bab i pendahuluan -...

71
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, diamanatkan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Dalam rangka penyusunan Renstra, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah melakukan koordinasi, sinergi dan harmonisasi dengan Bappeda Provinsi Jawa Tengah dan pemangku kepentingan. Renstra Inspektorat Provinsi Jawa Tengah disusun dengan tahapan: (1) persiapan penyusunan; (2) penyusunan rancangan awal; (3) penyusunan rancangan; (4) pelaksanaan forum Perangkat Daerah/Lintas Perangkat Daerah; (5) perumusan rancangan akhir; dan (6) penetapan. . Secara rinci tahapan penyusunan Renstra adalah sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan meliputi: a. penyusunan rancangan keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan tim penyusun Renstra Perangkat Daerah; b. orientasi mengenai Renstra Perangkat Daerah; c. penyusunan agenda kerja tim penyusun Renstra Perangkat Daerah; dan d. penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan Daerah berdasarkan SIPD. 2. Penyusunan rancangan awal mencakup: a. analisis gambaran pelayanan; b. analisis permasalahan; c. penelaahan dokumen perencanaan lainnya; d. analisis isu strategis; e. perumusan tujuan dan sasaran Perangkat Daerah berdasarkan sasaran dan indikator serta target kinerja dalam rancangan awal RPJMD; f. perumusan strategi dan arah kebijakan Perangkat Daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran serta target kinerja Perangkat Daerah; dan g. perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, lokasi kegiatan dan kelompok sasaran berdasarkan strategi dan kebijakan Perangkat Daerah serta program dan pagu indikatif dalam rancangan awal RPJMD. PERSIAPAN PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RANCANGAN FORUM PD/LINTAS PD RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

Upload: nguyenquynh

Post on 29-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, diamanatkan bahwa

Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat

dengan Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka

pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang

disusun berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Dalam rangka penyusunan Renstra, Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah melakukan koordinasi, sinergi dan harmonisasi dengan Bappeda

Provinsi Jawa Tengah dan pemangku kepentingan. Renstra Inspektorat Provinsi Jawa Tengah disusun dengan tahapan: (1) persiapan penyusunan; (2) penyusunan rancangan awal; (3) penyusunan

rancangan; (4) pelaksanaan forum Perangkat Daerah/Lintas Perangkat Daerah; (5) perumusan rancangan akhir; dan (6) penetapan.

.

Secara rinci tahapan penyusunan Renstra adalah sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan meliputi:

a. penyusunan rancangan keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan tim penyusun Renstra Perangkat Daerah;

b. orientasi mengenai Renstra Perangkat Daerah;

c. penyusunan agenda kerja tim penyusun Renstra Perangkat Daerah; dan

d. penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan Daerah berdasarkan SIPD.

2. Penyusunan rancangan awal mencakup:

a. analisis gambaran pelayanan; b. analisis permasalahan; c. penelaahan dokumen perencanaan lainnya;

d. analisis isu strategis; e. perumusan tujuan dan sasaran Perangkat Daerah berdasarkan

sasaran dan indikator serta target kinerja dalam rancangan awal RPJMD;

f. perumusan strategi dan arah kebijakan Perangkat Daerah untuk

mencapai tujuan dan sasaran serta target kinerja Perangkat Daerah; dan

g. perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu

indikatif, lokasi kegiatan dan kelompok sasaran berdasarkan strategi dan kebijakan Perangkat Daerah serta program dan pagu indikatif

dalam rancangan awal RPJMD.

PERSIAPAN

PENYUSUNAN

RANCANGAN

AWAL RANCANGAN

FORUM

PD/LINTAS PD

RANCANGAN

AKHIR PENETAPAN

3. Rancangan Renstra Perangkat Daerah disusun dengan

menyempurnakan rancangan awal renstra Perangkat Daerah berdasarkan surat edaran Kepala Daerah tentang penyusunan

rancangan renstra Perangkat Daerah. Rancangan Renstra Perangkat Daerah dibahas dalam forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah.

4. Forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah dilaksanakan oleh kepala Perangkat Daerah berkoordinasi dengan Bappeda. Forum

Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah dihadiri oleh pemangku kepentingan yang terkait dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah bertujuan untuk

memperoleh masukan dalam rangka penajaman target kinerja sasaran, program dan kegiatan, lokasi dan kelompok sasaran yang telah disusun dalam rancangan Renstra Perangkat Daerah.

5. Perumusan rancangan akhir Renstra Perangkat Daerah merupakan proses penyempurnaan rancangan Renstra Perangkat Daerah menjadi

rancangan akhir Renstra Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah tentang RPJMD. Perumusan rancangan akhir Renstra Perangkat Daerah dilakukan untuk mempertajam strategi, arah kebijakan,

program dan kegiatan Perangkat Daerah berdasarkan strategi, arah kebijakan, program pembangunan Daerah yang ditetapkan dalam

Peraturan Daerah tentang RPJMD 6. Bappeda menyampaikan rancangan akhir Renstra Perangkat Daerah

yang telah kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah untuk

ditetapkan dengan Perkada. Penetapan Renstra Perangkat Daerah dengan Perkada paling lambat 1 (satu) bulan setelah Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan.

RPJPD

RPJMD

RKPD

KUA

RENSTRA

PD

RENJA PD

PPA

DISEPAKATI KDH & DPRD

RANCANGAN

APBD

APBD

RKA PD

DPA PD

PENERIMA MANFAAT

(MASYARARAKAT DAN DUNIA USAHA)

DIEVALUASI MDN & GUB

PEDOMAN EVALUASI DITETAPKAN MDN

Sinkronisasi kebijakan dengan rencana pembangunan lainnya

dilaksanakan dalam penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Sinkronisasi dilakukan dengan penelaahan terhadap dokumen perencanaan

pembangunan nasional dan pembangunan Daerah lain dalam rangka sinkronisasi kebijakan pembangunan nasional dan Daerah, pembangunan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota, serta pembangunan antar

Daerah. Penelaahan dilakukan dengan menelaah kebijakan nasional yang berdampak dan harus dipedomani oleh Daerah. Penelaahan terhadap

dokumen perencanaan pembangunan Daerah provinsi dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota dengan menelaah kebijakan Daerah provinsi yang berdampak dan harus dipedomani oleh Daerah kabupaten/kota.

