 1000

Mesin Alkon 300

Page 25: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 25

Mesin Choper

Rumput 220

Mesin Choper Pelepah

150

Mesin Cultivator 160

Pencacah Kompos

(Appo) 150

Mesin Power Teresher

100

Mesin Tanam Padi (Transplanter)

1000

Hand Sprayer 100

Mesin Pemotong

Rumput 800

Alat Angkut Roda 3

200

4.

Peningkatan Pemanfaatan Potensi Lahan/Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian

Penyediaan Sarana dan prasarana Pertanian

Perluasan Areal Kawasan Pertanian

Outcome : 41.000.000

2.125.000

2.125.000

Perluasan Areal Padi Sawah ( Cetak Sawah)

4500

Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air pertanian

26.650

Perluasan Areal Lahan Kering ( Padi Ladang )

2500

Perluasan Areal Palawija (Jagung/Kedele)

3200

Perluasan Areal Hortikultura (Buah-buahan/Sayuran)

1500

Peningkatan/Pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT)

500

Optimasi Lahan Sawah

7500

Optimasi Lahan Hortikultura

750

Pembuatan Lantai Jemur

100

Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (JIT)

6200

Irigasi Air Tanah Dangkal (Sumur Bor/Sumur Dangkal)

150

Irigasi Air Tanah Dalam

50

Embung/Dam Parit/Long Storage

50

Irigasi Pipanisasi/Pompanisasi 50

Page 26: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 26

Pembuatan Pintu Air 50

Penyediaan sarana dan prasarana Peternakan

Perluasan Areal Kawasan Peternakan

Outcome :

18.750.000

2.125.000

2.125.000

Perluasan Areal Padang Penggembalaan

1090

Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air peternakan

2.790

Perluasan Areal Kebun HPT 1560

Pengelolaan Lahan Perternakan

Jalan Produksi Peternakan 140

Rumah Kompos 293

UPPO

47

Pembuatan Kandang Ternak (Sapi/Kambing/Ayam)

158

Pembuatan Pagar Ternak/HPT (Mini Ranc)

185

Pembangunan/Rehabilitasi JIT Peternakan

280

Irigasi Air Tanah Dangkal (Sumur Bor/sumur Dangkal) 150

Embung/Dam Parit

88

Irigasi Pipanisasi/Pompanisasi 50

5. Peningkatan produksi hasil peternakan/Peningkatan Populasi, Produksi dan Produktivitas ternak

Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas ternak

Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat

Jumlah bantuan ternak sapi yang didistribusikan

6.000 - 8000

1) Ternak besar (ekor)

26.357

5.000.000

5.000.000

2.500.000

Pemberdayaan Peternak Unggas Lokal

Jumlah Pelaku usaha unggas lokal

5 klp Meningkatnya Pelaku Usaha Unggas Lokal

5

1.125.000

750.000

750.000

Page 27: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 27

Produksi

Penguatan Kawasan Sentra Peternakan rakyat

Jumlah Populasi Bibit Sapi di VBC (ekor)

500 Meningkatnya Jumlah kawasan Sentra Peternakan rakyat (Kec)

3

20.000.000 20.000.000 10.000.000

6. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/Pasca Panen Pertanian

Penanganan pasca panen dan Pengolahan hasil Pertanian

Tersedianya alat pasca panen pertanian

Outcome :

23.715.500

2.125.000

2.125.000

Alat Pengering (Drayer)

21

Peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasca panen

90%

Penggiling Padi 8

Power Thresher 50

Biogas 115

Gudang Padi 2

Terpal Jemur 4200

Lantai Jemur/Meja Jemur

60

UPPO 18

Conseller (Pemipil Jagung)

68

Alat Panen Padi (Mini Combine/Combine Harvester)

