bab i pendahuluan...bab i pendahuluan 1.1 latar belakang perubahan rencana kerja pemerintah daerah...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen
perencanaan yang merupakan hasil penyesuaian antara perencanaan dan
penganggaran Tahun 2013 dengan pelaksanaan APBD tahun berjalan selama
beberapa bulan, yang diharapkan dapat menghasilkan program yang efektif
dan efisien guna mencapai prioritas dan sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan.
Penyelenggaraan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2014
merupakan tahun pertama pelaksanaan kebijakan RPJMD tahun 2013-2018.
Perubahan RKPD tahun 2014 memuat perkembangan dan proyeksi kerangka
ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan
pendanaannya serta perkiraan pagu dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan dan pagu indikatif untuk dijadikan acuan bagi SKPD dalam
penyempurnaan Renja SKPD untuk tahun 2014.
Kebijakan Pembangunan Bandung Barat pada tahun 2014 akan lebih
menekankan pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi
kerakyatan, pengentasan kemiskinan, penanganan bencana dan pengendalian
lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat desa, peningkatan
penyelenggaraan tatakelola pemerintahan yang meliputi serta peningkatan
ketertiban dan ketentraman masyarakat.
Upaya untuk pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2014
melalui evaluasi tahun sebelumnya serta penetapan anggaran untuk
mencapai target pembangunan yang ditetapkan. Penetapan plafon anggaran
perubahan dan bagaimana mendorong konsistensi pagu dari awal sampai
akhir, pelaksanaan pembangunan pada APBD Murni, penyesuaian indikator
pembangunan, serta penyesuaian kerangka pendanaan.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
tersebut, terdapat kondisi yang menuntut perlunya dilakukan perubahan
anggaran, baik yang disebabkan oleh peninjauan atas asumsi Kebijakan Umum
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -2
APBD, keperluan untuk melakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi,
antar program, antar kegiatan dan jenis belanja, adanya peningkatan
pendapatan daerah yaitu peningkatan Pendapatan Pajak Daerah, Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Lainnya yang diterima setelah
penetapan Peraturan Daerah (PERDA) APBD Kabupaten Bandung Barat tahun
2014. Kondisi tersebut mendorong perlunya pengajuan Perubahan RKPD
Tahun Anggaran 2014.
Perubahan RKPD tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 285
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang
intinya dijelaskan bahwa perubahan RKPD dimungkinkan karena adanya
perkembangan yang tidak sesuai dengan keadaan dalam tahun berjalan, yang
mencakup:
a. Adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan belanja
daerah yang bersumber dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dan APBN;
b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi, antar program, antar kegiatan dan antar jenis belanja;
c. Adanya selisih SiLPA yang masuk didalam APBD tahun 2013 dengan
SiLPA pada LPPA tahun 2013;
d. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
Adanya peningkatan Pendapatan dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) tahun sebelumnya digunakan antara lain untuk:
1. Tunjangan Profesi Guru Sertifikasi;
2. Tunjangan Profesi Guru Non Sertifikasi;
3. Pembangunan bidang kesehatan, pendidikan, sosial, lingkungan hidup,
pertanian, peternakan dan ekonomi;
4. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan pembangunan Gedung
Kantor;
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -3
5. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan publik;
6. Mendanai kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya ditingkatkan
dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD tahun anggaran
berjalan yang dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir tahun
anggaran berjalan.
Selanjutnya dalam Perubahan RKPD disajikan secara lengkap mengenai:
1. Program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam
perubahan KUA/PPAS dengan mempertimbangkan sisa waktu
pelaksanaan APBD tahun berjalan;
2. Capaian target kinerja program dan kegiatan yang dikurangi dalam
perubahan RKPD apabila sesuai asumsi tidak tercapai;
3. Capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan
dalam RKPD.
Perubahan RKPD Tahun 2014 akan diuraikan dengan diawali oleh
uraian kondisi pada tahun anggaran 2014 sebelum perubahan, uraian
permasalahan/hambatan dan tantangan utama yang dihadapi pada tahun
2014 sebelum perubahan dan perkiraan pencapaian setelah perubahan sampai
akhir tahun 2013.
Selanjutnya mengenai pelaksanaan Kebijakan Pembangunan pada
kurun waktu RPJMD 2008-2013 dapat ditunjukkan dengan pencapaian
indikator makro pembangunan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
dan proyeksi capaian tahun 2014. Perkembangan indikator makro
pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1Capaian Indikator Makro 2011 s.d 2013 dan Proyeksi 2014
NO INDIKATOR Capaian 2011 Capaian 2012 Capaian 2013 Proyeksi 2014 Satuan
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) : 73,93 74,28 74,63 75,09 Poin
a. Indeks Kesehatan (IK) 73,55 73,73 73,84 74,15 %- Angka Harapan Hidup (AHH) 69,13 69,24 69,30 69,49 Tahun
b. Indeks Pendidikan (IP) 85,06 85,52 85,71 86,45 %
- Angka Melek Huruf (AMH) 98,35 98,41 98,48 98,55 %
- Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,77 8,96 9,02 9,33 Tahun
c. Indeks Daya Beli (IDB) 63,18 63,57 64,35 64,66 %
2 Purchasing Power Parity (PPP) 633,39 635,10 638,46 646,48 Ribu
3 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,92 1,95 2,03 %
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -4
NO INDIKATOR Capaian 2011 Capaian 2012 Capaian 2013 Proyeksi 2014 Satuan
4 a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB):
- Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) 19.186.412,6 21.721.238,05 24.777,440 Juta
- Atas Dasar Harga Konstan (adhk) 8.329.988,46 9.016.250,41 9.551,370 Juta
b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)per Kapita :
- Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) 12.547.926,50 13.810.500,50 13.810.500,- Rp.
- Atas Dasar Harga Konstan (adhk) 5.512.253,19 5.732.589,03 6.013.777,- 6.279.801 Rp.
5 Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB 5.75 6.04 5,93 6,07 %
6 Inflasi PDRB 4,33 5,83 6,2 4,43 %
Memperhatikan pencapaian indikator makro pada tabel tersebut, secara
umum indikator makro pembangunan Kabupaten Bandung Barat
menunjukkan kenaikan. Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, Indikator
IPM mengalami kenaikan rata-rata 0,35 poin per tahunnya, hal ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor pencapaian target indikator komponen IPM,
yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli.
Indeks Pendidikan merupakan indeks yang cukup berpengaruh
terhadap lambatnya kenaikan IPM di Kabupaten Bandung Barat, karena
kenaikan indeks pendidikan selama tahun 2011-2013 hanya sebesar 0,66 poin
per tahunnya. Indeks Pendidikan merupakan komponen yang dipengaruhi
oleh indikator Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH)
yang keduanya mengalami kenaikan sangat lambat. Peningkatan Indeks
Pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai upaya yang telah dilakukan
dalam rangka peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS), juga dengan
adanya kebijakan anggaran pendidikan pemerintah yang berorientasi pada
UUD 1945, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan yang mengamanatkan bahwa anggaran pendidikan sebesar
minimal 20% dari total Belanja Daerah.
Selanjutnya untuk peningkatan Indeks Kesehatan sangat dipengaruhi
oleh meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH), rata-rata Indeks Kesehatan
meningkat sebesar 0,15 poin per tahunnya. Peningkatan capaian indeks
kesehatan tidak terlepas dari cukup efektifnya berbagai upaya pemerintah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -5
daerah bersama stakeholder di masyarakat dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Selain itu pula telah
dilakukan beberapa upaya peningkatan kualitas sumberdaya kesehatan baik
sumber daya manusia maupun sarana prasarana kesehatan.
Sedangkan untuk Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Kabupaten
Bandung Barat pada tahun 2011 mencapai angka 5,75%, pada tahun 2012
mencapai 6,04% dan tahun 2013 mencapai 6,2%. Pertumbuhan perekonomian di
setiap kecamatan mempunyai besaran dengan kisaran 5,05% sampai 6,71%.
Selanjutnya pada Implementasi program/kegiatan, sesuai dengan
dokumen rencana kebijakan pembangunan Kabupaten Bandung Barat Tahun
Anggaran 2014 yang tersebar pada 43 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
yang telah diimplementasikan sejak awal tahun anggaran 2014. Untuk melihat
efektivitas dalam penyelenggaraan program dan kegiatan tersebut, dapat
ditinjau dari kaidah-kaidah perencanaan maupun aspek-aspek konkrit yang
timbul selama penyelenggaraan program dan kegiatan.
Dari hasil evaluasi atas kaidah-kaidah perencanaan dan aspek-aspek
yang terjadi dalam proses pelaksanaan program dan kegiatan, implementasi
program/kegiatan Belanja Langsung sampai dengan Semester I tahun
anggaran 2014, menunjukan penyerapan keuangan masih di bawah target
yang ditentukan. Untuk penyerapan keuangan pada Semester I baru mencapai
13,90%, masih kecilnya realisasi keuangan sebagian besar disebabkan
banyaknya kegiatan skala besar dilaksanakan pada triwulan III dan triwulan
IV, hal ini disebabkan pada semester I baru dilaksanakan proses administrasi
kegiatan.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan
perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara
Tahun 1950);
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -6
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
7. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);
8. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4688);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran kementerian Negara/Lembaga;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4575);
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -7
16. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4577);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah (Berita Daerah Provinsi
Jabar Tahun 2005 Nomor 31 Seri E);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis daerah
(Lembaran daerah No 10 Tahun 2008);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 13 Tahun 2008
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah
Nomor 13 Tahun 2008);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 1 Tahun 2009
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -8
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Nomor 1
Tahun 2009);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2007-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Nomor 3 Tahun 2009);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun
2009-2029.
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 11 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2013-2018.
31. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 15 Tahun 2013 tentang RKPD
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014 merupakan
dokumen perencanaan teknis operasional, yang disusun dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
RKPD 2014 merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Bandung Barat
tahun 2008-2013 dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 serta berpedoman pada
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2007-2025, Peraturan
Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013 dan Peraturan
Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029.
Penyusunan Perubahan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk
mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara
perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota serta
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -9
dengan kabupaten/kota yang berbatasan. Oleh karenanya, substansi
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014 harus selaras
dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan
tingkat provinsi, dan dokumen perencanaan tingkat kabupaten/kota yang
berbatasan sehingga terjadi sinergitas perencanaan pembangunan nasional,
provinsi dan kabupaten/kota.
1.4 Sistematika
Sistematika Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014, sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Memuat tentang latar belakang penyusunan perubahanRKPD tahun 2014.
1.2 Dasar Hukum PenyusunanMenjelaskan dasar hukum yang digunakan dalampenyusunan perubahan RKPD tahun 2014;
1.3 Hubungan Antar Dokumen.Menjelaskan tentang hubungan RKPD tahun 2014dengan dokumen-dokumen perencanaan baik tingkatnasional, provinsi maupun kabupaten.
1.4 Sistematika Dokumen Perubahan RKPDMenjelaskan kerangka pemikiran tentang subtansiPerubahan RKPD yang ingin dituju berdasarkan temaperencanaan tahunan yang dicanangkan.
1.5 Maksud dan TujuanMemuat tentang maksud dan tujuan penyusunanPerubahan RKPD tahun 2014.
BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014DAN CARA PENCAPAIAN KINERJAPENYELENGARAAN PEMERINTAHAN2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Menjelaskan tentang kondisi terkini berdasarkan targetpembangunan tahun 2014
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPDTahun 2014 sampai dengan Triwulan IIMenjelaskan realisasi, hasil capaian program danKegiatan yang direncanakan dalam RKPD tahun 2014serta capaian kinerja RPJMD Kabupaten Bandung Barat.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014I -10
BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DANKEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Menjelaskan tentang arah kebijakan ekonomi Daearahdalam RKPD Tahun 2014
3.2 Arah Kebijakan Keuangan DaerahMenjelaskan tentang arah kebijakan keuangan Daerahdalam RKPD Tahun 2014
BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNANDAERAH TAHUN 20144.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Menjelaskan tentang tujuan dan sasaran pembangunandaerah tahun 2014
4.2 Keterkaitan Isu Strategis RPJMD dan RKPDMenjelaskan tentang keterkaitan isu strategis RPJMDTahun 2013-2018 dengan RKPD Tahun 2014.
BAB V.
BAB VI.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITASDAERAHMemuat tentang program dan kegiatan prioritas daerahtahun 2014.
PENUTUPMerupakan kaidah pelaksanaan yang memuat arahan danpenegasan Kepala Daerah dalam penerapan RKPD sertaarahan untuk tindak lanjut yang perlu dilaksanakan olehSKPD dan pelaku pembangunan lainnya.
1.5 Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupataen Bandung Barat Tahun 2014 adalah :
1. Terwujudnya pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Bandung Barat;
2. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik
antar daerah, antar ruang , antar waktu, antar fungsi pemerintahan
maupun antar tingkat pemerintahan;
3. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha Tercapainya
pemanfaatan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan
berkelanjutan.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014
DAN CARA PENCAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografis dan Demografi
Geografis
Kabupaten Bandung Barat terletak pada 06º 41’ - 07º 19’ Lintang
Selatan dan 107º 22’ - 108º 05’ Bujur Timur. Keseluruhan wilayah Kabupaten
Bandung Barat memiliki luas sebesar Luas wilayah 1.305,77 Km2 atau
130.577,40 Ha yang terbagi menjadi 16 wilayah administrasi kecamatan, yaitu
Lembang, Parongpong, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy, Ngamprah,
Cipatat, Padalarang, Batujajar, Cihampelas, Cililin, Cipongkor, Rongga,
Sindangkerta, Gununghalu dan Saguling.
Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah subur dan
indah pemandangannya dengan kondisi geografis yang potensial (berbukit-
bukit dengan ketinggian dan kemiringan yang variatif) dengan dataran
terendah pada ketinggian 125 m dpl dan dataran tertinggi pada ketinggian
2.150 m dpl. Kawasan perkotaan Bandung Barat berkembang di kawasan
tengah atau di kawasan yang relatif datar (di sekitar wilayah Kota
Padalarang).
Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh kemiringan lereng yang
sangat terjal (>40%), di Kecamatan Gununghalu sebagai kecamatan yang
mempunyai kemiringan lereng sangat terjal terluas (13.480 Ha). Adapun
kemiringan lereng datar (0-8%) merupakan kemiringan lereng dengan luas
dominan kedua. Kecamatan Batujajar adalah kecamatan dengan luas lereng
datar (0-8%) terluas (4.899 Ha). Kemiringan lereng 8-15% cenderung untuk
berada di beberapa kecamatan saja.
Kabupaten Bandung Barat terdiri dari 16 Kecamatan,165 desa dengan
batas wilayah administrasi sebagai berikut:
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -2
a. SebelahUtara
: berbatasan dengan Kecamatan Cikalong KulonKabupaten Cianjur; Kecamatan Manis, KecamatanDarangdan, Kecamatan Bojong dan KecamatanWanayasa Kabupaten Purwakarta; KecamatanSagalaherang, Kecamatan Jalancagak danKecamatan Cisalak Kabupaten Subang.
b. SebelahTimur
: berbatasan dengan Kecamatan Cilengkrang,Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Margaasih,Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung,Kecamatan Cidadap, Kecamatan Sukasari KotaBandung, Kecamatan Cimahi Utara, KecamatanCimahi Tengah, Kecamatan Cimahi Selatan KotaCimahi.
c. SebelahSelatan
: Berbatasan Kecamatan Ciwidey, KecamatanRancabali Kabupaten Bandung, KecamatanPagelaran Kabupaten Cianjur.
d. SebelahBarat
: Berbatasan dengan Kecamatan Campaka,Kecamatan Cibeber, Kecamatan Bojongpicung,Kecamatan Ciranjang, Kecamatan MandeKabupaten Cianjur.
Kabupaten Bandung Barat memiliki ± 90 sungai, dengan sungai utama
adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Sungai Cibeureum, Sungai
Cikapundung, dan Sungai Cikarial, yang melewati Kecamatan Cipongkor,
Kecamatan Cililin, Kecamatan Cihampelas, dan Kecamatan Batujajar.
Terdapat 2 Danau/Situ Alam dan 2 Waduk/Danau Buatan. Danau/Situ
Alam terdiri dari Situ Lembang dan Situ Ciburuy. Situ-situ ini dimanfaatkan
sebagai lokasi tujuan wisata. Waduk Saguling dan Cirata merupakan sumber
tenaga listrik (PLTA).