Penelaahan terhadap dokumen perencanaan pembangunan Daerah lainnya dilakukan dengan menelaah dampak pembangunan yang saling berpengaruh terhadap Daerah lain dan harus dijabarkan dalam dokumen

perencanaan. Penelaahan sebagaimana dimaksud mengandung makna:

1. mempedomani RPJPN dalam penyusunan RPJPD, yaitu menyelaraskan sasaran, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Daerah provinsi dengan nasional;

2. mempedomani RTRW dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD, melalui penyelarasan antara sasaran, arah kebijakan, dan sasaran pokok

pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah Daerah dengan tujuan, kebijakan, serta rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah;

3. mengintegrasikan sasaran, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah Daerah dengan RPPLH yang memuat rencana:

a. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam; b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi

lingkungan hidup; c. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian

sumber daya alam; dan

d. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. 4. memperhatikan RPJPD Daerah lainnya dalam penyusunan RPJPD

dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran pokok dan arah kebijakan, pembangunan jangka panjang Daerah dengan Daerah lainnya;

5. mempedomani RPJPD dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan arah kebijakan dan

sasaran pokok pembangunan jangka panjang Daerah; 6. mempedomani RPJM Nasional dalam penyusunan RPJMD dilakukan

dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan sasaran, agenda pembangunan, strategi, arah pengembangan wilayah, dan

program strategis nasional dengan memperhatikan kewenangan, kondisi, dan karakteristik Daerah;

7. mempedomani RPJMD provinsi dalam penyusunan RPJMD

kabupaten/kota dilakukan dengan cara menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan

jangka menengah Daerah kabupaten/kota dengan arah serta prioritas pembangunan Daerah provinsi, arah kebijakan, dan prioritas untuk bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan

kewenangan, kondisi, dan karakteristik Daerah; 8. memperhatikan RPJMD Daerah lain dalam penyusunan RPJMD

dilakukan dengan cara menyelaraskan strategi dan arah kebijakan jangka menengah Daerah dengan Daerah lainnya;

9. memperhatikan Renstra kementerian/lembaga dalam penyusunan

Renstra Perangkat Daerah dilakukan dengan menyelaraskan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang

ditetapkan dalam rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional;

10. mempedomani RKP dalam penyusunan RKPD dilakukan dengan cara menyelaraskan tema, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan

dengan prioritas pembangunan Daerah; dan 11. mempedomani RKPD Provinsi dalam penyusunan RKPD

Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara menyelaraskan prioritas

pembangunan Daerah Provinsi dengan Daerah Kabupaten/Kota.

1.2 Landasan Hukum

Dasar hukum ruang lingkup tugas maupun untuk penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2018-2023

adalah: 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara; 5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara;

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan

Dekonsentrasi; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 22. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan

Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat;

23. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

24. Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

25. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

26. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2014-2019; 27. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional

Pencegahan Korupsi; 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah ;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; 31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Reviu

atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara

Nasional; 33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

36. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi

Bersih dan Melayani di lingkungan Instansi Pemerintah; 37. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah; 38. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 23 Tahun 2016 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

39. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2016 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud dari penyusunan Renstra ini adalah menjabarkan visi, misi, dan program kegiatan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah ke dalam

perencanaan lima tahunan dan memberikan arah dalam menunjang pelaksanaan pembangunan daerah.

2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Renstra ini adalah: a. menjadi pedoman kepala Perangkat Daerah dalam menyusun Renja

Perangkat Daerah dan digunakan sebagai bahan penyusunan

rancangan RKPD; b. Menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, serta

pelaksanaan program dan kegiatan untuk periode 5 tahun ke depan; c. Menjabarkan Renstra Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-

2023 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023.

1.4 Sistematika Penulisan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 -

2023 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud Dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi PD

2.2 Sumber Daya PD

2.3 Kinerja Pelayanan PD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan PD

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT

DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

3.2

3.3

3.4

3.5

Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Terpilih

Telaahan Renstra K/L dan Renstra PD Kab/Kota

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS

pada RPJMD

Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah PD

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN

BAB VII

BAB VIII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

PENUTUP

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 1. Tugas dan Fungsi Inspektorat

Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, Inspektorat sebagai perangkat daerah di bawah Gubernur yang mempunyai mandat untuk melakukan pengawasan fungsional atas

kinerja organisasi Pemerintah Daerah. Sebagai aparat Pemerintah Daerah yang membantu Gubernur

dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan intern pemerintah, dan

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi

Jawa Tengah, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota. Di samping itu, Inspektorat juga melaksanakan tugas-tugas lainnya yaitu:

Audit/pemeriksaan, Reviu, Evaluasi, Pemantauan, dan Pengawasan lain.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi

pengawasan; b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari

gubernur;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan; e. pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah provinsi; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.

Di samping itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017, Inspektorat melakukan fungsi sebagai berikut:

a. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat untuk Pengawasan Umum dan Teknis.