150

Pemecah Jagung 6

Paddy Thresher 62

Penjahit Karung 90

Hand Seller 95

Pengukur Kadar Air

28

Penggilingan Daging/Pentol

10

Kemasan Pupuk Cair

4500

Vaccum Seller 38

Karung Kemasan Beras

5

239.065.500

130.827.000

84.825.000

Page 28: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 28

BAB. III

MANAGEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN

3.1. Implemantasi/Operasionalisasi

Action plan adalah dokumen perencanaan di tingkat kabupaten/kota yang

penyusunannya mengacu pada master plan yang telah disusun di tingkat propinsi. Berbeda halnya

dengan analisis master plan yang bersifat analisis konsepsional yang sarat dengan analisis kuantitatif,

analisis rencana aksi lebih bersifat analisis implementatif/imperatif,karena indikasi program dan

kegiatannya telah dirumuskan di dalam master plan.Dengan kata lain, analisis dalam master plan

lebih berbasis pada analisis potensial untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan potensi sumber daya

yang ada,adapun analisis dalam rencana aksi lebih berbasis pada analisis permasalahan untuk

meminimalisasikan faktor pembatas yang dihadapi dalam melakukan usaha ekonomi produktif yang

mencakup teknis,sosial ekonomi,klembagaan dan kebutuhan pelayanan pembinaan

pengembangan.Namun demikian,pola pikir yang digunakan dalam penyusunan master plan,yaitu

analisis potensi sumber daya,analisis rencana pengembangan dan analisis road map tetap menjadi

dasar untuk tetap berpikir logis dalam melakukan analisis penyusunan rencana aksi.

Secara garis besar kerangka analisis rencana aksi terbagi ke dalam lima bagian besar yaitu:

[1] analisis pemilihan jenis sub kegiatan atau komponen kegiatan, [2] analisispemilihan lokasi

kegiatan,[3] analisis pemilihan calon penerima manfaat kegiatan dan satuan kerja pelaksana,[4]

analisis penyusunan anggaran pembiayaan,dan [5] analisis penyusunan indikator output dan

outcome.

3.1.1 Analisi Pemilihan Jenis Sub Kegiatan dan Komponen Kegiatan

Indikasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam master plan secara umum

masih bersifat generik dan indikatif,seperti: pengembangan usaha perbenihan /perbibitan,

peningkatan produktivitas dan budidaya, pengembangan pasca panen dan pengolahan hasil atau

kerja sama pemasaran.Kegiatan yang masih bersifat generik dan indikatif ini harus dirinci ke dalam

sub kegiatan atau komponen kegiatan yang lebih unik dan spesifik sesuai permasalahan,kebutuhan

dan aspirasi aktual masyarakat petani di lapangan.Untuk memilih sub kegiatan atau komponen

kegiatan yang akan ditangkan ke dalam rencana aksi harus dilakukan suatu survey atau obsevasi

dengan menggunakan prinsip pendekatan perencanaan partisipatif seperti Parcipatory Rural

Appraisal [PRA] .Pemilihan desa sebagai lokasi PRA dilakukan degan metode purposive sampling yang

mewakili tipologi agroekosistem dan tingkat perkembangan agribisnis di masing-masing wilayah.Di

dalam proses PRA dilakukan proses Focus Group Discussion [FGD] yang melibatkan semua unsur

pelaku utama yang terlibat dalam aktivitas aktual di dalam kawasan.

Proses FGD dilakukan dengan melibatkan fasilitator yang benar-benar memahami rangkaian

aktivitas di kawasan serta didukung dengan metode yang bersifat praktis dan sederhana, sehingga

mudah diterapkan, seperti metode Importance Performance Analysis [IPA].Metode lain yang dapat

Page 29: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 29

dipakai adalah berbagai metode analisis pemecahan masalah,seperti Problem Tree Analysis atau

Fishbone Analysis yang dilanjutkan dengan Logical Framework Analysis.

Apabila menggunakan metode IPA, seyogyakarta kuesioner yang digunakan dalam

pelaksanaannya adalah dalam bentuk semi terstruktur dan bentuk pertanyaanyang semi terbuka

agar dapat dilakukan penggalian data dan informasi yang lebih mendalam dan obyektif. Dengan

menggunakan metode IPA ini akan diperoleh : ( 1 ) persepsi petani terhadap kebutuhan prioritas

jenis kegiatan, misalnya untuk meningkatkan produktivitas agar dapat digambarkan secara jelas dan

libih mudah dalam bentuk quadrant analysis, dan ( 2 ) hasil analisis akan lebih mudah dijadikan

usulan untuk memperbaiki kinerja program atau kegiatan. Rumusan sub kegiatan atau komponen

kegiatan yang dihasilkan dari metode IPA selanjutnya di buat volume sasaran dan anggaran

tahunannya untuk selama 5 tahun secara rumusan indikator output dan outcome keberhasilan

pelaksanaannya serta lokasi kegiatan, satuan kerja penanggung jawab pelaksanaannya dan tahun

rencana pelaksanaannya.

