bab i pendahuluan -...

18
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Umum 1.1.1.1 Meningkatnya Perkembangan Musik Di Indonesia Perkembangan musik di tanah air kita semakin hari semakin marak, hal itu dapat kita lihat dengan menjamurnya acara-acara musik di televisi, baik dari ajang pencarian bakat, acara musik berdasarkan top chart (dahsyat, inbox), dan konser musik yang disajikan secara live baik indoor maupun outdoor. Belum lagi ditambah acara-acara musik yang tidak ditayangkan di televisi (of air). Fakta ini menunjukkan betapa maraknya musik di Indonesia dan jelas musik tidak dapat lepas dari kehidupan di masyarakat Indonesia. Musik yang disajikan pun beragam, mulai dari pop, rock, jazz, blues, orchestra sampai dangdut. Tidak hanya itu, kemampuan musikalitas musisi Indonesia pun sekarang mulai diperhitungkan dalam kancah musik internasional, seperti Anggun C. Sasmi, Sandhy Sondoro, dan Agnes Monica . Meningkatnya pertumbuhan di Indonesia menjadikan musik suatu industri yang amat menjanjikan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Saat ini banyak sekali pengusaha yang bergerak di bidang musik, baik dari pengadaan alat musik, pembuatan sekolah musik, penyelenggaran konser musik, dan produser musik itu sendiri. Dari penyelenggaran konser musik di Indonesia dilihat dari statistiknya pada tahun 2009 terdapat 786 musisi, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 terdapat 1392 musisi dan 1564 musisi. Banyaknya industri musik di Indonesia ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang besar bagi Indonesia.

Upload: tranxuyen

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Latar Belakang Umum

1.1.1.1 Meningkatnya Perkembangan Musik Di Indonesia

Perkembangan musik di tanah air kita semakin hari semakin

marak, hal itu dapat kita lihat dengan menjamurnya acara-acara

musik di televisi, baik dari ajang pencarian bakat, acara musik

berdasarkan top chart (dahsyat, inbox), dan konser musik yang

disajikan secara live baik indoor maupun outdoor. Belum lagi

ditambah acara-acara musik yang tidak ditayangkan di televisi (of

air). Fakta ini menunjukkan betapa maraknya musik di Indonesia

dan jelas musik tidak dapat lepas dari kehidupan di masyarakat

Indonesia. Musik yang disajikan pun beragam, mulai dari pop,

rock, jazz, blues, orchestra sampai dangdut. Tidak hanya itu,

kemampuan musikalitas musisi Indonesia pun sekarang mulai

diperhitungkan dalam kancah musik internasional, seperti Anggun

C. Sasmi, Sandhy Sondoro, dan Agnes Monica .

Meningkatnya pertumbuhan di Indonesia menjadikan musik

suatu industri yang amat menjanjikan yang dapat memberikan

keuntungan yang besar. Saat ini banyak sekali pengusaha yang

bergerak di bidang musik, baik dari pengadaan alat musik,

pembuatan sekolah musik, penyelenggaran konser musik, dan

produser musik itu sendiri. Dari penyelenggaran konser musik di

Indonesia dilihat dari statistiknya pada tahun 2009 terdapat 786

musisi, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 terdapat 1392 musisi

dan 1564 musisi. Banyaknya industri musik di Indonesia ini

menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang besar bagi Indonesia.

2

1.1.1.2 Naiknya Peminat Sekolah Seni Di Indonesia

Meningkatnya pertumbuhan musik di Indonesia, menyebabkan

naiknya masyarakat untuk bisa bersekolah di sekolah seni. Ini

disebabkan karena musik sekarang tidak dianggap lagi sebagai

suatu pekerjaan sampingan tetapi bisa menjadi pekerjaan yang

menjanjikan di mata masyarakat, lihat saja sekarang bagaimana

para musisi tidak hanya berorientasi pada hal yang bersifat on air

tetapi juga bersifat off air. Dan bila dibandingkan pertunjukkan

musik yang bersifat off air bisa lebih banyak daripada yang bersifat

on air. Berangkat dari hal itu, para orang tua yang tadinya tidak

ingin menyekolahkan anaknya di sekolah seni maka akan tertarik

untuk menyekolahkan di sekolah seni. Tetapi saat ini masih sedikit

sekali sekolah seni yang ada di Indonesia karena itu perlu

dibuatnya sekolah seni yang bisa mewadahi kebutuhan publik akan

kebutuhan seni.

