bab. i pendahuluan i. pendahuluan 1.1. konsep dasar ... pertanian... · sebagai rujukan bagi daerah...
TRANSCRIPT
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 1
BAB. I
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
1.1. Konsep Dasar Rencana Aksi
Salah satu tantangan pembangunan pertanian adalah pemenuhan kebutuhan
pangan, penyediaan bahan baku industri dan peningkatan ekspor komoditas pertanian
strategis dan komoditas unggulan nasional lainnya. Dalam rangka peningkatan produksi
pertanian komoditas strategis dan unggulan nasional tersebut, pembangunan pertanian
yang berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah di bidang pertanian
secara komprehensif dan terpadu sejalan dengan tata kelola pemerintahan di era
otonomi daerah, sehingga diperlukan kebijakan pembangunan pertanian yang sejalan
dengan prinsip-prinsip pengembangan wilayah yang oleh Kementerian Pertanian
dilakukan melalui kebijakan dan pendekatan pengembangan kawasan pertanian.
Pendekatan kawasan pertanian ini dimaksudkan untuk mengutuhkan kegiatan
usaha tani mulai dari sub sisten hulu, on-farm dan hilir. Pelaksanaan program dan
kegiatan yang berbasis kawasan dalam implementasinya harus okus pada program
unggulan nasional , dan fokus pada lokasi pengembangan (tidak terpencar), agar
memenuhi skala ekonomi dalam penyediaan infrastruktur dan distribusi input serta
efisiensi pelayanan informasi pasar dan teknologi. Di samping itu, dalam rangka
diferensiasi produk pertanian, dimasing-masing daerah tetap dimungkinkan untuk
dikembangkan komoditas andalan provinsi maupun kabupaten.
Konsep dalam pengembangan kawasan pertanian, strategi kebijakan
pendukungnya serta langkah-langkah implementasinya telah dituangkan di dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian .Strategi umum dan langkah-langkah pengembangan kawasan
pertanian 2015-2019,yaitu sebagai berikut [1] penguatan perencanaan;[2] penguatan
kerjasama dan kemitraan;[3] penguatan sarana dan tadopsi teknologi bioindustri dan
bioenergi, dan [7] pengembangan industri hilir.
Action plan adalah dokumen perencanaan operasional yang lebih rinci di tingkat
Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan.Actin plan disusun
dengan mengacu pada rahan kebijakan dan strategi yang tertuang di dalam Master Plan
kawasan pertanian di tingkat provinsi.Action plan merupakan acuan teknis dalam
menyusun kegiatan pengembangan kawasan pertanian yang spesifik lokasi sesuai
agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi stempat.Dengan demikian,posisi Action Plan
adalah bagian dari kerangka dasar perencanaan pengembangan kawasan pertanian.
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 2
Manfaat dibuatnya Action Plan kawasan pertanian di tingkat kabupaten antara lain
adalah:
1. Sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan
pengembangan kawasan komoditas unggulan pertanian nasional secara terarah dan
terfokus di tingkat lapangan,sehingga dapat mengarahkan pelaksanaan kegiatan
secara bertahap dan berkesinambungan dalam bentuk perencanaan multi years.
2. sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal
berdasarkan peta potensi pengembangan kawasan pertanian.
3. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan kawasan
komoditas pertanian apakah sudah tercapai sesuai target yang
direncanakan,termasuk kebutuhan alokasi dana yang diperlukan.
1.2 Kerangka Dasar
Untuk menyusun action plan maka diperlukan tim kerja atau kelompok kerja
yang di dalamnya beranggotakan atau melibatkan para tenaga ahli sesuai pada
bidang kepakarannya, baik dibidang teknis, sosial dan ekonomi, sehingga hasilnya
akan komprehensif. Model penusunan action plan adalah tidak baku, karena masing-
masing komoditas unggulan bersifat unik dan spesifik, dengan kisi-kisi sebagai
berikut:
a. Penetapan lokasi kawasan komoditas unggulan pertanian yang disusun oleh Tim
Penyusun Rencana Aksi yang dikoordinir oleh Tim Teknis yang keanggotaannya
melibatkan pemangku kepentingan yang ada di tingkat kabupaten Kutai Timur;
b. Penyusunannya memperhatikan master plan komoditas unggulan di setiap
Kecamatani dan dokumen perencanaan jangka menengah daerah dibidang pertanian
seperti RPJMD, Renstra SKPD bidang pertanian dan SKPD penunjangnya dan
didampingi oleh Tim Teknis Provinsi agar sejalan dengan Master Plan yang telah
dibuat;
c. Dokumen utama rencana aksi di buat dalam bentuk matrik tahunan dengan isi pokok:
( 1 ) program dan sarana kegiatan, ( 2 ) jenis dan volume kegiatan, ( 3 ) lokasi
kegiatan di kecamatan dan desa, ( 4 ) jadwal pelaksanaan kegiatan, ( 4 ) satuan kerja
pelaksana kegiatan, ( 5 ) rencana kebutuhan dan sumber pendanaan, dan ( 6 )
indikator output dan outcome;
d. Keseluruhan matrik-matrik tersebut selanjutnya direkapitulasi ke dalam satu matrik induk
untuk kegiatan selama 5 tahun.
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 3
1.3 Alur Penyusunan Rencana Aksi
Ruang lingkup penyusunan action plan kawasan pertanian dibatasi pada tahap-
tahap analisis yang mencakup: [1] analisis pemilihan jenis sub kegiatan atau komponen
kegiatan , [2] analisis pemilihan lokasi kegiatan, [3] analisis pemilihan calon penerima
manfaat kegiatan dan satuan kerja pelaksana; [4] analisis penyusunan anggaran
pembiayaan; dan [5] analisis penyusunan indikator keberhasilan pelaksnaan kegiatan
pengembangan kawasan pertanian.
Action plan merupakan bagian dari rancang bangun pengembangan kawasan
pertanian yang bersifat scientific atau teknokratik untuk mengarahkan kawasan pertanian
disusun bedasarkan analisis pemeringkatan, Klasifikasi dan pemetaan kawasan, serta
analisis data dan informasi tabular dan spasial. Secara garis beras rancang bangun
pengembangan kawasan pertanian mencakup; ( 1 ) simulasi skenario arahan dan tujuan
kebijakan dan program makro-regional yang bersifat strategis atau yang bersifat sebagai
master plan dan ( 2 ) simulasi skenario sasaran program dan kegiatan mikro-lokasional
yang bersifat taktis dan operasional atau yang bersifat sebagai action plan. Action plan
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan action plan adalah pendekatan
yang sejalan dengan sistem Perencanaan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004, yaitu pendekatan: politik; teknoktaris; keterpaduan
top down policy-bottom up planning; dan partisipatif.
1. Pendekatan politik, mendudukkan visi misi Kepala Daerah terpilih sebagai input
dalam perencanaan pengembangan kawasan pertanian. Dengan demikian, tujuan
dan sasaran pembangunan nasional melalui penetapan kawasan komoditas
pertanian harus dapat diintegrasikan dan diharmonisasikan dengan visi-misi kepala
Daerah ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan kawsan pertanian.
2. Pendekatan teknokratik, mendudukan Action plan pengembangan kawasan
pertanian sebagai instrumen perencanaan scientific yang disusun dengan
menggunakan metode dan kerangka pikir ilmiah oleh badan perencanaan
pembangunan Daerah ( Bappeda ) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD )
sebagai penjabaran operasional dari rencana pembangunan jangka menengah
Daerah ( RPJMD ) dan rencana strategis SKPD di lingkup pertanian di
kabupaten/kota.
3. Pendekatan keterpaduan top down policy-bottom up planing mendudukan forum
koordinasi Musrenbang dan forum koordinasi teknis lainnya yang dilaksanakan
menurut jenjang pemerintahan mulai di tingkat desa, kecamatan dan
kabupaten/kota sebagai arena untuk negosiasi dan konsensus penetapan tujuan dan
sasaran pengembangan kawasan pertanian di daerah.
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 4
4. Pendekatan partisipatif, mendudukan bahwa pemilihan dan penetapan jenis dan
volume kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan, permasalahan dan aspirasi petani
sebagai pelaku usaha serta pembiyaan danpembinaan pengembangan kawasan
pertanian didorong untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat.