Pengawasan Umum dimaksud meliputi: 1) pembagian urusan pemerintahan; 2) kelembagaan daerah;

3) kepegawaian pada Perangkat Daerah; 4) keuangan daerah;

5) pembangunan daerah; 6) pelayanan publik di daerah; 7) kerja sama daerah;

8) kebijakan daerah; 9) kepala daerah dan DPRD; dan

10) bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pengawasan teknis dimaksud di atas meliputi:

1) capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar; 2) ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan

termasuk ketaatan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan

kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam

pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren ; 3) dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan 4) akuntabilitas pengelolaan anggararr pendapatan dan belanja

negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren di

daerah. b. Pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap Perangkat

Daerah meliputi: 1) pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah;

2) pelaksanaan tugas pembantuan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah;

3) ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan

termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam tahap

perencanaan, penganggaran, pengorganisasian, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan pertanggungiawaban atas pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; dan

4) akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Inspektorat Provinsi

selaku Aparat Pengawas Intern Pemerintah melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi melalui: a. Audit

Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,

kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

Audit terdiri atas: 1) audit kinerja; 2) audit dengan tujuan tertentu.

b. Reviu Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang

telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.

d. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan; dan

e. Kegiatan pengawasan lainnya. Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan

dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

Adapun sesuai dengan Stándar Audit Intern Pemerintah Indonesia

(SAIPI) yang disusun oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), kegiatan Audit Intern di lingkungan APIP terdiri atas:

a. Kegiatan Pemberian Keyakinan (Assurance Activities), terdiri atas: 1) Audit, meliputi:

a) Audit Keuangan, terdiri dari Audit keuangan dan Audit terhadap aspek keuangan tertentu

b) Audit Kinerja

c) Audit dengan tujuan tertentu 2) Evaluasi; 3) Reviu;

4) Pemantauan. b. Kegiatan Pengawasan lainnya dan kegiatan yang tidak memberikan

penjaminan kualitas, antara lain: 1) Konsultasi; 2) Sosialisasi;

3) Asistensi.

2. Struktur Organisasi

Pembentukan struktur organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun

2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari : a. Inspektur;

b. Sekretariat, membawahkan: 1) Subbagian Perencanaan;

2) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; 3) Subbagian Administrasi dan Umum.

c. Inspektur Pembantu Wilayah I;

d. Inspektur Pembantu Wilayah II; e. Inspektur Pembantu Wilayah III; f. Inspektur Pembantu Khusus;

g. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai rumpun

jabatan fungsionalnya.

3. Tugas dan fungsi Jabatan Struktural

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah, bahwa tugas struktural Inspektorat: a. Inspektur

Tugas Inspektur adalah memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi

Inspektorat. b. Sekretariat

Sekretariat merupakan unsur pembantu pimpinan, berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Inspektur. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris.

Tugas Sekretaris Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengordinasian, pemantauan, evaluasi, pelaporan pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkunan Inspektorat.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan bahan kegiatan di lingkungan Inspektorat;

2) Pengordinasian dan penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkungan Inspektorat;

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, kehumasan, kearsipan dan

dokumentasi di lingkungan Inspektorat; 4) Pengordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata

laksana di lingkungan Inspektorat;

5) Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah dan pengelolaan informasi;

6) Penyiapan bahan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Inspektorat;

7) Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di lingkungan

Inspektorat; 8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai

dengan fungsinya.

Sekretariat terdiri atas: 1) Subbagian Perencanaan;

Subbagian Perencanaan memiliki tugas: a) Menyiapkan bahan pengordinasian program pengawasan dan

kerjasama kegiatan bidang pengawasan;

b) Menyiapkan bahan pengordinasian penyusunan program dan kegiatan;

c) Menyiapkan bahan pengumpulan data bahan pemeriksaan; d) Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengawasan; e) Menyiapkan bahan pengelolaan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah; f) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan.

2) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;

Subbagian Evaluasi dan Pelaporan memiliki tugas: a) Menyiapkan bahan pengumpulan, pendokumentasian dan

tindak lanjut laporan hasil pengawasan; b) Menyiapkan bahan pengolahan data hasil pengawasan; c) Menyiapkan bahan administrasi penanganan pengaduan

masyarakat; d) Menyiapkan bahan pemantauan, tindak lanjut hasil

pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional, Badan Pemeriksa Keuangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri;

e) Menyiapkan bahan penyusunan ikhtisar hasil pengawasan

sementara; f) Menyiapkan bahan monev strategi nasional pencegahan dan

pemberantasan korupsi, evaluasi reformasi birokrasi;

g) Menyiapkan bahan penilaian internal pembangunan zona integritas;

h) Menyiapkan bahan pengordinasian pelaksanaan evaluasi reformasi;

i) Menyiapkan bahan gelar pengawasan daerah; dan

j) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. 3) Subbagian Administrasi dan Umum

Subbagian Administrasi dan Umum memiliki tugas:

a) Menyiapkan bahan pengelolaan ketatausahaan; b) Menyiapkan bahan pengelolaan keuangan;

c) Menyiapkan bahan pengelolaan kepegawaian; d) Menyiapkan bahan pengelolaan peningkatan Kapabilitas

Aparat Pengawas Internal Pemerintah;

e) Menyiapkan bahan pengelolaan rumah tangga dan aset; f) Menyiapkan bahan pengelolaan kerjasama dan kehumasan;

g) Menyiapkan bahan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi; h) Menyiapkan bahan pelaksanaan organisasi dan

ketatalaksanaan;

i) Menyiapkan bahan pengelolaan informasi publik;

j) Menyiapkan bahan pengendalian gratifikasi; k) Menyiapkan bahan pelaporan laporan harta kekayaan pejabat

negara dan laporan harta kekayaan Aparatur Sipil Negara lingkungan Pemerintah Daerah;

l) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

c. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, dan III Inspektur Pembantu Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mempunyai

tugas melaksanakan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya di wilayah masing-masing.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Inspektur Pembantu menyelenggarakan fungsi: 1) Melaksanakan penyusunan kebijakan pembinaan pengawasan;

2) Melaksanakan pembinaan pengawasan; 3) Melaksanakan penyusunan program kerja pengawasan tahunan;

4) Melaksanakan penyusunan program kerja pengawasan reguler dan tujuan tertentu;

5) Melaksanakan pengordinasian pelaksanaan tugas pembinaan

dan pengawasan; 6) Melaksanakan entry dan exit briefing pada entitas yang

diperiksa; 7) Melaksanakan reviu naskah hasil pemeriksaan, laporan hasil

pemeriksaan dan koreksi internal hasil pengawasan;

8) Melaksanakan pengklarifikasian hasil pengawasan; 9) Melaksanakan pemaparan hasil pemeriksaan; 10) Melaksanakan penetapan penyelesaian tindak lanjut hasil

pemeriksaan; 11) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan

konkuren dan tugas pembantuan; 12) Melaksanakan pengawasan atas perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, evaluasi, dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan urusan pemerintah daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah;