1.1.1.3 Kurangnya Tempat Penyelenggaraan Konser Yang Layak

Kegiatan konser musik saat ini banyak diselenggarakan di

berbagai tempat, seperti gedung pertemuan, gedung olahraga,

Convention Center, cafe, hotel, lapangan terbuka, bahkan lapangan

sepak bola. Dilihat dari sana, sebenarnya tempat-tempat itu bukan

tempat yang cocok untuk diadakan konser, karena tempat itu

sendiri memiliki fungsinya masing-masing. Sehingga secara

fungsional tidak memiliki kriteria dan standar yang baik untuk

sebuah tempat diadakanya konser musik. Ketidak-laikan ini dapat

ditinjau dari segi akustik, pencahayaan, dan kenyamanan

pengunjung yang datang.

Bila dilihat dari segi akustik tentu saja hasil dari suara alat

musik yang dimainkan tidak maksimal walaupun alat yang

dimainkan mempunyai kualitas suara yang bagus, namun karena

kondisi ruang atau tempat yang jauh dari standar yang ada maka

3

hasil yang diinginkan tidak dapat tercapai. Dari segi kenyamanan

bisa dilihat dari kapasitas dan fasilitas tempat, tempat seperti

lapangan bola tentu saja memiliki kapasitas yang sangat besar,

namun dari segi kenyamanan sangat kurang, karena tidak adanya

tempat duduk yang dapat digunakan untuk melihat konser musik ,

dan apabila terjadi hujan, akan mengganggu kenyamanan

pengunjung yang datang karena kehujanan dan acara konser pun

dapat terancam gagal.

Oleh karena itu diperlukan sebuah tempat khusus yang mana

bisa mencakup kegiatan konser musik dari berbagi genre dengan

standar dan kualitas yang baik. Tempat yang dimaksud ialah

gedung konser atau Concert Hall.

1.1.2 Latar Belakang Khusus

1.1.2.1 Akan Dibuatnya Sekolah Seni Institut Wesley Jakarta

Naiknya minat masyarakat terhadap bidang seni, membuat

beberapa lembaga atau yayasan di Indonesia untuk membuat

sebuah sekolah seni yang bertaraf international. Salah satu yayasan

itu adalah Yayasan Pendidikan Gereja Methodist Indonesia.

Yayasan ini merupakan yayasan yang dibentuk pada tanggal 12

Maret 1988. Yayasan ini sudah membuat beberapa universitas

seperti Universitas Mehodist Indonesia, RSU „Methodist Susanna

Wesley‟, dan S.T.T. „Bandar Baru‟. Pada tahun 2012 Yayasan ini

bekerja sama dengan pusat Yayasan Gereja Mehodist di Korea

untuk membangun Institut Wesley Jakarta.

Institut Wesley pertama kali dibangun di Australia. Institut ini

merupakan sekolah seni kristen pertama di Australia, dan didirikan

pada tahun 1983. Institut Wesley menggabungkan pelatihan

akademik dan artistik yang luar biasa dengan didukung oleh

lingkungan yang kolaboratif. Bertempat di Sidney, Institut ini

4

menawarkan gelar sarjana dan pascasarjana dalam bidang

Konselling, Music, Drama, Tari, Desain Grafis, Edukasi dan

Teologi. Visi Institut Wesley adalah untuk mengubah hidup

melalui keunggulan dalam pendidikan tinggi Kristen, dan memiliki

misi memberikan manfaat komunitas Kristen seperti

memperlengkapi kehidupan orang-orang dalam kehidupan Kristen

dan kepemimpinan diberbagai panggilan berpengaruh.

