bab i pendahuluan -...

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan media baru atau media online, yang dipicu dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, telah memunculkan fenomena baru yang disebut konvergensi media. Konvergensi media bisa didefiniskan sebagai arus atau aliran konten yang terjadi di berbagai platform media. 1 Dalam pengertian ini disebutkan bahwa audiens memiliki peran krusial dalam membentuk dan mendistribusikan konten. Konvergensi media harus dipahami sebagai proses yang berkelanjutan, merupakan interaksi antara berbagai bentuk dan platform media. Maka dari itu, konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme karena di dalam konvergensi media sangat terikat dengan perubahan (change) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari ruang berita (news room). 2 Semakin besar perubahan yang terjadi, maka media akan memunculkan konten yang makin banyak dan beragam. Dari sana, news room dituntut untuk terus berinovasi. Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi yang mengubah news room. Berita semakin mudah didapat, lebih cepat, dan dengan penyebaran yang lebih luas. Perkawinan antara media konvensional dengan media baru dalam konvergensi media ini mampu menghasilkan sistem kerja dan pengolahan berita yang baru. 1 Henry Jenkins. 2006. Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: NYU Press. Hal. 3. 2 August E Grant. 2008. Understanding Media Convergence: The State of the Field. New York: Oxford University Press. Hal. 12.

Upload: dinhlien

Post on 19-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin pesatnya perkembangan media baru atau media online, yang

dipicu dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, telah memunculkan

fenomena baru yang disebut konvergensi media. Konvergensi media bisa

didefiniskan sebagai arus atau aliran konten yang terjadi di berbagai platform

media.1 Dalam pengertian ini disebutkan bahwa audiens memiliki peran krusial

dalam membentuk dan mendistribusikan konten. Konvergensi media harus

dipahami sebagai proses yang berkelanjutan, merupakan interaksi antara berbagai

bentuk dan platform media.

Maka dari itu, konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan

jurnalisme karena di dalam konvergensi media sangat terikat dengan perubahan

(change) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari ruang berita (news room).2

Semakin besar perubahan yang terjadi, maka media akan memunculkan konten

yang makin banyak dan beragam. Dari sana, news room dituntut untuk terus

berinovasi. Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi yang

mengubah news room. Berita semakin mudah didapat, lebih cepat, dan dengan

penyebaran yang lebih luas. Perkawinan antara media konvensional dengan media

baru dalam konvergensi media ini mampu menghasilkan sistem kerja dan

pengolahan berita yang baru.

1 Henry Jenkins. 2006. Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: NYU

Press. Hal. 3. 2 August E Grant. 2008. Understanding Media Convergence: The State of the Field. New York:

Oxford University Press. Hal. 12.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

2

Dengan semakin meluasnya penggunaan internet, tentu saja media-media

akan memanfaatkannya sebagai peluang untuk memasarkan produknya. Media-

media besar yang sudah mapan di Indonesia lalu mulai bermain dalam ranah

media online ini pada awal 2000-an dan mencapai puncaknya pada medio 2010

ketika penetrasi internet di masyarakat Indonesia semakin tinggi. Jumlah

pengguna Internet di Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 61,08 juta orang,

naik sekitar 10 persen ketimbang tahun 2011. 3 Meski baru berkisar 25 persen dari

total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang, angka penetrasi

dipastikan terus meningkat setiap tahunnya.

Ada empat faktor yang menjadi pendorong bagi dinamisme yang terjadi

dalam dunia media massa ini: (1) kemajuan teknologi, (2) perubahan gaya hidup

masyarakat dalam memperoleh informasi, (3) respons industri media, (4)

perkembangan dunia jurnalistik itu sendiri.4 Maka bermunculah apa yang sering

dinamakan portal berita atau situs-situs yang berisikan berita-berita yang

mengandalkan aktualitas, termasuk Goal.com Indonesia (selanjutnya disebut

“Goal Indonesia” saja) yang beralamat di http://www.goal.com/id-ID/.

Sebagai portal berita yang isinya melulu tentang sepakbola, Goal

Indonesia tentu tetap menjalankan fungsi-fungsi media massa sebagaimana

mestinya, yakni pertama, sebagai pemberi informasi; kedua, pemberian komentar

atau interpretasi yang membantu pemahaman makna informasi; ketiga,

pembentukan kesepakatan; keempat, korelasi bagian-bagian masyarakat dalam

pemberian respon terhadap lingkungan; kelima, transmisi warisan budaya; dan

keenam, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk

melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat.5

3 MarkPlus Insight Netizen Survey. 2012. Pertumbuhan Jumlah Pengguna Internet di Indonesia

2010-2012. Diakses pada 17 November 2013. Terarsip dalam http://www.wajanbolic.com/?p=2173

4 Ninok Leksono. 2007. “Surat Kabar di Tengah Era Baru Media & Jurnalistik” dalam St. Sularto (ed.). Kompas, Menulis dari Dalam. Jakarta: Penerbit Kompas. Hal 261.

5 Denis McQuail. 1992. Media Performance: Mass Communication and The Public Interest. London: SAGE Publications. Hal. 3-7.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

3

Goal Indonesia merupakan salah satu edisi dari situs induk Goal. Goal

didirikan pada 2004 oleh Chicco Merighi dan Gian Luigi Longinotti-Buitoni

sebelum berpindah tangan ke Perform Group pada 2011. Perform adalah sebuah

perusahaan multimedia sports content berbasis internet dan platform digital asal

Inggris. Hingga saat ini, Goal telah berkembang dengan cakupan lebih dari 200

negara dan memiliki 36 edisi dalam 17 bahasa, termasuk Goal dalam bahasa

Indonesia seperti yang kita bahas ini. Meski demikian, setiap edisi diberikan

kebebasan untuk mengatur kebijakan redaksionalnya sendiri dan tidak tergantung

pada “Goal pusat”.

Goal Indonesia sendiri baru hadir di Indonesia pada 2008 dan sejak saat

itu berkembang pesat menjadi salah satu situs berita sepakbola nomor satu di

Indonesia.6 Goal Indonesia mampu bersaing dan bahkan melampaui situs-situs

berita sepakbola di Indonesia yang sudah mapan sebelumnya, seperti Detiksport

(http://sport.detik.com/), Kompas Bola (http://bola.kompas.com/), Yahoo!

Olahraga (http://id.olahraga.yahoo.com/), Bolanews (http://www.bolanews.com/),

dan lainnya. Dari sana bisa dilihat terdapat hubungan simbiosis mutualisme antara

media massa dengan sepakbola yang dibantu dengan fanatisme masyarakat

Indonesia terhadap olahraga ini bahwa konten sepakbola di Tanah Air sangat

banyak peminatnya.

Merebaknya kegiatan jurnalistik yang dipublikasikan di ranah internet ini

– termasuk yang dilakukan oleh Goal Indonesia – tentu membutuhkan

pengelolaan manajemen media online yang baik. Apalagi kini persaingan

antarmedia, baik secara horisontal maupun vertikal, semakin meruncing. Praktis,

sistem manajemen yang bagus akan mendukung proses kerja media itu sendiri.

Manajemen sendiri secara umum dapat diartikan sebagai metode sistematis dalam

6 Berdasarkan hasil comScore dan Effective Measure pada Oktober 2012. comScore dan Effective

Measure adalah semacam Nielsen Media atau alat ukur popularitas untuk website yang banyak dipakai dalam dunia marketing dan periklanan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

4

mengatur aktivitas yang terdiri dari empat hal: perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengontrolan.7

Selain keempat unsur itu – yang harus bisa diterapkan kepada seluruh

anggota organisasi tersebut – sebuah organisasi juga harus memperhatikan

masalah efektivitas dan efisiensi dalam sistem manajemennya. Efisiensi bisa

diartikan sebagai kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya

dalam mencapai tujuan organisasi (doing things right), sementara efektivitas

dipandang sebagai kemampuan untuk menentukan tujuan yang tepat (doing the

right thing).8

Sistem manajemen yang telah disebutkan di atas juga berlaku dalam

sebuah organisasi media, sehingga dikenal dengan manajemen media. Media

harus efektif dan efisien untuk memanfaatkan segala sumber yang ada demi

tercapainya tujuan-tujuan (goals), yang mencakup visi dan misi media itu sendiri.