Daerah tanggkapan Air yang menjadi penyedia air tanah maupun air
permukaan di Kabupaten Bandung Barat yaitu Sub DAS Cikapundung
(Lembang, Cisarua, Parongpong), dan Sub DAS Citarum (Cililin, Ngamprah,
Batujajar, Padalarang). Sebaran kawasan rawan bencana longsor secara
umum yaitu di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung Barat, yaitu
terdapat di Kecamatan Lembang, Parongpong, Cikalongwetan, Cipatat,
Batujajar, Cililin, Rongga, Gununghalu. Kawasan bencana letusan gunung
berapi terdapat di Kecamatan Lembang, Parongpong, dan Cisarua.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -3
Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung
Barat, jumlah penduduk Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2013
sebanyak 1.614.495 jiwa dengan komposisi (menurut jenis kelamin) relatif
seimbang, yaitujumlah penduduk laki-laki sebanyak 820.305 jiwa (50,81
persen) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 794.190 jiwa (49,19
persen). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2012) yaitu 1.582.326 jiwa,
maka pada tahun 2013 terjadi penambahan jumlah penduduk sebesar 32.169
jiwa atau mengalami laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 2,03 persen
atau mengalami percepatan dari tahun 2011 yang LPP nya hanya 1,95 persen.
.
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat dan Pemerataan Ekonomi
Kinerja perekonomian Kabupaten Bandung Barat tahun 2013 secara riil
ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi (LPE) atas dasar harga konstan
tahun 2000, yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,93 persen. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka terjadi perlambatan sebesar
0,11 poin dimana tahun 2012 mencapai 6,04 persen.
Kesejahteraan Sosial
Pembangunan manusia menjadi salah satu perhatian serius banyak
pihak dalam upaya untuk memperluas pilihan-pilihan manusia.
Pembangunan manusia juga menjadi indikator keberhasilan suatu wilayah
dalam pembangunan meskipun hanya merangkum beberapa indikator
pembangunan.
Secara umum capaian pembangunan manusia di Kabupaten Bandung
Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil penghitungan
IPM berdasarkan data hasil Survei IPM Kabupaten Bandung Barat tahun 2013
menunjukkan, bahwa pencapaian IPM Kabupaten Bandung Barat tahun 2013
telah mencapai 74,63 yang terbentuk dari indeks kesehatan sebesar 73,84,
indeks pendidikan sebesar 85,71 dan indeks daya beli sebesar 64,35.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -4
Tabel 2.1.IPM Kabupaten Bandung Barat dan Komponennya
Tahun 2010-2013
KOMPONEN 2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (5)
NILAI1. Angka Harapan Hidup (Tahun) 68,85 69,13 69,24 69,302. Angka Melek Huruf (Persen) 98,32 98,35 98,41 98,483. Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,34 8,77 8,96 9,02
4. Purchasing Power Parity (ribuRupiah)
632,53 633,39635,1 638,48
INDEKS1. Indeks Kesehatan 73,08 73,55 73,73 73,842. Indeks Pendidikan 84,08 85,06 85,52 85,713. Indeks Daya Beli 62,98 63,18 63,57 64,35
IPM 73,38 73,93 74,28 74,63
Sumber: BPS, Angka regional, diolah dari hasil Survei IPM Kabupaten Bandung Barattahun 2013
Tabel 2.1. memperlihatkan perkembangan pencapaian IPM
selama tahun 2010-2013. Dalam kurun waktu tersebut, peningkatan
juga terjadi pada seluruh komponen IPM setiap tahun. Selama 4
(empat) tahun terakhir nilai IPM Kabupaten Bandung Barat bergerak
naik dari 73,38 pada tahun 2010 menjadi 74,63 pada tahun 2013.
Pergerakan yang sama juga terjadi pada ketiga indeks IPM dimana
indeks kesehatan meningkat dari 73,08 pada tahun 2010 menjadi
73,84 pada tahun 2013, indeks pendidikan meningkat dari 84,08
pada tahun 2010 menjadi 85,71 pada tahun 2013, sedangkan indeks
daya beli meningkat dari 62,98 pada tahun 2010 menjadi 64,35 pada
tahun 2013.
Bila mengacu pada klasifikasi pembagian status IPM menurut
UNDP sebagaimana yang telah diuraikan pada bab 2, maka IPM
Kabupaten Bandung Barat selama 4 (empat) tahun terakhir
termasuk dalam kategori “tingkat menengah atas”, yakni kelompok
daerah dengan nilai IPM berkisar antara 66 hingga 79. Adapun
capaian masing-masing komponen IPM cukup bervariasi. Masih
dalam periode waktu yang sama, status indeks kesehatan termasuk
dalam kategori “tingkat menengah atas” (dengan capaian antara 66-
79), status indeks pendidikan sudah masuk dalam kategori “tingkat
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -5
atas” dengan capaian di atas 80), sedangkan status indeks daya beli
masih tergolong dalam kategori “tingkat menengah bawah” (dengan
capaian antara 50-65). Meskipun indeks pendidikan termasuk dalam
kategori tingkat tinggi, status indeks rata-rata lama sekolah (RLS)
masih tergolong dalam kategori tingkat menengah bawah. Tingginya
status indeks pendidikan dikarenakan tingginya indeks melek huruf
(AMH) yang juga tergolong dalam kategori tingkat atas.
Ketiga komponen IPM secara simultan meningkatkan
pencapaian IPM setiap tahun. Hal ini mengindikasikan terjadinya
perbaikan kualitas pembangunan manusia dari sisi kesehatan,
pendidikan dan daya beli penduduk beberapa tahun terakhir. Namun
hal tersebut belum berarti bahwa kemajuan pembangunan manusia
di Kabupaten Bandung Barat sudah cukup menggembirakan.
Adanya campur tangan pemerintah pusat dan provinsi dalam
pengambilan kebijakan pembangunan manusia dirasakan masih
relatif besar. Pada indeks daya beli misalnya, perencana kebijakan di
tingkat pemerintah kabupaten/kota seringkali kesulitan menentukan
program intervensi yang mampu mendongkrak kemajuan indeks
tersebut secara signifikan. Hal ini lebih disebabkan karena kebijakan
pengendalian inflasi harga-harga komoditi masih di bawah kendali
pemerintah pusat, seperti kenaikan harga BBM, likuiditas perbankan
dan permintaan pasar di luar wilayah, sementara pemerintah
kabupaten hanya bisa mengendalikan ketersediaan (supply)
komoditas di wilayahnya saja.
Ketenagakerjaan
Tabel dibawah menunjukan kegiatan utama penduduk 10
(sepuluh) tahun keatas seminggu yang lalu. Tabel ini dapat
menunjukkan angka pengangguran, namun survei ini tidak
dirancang untuk itu, tetapi setidaknya dapat dilihat jumlah
penduduk yang bekerja cukup besar.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -6
Tabel 2.2.Jumlah Penduduk Menurut Kegiatan Utamadi Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013
Kegiatan Utama
JumlahAngkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
Bekerja MencariPekerjaan Jumlah Sekolah Mengurus
RMT Lainnya Jumlah
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
592.772 56.259 649.031 243.789 356.360 91.310 691.459 1.340.49091,33 8,67 100 35,26 51,54 13,21 100 100
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Bandung Barat, IPM Tahun 2013
Proporsi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan/usaha
merupakan angka yang menunjukan distribusi/penyebaran
penduduk bekerja di setiap lapangan pekerjaan. Klasifikasi baku yang
digunakan dalam penggolongan lapangan pekerjaan/lapangan usaha
adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun
2009. Sesuai KBLI 2009, lapangan pekerjaan terbagi menjadi
sembilan lapangan pekerjaan yaitu Pertanian; Pertambangan dan
Penggalian; Industri; Listrik Gas dan Air; Konstruksi; Perdagangan;
Transportasi dan Komunikasi; Lembaga Keuangan; dan Jasa.
Analisis yang dilakukan hanya akan memuat 5 (lima) lapangan usaha
terbesar yaitu; pertanian, industri, perdagangan dan jasa, sementara
sisanya akan masuk pada sektor lainnya.
Tabel 2.3.Persentase Lapangan Pekerjaan
Penduduk Umur 10 Tahun Ke Atas Tahun 2013
Lapangan Pekerjaan 2013
(1) (2)Pertanian 27,80
Industri 17,12
Perdagangan 17,11
Jasa 13,48
Lainnya 24,49
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Bandung Barat, IPM Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -7
Penduduk Kabupaten Bandung Barat bisa dikatakan masih
bercorak pertanian. Hal ini dapat terlihat dari komposisi penduduk
yang bekerja menurut lapangan pekerjaan. Menurut data IPM 2013
penduduk Kabupaten Bandung Barat yang bekerja tersebar
diberbagai lapangan pekerjaan. Dari 592.772 penduduk yang
bekerja dapat dirinci, 27,80% bekerja disektor pertanian, 17,12%
bekerja disektor Industri, 17,11% disektor perdagangan, 13,48%
disektor jasa dan sisanya tersebar disektor lainnya (Tabel 2.3).
Proporsi ini menunjukan bahwa Kabupaten Bandung Barat
masih bercorak pertanian, namun terlihat sektor perdagangan dan
industri sudah dapat mulai diperhitungkan, kemungkin hal ini
sebagai pertanda bahwa transformasi mata pencaharian akan segera
terjadi dari sektor pertanian ke sektor industri. Transformasi mata
pancaharian adalah bergeraknya dominasi mata pencaharian dari
sektor pertanian ke sektor industi kemudian berlanjut ke sektor
perdagangan dan berakhir di sektor jasa.
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum
Pendidikan
Pada Tahun 2013, persentase penduduk Kabupaten Bandung
Barat usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah
sebesar 61,22 persen; tamat SMP sebesar 21,21 persen; tamat
SMU/SMK sebesar 15,41 persen; dan sebanyak 3,15 persen yang
tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi).
Tabel 2.4.Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis
Kelamin di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013
NoJenjang
Pendidikan
Penduduk 10 Tahun Keatas
Laki- laki PerempuanLaki-laki+
Perempuan
1 < SD 13,73 16,64 15,152 SD 42,87 46,15 44,483 SLTP sederajat 21,71 20,91 21,324 SMU sederajat 18,27 13,41 15,895 Akademi/PT 3,41 2,89 3,16
Kab. Bandung Barat 100 100 100
Sumber : Bappeda dan BPS Kabupaten Bandung Barat, IPM Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -8
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi
pendidikan diantaranya adalah Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka
Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS).
Indikator-indikator tersebut menunjukkan seberapa besar anak usia
menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup
pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap
penduduk usia sekolah. Usia pendidikan yang dimaksud, untuk SD
usianya 7-12 tahun, SLTP usia 13-15 tahun, SLTA usia 16-18 dan
perguruan tinggi (PT) usia 19-24.
Tabel 2.5.APK Menurut Jenis Kelamin,dan Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013
No Jenjang Pendidikan2013
Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4) (5)
1 SD 103,12 99,88 101,612 SLTP 95,24 94,10 94,723 SLTA 47,91 46,03 47,04
Sumber : Bappeda dan BPS Kabupaten Bandung Barat, IPM Tahun 2013
Angka partisipasi kasar menunjukkan proporsi anak sekolah
baik laki-laki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan
tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang
pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum
mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang
tertentu, dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. APK suatu
jenjang pendidikan bisa mempunyai nilai lebih dari 100 persen. Hal
ini disebabkan adanya siswa yang berusia diluar batasan usia
sekolah (baik lebih muda ataupun lebih tua). Pada Tabel 3.4 terlihat
bahwa APK SD untuk perempuan di Kabupaten Bandung Barat lebih
dari 100 persen. Artinya terdapat siswa, baik lebih muda maupun
lebih tua, yang berusia di luar batasan usia sekolah dasar (kurang
dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun). Hal ini dimungkinkan banyak
masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung Barat menyekolahkan
anaknya ke Sekolah Dasar pada usia 5-6 tahun, disisi lain di daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -9
pedesaan masih banyak anak yang usianya di atas 12 tahun, tetapi
masih duduk dibangku SD.
Kesehatan
Selama 5 (lima) tahun terakhir, AKB Kabupaten Bandung Barat
mengalami penurunan yang sangat lambat, bergerak dari sebanyak
42,04 bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009 menjadi 40,65
bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Angka tersebut,
masih sangat jauh untuk mencapai salah satu target MDGs
(Millenium Development Goals) dimana target yang ingin dicapai
adalah penurunan angka kematian bayi.
Gambar 2.1.Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2013
Sumber: Survei IPM Kabupaten Bandung Barat tahun 2013
Lingkungan Hidup
Tingkat pelayanan persampahan di Kabupaten Bandung Barat secara
umum meningkat dari 10,11% pada tahun 2012 menjadi 10,25% pada tahun
2013. Seiring dengan hal tersebut, rasio tempat pembuangan sampah (TPS)
per satuan penduduk pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan menjadi
sebesar 45,10% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 42%.
Persentase penduduk berakses air minum pada tahun 2012 juga
meningkat yaitu sebesar 15,50% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 34%.
2009 2010 2011 2012 2013AHH 68.74 68.85 69.13 69.24 69.3AKB 42.04 41.68 41.23 41.01 40.65
30
40
50
60
70
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -10
Transportasi
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor:
900/Kep.160-DBMSDAP/2012, tanggal 4 Mei 2012, data ruas jalan dan
panjang jalan kabupaten serta jumlah jembatan yang menjadi kewenangan
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Bandung Barat adalah sebanyak 113
ruas jalan sepanjang 553.650 km yang tersebar di 16 kecamatan. Jalan dalam
kondisi baik pada tahun 2013 sebesar 166,33 km.
Perumahan
Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga pengguna air bersih sebesar
37% atau meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 341%. Jumlah
rumah tangga bersanitasi sebesar 43% atau meningkat dari tahun sebelumnya
yang mencapai 42%. Jumlah lingkungan perumahan kumuh sebesar 13,03%
atau menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,06%.
Jumlah rumah layak huni pada tahun 2012 sebanyak 36.402 rumah
atau meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 32.768 rumah..
2.1.4 Aspek Daya Saing Kemampuan Ekonomi Daerah
Peranan sektor ekonomi suatu daerah terhadap pembentukan PDRB
menggambarkan potensi perekonomian suatu wilayah. Tingginya peranan
suatu sektor dalam perekonomian, memberikan gambaran bahwa sektor
tersebut merupakan sektor andalan yang terus dapat dikembangkan serta
menjadi pendorong roda perekonomian semakin berkembang. Distribusi
persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor
dalam kontribusi terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar
persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam
perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga
memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan
PDRB, sehingga tampak sektor-sektor andalan yang menjadi pemicu
pertumbuhan di wilayah yang bersangkutan.
Dalam fokus kemampuan ekonomi daerah, berdasarkan data BPS,
pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita di Bandung Barat sebesar
Rp.537.784,- sedangkan Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita sebesar
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -11
Rp. 250.684,-. Pada sektor ketenagakerjaan, angka rasio ketergantungan pada
tahun 2013 mencapai 51,74.
Dalam pembangunan perekonomian yang dinamis di tingkat nasionl,
regional dan lokal. Penanaman modal (investasi) menjadi faktor yang penting
karena berperan sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ,
penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumberdaya strategis nasional,
implementasi dan transfer keahlian dan teknologi, petumbuhan ekspor dan
meningkatkan neraca pembayaran. Penanaman modal tersebut akan
memberikan banyak dampak ganda (multiplier effects) dan manfaat bagi
banyak pihak termasuk perusahaan, masyarakat dan pemerintah. Laju
pertambahan investasi dan tingkat produktivitas yang dihasilkannya akan
mendorong tinggi dan luasnya jangkauan dampak yang dihasilkan.
Pada tahun 2011, Kabupaten Bandung Barat telah memiliki Badan
Penanaman Modal Pelayanan Perizinan terpadu (BPMPPT) sebagai SKPD
dengan visi untuk meningkatkan investasi melalui penyelenggaraan
pelayanan perizinan yang berkualitas. Hingga tahun 2012 terdapat 14 (empat
belas) perizinan yang dilayani melalui Pelayanan Perizinan Satu Atap
(PPTSP) yang berasal dari OPD terkait lainnya. Berdasarkan Hasil dari
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 2012, realisasi investasi PMA
dan PMDN Tahun 2013 sebesar Rp. 12.109.927.539.507,- meningkat sekitar 3
trilyun dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 9.711.991.829.311,-
Kualitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Tingginya angkatan kerja di suatu
daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah
tersebut. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan
kerja yang bekerja, dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna
dalam melihat prospek ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi
dapat dilihat apakah benar-benar digerakkan oleh produksi yang
melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain.
Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan
kemampuan daya beli. Peningkatan pendapatan uang penduduk sangat
menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang lengkap.
Penduduk Kabupaten Bandung Barat bisa dikatakan masih bercorak
pertanian. Hal ini dapat terlihat dari komposisi penduduk yang bekerja
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -12
menurut lapangan pekerjaan. Menurut data IPM 2013 penduduk Kabupaten
Bandung Barat yang bekerja tersebar diberbagai lapangan pekerjaan. Dari
592.772 penduduk yang bekerja dapat dirinci, 27,80% bekerja disektor
pertanian, 17,12% bekerja disektor Industri, 17,11% disektor perdagangan,
13,48% disektor jasa dan sisanya tersebar disektor lainnya
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014 Sampai
Dengan Triwulan II dan Capaian RPJMD
2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014
Pelaksanaan program dan kegiatan RKPD SKPD Tahun 2014 sampai
semester pertama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.6.Realisasi Penyerapan Belanja Langsung per SKPD
Triwulan II Tahun 2014
No Nama SKPD JumlahProgram
JumlahKegiatan Anggaran Realisasi %
1 Dinas Pendidikan, Pemudadan Olahraga
13 90 147,792,752,900 14,601,022,600 9.88
2 Dinas Kesehatan 20 111 132,900,719,368 12,710,647,215 9.563 Dinas Bina Marga, Sumber
Daya Air danPertambangan
19 70 162,676,289,200 7,359,474,670 4.52
4 Dinas Cipta Karya dan TataRuang
23 72 106,882,866,350 5,604,930,637 5.24
5 Badan PerencanaanPembangunan Daerah
12 51 8,619,136,400 1,738,293,082 20.17
6 Dinas Perhubungan,Komunikasi danInformatika
13 48 13,463,141,450 3,297,735,940 24.49
7 Kantor Lingkungan Hidup 7 32 2,495,135,000 577,133,850 23.138 Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil5 29 10,183,115,750 1,785,239,550 17.53
9 Badan PemberdayaanPerempuan, PerlindunganAnak dan KeluargaBerencana
14 41 7,968,083,823 3,663,292,064 45.97
10 Dinas Sosial, Tenaga Kerjadan Transmigrasi
15 66 13,185,918,934 3,133,866,911 23.77
11 Badan Penanaman Modaldan Pelayanan PerijinanTerpadu
8 38 3,604,198,805 1,142,486,055 31.70
12 Dinas Kebudayaan danPariwisata
11 39 6,492,801,900 2,178,463,776 33.55
13 Kantor Kesatuan Bangsadan Politik
10 32 4,517,297,100 2,201,315,663 48.73
14 Satuan Polisi Pamong Praja 6 26 9,730,091,996 2,865,287,291 29.45
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -13
No Nama SKPD JumlahProgram
JumlahKegiatan Anggaran Realisasi %
15 Badan PenanggulanganBencana Daerah
9 32 3,459,126,209 1,543,491,270 44.62
16 Sekretariat Daerah 20 79 51,831,444,450 12,262,961,265 23.6617 Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah8 38 23,874,992,762 6,234,222,877 26.11
18
Dinas PendapatanPengelolaan Keuangan danAset Daerah
5 4835,954,883,991 9,131,727,013 25.40
19 Inspektorat 9 31 3,938,840,000 1,716,000,000 43.5720 Badan Kepegawaian
Daerah10 40 9,111,930,127 2,310,878,050 25.36
21 Kecamatan Ngamprah 10 22 1,278,112,500 659,413,040 51.5922 Kecamatan Cipatat 8 17 1,673,459,283 656,362,350 39.2223 Kecamatan Batujajar 12 25 1,132,667,473 226,725,100 20.0224 Kecamatan Padalarang 9 16 1,573,295,759 432,081,800 27.4625 Kecamatan Sindangkerta 9 18 1,209,640,000 548,516,000 45.3526 Kecamatan Cipongkor 9 21 1,046,654,850 124,116,474 11.8627 Kecamatan Gununghalu 11 25 1,417,317,850 277,449,000 19.5828 Kecamatan Rongga 11 22 1,115,619,500 306,075,000 27.4429 Kecamatan Cililin 12 22 1,199,982,000 538,466,000 44.8730 Kecamatan Cikalong Wetan 9 17 1,404,269,950 393,668,837 28.0331 Kecamatan Cipeundeuy 9 17 1,298,017,880 182,819,100 14.0832 Kecamatan Parongpong 11 19 1,341,190,600 495,885,000 36.9733 Kecamatan Cisarua 12 22 956,361,085 399,194,400 41.7434 Kecamatan Lembang 7 17 1,817,642,650 798,572,650 43.9335 Kecamatan Cihampelas 12 20 1,222,119,000 579,516,880 47.4236 Kecamatan Saguling 11 23 825,331,200 154,264,000 18.6937 Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI6 17 949,262,110 132,099,971 13.92
38 Kantor Ketahanan Pangan 5 26 2,049,370,900 609,642,638 29.7539 Badan Pemberdayaan
Masyarakat danPemerintahan Desa
12 62 14,974,279,878 3,874,414,795 25.87
40 Kantor Perpustakaan danArsip Daerah
11 38 4,901,607,100 1,160,269,300 23.67
41 Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan
15 59 19,850,864,400 2,919,655,948 14.71
42 Dinas Peternakan danPerikanan
12 48 23,115,030,000 830,176,325 3.59
43 Dinas PerindustrianPerdagangan Koperasi danUsaha Mikro Kecil danMenengah
15 51 19,469,754,350 7,809,113,382 40.11
total475 1637 864,504,616,833 120,166,967,769 13.90
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -14
2.2.2 Capaian RPJMD
Capaian Kinerja Indikator Utama RPJMD sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.7Capaian Indikator Kinerja Utama
Tahun 2013-2014
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKATFokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,Kepegawaian dan Persandian
1.1 Laju Pertumbuhan PDRB (Perkapita ADHKonstan) 5,86 6,07
1.2 Laju Inflasi (%) 6,20 4,431.3 PDRB per kapita (ADH Konstan) (Rp) 6.009.238 6.279.8011.4 Persentase penduduk diatas garis kemiskinan 87,57 88,321.5 Angka kriminalitas yang tertangani 0,42 0,44Fokus Kesejahteraan Masyarakat1. Pendidikan1.1. Angka melek huruf (%) 98,48 98,551.2 Angka rata-rata lama sekolah (RLS/Tahun) 9,02 9,331.3 Angka partisipasi kasar (APK/Tahun)
Angka partisipasi kasar SD/MI/Paket A 101,85 102,14Angka partisipasi kasar SMP/Mts/Paket B 95,54 97,32Angka partisipasi kasar SMA/SMK/MA/Paket C 47,09 47,88
1.4 Angka Partisipasi MurniAngka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 92,15 92,41Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/PaketB 73,77 74,69
Angka Partisipasi Murni (APM))SMA/SMK/MA/Paket C 37,40 38,43
2. Kesehatan2.1. Angka kelangsungan hidup bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) 40,67 40,332.2. Angka usia harapan hidup (AHH) 69,30 69,492.3. Persentase balita gizi buruk 0,039 0,0313. Pertanahan3.1. Persentase penduduk yang memiliki lahan - -4. Ketenagakerjaan4.1. Rasio penduduk yang bekerja (%) 37,14 38,28Fokus Seni Budaya dan Olahraga1. Kebudayaan1.1. Jumlah grup kesenian 130 1381.2. Jumlah gedung 1 12. Pemuda dan Olahraga2.1. a. Jumlah klub olahraga 170 1712.2. b. Jumlah gedung olahraga 168 180ASPEK PELAYANAN UMUMFokus Layanan Urusan Wajib1. Pendidikan1.1. Pendidikan dasar:1.1.1. Angka partisipasi sekolah (APS)
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -15
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI/Paket A 91,00 89,00Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs/PaketB 83,00 85,00
Angka partisipasi sekolah (APS)SMA/SMK/MA/Paket C 50,00 53,00
1.1.2. Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usiasekolahRasio ketersediaan sekolah/penduduk usiasekolah SD/MI 233,25:1 233,25:1
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usiasekolah SMP/MTs 325,54:1 308,25:1
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usiasekolah SMA/ SMK/MA 465,71:1 426,35:1
1.1.3. Rasio guru/muridRasio guru/murid SD/MI 42,76:1 41,54:1Rasio guru/murid SMP/MTs 45,19:1 42,66:1Rasio guru/murid SMA/SMK/MA 39,61:1 38,39:1
1.1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rataRasio guru/murid per kelas rata-rata SD/MI 1,99:1 2,10:1Rasio guru/murid per kelas rata-rata SMP/MTs 1,33:1 1,32:1Rasio guru/murid per kelas rata-rataSMA/SMK/MA 3,38 3,40:1
1.2. Pendidikan menengah:1.2.1. Angka partisipasi sekolah (APS)
Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI/Paket A 91,00 89,00Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs/PaketB 83,00 85,00
Angka partisipasi sekolah (APS)SMA/SMK/MA/Paket C 50,00 53,00
1.2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap pendudukusia sekolahRasio ketersediaan sekolah/ penduduk usiasekolah SD/Mi 233,36:1 233,25:1
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usiasekolah SMP/MTs 325,54:1 308,25:1
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usiasekolah SMA/ SMK/MA 466,71:1 426,35:1
1.2.3. Rasio guru terhadap muridRasio guru/murid SD/MI 444,89:1 450,68:1Rasio guru/murid SMP/MTs 610,90:1 622,42:1Rasio guru/murid SMA/SMK/MA 491,16:1 471,98:1
1.2.4. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf(tidak buta aksara) 98,54 98,62
1.3. Fasilitas Pendidikan:
1.3.1. Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunanbaik 4.633 5.073
1.3.2. Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunanbaik 2.609 2.890
Sekolah pendidikan SMA/SMK/ MA kondisibangunan baik 457 477
1.4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):1.4.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (%) 26,00 27,001.5. Angka Putus Sekolah:1.5.1. Angka Putus Sekolah SD/MI (%) 0,09 0,091.5.2. Angka Putus Sekolah SMP/MTs (%) 0,41 0,401.5.3. Angka Putus Sekolah SMA/SMK/ MA (%) 0,08 0,06
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -16
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)1.6. Angka Kelulusan:1.6.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%) 99,00 99,001.6.2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs (%) 98,00 98,001.6.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA (%) 99,00 99,00
1.6.4. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI keSMP/MTs 90,00 91,00
1.6.5. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs keSMA/SMK/MA 76,00 79,00
1.7 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
1.7.1 Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1/D -IV 74,00 80,00
1.7.2 Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasiS1/D-IV 81,00 83,00
1.7.3 Guru SMA/SMK/MA yang memenuhi kualifikasiS1/D-IV 93,00 96,00
2. Kesehatan2.1. Rasio posyandu per satuan balita 15,81 15,81
2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuanpenduduk 0,076 0,077
2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,006 0,0072.4. Rasio dokter per satuan penduduk 0,167 0,1862.5. Rasio tenaga medis per satuan penduduk 0,299 0,324
2.6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani(%) 68,00 68,50
2.7.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan(%)
89,00 89,50
2.8. Cakupan Desa/kelurahan Universal ChildImmunization (UCI) (%) 95,00 100
2.9. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan(%) 100 100
2.10. Cakupan penemuan dan penanganan penderitapenyakit TBC BTA (%) 48,641 49,390
2.11. Cakupan penemuan dan penanganan penderitapenyakit DBD (%) 100 100
2.12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasienmasyarakat miskin (%) dari yg sakit 15-20 15-20
2.13. Cakupan kunjungan bayi (%) 87 87,52.14. Cakupan puskesmas (%) 200 2002.15. Cakupan puskesmas pembantu (%) 40,000 40,6063. Pekerjaan Umum
3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisibaik (%) 30,142 41,64
Kondisi baik (Km) 166,300 230,560Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisisedang (%) 21,517 21,43
Kondisi sedang (Km) 120,640 118,645Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisirusak ringan (%) 28,461 24,34
Kondisi rusak ringan (Km) 157,025 134,760Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisirusak berat (%) 19,880 12,59
Kondisi Rusak Berat (Km) 109,685 69,685Jalan Secara keseluruhan (Km) 553,65 553,65
3.2. Rasio Jaringan Irigasi 72 80Jaringan Primer (Ha) 931 111
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -17
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)Jaringan Sekunder (Ha) 23,3 59Jaringan Tersier (Ha) 11,88 329Total Jaringan Irigasi (Ha) 966,61 499Luas Lahan Budidaya (Ha) 37,89 30,27
3.3. Rasio tempat pemakaman umum per satuanpenduduk 12 13
3.4. Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) persatuan penduduk 10 11
3.5. Rasio rumah layak huni 94,55 94,603.6. Rasio permukiman layak huni 0,35 0,40
3.7.Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan kekawasan pemukiman penduduk (minimal dilaluiroda 4) (Km)
- -
3.8. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40KM/Jam ) 89,31 129,04
3.9. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliranair tidak tersumbat (%) 65,22 62,32
3.10. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 28.033 2.989,703.11. Lingkungan Pemukiman (%) 35,10 35,204. Perumahan4.1. Rumah tangga pengguna air bersih (%) 37,00 37,504.2. Rumah tangga ber-Sanitasi (%) 43,00 50,004.3. Lingkungan pemukiman kumuh (%) 13,03 13,004.4. Rumah layak huni (unit) 36.402 38.5005. Penataan Ruang
5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan LuasWilayah ber HPL/HGB (%) 16,00 16,00
5.2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 46,00 46,006. Perencanaan Pembangunan
6.1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD ygtelah ditetapkan dgn PERDA - -
6.2. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD ygtelah ditetapkan dgn PERDA 1 -
6.3. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD ygtelah ditetapkan dgn PERKADA 1 1
6.4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) 100 100Tersedianya dokumen kajian perencanaan lainnya
7. Perhubungan7.1. Jumlah arus penumpang angkutan umum 5.518.106 5.985.1147.2. Rasio ijin trayek 0,000103 0,0001057.3. Jumlah uji kir angkutan umum 3.864 4.250
7.4. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/ Terminal Bis(Sub Terminal) 6 5
7.5. Angkutan darat 740 7397.6. Kepemilikan KIR angkutan umum (%) 23,56 24,52
7.7. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)(Bulan) 6 6
7.8. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum (Rp) 50.000 65.0007.9. Pemasangan Rambu-rambu 1.023 10918. Lingkungan Hidup8.1. Persentase penanganan sampah 10,25 10,358.2. Persentase Penduduk berakses airminum 35,50 36,008.3. Persentase Luas pemukiman yang tertata 0,25 0,30
8.4. Pencemaran status mutu air (kawasan industri)(%) - -
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -18
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)
8.5. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaanamdal (%) 100 100
8.6. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuanpenduduk 45,10 45,20
8.7. Penegakan hukum lingkungan (%) 100 1008.8 Jumlah perusahaan penghasil air limbah 60 60
8.9 Jumlah perusahaan penghasil air limbah yangdiawasi 50 50
8.10 Pencegahan pencemaran air (%) 83,33 83,33
8.11 Jumlah perusahaan penghasil emisi udara darisumber tidak bergerak 65 65
8.12 Jumlah perusahaan penghasil emisi udara darisumber tidak bergerak yang diawasi 10 10
8.13 Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidakbergerak (%) 15,38 15,38
8.14 Penyampaian informasi status kerusakan lahan(%) 0 23,19
8.15 Jumlah Kegiatan/Usaha yang wajib memilikidokumen lingkungan 368 407
8.16 Jumlah Kegiatan/Usaha yang memiliki dokumenlingkungan 253 308
8.17 Prosentase ketaatan (%) 68,75 75,688.18 Jumlah sekolah berbudaya lingkungan 13 169. Pertanahan9.3. Penyelesaian izin lokasi 18 2010. Kependudukan dan Catatan Sipil10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 1,14 1,1610.2. Rasio bayi berakte kelahiran 0,59 0,6210.3. Rasio pasangan berakte nikah 0,0118 0,011510.4. Kepemilikan KTP 1.156.846 1.191.55110.5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 645,5 651,76
10.6. Ketersediaan data base kependudukan skalakabupaten 1 1
Jumlah pendudukan berdasarkan databasekependudukan 1.929.322 1.987.201
10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK (E-KTP) 1.156.846 1.191.551
11. Pemberdayaan Perempuan dan PerlindunganAnak
11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembagapemerintah 37,55 37,89
11.2. Partisipasi perempuan di lembaga swasta (KB) 70,05 70,9111.3. Rasio KDRT (Kejadian KDRT) 46,78 73,3611.4. Partisipasi angkatan kerja perempuan 38,46 38,00
11.5. Penyelesaian pengaduan perlindunganperempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) 100 100
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,24 2,2112.2. Rasio akseptor KB 3,31 3,3112.3. Cakupan peserta KB aktif 76,78 76,8012.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 41,42 40,1813. Sosial
13.1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompodan panti rehabilitasi (Jumlah) 28 30
13.2. PMKS yg tertangani 25.900 26.112
13.3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraansosial (Jumlah) 77.564 79.432