3.1.2. Analisis pemilihan lokasi kegiatan

Berkenan dengan peran anggaran pemerintah dan pemerintah daerah jumlahnya sangat

terbatas dalam mendukung percepatan pengembangan kawasan pertanian, maka pemilihan lokasi

kegiatan ( sekurang-kurangnya berada di desa ) harus dilakukan dengan pertimbangan rasional untuk

menciptakan berbagai keterpaduan, seperti : ( a ) ketrpaduan komoditas dan jenis usaha ( misal crop

livestock system atau multiple cropping ), (b ) keterpaduan kegiatan lintas sektor atau sub sektor (

misal pertanian-jalan-irigasi-industri-koperasi ), dan ( c ) keterpaduan sumber pembiayaan ( APBN-

APBD,Provinsi-APBD,Kabupaten/Kota-swadaya masyarakat ).

Di samping itu, pemilihan lokasi ( desa ) juga ditentukan dengan pertimbangan : ( 1 )

pemilihan lokasi yang paling responsif terhadap penambahan input dan penerapan teknologi ( misal

lokasi yang masih rendah produktivitasnya berdasarkan analisis kesenjangan/gap ), ( 2 )

kesinambungan dengan program dan kegiatan yang pernah dialokasikan sebelumnya yang masih

membutuhkan pengutuhan atau penguatan kapasitas, dan ( 3 ) jaminan keberhasila, karena didukung

dengan keberadan aparatur kelembagaan pembinaan yang dapat menjadi pendamping teknis.

Rencana lokasi harus didasarkan pada hasil analisis situasi wilayah, analisis tata ruang dan

analisis permasalahan yang telah dilakukan dalam penyusunan Master Plan. Rencana lokasi sudah

harus spesifik mengarah pada kecamatan atau bahkan desa. Manfaat ( target beneficiaries ) yang

akan dijadikan lokasi pengembangan, sehingga proses penetapan calon petani dan calon lokasi (

CP/CL ) dalam pelaksanaan kegiatan yang selama ini menjadi salah satu faktor keterlambatan

pelaksanaan kegiatan akan dapat diminimalkan.

3.1.3. Analisis Pemilihan Calon Penerima Manfaat Kegiatan dan Satuan Kerja Pelaksana

Berkenan dengan peran anggaran pemerintah dan pemerintah daerah jumlahnya sangat

terbatas dalam mendukung percepatan pengembangan kawasan pertanian, maka didalam lokasi

potensial yang sama ( misal desa ) seringkali terdapat kelompok calon penerima manfaat( Kelompok

tani ) yang menginginkan dan layak memperoleh fasilitas dari pemerintah. Dengan kondisi tersebut,

Page 30: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 30

untuk fasilitasi kegiatan yang berbentuk fasilitas langsung, baik natura atau transfer tunsi, maka

pemilihan calon kelompok sekurang-kurangnya harus dilandasi oleh beberapa aspek, yaitu : ( a )

perubahan sikap dan prilaku, ( b ) peningkatan keterampilan, ( c ) peningkatan produktivitas, dan ( d )

keberlanjutan program/kegiatan.

Kelompok yang dipilih harus kelompok yang dinilai mau belajar dan siap bekerja sama

dengan kelompok lain, sehingga diyakini akan berubah sikap prilakunya dalam menerapkan teknologi

dan manajemen, meningkat keterampilannya dan pada akhirnya meningkat produktivitas usahanya

serta tetap menjaga keberlangsungan usaha produktifnya secara suadaya setelah fasilitas

pemerintah setelah beraktifiti kelompok yang berhasil diharapkan nantinya bisa menjadi cikal bakal

Campion yang berperan sebagai pereka jaringan kelembagaan uaha produksi di pedesaan.