Sebuah manajemen media haruslah memiliki pemahaman konseptual, pemahaman

atas sumber daya, dan pemahaman teknis yang matang demi pencapaian seluruh

tujuan yang diinginkan.

Keunikan dari Goal Indonesia adalah, bahwa dalam proses manajemen

media, mereka menggunakan internet sebagai jalur utamanya. Mulai dari

perekrutan, pelatihan, proses redaksional mulai dari rapat redaksi hingga produksi

berita, komunikasi antaranggota, hal-hal teknis lainnya, dan bahkan pemecatan –

semuanya dilakukan melalui satu jalur: internet.9 Penulis mengalami hal ini

sendiri karena sejak awal direkrut dan bekerja sampai sekarang, hampir tidak

pernah bersinggungan secara tatap muka langsung dengan para pengelola Goal

Indonesia. Maka dari itu, internet menjadi bagian yang sangat vital dan paling

utama dalam proses manajemen media di Goal Indonesia.

7 James AF Stoner, R. Edward Freeman & Daniel R. Gilbert, Jr. 1995. Management. Sixth Edition.

London: Prentice-Hall International. Hal. 10. 8 Ibid. Hal. 9. 9 Penulis merupakan salah satu staf Goal Indonesia sejak September 2012 hingga sekarang.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

5

Komunikasi terjalin melalui e-mail, milis, dan aplikasi chatting seperti

Yahoo! Messenger, WhatsApp, Line, dan Viber. Komunkasi tak hanya dilakukan

melalui komputer saja, melainkan juga menggunakan ponsel yang tersambung

dengan internet atau yang populer disebut sebagai smartphone. Jalur telepon

konvensional atau layanan pesan singkat (SMS) juga bisa diterapkan jika benar-

benar terpaksa.

Seandaianya anggota redaksi Goal Indonesia bertemu langsung secara

tatap muka, itupun hanya sekedar gathering, berdiskusi biasa, membahas rencana

ke depan, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan langsung dengan proses

manajemen media seperti yang sudah terjalin lewat dunia maya tersebut.

Pengelolaan manajemen media yang berbasis internet sepenuhnya ini

disebabkan karena Goal Indonesia tak punya kantor berwujud fisik, sehingga

seluruh proses manajemennya melalui internet. Maka proses manajemen dalam

“kantor virtual” ini sering disebut sebagai virtual management atau diterjemahkan

bebas sebagai manajemen virtual.

Kalaupun ada kantor berwujud fisik, maka itulah kantor Goal pusat yang

terletak di Inggris yang berada di bawah naungan Perform Group, induk

perusahaan Goal. Jadi secara teknis, Goal Indonesia tidak memiliki kantor sendiri

di Indonesia. Kembali lagi, internet menjadi semacam “kantor maya” dari para

staf mereka untuk berdiskusi, mengatur aktivitas redaksional, pemasaran, dan

sebagainya.

Dari hal-hal yang telah dibahas di atas, saya tertarik untuk membahas

manajemen media Goal Indonesia sebagai portal berita sepakbola internet

berbasis full-internet. Penulis merasa tertantang untuk mengetahui langkah-

langkah apa saja yang telah ditempuh oleh Goal Indonesia – terutama ditilik dari

sisi jurnalismenya – mulai dari kelahirannya pada 2008 hingga bisa berkembang

pesat sampai sekarang ini.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

6

B. Rumusan Masalah

Bagaimana proses manajemen media online Goal Indonesia sebagai portal

berita sepakbola yang berbasis pada virtual management?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui proses manajemen redaksi Goal Indonesia sebagai portal

berita sepakbola yang berbasis pada full-internet.

2. Mengetahui peran dan fungsi manajemen redaksi Goal Indonesia dalam

pengelolaan portal berita.

3. Menganalisis bagaimana Goal Indonesia, dengan manajemen media yang

mereka lakukan, mampu berkembang pesat menjadi salah satu portal berita

sepakbola terbesar di Indonesia.

4. Mengetahui sejauh mana peran internet dalam perkembangan media massa

di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Memetakan dinamika industri media baru di era konvergensi media,

khususnya media online di Indonesia.

2. Memaparkan aspek-aspek manajerial dalam pengelolaan institusi media

online.

3. Mendeskrispsikan perspektif ekonomi media sebagai landasan

penyelenggaraan institusi media.

4. Memperkaya kajian new media.

E. Kerangka Pemikiran

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

7

1. Perkembangan Internet di Indonesia

Penggunaan dan penetrasi internet semakin meningkat dari hari ke hari di

seluruh dunia. Sejak mulai masif dipergunakan pada awal abad ke-21, pada tahun

2013 jumlah pengguna internet di seluruh dunia telah menyentuh angka 2,4 miliar

orang, meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya.10 Jumlah tersebut mencakup 34

persen dari seluruh populasi dunia. Data mirip juga juga dikemukakan oleh

etForecast dan ITU11 yang menyatakan internet di tahun 2013 ini sudah

menjangkau 38,8 persen populasi manusia, meningkat secara drastis jika

dibandingkan dengan tahun 2000 yang hanya sebesar 7,1 persen.

Dalam data tersebut juga disebutkan, benua Eropa menjadi kawasan dengan

presentasi pengguna internet tertinggi, yakni 75 persen, diikuti dengan benua

Amerika (61 persen), negara-negara pecahan Uni Soviet (52 persen), negara-

negara di kawasan Arab (38%). Adapun kawasan Asia-Pasifik memiliki

presentase terendah kedua (32 persen) setelah Afrika (16 persen).

Indonesia sendiri merupakan negara dengan perkembangan penggunaan

internet yang signifikan. Setidaknya 63 juta dari 240 juta penduduk Indonesia

tercatat sebagai pengguna aktif internet. Dengan kata lain, hampir 25 persen

penduduk Indonesia adalah pengguna internet.12 Dan jumlah ini akan terus

meningkat di setiap tahun. Dengan besarnya angka yang ada, dapat dikatakan

bahwa masyarakat Indonesia merupakan salah satu bentuk masyarakat digital di

mana pemanfaatan komunikasi melalui teknologi internet sudah menjadi bentuk

media habit sehari-hari.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara

(STSN) Indonesia bersama Yahoo!, pengguna internet di Indonesia didominasi

10 Deliusno. 2013. Pengguna Internet Dunia Capai 2,4 Miliar. Diakses 15 Nov 2013. Terarsip dalam

http://tekno.kompas.com/read/2013/05/31/14232198/Pengguna.Internet.Dunia.Capai.2.4.Miliar..Indonesia.55.Juta

11 Kompas, 18 Maret 2014, halaman 16. 12 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2013. Indonesia Internet Users. Diakses 15

November 2013. Terarsip dalam http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

8

oleh kalangan remaja usia antara 15 sampai 19 tahun sebanyak 64 persen.13 Ini

menunjukkan penggunaan internet di Indonesia sangat didominasi oleh kaum

muda mengingat mereka sudah tersentuh dengan teknologi “dari sononya” atau

yang dikenal dengan sebutan “penduduk asli digital” (digital natives).

Internet merupakan media elektronik baru yang diminati kaum muda

karena memiliki banyak manfaat, seperti social networking, transfer file, e-mail,

mencari berita, pusat pembelajaran, lahan bisnis, media forum diskusi, sarana

hiburan, dan mesin pencari apapun. Internet bisa mengirimkan tulisan, gambar,

video, suara, dan bahkan siaran langsung (broadcast live, teleconference, radio

online, dll.). Hal itu disebabkan peningkatan pengguna internet melalui ponsel dan

tren untuk mengakses media online. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa

masyarakat sekarang menggunakan media online untuk mencari tahu informasi

terbaru dan terlibat aktif di jejaring sosial internet.