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -19
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)14. Ketenagakerjaan14.1. Angka partisipasi angkatan kerja (%) - -14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 15 1514.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) 60,00 60,0714.4. Pencari kerja yang ditempatkan (%) 40,10 40,10
Pencari kerja yang ditempatkan (Jumlah orang) 1.431 1.806Pencari kerja yg terdaftar (Jumlah Org) 3.979 4.502
14.5. Tingkat pengangguran terbuka (%) 10,00 9,8914.6. Keselamatan dan perlindungan (%) 70,54 70,97
14.7. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadapkebijakan pemerintah daerah 0 0
15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah15.1. Jumlah Koperasi 747 760
Jumlah Koperasi Aktif 352 367Persentase koperasi aktif (%) 47,12 48,29
15.2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 146 15515.3. Jumlah BPR/LKM 29 3115.4. Jumlah Usaha Mikro dan Kecil yang dibina 1.454 1.88416. Penanaman Modal16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN) 57 62
Jumlah investor berskala nasional (PMA) 53 54
16.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional(PMDN/PMA) (Rp. Juta) 10.616.109 10.916.109
16.3. Rasio daya serap tenaga kerja (PMA/PMDN) 22.048 22.548
16.4. Kenaikan/penurunan Nilai Realisasi PMDN (Rp.Juta) 409.367 150.000
17. Kebudayaan17.1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 4 417.2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 2 2
17.3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yangdilestarikan 65 65
18. Kepemudaan dan Olahraga18.1. Jumlah organisasi pemuda 73 7318.2. Jumlah organisasi olahraga 170 17118.3. Jumlah kegiatan olahraga 44 4418.4. Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) - -18.5. Lapangan olahraga 293 29519. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas danOKP 2 2
19.2. Kegiatan pembinaan politik daerah 4 419.3. Pembinaan pengembangan wawasan kebangsaan 12 12
20.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, PerangkatDaerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000penduduk 0,100 0,350
20.2. Jumlah Linmas per 10.000 penduduk (%) 21,11 23,0220.3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 154,33 144,6920.4. Pertumbuhan ekonomi/PDRB (ADH Konstan)
(%) 6,51 6,85
20.5. Kemiskinan (%) 12,43 11,68
20.6. Sistem informasi pelayanan perijinan danadministrasi pemerintah (Jumlah Modul) 7 7
20.7. Penegakan PERDA (%) 100 100
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -20
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)
20.8. Cakupan patroli petugas Satpol PP (jumlahkegiatan patrol) 10 15
20.9. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,ketentraman, keindahan) di Kabupaten (%) 100 100
20.10 Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) diKabupaten (orang) 3.795 4.207
20.11 Cakupan sarana prasarana perkantoranpemerintahan desa yang baik (%) 48,48 49,69
20.12 Sistem informasi Manajemen Pemda 1 120.13 Indeks kepuasan layanan masyarakat (IKM) - -
Jumlah aparatur yang mengikuti diklat struktural 80 15Jumlah aparatur yang mengikuti diklatFungsional 21 20
Jumlah aparatur yang mengikuti diklat Teknis 72 20Jumlah aparatur yang mengikuti Prajabatan - 280Jumlah Proyeksi Pegawai 10.229 10.880
21. Ketahanan Pangan21.1. Regulasi ketahanan pangan 0 021.2. Ketersediaan pangan utama (ton) 179.127,84 185.639,2122. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembagapemberdayaan masyarakat (LPM) 2 2
22.2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 50 5222.3. Jumlah LPM 165 16522.4. LPM berprestasi (%) 3,6 3,622.5. PKK Aktif (%) 100 10022.6. Posyandu Aktif (%) 100 100
22.7. Swadaya masyarakat terhadap programpemberdayaan masyarakat (%) 9,00 10,00
22.8. Pemeliharaan pasca program pemberdayaanmasyarakat (%) 5,00 5,00
23. Statistik23.1. Buku "kabupaten dalam angka" 1 123.2. Buku "PDRB kabupaten" 1 1
Buku IPM 1 1Buku Suseda 1 1Buku Basis Data Pembangunan 1 1
24. Kearsipan24.1. Pengelolaan arsip secara baku (%) 53,49 56,00
24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan (jumlahkegiatan) 1 1
25. Komunikasi dan Informatika25.1. Jumlah jaringan komunikasi 50 5025.2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 1 : 550 1 : 75025.3. Jumlah surat kabar nasional/lokal 0 525.4. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 0 125.5. Web site milik pemerintah daerah 4 1025.6. Pameran/expo 3 426. Perpustakaan26.1. Jumlah perpustakaan 1 126.2. Cakupan pengunjung perpustakaan per tahun (%) 0,05 0,13
26.3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaandaerah (%) 35 50
Fokus Layanan Urusan Pilihan1. Pertanian
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -21
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)
1.1. Produktivitas padi per hektar-Padi sawah (Kw/Ha) 63,20 64,25
Produktivitas padi per hektar-Padi ladang/gogo (Kw/Ha) 37,00 37,10
1.2. Kontribusi sektor pertanian/ perkebunanterhadap PDRB 11,76 11,76
1.3. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadapPDRB 5,98 5,98
1.4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)terhadap PDRB 1,81 1,81
1.5. Cakupan bina kelompok tani (%) 19,25 19,93Jumlah bina kelompok tani (Kelompok) 215 231Jumlah kelompok tani (Kelompok) 1.117 1.159Jumlah perkembangan kelompok pengolahpeternakan (kelompok)
30 34
Jumlah Rumah Potong Hewan (RPH) Pemerintah(Unit)
1 1
Bangunan Puskeswan (Unit) 1 0Bangunan UPKH (Unit) 0 0SDM Paramedis Veteriner (orang) 2 4SDM Medik Veteriner (Orang) 1 2Pasar Hewan (Unit) 0 0Pasar Bunga 0 0
2. Kehutanan2.1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Rehabilitasi Lahan Kritis di luar kawasan (%) 5,97 11,942.2. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 0,09 0,09
Jumlah kelompok masyarakat sekitar hutan 66 733. Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1. Luas Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan(Ha) 3,5 7
Total Luas penambangan tanpa ijin (Ha) 60 54Persentase luas penambangan liar yangditertibkan (%) 61,10 71,38
3.2. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalianterhadap PDRB (%) 0,39 0,39
4. Pariwisata4.1. Kunjungan wisata (Jumlah) 1.417.292 1.546.597
Jumlah objek wisata 3 3Jumlah hotel berbintang 7 7
4.2. Kontribusi sektor pariwisata (Hotel) terhadapPDRB (%) 0,24 0,24
Kontribusi sektor pariwisata (Restoran) terhadapPDRB (%) 5,33 5,33
Kontribusi sektor pariwisata (Jasa hiburan danrekreasi) terhadap PDRB (%) 0,06 0,06
5. Kelautan dan Perikanan5.1. Produksi perikanan (ton) 37.118 42.0205.2. Konsumsi ikan (Kg/kapita/tahun) 19,40 20,99
Jumlah kelompok pengolah ikan 40 50Jumlah sarana dan prasarana perikanan 1 0Jumlah pembudidaya tersertifikasi (unit) 10 13Jumlah pasar ikan 0 0
6. Perdagangan
6.1. Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB(%) 22,27 23,19
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -22
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)6.2. Ekspor Bersih Perdagangan 465.021.277,02 499.897.872,80
6.3. Cakupan bina kelompok pedagang/usahainformal (jumlah pelaku usaha) 880 1.161
Jumlah sarana dan prasarana perdagangan 9 9Jumlah sarana dan prasarana promosi produkunggulan 0 0
Jumlah kelompok pedagang asongan dan kakilima yang dibina 0 9
7. Perindustrian7.1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB (%) 42,79 66,667.2. Pertumbuhan Industri besar (%) 36,76 35,56
Pertumbuhan Industri menengah (%) 26,96 28,89Pertumbuhan Industri kecil (%) 36,27 35,56Jumlah industri besar 75 80Jumlah industri menengah 55 65Jumlah industri kecil 74 80Jumlah industri 204 225
7.3. Cakupan bina kelompok pengrajin (Industri KecilMenengah) (%) 9,31 35,56
Jumlah industri pakan ternak 0 08. Ketransmigrasian8.1. Transmigran swakarsa (KK) - -ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, PerangkatDaerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 537.784 598.9251.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita 250.684 282.252Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur1. Perhubungan1.1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 1,21 1,19
1.2. Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutanumum 5.518.106 5.985.114
1.3. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun 6.985.412 5.872.642
2. Penataan Ruang2.1. Ketaatan terhadap RTRW (%) 100 1002.2. Luas wilayah produktif (Ha) - -2.3. Luas wilayah industri (Ha) 1.202 1.3422.4. Luas wilayah perkotaan 1.381 1.707
3.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, PerangkatDaerah, Kepegawaian dan Persandian
3.1. Jenis, kelas, dan jumlah restoran 57 453.2. Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel 48 454. Lingkungan Hidup
4.1. Persentase Rumah Tangga (RT) yangmenggunakan air bersih 35,00 35,50
Fokus Iklim Berinvestasi
1.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, PerangkatDaerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Angka kriminalitas (Kejadian) 75 801.2. Jumlah demo 27 50
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -23
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Tahun2013 2014
(1) (2) (3) (4)1.3. Lama proses perijinan (Hari Kerja) 6 - 40 6 - 301.4. Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 27 -
Sertifikat hak pakai atas tanah Pemda KabupatenBandung Barat 15 15
1.5. Jumlah perda yang mendukung iklim usaha - -
1.6. Persentase desa berstatus swakarya terhadap totaldesa (%) 5,00 20
Fokus Sumber Daya Manusia1. Ketenagakerjaan1.1. Rasio ketergantungan 51,74 49,92Indeks Pembangunan ManusiaA. Indeks Pendidikan 85,71 86,45A.1 Angka Melek Huruf /AMH (%) 98,48 98,55A.2 Rata-rata Lama Sekolah/RLS (Thn) 9,02 9,33B. Indeks Kesehatan 73,84 74,15B.1 Angka Harapan Hidup/AHH (Thn) 69,30 69,49C. Indeks Daya Beli 64,35 64,66C.1 Daya Beli 638,46 646,48
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 74,63 75,09Sumber: BPS dan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2008-2014 telah
membuahkan hasil yang diharapkan, tetapi untuk pembangunan ke depan masih
terdapat persoalan dan tantangan dari berbagai aspek yang dihadapi. Permasalahan
pembangunan merupakan suatu kondisi yang masih perlu ditingkatkan atau
dikembangkan karena hasilnya belum optimal. Pada bagian atau tahapan
perumusan Isu-isu strategis, permasalahan-permasalahan pembangunan prioritas
saja yang menjadi agenda utama rencana pembangunan daerah dalam lima tahun ke
depan.
2.3.1 Bidang Pendidikan
Permasalahan utama adalah: 1. Pengembangan kurikulum di tingkat
sekolah cenderung stagnan dan kurang inovasi; 2. Penyelenggaraan pendidikan
yang berkualitas dan terjangkau masyarakat belum terwujud sepenuhnya;
3.Keterkaitan sistem pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal
dengan ketenagakerjaan yang berimplikasi kepada peningkatan animo masyarakat
untuk belajar masih kurang; 4. Pendidikan berbasis teknologi informasi dan
pendidikan berbasis kearifan lokal yang berwawasan global masih kurang; 5.
Lingkungan yang kondusif dan infrastruktur pendidikan yang berkualitas bagi
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -24
proses pendidikan, penelitian, dan pengembangan wawasan keilmuan belum
tercipta; 6. Belum meratanya akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang
mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan landasan moralitas serta kepribadian
mulia, yang memberikan bekal untuk siap bekerja sesuai kebutuhan pembangunan
wilayah atau pasar kerja, sistem yang berorientasi pembentukan wirausaha yang
diperlukan untuk mengolah potensi keunggulan sumberdaya wilayah, maupun
sistem pendidikan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi serta
memperluas wawasan ilmu pengetahuan; 7. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan
merintis wajib belajar 12 tahun, belum sesuai harapan; 8. Satuan pendidikan berbasis
keunggulan lokal sekolah hijau dan sekolah sehat belum dikembangkan dengan
baik; 9. Pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk
meningkatkan daya saing pendidikan Bandung Barat masih perlu ditingkatkan
mutunya; 10. Fasilitas/sarana penunjang pendidikan termasuk pengembangan
perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya baca belum
memadai; 11. Pemerataan guru untuk semua jenjang belum tertata; 12. Kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan belum sesuai harapan; 13. Pendidikan karakter
belum diimplementasikan sesuai harapan; 14. Satuan pendidikan berbasis
keunggulan lokal belum dikembangkan dengan baik; 15. Pendidikan di semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan untuk meningkatkan daya saing pendidikan
Kabupaten Bandung Barat masih perlu ditingkatkan mutunya.
2.3.2 Bidang Kesehatan
Permasalahan utama adalah: 1. Aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas bagi masyarakat masih terbatas; 2. Pelayanan kesehatan ibu dan
anak yang sesuai standar masih terbatas; 3. Permasalahan gizi masyarakat yang
belum teratasi secara menyeluruh; 4. Masih adanya ancaman penyakit menular dan
tidak menular serta buruknya kondisi kesehatan lingkungan; 5. Belum terpenuhinya
jumlah, jenis, kualitas dan penyebaran sumber daya manusia kesehatan; 6.
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat belum optimal; 7. Ketersediaan dan
kualitas sarana dan prasarana kesehatan yang kurang memadai; 8. Dukungan
regulasi daerah di bidang kesehatan belum optimal; 9. Permasalahan dalam
koordinasi lintas sektor dan keterlibatan stakeholder kesehatan; 10. Masih
terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan; 11. Belum
terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap jaminan kesehatan.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -25
2.3.3 Bidang Lingkungan Hidup
Permasalahan utama adalah: 1. Perkembangan perkotaan Bandung Barat ke
arah utara yang terus meningkat dan sulit untuk dikendalikan menyebabkan
resapan air hujan menjadi air tanah akan menurun; 2. Kawasan karst di Citatah dan
Gua Pawon merupakan kawasan lindung geologi, sehingga kegiatan penambangan
dan pembangunan yang terus meningkat tanpa adanya pengendalian dipastikan
akan mempercepat kerusakan ekosistem kawasan tersebut; 3. Pencemaran air tanah
meningkat yang menyebabkan air tanah ke depan tidak layak untuk dikonsumsi; 4.
Penurunan kualitas (degradasi) sumberdaya hutan dan lahan, serta sumberdaya air
semakin meningkat yang ditandai dengan semakin bertambahnya luas lahan kritis
dan nilai kekritisan lahan; 5. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
dan pemberdayaan masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan sampah secara
mandiri; 6. Peningkatan sumber emisi gas rumah kaca, emisi gas buang sumber
bergerak dan tidak bergerak, 6. Peningkatan limbah cair, padat, dan B3.
2.3.4 Bidang Pekerjaan Umum
Permasalahan utama adalah: 1. Kondisi jalan dan jembatan termasuk PJU
untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa sebagian belum mantap dan masih
kurang memadai; 2. Kondisi infrastruktur irigasi dan sumber daya air yang belum
memadai.
2.3.5 Bidang Penataan Ruang
Permasalahan utama adalah: 1. Pertambahan perumahan dan permukiman
memerlukan pengembangan prasarana dan sarana dasar yang terpadu; 2. Belum
optimalnya pengembangan sistem perumahan dan permukiman layak, dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur bagi masyarakat baik di perkotaan
maupun di perdesaan; 3. Belum optimalnya peningkatan penyediaan infrastruktur
air minum, air limbah, dan persampahan; 4. Masih minimnya pengembangan
kawasan pusat pertumbuhan; 5. Belum tertatanya dengan baik bangunan dan
lingkungan pada Kawasan Bandung Utara; 6. Masih kurang optimalnya sistem
drainase di lingkungan permukiman dan perkotaan; 7. Belum optimalnya layanan
jasa konstruksi.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -26
2.3.6 Bidang Perencanaan Pembangunan
Permasalahan utama adalah: 1. Kurangnya sinergitas perencanaan
pembangunan pusat, daerah dan SKPD; 2. Kurangnya ketersediaan data secara
terpadu untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah; 3. Rendahnya
kualitas dan kuantitas sumber daya perencanaan pembangunan; 4. Kurangnya
partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah.