Dalam erat kaitannya dengan program yang ditawarkan oleh

sekolah ini, Institut Wesley Jakarta yang mana juga baru akan

dibangun nantinya juga akan memiliki program-program yang

kurang lebih sama dengan Institut Wesley yang berada di Sidney

ini, berikut program-program yang ditawarkan di Institut ini :

A. Performing Arts Courses

Bidang pertunjukkan seni yang disediakan oleh Insititut

Wesley ini ada 3 yaitu bidang musik, bidang tari dan bidang

drama.

Musik

Di sekolah musik ini dilengkapi oleh pengajar profesional

yang berpengalaman dalam industri musik. Sekolah musik ini

menawarkan fasilitas dan pembelajaran untuk pertunjukan,

mengajar dan praktik langsung mulai dari studio, kelas

sampai ruang teater teknis. Sekolah musik ini dibagi 3 yaitu

Master of Music, Bachelor of Music, Associate Degree of

Music.

Master of Music

Gelar Master Of Music ini merupakan program

spesialisasi dari program sarjana, dengan 3 bidang

spesialisasi yang ditawarkan yaitu Performance,

5

Contemporary Composition, dan Arts Management.

Ditempuh dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 6

tahun dengan sistem paruh waktu.

Bachelor of Music

Gelar ini merupakan gelar sarjana yang mana menjadi

gelar standard bagi seorang musisi. Pembelajaran yang

dilakukan meliputi pelatihan teknis, artistik dan analisis

yang diperlukan untuk menjadi musisi profesional.

Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus).

Ditempuh dalam waku 3 tahun waktu normal atau 9

tahun dengan sistem paruh waktu.

Associate Degree of Music

Program yang ditawarkan dari sekolah ini ialah meliputi

pelatihan teknis, artistik dan analitis tanpa

berkonsentrasi untuk kinerja level yang tinggi. Sistem

yang dilkakukan yaitu sistem tatap muka dan ditempuh

dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan

sistem paruh waktu.

Tari

Pada bidang ini yang ditawarkan adalah sekolah tari yang

dilengkapi oleh pengajar profesional yang telah lama bekerja

dalam industri tarian. Kursus yang diberikan berupa praktik

dan pengetahuan profesional (teori) yang diperlukan sesuai

standar industri ini. Mahasiswa nantinya akan banyak

diberikan praktik khusus dan kuliah khusus oleh seniman

yang berkecimpung di dunia ini dalam skala International.

Mahasiswa nantinya juga akan diberikan kesempatan untuk

melakukan pertunjukan di berbagai komunitas dan budaya di

6

luar kampus. Sekolah tari ini menawarkan 2 program yaitu

Bachelor of Dance, Associate Degree of Dance.

Bachelor of Dance

Program ini menawarkan pelatihan profesional dalam

teknik tari, koreografi, produksi dan pertunjukan di

semua genre yang utama, seperti Body Mechanics, Body

Science, dan Complimentary Movement studies, gelar

mempersiapkan mahasiswa untuk dapat berkarir di

Teater dan Pengajar/Pelatih. Sistem yang dilakukan

sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku

3 tahun waktu normal.

Associate Degree of Dance

Bila lulus dari tempat ini mahasiswa dapat

mengembangkan ilmu dengan membuka studio pribadi

atau tempat kursus pribadi, serta memiliki kesempatan

yang baik untuk menjadi penari pendukung dalam

sebuah produksi. Sistem yang dilakukan sistem tatap

muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 2 tahun

waktu normal.

Drama

Dalam bidang seni peran/drama, sekolah drama Institut

Wesley ini dikenal dengan pelatihan berkualitas tinggi,

jaringan industri yang profesional dan lingkungan belajar

yang mendukung serta kolaboratif. Sekolah drama

menawarkan kesempatan siswa untuk melengkapi gairah

mereka dengan keterampilan, pengalaman dan keahlian yang

diperlukan untuk berkarir di teater, film dan televisi melalui

7

kelas teater dan film berbasis dan unit spesialis dalam

Bachelor of Dramatic Art dan Diploma of Dramatic Art.

Bachelor of Dramatic Art

Program ini menawarkan 3 spesialisasi yaitu

Performance, Production, dan Thatre Practice. Bila

lulus dari sini mahasiswa bisa menjadi seorang Aktor,

Director, Stage Manager, Production Manager,

Technical Director, Penulis, Pelatih Drama, Festival

Director, Drama Therapist, Voice-over Artist, dan TV

Production Assistant System. Sistem yang dilakukan

sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku

3 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan sistem paruh

waktu.