2. New Media Menciptakan Konvergensi Media

Semakin luas penggunaan internet di seluruh dunia membuat media-media

konvensional, seperti media cetak dan media elektronik, mulai berevolusi untuk

menyambut perubahan ini. Ada empat faktor yang menjadi pendorong bagi

dinamisme ini yaitu: (1) kemajuan teknologi, (2) perubahan gaya hidup

masyarakat dalam memperoleh informasi, (3) respons industri media, (4)

perkembangan dunia jurnalistik itu sendiri.14

Sejak akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21 ini, terdapat perubahan

yang terjadi dalam memperoleh berita. Perubahan tersebut dicirikan sebagai

berikut: (1) mendapatkan berita secara “fleksibel, kapan saja, di mana saja, dan

dengan melalui media yang lebih beragam”; (2) memilih media yang konsep dan

13 NN. 2012. Pengguna Internet di Indonesia Didominasi Kalangan Remaja. Diakses 15 November

2013. Terarsip dalam http://www.lensaindonesia.com/2012/09/26/pengguna-internet-di-indonesia-didominasi-kalangan-remaja.html

14 Ninok Leksono. 2007. “Surat Kabar di Tengah Era Baru Media & Jurnalistik” dalam St. Sularto (ed.). Kompas, Menulis dari Dalam. Jakarta: Penerbit Kompas. Hal 261.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

9

layanannya paling memenuhi kebutuhan; (3) ingin diintegrasikan secara aktif

dalam aliran informasi.15 Dari situlah new media lahir.

a. New Media

New media atau media baru, bisa diartikan sebagai merupakan sebuah

terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital

yang terkomputerisasi (ICT) serta terhubung ke dalam jaringan. Menurut

Lievrouw and Livingstone, new media didefinisikan sebagai berikut16:

“In the that new media is made possible through ICT that can best be

understood as ‘infrastructures’: Infrastructures with three key

components: artefacts or devices used to communicate or convey

information; the activities or practices in which people engage to

communicate or share information; and the social arrangements or

organizational forms that develop around those devices and practice.”

Dari pengertian di atas, new media dapat dipahami sebagai infrastruktur

yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) perangkat yang digunakan untuk

berkomunikasi atau menyampaikan informasi; (2) aktivitas yang digunakan

orang-orang untuk berbagi informasi; dan (3) susunan sosial atau bentuk organisir

yang mengembangkan perangkat-perangkat dan aktivitas tersebut.

Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai new media ini

berformat digital, memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan,

padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Dilihat dari karakteristik ini, new

media bukanlah televisi, film, majalah, surat kabar, buku, atau publikasi berbasis

kertas, tetapi lebih kepada internet, website, komputer multimedia, permainan

komputer, dan lain sebagainya. Media baru bukanlah televisi, film, majalah, buku,

atau publikasi berbasis kertas. Secara lebih mendetail, karakteristik new media ini

dikemukakan oleh McQuail17:

1) Desentralisasi: pengadaan dan pemilihan berita/informasi tidak lagi

sepenuhnya di tangan komunikator.

15 Ibid. Hal 270. 16 Leah A Lievrouw & Sonia Livingstone. 2009. Handbook of New Media. London: SAGE

Publications. Hal 283 17 Dennis McQuail, op.cit.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

10

2) Berkemampuan tinggi: pengaturan melalui media kabel dan satelit

mengatasi hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran

lainnya.

3) Interaktif: setiap pelaku komunikasi yang terlibat di dalamnya dapat

melakukan proses komunikasi timbal balik di mana mereka dapat memilih,

menjawab kembali, menukar informasi dan dihubungkan dengan lainnya

secara langsung.

4) Fleksibel: fleksibel dalam hal ini meliputi bentuk, isi, dan penggunaannya.

Menurut McLuhan, kehadiran new media ini dapat membuat sebuah

proses komunikasi menjadi global. Itulah mengapa dunia saat ini disebut dengan

global village atau desa global.18 Global village menjelaskan bahwa tidak ada lagi

batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke

belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat dengan menggunakan

teknologi internet. Singkatnya, manusia tidak lagi hidup dalam isolasi, tetapi

terhubung dengan media secara berkelanjutan dan seketika itu juga.

Dengan jaringan internet sebagai saluran komunikasi dan informasi yang

mampu menjangkau seluruh dunia, maka peranan new media baru tersebut kini

menjadi sangat dominan. Hal-hal yang tak bisa dipungkiri, bahwa orang saat ini,

terutama kaum muda, semakin banyak yang mencari berita lewat portal berita,

semakin luasnya penggunaan seluler (ponsel, smartphone, laptop, dsb.), dan

mendapatkan informasi melalui sarana bergerak seluler tersebut. Khusus kaum

muda, mereka yang hidup di zaman sekarang merupakan digital natives yang

sejak lahir hidup di era digital sehingga kurang tertarik dengan media cetak dan

lebih tertarik dengan media online.

b. Konvergensi Media

Semakin pesatnya perkembangan media baru atau media online, yang

dipicu dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, telah memunculkan

18 Disarikan dari Richard West and Lynn Turner. 2010. Introducing Communication Theory:

Analysis and Application. New York: McGraw Hill. Hal 427-446

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

11

fenomena baru yang disebut konvergensi media. Perkembangan pesat ini

disebabkan oleh beberapa faktor utama, yakni: audiens yang terfragmentasi,

teknologi digital yang semakin tersedia dan murah, dan perubahan dalam struktur

sosial dan legal sehingga bisa memungkinkan kepemilikan antarmedia.19

Itulah konsep dari konvergensi atau dalam hal ini adalah konvergensi

media? Konvergensi media bisa didefiniskan sebagai arus atau aliran konten yang

terjadi di berbagai platform media.20 Dalam pengertian ini disebutkan bahwa

audiens memiliki peran krusial dalam membentuk dan mendistribusikan konten.

Konvergensi media harus dipahami sebagai proses yang berkelanjutan, merupakan

interaksi antara berbagai bentuk dan platform media.

Konvergensi media juga memungkinkan adanya integrasi antara

penyediaan konten online dengan industri multimedia. Fenomena ini menyertakan

keterikatan antara TIK (teknologi informasi komunikasi) dengan perusahaan

teknologi informasi, jaringan telekomunikasi, dan dengan penyedia konten yang

berasal dari media cetak dan media elektronik. Definisi lain tentang kovergensi

antara lain adalah:

- Konvergensi merujuk pada kombinasi antara televisi dan komputer

yang membentuk keanekaragaman produk-produk multimedia dan

perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang industri.21

- Konvergensi adalah penggabungan teknologi komunikasi baru dan

teknologi komunikasi massa tradisional.22

- Konvergensi tidak memberikan kelebihan apa-apa kecuali lebih efektif

dan efisien.23 Konvergensi menghasilkan media baru yang betumpu

19 Stephen Quinn. 2005. Convergent Journalism: An Introduction. Oxford: Focal Press. Hal 8. 20 Henry Jenkins. 2006. Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: NYU

Press. Hal. 3. 21 Xigen Li dan Rene duPlessis. “Cross-Media Partnership and Its Effect on Technological

Convergence of Online News Content” dalam Li, Xigen (ed.). 2006. Internet Newspapers: The Making of a Mainstream Medium. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Hal 161.

22 Powerpoint Pengantar Ilmu Komunikasi: Studium Generale slide 16 dari mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Ana Nadhya Abrar.

23 Jan Pavlik. 2000. Journalism and New Media. New York: Columbia University Press. Hal xiii

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

12

pada 3Cs: communication network, computing/information technology

dan digitised media and information content.

Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, konvergensi mengubah

hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak.24

Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi,

yang berdampak pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan

kebudayaan. Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada publik untuk

memperluas pilihan akses media sesuai selera mereka.

Para analis industri melihat konvergensi media sebagai gejala-gejala

tenggelamnya “media lama” (media cetak) dan terbitnya “media baru” yang

diasosiasikan dengan penerbitan digital. Industri-industri media melihat hal ini

sebagai peluang untuk memperluas jangkauan ekonominya dengan memasuki

lingkungan new media melalui merger, akuisisi, dan kemitraan strategis di antara

perusahaan media. Ketersediaan multimedia (audio, video, foto, gambar, dan teks)

dalam konvergensi media telah memungkinkan terjadinya pengembangan konten-

konten baru bagi perusahaan media. 25 Misalnya seperti penyatuan antara surat

kabar dan televisi ke dalam format new media yang sering disebut sebagai surat

kabar digital.