Satuan kerja pelaksanaan ditetapkan menurut tugas pokok dan fungsi masing – masing

sesuai janji kegiatan yang akan dituangkan kedalam rencana aksi. Sebagaimana dijelaskan di depan,

maka intaksi sektor di kabupaten / kota harus dilibtkan alam proses penyusunan rencana aksi ini,

sehingga perlun dilakukan analisis peran terhadap para pengaku kepentingan. Rencana satuan kerja

yang di harapkan berfungsi sebagai penanggung jawab pelaksaan kegiatan maupun yang di harapkan

berperan sebagai instansi penunjang yang mendukung pelaksaan kegiatan di sesuaikan dengan tugas

pokok dan fungsi masing – masing. Namun berkenan dengan kegitan penunjang yang di butuhkan

harus dijmin keberadaannya, maka badan perencanaan pembangunan, daerah (Bappeda) dan satuan

kerja yang di harpkan berperan harus terlibat secara dini proses penyusunan Action Plan.

3.1.4 Analisis Penyusunan Anggaran Pembiayaan

Rencana aksi adalah acuan bersama pra pemangku kepentingan milik yang “bertanggung

jawab” dalam mendukung keberhasilan kawasan pertanian, sehingga anggaran yang disusun harus

memasukkan aspek kewasdayaan masyakat petni memperhiungkan kemampuan anggaran

pemerintah, baik APBN dan APBD sesuai kewenangan dan urusan masing- masing. Hal penting yang

harus dipahami adalah bahwa penyusunan skenario anggaran seyogyanya menggunakan skenario

moderat yang mempertimbangkan kemampuan anggaran pemerintah.

Prinsip Rencana pembiayaan kegiatan yang akan di fasilitasi dengan anggaran pemerintah

disusun secara jangka menengah 5 tahuanan yang dirinci menurut sumber pembiayaan, yaitu APBN,

APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Aspek mendasar yang harus diperhatikan adalah disiplin

tata pemerintahan, sehingga pembiayaan kegitan harus bnar – benar dapat disusun dengan

mempertimbangkan peta kewenagan/urusan masing – masing jenjang pemerintahan serta disiplin

azas pembiayaan Konsentrasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Desentralisasi (DAU/DAK).

Berkenaan dengan keterbatasan sumber daya anggaran pemerintah yang dimiliki, maka

penyusunan rencana pembiayaan kegiatan dilakukan secara terarah (fokus) dan terpilih sesuai skala

prioritas (selektif). Dengan demikian, rencana pembiayaan kegiatan yang akan dilakukan difokuskan

pada faktor kritis yang dapat mendorong percepatan pemgembangan (leveraging factor) dan

diprioritaskan pada aspek peran pemerintah sebagai akselelator, dinamisator dan fasilitator

pembangunan, yaitu : (1) Penyediaan saran dan prasaran yang tidk mampu di bangun oleh

masyarakat dan tidak diminati oleh swasta, (2) upaya mengatasi kegagalan pemasaran produk yang

dihasilkan petani ( market failure ), dan ( 3 ) meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani

Page 31: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 31

dan mendorong berfungsinya kelembagaan pembinaan pemerintah ( capacity builfing ). Dengan kata

lain, penyusunan anggaran dalam rencana aksi harus dirancang secara rasional, sehingga pemilihan

volume kegiatan dimasing-masing lokasi harus dilakukan secara seselektif mungkin untuk membiayai

kegiatan-kegiatan pengungkit yang telah dianalisis berfungsi sebagai faktor penentu keberhasilan

pengembangan kawasan pertanian.

3.1.5. Analisis penyusunan indikator

Indikator program dan kegiatan dari rencana aksi yang dituangkan kedalam matriks

rencana aksi adalah indikator output kegiatan yang penyusunannya memenuhi kriteria indikator

yang SMART. Di samping itu indikator output yang ditetapkan adalah indikator yang langsung

mendukung pencapaian sasaran strategis ( outcome ) yang telah ditetapkan road map didalam

master plan di tingkat provinsi.