Associate Degree of Dance

Setelah menyelesaikan program ini, mahasiswa bisa

melanjutkan ke program sarjana selama 2 tahun, dengan

spesialisasi yang ditawarkan sama dengan program

sarjana yaitu Performance, Production, dan Thatre

Practice. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di

kampus). Ditempuh dalam waku 2 tahun waktu normal

atau 4 tahun dengan sistem paruh waktu.

B. Graphic Design Courses

Sekolah desain grafis Institut Wesley merupakan sekolah

desain yang mempersiapkan mahasiswa untuk nantinya bisa

bekerja di bidang studio desain grafis, biro iklan, motion

pictures, web dan studio fotografi. Dilengkapi dengan studio

dan ruang kelas dan dilengkapi dengan pengajar profesional

yang ahli di bidang desain grafis. Sekolah ini menawarkan 2

8

program yaitu Bachelor of Graphic Design, dan Associate

Degree of Graphic Design.

Bachelor of Graphic Design

Dengan menekankan kemampuan individual dari

mahasiswa, program ini fokus pada pemikiran desain

grafis, membuat konsep ide, tanggung jawab sosial dan

lingkungan, dan mengeksplorasi solusi yang berbeda

untuk spektrum yang luas dari masalah desain. Baik itu

nanti dalam bidang iklan, web multimedia, print dan

motion pictures. Sistem yang dilakukan sistem tatap

muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 3 tahun

waktu normal atau 9 tahun dengan sistem paruh waktu.

Associate Degree of Graphic Design

Ilmu yang ditawarkan sama seperti pada program

sarjana yaitu bidang iklan, web multimedia, print dan

motion pictures. Hanya saja pada bidang sarjana lebih

diberikan fokus dalam menuangkan ide. Sistem yang

dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh

dalam waku 2 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan

sistem paruh waktu.

C. Counselling Courses

Pada program ini memungkinkan mahasiswa untuk

mencapai pemahaman teoritis dan tingkat lanjutan keterampilan

yang kuat yang dibutuhkan oleh seorang konselor. Program

pascasarjana terakreditasi untuk memberikan pelatihan bagi

konselor secara menyeluruh dan berkomitmen untuk

menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk

belajar dan pengembangan. Counselling Courses terbagi

9

menjadi 2 program yaitu program Master of Counselling dan

The Graduate Diploma of Counselling.

Master of Counselling

Master of Counselling menyediakan pelatihan lanjutan

dalam teori dan praktek konseling, dengan pengenalan

ke jajaran spesialisasi. Pendidikannya

mengintegrasikan kesehatan mental dan kesehatan /

kekuatan berbasis model dalam pandangan Kristiani

Melengkapi dan Mendorong konselor untuk bekerja

dengan semua orang. Selama program, mahasiswa

mendapatkan pengalaman industri profesional (200

jam) yang didukung oleh individu dan kelompok

supervisi klinis (54 jam). Program ini ditempuh dalam

waktu 2 tahun waktu normal atau 4 tahun dengan

sistem paruh waktu. Serta dengan sistem belajar selain

tatap muka.

Master of Counselling

Master of Counselling dirancang untuk membekali

individu yang telah memiliki profesi / pekerjaan

panggilan untuk beberapa kesehatan mental dan

kesehatan / kekuatan berbasis konseling (konseling

insidental misalnya). Siswa diekspos secara

kontemporer, teori konseling, dengan penekanan pada

tahun pengembangan keterampilan praktis yang relevan

untuk berbagai situasi konseling dan masalah

kehidupan yang menantang. Program ini ditempuh

dalam waktu 1 tahun waktu normal atau 2 tahun dengan

sistem paruh waktu. Serta denga sistem belajar selain

tatap muka.