3. Media Online dan Jurnalisme Online

Keberadaan new media dan konvergensi media yang telah disinggung di

atas tadi tak bisa dilepaskan dari semakin maraknya kemunculan media online

yang juga terus berkembang. Media online bisa diartikan sebagai media yang

berbasiskan teknologi komunikasi interaktif dalam hal ini jaringan komputer, dan

oleh karenanya ia memiliki ciri khas yang tidak dimiliki media konvensional lain,

24 Anang Hermawan. 2009. Tantangan Masa Depan Konvergensi Media. Diakses 15 November

2013. Terarsip di http://abunavis.wordpress.com/2007/12/09/tantangan-masa-depan-konvergensi-media/

25 Xigen Li dan Rene duPlessis. “Cross-Media Partnership and Its Effect on Technological Convergence of Online News Content” dalam Li, Xigen (ed.). 2006. Internet Newspapers: The Making of a Mainstream Medium. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Hal 160.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

13

salah satunya adalah pemanfaatan internet sebagi wahana di mana media tersebut

ditampilkan, sekaligus sebagai sarana produksi dan penyebaran informasinya.

Oleh karena itu, peranan teknologi komunikasi dalam hal ini internet, sangatlah

besar dalam mendukung setiap proses penyelenggaraan media online.

Adanya unsur baru, yakni internet, berimplikasi pada beberapa perubahan

ruang lingkup manajemen redaksional. Misalnya hal-hal yang berakitan dengan

riset-riset dalam media online, proses jurnalistik (seperti deadline, editing, dan

produksi), rubrikasi isi, desain dan visualisasi media. Tidak seperti media massa

konvensional sebelumnya yang memilki bentuk fisik media, media online terdiri

atas halaman-halaman web di dalamnya.

Jika media cetak distribusi produknya dilakukan dengan penjualan produk

cetak medianya, maka distribusi media online lebih kepada distribusi informasi

dengan cara akses terhadap situs media online yang bersangkutan lewat jaringan

internet. Konsumen media online tidak membeli media tersebut, namun

membayar biaya akses ke penyedia jasa internet. Penayangan (upload) informasi

dapat langsung dilakukan pada saat itu juga tanpa harus menunggu produksi

media seperti di media cetak. Kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan

karena inilah yang menjadi salah satu keunggulan media online.

Selain itu desain dan visualisasi media online bisa berubah setiap saat

tergantung pada perubahan isi yang bisa berubah-ubah karena selalu di-update.

Dan oleh karenanya ciri khas kapasitas informasinya hampir tak terbatas, maka

media online bisa menyediakan bank data, arsip, referensi, dan sumber-sumber

lain yang berkaitan dengan berita. Itulah yang membuat adanya fasilitas-fasilitas

khusus yang harus dimunculkan di media online seperti misalnya mesin pencari

(search engine) atau tags untuk memudahkan pencarian berita.

Jurnalis media online dituntut memiliki kemampuan memilih sudut

pandang berita secara cepat. Pemahaman teori dasar jurnalistik (unsur dan nilai

berita) dinilai belum cukup, karena jurnalis harus juga memiliki kepekaan atas

arah peristiwa dan pemberitaan. Ia juga harus bisa melaporkan berita secara cepat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

14

ke koordinator liputan/redaktur yang berada di kantor. Di sini jurnalis dituntut

untuk membuat laporan yang logis, data yang akurat, serta mampu menyampaikan

kutipan-kutipan yang menarik perhatian. Perangkat yang mobile seperti telepon

seluler dan komputer jinjing (laptop) sangat mempermudah kerja jurnalis.

Selanjutnya, para redaktur di kantor harus menyaring laporan yang masuk dengan

memperhatikan berbagai hal agar berita yang ditayangkan itu tetap mengacu pada

prinsip-prinsip jurnaslime konvensional.

Menurut Foust, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dengan

kehadiran jurnalisme online ini26, yaitu:

1) Audiences Control: Audiens memiliki kontrol besar terhadap informasi yang

diterimanya. Mereka tidak lagi bertindak pasif dengan berita yang diterima,

melainkan mampu aktif mencari informasi di media online yang ia telusuri.

Oleh karena itu, audiens di media online sering disebut dengan user bukan

pembaca, pendengar, maupun pemirsa.

2) Non-linearity: Salah satu atribut unik dalam internet, yakni informasi

bergerak efektif dalam bentuk tidak linier alias independen. Dalam satu topik

berita, user dengan bebas memilih berita-berita yang menurutnya menarik.

Misalnya soal rencana pembangunan jembatan layang baru di sebuah kota,

maka ada user yang hanya membaca berita tentang jumlah uang yang

dibutuhkan oleh pemda untuk membangun jembatan layang itu atau membaca

berita tentang tanggapan gubernur seputar pembangunan jembatan layang

tersebut. Maka sering di portal berita ada istilah ‘berita terkait’.

3) Storage and Retrieval: Berita yang sudah diterbitkan akan tersimpan di

internet dan bisa diakses kembali (retrieve). Jadi, tinggal menggunakan mesin

pencari, kita akan dengan mudah mencari informasi yang diinginkan.

4) Unlimited Space: Karena berbagai macam keterbatasan, media-media

konvensional tentu tak bisa sebebas media online. Misalnya, surat kabar tak

26 James C. Foust. 2009. Online Journalisme: Principles and Practices of News for the Web.

Scottsdale: Holcomb Hathaway Publishers. Hal 7-12.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

15

mungkin menuliskan laporan pengadilan secara penuh karena tentu akan

menambah halaman dan tentu menambah biaya cetak, sedangkan kondisi ini

tidak akan ditemui di media online.

5) Immediacy: Keberadaan internet membuat aktualitas sebuah berita akan

semakin tinggi. Pembaca tak perlu menunggu berita hingga keesokan pagi

untuk mendapat informasi tentang gunung meletus di suatu daerah, tapi

tinggal membuka media online dan langsung mendapatkan informasi tersebut

saat itu juga.

6) Multimedia Capability: Internet memungkinkan sebuah media online

menampilkan informasi dalam beberapa format seperti tulisan, gambar,

ilustrasi, animasi, suara, dan video.

7) Interactivity and User-Generated Content: Pada akhirnya, internet akan

membuat user memiliki partisipasi audiens yang lebih besar atau yang biasa

disebut interaktivitas. Dengan adanya forum, boks komentar, blog, hingga

citizen journalism, para user bisa terlibat aktif dalam memperoleh dan

mengolah informasi. Dalam hal ini, jurnalisme online akan memiliki

komunikasi interpersonal beralur give-and-take dan sudah bukan lagi one-

way seperti media massa konvensional.

4. Virtual Management sebagai Penerapan Manajemen Redaksional

Media Online

Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi yang mengubah

news room. Berita semakin mudah didapat, lebih cepat, dan dengan penyebaran

yang lebih luas. Perkawinan antara media konvensional dengan media baru dalam

konvergensi media ini mampu menghasilkan sistem kerja dan pengolahan berita

yang baru. Fenomena jurnalisme online yang sekarang berkembang pesat ini

menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen atau pembaca

tinggal meng-click informasi yang diinginkan.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

16

Di sisi lain, jurnalisme online juga membuat wartawan terus-menerus

meng-update informasi sesuai reportasenya. Konsekuensinya adalah

berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif

mempunyai kebebasan untuk segera meng-upload informasi baru tanpa terkendala

lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang.

Dengan kata lain, manajemen media yang diasuh pun juga berbeda dengan

manajemen media online.

Manajemen mau tidak mau menjadi kata kunci keberhasilan suatu media

dalam mengelola dan mempertahankan eksistensinya. Bidang-bidang atau bagian

media dan sumber daya media perlu diatur dan diberdayakan kemampuan dan

fungsinya agar mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

a. Manajemen media secara umum

Seluruh upaya manajemen media pada dasarnya adalah memproduksi

informasi untuk kemudian secara fisik memproduksi media dan

mendistribusikannya. Bagian redaksi dinilai sebagai sebagai bagian yang

terpenting dalam manajemen media. Meskipun demikian, dalam manajemen

sebuah media, tidak ada unsur yang lebih unggul. Baik SDM, bagian produksi,

maupun bagian marketing juga punya tingkat kepentingan yang sama dalam

pengelolaan media.