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 5
BAB II
MATRIK PROGRAM RENCANA AKSI
2.1 Sasaran Program dan Kegiatan
Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah dalam rangka kerja sama dengan
masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kegiatan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, baik yang
merupakan kegiatan rutin maupun kegiatan insidental, baik yang merupakan kewenangan
Dinas Pertanian dan Peternakan, atau kegiatan yang lintas sektoral. Adapun sasaran Program
dan Kegiatan selama lima tahun adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Produksi , Produkstivitas dan Mutu Hasil Pertanian Sasaran : Tercapainya Peningkatan Produksi Pangan Utama untuk Mencapai Ketahanan Pangan ( padi, jagung dan kedelai) Kegiatan: 1.1. Pengelolaan Produksi Tanaman Pangan Strategis
Sasaran: Luas tanam padi, jagung dan kedelai 1.2. Pengembangan tanaman Hortikultura
Sasaran : Luas lahan hortikultura ( pisang, jeruk, cabe dan bawang) 2. Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Sasaran : Tercapainya Peningkatan Produktivitas Pangan Utama ( padi) Kegiatan
2.1. Pengadaan alat mesin pertanian dan peternakan Sasaran: Jumlah alsin yang disalurkan 3. Program Peningkatan Pemanfaatan Potensi Lahan/Pengembangan Prasarana dan sarana
Pertanian Sasaran : Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air pertanian Kegiatan 3.1. Penyediaan Sarana dan prasarana Pertanian
Sasaran : Perluasan areal kawasan pertanian 3.2. Penyediaan Sarana dan prasarana Peternakan
Sasaran : Perluasan areal kawasan peternakan 4. Program Peningkatan produksi hasil peternakan/Peningkatan Populasi, Produksi dan
Produktivitas ternak Sasaran: Meningkatnya populasi dan produktivitas ternak Kegiatan : 4.1. Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat/ Peningkatan Populasi ternak
Sararan : Jumlah ternak sapi yang didistribusikan 4.2. Pemberdayaan Peternak Unggas Lokal
Sasaran : Jumlah Pelaku Usaha Unggas Lokal
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 6
4.3. Penguatan Kawasan Sentra Peternakan rakyat
Sasaran : Jumlah Pelaku usaha unggas lokal 5. Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/Pasca Panen Pertanian
Sasaran : Peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasca panen Kegiatan 5.1. Penanganan pasca panen dan Pengolahan hasil Pertanian
Sasaran : Tersedianya alat pasca panen pertanian
2.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan kawasan pengembangan Komoditi Padi Sawah
Tabel 1. Potensi Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Kuta Timur Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN DESA
RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
KAWASAN 6.339 6.576 7.253 7.620 8.000
1 Kongbeng Sido Mulyo 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0
miau baru 505,0 543,0 643,0 833,0 833,0
makmur jaya 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
suka maju 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0
marga mulya 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0
2 Long Mesangat T. Abang 350,0 390,0 490,0 490,0 600,0
S. Sari 36,0 36,0 36,0 36,0 36,0
Segoi Makmur 42,0 42,0 42,0 42,0 42,0
3 Kaubun Cipta Graha 500,0 500,0 500,0 500,0 550,0
Bumi Jaya 97,0 97,0 97,0 97,0 130,0
Bumi Rapak 700,0 700,0 800,0 977,0 977,0
Bumi Etam 45,0 45,0 45,0 45,0 45,0
Mata Air 56,0 56,0 56,0 56,0 56,0
Bukit Permata 31,0 31,0 31,0 31,0 31,0
Kadungan Jaya 85,0 85,0 85,0 85,0 85,0
Pengadan 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0
4 Kaliorang Kaliorang 130,0 130,0 130,0 130,0 130,0
Bukit Harapan 80,0 80,0 80,0 80,0 80,0
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 7
Bukit Makmur 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Bangun Jaya 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0
Citra M. Jaya 300,0 360,0 360,0 360,0 400,0
Bumi Sejahtera 32,5 32,5 32,5 32,5 32,0
Selangkau 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0
5 Bengalon Sepaso 33,0 33,0 33,0 33,0 83,0
Sepaso Selatan 190,0 230,0 317,0 317,0 317,0
Tepian Indah 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0
Sepaso Barat 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0
6 Rantau Pulung Pulung Sari 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0
Margo Mulyo 45,0 45,0 45,0 45,0 45,0
Mukti Jaya 130,0 130,0 130,0 130,0 130,0
Rantau Makmur 170,0 170,0 170,0 170,0 170,0
Manunggal Jaya 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0
Kebon Agung 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0
Tanjung Labu 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0
7 Teluk Pandan Kandolo 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0
Martadinata 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0
Danau Redan 91,0 150,0 200,0 200,0 200,0
Suka Rahmat 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0
Suka Damai 180,0 180,0 180,0 180,0 180,0
Teluk Pandan 450,0 450,0 490,0 490,0 490,0
8 Sangatta Selatan Sangkima 75,0 75,0 75,0 75,0 75,0
Sangatta Selatan 165,0 165,0 165,0 165,0 165,0
Sangkima Lama 123,5 123,5 123,5 123,5 150,0
9 Karangan Mukti Lestari 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0
Karangan Sebrang 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0
Karangan Ilir 13,0 13,0 13,0 13,0 13,0
Pengadan 53,0 53,0 53,0 53,0 53,0
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 8
Karangan Dalam 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0
NON KAWASAN
10 Busang Long Bentuk 6,0 6,0 206,0 206,0 206,0
11 Muara Wahau Ma. Wahau 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0
Wanasari 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0
Wahau Baru 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0
12 Muara Bengkal Senambah 31,0 31,0 31,0 31,0 31,0
13 Telen Juk Ayak 48,0 48,0 48,0 48,0 48,0
Ma. Pantun 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0
14 Sandaran susuk Luar 32,0 32,0 32,0 32,0 32,0
Marukangan 36,0 36,0 36,0 36,0 36,0
15 Sangkulirang Pelawan 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0
Sakka 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0
Maloy 35,0 35,0 35,0 35,0 35,0
Kolek 55,0 55,0 55,0 55,0 126,0
Perupuk 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 9
Tabel 2. Potensi Peningkatan Produksi Padi Ladang di Kabupaten Kutai Timur
Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN DESA RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN VARIETAS
UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 Busang Long Lees
150
150
150
150
150
Mayas
Long Nyelong
140
140
140
142
140
Abung
Long Pejeng
110
110
110
113
110
Sereh
Long Bentuk
115
115
105
117
105
Bunyau
Rantau Sentosa
85
85
85
85
85
Mayas Merah
Mekar Baru
165
165
165
168
165
Mayas Putih
765
765
755
775
755
Putih - Putih
2 Batu Ampar Telaga
75
75
75
78
75
Ekor Payau
Beno Harapan
70
70
70
71
70
Kunyit
Mugi Rahayu
55
55
55
58
55
Mawai Indah
25
25
25
25
25
Rimba Lestari
55
55
55
56
55
Batu Timbau
60
60
60
63
63
340
340
340
351
343
3 Kongbeng miau baru
290
283
286
293
293
kombeng indah
35
35
35
35
35
suka maju
25
25
25
25
25
350
343
346
353
353
4 Long Mesangat Sumber Agung
45
45
45
45
45
Tanah Abang
10
10
10
10
10
Sumber Sari
20
20
20
20
20
Mukti Utama
35
35
35
35
35
Segoy Makmur
30
30
30
30
30
Sika Makmur
25
25
25
25
25
Melan
85
85
85
85
85
250
250
250
250
250
5 Muara Ancalong
Senyiur 65
65
65
65
65
Klinjau Ilir
55
55
55
58
58
Klinjau ulu
15
15
15
15
15
Long Na
35
35
35
35
35
Long Tesak
200
200
200
202
202
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 10
Gemar Baru
65
65
65
65
65
Long Poq Baru
85
85
85
86
86
Muara Dun
45
45
45
46
46
565
565
565
572
572
6 Muara Bengkal Senambah
80
80
80
82
82
Ngayau
135
135
135
139
139
Ma Bkl Ilir
10
10
10
14
14
Ma Bkl Ulu
15
15
15
16
16
Benua Baru
145
145
145
147
147
Batu Balai
105
105
105
106
106
Mulupan
100
100
100
103
103
590
590
590
607
607
7 Telen Long Noran
65
65
65
65
65
Long segar
40
40
40
44
44
Juk Ayak
65
65
65
67
67
Marahalok
60
60
60
63
63
Long Melah
65
65
65
67
67
Ma. Pantun
15
15
15
15
15
R. Panjang
55
55
55
56
56
365
365
365
377
377
8 Sandaran susuk Luar
75
75
75
78
78
susuk Dalam
55
55
55
57
57
Marukangan
35
35
35
35
35
Manubar
119
119
119
132
132
Tadoan
85
85
85
87
87
sandaran
75
75
75
78
78
Tj. Mangkaliat
55
55
55
58
58
499
499
499
525
525
9 Sangkulirang Krayan
35
35
35
35
35
Sempayau
45
45
45
45
45
T. Terap
-
-
-
-
-
Pelawan
50
50
50
56
56
Mandu dalam
-
-
-
-
-
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 11
Sakka
40
40
40
43
43
Peridan
40
40
40
44
44
Tj. Manis
-
-
-
-
-
Maloy
-
-
-
-
-
Kolek
80
80
80
82
82
P. Miang
-
-
-
-
-
Perupuk
30
30
30
33
33
Mandu P. Sejahtera
20
20
20
20
20
Benua Baru Ulu
-
-
-
-
-
340
340
340
358
358
10 Muara Wahau Nehes Liah Bing
50
50
50
50
50
Deabeq
20
20
20
20
20
Diaq Lay
25
25
25
25
25
Benhes
65
65
65
65
65
Jak Luay
35
35
35
35
35
Karya Bakti
-
-
-
-
-
Ma. Wahau
70
70
70
70
70
Wanasari
-
-
-
-
-
Long Wehea
45
45
45
45
45
Wahau Baru
-
-
-
-
-
310
310
310
310
310
11 Kaubun Cipta Graha
35
35
35
35
35
Bumi Jaya
-
-
-
-
-
Bumi Rapak
-
-
-
-
-
Bumi Etam
25
25
25
25
25
Mata Air
-
-
-
-
-
Bukit Permata
-
-
-
-
-
Kadungan Jaya
-
-
-
-
-
Pengadan Baru
40
40
40
40
40
100
100
100
100
100
12 Kaliorang Kaliorang
-
-
-
-
-
Bukit Harapan
45
45
45
45
45
Bukit Makmur
90
90
90
95
95
Bangun Jaya
-
-
-
-
-
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 12
Bumi Sejahtera
60
60
60
60
60
195
195
195
200
200
13 Bengalon Sepaso
50
50
50
50
50
Tepian Langsat
35
35
35
35
35
Tebangan Lebak
-
-
-
-
-
Keraitan
80
80
80
85
85
Sekerat
25
25
25
25
25
Muara Bengalon
80
80
80
80
80
Sepaso Timur
86
86
86
86
86
Sepaso Selatan
-
-
-
-
-
Tepian Baru
45
45
45
45
45
Tepian Indah
55
55
55
55
55
Sepaso Barat
50
50
50
59
59
506
506
506
520
520
14 Rantau Pulung Pulung Sari
60
60
60
60
60
Margo Mulyo
64
64
64
64
64
Mukti Jaya
90
90
90
100
100
Rantau Makmur
65
65
65
65
65
Manunggal Jaya
110
110
110
110
110
Kebon Agung
83
83
83
83
83
Tepian Makmur
90
90
90
90
90
Tanjung Labu
30
30
30
30
30
592
592
592
602
602
15 Sangatta Selatan
Sangkima Lama 50
50
50
50
50
Sangatta Selatan
120
120
120
120
120
Singa Geweh
60
60
60
60
60
Sangkima
70
70
70
70
70
300
300
300
300
300
16 Sangatta Utara Sangatta Utara
-
-
-
-
-
Teluk Lingga
-
-
-
-
-
Singa Gembara
100
100
100
100
100
Swarga Bara
-
-
-
-
-
100
100
100
100
100
17 Karangan Mukti Lestari
50
50
50
50
50
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 13
Batu Lepok
95
95
95
95
95
Baay
95
95
95
95
95
Karangan Sebrang
35
35
35
35
35
Karangan Ilir
45
45
45
45
45
Pengadan
105
105
105
105
105
Karangan Dalam
75
75
75
75
75
500
500
500
500
500
Tabel 3. Potensi Pengembangan jagung di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN DESA
RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN VARIETAS
UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1. Sandaran Susuk dalam 45 45 45 45 45 Bisi 2
Marukkangan 45 45 45 45 45 Pioner 21
2. Kaubun Mata Air 100 100 100 100 100
Kadungan Jaya 45 45 45 45 45
Bukit Permata 60 60 60 60 60
3. Sangkulirang Tepian Terap 45 45 45 45 45
Perupuk 45 45 45 45 45
Pelawan 45 45 45 45 45
4. Bengalon Sepaso Barat 50 50 50 50 50
Sepaso Timur 50 50 50 50 50
5. Sengata Utara Singa Gembara 45 45 45 45 45
6. Long Mesangat Sumber Sari 45 45 45 45 45
7. Teluk Pandan Martadinata 45 45 45 45 45
8. Rantau Pulung Manunggal Jaya 45 45 45 45 45
9. Kongbeng Miau Baru 40 40 40 40 40
TOTAL 750
750 750
750
750
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 14
Tabel 4. Potensi Pengembangan Kedelai di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN DESA RENCANA LUAS TANAM (HA)/POTENSI PENGEMBANGAN VARIETAS
UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1. Kaliorang Citra Manunggal Jaya 20 20 20 20 20 Anjasmoro 2. Sangkulirang Tepian Terap 20 20 20 20 20 3. Bengalon Tepian Langsat 20 20 20 20 20 4. Kongbeng Marga Mulya 20 20 20 20 20 5. Sengata Selatan Sangkima 20 20 20 20 20 TOTAL 100 100 100 100 100
Keterangan : Apabila terdapat penambahan luas lahan ada penambahan lokasi baru
Dukungan Prasarana dan sarana pengembangan Kawasan Pertanian
Tabel.5. Potensi Perluasan Areal Sawah di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN DESA POTENSI PERLUASAN
AREAL (HA) KETERANGAN
KAWASAN
1 KALIORANG CITRA MANUNGGAL JAYA
250 2 BENGALON TEPIAN INDAH 30
SEPASO 100
SEPASO TIMUR 40
SEPASO BARAT 30
TEPIAN MAKMUR 100 3 KARANGAN BATU LEPOQ 20 BAAY 10
MUKTI LESTARI 75
4 KAUBUN CIPTA GRAHA 60 BUMI RAPAK 500
PENGADAN BARU 60
5 LONG MESANGAT TANAH ABANG 1.078
SUMBER SARI 30 6 SANGATTA SELATAN SANKIMA LAMA 100 SANGATTA SELATAN 40
7 TELUK PANDAN KANDOLO 112
8 KONGBENG MIAU BARU 20
9. RANTAU PULUNG TANJUNG LABU 100
NON KAWASAN 10 BUSANG LONG BENTUK 200 RANTAU SENTOSA 100
11 SANDARAN MANUBAR 600
SUSUK LUAR 500
MARUKANGAN 200
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 15