Akan terdapat banyak output dari kegiatan-kegiatan yang saling mendukung pencapaian

outcome, maka yang indikator output yang di tuangkan kedalam matrik rencana aksi adalah output

terpenting. Pencapaian indikator didukung dengan asumsi-asumsi penting yang menentukan

tercapainya sasaran kegiatan. Asumsi terpenting tersebut adalah pada pengaruh faktor luar yang

tidak bisa dikontrol atau diantisipasi sebelumnya. Sebaiknya asumsi-asumsi penting tersebut

dimasukan sebagai suatu analisis resiko.

Sejalan dengan prinsip tata kelola dalam perencanaan program dan penganggaran yang

berbasis kinerja, maka masing-masing kegiatan dan komponen/detail kegiatan yang tertuang dalam

Matrik program rencana Aksi ini adalah merupakan indikatorhasil-hasil kerja dari komponen/detail

kegiatan.

Hasil kelima analisis diatas selanjutnya dituangkan kedalam matrik rencana aksi. Jumlah

matrik ini akan menjadi banyak, karena masing-masing jenis kegiatan dalam satu program

diformulasikan kedalam satu matrik.

3.1.6. Proses Penyusunan Matrik Action Plan

Setelah mempelajari indikasi program dan kegiatan yang tertuang di dalam master plan

dan road map untuk dilaksanakan di suatu kabupaten, maka contoh langkah-langkah penyusunan

rencana aksi dengan menggunakan metode analisis pohon masalah ( problem tree analysis ) yang

proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif adalah sebagai berikut:

1. Menentukan lokasi desa sentra untuk pengambilan data dan informasi yang dipilih secara

purposive sampling berdasarkan karakteristik yang mewakili tipologi agroekosistem dan

kondisi sosial ekonomi serta perbedaan tingkat perkembangan agribisnis. Output utama dari

tahap ini adalah kerangka sampling lokasi dan kelompok, semakin beragam kondisi dedesa-

desa sentra, maka jumlah sampling akan semakin banyak.

2. Melakukan pendekatan perencanaan partisipatif, seperti PRA dan FGD di tingkat desa yang

melibatkan kelompok tani dan pemangku kepentingan lainnya yang di dahului dengan

penyusunan kuesioner semi terstruktur dan semi terbuka serta pembekalan kepada tim yang

akan melaksanakan PRA dan FGD. Output utama dari PRA dan FGD ini adalah pengenalan

Page 32: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 32

karakteristik wilayah dan indikasi kegiatan pengungkit yang dihasilkan dari penyusunan

analisis pohon masalah, analisis kerangka kerja logis atau hasil analisis metode IPA.

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan PRA di berbagai lokasi pelaksanaan serta melakukan

rekonfirmasi data dan informasi apabila terdapat kesimpulan yang masih perlu di perjelas.

4. FGD ditingkat kabupaten dengan melibatkan instasi lintas sektor untuk menganalisis laporan

hasil pelaksanaaan PRA dan menetapkan kegiatan terpilih, indikator, Satker penanggung

jawab dan prakiraan rencana anggarannya yang akan dituangkan ke dalam matrik

rencana aksi.

5. Menyusun rencana aksi final dengan matrik-matrik sebagai lampirannya.

3.2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Pengendalian dan Evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula. Tujuan Monitoring untuk mengamati/mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya/upaya pemecahannya. Definisi Evaluasi menurut OECD, disebutkan bahwa Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi merupakan sebuah penilaian yang seobyektif dan sesistematik mungkin terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah diselesaikan. Hal-hal yang harus dievaluasi yaitu proyek, program, kebijakan,organisasi,sector,tematik,dan bantuan Negara. Kegunaan Evaluasi, adalah untuk:

Memberikan informasi yg valid ttg kinerja kebijakan, program & kegiatan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai & kesempatan telah dapat dicapai

Memberikan sumbangan pada klarifikasi & kritik thd nilai2 yg mendasari pemilihan tujuan & target

Melihat peluang adanya alternatif kebijakan, program, kegiatan yang lebih tepat, layak, efektif, efisien

Memberikan umpan balik terhadap kebijakan, program dan proyek Menjadikan kebijakan, program dan proyek mampu mempertanggungjawabkan penggunaan

dana publik Mambantu pemangku kepentingan belajar lebih banyak mengenai kebijakan, program dan

proyek Dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pengguna utama yang dituju oleh evaluasi Negosiasi antara evaluator and pengguna utama yang dituju oleh evaluasi

Page 33: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 33

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung. Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Pengendalian merupakan serangkaian kegiatan managemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan

1. Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD melakukan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.