Untuk memahami lebih lanjut tentang konsep manajemen media ini, ada

baiknya kita melihat konsep manajemen media yang diutarakan oleh James Stoner

dkk.27 yang merumuskan jika manajemen memiliki empat fungsi sebagai berikut:

1) Perencanaan (planning) menunjukan bahwa para manajer memikirkan

tujuan dan kegiatannya sebelum melaksanakannya. Kegiatan mereka

biasanya berdasar suatu cara, rencana, atau logika, bukan asal tebak saja.

2) Pengorganisasian (organization) berarti para manajer itu mengkoordinir

sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimiliki organisasi.

27 James AF Stoner, R. Edward Freeman & Daniel R. Gilbert, Jr. 1995. Management. Sixth Edition.

London: Prentice-Hall International. Hal 11-12.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

17

Sejauh mana efektifnya suatu organisasi tergantung pada kemampuannya

untuk mengerahkan sumber daya yang ada dalam mencapai tujuannya.

Tentu saja, dengan makin terpadu dan makin terarahnya pekerjaan akan

menghasilkan makin efektifnya organisasi. Mendapatkan koordinasi yang

sedemikian itu adalah salah satu tugas manajer.

3) Memimpin (to lead) menunjukan bagaimana para manajer mengarahkan

dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan orang lain untuk

melaksanakan tugas tertentu, Dengan menciptakan suasana tepat, mereka

membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin.

4) Pengendalian (controlling) berarti para manajer berusaha untuk

meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah tujuan. Apabila salah

satu bagian dari organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha

untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya kembali ke

tujuan yang benar.

Bagan 1.1. Skema proses manajemen media.28

Bidang-bidang atau setiap sumber daya di atas tersebut perlu diberdayakan

kemampuan dan fungsinya agar dicapai hasil yang sesuai dengan yang

diharapkan. Lebih lanjut, Fink29 juga menjelaskan konsep manajemen yang

kurang lebih mirip dengan Stoner:

28 Powerpoint Pengantar: Ruang Lingkup Perkuliahan Manajemen Media slide 10 dari mata

kuliah Manajemen Media oleh Wisnu Martha Adiputra. 29 Conrad Fink. 1996. Startegic Newspaper Management. USA: Allyn & Bacon. Hal 196-216.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

18

1) Research in the newsroom: Media terlebih dahulu memahami

khalayak yang dapat dilakukan dengan menganalisis keadaan

geografis dan demografis pasar yang hendak dituju.

2) Planning ini the newsroom: Kegiatan ini meliputi dua hal penting,

yakni merencanakan penggunaan sumber daya manusia secara

efektif dan menyiapkan mekanisme jurnalistik baku untuk

menciptakan kualitas berita.

3) How to manage the newsroom’s resource: Media mengelola empat

elemen utama, yakni sumber daya manusia, uang, sumber eksternal

(narasumber, kantor berita, iklan, dll), dan newshole (kolom,

halaman, desain media, editing, dll).

4) Evaluating in the newsroom: Melakukan kontrol dan evaluasi untuk

melihat keberhasilan rencana pengelolaan dan implementasinya.

b. Manajemen redaksional dan penerapannya di media online

Berdasarkan uraian di atas, maka manajemen media yang dijalankan oleh

media online tentu memiliki karakteristik berbeda berbeda dengan media

konvensional, seperti media yang berbasis cetak. Kehadiran internet dan kemajuan

teknologi membuat orang bisa mengakses mengakses informasi di mana saja

secara cepat dan lengkap sesuai kebutuhan dengan teknologi mobile. Pada saat

inilah konvergensi media akan mencapai titik maksimal. Titik esensialnya adalah

bahwa keunikan internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium.

Pers menjadi pihak pertama yang memanfaatkan teknologi ini dengan

menampilkan informasi dalam bentuk teks, gambar, audio, dan visual.

Konsekuensinya, model-model jurnalisme via internet dan teknologi seluler yang

mengusung kecanggihan teknologi ini juga membawa pengaruh bagi praktik kerja

jurnalisme mainstream (cetak, radio, dan televisi). Ambil contoh salah satu bentuk

media online, yakni situs berita. Sebuah situs berita dirancang untuk diakses

secara gratis oleh pembaca. Maka dari itu, para pengelola situs berita terlebih

dahulu memikirkan bagaimana agar situs berita mampu mendapat dukungan iklan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

19

sehingga menjamin keberlanjutan situs berita. Persoalan seputar finansial ini

punya peran yang tak kalah penting dengan masalah redaksional sebagai

konsekuensi dari media berbasis dua muka (pembaca dan pengiklan).

Tidak seperti media massa konvensional sebelumnya yang memilki bentuk

fisik media, media online terdiri atas halaman-halaman web di dalamnya.

Distribusi produk media online lebih kepada distribusi informasi dengan cara

akses terhadap situs media online yang bersangkutan lewat jaringan internet.

Oleh karena itu, usaha memahami khalayak melalui riset-riset dalam

ruang berita, seperti masukan dan tanggapan dari pembaca serta kuisoner masih

bisa dilakukan, sedangkan feedback dari sirkulasi seperti yang dikemukakan Fink

tidak mungkin dilakukan. Ada beberapa penyesuaian yang terjadi, misalnya

masukan dan tanggapan lebih sering dilakukan secara online yakni lewat fasilitas

e-mail yang dikirimkan ke redaksi media, misalnya tanggapan atas berita yang

dimuat langsung ataupun melalui online survei atau kuis. Jadi, setiap aktivitas

yang dilakukan pembaca dalam hubungannnya dengan media online dilakukan

secara online juga.

Demikian halnya dalam pencarian dan penulisan informasi, media online

memiliki pemaknaan yang berbeda dalam hal deadline, editing dan produksi

informasi/berita. Penayangan (upload) informasi dapat langsung dilakukan pada

saat itu juga tanpa harus menunggu produksi media seperti di media cetak.

Kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan karena inilah yang menjadi

salah satu keunggulan media online.

Selain itu desain dan visualisasi media online bisa berubah setiap saat

tergantung pada perubahan isi yang bisa berubah-ubah karena selalu di-update.

Dan oleh karenanya ciri khas kapasitas informasinya hampir tak terbatas, maka

media online bisa menyediakan bank data, arsip, referensi, dan sumber-sumber

lain yang berkaitan dengan berita, maka ada fasilitas-fasiulitas yang harus

dimunculkan di media online seperti misalnya mesin pencari (search engine).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

20

Karena adanya unsur baru yang sangat berperan yakni teknologi

komunikasi dan informasi, maka kemungkinan dibutuhkannya sebuah divisi

khusus yang akan mengelola teknologi yang digunakan media online sangat besar.

Dengan adanya divisi baru ini maka akan berpengaruh pada struktur dan proses

kerja media secara keseluruhan. Pengelolaan sumber daya ini kemudian menjadi

sangat penting dalam media online.

c. Virtual management dan kelompok kerja virtual

Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi telah

mengacaukan pasar media yang berdampak semakin terpinggirkannya eksistensi

media-media tradisional. Keberadaan teknologi produksi digital yang semakin

murah membuat audiens bisa membuat konten sesuai keinginan mereka sementara

internet menawarkan pendistribusian konten tersebut secara global. 30

Perubahan teknologi ini tidak dapat dielakkan dan mendasari adanya

perkembangan di industri media dan bisa bersifat mengacaukan apa yang sudah

ada. Teknologi yang bersifat mengacaukan ini berpotensi membuat industri baru

atau membuat transformasi baru dari industri yang sudah mapan sebelumnya. 31

Salah satu bentuk transformasi itu adalah keberadaan virtual management.

Dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi informasi dan ditambah

tuntutan untuk bersaing secara global, maka sebuah perusahaan atau organisasi

juga dituntut untuk memiliki struktur virtual management ini. Virtual

management atau diterjemahkan bebas sebagai manajemen virtual adalah sistem

manajemen dengan anggota kelompok yang tersebar luas di titik manapun dan

sangat jarang bertatap muka satu dengan yang lainnya.