SUSUK DALAM 100
12 MUARA ANCALONG SENYIUR 1.000
LONG TESAK 25 13 BATU AMPAR TELAGA 100 14 MUARA BENGKAL MUARA BENGKAL ILIR 100 BENUA BARU 30
15 TELEN MUARA PANTUN 50
JUK AYAK 50
16 SANGKULIRANG PERUPUK 25 SEMPAYAU 100 KOLEK 30 JUMLAH 5.865
Tabel 6.. Rencana Pengadaan Prasarana dan sarana Pertanian Di Kabupaten Kutai Timur
No Kegiatan Target Lima
tahun Satuan
Rencana Lima tahun
Tahun ke1
Tahun ke 2
Tahun ke 3
Tahun ke 4
Tahun ke 5
Aspek Pengelolaan Lahan dan Air Pertanian
I Perluasan Areal Kawasan Pertanian
1 Perluasan Areal Padi Sawah ( Cetak Sawah)
4000 Ha 1500 1000 500 500 500
2 Perluasan Areal Lahan Kering ( Padi Ladang )
2300 Ha 300 400 500 600 500
3 Perluasan Areal Palawija (Jagung/Kedele)
1600 Ha 200 200 300 400 500
4 Perluasan Areal Hortikultura (Buah-buahan/Sayuran)
1450 Ha 100 200 300 400 450
II Pengelolaan Lahan Pertanian
1 Peningkatan/Pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT)
455 Km 60 80 90 105 120
2 Optimasi Lahan Sawah 7500 Ha 500 1000 1500 2000 2500
3 Optimasi Lahan Hortikultura 750 Ha 50 100 150 200 250
4 Pembuatan Lantai Jemur 97 Unit 10 15 20 25 27
III Pengelolaan Air Kawasan Pertanian
1 Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (JIT)
5000 Ha 1000 1000 1000 1000 1000
2 Irigasi Air Tanah Dangkal (Sumur Bor/Sumur Dangkal)
140 Unit 15 25 30 35 35
3 Irigasi Air Tanah Dalam 50 Unit 5 10 10 15 10
3 Embung/Dam Parit/Long Storage 50 Unit 5 10 15 10 10
4 Irigasi Pipanisasi/Pompanisasi 49 Unit 4 8 12 15 10
5 Pembuatan Pintu Air 49 Unit 4 8 15 12 10
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 16
Tabel 7. . Rencana Kebutuhan Alsin Handtraktor Berdasarkan Usulan 2016/2017
No. Kecamatan Desa
Kebutuhan Alsintan Hand Traktor (Unit)
Keterangan
1. Karangan Batu Lepok 12
Mukti Lestari 1
2. Kongbeng Miau Baru 8
3. Long mesangat
Segoi Makmur 4
Sumber Sari 10
Tanah Abang 40
4. Muara Bengkal Benua Baru 1
Muara Bengkal Ulu 20
5. Muara Ancalong Senyiur 10
6. Rantau Pulung Pulung Sari 3
Manunggal Jaya 6
7. Sangatta Selatan
Sangkima Lama 10
Sangkima Lama 4
Sangkima Lama 2
8. Teluk Pandan Martadinata 25
Danau Redan 8
9. Bengalon
Sepaso 3
Sepaso Barat 2
Sepaso Timur 2
10. Kaliorang Citra Manunggal Jaya 12
Bangun Jaya 10
11. Kaubun
Bumi Rapak 20
Mata Air 2
Bukit Permata 3
12. Sangkulirang
Tanjung Manis 4
Sempayau 6
Perupuk 2
Kerayan 2
13. Sangatta Utara Singa Gembara 8
240
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 17
Tabel 8 . Rencana Kebutuhan Power Threser Berdasarkan Usulan 2016/2017
NO KECAMATAN Desa volume (Unit) KETERANGAN
1 Karangan Karangan Dalam 2 Gapoktan Sri Rejeki
Mukti Lestari 2
Mukti Lestari 2 Gapoktan Rawa Indah
2 Kongbeng Marga Mulia 2
Miau Baru 6 Gapoktan Abadi Jaya
3 Kaliorang Citra Manunggal Jaya 5 Gapoktan Desa Manunggal Jaya
Bangun Jaya 10 Gapoktan Desa Bangun Jaya
4 Long Mesangat Sumber Sari 5
Tanah Abang 6
5 Muara Ancalong Long Tesak 2 Gapoktan Tenjeu
6 Rantau Pulung Pulung Sari 6 Gapoktan Sumber Sari, Terpadu, Karya Baru dan Sepakat Bersama
Tanjung Labu 2 Gapoktan Sumber Rejeki
Manunggal Jaya 6 Gapoktan Titor, KT Sumber Rejeki, KT Sido Dadi, KT Wahana Sri Rejeki
7 Kaubun Bumi Rapak 20
Mata Air 4 Gapoktan Sangyang Sri
Cipta Graha 10
8 Sangkulirang Saka 2
9 Bengalon Keraitan 4
Spaso Barat 2 Gapoktan Perdau Mandiri
10 Busang Mekar Baru 2
11 Muara Wahau Debeq 1 Gapoktan Swayung Indah
12 Muara Bengkal Benua Baru 1
Muara Bengkal Ulu 10
100
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 18
Tabel 9. Daftar Usulan Kabutuhan Alat Tanam dan Panen Kabupaten Kutai Timur
NO KECAMATAN Luas Lahan Yang Digarap Kebutuhan Alat Transplantaer
(Unit)
Kebutuhan Alat Panen (Unit)
Kawasan
1 Bengalon 231,00 4 4
2 Kongbeng 315,00 16 16
3 Kaliorang 975,75 16 16
4 Karangan 194,00 5 5
5 Kaubun 1.055,00 18 18
6 Long Mesangat 305,50 10 10
7 Rantau Pulung 410,50 15 15
8 Sangatta Selatan 252,00 6 6
9 Teluk Pandan 584,68 10 10
Non Kawasan Jumlah 1 100 100
13 Muara Bengkal 186,78 2 2
14 Muara Wahau 62,00 1 1
15 Sandaran 228,00 3 3
16 Sangkulirang 158,00 8 8
18 Telen 54,00 2 2
Jumlah 2 16
Jumlah Total 5.012,21 216 216
Tabel 10. Daftar Usulan Kebutuhan Gilingan Padi Berdasarkan Usulan 2016/2017
NO KECAMATAN DESA volume (Unit) Keterangan
1 Sandaran 1 Manubar 1
2 Tj. Mangkalihat 1
2 Karangan 1 Mukti Lestari 1
2 Mukti Lestari 1
3 Long Mesangat 1 Segoy Makmur 1
Tanah Abang 10
4 Batu Ampar 1 Mugi Rahayu 1
2 Himba Lestari 1
5 Kaliorang 1 Citra Manunggal Jaya 2
6 Sangkulirang 1 Pelawan 1
2 Peridan 1
3 Kolek 2
Jumlah 23
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 19
Tabel. 11 .Rencana Pengadaan Alsin di Kabupaten Kutai Timur selama lma Tahun
No Alat dan Mesin Pertanian
Target Rencana Pengadaan
(unit) Tahun awal
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
1 Traktor Roda 4 ‹ 50 HP 30 0 2 4 6 8 10
2 Traktor Roda 2 1000 70 110 150 200 220 250
3 Mesin Pompa Air 300 30 40 45 50 65 70
4 Mesin Alkon 220 20 30 35 40 45 50
5 Mesin Chooper Rumput 150 11 20 24 28 32 35
6 Mesin Chooper Pelepah Sawit 160 5 10 20 35 40 50
7 Mesin Cultivator 150 10 15 20 30 35 40
8 Pencacah Hijauan Pakan Ternak 100 5 10 15 20 23 27
9 Pencacah Kompos (APPO) 100 0 10 15 20 25 30
10 Mesin Power Tresher 1000 50 100 150 200 220 280
11 Mesin Tanam Padi (Transplanter) 100 5 10 15 20 25 25
12 Mesin Potong Padi (Paddy Raper) 100 0 10 15 20 25 30
13 Mesin Panen Padi ( Combine Hervester Kecil) 100 0 10 15 20 25 30
14 Hand Sprayer 800 50 100 125 150 175 200
15 Mesin Pemotong Rumput 200 10 20 30 40 45 55
16 Alat Angkut Roda 3 100 0 10 15 20 25 30
17 Handling 0 0 0 0 0 0 0
18 Tool Box 0 0 0 0 0 0 0
19 Perlengkapan UPJA 100 0 10 15 20 25 30
Tabel 12. Rencana Pengadaan Alsin Pasca Panen di Kabupaten Kutai Timur Selama lima Tahun
NO URAIAN TARGET (UNIT)
Rencana Lima Tahun
tahun awai tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
1 Alat Pengering (Drayer) 21 3 7 2 2 7
2 Penggiling Padi 8 3 2 3
3 Power Thresher 50 10 10 10 10 10
4 Biogas 115 25 15 30 15 15 15
5 Gudang Padi 2 2
6 Terpal Jemur 4200 1000 500 800 700 700 500
7 Lantai Jemur/Meja Jemur 60 14 15 10 5 6 10
8 UPPO 18 3 3 3 3 3 3
9 Conseller (Pemipil Jagung) 68 4 20 20 10 9 5
10 Alat Panen Padi (Mini Combine/Combine Harvester)
150 25 25 25 25 25 25
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 20
11 Pemecah Jagung 6 6
12 Paddy Thresher 62 12 10 10 10 10 10
13 Penjahit Karung 90 10 15 15 20 15 15
14 Hand Seller 95 10 15 15 20 15 20