13) Melaksanakan pengawasan atas akuntabilitas keuangan daerah yang bersumber dari keuangan daerah.

d. Inspektur Pembantu Khusus

Inspektur Pembantu Khusus Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari Gubernur, meliputi:

1) Melaksanakan penyusunan kebijakan pembinaan pengawasan khusus;

2) Melaksanakan penyusunan program kerja pemeriksaan khusus; 3) Melaksanakan pemeriksaan atas aduan masyarakat; 4) Melaksanakan reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah; 5) Melaksanakan reviu laporan keuangan Pemerintah Daerah; 6) Melaksanakan reviu Rencana Kerja Pemerintah daerah;

7) Melaksanakan reviu Rencana Kerja dan Anggaran; 8) Melaksanakan evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah

daerah; 9) Melaksanakan evaluasi laporan akuntabilitas kinerja Instansi

Pemerintah Daerah;

10) Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik; 11) Melaksanakan pemeriksaan dana bantuan operasional sekolah

untuk pendidikan yang menjadi kewenangan Daerah.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

2.2 Sumber Daya PD

1. Susunan Kepegawaian Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah didukung oleh sumber daya aparatur yang secara umum masih dihadapkan pada permasalahan keterbatasan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya sebagaimana data yang tertuang

dalam tabel berikut (data per Oktober 2018):

TABEL 2.1 Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah

SD SMP SMA D3 S1 S2

- - 12 4 61 44 121

TABEL 2.2 Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

73 48 121

TABEL 2.3

Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Golongan

Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

a b c d a b c d a b c d a b c d

- - - - - 3 6 2 8 11 27 28 21 13 1 1

TABEL 2.4 Jumlah Pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Jabatan

Jabatan

Jumlah Eselon PFA P2UPD

Staf

II III IV Adm Teknis

1 2 3 34 25 50 6 121

TABEL 2.5 Jumlah Pejabat Fungsional Auditor Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

No Jenjang Auditor Jumlah

PFA

1. Auditor Madya 16

2. Audior Muda 16

3. Auditor Pertama 2

TABEL 2.6

Jumlah P2UPD Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

No Jenjang P2UPD Jumlah P2UPD

1. P2 Madya 16

2. P2 Muda 9

3. P2 Pertama -

Jumlah pegawai di lingkungan Inspektorat saat ini masih dalam kondisi yang belum ideal bila dibandingkan dengan beban kerja dan jumlah obyek pemeriksaan yang ditangani. Kedepannya diusulkan

jumlah pegawai yang ideal untuk lingkungan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

TABEL 2.7

Jumlah Pejabat Fungsional Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah

No Jumlah Pegawai

berdasarkan Jabatan Fungsional

Jumlah Pegawai

Jumlah Pegawai yang

ideal

1 PFA 35 45

2 P2UPD 26 45

3 Auditor Kepegawaian 2 9

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam rangka menunjang kelancaran tugas dan fungsi Inspektorat, akan tetapi kondisinya saat ini masih belum dapat dikatakan mencukupi. Sarana

dan prasarana penunjang kegiatan yang tersedia pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah antara lain:

TABEL 2.8

Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

No. Sarana/Prasarana Kondisi

Tahun 2018

Kondisi yang diinginkan

tahun 2023

1. Gedung 6.270 M2 6.270 M2

2. Kendaraan Dinas a) Roda 4

b) Roda 2

11 buah

16 buah

15 buah

25 buah

3. Komputer 53 unit 70 unit

4. Printer 70 unit 82 unit

5. Koneksi Jaringan 24 jam 24 jam

6. LCD 15 unit 20 unit

7. Laptop/Notebook 27 unit 80 unit

8. Kamera 18 unit 20 unit

No. Sarana/Prasarana Kondisi

Tahun 2018

Kondisi yang diinginkan

tahun 2023

9. Perekam Suara 5 unit 10 unit

10. Souns System 2 set 4 set

11. Scanner 15 unit 20 unit

2.3 Kinerja Pelayanan PD

Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yang lalu telah menetapkan 3 (tiga) sasaran yang ingin dicapai, yaitu:

1. Tercapainya Laporan Keuangan Daerah dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

2. Terselenggaranya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 3. Terwujudnya Peningkatan Kapabilitas APIP

Secara lengkap kinerja pelayanan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah periode tahun 2013-2018 dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET RENSTRA PERANGKAT DAERAH TAHUN ke -

REALISASI CAPAIAN TAHUN ke - RASIO CAPAIAN TAHUN ke –

(%)

I II III IV V I II III IV V I II III IV V

1 2 4 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1

Tercapainya Laporan Keuangan Daerah dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian

Opini BPK (WTP)

Prov & 13

K/K

Prov & 16

K/K

Prov & 22

K/K

Prov & 16

K/K

Prov & 22

K/K

Prov & 10

K/K

Prov & 11

K/K

Prov & 20

K/K

Prov & 30

K/K

Prov & 31

K/K

78.57 70.59 91.30 100.00 100.00

2

Terwujudnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Jumlah SKPD yang Menerapkan SPIP

2 SKPD

15 SKPD

59 SKPD

48 SKPD

48 SKPD

2 SKPD

59 SKPD

59 SKPD

48 SKPD

48 SKPD

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Tingkat Maturitas SPIP

Level 1

Level 2

Level 2

Level 3

Level 3

Level 1

Level 2

Level 3

Level 3

Level 3

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

3

Terwujudnya peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP);

Persentase Tenaga Pemeriksa dan Aparat Pengawasan yang Professional

90% 92% 94% 97% 100% 92% 94% 95% 98% 100% 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Tingkat Kapabilitas APIP

Level 1

Level 1

Level 2

Level 2

Level 3

Level 1

Level 1

Level 2

Level 3

Level 3

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian hasil dari ketiga

sasaran tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tercapainya Laporan Keuangan Daerah dengan opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) Opini Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat Opini BPK)

merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran

informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar

akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.

Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan

diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah

menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.

INDIKATOR IMPLIKASI THD CAPAIAN PROGRAM

PERIODE AKHIR RENSTRA

Opini BPK (WTP) Target: Provinsi dan 22 Kab/Kota

Capaian: Provinsi dan 31 Kab/Kota “Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)”

Pada saat Renstra Inspektorat 2013-2018 ditetapkan, jumlah

Kab/Kota di Jawa Tengah yang memperoleh opini WTP sebanyak 10

Kab/Kota. Sedangkan pada akhir periode Renstra Tahun 2018, target yang ditetapkan adalah opini WTP Provinsi Jawa Tengah dan opini WTP

Kab/Kota sebanyak 22 Kab/Kota. Walaupun pada akhirnya jumlah Kab/Kota yang memperoleh opini WTP jauh melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebanyak 31 Kab/Kota, tetapi pada perjalanannya

ditemui banyak sekali hambatan dan kendala yang dihadapi. Hambatan dan kendala tersebut diantaranya:

a. Peralihan kewenangan sekolah SMA/SMK dari Pemerintah Kab/Kota

menjadi di bawah Pemerintah Provinsi membawa beberapa konsekuensi, yaitu:

1) Keterbatasan pemahaman dan perbedaan persepsi dari pihak pelaksana di sekolah terhadap penyajian kas aset yang materialitasnya cukup besar terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah; 2) Cukup banyaknya jumlah sekolah dan sebaran lokasi yang luas

menyebabkan pengawasan terhadap sekolah menjadi tidak maksimal.

b. Rata-rata aset di daerah merupakan aset tetap yang jika dicermati

tidak jelas asal usul, nilai rupiah, maupun status kepemilikannya. Secara terinci, daftar 31 Kab/Kota yang memperoleh opini WTP pada tahun 2018 (atas LKPD Tahun 2017) adalah:

1) Kota Surakarta 2) Kota Semarang

3) Kota Salatiga 4) Kota Pekalongan 5) Kota Magelang

6) Kabupaten Banjarnegara

7) Kabupaten Wonosobo 8) Kabupaten Wonogiri

9) Kabupaten Temanggung 10) Kabupaten Tegal 11) Kabupaten Sukoharjo

12) Kabupaten Sragen 13) Kabupaten Semarang

14) Kabupaten Purworejo 15) Kabupaten Purbalingga 16) Kabupaten Pemalang

17) Kabupaten Pekalongan 18) Kabupaten Pati 19) Kabupaten Magelang

20) Kabupaten Kudus 21) Kabupaten Kendal

22) Kabupaten Kebumen 23) Kabupaten Karanganyar 24) Kabupaten Jepara

25) Kabupaten Grobogan 26) Kabupaten Demak

27) Kabupaten Cilacap 28) Kabupaten Boyolali 29) Kabupaten Blora

30) Kabupaten Batang 31) Kabupaten Banyumas

2. Terselenggaranya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Tujuan dari SPIP adalah guna memberikan keyakinan memadai bagi SKPD atas tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien,

pengamanan aset negara, Ketaatan peraturan perundang-undangan sehingga dapat memberikan pelayanan prima pada masyarakat. Terkait dengan penyelenggaraan SPIP, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yaitu:

a. Jumlah SKPD yang menerapkan SPIP Output dari indikator ini adalah jumlah Rencana Tindak

Pengendalian (RTP) SPIP yang disusun oleh SKPD berdasarkan hasil penyelenggaraan SPIP di wilayah masing-masing. Mulai pada tahun 2016, seluruh SKPD di wilayah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (48

SKPD) telah menyusun RTP setiap tahunnya, termasuk penyusunan RTP tingkat Provinsi.

b. Tingkat maturitas SPIP

Output dari indikator ini berasal dari penilaian yang dilakukan secara berjenjang oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah yang akan

dilanjutkan dengan Quality Assesment oleh BPKP Pusat. Hasil penilaian yang dilakukan pada tahun 2016, level Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 3,023. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa target level 3 yang ditetapkan pada tahun 2018 telah dapat dicapai pada tahun 2016, lebih cepat 2 tahun dari yang direncanakan.

Kendala utama dalam penyelenggaraan SPIP ini adalah 1) kondisi bahwa SPIP belum sepenuhnya dijadikan pedoman

pengendalian risiko internal SKPD, sehingga dampak yang dihasilkan belum optimal;

2) Pada saat melakukan kegiatan pengawasan, APIP belum

melakukan evaluasi Sistem Pengendalian Intern terhadap auditi, sehingga proses penyusunan Program Kerja belum mengacu

kepada hasil SPI yang disusun oleh auditi.

INDIKATOR IMPLIKASI THD CAPAIAN PROGRAM

PERIODE AKHIR RENSTRA

a. Jumlah SKPD yang Menerapkan

SPIP

Target: Seluruh SKPD Capaian: 48 SKPD

“Sistem pengendalian intern Pemerintah (SPIP) telah dilakukan secara terus menerus oleh tiap SKPD di Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi”

b. Tingkat Maturitas SPIP

Target: Level 3 Capaian: Level 3,023

• Inspektorat telah menetapkan, mengkomunikasikan, dan melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian atas kegiatan pokok SKPD

• Inspektorat telah melaksanakan pengendalian intern dan telah

terdokumentasi dengan baik namun evaluasi atas pengendalian intern belum terdokumentasi dengan memadai

3. Terwujudnya Peningkatan Kapabilitas APIP

Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP

diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat menciptakan nilai tambah pada produk atau layanan instansi pemerintah. APIP sebagai pengawas intern pemerintah merupakan salah satu unsur manajemen

pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

pemerintahan/birokrasi yang bersih (clean government). Sesuai dengan target yang diamanatkan dalam RPJMN 2014-2019, dan juga Renstra Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 2013-2018, APIP

diharuskan untuk dapat mencapai level 3 paling lambat akhir tahun 2019. Sesuai dengan hasil Reviu atas Hasil Quality Assurance Perwakilan

BPKP Jawa Tengah terhadap Penilaian Mandiri Kapabilitas APIP Level 3 Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2017, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dinyatakan telah mencapai level 3 Dengan Catatan (DC), yang

artinya telah mencapai target yang ditetapkan.