30 Ann Hollifield. 2011. “Changing Perceptions of Organizations” dalam Wilson Lowrey & Peter

Gade (ed.). Changing the News. New York: Routledge. Hal 193. 31 Bozena Mierzejewska. 2011. “Media Management in Theory and Practice” dalam Mark Deluze

(ed.). Managing Media Work. London: SAGE Publications. Hal 19.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

21

Sistem keanggotaan seperti ini lazim disebut sebagai tim virtual atau

kelompok kerja virtual. Pengertian, kelompok kerja virtual dituturkan oleh

Powell, Piccoli, dan Ives32:

[…] as groups of geographically, organizationally and/or time

dispersed workers brought together by information and telecommunication

technologies to accomplish one or more organizational tasks.

Kelompok kerja virtual bekerja dalam sebuah "ruang kerja" yang berlokasi

di dunia internet, di mana seorang individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang

diperlukan untuk melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki

"fisik" lokasi usaha.33

Komunikasi mereka termediasi melalui teknologi komputer, misalnya

lewat video conference, instant message, email, shared databases, threaded

discussions dan calendaring, guna menghubungkan orang-orang yang terpisah

secara fisik guna mencapai sasaran bersama. Mereka bekerja di bawah oleh

kebijakan perusahaan dan persyaratan kerja. Mereka terdiri atas para anggota dari

organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari

organisasi lain semisal partner perusahaan.

Keberadaan manajemen virtual dan kelompok kerja virtual ini juga

membuat tren bekerja di rumah menjadi semakin populer. Lebih jauh,

keanggotaan tim dapat dibentuk sesuai dengan keahlian dan latar belakang yang

diperlukan, dari mana saja di dunia, memungkinkan organisasi untuk menjadi

lebih fleksibel, efisien, dan mampu bersaing secara global. Fenomena ini terus

merebak dari tahun ke tahun seperti yang dijelaskan oleh pakar teknologi

informasi Onno W. Purbo dalam tulisannya34:

32 Anne Powell, Gabriele Piccoli, dan Blake Ives. 2004. Virtual teams: a review of current literature

and directions for future research. The DATA BASE for Advances in Information Systems - Winter Vol. 35, issue 1. Hal 8.

33 NN. Vitual Workgroup. Diakses pada 17 Juli 2014. Terarsip dalam http://www.pcmag.com/encyclopedia/term/53960/virtual-workgroup

34 Onno W. Purbo. 2013. Kerja Tanpa Kantor, Siapa Takut!. Diakses pada 24 Juni 2014. Terarsip dalam http://majalahict.com/berita-316-elifestyle----kerja-tanpa-kantor-siapa-takut.html

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

22

Pada tempo dulu, bekerja di kantoran, bekerja di sebuah institusi atau

perusahaan ternama mungkin terkesan sangat bergengsi dan menjadi kelas

elit tersendiri pada para orang tua kita. Kalau kita bekerja sendiri, di

rumah, dicap orang tak berguna lah, tidak terpakai dan lainnya.

Sialnya, pada hari ini, para orang tua tampaknya harus gigit jari &

menerima kenyataan bahwa justru semakin banyak dan semakin bergengsi

pekerjaan-pekerjaan yang tidak mempunyai kantor. Mengapa? Karena

pada akhirnya yang di tuntut dari seorang profesional bukan absensi

kantor-nya melainkan target /hasil/pencapaian objektif.

Dalam banyak kesempatan, banyak terlihat profesional dengan

mobilitas tinggi, kalaupun mempunyai kantor sering kali meninggalkan

kantornya – bahkan sangat lumrah jika pekerjaannya dikerjakan di rumah

atau sambil ngobrol dan minum kopi di cafe bersama mitra-mitranya.

Gadget yang memiliki karakteristik mobilitas tinggi seperti ponsel

(smartphone atau handphone), komputer jinjing (laptop, notebook, atau netbook),

hingga tablet menjadi peralatan yang tak terpisahkan bagi para pekerja yang

menggeluti manajemen virtual ini. Komunikasi yang intens menjadi ciri khas dari

para profesional ini, email traffic di mailing list yang diselingi banyak berita

berseliweran di layar ponsel menjadi bagian integral kehidupan mereka.

Meski manajemen virtual ini memiliki banyak manfaat seperti lebih efektif

dan efisien dalam mengilangkan batasan waktu dan tempat, lebih murah karena

tanpa biaya operasional kantor, terdapat pula beberapa kelemahan jika

dibandingkan dengan sistem manajemen biasa yang mengandalkan komunikasi

tatap muka. Kelemahan itu antara lain koordinasi yang minim karena antaranggota

berada dalam kondisi tempat dan waktu yang berbeda, masalah interpersonal,

hingga perbedaan kultural antaranggota.

5. Konten Sepakbola di Media-media Tanah Air

Sepakbola menjadi salah satu olahraga paling populer di seluruh dunia dan

punya daya tarik tersendiri dibanding jenis olahraga lainnya. Seperti yang pernah

diungkapkan seorang kolumnis sepakbola Walter Lutz yang dikutip oleh

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

23

Sindhunata35: “Kendati perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap-menyuap

perwasitan, pengkhianatan terhadap fair-play, sepakbola tidak pernah lapuk dan

mati, malahan senantiasa ada dan terus menghibur dunia.”

Diperkirakan, dari tujuh miliar penduduk bumi di mana setengahnya

adalah penggemar sepakbola.36 Dengan penggemar yang luar biasa jumlahnya ini,

tentu membuat kalangan kalangan industri media masa di seluruh dunia tertarik

untuk masuk ke dalam dunia sepakbola ini. Jurnalisme olahraga telah menjadi

ranah yang menggiurkan untuk menggaet minat pembaca. Hampir seluruh format

media, mulai dari surat kabar harian, radio, televisi, hingga portal berita internet,

selalu menyediakan tempat khusus untuk rubrikasi olahraga, terutama sepakbola.

Dan di Indonesia, sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang paling

populer. Indonesia adalah masyarakat yang gila bola. Banyak sekali indikator

yang bisa memperkuat pernyataan ini, seperti tingginya rating pertandingan

sepakbola di televisi, menjamurnya acara nobar (nonton bareng), kaus/jersey

sepakbola yang selalu laku keras, stadion klub-klub lokal yang terisi penuh,

markaknya fanbase klub-klub tertentu, dan sebagainya. Selain karena memang

fanatisme masyarakat Indonesia yang sudah mendarah daging terhadap tim-tim

lokal dan tentu saja tim-tim tersohor dari luar negeri (klub dan negara), tingginya

animo masyarakat terhadap sepakbola juga tak lepas dari banjir informasi dan

pemberitaan yang dilakukan media-media di Tanah Air.

Pemberitaan mengenai sepakbola di dalam media-media Indonesia

menunjukkan bentuk dan format yang lengkap.37 Di ranah surat kabar misalnya,

sejak dahulu sepakbola memiliki rubrikasi khusus. Dalam beberapa kesempatan,

surat kabar kerap menjadikan sepakbola sebagai headline bagi seluruh berita

35 Sindhunata. 2002. Bola-Bola Nasib: Catatan Sepak Bola Sindhunata. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas. Hal. 8 36 NN. 2013. Top 10 List of the Internet World's Most Popular Sports. Diakses pada 13 Mei 2014.

Terarsip dalam http://www.topendsports.com/world/lists/popular-sport/fans.htm 37 Wisnu Martha Adiputra. 2010. Pemberitaan Sepakbola: Antara Distribusi Informasi dan

Permainan Makna. Diakses pada 13 Mei 2014. Terarsip dalam http://wisnumartha14.blogspot.com/2010/06/pemberitaan-sepakbola-antara-distribusi.html.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

24

olahraga, bahkan berita sepakbola bisa menjadi headline untuk surat kabar secara

keseluruhan bila pertandingannya penting.

Hal lain yang mengindikasikan pertumbuhan pesat jurnalisme olahraga

adalah perkembangan tabloid olahraga. Jika sampai tahun 1970-an, berita

olahraga hanya menjadi bagian dari koran umum, atau setidaknya sisipan yang

disediakan koran umum, maka sejak diterbitkannya tabloid Bola (pada 1984),

jurnalisme olahraga memiliki ruang sendiri dalam tabloid olahraga yang khusus

mengangkat berita-berita olahraga.38

Keberhasilan Bola ini lalu menginspirasi terbitnya beberapa tabloid lain,

seperti Tribun, Go, Soccer, dan lainnya. Pada 2013 hingga sekarang, Bola berubah

format menjadi harian, meski tetap berkala menerbitkan tabloid mingguanya itu.