15 Pengukur Kadar Air 28 3 5 5 5 5 5
16 Penggilingan Daging/Pentol 10 1 1 2 2 2 2
17 Kemasan Pupuk Cair 4500 500 500 1000 500 1000 1000
18 Vaccum Seller 38 5 3 7 6 12 5
19 Karung Kemasan Beras 5 1 1 1 1 1
Jumlah 9.526 1.620 1.141 1.963 1.334 1.832 1.636
Tabel 13. Potensi Peningkatan Populasi Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN
TARGET PENINGKATAN POPULASI KAWASAN (EKOR) VARIETAS UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1
Rantau Pulung
1.818
2.002
2.081
2.200
2.312 Sapi Bali
2
Muara Wahau
999
1.100
1.143
1.209
1.270 Sapi Bali & Sapi
PO
3 Kongbeng
1.438
1.584
1.646
1.741
1.829
Sapi Bali & Sapi PO
4
Kaliorang
2.417
2.662
2.767
2.925
3.074 Sapi Bali
5
Long Masangat
1.265
1.393
1.447
1.530
1.608 Sapi Bali
7.937
8.741
9.084
9.605
10.093
Tabel 14. Potensi Peningkatan Populasi Ternak Ayam Lokal di Kabupaten Kutai Timur Untuk Kawasan Pertanian
NO. KECAMATAN
TARGET PENINGKATAN POPULASI KAWASAN (EKOR) VARIETAS UNGGULAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1
Bengalon 470.495
470.475
471.245
471.495
472.495 Ayam kampung
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 21
Tabel 15 . Rencana Pengembangan Hortikultura
NO KECAMATAN Desa Luas
Pengembangan (HA)
KETERANGAN
I PISANG
1 Kaliorang Kaliorang, Bangun Jaya, Citra Manunggal jaya, Bukit Makmur, Bukit Harapan, Selangkau, Bangun Jaya
941.75 Data luasan update s/d/ th. 2015
II Jeruk Sangatta utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, Bengalon, Kaliorang, Kaubun, Karangan, Sandaran
520 Rencana luasan pengembangan
III Kelengkeng, Rambutan, Salak
Sangatta utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, Bengalon, Kaliorang, Kaubun
10 Rencana luasan pengembangan
II CABE Rencana luasan pengembangan
1 Sangatta Utara Teluk Lingga 2
Sangatta Utara 5
Singa Gembara 2
Swarga Bara 4
2. Sangatta Selatan Singa Geweh 5
Sangkima Lama 6
3. Teluk Pandan Marta Dinata 2
Suka damai 2
Teluk Pandan 2
4. Rantau Pulung Kebon Agung 4
4 Bengalon Tepian baru 2
5. Kaliorang Bukit makmur 2
6. Kaubun Mata Air 2
JUMLAH 40
12 BAWANG MERAH Rencana luasan pengembangan
Sangatta Utara Teluk Lingga 5
Sangatta Selatan Singa Geweh 3
Ssangatta Selatan 3
Bengalom Muara Bengalon 3
Teluk Pandan Martadinata 2
Kaubun Mata Air 4
JUMLAH 20
b. Rencana Pembiayaan
Rencana sumber pembiayan pengembangan kawasan pertanian di bebankan pada beberapa sumber dana antara lain dari APBN, APBD Propinsi (Bankeu), APBD abupaten dan CSR. Adapun rencana kawasan pertanian selama lima tahun adalah tertera dalam tabel sebagai berikut
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 22
Tabel. 16 Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Selama Lima Tahun
No. Program Total Sasaran
Program
Total Kebutuhan Anggaran tahun 1 s/d Tahun ke 5 (Dalam 000,-)
APBN APBD PROPINSI APBD KAB
I II III IV V I II III IV V I II III IV V
1 Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan ( Penyediaan sarana produksi pertanian )
Meningkatnya produksi pertanian
Produksi padi 5.500.000
6.000.000
6.500.000
7.000.000
7.500.000
2.750.000
3.000.000
3.250.000
3.500.000
3.750.000
2.750.000
3.000.000
3.250.000
3.500.000
15.000.000
Palawija (jagung dan kedelai)
1.005.000
1.005.000
1.005.000
1.005.000
1.005.000
750. 000
750. 000
750. 000
750. 000
750 .000
2 Peningkatan Produksi , Produkstivitas Hortikultura
Meningkatnya Produksi tanaman hortikultura (ha): Pisang, jeruk, Sayuran (cabe, bawang)
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
3 Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Meningkatnya prodktivitas padi (ku/ha)]
13.390.000
13.390.
000
13.390
.000
13.390
.000
13.390
.000
14.490
.400
14.490
.400
14.490
.400
14.490
.400
14.490
.400
5.790.
000
5.790.
000
5.790.
000
5.790.
000
5.790.
000
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 23
4 Peningkatan Pemanfaatan Potensi Lahan/Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian
Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air pertanian
7.000.
000
7.500.0
00
8.000.
000
8.500.
000
10.000
.000
375. 000
400.00
0
425. 000
450
.000
475. 000
375. 000
400. 000
425. 000
450. 000
475. 000
Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air peternakan
2.750.
000
3.250.0
00
3.750.
000
4.000.
000
5.000.
000
375.00
0
400.00
0
425.00
0
450.00
0
475.00
0
375.00
0
400.0
00
425.00
0
450.0
00
475.00
0
5 Peningkatan produksi hasil peternakan/Peningkatan Populasi, Produksi dan Produktivitas ternak
Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas ternak
5.225.
000
5.225.0
00
5.225.
000
5.225.
000
5.225.
000
5.150.
000
5.150.
000
5.150.
000
5.150.
000
5.150.
000
2.650.
000
2.650.
000
2.650.
000
2.650.
000
2.650.
000
6 Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/Pasca Panen Pertanian
Peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasca panen
1.400.
000
4.005.0
00
9.479.
000
2.581.
500
6.250.
000
375.00
0
400.00
0
425.00
0
450.00
0
475.00
0
375.00
0
400.0
00
425.00
0
450.0
00
475.00
0
Jumlah
39.045.000
44.150 .000
41.270
.000
45.375
.000
52.349
.000
46.701
.500
53.370
.000
25.515
.400
25.840
.400
26.165
.400
26.490
.400
26.81
5.400
14.065
.000
14.39
0.000
14.715
.000
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 24
2.3. Indikator Output dan Outcome
Penetapan Indikator Kinerja berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang telah
ditetapkan dalam RPJMD dengan memperhatikan indikator kinerja kunci sebagaimana telah
ditentukan dalam PP No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dan Suplemen LPPD. Indikator Kinerja Sasaran Indikator kinerja pada tingkat hasil (outcames).
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD sebagai berikut :
Tabel 17. Indikator Kinerja Otcome dan Output
No. Program/ Kegiatan
Indikator Output Indikator (Outcome)
Satker
Pelaksan
a
Rencana Pembiayaan (000)
APBN APBD PROP APBD KAB
1.
Peningkatan Produksi , Produkstivitas dan Mutu Hasil Pertanian
Pengelolaan Produksi Tanaman Pangan Strategis
Luas tanam padi, jagung dan
kedelai
Meningkatnya produksi pertanian
Distan
32.500.000
16.250.000
27.500.000
padi 14.772
Produksi padi
57.482
Pengembangan Jagung Hibrida
(ha)
3.750
jagung 560
3.750.000
2.500.000
kedelai 500 kedelai 73
1.275.000
1.250.000
2. Peningkatan Produksi , Produkstivitas Hortikultura
Pengembangan tanaman Hortikultura
Jumlah luas tanam durian 2 ha, rambutan 2 dan kelengkeng 2 ha, sayuran 10 ha, salak 47 ha, pisang 941,75 ha, jeruk 520 ha.