INDIKATOR IMPLIKASI THD CAPAIAN PROGRAM

PERIODE AKHIR RENSTRA

a. Tingkat

Kapabilitas APIP

Target: Level 3

Capaian: Level 3 “Dapat lebih mewujudkan peran APIP yang

efektif baik dari sisi quality assurance

maupun consulting partner”

b. Persentase

Tenaga Pemeriksa dan Aparat

Pengawasan yang Profesional

Target: 100%

Capaian: 100% “Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang

profesional dan berkompeten”

Kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan kegiatan Peningkatan

Kapabilitas APIP yaitu: a. Belum dilaksanakannya audit kinerja untuk menilai aspek 3E

(ekonomis, efektif, dan efisien) karena belum disusunnya program audit, register risiko, dan peta audit yang cukup memadai guna mendukung penilaian 3E;

b. Belum dilaksanakannya kegiatan pemberian jasa pemberian saran (advisory service) secara optimal, berupa konseling, bimbingan teknis,

asistensi, dan focus group discussion karena keterbatasan anggaran dan SDM. Selama ini yang telah dilaksanakan baru kegiatan konseling saja;

c. APIP belum memiliki pengetahuan yang memadai terkait Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dan juga Teknologi Informasi, padahal

di masa mendatang Teknologi Informasi memegang peranan penting dalam kegiatan pengawasan, apalagi dalam konteks Inspektorat akan mulai menggunakan e-audit mulai pada tahun 2019 nanti sehngga

seluruh APIP diharapkan untuk dapat mulai menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap penggunaan Teknologi Informasi;

d. APIP belum berperan aktif dalam memverifikasi dan menilai efektivitas

metodologi dan proses Manajemen Risiko yang ditetapkan oleh auditi, sehingga auditi belum memperoleh dampak yang optimal dari

penyusunan dokumen Manajemen Risiko; e. APIP belum sepenuhnya melakukan analisis dan evaluasi dengan

mengidentifikasi informasi yang cukup andal, relevan, dan berguna

dalam mencapai tujuan penugasan yang diberikan.

Terkait dengan pelaksanaan dan operasional anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.10 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan PD Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- (Rp. 000)

Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp. 000) Rasio antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- (%) Rata-rata

Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5* Angga

ran

Reali

sasi

Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah

11.953.695 14.839.489 11.919.690 14.521.304 16.329.451 10.934.379 12.699.969 11.419.666 11.788.912 6.510.451 91,47 85,58 95,81 81,18 39,87 7,32% 1,95

Kegiatan Pengawasan Internal secara berkala

8.605.432 10.498.463 8.697.030 9.132.142 10.877.070 8.028.713 9.101.187 8.552.976 7.574.960 4.904.295 93,30 86,69 98,34 82,95 45,09 5,28% -1,41

Kegiatan Penanganan kasus pengaduan dilingkungan pemda, pemeriksaan khusus/strategis atas perintah pejabat berwenang dan MONEV

541.620 806.022 769.680 1.088.844 800.594 491.710 499.439 677.029 828.601 268.492 90,79 61,96 87,96 76,10 33,54 9,56% 17,13

Kegiatan Pengendalian manajemen

pelaksanaan

kebijakan KDH

1.069.073 1.223.729 665.545 1.497.922 1.368.022 784.000 1.082.759 550.687 1.043.351 360.104 73,33 88,48 82,74 69,65 26,32 5,59% 8,27

Kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan

799.140 917.210 615.352 910.139 1.251.508 778.977 808.276 577.210 812.534 322.039 97,48 88,12 93,80 89,28 25,73 11,32% 1,08

Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif

581.825 930.903 779.108 1.046.101 1.186.101 554.174 801.914 720.409 936.949 295.974 95,25 86,14 92,47 89,57 24,95 20,77% 17,27

Kegiatan Evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah

356.605 463.162 392.975 846.156 846.156 296.802 406.392 341.354 592.513 359.545 83,23 87,74 86,86 70,02 42,49 27,46% 24,91

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- (Rp. 000)

Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp. 000) Rasio antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- (%) Rata-rata

Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5* Angga

ran Realisasi

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa Dan Aparat Pengawasan

130.000 266.000 532.945 571.655 571.655 119.891 259.682 530.120 558.584 223.782 92,22 97,62 99,47 97,71 39,15 67,95% 91,48

Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa & aparatur pengawasan

130.000 266.000 532.945 571.655 571.655 119.891 259.682 530.120 558.584 223.782 92,22 97,62 99,47 97,71 39,15 67,95% 91,48

Catatan:

*Realisasi anggaran pada tahun 2018 masih dalam proses penyerapan, angka tersebut berdasarkan realisasi anggaran per September

2018.

Secara umum anggaran yang diterima oleh Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah mengalami kenaikan walaupun jumlahnya tidak signifikan. Sebagai contoh, Program pengawasan utama yang ada yaitu Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,32% per tahunnya. Angka tersebut terasa cukup besar apabila dikonversi secara rupiah, yaitu sebesar

Rp. 4.375.756.000 per 5 tahun (Rp. 875.151.000 per tahunnya). Persentase kenaikan yang besar dialami oleh Program Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Pemeriksa Dan Aparat Pengawasan yaitu sebesar 67,95% pertahunnya . Akan tetapi kenaikan tersebut secara jumlah tidak terlalu besar, yaitu sebesar Rp. 88.300.000 per tahunnya, dari Rp. 130.000.000

menjadi Rp. 571.655.000 pada tahun ke-5.

2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan PD

Saat ini kondisi sarana dan prasarana yang ada di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah masih belum mencapai kondisi yang ideal. Di tengah

tuntutan dan harapan yang tinggi terhadap kinerja Inspektorat, maka tentunya diharapkan sarana dan prasaran pendukung dapat diwujudkan sesuai dengan kondisi ideal yang diinginkan secara bertahap.