Dengan demikian. Bola harian ini lalu bersaing dengan pemain lama seperti

Topskor dan juga pemain baru Superball, koran harian khusus sepakbola milik

Tribun yang terbit pada Januari 2014 lalu. Selain tabloid dan harian, beberapa

majalah juga bermunculan seperti Bola Vaganza, Four Four Two, World Soccer,

hingga Inside United yang bahkan hanya berisi informasi tentang salah satu

kesebelasan paling terkenal di dunia, Manchester United.

Itu baru jenis media cetak yang terbit secara berkala dan belum termasuk

buku. Menjelang Piala Dunia, turut menjamur buku-buku berisikan segala

informasi tentang pergelaran sepakbola terakbar itu. Belakangan, dengan naiknya

pamor timnas Indonesia U-19, banyak sekali buku yang berkaitan dengan

‘perjalanan meraih prestasi’ yang dilakukan oleh Evan Dimas dkk, biografi Indra

Sjafri, dan lain sebagainya.

Pada ranah media elektronik, perkembangan jurnalisme olahraga dimulai

dari siaran berita olahraga dan siaran langsung pertandingan yang dilakukan oleh

radio dan setelah itu mulai merambah ke stasiun-stasiun televisi. Hingga saat ini,

terjadi perebutan hak siar pertandingan olahraga, terutama sepakbola, yang terjadi

38 Fajar Junaedi. 2012. Komodifikasi Berita Konflik Suporter Sepak Bola dalam Jurnalisme

Olahraga. Diakses pada 14 Mei 2014. Terarsip dalam http://www.academia.edu/5714239/Komodifikasi_Berita_Konflik_Suporter_Sepak_Bola_dalam_Jurnalisme_Olahraga.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

25

pada antarstasiun televisi, baik oleh stasiun televisi teresterial ataupun televisi

kabel. Saling ganti kepemilikan hak siar terhadap liga-liga tertentu menjadi

pemandangan jamak dalam beberapa tahun terakhir.

Perkembangan internet semakin memanaskan persaingan di bidang

jurnalisme olahraga ini, terutama dalam penyediaan konten sepakbola. Kelebihan

internet yang mampu menyajikan informasi secara lebih cepat menjadikan media

massa lain harus semakin meningkatkan kualitas pemberitaannya. Kini, dengan

keberadaan internet, khalayak langsung mengakses hasil pertandingan secara

langsung. Banyak portal berita bermunculan, baik yang khusus hanya menyajikan

sepakbola (misalnya Goal atau Bola.net) maupun portal berita menjadi bagian dari

keseluruhan media (misal Detiksport yang merupakan bagian dari Detik.com atau

Kompas Bola yang merupakan bagian dari Kompas.com).

Hal-hal yang dibahas di atas barulah menyentuh ranah pemberitaan atau

informasi bersifat faktual. Informasi bersifat fiksional pun juga ada. Contoh pesan

fiksi untuk sepakbola misalnya adalah film “Escape to Victory “, “Bend It Like

Beckham”, “Goal!” dan “Shaolin Soccer” yang masuk dalam ranah produksi

Hollywood. Untuk film buatan Indonesia, terdapat “Garuda di Dadaku”, “Romeo

Juliet”, “Tendangan dari Langit”, dan “Hari Ini Pasti Menang”.

Melihat segala kelengkapan yang ada dalam penyajian konten sepakbola di

Indonesia, bisa kita bayangkan berapa banyak perputaran uang berkaitan dengan

komoditas bernama sepakbola ini hanya dari satu negara saja. Pertanyaan

selanjutnya adalah, bagaiamanakah isi dari konten-konten sepakbola yang sudah

sangat banyak itu? Apakah sudah ideal?

Jika dianalisis dari jenis beritanya, bisa dikatakan relatif sudah ideal. Dari

berita langsung (hard news), tentu saja begitu banyak dan lengkap seputar

informasi sepakbola karena inilah berita yang paling dinantikan pembaca. Berita

ringan (soft news) juga tak kalah laris karena menguak aktivitas pemain sepakbola

di luar lapangan sampai dengan berita tentang pasangan pemain. Pun dengan

berita mendalam (feature news) di mana berisi segala aspek dan aspek mendetail

tentang sepakbola. Informasi mengenai sepakbola meluas pada berita analisis

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

26

yang relatif kompleks dan beragam, termasuk menelaah permasalahan sosial-

budaya melalui sepakbola. Dalam jenis berita ini, ada sebuah permainan makna,

yang meskipun tidak berhubungan secara langsung dengan sepakbola, tetap

membuat rangkaian informasi rasional dan membuat kita lebih “nikmat” dalam

mengakses informasi.

Namun, dari komplet dan beragamnya berita sepakbola yang ada di media-

media Indonesia itu, ada beberapa hal yang masih kurang ideal. Salah satunya

adalah hampir seluruh pemberitaan didominasi oleh sepakbola Eropa. Jika boleh

diambil angka kasar, maka berita sepakbola Eropa menguasai 80 persen porsi

pemberitaan, sisanya adalah berita nasional seputar sepakbola Indonesia. Tak

heran jika kita akan lebih akrab dengan nama-nama pemain luar negeri ketimbang

para pemain lokal, kita akan lebih banyak berdiskusi seputar sepakbola

internasional ketimbang nasional, dan seterusnya.

Terkait gejala-gejala semacam ini, peran media sama sekali tak boleh

dikesampingkan. Lihat saja, sepakbola Eropa mendominasi headline-headline

berita olahraga di seluruh format media. Suguhan partai-partai sepakbola Eropa

tiap akhir pekan di layar televisi juga semakin memanjakan mata pecinta

sepakbola di Indonesia. Keadaan sungguh berbalik tampak ketika kita melihat

berita seputar sepakbola nasional. Media-media di Tanah Air seakan-akan meng-

anaktiri-kan sepakbola nasional dan yang kurang mendapat porsi banyak. Secara

tidak langsung, hal ini menyebabkan animo masyarakat sepakbola nasional

menjadi lebih rendah ketimbang sepakbola Eropa.

F. Kerangka Konsep

Dari penjabaran kerangka pemikiran di atas, dijelaskan bahwa kemunculan

new media yang disertai dengan adanya konvergensi media telah memberikan

dimensi baru bagi dunia jurnalisme. Yang unik dari perubahan ini adalah, begitu

pesatnya perkembangan penetrasi publik media-media online ini sehingga

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

27

membuat produsen media kini berlomba-lomba mengeluarkan konten online atau

konten digital kepada publik.

Hal tersebut menjadikan si komunikator alias media tersebut harus

mengatur strategi bagaimana menyajikan isu menjadi sebuah berita yang sesuai

dengan ideologi media mereka, mengatur sumber daya manusianya dan sumber

daya materiil dengan baik, membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang,

dan sebagainya. Artinya, butuh pengelolaan atau manajemen yang tepat agar

sebuah media bisa mencapai tujuannya (goals).

Goal Indonesia sebagai salah satu media online tentu juga butuh

manajemen media yang bisa memungkinkan terjadinya sinergi dari segala sumber

daya guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian yang

menggunakan studi kasus ini, terdapat variabel-variabel manajemen yang akan

dijadikan kerangka konsep.

Bagan 1.2. Kerangka konsep penelitian.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

28

Dari bagan di atas, bisa dijelaskan bahwa fokus penelitian ini terletak pada

keempat proses manajemen media yang terjadi dalam Goal Indonesia.

1) Perencanaan (Planning): Merupakan proses menetapkan tujuan-tujuan

dan membuat strategi yang sekiranya cocok untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut. Dalam hal ini, peneliti akan melihat bagaimana proses

terbentuknya Goal Indonesia dan apa saja tujuan-tujuan yang ingin dicapai

olehnya.

2) Pengorganisasian (Organizing): Merupakan proses yang melibatkan

sumber daya manusia yang saling bekerjasama secara terstruktur dalam

upaya mencapai tujuan. Dalam hal ini, peneliti akan menjabarkan struktur

manajemen Goal Indonesia beserta tugas pokok dan fungsinya.

3) Pengarahan (Leading): Merupakan segala proses pengaturan dan

pengelolaan yang berhubungan dengan tugas pokok anggota organiasi.