1.513
Meningkatnya Produksi tanaman hortikultura (ha): Pisang, jeruk, Sayuran (cabe, bawang)
70.000
25.000.000
10.000.000
5.000.000
3. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Pengadaan alat mesin pertanian dan peternakan
Jumlah alsin yang disalurkan
unit Outcome : 66.950.000
72.452.000
28.950.000
Meningkatnya prodktivitas padi (ku/ha)]
37,85
Mesin Pompa Air 1000
Mesin Alkon 300
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 25
Mesin Choper
Rumput 220
Mesin Choper Pelepah
150
Mesin Cultivator 160
Pencacah Kompos
(Appo) 150
Mesin Power Teresher
100
Mesin Tanam Padi (Transplanter)
1000
Hand Sprayer 100
Mesin Pemotong
Rumput 800
Alat Angkut Roda 3
200
4.
Peningkatan Pemanfaatan Potensi Lahan/Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian
Penyediaan Sarana dan prasarana Pertanian
Perluasan Areal Kawasan Pertanian
Outcome : 41.000.000
2.125.000
2.125.000
Perluasan Areal Padi Sawah ( Cetak Sawah)
4500
Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air pertanian
26.650
Perluasan Areal Lahan Kering ( Padi Ladang )
2500
Perluasan Areal Palawija (Jagung/Kedele)
3200
Perluasan Areal Hortikultura (Buah-buahan/Sayuran)
1500
Peningkatan/Pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT)
500
Optimasi Lahan Sawah
7500
Optimasi Lahan Hortikultura
750
Pembuatan Lantai Jemur
100
Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (JIT)
6200
Irigasi Air Tanah Dangkal (Sumur Bor/Sumur Dangkal)
150
Irigasi Air Tanah Dalam
50
Embung/Dam Parit/Long Storage
50
Irigasi Pipanisasi/Pompanisasi 50
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 26
Pembuatan Pintu Air 50
Penyediaan sarana dan prasarana Peternakan
Perluasan Areal Kawasan Peternakan
Outcome :
18.750.000
2.125.000
2.125.000
Perluasan Areal Padang Penggembalaan
1090
Meningkatnya prasarana pengelolaan lahan dan air peternakan
2.790
Perluasan Areal Kebun HPT 1560
Pengelolaan Lahan Perternakan
Jalan Produksi Peternakan 140
Rumah Kompos 293
UPPO
47
Pembuatan Kandang Ternak (Sapi/Kambing/Ayam)
158
Pembuatan Pagar Ternak/HPT (Mini Ranc)
185
Pembangunan/Rehabilitasi JIT Peternakan
280
Irigasi Air Tanah Dangkal (Sumur Bor/sumur Dangkal) 150
Embung/Dam Parit
88
Irigasi Pipanisasi/Pompanisasi 50
5. Peningkatan produksi hasil peternakan/Peningkatan Populasi, Produksi dan Produktivitas ternak
Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas ternak
Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat
Jumlah bantuan ternak sapi yang didistribusikan
6.000 - 8000
1) Ternak besar (ekor)
26.357
5.000.000
5.000.000
2.500.000
Pemberdayaan Peternak Unggas Lokal
Jumlah Pelaku usaha unggas lokal
5 klp Meningkatnya Pelaku Usaha Unggas Lokal
5
1.125.000
750.000
750.000
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 27
Produksi
Penguatan Kawasan Sentra Peternakan rakyat
Jumlah Populasi Bibit Sapi di VBC (ekor)
500 Meningkatnya Jumlah kawasan Sentra Peternakan rakyat (Kec)
3
20.000.000 20.000.000 10.000.000
6. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/Pasca Panen Pertanian
Penanganan pasca panen dan Pengolahan hasil Pertanian
Tersedianya alat pasca panen pertanian
Outcome :
23.715.500
2.125.000
2.125.000
Alat Pengering (Drayer)
21
Peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasca panen
90%
Penggiling Padi 8
Power Thresher 50
Biogas 115
Gudang Padi 2
Terpal Jemur 4200
Lantai Jemur/Meja Jemur
60
UPPO 18
Conseller (Pemipil Jagung)
68
Alat Panen Padi (Mini Combine/Combine Harvester)
150
Pemecah Jagung 6
Paddy Thresher 62
Penjahit Karung 90
Hand Seller 95
Pengukur Kadar Air
28
Penggilingan Daging/Pentol
10
Kemasan Pupuk Cair
4500
Vaccum Seller 38
Karung Kemasan Beras
5
239.065.500
130.827.000
84.825.000
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 28
BAB. III
MANAGEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN
3.1. Implemantasi/Operasionalisasi
Action plan adalah dokumen perencanaan di tingkat kabupaten/kota yang
penyusunannya mengacu pada master plan yang telah disusun di tingkat propinsi. Berbeda halnya
dengan analisis master plan yang bersifat analisis konsepsional yang sarat dengan analisis kuantitatif,
analisis rencana aksi lebih bersifat analisis implementatif/imperatif,karena indikasi program dan
kegiatannya telah dirumuskan di dalam master plan.Dengan kata lain, analisis dalam master plan
lebih berbasis pada analisis potensial untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan potensi sumber daya
yang ada,adapun analisis dalam rencana aksi lebih berbasis pada analisis permasalahan untuk
meminimalisasikan faktor pembatas yang dihadapi dalam melakukan usaha ekonomi produktif yang
mencakup teknis,sosial ekonomi,klembagaan dan kebutuhan pelayanan pembinaan
pengembangan.Namun demikian,pola pikir yang digunakan dalam penyusunan master plan,yaitu
analisis potensi sumber daya,analisis rencana pengembangan dan analisis road map tetap menjadi
dasar untuk tetap berpikir logis dalam melakukan analisis penyusunan rencana aksi.
Secara garis besar kerangka analisis rencana aksi terbagi ke dalam lima bagian besar yaitu:
[1] analisis pemilihan jenis sub kegiatan atau komponen kegiatan, [2] analisispemilihan lokasi
kegiatan,[3] analisis pemilihan calon penerima manfaat kegiatan dan satuan kerja pelaksana,[4]
analisis penyusunan anggaran pembiayaan,dan [5] analisis penyusunan indikator output dan
outcome.
3.1.1 Analisi Pemilihan Jenis Sub Kegiatan dan Komponen Kegiatan
Indikasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam master plan secara umum
masih bersifat generik dan indikatif,seperti: pengembangan usaha perbenihan /perbibitan,
peningkatan produktivitas dan budidaya, pengembangan pasca panen dan pengolahan hasil atau
kerja sama pemasaran.Kegiatan yang masih bersifat generik dan indikatif ini harus dirinci ke dalam
sub kegiatan atau komponen kegiatan yang lebih unik dan spesifik sesuai permasalahan,kebutuhan
dan aspirasi aktual masyarakat petani di lapangan.Untuk memilih sub kegiatan atau komponen
kegiatan yang akan ditangkan ke dalam rencana aksi harus dilakukan suatu survey atau obsevasi
dengan menggunakan prinsip pendekatan perencanaan partisipatif seperti Parcipatory Rural
Appraisal [PRA] .Pemilihan desa sebagai lokasi PRA dilakukan degan metode purposive sampling yang
mewakili tipologi agroekosistem dan tingkat perkembangan agribisnis di masing-masing wilayah.Di
dalam proses PRA dilakukan proses Focus Group Discussion [FGD] yang melibatkan semua unsur
pelaku utama yang terlibat dalam aktivitas aktual di dalam kawasan.
Proses FGD dilakukan dengan melibatkan fasilitator yang benar-benar memahami rangkaian
aktivitas di kawasan serta didukung dengan metode yang bersifat praktis dan sederhana, sehingga
mudah diterapkan, seperti metode Importance Performance Analysis [IPA].Metode lain yang dapat
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 29
dipakai adalah berbagai metode analisis pemecahan masalah,seperti Problem Tree Analysis atau
Fishbone Analysis yang dilanjutkan dengan Logical Framework Analysis.