10

D. Education Courses

Pada Education Courses terdapat 2 program yang

ditawarkan Master of Teaching (Primer) dan Graduate

Diploma of Education (Secondary). Program-program ini

mempersiapkan guru kategori primer atau guru spesialis untuk

mengajar di sekolah menengah independen, dan, khusus,

sekolah Kristen. Lulusan dari sini akan mendapat keterampilan

siap mengajar penuh di dalam bidang pendidikan. Dapat

ditempuh dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 4 tahun

dengan sistem paruh waktu sedangkan Graduate Diploma of

Education (Secondary) ditempuh dalam waktu 1 tahun waktu

normal atau 2 tahun dengan sistem paruh waktu. Sistem belajar

selain tatap muka juga dengan online learning.

1.1.2.2 Perlunya Fasilitas Concert Hall Di Institut Wesley Jakarta

Untuk memenuhi kebutuhan sebagai sebuah Institut seni yang

laik, baik di bidang musik, drama, tari dibutuhkan sebuah fasilitas

yang menunjang. Salah satu bangunan yang dibutuhkan di Institut

ini ialah Concert Hall. Tempat ini nantinya akan dijadikan sebagai

tempat latihan sampai tempat pertunjukan yang akan mewadahi

kegiatan siswa di Institut ini khususnya di bidang Performing Arts.

Tidak hanya itu untuk pemeliharaan Concert Hall maka diperlukan

dana yang cukup besar. Untuk memenuhi dana tersebut maka

Concert Hall ini perlu disewakan ke luar sebagai sumber

pemasukan mandiri Concert Hall.

Concert Hall bukan hanya sekedar akustik saja yang perlu

diperhatikan tetapi bagaimana kegiatan perilaku dari setiap orang

yang disana dapat terwadahi dengan baik, baik itu pengunjung

ataupun staf/karyawan. Untuk itu Institut Wesley Jakarta sendiri

akan mendirikan Concert Hall yang tidak hanya untuk mewadahi

11

kegiatan mahasiswa Institut ini tetapi juga untuk mewadahi

kegiatan Performing Arts dari luar dengan memperhatikan faktor-

faktor yang mendukung terbentuknya sebuah Concert Hall yang

laik dan sesuai standar Internasional.

1.1.2.3 Sentul City Sebagai Lokasi Berdiriya Institut Wesley Jakarta

Sentul City ialah sebuah kawasan hunian baru yang berada di

daerah Bogor, tepatnya di Jalan MH. Thamrin Kav.8, Bogor,Jawa

Barat. Kawasan ini memilik visi dan misi tidak hanya sebagai

kawasan hunian semata, tetapi menyediakan fasilitas komersial,

wisata dan hiburan, kesehatan, pendidikan serta seni dan budaya.

Dalam erat kaitannya dengan fasilitas pendidikan serta seni dan

budaya. Institut ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan di daerah ini. Institut Wesley Jakarta akan

dibangun di kawasan Sentul City dengan lahan sekitar 3 hektar,

tepatnya di sekitar Gunung Pancar.

Pemilihan daerah di kawsan Sentul city yang terletak di

kabupaten Bogor, dirasa menjadi tempat yang cocok untuk

dibangunnya Concert Hall ini. Karena kawasan ini merupakan

kawasan yang berkembang dan akan menjadi kota mandiri, serta

digunakan sebagai wadah kegiatan mahasiswa di sebuah sekolah

seni, membuat kawsan ini menjadi tempat yang tepat dan cocok

untuk dijadikan tempat penyeleggaraan konser berskala

international. Selain itu letaknya yang dekat dengan daerah puncak

Bogor yang dikenal sebagai sebagai tujuan favorit wisata,

menjadikan wilayah ini dianggap sebagai tempat yang cocok untuk

dibangun sebuah Concert Hall.

1.1.2.4 Fleksibilitas Ruang Sebagai Pendekataan Konsep Perancangan

Fleksibilitas menurut bahasa Indonesia berarti luwes; mudah

dan cepat menyesuaikan diri: mudah menyesuaikan diri dengan

12

lingkungan baru yg masih asing baginya. Menurut Plato, ruang

adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi teraba

karena memiliki karakter yang jelas beebeda dengan semua unsur

lainnya. Fleksibilitas yang dimaksud dalam konteks ini ialah

fleksibilitas dalam ruang dan massa Concert Hall.