2.3.7 Bidang Perumahan
Permasalahan utama adalah: 1. Rendahnya kualitas hunian untuk rakyat
miskin dan buruh serta tingginya backlog (tidak seimbangnya kebutuhan dan
penyediaan).
2.3.8 Bidang Kepemudaan dan Olahraga
Permasalahan utama adalah: 1. Terbatasnya ketersediaan sarana olahraga
baik berskala nasional maupun internasional; 2. Terbatasnya sarana dan prasana
untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan
mandiri.
2.3.9 Bidang Penanaman Modal
Permasalahan utama adalah: 1. Biaya ekonomi tinggi, kepastian hukum dan
jaminan keamanan berusaha; 2. Kualitas infrastruktur pendukung investasi masih
belum memadai dan belum merata; 3. Konflik dalam hubungan industrial; 4.
Pemberian insentif dan kemudahan investasi belum efektif menarik investasi, 5.
Belum optimalnya kualitas kelembagaan dan pelayanan investasi; 6. Daya dukung
peluang-peluang investasi unggulan, terutama kesiapan lahan, belum siap;
7. Optimalisasi dan inovasi promosi belum maksimal; 8. Peningkatan daya saing
investasi melalui dukungan infrastruktur pendukung masih kurang; 9. Tingginya
ketimpangan investasi antar wilayah.
2.3.10 Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Permasalahan utama adalah: 1. Jumlah koperasi aktif masih sedikit; 2.
Manajemen usaha koperasi dan UMKM belum optimal; 3. Kualitas kelembagaan
koperasi dan UMKM masih kurang; 4. Kualitas SDM koperasi dan UMKM, jaringan
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -27
pemasaran, teknologi tepat guna yang masih terbatas; 5. Akses pemodalan bagi
koperasi dan UMKM masih rendah.
2.3.11 Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan utama adalah: 1. Pelayanan dan kualitas data kependudukan
dan pencatatan sipil belum optimal; 2. Data dan informasi kependudukan dan
pencatatan sipil belum akurat.
2.3.12 Bidang Ketenagakerjaan
Permasalahan utama adalah: 1. Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga
kerja melalui pendidikan dan keterampilan belum maksimal; 2. Pendidikan dan
keterampilan yang ada saat ini belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; 3.
Belum optimalnya pengembangan semangat kewirausahaan bagi penduduk usia
kerja agar mampu bekerja secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru.
2.3.13 Bidang Ketahanan Pangan
Permasalahan utama adalah: 1. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan di tingkat perseorangan/individu masih
kurang; 2. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan
masyarakat; 3. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui
pengembangan pangan lokal masih kurang; 4. Masih adanya wilayah rawan
pangan.
2.3.14 Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Permasalahan utama adalah: 1. Pengaruh-pengaruh negatif dari globalisasi
bagi anak dan remaja; 2. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan
terutama dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik belum optimal; 3.
Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar perempuan dalam
kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik belum memadai; 4.
Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan perundang-undangan,
kelembagaan, dan kebijakan anggaran masih kurang; 5. Masih terjadinya trafficking
(perdagangan) perempuan dan anak, dan tindak kekerasan terhadap perempuan
dan anak; dan Masih rendahnya kualitas hidup dan tingkat kesehatan perempuan
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -28
dan anak; dan 7. Rendahnya pemahaman dan kesadaran perempuan dan
masyarakat tentang kesetaraan dan keadilan gender.
2.3.15 Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Permasalahan utama adalah: 1.Penguatan komitmen dan sinergitas Program
KB belum optimal; 2.Kapasitas SDM pengelola program KB belum merata;
3.Sarana/media pendukung program KB belum memadai; 4.Pelaksanaan Advokasi
dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) belum optimal; 5. Penggunaan
kontrasepsi metode jangka panjang masih rendah, 6. Partisipasi keikutsertaan pria
dalam program KB masih rendah; 7. Rata-rata usia kawin pertama wanita masih
rendah; 8.Partisipasi keluarga dalam kegiatan peningkatan ketahanan kesejahteraan
keluarga masih rendah; 9. Jumlah keluarga Pra KS dan KS I masih cukup tinggi; 10.
Kualitas data keluarga belum maksimal; 11. Akseptor KB Pra KS dan KS I masih
rendah; 12. Belum tersentuhnya pengelolaan program KB di perusahaan; 13.
Kepedulian institusi masyarakat masih perlu ditingkatkan; 14. Perbandingan jumlah
PIK-R belum seimbang dengan jumlah remaja; 15. Masih rendahnya keluarga Pra-
KS dan KS 1 yang mendapatkan bantuan melalui UPPKS.
2.3.16 Bidang Perhubungan
Permasalahan utama adalah: 1. Peningkatan kompetensi SDM Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika; 2. Peningkatan sarana dan prasarana LLAJ, ASDP,
Kominfo; 3. Pembangunan gedung Unit PKB dan fasilitas pendukungnya; 4.
Penyediaan lahan dan pembangunan terminal type B; 5. Peningkatan keselamatan,
keamanan dan kelancaran lalu lintas; 6. Managemen dan rekayasa lalu lintas
kawasan Padalarang dan penataan Kawasan Tertib Lalu Lintas ( KTL ) Lembang; 7.
Pembangunan simpul transportasi dalam rangka mendukung Bandung Metro Area;
8. Peningkatan teknologi informasi transportasi darat, Penyediaan fasilitas dermaga
ASDP; 9. Penyediaan fasilitas keselamatan LLAJ dan ASDP; 10. Peningkatan
koordinasi antar stakeholder melalui pembentukan forum LLAJ dan ASDP; 11.
Peningkatan sosialisasi keselamatan lalu lintas, Penyusunan rencana induk
transportasi darat (LLAJ dan ASDP); 12. Penyediaan angkutan rintisan untuk
wilayah yang belum terlayani angkutan, pengawasan dan pengendalian LLAJ dan
ASDP.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -29
2.3.17 Bidang Komunikasi dan Informatika
Permasalahan utama adalah: 1. Minimnya infrastruktur dan sumberdaya di
bidang layanan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK); 2. Belum optimalnya
layanan unggulan; 3. Belum adanya standar pelayanan minimal terkait dengan
ketersediaan informasi; 4. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil riset/penelitian
sebagai dasar perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan
daerah belum berjalan baik; 5. Fasilitasi, sarana dan prasarana fisik dan non fisik
bagi pengembangan riset/penelitian baik ilmu dasar maupun terapan sesuai dengan
perkembangan teknologi global guna mendukung peningkatan produktivitas,
efisiensi dan daya saing daerah masih belum optimal; 6. Akses dan link kerjasama
pengembangan penelitian yang berkelanjutan antar stakeholders masih kurang; 7.
Pemanfaatan Iptek dan TI di masyarakat masih kurang.
2.3.18 Bidang Pertanahan
Permasalahan utama adalah: 1. banyaknya tanah belum bersertifikat; 2.
penyelesaian tanah negara yang dikuasai oleh masyarakat dan pihak lain.
2.3.19 Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Permasalahan utama adalah: 1. Pendidikan politik masyarakat masih
rendah; 2. Pembinaan nilai nilai kebangsaan cenderung menurun; 3. Rendahnya
kesadaran masyarakat akan arti pentingya ketahanan bangsa; 4. Pengurangan resiko
bencana; 5. Tanggap darurat bencana; 6. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana; dan 7. Penyediaan sistem informasi data bencana.
2.3.20 Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Permasalahan utama adalah: 1. Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja
antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan pemerintah daerah dalam
mengatasi permasalahan daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan
belum optimal; 2. Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah
berbasis elektronik dan internet (electronic Government, e-Gov) belum optimal; 3.
Belum optimalnya implementasi Good Governance; 4. Akses layanan dan
perlindungan hukum bagi semua masyarakat belum merata; 5. Kapasitas dan
kapabilitas pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum di daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -30
masih kurang; 6. Pemahaman kesadaran dan budaya hukum belum optimal; 7.
Penegakan Perda belum optimal; 8. Kerjasama pada seluruh bidang pembangunan
untuk mendukung perekonomian rakyat belum maksimal; 9. Kerjasama dengan
pihak luar negeri dengan implementasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
masih kurang; 10. Kualitas dan kuantitas jejaringan kerjasama dengan daerah lain,
swasta baik di dalam negeri maupun di luar negeri belum optimal; 11. Peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD); 12. Laporan kinerja pemerintah daerah; 13.
Mendorong terwujudnya akuntabilitas kinerja pemerintah; 14. Meningkatkan
kualitas tata kelola pengawasan; 15. Mewujudkan tertib administrasi dalam
penyelenggaraan pemerintah; 16. Meningkatnya kualitas perencanaan dan
pengawasan dalam pelayanan publik; 17. K3 (Ketertiban, ketentraman dan
keindahan) belum optimal; 18. Terbatasnya jumlah Personil Linmas; 19.
Penyalahgunaan narkoba dan penyebaran praktek prostitusi; 20. Memberdayakan
sumber daya aparatur yang handal dalam meningkatkan pelayanan masyarakat dan
media massa sebagai sarana informasi dari/dan kepada DPRD Kab. Bandung Barat;
21. Meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan pada alat kelengkapan DPRD; 22.
Pelaksanaan rapat dan risalah terhadap DPRD; 23. Optimalisasi pelatihan dan
bimbingan teknis serta kajian terhadap peraturan perundang-undangan pada
pimpinan dan anggota DPRD; 24. Reformasi birokrasi; 25. Peningkatan kinerja
pemerintah melalui percepatan penyerapan anggaran; 26. Transparansi informasi
publik; 27. Pemerataan kondisi masyarakat yang harmonis, religius, sehat dan
cerdas; 28. Peningkatan dan pemerataan pembangunan; 29. Peningkatan peran serta
dan keterlibatan pihak ke III/swasta dalam pembangunan; 30. Peningkatan peran
serta ulama dan umaroh dalam pembangunan; 31. Pengembangan ekonomi kreatif
masyarakat; 32. Peningkatan investasi melalui pemanfaatan potensi dan peluang
pasar local; 33. Peningkatan kapasitas dan kontribusi BUMD; 34. Peningkatan
kerjasama daerah; 35. Peningkatan pengelolaan SDA berbasis kelestarian LH; 36.
Infrastruktur dan pengembangan wilayah; 37. Optimalisasi pembinaan olah
raga,seni,dan rohani serta bantuan hukum bagi anggota KORPRI dan keluarganya;
38. Kurangnya sumber daya aparatur; 39. Peningkatan kinerja PNS; 40. Pelayanan
yang belum optimal.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -31
2.3.21 Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Permasalahan utama adalah: 1. minimnya sarana dan prasarana di
pedesaan; 2. belum optimalnya fungsi kelembagaan dan kualitas aparatur Desa; 3.
rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses kesempatan berusaha.
2.3.22 Bidang Sosial
Permasalahan utama adalah: 1. Jangkauan, mutu dan akses pelayanan sosial
dasar masih kurang; 2. Sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum
berkembang maksimal; 3. Kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
memberdayakan kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial masyarakat
belum efektif; 4. Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
masih belum optimal; 5. Daya dukung Sarana dan Prasarana tempat peribadatan
dan pusat-pusat pendidikan, pelatihan dan pengembangan keagamaan belum
memadai; 6. Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang merupakan potensi untuk
pengembangan bidang keagamaan masih kurang.
2.3.23 Bidang Kebudayaan
Permasalahan utama adalah: 1. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai
luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat
dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi serta
kearifan budaya lokal sebagai basis ketahanan budaya untuk menjaga keberlanjutan
dinamika dan perkembangan zaman sekaligus untuk menyaring masuknya budaya-
budaya asing yang kurang sesuai dengan tatanan, tuntunan dan tontonan budaya
local; 2. Peninggalan warisan budaya fisik (tangible) saat ini sudah terancam
keberadaannya; 3. Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat
berharga dalam membangun jati diri dan mewarnai segenap sektor kehidupan serta
menjadi daya tarik yang khas untuk mengundang kunjungan dan perhatian dari
luar daerah dan dunia internasional; 4. Belum optimalnya pengembangan
keragaman seni dan budaya serta pemberdayaan lembaga budaya untuk
kepentingan diplomasi budaya sehingga meningkatkan citra diri, harkat dan
martabat bangsa dalam pergaulan dunia; 5. Masih lemahnya perlindungan hukum
bagi semua aset kebudayaan baik yang fisik maupun non fisik dalam bentuk Hak
atas Kekayaan Intelektual bangsa; 6. Kebudayaan lokal belum menjadi way of life
bagi masyarakat, sehingga perlu peningkatan apresiasi masyarakat terhadap seni,
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -32
budaya, kesejarahan; 7. Belum optimalnya upaya penggalian, reaktualisasi dan
revitalisasi nilai-nilai budaya yang menjadi spirit dari kearifan lokal Bandung Barat;
8. Sarana dan prasarana serta manajemen kesenian yang belum memadai.
2.3.24 Bidang Statistik
Permasalahan utama adalah: 1. masih rendahnya akses masyarakat terhadap
data statistik; 2. Sumber Referensi data pembangunan yang berbeda-beda.
2.3.25 Bidang Kearsipan
Permasalahan utama adalah: 1. Belum optimalnya pengelolaan arsip sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintah; 2. Belum memiliki sarana dan
prasarana tempat penyimpanan arsip (depo arsip).
2.3.26 Bidang Perpustakaan
Permasalahan utama adalah: 1. Kurangnya minat baca dan kunjungan
penduduk Kabupaten Bandung Barat ke Perpustakaan daerah; 2. Belum
memadainya sarana dan prasarana kepustakaan.
2.3.27 Bidang Perikanan dan Peternakan
Permasalahan utama adalah: 1. Keterbatasan tenaga penyuluh; 2. Kualitas
sumberdaya manusia masih rendah; 3. Kurangnya kapasitas kelembagaan produksi
dan pemasaran; 4. Kurangnya sarana dan prasarana peternakan; 5. Pencegahan dan
pengendalian penyakit ternak belum optimal; 6. Produksi dan produktivitas
peternakan belum optimal.
2.3.28 Bidang Pertanian
Permasalahan utama adalah: 1. Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu hasil pertanian; 2. Ketersediaan dan kondisi infrastruktur, sarana prasarana,
lahan dan air pertanian; 3. Peningkatan tingkat kesejahteraan dan pendapatan
petani; 4. Ketahanan pangan dan mempertahankan swasembada beras
berkelanjutan; 5. Kualitas sumber daya manusia pertanian (petani dan aparatur
pertanian); 6. Meningkatkan sarana prasarana dan daya saing produk pertanian.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -33
2.3.29 Bidang Kehutanan
Permasalahan utama adalah: 1. Rehabilitasi lahan kritis; 2. Kerusakan
lingkungan dan perubahan iklim global; 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelestarian sumber daya alam; 4. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan
birokrasi pertanian dan belum padunya antar sektor dalam menunjang
pembangunan pertanian; 5. Pemanfaatan sumber daya hutan.
2.3.30 Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Permasalahan utama adalah: 1. Pemanfaatan Sumber Daya Hutan; 2.
Antisipasi terhadap ketersediaan energi melalui gerakan hemat energi belum
berjalan efektif; 3. Sumberdaya mineral dan pengelolaan pertambangan yang ramah
lingkungan belum dimanfaatkan secara maksimal.
2.3.31 Bidang Pariwisata
Permasalahan utama adalah: 1. Rendahnya lama tinggal wisatawan; 2.
Belum optimalnya pengembangan daya tarik wisata berbasis kearifan lokal; 3. Daya
saing kelembangaan usaha pariwisata belum kuat dan memadai dalam
menumbuhkan keunggulan komparatif dengan daerah sekitar; 4. Suasana kondusif
masih sering terganggu oleh munculnya isu politik, keamanan dan kesehatan, 5.
Kualitas pelayanan wisata belum standar; 6. Belum optimalnya upaya pemasaran
dan promosi pariwisata; 7. Sistem manajemen pariwisata baik pemerintah,
masyarakat dan pelaku usaha di bidang pariwisata masih lemah;8. Stagnasi
pengembangan produk pariwisata karena terbatasnya investasi di bidang
pariwisata; 9. Kurang meratanya persebaran kunjungan wisata; 10. Tingginya
ketergantungan pada destinasi di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
2.3.32 Bidang Industri
Permasalahan utama adalah: 1. Daya saing produk IKM belum kuat; 2.