Apabila menggunakan metode IPA, seyogyakarta kuesioner yang digunakan dalam
pelaksanaannya adalah dalam bentuk semi terstruktur dan bentuk pertanyaanyang semi terbuka
agar dapat dilakukan penggalian data dan informasi yang lebih mendalam dan obyektif. Dengan
menggunakan metode IPA ini akan diperoleh : ( 1 ) persepsi petani terhadap kebutuhan prioritas
jenis kegiatan, misalnya untuk meningkatkan produktivitas agar dapat digambarkan secara jelas dan
libih mudah dalam bentuk quadrant analysis, dan ( 2 ) hasil analisis akan lebih mudah dijadikan
usulan untuk memperbaiki kinerja program atau kegiatan. Rumusan sub kegiatan atau komponen
kegiatan yang dihasilkan dari metode IPA selanjutnya di buat volume sasaran dan anggaran
tahunannya untuk selama 5 tahun secara rumusan indikator output dan outcome keberhasilan
pelaksanaannya serta lokasi kegiatan, satuan kerja penanggung jawab pelaksanaannya dan tahun
rencana pelaksanaannya.
3.1.2. Analisis pemilihan lokasi kegiatan
Berkenan dengan peran anggaran pemerintah dan pemerintah daerah jumlahnya sangat
terbatas dalam mendukung percepatan pengembangan kawasan pertanian, maka pemilihan lokasi
kegiatan ( sekurang-kurangnya berada di desa ) harus dilakukan dengan pertimbangan rasional untuk
menciptakan berbagai keterpaduan, seperti : ( a ) ketrpaduan komoditas dan jenis usaha ( misal crop
livestock system atau multiple cropping ), (b ) keterpaduan kegiatan lintas sektor atau sub sektor (
misal pertanian-jalan-irigasi-industri-koperasi ), dan ( c ) keterpaduan sumber pembiayaan ( APBN-
APBD,Provinsi-APBD,Kabupaten/Kota-swadaya masyarakat ).
Di samping itu, pemilihan lokasi ( desa ) juga ditentukan dengan pertimbangan : ( 1 )
pemilihan lokasi yang paling responsif terhadap penambahan input dan penerapan teknologi ( misal
lokasi yang masih rendah produktivitasnya berdasarkan analisis kesenjangan/gap ), ( 2 )
kesinambungan dengan program dan kegiatan yang pernah dialokasikan sebelumnya yang masih
membutuhkan pengutuhan atau penguatan kapasitas, dan ( 3 ) jaminan keberhasila, karena didukung
dengan keberadan aparatur kelembagaan pembinaan yang dapat menjadi pendamping teknis.
Rencana lokasi harus didasarkan pada hasil analisis situasi wilayah, analisis tata ruang dan
analisis permasalahan yang telah dilakukan dalam penyusunan Master Plan. Rencana lokasi sudah
harus spesifik mengarah pada kecamatan atau bahkan desa. Manfaat ( target beneficiaries ) yang
akan dijadikan lokasi pengembangan, sehingga proses penetapan calon petani dan calon lokasi (
CP/CL ) dalam pelaksanaan kegiatan yang selama ini menjadi salah satu faktor keterlambatan
pelaksanaan kegiatan akan dapat diminimalkan.
3.1.3. Analisis Pemilihan Calon Penerima Manfaat Kegiatan dan Satuan Kerja Pelaksana
Berkenan dengan peran anggaran pemerintah dan pemerintah daerah jumlahnya sangat
terbatas dalam mendukung percepatan pengembangan kawasan pertanian, maka didalam lokasi
potensial yang sama ( misal desa ) seringkali terdapat kelompok calon penerima manfaat( Kelompok
tani ) yang menginginkan dan layak memperoleh fasilitas dari pemerintah. Dengan kondisi tersebut,
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 30
untuk fasilitasi kegiatan yang berbentuk fasilitas langsung, baik natura atau transfer tunsi, maka
pemilihan calon kelompok sekurang-kurangnya harus dilandasi oleh beberapa aspek, yaitu : ( a )
perubahan sikap dan prilaku, ( b ) peningkatan keterampilan, ( c ) peningkatan produktivitas, dan ( d )
keberlanjutan program/kegiatan.
Kelompok yang dipilih harus kelompok yang dinilai mau belajar dan siap bekerja sama
dengan kelompok lain, sehingga diyakini akan berubah sikap prilakunya dalam menerapkan teknologi
dan manajemen, meningkat keterampilannya dan pada akhirnya meningkat produktivitas usahanya
serta tetap menjaga keberlangsungan usaha produktifnya secara suadaya setelah fasilitas
pemerintah setelah beraktifiti kelompok yang berhasil diharapkan nantinya bisa menjadi cikal bakal
Campion yang berperan sebagai pereka jaringan kelembagaan uaha produksi di pedesaan.
Satuan kerja pelaksanaan ditetapkan menurut tugas pokok dan fungsi masing – masing
sesuai janji kegiatan yang akan dituangkan kedalam rencana aksi. Sebagaimana dijelaskan di depan,
maka intaksi sektor di kabupaten / kota harus dilibtkan alam proses penyusunan rencana aksi ini,
sehingga perlun dilakukan analisis peran terhadap para pengaku kepentingan. Rencana satuan kerja
yang di harapkan berfungsi sebagai penanggung jawab pelaksaan kegiatan maupun yang di harapkan
berperan sebagai instansi penunjang yang mendukung pelaksaan kegiatan di sesuaikan dengan tugas
pokok dan fungsi masing – masing. Namun berkenan dengan kegitan penunjang yang di butuhkan
harus dijmin keberadaannya, maka badan perencanaan pembangunan, daerah (Bappeda) dan satuan
kerja yang di harpkan berperan harus terlibat secara dini proses penyusunan Action Plan.
3.1.4 Analisis Penyusunan Anggaran Pembiayaan
Rencana aksi adalah acuan bersama pra pemangku kepentingan milik yang “bertanggung
jawab” dalam mendukung keberhasilan kawasan pertanian, sehingga anggaran yang disusun harus
memasukkan aspek kewasdayaan masyakat petni memperhiungkan kemampuan anggaran
pemerintah, baik APBN dan APBD sesuai kewenangan dan urusan masing- masing. Hal penting yang
harus dipahami adalah bahwa penyusunan skenario anggaran seyogyanya menggunakan skenario
moderat yang mempertimbangkan kemampuan anggaran pemerintah.
Prinsip Rencana pembiayaan kegiatan yang akan di fasilitasi dengan anggaran pemerintah
disusun secara jangka menengah 5 tahuanan yang dirinci menurut sumber pembiayaan, yaitu APBN,
APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Aspek mendasar yang harus diperhatikan adalah disiplin
tata pemerintahan, sehingga pembiayaan kegitan harus bnar – benar dapat disusun dengan
mempertimbangkan peta kewenagan/urusan masing – masing jenjang pemerintahan serta disiplin
azas pembiayaan Konsentrasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Desentralisasi (DAU/DAK).
Berkenaan dengan keterbatasan sumber daya anggaran pemerintah yang dimiliki, maka
penyusunan rencana pembiayaan kegiatan dilakukan secara terarah (fokus) dan terpilih sesuai skala
prioritas (selektif). Dengan demikian, rencana pembiayaan kegiatan yang akan dilakukan difokuskan
pada faktor kritis yang dapat mendorong percepatan pemgembangan (leveraging factor) dan
diprioritaskan pada aspek peran pemerintah sebagai akselelator, dinamisator dan fasilitator
pembangunan, yaitu : (1) Penyediaan saran dan prasaran yang tidk mampu di bangun oleh
masyarakat dan tidak diminati oleh swasta, (2) upaya mengatasi kegagalan pemasaran produk yang
dihasilkan petani ( market failure ), dan ( 3 ) meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 31
dan mendorong berfungsinya kelembagaan pembinaan pemerintah ( capacity builfing ). Dengan kata
lain, penyusunan anggaran dalam rencana aksi harus dirancang secara rasional, sehingga pemilihan
volume kegiatan dimasing-masing lokasi harus dilakukan secara seselektif mungkin untuk membiayai
kegiatan-kegiatan pengungkit yang telah dianalisis berfungsi sebagai faktor penentu keberhasilan
pengembangan kawasan pertanian.