Maksud yang ingin dicapai dari hubungan fleksibilitas ruang

ini dengan Concert Hall yang akan dibuat ini ialah Concert Hall

yang mana dibuat dengan fungsi yang sama yaitu mewadahi suatu

konser, tetapi mendapat perlakuan berbeda sesuai dengan tingkat

besar atau kecilnya kegiatan yang akan dilakukan serta akan

mendapat perlakuan yang berbeda karena terbentur oleh perilaku

yang berbeda pada waktu dan kegiatan yang berbeda pula.

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang mengapa sebuah gedung konser atau Concert Hall

ini perlu dibuat timbul permasalahan-permasalahan. Permasalahan ini ada

yang umum serta khusus.

1.2.1 Permasalahan Umum

Permasalahan umum yang diangkat dari latar belakang ialah :

Bagaimana Concert Hall yang dapat mewadahi kegiatan seni

di Institut Wesley Jakarta dan konser-konser musik yang ada di

Indonesia khususnya di kawasan sekitar Sentul City.

Bagaimana hubungan yang akan dibangun antara Concert Hall

dengan kawasan sekitarnya.

Apakah Concert Hall mampu memenuhi persyaratan standar

gedung konser

Apakah Concert Hall mampu menarik perhatian masyarakat.

13

1.2.2 Permasalahan Khusus

Permasalahan khusus yang diangkat dari latar belakang ialah :

Bagaimana menciptakan fleksibilitas ruang yang dijadikan

dasar dalam merancang Concert Hall yang digunakan dalam

skala kecil dan besar.

Bagaimana peran sebuah fleksibilitas ruang yangdapat

mewadahi dua atau lebih kegiatan dalam sebuah Concert Hall.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum Concert Hall Sekolah Seni Institut Wesley Jakarta,

ialah memenuhi kebutuhan dari Institut terhadap sebuah

penyelenggaraan konser. Selain itu Concert Hall di harapkan mampu

memenuhi persyaratan standar gedung konser

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembutaan Concert Hall ialah merencanakan

dan merancang sebuah Concert Hall dengan pendekatan fleksibilitas

ruang yang mampu mewadahi dua atau lebih kegiatan konser dengan

jenis yang berbeda, karena digunakan oleh pihak dalam Institut dan

masyarakat umum.

1.4 Sasaran

Sasaran dari pembuatan Concert Hall Institut Wesley Jakarta ini ialah :

A. Membuat gedung konser yang baik sesuai standar International yang

dapat digunakan tidak hanya oleh mahasiswa tetapi masyarakat

Indonesia

B. Membuat gedung konser yang berhasil mewadahi dua atau lebih

kegiatan konser dengan jenis yang

14

1.5 Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan dibatasi pada masalah yang dipaparkan

sebelumnya yaitu seputarr penataan/penggabungan fungsi di dalam sebuah

Concert Hall sekolah seni dengan menitikberatkan ke pendekatan

fleksibilitas ruang terhadap kegiatan dan perilaku untuk menciptakan

sebuah Concert Hall yang baik.

1.6 Metode Pembahasan

1.6.1 Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data diklasifikasikan berdasarkan

sumber data, sebagai berikut :

1. Studi Literatur/Tinjaun Teori

Lingkup studi literatur terkait gedung konser dengan segala

aspeknya dari layout denah, bentuk sirkulasinya, sistem

penataan suara, pencahayaan, kapasitas penonton, jenis

panggung, hingga fungsi-fungsi retail dan parkir. Selain itu juga

mengkaji apa itu musik serta pendekatan yang dibuat disini yaitu

fleksibilitas ruang. Studi literatur bersifat teoritis bukan faktual.

2. Survey Lapangan/Tinjaun Lokasi

Kegiatan survey lapangan berupa gambar, foto, dan data

skematik tematik untuk mendapatkan penjelasan lebih jauh

mengenai lokasi/site terpilih. Serta data-data mengenai Lokasi

tersebut.

3. Studi Kasus/Tinjauan Faktual

Kegiatan studi kasus ini dilakukan dengan studi komparasi

gedung konser yang telah ada di wilayah Jakarta maupun kota

besar lainnya di Indonesia dan mancanegara. Pengamatan

dilakukan secara langsung (faktual) maupun melalui literatur.