Ke depannya pengawasan dilaksanakan untuk menjaga kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah agar sesuai dengan regulasi,

kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan pengawasan difokuskanpada terselenggaranya SPIP dan terwujudnya peningkatan kapabilitas APIP dalam rangka mencegah penyimpangan penyelenggaraan

pemerintahan daerah, meningkatkan kepercayaan (trust) masyarakat, dan menindaklanjuti setiap pengaduan masyarakat secara responsif (quick response).

Adapun tantangan dan peluang pengembangan pelayanan di

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.10

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Aspek Peluang

(Opportunities)

Tantangan

(Threats)

Sistem/

kebijakan

1. Komitmen unsur pimpinan daerah dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan dan tata kelola keuangan yang

baik; 2. Terbitnya berbagai

aturan/regulasi yang membuka peluang penguatan peran

Inspektorat; 3. Penerapan E-Audit dalam

proses kegiatan pemeriksaan memberikan

transparansi dan akuntabilitas pengawasan yang lebih

baik.

1. Keinginan dari stakeholders bahwa

Inspektorat selaku APIP dapat menjadi mitra

konsultasi untuk memberikan solusi bagi permasalahan;

2. APIP dituntut untuk mampu menilai aspek 3E (ekonomis, efektif,

dan efisien) dari suatu kegatan dan mampu

memberikan konsultasi pada tata kelola, Manajemen Risiko, dan

Pengendalian Internal; 3. Penerapan e-audit

memerlukan pemahaman yang ekstra terkait dengan

penggunaan Teknologi Informasi.

Aspek Peluang

(Opportunities)

Tantangan

(Threats)

Kelembagaan Inspektorat diberikan peran dan kewenangan yang besar dalam memberikan

Early Warning System kepada Kepala Daerah dalam konteks pengawasan

1. Tuntutan penguatan peran Inspektorat sebagai consulting partner bagi SKPD Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah; 2. Pola hubungan kerja

jabatan fungsional yaitu

PFA dan P2UPD yang belum jelas.

Sumber Daya

Manusia

Peluang bagi APIP yang ingin mengembangkan

kompetensi di bidang pengawasan terbuka luas

Komplektivitas pekerjaan dan perkembangan

teknologi harus diimbangi dengan peningkatan mutu SDM pengawasan

Lingkungan

Strategis

1. Keberadaan mitra seperti BPK, Irjen Kemendagri

dan Kemterian Teknis lainna, dan BPKP dalam kegiatan pengawasan di

SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;

2. Dukungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka

pencegahan dan pemberantasan korupsi;

3. Adanya penugasan dari

Menteri Pendayaangunaan dan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) mengenai

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Wilayah Bebas

dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani, serta Zona Integritas yang didukung oleh mitra/ stakeholder terkait;

4. Adanya Nota

Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara APIP dan Aparat

Penegak Hukum tentang penanganan Aduan

Masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Tuntutan publik atas transparansi hasil

pengawasan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD

Dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi

Jawa Tengah, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dipetakan

dan diidentifikasi untuk dicarikan solusi dan jalan keluarnya.

Permasalahan tersebut harus diselesaikan dalam rangka peningkatan

kualitas dan kuantitas pengawasan di Jawa Tengah.

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di

daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan

daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

Kabupaten/Kota. Di samping itu, Inspektorat juga melaksanakan tugas-

tugas lainnya yaitu: Audit/pemeriksaan, Reviu, Evaluasi, Pemantauan, dan

Pengawasan lain.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi

pengawasan; 2. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya; 3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari

gubernur; 4. penyusunan laporan hasil pengawasan; 5. pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah provinsi; dan

6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.

Hasil identifikasi permasalahan tersebut dituangkan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

1 Level Kapabilitas

Aparat Pengawas

Intern

Pemerintah perlu

ditingkatkan

a. Kegiatan

pengawasan

masih belum

memberikan

dampak yang

optimal bagi mitra

a. Kegiatan pengawasan

belum berfokus pada

hasil 3E

b. Belum optimalnya

penanganan

kasus/pengaduan

masyarakat

c. Peran APIP dalam

menjalankan peran

layanan Pemberian

Saran (Advisory

Services) belum

optimal

b. Profesionalisme

dan kompetensi

d. Belum ada APIP yang

memiliki sertifikasi

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

APIP masih perlu

ditingkatkan

keahlian pengawasan

khusus.

c.Penggunaan TI

belum optimal

digunakan dalam

kegiatan

pengawasan

e. Sistem TI yang

mendukung

pengawasan belum

terintegrasi, SDM

perlu meningkatkan

kompetensi

penggunaan TI

2 Tingkat kedewasaan

(maturitas) pengendalian internal di

lingkungan Pemprov Jateng perlu

ditingkatkan

a. Belum optimalnya pengelolaan risiko

di lingkup SKPD Prov. Jateng

a. Register risiko perlu disusun secara

sistematis dan komprehensif

b. Masih kurangnya penerapan nilai

integritas bagi ASN Pemprov

Jateng

b. Budaya integritas belum terinternalisasi

secara baik

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

1. Visi

Visi Gubernur Jawa Tengah untuk periode Tahun 2018-2023

adalah “ Menuju Jateng Sejahtera dan Berdikari, Tetep Mboten Korupsi ,

Mboten Ngapusi”.

2. Misi

Guna mencapai dan mewujudkan visi tersebut, disusun 4 misi

pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah, yaitu:

a. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan

guyup untuk menjaga NKRI;

b. Mempercepat Reformasi Birokrasi yg dinamis serta memperluas

sasaran ke pemerintah Kabupaten/Kota;

c. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan

kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran;

d. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih

berbudaya dan mencintai lingkungan.