Penggunaan bahan baku lokal belum optimal dan tergantung bahan baku/penolong
impor; 3. Sistem pengembangan industri/usaha mikro, kecil dan menengah belum
komprehensif dan berkelanjutan; 4. Belum optimalnya peningkatan kualitas produk
melalui standarisasi dan sertifikasi produk serta perlindungan hak atas kekayaan
intelektual (HAKI); 5.Kemampuan teknologi IKM masih kurang.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014II -34
2.3.33 Bidang Perdagangan
Permasalahan utama adalah: 1. Akses pasar tradisional masih rendah; 2.
Jaringan pemasaran dan pemberian fasilitas permodalan masih kurang mendukung;
3. Kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan perlindungan
konsumen masih kurang; 4. Terbatasnya pelaku usaha yang berorientasi ekspor; 5.
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan produk dalam negeri; 6.
Belum optimalnya pengamanan dan penguatan pasar tradisional.
2.3.34 Bidang Ketransmigrasian
Permasalahan utama adalah: 1. Lemahnya perbaikan perekonomian daerah untuk
mendorong perluasan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; 2. Kemampuan
dan keahlian berusaha untuk calon transmigran yang belum optimal.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Berdasarkan analisis terhadap indikator makro ekonomi Kabupaten
Bandung Barat, maka arah pembangunan perekonomian dapat diprioritaskan
pada beberapa sektor yang dominan memberikan kontribusi terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Nilai Tambah Bruto yang
dihitung atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku yaitu sektor
industri, sektor perdagangan/hotel/restoran, serta sektor pertanian.
Pada tahun 2013 kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam
penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bandung Barat. Total nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku yang tercipta dari kelompok sektor ini
mencapai Rp. 12.475,27 milyar atau meningkat 12,94 persen dibandingkan
tahun sebelumnya. Kemudian diikuti oleh kelompok sektor tersier dan
primer yang masing-masing menghasilkan nilai tambah Rp 9.257,18 milyar
dan Rp 3.044,99 milyar atau masing-masing mengalami peningkatan 15,54
dan 14,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya (tabel 3.1).
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 kinerja
seluruh kelompok sektor menunjukkan peningkatan kinerja diatas 5 persen,
laju pertumbuhan sektor sekunder tahun 2013 yaitu sebesar 5,30 persen,
dari sebesar Rp. 4.799,28 milyar menjadi Rp. 5.053,85 milyar. Pada kelompok
sektor primer mengalami percepatan kinerja sebesar 5,00 persen, yaitu dari
Rp. 1.053,53 milyar ditahun 2012 menjadi Rp. 1.106,18 milyar pada tahun
2013 (tabel 4.3) Peningkatan kinerja yang cukup baik terjadi pada kelompok
sektor tersier yang merupakan sektor-sektor pendukung dari seluruh
kegiatan ekonomi, dimana terjadi peningkatan sebesar 7,20 persen, dari
Rp.3.163,44 milyar menjadi Rp. 3.391,34 milyar.
Pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
atau sektoral terlihat pada tabel 3.1. Sektor industri yang merupakan leading
perekonomian di Kabupaten Bandung Barat mampu membentuk nilai
tambah bruto sebesar 10.172,78 milyar rupiah. Keberadaan perusahaan
industri besar dan sedang tersebar pada beberapa kecamatan di Kabupaten
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -2
Bandung Barat, dimana Kecamatan Padalarang dan Kecamatan Batujajar
merupakan wilayah yang memberikan kontribusi terbesar dalam
pembentukan nilai tambah sektor industri di Kabupaten Bandung Barat.
Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Barat
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011–2013 (milyar rupiah)
Lapangan Usaha 2011 * 2012** 2013**
[1] [2] [3] [4]
I. Primer 2.384,09 2.663,52 3.044,99
1. Pertanian 2.306,31 2.579,03 2.954,77
2. Pertambangan danPenggalian 77,79 84,49 90,22
A. II. Sekunder 9.904,09 11.045,92 12.475,27
3. Industri 8.156,08 9.070,55 10.172,78
4. Listrik, Gas dan Air 1.235,95 1.362,52 1.584,92
5. Bangunan 512,06 612,84 717,57
B. III. Tersier 7.066,73 8.011,80 9.257,18
6. Perdagangan/Hotel/Restoran 3.956,80 4.608,65 5.367,74
7. Pengangkutan/telekomunikasi 1.262,80 1.331,88 1.540,02
8. Keuangan/Persewaan/jasa Perusahaan 533,57 595,49 676,66
9. Jasa-jasa 1.313,57 1.475,78 1.672,76
PDRB 19.354,91 21.721,24 24.777,44
Catatan *) = Angka Perbaikan**) = Angka Sementara
Pada posisi kedua, sektor perdagangan/hotel/restoran mampu
membentuk nilai tambah bruto sebesar 5.367,74 milyar rupiah.
Perkembangan sarana perdagangan terlihat cukup signifikan pada periode
tahun terakhir. Keberadaan pusat perbelanjaan dan beberapa supermarket
menjadi determinasi kinerja sektor ini. Namun pasar tradisional permanen
diharapkan tetap mampu menjadi basis perdagangan tradisional, dengan
penataan dan pengelolaan yang rapi.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -3
Tabel 3.2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Barat
Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2011 – 2013 (Milyar Rupiah)
Lapangan Usaha 2011 * 2012** 2013**
[1] [2] [3] [4]
I. Primer 1.005,44 1.053,53 1.106,18
1. Pertanian 960,58 1.007,27 1.059,29
2. Pertambangan danPenggalian 44,86 46,26 46,89
II. Sekunder 4.552,20 4.799,28 5.053,85
3. Industri Pengolahan 3.728,28 3.908,72 4.097,61
4. Listrik, Gas dan Air 615,21 658,38 703,34
5. Bangunan 208,71 232,19 252,90
III. Tersier 2.944,90 3.163,44 3.391,34
6. Perdagangan/Hotel/Restoran 1.703,62 1.859,29 2.015,07
7. Pengangkutan/Telekomunikasi 469,31 491,06 514,52
8. Keuangan/Persewaan/jasaPerusahaan 246,16 260,75 278,44
9. Jasa-jasa 525,81 552,34 583,31
PDRB 8.502,53 9.016,25 9.551,37
Catatan *) = Angka Perbaikan**) = Angka Sementara
Sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor yang sangat
potensial dalam mendukung perekonomian Kabupaten Bandung Barat
berada pada urutan ketiga dengan pembentukan nilai tambah sebesar
2.954,77 milyar rupiah. Pendukung utama pada sektor ini adalah sub sektor
tanaman bahan makanan yang terdiri dari tanaman pangan, tanaman sayuran
dan buah-buahan. Selain itu sub sektor peternakan juga memiliki andil yang
cukup signifikan dan mempunyai prospek ekonomi yang cukup tinggi untuk
terus dikembangkan.
Atas dasar harga konstan (2000), sektor industri mampu membentuk
nilai tambah bruto sebesar 4.097,61 milyar rupiah dan sektor PHR sebesar
1.859,29 milyar rupiah. Sedangkan nilai tambah sektor pertanian sebesar
1.007,27 milyar rupiah.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -4
Berdasarkan pencapaian dan permasalahan yang ada, beberapa pokok
kebijakan terkait dengan proses dan pencapaian pembangunan di Kabupaten
Bandung Barat yaitu :
1. Pemerataan pembangunan ekonomi sehingga dapat lebih dirasakan oleh
seluruh masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat.
2. Peningkatan akses jalan, infrastuktur maupun armadanya baik kuantitas
maupun kualitasnya, sehingga proses dan alur kegiatan ekonomi dapat
berkembang secara optimal terutama di wilayah Bandung Barat bagian
selatan.
3. Pengembangan potensi alam secara lebih baik dan berdayaguna. Melalui
pemanfaatan sumber daya manusia yang ada dan informasi serta
teknologi.
4. Pengembangan sumber daya alam berupa wisata alam potensial sehingga
menjadi sumber dan ruang dalam mendongkrak kegiatan ekonomi
masyarakat di wilayah sekitar.
5. Pembukaan akses masyarakat yang seluas-luasnya terhadap kegiatan
ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja disemua sektor melalui
kerjasama dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
6. Pengembangan jiwa enterpeuneur dan peningkatan pemberdayaan
masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
7. Peningkatan daya saing produk industri lokal yang telah ada, dengan
meningkatkan mutu maupun kemasan yang lebih menarik.
8. Peningkatan iklim investasi yang kondusif, sehingga merangsang
investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Bandung Barat
serta peningkatan kemudahan akses informasi permodalan terutama
untuk produk yang pro usaha, mikro kecil dan menengah (UMKM).
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kinerja perekonomian Kabupaten Bandung Barat tahun 2013 secara riil
ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi (LPE) atas dasar harga konstan
tahun 2000, yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,93 persen. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka terjadi perlambatan sebesar
0,11 poin dimana tahun 2012 mencapai 6,04 persen.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -5
Gambar 3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Baratdan Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2013 (Persen)
Catatan *) = Angka Perbaikan**) = Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Bandung Barat tahun 2013
tidak secepat pertumbuhan perekonomian Provinsi Jawa Barat. Sebagai
kabupaten yang masih berusia belia, Kabupaten Bandung Barat masih harus
bekerja keras dalam melakukan akselerasi pembangunan wilayahnya.
Namun secara umum LPE sudah menunjukkan kinerja yang cukup baik.
Pertumbuhan ekonomi ini digerakkan oleh pertumbuhan yang positif
pada semua kelompok sektor. Kelompok sektor primer mengalami
pertumbuhan sebesar 5,00 persen, sekunder sebesar 5,30 persen dan tersier
7,20 persen. Kelompok sektor primer merupakan kelompok sektor yang
memiliki pertumbuhan terkecil pada tahun ini. Namun dibandingkan tahun
sebelumnya sub sektor ini mengalami kecepatan, hal ini di sebabkan oleh
percepatan sektor pertanian yang memiliki kontribusi terbesar dalam
pembentukan nilai tambah kelompok tersebut.
Tabel 3.3. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bandung Barat
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 – 2013 (Persen)Lapangan Usaha 2011 2012* 2013**
[1] [2] [3] [4]I . Primer 2,39 4,78 5,00
1. Pertanian 2,14 4,86 5,16
2. Pertambangan dan Penggalian 8,12 3,12 1,36
II. Sekunder 5,99 5,43 5,30
3. Industri 5,68 4,84 4,834. Listrik, Gas dan Air 6,04 7,02 6,83
4.29
6.09 6.48 6.21
4.645.47
5.75 6.04 5.93
33.5
44.5
55.5
66.5
7
2009 2010 2011 2012* 2013**
Jawa Barat Bandung Barat
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -6
Lapangan Usaha 2011 2012* 2013**[1] [2] [3] [4]
5. Bangunan 11,66 11,25 8,92
III. Tersier 6,57 7,42 7,206. Perdagangan/Hotel/
Restoran 7,57 9,14 8,38
7. Pengangkutan/Telekomunikasi 4,00 4,64 4,78
8. Keuangan/Persewaan/jasaPerusahaan 6,35 5,92 6,78
9. Jasa-jasa 5,80 5,05 5,61
PDRB 5,75 6,04 5,93Catatan *) = Angka Perbaikan
**) = Angka Sementara
Tingkat pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor cukup bervariasi
Dengan variasi tersebut dapat kita bagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
Kelompok pertama; LPE dibawah 4 persen ditunjukkan oleh sektor
pertambangan/penggalian. Kelompok kedua; LPE berkisar 4 sampai 8
persen ditunjukkan oleh sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
listrik/gas dan air, sektor pengangkutan/komunikasi, sektor
keuangan/persewaan/jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Pada kelompok
ini sektor listrik/gas/air menunjukkan pertumbuhan tertinggi dengan laju
pertumbuhan sebesar 6,83 persen. Peningkatan jumlah pelanggan dan
konsumsi produk sektor ini meningkat, terutama untuk energi listrik. Sektor
industri pengolahan juga mengalami pertumbuhan yang relatif baik yaitu
mencapai 4,83 persen. Sebagai sektor yang dominan dalam pembentukan
PDRB di kabupaten Bandung Barat, pertumbuhan sektor ini menjadi
pendorong (engine growth) bagi pertumbuhan perekonomian Kabupatan
Bandung Barat.
Kelompok ketiga : LPE diatas 8 persen, ditunjukkan oleh sektor PHR
dan sektor bangunan masing-masing dengan laju pertumbuhan sebesar 8,38
persen dan 8,92 persen. Kenaikan sektor PHR didorong oleh meningkatnya
aktivitas pada sub sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh
sebesar 8,64 persen. Faktor peningkatan sarana perdagangan dan
ketersediaan fasilitas kredit konsumsi merupakan determinasi kinerja sektor
ini.
Pembangunan perumahan maupun fasilitas umum di Kabupaten
Bandung Barat secara kasat mata cukup terlihat. Kabupaten Bandung Barat
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -7
sebagai kabupaten yang relatif baru menjadi wilayah potensi sehingga
merangsang investor ataupun pengembang melakukan pembangunan
perumahan maupun fasilitas umum lainnya. Selain itu kegiatan persiapan
lahan dan pembangunan Perkantoran Pemerintahan Daerah masih terus
dilaksanakan. Kondisi ini menjadikan sektor konstruksi memperlihatkan
pertumbuhan yang cukup signifikan.
Kinerja perekonomian Kabupaten Bandung Barat secara umum cukup
menunjukkan perkembangan yang relatif baik, meski masih banyak potensi
ekonomi yang belum dikembangkan secara optimal. Arah dan gerak
pembangunan daerah harus tetap fokus dan terarah, pembangunan tidak
hanya semata-mata mengejar laju pertumbuhan ekonomi saja, namun aspek
pemerataan menjadi salah satu target pembangunan yang penting.
Diakui bahwa pembangunan belum sepenuhnya bergerak seirama di
setiap wilayah Bandung Barat. Beberapa kecamatan yang dekat dengan
ibukota kabupaten seperti Kecamatan Lembang, Kecamatan Padalarang,
Kecamatan Batujajar memperlihatkan gerakan ekonomi yang cukup
signifikan. Namun untuk kecamatan di Wilayah Selatan Bandung Barat masih
perlu kerja keras untuk mendorong pergerakan perekonomiannya. Muara
dari pembangunan tersebut tentunya adalah kesejahteraan seluruh
masyarakat di Kabupaten Bandung Barat.
PDRB Per Kapita
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya
nilai tambah domestik bruto per penduduk secara nominal. PDRB per kapita
atas dasar berlaku selama kurun waktu 2009-2012 menunjukkan peningkatan
yang cukup berarti. PDRB per kapita/tahun atas dasar berlaku Kabupaten
Bandung Barat tahun 2009 sebesar Rp. 10.670.613. Pada tahun 2010 dan 2011
meningkat menjadi Rp. 11.616.126,- dan Rp. 12.547.927,- dan pada tahun ini
mencapai 13.810.500,- rupiah.
Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan perkapita atau
Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di
suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan
dapat dikatakan bertambah baik. Oleh karena pendapatan faktor produksi
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -8
dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) serta transfer masuk
(transfer in) yang merupakan komponen penghitungan pendapatan regional,
belum dapat dihitung maka dalam penghitungan pendapatan per kapita
menggunakan PDRB perkapita. Angka ini diperoleh dengan cara membagi
PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Gambar 3.2 PDRB Per Kapita Per Tahun Kabupaten Bandung BaratTahun 2011-2013 (Rupiah)
Catatan *) = Angka Perbaikan**) = Angka Sangat Sementara
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya
nilai tambah domestik bruto per penduduk secara nominal. PDRB per kapita
atas dasar berlaku selama kurun waktu 2011-2013 menunjukkan peningkatan
yang cukup berarti. PDRB per kapita/tahun atas dasar berlaku Kabupaten
Bandung Barat tahun 2011 sebesar 12.547.927,- rupiah, tahun 2012 sebesar
13.810.500,- rupiah dan pada tahun ini mencapai 13.810.500,- rupiah.
Pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2013
mencapai 12,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan PDRB
per kapita atas dasar berlaku tidak menggambarkan peningkatan secara riil,
tetapi lebih disebabkan adanya pengaruh kenaikan harga atau tingkat inflasi
yang terjadi di wilayah tersebut
Sedangkan PDRB perkapita atas dasar konstan 2000 yang
menggambarkan nilai tambah riil penduduk Kabupaten Bandung Barat di
tahun 2011 adalah sebesar 5.530.456,- rupiah, PDRB per kapita tahun 2012
0
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
16,000,000
2011 2012* 2013**
12,589,364 13,893,687
15,600,501
5,530,456 5,767,119 6,013,777
PDRB Per Kapita adh Berlaku PDRB Per Kapita adh Konstan
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -9
sebesar 5.767.119,- rupiah dan tahun 2013 mencapai 6.013.777,- rupiah atau
tumbuh sebesar 4,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingkat Inflasi
Perubahan harga dapat diukur dengan menggunakan perubahan
indeks harga, seperti indeks harga konsumen (IHK), indeks harga
perdagangan besar (IHPB), dan indeks harga implisit.
Secara makro, inflasi dalam konteks ini adalah menunjukkan
perubahan indeks implisit di Kabupaten Bandung Barat. Pada tahun 2013
inflasi mencapai 7,68 persen, lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2012 yang
sebesar 5,83 persen.
Tabel 3.4. Laju Inflasi PDRB Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 – 2013
URAIAN 2011 2012* 2013**
[1] [2] [3] [4]
a. PDRB atas dasar harga berlaku(Juta Rp) 19.354.913 21.721.238 24.777.449
b. PDRB atas dasar harga konstantahun 2000 (juta Rp) 8.502.535 9.016.250 9.551.364
c. Indeks Harga Implisit 227,64 240,91 259,41
d. Laju Inflasi (persen) 4,33 5,83 7,68
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014-2015
Ekonomi Kabupaten Bandung Barat tidak lepas dari pengaruh
perkembangan ekonomi eksternal, yakni regional Provinsi Jawa Barat,
Nasional maupun Global. Perekonomian Kabupaten Bandung Barat secara
langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh permasalahan-
permasalahan yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada
tatanan perkembangan
Secara global perekonomian di kawasan Asia menjadi penggerak
ekonomi dunia, terutama oleh negara China, India, Jepang dan negara-negara
industri di Asia lainnya menarik bagi penanaman modal. Pemulihan ekonomi
Asia membaik dengan laju pertumbuhan ekonomi yang positif, termasuk
Indonesia.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -10
Secara umum kondisi yang perlu diwaspadai oleh Indonesia pada
tahun 2014 dan 2015 adalah harga minyak dunia (diperkirakan terus
meningkat). Hal ini disebabkan karena krisis politik di beberapa negara
eksportir minyak di timur tengah. Nilai rupiah yang terus berfluktuasi pada
terhadap dollar amerika menunjukan ketidakstabilitan kurs mata uang dab
ekonomi Indonesia. Namun, dengan pertumbuhan ekonomi diatas 6 %,
Indonesia akan tetap menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi tinggi di kawasan Asia.
Stabilitas harga pangan dalam negeri menjadi perhatian serius
pemerintah, terutama dengan makin naiknya harga komoditas di pasar
tradisional. Pemberian jatah raskin tahun 2014 akan tetap dinaikan, seperti
pada tahun 2010 menjadi 15 kg.
Untuk regional Jawa Barat, diberlakukannya ACFTA, maka sebagai
daerah penghasil tekstil akan menghadapi kendala dengan masuknya bahan
dan produk tekstil murah dari negara China. Sehingga akan mengancam
industri tekstil, termasuk di Kabupaten Bandung Barat. Pengurangan
produksi dan tenaga kerja untuk efisiensi akan menimbulkan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
Peningkatan daya saing produk harus dilakukan melalui peningkatan
produktivitas dan efisiensi usaha, termasuk kualitas dan standarisasi yang
dapat diperbaiki. Selain itu perlu juga peningkatan pengelolaan SDM, modal,
pasar maupun teknologi untuk menghadang persaingan bebas ACFTA ini.
Ancaman ACFTA dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk industri
untuk memperluas pasarnya ke negara lain. Dengan kompetitif yang tinggi
maka para pelaku usaha,pemerintah (pusat maupun daerah), dan masyarakat
perlu bersinergi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang selama ini
terjadi. Salah satunya adalah dalam perbaikan proses birokrasi (perizinan)
dan infrastruktur penunjang ekonomi.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi bagian penting
untuk peningkatan ekonomi masyarakat, terutama di pedesaan. UMKM akan
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak akibat PHK yang terjadi pada
industri-industri manufaktur.
Seperti faktor-faktor di atas, yang mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2014 diperkirakan adalah:
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -11
1. Ketergantungan pangan terhadap produk impor; permasalahan ini akan
mengakibatkan ketersediaan produk pangan terganggu, sehingga terjadi
ketidakstabilan harga di pasaran.
2. Makin beratnya beban pemerintah dalam penyediaan subsidi komoditas
seperti energi dan pangan serta produk lainnya yang akan menuntut
peran daerah yang lebih besar dalam pengelolaan pembangunan
daerahnya.
3. Makin beratnya persaingan antar wilayah dalam upayanya menarik
Investasi. Ketimpangan daya tarik menyebabkan investasi tidak merata
penyebarannya.
Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Bandung Barat untuk Tahun 2014 diperkirakan adalah:
1. Ketersediaan infrastruktur wilayah melalui penyediaan sarana dan
prasarana yang relatif baik, akan mempengaruhi tingkat efisiensi
perekonomian dan peningkatan daya tarik bagi para investor.
2. Potensi bencana alam yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Bandung
Barat
3. Penurunan kontribusi sektor primer yang mengakibatkan terjadinya
pengangguran.
4. Keamanan yang kondusif, kondisi ini sangat mempengaruhi kelancaran
usaha dan aktivitas ekonomi.
5. Tertatanya dengan baik peraturan daerah tentang perizinan, investasi dan
pajak/retribusi daerah
Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat menentukan
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bandung Barat.
Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara proporsional melalui
penetapan prioritas pembangaunan daerah, penetapan rencana kerja dan
pendanaannya, serta penataan hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya,
sehingga terjadinya sinergitas dan kebersamaan dari semua stakeholders
pembangunan di Kabupaten Bandung Barat.
Prospek perekonomian Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2014
dan tahun 2015 diperkirakan tetap optimis, walaupun dihadapkan pada
tantangan yang semakin berat. Di sisi permintaan, sektor konsumsi rumah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -12
tangga diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bandung Barat. Pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga
ditopang oleh perbaikan daya beli yang bersumber dari kenaikan gaji dan
Upah Minimum Kabupaten (UMK), serta penyaluran kredit konsumsi oleh
perbankan.
Realisasi investasi diperkirakan semakin meningkat apabila didukung
oleh kebijakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM). RTRW Kabupaten Bandung Barat telah
melalui tahapan penyelesaian rekomendasi dari pusat. Sehingga dapat
menjadi acuan untuk pemanfatan ruang bagi investasi.
Disamping itu kecenderungan peningkatan realisasi kredit produktif
untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) akan mampu mendorong produksi
produk unggulan yang berdaya saing ekspor sebagai produk utuh maupun
sebagai bahan baku produk lainnya.
Keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan
daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Untuk itu, perlu
dilakukan terobosan-terobosan melalui pencarian sumber-sumber
pembiayaan diluar APBD baik di tingkat regional, nasional maupun
internasional melalui pembentukan tim pencarian sumber-sumber
pembiayaan alternatif yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat.
Keterlibatan dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan daerah
Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2014 semakin diperlukan. Adanya
program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti di Upper Cisokan melalui
PLN akan membantu pembangunan Kabupaten Bandung Barat.
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang Pemerintahan
Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -13
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang secara teknis
mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 jo
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 jo Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun
anggaran, yang terdiri atas Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan
Pembiayaan Daerah.
3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah senantiasa terkendala oleh persoalan
klasik rendahnya derajat desentralisasi fiskal yang berupa tingginya dominasi
transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dibanding Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun demikian, upaya
optimalisasi peningkatan pendapatan khususnya PAD dalam memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap struktur pendapatan daerah selalu
dilaksanakan.
Pengelolaan sumber-sumber pendapatan, terutama yang berasal dari
PAD idealnya dapat menjadi sumber utama dalam menunjang
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat
(public service). Sementara sumber-sumber pendapatan daerah lainnya, seperti
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah hanya
bersifat sebagai pemicu peningkatan PAD dalam menuju kemandirian daerah
Kebijakan pendapatan daerah tahun 2014 sebagai berikut:
1. Peningkatkan pelayanan publik melalui perizinan terpadu satu pintu
melalui Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.
2. Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi.
3. Peningkatan pengelolaan aset-aset daerah yang dapat menghasilkan
potensi pendapatan bagi daerah.
4. Peningkatan kesadaran dan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya membayar pajak dan retribusi daerah.
5. Menggali potensi pajak dan retribusi daerah secara optimal berdasarkan
Undang-Undang Nomor 28 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -14
6. Mengoptimalkan potensi pendapatan dari BUMD (PT.Perdana Multiguna
Sarana Bandung Barat) sebagai badan usaha yang dapat menghasilkan
profit bagi pemerintah daerah.
Selanjutnya kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana
Perimbangan sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah:
1. Meningkatkan akurasi data potensi daerah sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan.
2. Meningkatkan akuntabilitas dan pelaporan penggunaan Dana
Perimbangan, terutama Dana Alokasi Khusus.
3. Meningkatkan penyerapan penggunaan DAK sesuai peruntukannya.
4. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan
dan evaluasi dana perimbangan.
3.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah diupayakan penggunaannya untuk:
1. Belanja daerah diprioritaskan untuk urusan wajib dan urusan pilihan
yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
2. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
4. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam
rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang diikuti dengan
peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -15
6. Belanja daerah untuk rencana pembentukan institusi PPTSP (Pusat
Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Belanja untuk PPTSP ini mencakup biaya
gedung, personil, peralatan/perlengkapan, dan data informasi/network.
Penggunaan dana perimbangan digunakan untuk kebutuhan sebagai
berikut:
a. Dana Alokasi Umum (DAU) ditujukan untuk mendanai kebutuhan
belanja pegawai negeri sipil daerah dan urusan wajib dalam rangka
peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum.
b. Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan kepada daerah tertentu
untuk mendanai kebutuhan fisik, sarana dan prasarana dasar yang
menjadi urusan daerah sesuai dengan petunjuk teknis yang
ditetapkan oleh menteri teknis terkait sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c. Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk mendanai
perbaikan lingkungan pemukiman di perkotaan dan di perdesaan,
pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan
3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk
menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja
daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama
terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah
yang semakin meningkat.
Pada tahun 2014, komponen penerimaan pembiayaan terdiri dari Sisa
Lebih Pembiayaan Tahun Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) dan
pencairan dana cadangan sedangkan komponen pengeluaran pembiayaan
merupakan pembentukan dana cadangan. Selisih lebih penerimaan
pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan disebut sebagai pembiayaan
netto. Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit APBD sehingga
anggaran berimbang (balanced budget).
Secara lengkap proyeksi APBD tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.5
di bawah ini.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -16
Tabel 3.5Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014
NO URAIANPROYEKSI APBD 2014
SEBELUMPERUBAHAN
SETELAHPERUBAHAN
Bertambah /Berkurang
1. PENDAPATAN DAERAH 1,504,374,823,824.50 1,903,883,386,951.57 399,508,563,127.07
1.1 PENDAPATAN ASLIDAERAH 251,472,413,592.00 246,238,135,592.00 (5,234,278,000.00)
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 174,825,000,000.00 174,825,000,000.00 -1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 61,297,413,592.00 20,788,375,592.00 (40,509,038,000.00)
1.1.3 Hasil Pengelolaan KekayaanDaerah yang Dipisahkan 500,000,000.00 500,000,000.00 -
1.1.4 Lain-lain Pendapatan AsliDaerah yang Sah 14,850,000,000.00 50,124,760,000.00 35,274,760,000.00
1.2 DANA PERIMBANGAN 1,106,482,944,953.00 1,114,036,901,920.00 7,553,956,967.00
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/BagiHasil Bukan Pajak 64,430,680,953.00 71,984,637,920.00 7,553,956,967.00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 992,254,884,000.00 992,254,884,000.00 -1.2.3 Dana Alokasi Khusus 49,797,380,000.00 49,797,380,000.00 -
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH YANG SAH 146,419,465,279.50 543,608,349,439.57 397,188,884,160.07
1.3.1 Hibah - - -
1.3.2 Dana darurat - - -
1.3.3Bagi Hasil Pajak dari Provinsidan Pemerintah DaerahLainnya 146,419,465,279.50 167,979,038,439.57 21,559,573,160.07
1.3.4 Dana Penyesuaian danOtonomi Khusus - 270,366,511,000.00 270,366,511,000.00
1.3.5Bantuan Keuangan dariProvinsi atau PemerintahDaerah Lainnya - 105,262,800,000.00 105,262,800,000.00
1.3.6Dana Penguatan DesentralisasiFiskal dan PercepatanPembangunan Daerah 146,419,465,279.50 543,608,349,439.57 397,188,884,160.07
1.3.7Dana PercepatanPembangunan InfrastrukturPendidikan - - -
1.3.8 Dana Penguatan Infrastrukturdan Prasarana Daerah - - -
JUMLAH PENDAPATANDAERAH 1,504,374,823,824.50 1,903,883,386,951.57 399,508,563,127.07
2. BELANJA DAERAH 1,662,374,823,824.50 2,062,399,770,664.57 400,024,946,840.07
2.1 BELANJA TIDAKLANGSUNG 903,133,006,991.50 1,193,307,630,739.00 290,174,623,747.50
2.1.1 Belanja Pegawai 670,685,006,991.50 947,428,130,739.00 276,743,123,747.50
2.1.2 Belanja Bunga -
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014III -17
NO URAIANPROYEKSI APBD 2014
SEBELUMPERUBAHAN
SETELAHPERUBAHAN
Bertambah /Berkurang
2.1.3 Belanja Subsidi -
2.1.4 Belanja Hibah 86,170,000,000.00 97,403,984,000.00 11,233,984,000.00
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 13,500,000,000.00 15,647,516,000.00 2,147,516,000.00
2.1.6 Belanja Bagi Hasil KepadaPemerintahan Desa -
2.1.7
Belanja BantuanKeuangan Kepada PemerintahProvinsi/Kabupaten/Kota danPemerintah Desa
125,278,000,000.00 125,328,000,000.00 50,000,000.00
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 7,500,000,000.00 7,500,000,000.00 -
2.2 BELANJA LANGSUNG 759,241,816,833.00 869,092,139,925.57 109,850,323,092.572.2.1 Belanja Pegawai2.2.2 Belanja Barang dan Jasa2.2.3 Belanja Modal
JUMLAH BELANJADAERAH 1,662,374,823,824.50 2,062,399,770,664.57 400,024,946,840.07
SURPLUS/ (DEFISIT) (158,000,000,000.00) (158,516,383,713.00) (516,383,713.00)
3. PEMBIAYAAN DAERAH 139,810,639,740.75 167,255,494,948.00
3.1 PENERIMAANPEMBIAYAAN 158,000,000,000.00 158,516,383,713.00
3.1.1Sisa Lebih PerhitunganAnggaran tahun anggaransebelumnya (SiLPA) 158,000,000,000.00 158,516,383,713.00
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN 158,000,000,000.00 158,516,383,713.00
3.2 PENGELUARANPEMBIAYAAN - - -
3.2.1 Pembentukan dana cadangan - - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)Pemerintah Daerah - - -
JUMLAH PENGELUARANPEMBIAYAAN - - -
PEMBIAYAAN NETTO 158,000,000,000.00 158,516,383,713.00 516,383,713.00
3.3SISA LEBIH PEMBIAYAANANGGARAN TAHUNBERKENAAN (SILPA)
0.00 0.00 0.00
Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014IV -1
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Merujuk pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 11
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2013-2018, maka tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2014 mengacu
kepada Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat tahun 2008-2013
yaitu: “Mewujudkan Masyarakat Yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis
Dan Sehat Berbasis Pada Pengembangan Dan Pemberdayaan Potensi
Wilayah”.
Dalam mewujudkan visi melalui melalui pelaksanaan misi yang telah
ditetapkan tersebut di atas, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan
daerah diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan
dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang
akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan
pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam
mendukung pelaksanaan misi tersebut.