15

1.6.2 Analisis

Melakukan analisis secara kualitatif maupun kuantitatif data-data

terkumpul dengan membandingkannya dengan studi kasus dan studi

literatur mengenai macam Concert Hall sebagai acuan dan standar

perancangan Concert Hall.

1.6.3 Sintesis

Merupakan perwujudan hasil dari analisis, Hasil ini digunakan

sebagai dasar pembentukan sebuah konsep perancangan dan

pengembangan desain arsitektur, yaitu sebuah Concert Hall.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan pra TA ini berupa uraian

secara berurutan perbab-nya. Urutan pembagian bab-nya adalah sebagai

berikut :

Bab I. Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang, tujuan, lokasi proyek,

permasalahan yang diangkat, metode dan sistematika

penyusunan laporan pra TA, serta keaslian penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka Concert Hall Institut Wesley Jakarta

Bab ini memuat studi literatur seputar teori serta studi faktual

yang dilakukan langsung oleh mahasiswa. Studi literatur

adalah mengenai teori perencanaan dan perancangan mengenai

gedung konser melalui buku, internet dan data-data lain.

Meliputi pengertian, perencanaan, perancangan, teori dan

literatur mengenai gedung konser, jenis-jenis, fasilitas, dan

16

syarat- syarat yang tedapat didalamnya. Tidak hanya itu, juga

terdapat studi kasus yaitu studi komparasi gedung konser yang

telah ada di wilayah Jakarta maupun kota besar lainnya di

Indonesia dan mancanegara. Studi ini dilakukan melalui

literatur serta secara faktual, atau dilakukan langsung dengan

terjun ke lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa tahu

masalah yang ada di lapangan, dan mengetahui apa yang

kurang dari jenis bangunan-bangunan yang nantinya juga akan

dibuat oleh mahasiswa.

Bab III. Fleksibilitas Ruang Dan Analisis

Menjelaskan mengenai analisis pemilihan tapak dengan

tinjauan di lokasi gedung konser terpilih. Serta analisis

mengenai kebutuhan ruang dan bentuk ruang dalam. Selain itu,

juga membahas tentang fleksibilitas ruang yang akan menjadi

penekanan dalam desain perancangan Concert Hall.

Bab IV. Konsep Perencanaan dan Perancangan

Pada bagian ini mahasiswa dianggap sudah paham mengenai

bangunan yang akan dibuat baik dari segi teori, segi faktual,

permasalahan yang diangkat, serta pendekatan yang dibuat.

Dari situlah timbul suatu ide ataupun konsep yang

dilatarbelakangi oleh masalah-masalah tadi. Konsep ide ini

dijadikan solusi untuk mengembangkan desain yang akan

dibuat di dalam Tugas Akhir.

17

1.8 Kerangka Berpikir

Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir

Sumber : Analisis

18

1.9 Keaslian Penulisan

Laporan Pra TA mengenai Concert Hall memang telah ada

berdasarkan dari judul-judul sebelumnya, tetapi penekanan yang dibuat

harus berbeda-beda. Untuk mengetahui mengenai keaslian penulisan

laporan, berikut beberapa judul yang telah ada :

Adriyani, Prima. 2005. Gedung Konser di Yogyakarta dengan berbagai

fasilitas yang mendukung kelanjutan fungsi bangunan. Yogyakarta :

Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas

Gadjah Mada

Ardini, Mayangkusuma. 2010. Gedung Konser di Yogyakarta dengan

Pendekatan Arsitektur High-Tech. Yogyakarta : Perpustakaan Jurusan

Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada

Priambada, Michael.2012.Concert Hall Semarang Aplikasi Metode

Abstract Machine.Yogyakarta

Savitri, Gita.2003.Sekolah Musik Di Jakarta Landasan Konseptual

Dalam Perencanaan Dan Perancangan.Yogyakarta

Yusrinanto, Robby.2012.Gedung Konser Di Pantai Pandansimo

Pendekatan Green Building Berbasis Rating Platinum GBCI.Yogyakarta