2. Melekat pada tugas dan fungsi 3. Pengendalian dilakukan terhadap pelaksanaan Renja-KL, meliputi pelaksanaan program dan

kegiatan, serta jenis belanja. 4. Hal yang sama untuk Gubernur terhadap pelaksanaan dekon dan TP, serta Bupati/Walikota

untuk pelaksanaan TP. 5. Dilakukan melalui: Pemantauan dan Pengawasan.

Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi.Dimaksudkan:

1. Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus mengarahkan pencapain visi/misi/sasaran yang telah ditetapkan;

2. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan yang direncanakan, serta mengaitkannya dgn kondisi lingkungan yg ada;

3. Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah, tetapi lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi kebijakan/program/kegiatan.

Evaluasi memberikan informasi mengenai:

Benar atau tidaknya strategi yang diapakai Ketepan cara operasi yang dipilih Pemilihan cara pembelajaran yang lebih baik Pelaksanaan pengawasanterhadap kegiatan rutin sedang berjalan dan internal, serta

pengawasan dipergunakan untuk mengumpulkan informasi terhadap keluaran/hasil dan indikator yang dipergunakan untuk mengukur kinerja program

Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berkala, dapat bersifat internal dan eksternal atau partisipatif, sebagai umpan balik periodik kepada pemangku kepentingan utama.

Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan bertujuan untuk mengamati/mengetahui perkembangan kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasi/upaya pemecahannya. Sedangkan maksudnya, adalah:

Page 34: BAB. I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1. Konsep Dasar ... Pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal berdasarkan peta potensi pengembangan

Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 34

1. Mendapatkan informasi perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan secara kontinyu (terus menerus) mengenai pencapaian indikator kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan;

2. Melakukan identifikasi masalah agar tindakan korektif dapat dilakukan sedini mungkin; dan 3. Mendukung upaya penyempurnaan perencanaan berikutnya melalui hasil pemantauan.

Pelaksana: masing-masing Pengelola Kegiatan/Satker di daerah serta komponen pembina/penanggunjawab kegiatan pusat, yang hasilnya menjadi input bagi perumusan kebijakan selanjutnya.

Lingkup: aspek perencanaan, penyaluran/pencairan dana, pelaksanaan, dan pelaporan. Bentuk: Rapat Berkala, Rapat ad hock, Pelaporan, dan kunjungan lapangan Dilakukan terhadap pelaksanaan Renja-KL, dengan fokus pelaksanaan program dan kegiatan. Daerah: Gubernur dan Ka.SKPD Provinsi melakukan pemantauan pelaksanaan Dekon dan TP;

Bupati/Walikota dan Ka. SKPD Kabupaten/Kota melakukan pemantauan pelaksanaan TP, sesuai degan tugas dan kewenangannya.

Komponen pemantuan meliputi: (1) perkembangan realisasi penyerapan dana, (2) realisasi pencapaian target keluaran (output), dan (3) kendala yang dihadapi & tinjut.

Bentuk produk (akhir) laporan triwulan.

Metode Pelaporan dilakukan berkala dan berjenjang, maksudnya sebagai berikut:

1. Pelaporan dilaksanakan secara berkala yaitu dilakukan setiap 3 bulan (triwulanan), dan 6 bulanan (semesteran) atau tahunan.

2. Pelaporan dilakukan secara berjenjang, maksudnya penyampaian pelaporan dari unit kerja paling bawah sampai pucuk pimpinan organisasi; dari penanggungjawab kegiatan kepada penanggungjawab program, dan dari penanggungjawab program kepada pimpinankementerian/lembaga; atau dari suatu tingkat pemerintahan kepada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, hingga ke pusat.