3.1.5. Analisis penyusunan indikator
Indikator program dan kegiatan dari rencana aksi yang dituangkan kedalam matriks
rencana aksi adalah indikator output kegiatan yang penyusunannya memenuhi kriteria indikator
yang SMART. Di samping itu indikator output yang ditetapkan adalah indikator yang langsung
mendukung pencapaian sasaran strategis ( outcome ) yang telah ditetapkan road map didalam
master plan di tingkat provinsi.
Akan terdapat banyak output dari kegiatan-kegiatan yang saling mendukung pencapaian
outcome, maka yang indikator output yang di tuangkan kedalam matrik rencana aksi adalah output
terpenting. Pencapaian indikator didukung dengan asumsi-asumsi penting yang menentukan
tercapainya sasaran kegiatan. Asumsi terpenting tersebut adalah pada pengaruh faktor luar yang
tidak bisa dikontrol atau diantisipasi sebelumnya. Sebaiknya asumsi-asumsi penting tersebut
dimasukan sebagai suatu analisis resiko.
Sejalan dengan prinsip tata kelola dalam perencanaan program dan penganggaran yang
berbasis kinerja, maka masing-masing kegiatan dan komponen/detail kegiatan yang tertuang dalam
Matrik program rencana Aksi ini adalah merupakan indikatorhasil-hasil kerja dari komponen/detail
kegiatan.
Hasil kelima analisis diatas selanjutnya dituangkan kedalam matrik rencana aksi. Jumlah
matrik ini akan menjadi banyak, karena masing-masing jenis kegiatan dalam satu program
diformulasikan kedalam satu matrik.
3.1.6. Proses Penyusunan Matrik Action Plan
Setelah mempelajari indikasi program dan kegiatan yang tertuang di dalam master plan
dan road map untuk dilaksanakan di suatu kabupaten, maka contoh langkah-langkah penyusunan
rencana aksi dengan menggunakan metode analisis pohon masalah ( problem tree analysis ) yang
proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi desa sentra untuk pengambilan data dan informasi yang dipilih secara
purposive sampling berdasarkan karakteristik yang mewakili tipologi agroekosistem dan
kondisi sosial ekonomi serta perbedaan tingkat perkembangan agribisnis. Output utama dari
tahap ini adalah kerangka sampling lokasi dan kelompok, semakin beragam kondisi dedesa-
desa sentra, maka jumlah sampling akan semakin banyak.
2. Melakukan pendekatan perencanaan partisipatif, seperti PRA dan FGD di tingkat desa yang
melibatkan kelompok tani dan pemangku kepentingan lainnya yang di dahului dengan
penyusunan kuesioner semi terstruktur dan semi terbuka serta pembekalan kepada tim yang
akan melaksanakan PRA dan FGD. Output utama dari PRA dan FGD ini adalah pengenalan
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 32
karakteristik wilayah dan indikasi kegiatan pengungkit yang dihasilkan dari penyusunan
analisis pohon masalah, analisis kerangka kerja logis atau hasil analisis metode IPA.
3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan PRA di berbagai lokasi pelaksanaan serta melakukan
rekonfirmasi data dan informasi apabila terdapat kesimpulan yang masih perlu di perjelas.
4. FGD ditingkat kabupaten dengan melibatkan instasi lintas sektor untuk menganalisis laporan
hasil pelaksanaaan PRA dan menetapkan kegiatan terpilih, indikator, Satker penanggung
jawab dan prakiraan rencana anggarannya yang akan dituangkan ke dalam matrik
rencana aksi.
5. Menyusun rencana aksi final dengan matrik-matrik sebagai lampirannya.
3.2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Pengendalian dan Evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula. Tujuan Monitoring untuk mengamati/mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya/upaya pemecahannya. Definisi Evaluasi menurut OECD, disebutkan bahwa Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi merupakan sebuah penilaian yang seobyektif dan sesistematik mungkin terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah diselesaikan. Hal-hal yang harus dievaluasi yaitu proyek, program, kebijakan,organisasi,sector,tematik,dan bantuan Negara. Kegunaan Evaluasi, adalah untuk:
Memberikan informasi yg valid ttg kinerja kebijakan, program & kegiatan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai & kesempatan telah dapat dicapai
Memberikan sumbangan pada klarifikasi & kritik thd nilai2 yg mendasari pemilihan tujuan & target
Melihat peluang adanya alternatif kebijakan, program, kegiatan yang lebih tepat, layak, efektif, efisien
Memberikan umpan balik terhadap kebijakan, program dan proyek Menjadikan kebijakan, program dan proyek mampu mempertanggungjawabkan penggunaan
dana publik Mambantu pemangku kepentingan belajar lebih banyak mengenai kebijakan, program dan
proyek Dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pengguna utama yang dituju oleh evaluasi Negosiasi antara evaluator and pengguna utama yang dituju oleh evaluasi
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 33
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung. Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Pengendalian merupakan serangkaian kegiatan managemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan
1. Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD melakukan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
2. Melekat pada tugas dan fungsi 3. Pengendalian dilakukan terhadap pelaksanaan Renja-KL, meliputi pelaksanaan program dan
kegiatan, serta jenis belanja. 4. Hal yang sama untuk Gubernur terhadap pelaksanaan dekon dan TP, serta Bupati/Walikota
untuk pelaksanaan TP. 5. Dilakukan melalui: Pemantauan dan Pengawasan.
Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi.Dimaksudkan:
1. Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus mengarahkan pencapain visi/misi/sasaran yang telah ditetapkan;
2. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan yang direncanakan, serta mengaitkannya dgn kondisi lingkungan yg ada;
3. Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah, tetapi lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi kebijakan/program/kegiatan.
Evaluasi memberikan informasi mengenai:
Benar atau tidaknya strategi yang diapakai Ketepan cara operasi yang dipilih Pemilihan cara pembelajaran yang lebih baik Pelaksanaan pengawasanterhadap kegiatan rutin sedang berjalan dan internal, serta
pengawasan dipergunakan untuk mengumpulkan informasi terhadap keluaran/hasil dan indikator yang dipergunakan untuk mengukur kinerja program
Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berkala, dapat bersifat internal dan eksternal atau partisipatif, sebagai umpan balik periodik kepada pemangku kepentingan utama.
Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan bertujuan untuk mengamati/mengetahui perkembangan kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasi/upaya pemecahannya. Sedangkan maksudnya, adalah:
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian 34
1. Mendapatkan informasi perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan secara kontinyu (terus menerus) mengenai pencapaian indikator kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan;
2. Melakukan identifikasi masalah agar tindakan korektif dapat dilakukan sedini mungkin; dan 3. Mendukung upaya penyempurnaan perencanaan berikutnya melalui hasil pemantauan.
Pelaksana: masing-masing Pengelola Kegiatan/Satker di daerah serta komponen pembina/penanggunjawab kegiatan pusat, yang hasilnya menjadi input bagi perumusan kebijakan selanjutnya.
Lingkup: aspek perencanaan, penyaluran/pencairan dana, pelaksanaan, dan pelaporan. Bentuk: Rapat Berkala, Rapat ad hock, Pelaporan, dan kunjungan lapangan Dilakukan terhadap pelaksanaan Renja-KL, dengan fokus pelaksanaan program dan kegiatan. Daerah: Gubernur dan Ka.SKPD Provinsi melakukan pemantauan pelaksanaan Dekon dan TP;
Bupati/Walikota dan Ka. SKPD Kabupaten/Kota melakukan pemantauan pelaksanaan TP, sesuai degan tugas dan kewenangannya.
Komponen pemantuan meliputi: (1) perkembangan realisasi penyerapan dana, (2) realisasi pencapaian target keluaran (output), dan (3) kendala yang dihadapi & tinjut.
Bentuk produk (akhir) laporan triwulan.
Metode Pelaporan dilakukan berkala dan berjenjang, maksudnya sebagai berikut:
1. Pelaporan dilaksanakan secara berkala yaitu dilakukan setiap 3 bulan (triwulanan), dan 6 bulanan (semesteran) atau tahunan.
2. Pelaporan dilakukan secara berjenjang, maksudnya penyampaian pelaporan dari unit kerja paling bawah sampai pucuk pimpinan organisasi; dari penanggungjawab kegiatan kepada penanggungjawab program, dan dari penanggungjawab program kepada pimpinankementerian/lembaga; atau dari suatu tingkat pemerintahan kepada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, hingga ke pusat.