Dalam hal ini, peneliti akan menjelaskan apa saja yang dilakukan

manajemen Goal Indonesia dalam mengatur dan mengelola sumber

dayanya, baik itu sumber daya manusia maupun materiil.

4) Pengontrolan (Controlling): Merupakan proses yang memastikan

kegiatan aktivitas dalam organisasi tersebut berjalan sesuai rencana.

Dalam hal ini, peneliti akan melihat bagaimana Goal Indonesia bisa

mengelola situsnya agar terus berjalan setiap hari dengan kontrol yang

telah ditetapkan.

No. Kerangka

Konsep

Operasionalisasi

Konsep

Teknik Pengambilan Data

1. Perencanaan

(Planning)

- Identifikasi media

- Identifikasi

pengguna

- Tujuan-tujuan yang

ingin dicapai

Mengakses data statistik

pengguna dan statistik

media melalui Google

Analytics.

Mewawancarai SDM Goal

Indonesia (mulai dari

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

29

founder, pemimpin redaksi

hingga staf redaksi).

Melakukan observasi ke

lapangan dan mengikuti

jalannya proses redaksional

Goal Indonesia.

2. Pengorganisasian

(Organizing)

- Struktur Organisasi

- Pembagian SDM

beserta tugas dan

fungsi pokoknya

- Rubrikasi media

- Layout media.

Mengeksplorasi situs Goal

Indonesia.

Mengeksplorasi CMS Goal

Indonesia.

Mewawancarai SDM Goal

Indonesia terkait.

Melakukan observasi ke

lapangan dan mengikuti

jalannya proses redaksional

Goal Indonesia.

3. Pengarahan

(Leading)

- SDM

- Keuangan

- Infrastruktur

teknologi

- Pihak eksternal

Mewawancarai SDM Goal

Indonesia terkait.

Melakukan observasi ke

lapangan dan mengikuti

jalannya proses redaksional

Goal Indonesia.

4. Pengontrolan

(Controlling)

- Pemantauan proses

kerja redaksional

secara keseluruhan.

- Penilaian proses

kerja redaksional

secara keseluruhan.

Mewawancarai SDM Goal

Indonesia (mulai dari

founder, pemimpin redaksi

hingga staf redaksi).

Melakukan observasi ke

lapangan dan mengikuti

jalannya proses redaksional

Goal Indonesia.

Tabel 1.1. Kerangka konsep penelitian.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

30

G. Metode Penelitian

Untuk menganalisis penelitian yang berfokus pada bidang komunikasi

faktual dengan lokus pada komunikator ini, penulis akan menggunakan

metodologi studi kasus. Studi kasus bisa diartikan sebagai metode riset yang

menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti,

menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu,

kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis.39

Penggunaan studi kasus ini mempertimbangkan beberapa hal unik yang dalam

sebuah organisasi yang dijadikan unit analisis dengan menggunakan pendekatan

kualitatif.

Penelitian studi kasus memiliki subjek yang relatif terbatas, namun

variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya. Pada akhirnya,

studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang

masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini,

serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given).

1. Alasan Pemilihan Studi Kasus

Dengan pisau analisis studi kasus, penulis bisa terfokus pada satu

fenomena ini, yakni bagaimana sebuah media online (Goal Indonesia) melakukan

proses manajemen medianya dengan menggunakan internet sebagai jalur

utamanya. Hasil penelitian ini pun nantinya akan bersifat deskriptif dan heuristik

sehingga mampu menimbulkan interpretasi baru atau makna baru dari isu yang

diteliti ini.

2. Lokasi Penelitian

39 Rahmat Krisyantoro. 2008. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Hal 56-57.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

31

Karena Goal Indonesia tidak memiliki kantor berwujud sendiri, maka

lokasi penelitian akan dilangsungkan di ‘dunia maya’ atau melalui internet.

Namun, jika diperlukan, peneliti akan bertatap langsung dengan para staf Goal

Indonesia yang berdomisili di Jakarta dan Bandung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Rencananya, penulis akan mengumpulkan data penelitian dengan data

primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari subjek penelitian di lapangan baik melalui proses wawancara dari

narasumber, proses pengamatan, maupun berinteraksi langsung dengan objek

penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber

kedua selain data lapangan seperti data literatur buku, internet, dan hasil penelitian

sebelumnya. Data sekunder ini digunakan sebagai pelengkap data primer.

Berhubung penulis sudah terlibat aktif di Goal Indonesia sejak 2012, maka

proses pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan menghubungi langsung para

pengelola umum Goal Indonesia, seperti founder, pemimpin redaksi, hingga staf-

staf editorial lain. Jika diperlukan, penulis bisa berangkat ke Jakarta atau Bandung

untuk melakukan wawancara langsung yang lebih mendalam dengan narasumber

yang tersebar di kedua kota tersebut. Berikut adalah penejelasan detailnya.

a. Wawancara mendalam

Teknik wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

fakta-fakta dari informan dalam bentuk wawancara tidak tersetruktur

(percakapan). Wawancara mendalam (in depth interview) merupakan

proses perolehan keterangan untuk tujuan penelitian dengan menggunakan

cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dengan

informan.40 Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan dengan staf

redaksi Goal Indonesia, dari berbagai macam lapisan jabatan.

40 HB Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Hal. 72.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

32

No Narasumber Jabatan Tanggal

1 Bima Prameswara Said Founder Minggu II September 2014

2 Agung Harsya Editor in Chief Minggu II September 2014

3 Gunawan Widyantara Content Manager

– Web Admin

Minggu III September 2014

4 Moh Yanuar Firdaus Assistant Editor Minggu III September 2014

5 Dede Sugita Duty Editor –

Online Journalist

Minggu III September 2014

6 Abi Yazid Koresponden Minggu III September 2014

Tabel 1.2. Jadwal wawancara.

b. Observasi Partisipan

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala

dalam objek penelitian.41 Suatu observasi disebut observasi partisipan jika

orang yang melakukan observasi turut ambil bagian dalam objek yang ia

teliti. Pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat

berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan narasumber, sehingga

memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-

hal yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati

secara langsung segala proses manajemen redaksi di Goal Indonesia,

dengan status sebagai salah satu bagian anggota dari Goal Indonesia,

sesuai dengan kerangka konsep penelitian.

c. Studi dokumentasi

Pada teknik pengumpulan data ini, peneliti berupaya untuk menjawab

masalah penelitian dengan menggunakan dokumen yaitu data tertulis yang

telah diolah oleh orang lain atau suatu lembaga.42 Studi dokumentasi

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

41 Afifuddin dan Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Hal.

134. 42 R. Adi. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum: Edisi 1. Jakarta: Granita. Hal 61.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78852/potongan/S1-2014... · ... konvergensi media punya kaitan yang sangat erat dengan jurnalisme

33

dalam penelitian kualitatif ini. Dokumen ini meliputi surat-surat, laporan,

notulensi rapat, proposal, dan lain-lain.

4. Analisis Data

Dari data yang sudah didapatkan, baik itu dari wawancara dengan staf

Goal Indonesia, observasi langsung, maupun studi dokumentasi, maka akan

dilakukan analisis data. Analisis data merupakan kegiatan mengolah data-data

hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil

kesimpulan dalam suatu penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengorganisasian data: pada tahap ini semua “fakta” yang telah

dikumpulkan diorganisasikan dalam susunan yang logis, atau bisa juga

secara kronologis.

b. Kategorisasi data: Kategori diidentifikasi, dan dengan kategori-kategori

itu data dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang bermakna.

c. Interpretasi data: penafsiran dari “data” atau kelompok “data” yang masuk

dalam kategori itu dan mencari hubungannya dengan kasus yang sedang

diteliti.

d. Identifikasi pola: data dan artinya diselidiki untuk menemukan tema-tema

penting, serta dilakukan pula pengidentifikasian pola-pola yang muncul

sehingga kita mengerti kasus yang dijadikan studi.

e. Sintesis dan generalisasi: Gambaran keseluruhan kasus disusun; dan

kesimpulan diambil serta dipakai sebagai titik tolak untuk mencari

kemungkinan diterapkan pada kasus-kasus lain.