Berdasarkan rumusan Visi dan Misi yang mengacu kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2009-2014, dan
selaras dengan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018, serta mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2007-2025, maka tujuan dan sasaran pembangunan daerah untuk
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima)
tahun ke depan adalah:
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014IV -2
Tabel 4.1 Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran pada RPJMD 2013-2018
MISI TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan tatakelola pemerintahanyang baik melaluikualitas birokrasidalam melayanimasyarakat.
a) Meningkatkankapasitaspemerintahan daerah
1) Meningkatnya kualitas sumber dayaaparatur
2) Meningkatnya efektifitas dan efisiensibirokrasi
3) Meningkatnya transparansi4) Meningkatnya kemampuan pengelolaan
keuangan dan kekayaan daerah5) Meningkatnya kerjasama daerah6) Meningkatnya pelayanan administrasi
kependudukanb) Meningkatkan
pengelolaanpembangunan daerah
1) Meningkatnya partisipasi masyarakat danswasta dalam perencanaan, pelaksanaan,pengawasan pembangunan dan kebijakandaerah
2) Meningkatkan kapasitas SDM, lembaga,dan sistem pemerintah daerah dalamperencanaan pembangunan
3) Meningkatnya peran BUMDc) Memelihara keamanan
dan ketertibanmasyarakat
1) Peningkatan kesadaran hukummasyarakat
2) Terkendalinya stabilitas keamanan danketertiban masyarakat
3) Meningkatnya kerukunan masyarakat4) Meningkatnya penanggulangan bencana
d) Mewujudkankehidupan masyarakatyang demokratis
1) Meningkatnya partisipasi masyarakatdalam menyampaikan pendapat danberpolitik.
2) Meningkatnya pemahaman masyarakattentang demokrasi dan nilai-nilai HAM
e) Meningkatkankapasitas lembagaperwakilan rakyat
Meningkatkannya pelayanan lembagaperwakilan rakyat
2. Meningkatkankualitas pelayananprima dalam bidangpendidikan dankesehatan yangterjangkau bagi semualapisan masyarakat.
a) Meningkatkan kualitashidup Masyarakat
1) Meningkatnya kualitas pendidikan2) Meningkatnya derajat kesehatan
1. Mengendalikan laju pertumbuhanpenduduk
b) Meningkatkan perangenerasi muda danprestasi olah raga
1) Meningkatnya pemberdayaan generasimuda
2) Meningkatnya prestasi olah raga3. Meningkatkankemandirian dan dayasaing ekonomimasyarakat, untukoptimalisasipenyerapan tenagakerja danpenanggulangankemiskinan.
a) Meningkatkanperekonomian daerahdan daya belimasyarakat.
1) Meningkatnya pertumbuhan ekonomidan daya beli masyarakat
2) Meningkatnya investasi3) Meningkatnya pemberdayaan UMKM4) Memperluas lapangan kerja
b) Meningkatkanperlindungan dankesejahteraan sosial
1) Meningkatnya kualitas pelayananterhadap Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial
2) Meningkatakan Kualitas Pelayananterhadap perlindungan perempuan danaanak
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014IV -3
MISI TUJUAN SASARAN
c) MempercepatPerluasanPenguranganKemiskinan
Menurunkan Prosentase Penduduk Miskin
d) Mengembangkankawasan pariwisataterpadu berkelanjutanberbasis masyarakatdan potensi lokal
Berkembangnya kawasan pariwisata terpaduberkelanjutan berbasis masyarakat danpotensi lokal
4. Memantapkanpengelolaan prasaranadan sarana,sumberdaya alam danlingkungan hidupmelalui pembangunanberkelanjutan.
a) Mewujudkanketersediaan prasaranadan sarana dasar danpublik.
1) Meningkatnya prasarana dan sarana jalan2) Meningkatnya prasarana dan sarana
irigasi3) Meningkatnya prasarana dan sarana
perhubungan dan komunikasi4) Meningkatnya prasarana dan sarana
permukiman5) Meningkatnya prasarana dan sarana
penanggulangan bencana6) Meningkatnya prasarana dan sarana
pemerintahanb) Meningkatkan
pengelolaansumberdaya alam danlingkungan hidupyang lestari.
1) Menjaga kualitas sumberdaya alam2) Menjaga kelestarian fungsi lingkungan
hidup3) Meningkatnya pemanfaatan sumber daya
energi terbarukan5. Meningkatkankesalehan dan modalsosial berdasarkannilai agama dankearifan budaya lokal
a) Meningkatkan kualitaskehidupan beragama
Terlaksananya kegiatan keagamaan dimasyarakat
b) Meningkatkantoleransi kehidupaninter dan antar umatbergama
Mengurangi dan menangani potensi konflikumat beragama,
c) Meningkatkan tempatibadah yangmemenuhipersyarataan
Terbangun dan terpeliharanya tempat ibadahyang baik
d) Meningkatkankesadaran danpelestarian seni danbudaya lokal
Meningkatnya pelestarian kesenian dimasyarakatMeningkatnya pelestarian situs purbakala,warisan budaya dunia, sejarah dan sastradaerah
6. Meningkatkanpemberdayaanpemerintahan danmasyarakat desa
a) Meningkatkan kualitastata pemerintahan danpelayanan desa
1) Meningkatnya kapasitas sumber dayaaparatur desa
2) Meningkatnya penataan administrasidesa
3) Meningkatnya kuantitas dan kualitasorganisasi yang aktif dalam kegiatan desa
4) Meningkatnya sarana dan prasarana diperdesaan
b) Meningkatkan kualitaskehidupan masyarakatdesa
1) Meningkatnya pemberdayaan lembagakemasyarakatan di desa
2) Meningkatnya potensi ekonomiMasyarakat desa
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014IV -4
4.2 Keterkaitan Isu Strategis RPJMD dan RKPD
Isu strategis sebagaimana tercantum dalam RPJMD 2013-20183 adalah
sebagai berikut:
1. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan perintisan wajib belajar 12 tahun;
2. Aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas;
3. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan sumberdaya
air;
4. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air secara
terpadu;
5. Peningkatan kualitas permukiman;
6. Peningkatan dan pemerataan pembangunan melalui percepatan
pengembangan kawasan strategis;
7. Percepatan pembangunan dan pemberdayaan desa;
8. Pengentasan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pemberdayaan
ekonomi kerakyatan;
9. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sosial;
10. Peningkatan ketahanan pangan dan ketahanan energi daerah;
11. Pengembangan ekonomi kreatif;
12. Pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata;
13. Pengurangan resiko bencana;
14. Implementasi Good Governance dan penguatan reformasi birokrasi;
15. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan;
16. Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga kerja;
17. Optimalisasi pelaksanaan advokasi dan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi).
18. Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Hidup
19. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2013, maka ditetapkan isu
strategis tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya kapasitas aparatur pemerintah daerah
2. Masih rendahnya kualitas penyelenggaraan pendidikan
3. Masih rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014IV -5
4. Cakupan pelayanan infrastruktur wilayah masih minim
5. Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan koperasi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih belum memadai
6. Potensi wilayah belum tergali dan dikembangkan secara optimal
7. Tingkat kemiskinan dan pengangguran relatif masih tinggi
8. Kapasitas pemerintahan desa masih rendah
9. Potensi dan Mitigasi Bencana
10. Sarana dan prasarana pemerintahan belum memadai
11. Keamanan dan ketertiban kondisi politik daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014V -1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah untuk Program dan
Kegiatan berikut ini merupakan penyesuaian baik dari kebijakan pemerintah
Kabupaten Bandung Barat berdasarkan usulan perubahan dari masing-masing
SKPD maupun penyesuaian dari pendapatan yang berasal dari bantuan keuangan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat yang sudah jelas peruntukan
belanjanya serta merupakan penyesuaian terhadap target pencapaian kinerja setiap
urusan pemerintah daerah yang bertujuan untuk penyempurnaan dalam
pencapaian target kinerja yang proporsional. Rencana program dan kegiatan
prioritas daerah ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 5.1Rekapitulasi Perubahan Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Kabupaten Bandung BaratTahun 2014
NO SKPDANGGARAN
SEMULA MENJADI SELISIH
1 Dinas Pendidikan,Pemuda danOlahraga
123,957,752,900.00 153,389,799,400.00 29,432,046,500.00
2 Dinas Kesehatan 101,594,919,368.00 125,688,790,668.57 24,093,871,300.57
3 Dinas Bina Marga,Sumber Daya Airdan Pertambangan
154,926,289,200.00 158,457,822,125.00 3,531,532,925.00
4 Dinas Cipta Karyadan Tata Ruang
79,832,866,350.00 104,489,735,850.00 24,656,869,500.00
5 Badan PerencanaanPembangunanDaerah
8,619,136,400.00 8,524,336,400.00 (94,800,000.00)
6 Dinas Perhubungan,Komunikasi danInformatika
13,463,141,450.00 13,420,746,950.00 (42,394,500.00)
7 Kantor LingkunganHidup
2,495,135,000.00 2,488,895,000.00 (6,240,000.00)
8 DinasKependudukan danPencatatan Sipil
6,183,115,750.00 10,023,446,050.00 3,840,330,300.00
9 BadanPemberdayaanPerempuan,Perlindungan Anakdan KeluargaBerencana
7,968,083,823.00 9,176,821,493.00 1,208,737,670.00
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014V -2
NO SKPDANGGARAN
SEMULA MENJADI SELISIH
10 Dinas Sosial, TenagaKerja danTransmigrasi
12,785,918,934.00 14,304,677,434.00 1,518,758,500.00
11 Badan PenanamanModal danPelayanan PerijinanTerpadu
3,604,198,805.00 3,726,618,805.00 122,420,000.00
12 Dinas Kebudayaandan Pariwisata
6,492,801,900.00 6,432,751,900.00 (60,050,000.00)
13 Kantor KesatuanBangsa dan Politik
4,517,297,100.00 4,641,137,100.00 123,840,000.00
14 Satuan PolisiPamong Praja
9,730,091,996.00 9,781,211,996.00 51,120,000.00
15 BadanPenanggulanganBencana Daerah
3,459,126,209.00 3,571,526,209.00 112,400,000.00
16 Sekretariat Daerah 51,831,444,450.00 55,872,764,900.00 4,041,320,450.00
17 Sekretariat DewanPerwakilan RakyatDaerah
23,874,992,762.00 28,807,837,512.00 4,932,844,750.00
18 Dinas PendapatanPengelolaanKeuangan dan AsetDaerah
35,954,883,991.00 35,898,901,657.00 (55,982,334.00)
19 Inspektorat 3,938,840,000.00 4,032,440,000.00 93,600,000.00
20 Badan KepegawaianDaerah
9,111,930,127.00 9,107,930,477.00 (3,999,650.00)
21 KecamatanNgamprah
1,278,112,500.00 1,278,462,500.00 350,000.00
22 Kecamatan Cipatat 1,673,459,283.00 1,653,809,283.00 (19,650,000.00)
23 Kecamatan Batujajar 1,132,667,473.00 1,132,871,473.00 204,000.00
24 KecamatanPadalarang
1,573,295,759.00 1,574,975,759.00 1,680,000.00
25 KecamatanSindangkerta
1,209,640,000.00 1,196,680,000.00 (12,960,000.00)
26 KecamatanCipongkor
1,046,654,850.00 1,032,734,850.00 (13,920,000.00)
27 KecamatanGununghalu
1,417,317,850.00 1,406,367,850.00 (10,950,000.00)
28 Kecamatan Rongga 1,115,619,500.00 1,105,539,500.00 (10,080,000.00)
29 Kecamatan Cililin 1,199,982,000.00 1,189,182,000.00 (10,800,000.00)
30 Kecamatan CikalongWetan
1,404,269,950.00 1,395,869,950.00 (8,400,000.00)
31 KecamatanCipeundeuy
1,298,017,880.00 1,284,157,880.00 (13,860,000.00)
32 KecamatanParongpong
1,341,190,600.00 1,348,390,600.00 7,200,000.00
33 Kecamatan Cisarua 956,361,085.00 947,241,085.00 (9,120,000.00)
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014V -3
NO SKPDANGGARAN
SEMULA MENJADI SELISIH
34 Kecamatan Lembang 1,817,642,650.00 1,779,242,650.00 (38,400,000.00)
35 KecamatanCihampelas
1,222,119,000.00 1,204,509,000.00 (17,610,000.00)
36 Kecamatan Saguling 825,331,200.00 819,571,200.00 (5,760,000.00)
37 Sekretariat DewanPengurus KORPRI
949,262,110.00 1,545,516,103.00 596,253,993.00
38 Kantor KetahananPangan
2,049,370,900.00 2,051,530,900.00 2,160,000.00
39 BadanPemberdayaanMasyarakat danPemerintahan Desa
7,899,279,878.00 15,170,235,878.00 7,270,956,000.00
40 Kantor Perpustakaandan Arsip Daerah
3,701,607,100.00 5,296,207,100.00 1,594,600,000.00
41 Dinas Pertanian,Perkebunan danKehutanan
19,353,864,400.00 20,340,210,100.00 986,345,700.00
42 Dinas Peternakandan Perikanan
20,965,030,000.00 22,657,739,518.00 1,692,709,518.00
43 Dinas PerindustrianPerdaganganKoperasi dan UsahaMikro Kecil danMenengah
19,469,754,350.00 19,692,902,820.00 223,148,470.00
JUMLAH 759,241,816,833.00 869,092,139,925.57 109,850,323,092.57
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014VI -1
BAB VI
PENUTUP
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen
perencanaan yang merupakan hasil penyesuaian antara perencanaan dan
penganggaran Tahun 2014, sehingga diharapkan dapat menghasilkan program yang
efektif dan efisien guna mencapai prioritas dan sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan.
Perubahan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung
Barat tahun 2014 ini merupakan penjabaran tahun ke 5 (lima) pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat Tahun
2013-2018 dan sebagai dasar untuk penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2014. Dengan mengacu kepada hasil analisis,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun 2013. RKPD Tahun 2014
merupakan tahun ke 1 (satu) dalam pengembangan program dan kegiatan prioritas
guna mendukung pelaksanaan kinerja Bupati beserta perangkat daerahnya pada
tahun 2018 mendatang.
Dengan dilakukannya perubahan RKPD tahun 2014 yang berlandaskan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan tujuan dan fungsinya,
merupakan dokumen rencana operasional pembangunan tahun 2014, penetapan
prioritas recana pembangunan ahun 2014, mengacu pada isu-isu strategis yang
kemudian difokuskan pada program dan kegiatan.
Untuk menjamin terlaksanannya kewagiatan-kegiatan tersebut serta untuk
mewuju dkan sinergitas kinerja pembangunan semua pihak yang terkait, maka
ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung Barat serta seluruh
pelaku pembangunan berkewajiban untuk melaksanakan Program-
program/kegiatan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam perubahan
RKPD tahun 2014, secara sinergis dan terintegrasi.
2. Sebagai langkah awal dalam penyusunan Peruhan RKPD Tahun 2014, yang
dijabarkan lebih lanjut dalam Dokumen Perubahan Kebijakan Umum Anggaran
Pendaptan dan Belanja Daerah (KUA) dan Perubahan Plafon Prioritas Anggaran
Sementara (PPAS) Tahun 2014, dengan merujuk hasil kesepakatan bersama
dengan DPRD Kabupaten Bandung Barat.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Perubahan RKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014VI -2
3. Untuk menjamin konsistensi, sinergitas, harmonisasi, integrasi, efektivitas dan
efisensi pelaksanaan pembangunan, setiap SKPD wajib melakukan pengawasan
dan pengendalian pelaksanaan RKPD tahun 2014, sesuai dengan TUPOKSI
masing-masing dan melakukan koreksi yang diperlukan serta melaporkan
hasilnuya secara berkala 3 (tiga) bulan kepada Bupati melalui Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat.
4. Secara proaktif, BAPPEDA Kabupaten Bandung Barat, wajib melakukan
monitoring, pengkajian pelaksanaan RKPD Tahun 2014 serta menghimpun dan
menganalisis laporan 3 (tiga) bulan pelaksanaan dari masing-masing SKPD dan
hasilnya disampaikan kepada Bupati.
5. Pada setiap akhir tahun anggaran 2014, setiap SKPD wajib melakukan evaluasi
kinerja pelaksanaan RKPD Tahun 2014, sesuai dengan TUPOKSI masing-
masing. Hasil evaluasi dilaporkan lebih lanjut kepada Bupati melalui BAPPEDA
Kabupaten Bandung Barat.
6. Perubahan RKPD Tahun 2014 berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
tanggal ditetapkan hingga pelaksanaannya, perlu terus dilakukan dengan
memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, sinergitas,
harmonisasi dan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
BUPATI BANDUNG BARAT
H. ABUBAKAR