3. Program Kerja

Sebagai upaya mewujudkan misi-misi di atas, disusunlah

program-program kerja utama yang menjadi prioritas untuk

dilaksanakan selama 5 (lima) tahun ke depan, yaitu:

a. Sekolah tanpa sekat pelatihan tentang demokrasi dan pemilu,

gender, anti korupsi & magang Gubernur untuk siswa SMA/SMK;

b. Peningkatan Peran rumah ibadah, fasilitas pendakwah & guru ngaji;

c. Reformasi birokasi di Kabupaten/Kota, sistem layanan terintegrasi;

d. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni;

e. Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan

BUMDes dan pelatihan startup untuk Wirausaha Muda;

f. Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal panen untuk petani

serta melindungi kepentingan nelayan;

g. Pengembangan Transportasi massal, revitaliasi jalur kereta dan

bandara serta pembangunan embung/irigasi;

h. Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian

terintegrasi;

i. Rumah Sakit tanpa dinding, sekolah gratis untuk SMAN, SMKN, SLB

dan bantuan sekolah swasta, ponpes, madrasah dan difabel;

j. Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga, rumah

kebudayaan dan kepedulian lingkungan.

Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh Inspektorat, Misi

yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi Inspektorat adalah misi

kedua, yaitu “Mempercepat Reformasi Birokrasi yang dinamis serta

memperluas sasaran ke pemerintah Kabupaten/Kota”. Selain itu secara

tersirat, Inspektorat juga memiliki peran terhadap misi keempat, yaitu

“Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya

dan mencintai lingkungan” , dalam konteks bahwa Inspektorat juga turut

serta mewujudkan kualitas SDM APIP yang lebih pintar, lebih kompeten,

dan lebih profesional lagi ke depannya.

Sementara untuk Program Kerja yang terkait dengan tugas dan

fungsi Inspektorat adalah:

1. Sekolah tanpa sekat pelatihan tentang demokrasi dan pemilu, gender,

anti korupsi & magang Gubernur untuk siswa SMA/SMK

Inspektorat mendorong masuknya kurikulum maupun materi Anti

Korupsi maupun materi Sapu Bersih Pungutan Liar ke sekolah-sekolah,

sebagai pondasi awal pendidikan. Sebagai langkah awal, Inspektorat

bekerja sama dengan KPK mewujudkan Pilot Project Sekolah Berintegritas

sebanyak 25 sekolah se-Jawa Tengah.

2. Reformasi birokasi di Kabupaten/Kota, sistem layanan terintegrasi”.

Secara sederhana, hal tersebut dapat dibaca sebagai Pemerintah Provinsi

tidak hanya fokus pada percepatan Reformasi Birokrasi di tingkat

Provinsi saja, tetapi juga mendorong dan mengajak Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk bersama-sama mempercepat pelaksanaan

Reformasi Birokrasi di wilayahnya masing-masing. Sistem layanan

terintegrasi yang menjadi fokus perhatian Inspektorat guna mendukung

tugas dan fungsinya adalah pembangunan sistem e-audit yang akan

mengintegrasikan seluruh kegiatan pengawasan.

3. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni

Inspektorat sebagai aparat pengawas berkontribusi terhadap proses

pemberian bantuan terhadap desa yang jumlahnya semakin meningkat

dari tahun ke tahun.

Maka selanjutnya penetapan tujuan dan sasaran nantinya harus

mengacu pada misi dan program kerja yang sesuai.

Tabel 3.2

Telaah Visi, Misi, dan Program KDH

No

Visi/Misi/

Program Kerja

KDH

Tupoksi PD Permasalahan

Faktor

Penghambat

dan Pendorong

1 Visi:

“Menuju Jateng

Sejahtera dan

Berdikari, Tetep

Mboten Korupsi,

Mboten Ngapusi”

Misi:

Mempercepat

Reformasi

Birokrasi yg

dinamis serta

memperluas

sasaran ke

pemerintah

Kabupaten/Kota

Program Kerja:

Reformasi

birokasi di

Kabupaten/Kota,

sistem layanan

terintegrasi

Tugas:

Membantu

Gubernur

dalam membina

dan mengawasi

pelaksanaan

urusan

pemerintahan

yang menjadi

kewenangan

Daerah dan

Tugas

Pembantuan

oleh Perangkat

Daerah.

Fungsi:

1. Perumusan

kebijakan

teknis di

Bidang

Pengawasan

dan Fasilitasi

Pengawasan;

2. Pelaksanaan

pengawasan

internal

terhadap

kinerja dan

keuangan

melalui

audit, review,

evaluasi,

pemantauan

dan kegiatan

pengawasan

lainnya;

3. Pelaksanaan

pengawasan

untuk tujuan

tertentu atas

penugasan

1. Kapabilitas

Aparat

Pengawas

Intern

Pemerintah

(APIP) masih

kurang, baik

dari segi

kuantitas

maupun

kualitas;

2. Penerapan

dan

implementasi

Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

(SPIP) yang

belum optimal

pada lingkup

SKPD Provinsi

Jawa Tengah

maupun

Pemerintah

Kabupaten/Ko

ta.

Faktor

Penghambat:

1. Penerapan

Pedoman

Kendali Mutu

belum

dijalankan

sepenuhnya;

2. Kompetensi

APIP masih

perlu

ditingkatkan;

3. Penerapan

Manajemen

Risiko belum

dijalankan

dengan

maksimal

4. Pembangunan

Budaya

Integritas

belum

menjadi

suatu

kebutuhan

utama

Faktor

Pendorong:

1. Komitmen

dan

dukungan

dari KDH

serta jajaran

pimpinan

2. Sinergitas

dari seluruh

stakeholder

dalam

mencapai

target yang

ditetapkan

No

Visi/Misi/

Program Kerja

KDH

Tupoksi PD Permasalahan

Faktor

Penghambat

dan Pendorong

dari

gubernur;

4. Penyusunan

laporan hasil

pengawasan;

5. Pelaksanaan

administrasi

Inspektorat

Daerah

provinsi; dan

6. Pelaksanaan

fungsi lain

yang

diberikan

oleh

Gubernur

terkait

dengan tugas

dan

fungsinya

3.3. Telaahan Renstra Inspektorat Jenderal Kemendagri dan Renstra PD

Kabupaten/Kota

1. Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri

a. Visi

Dalam angka mendukung misi Kementerian Dalam Negeri

dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan

efektif dengan didukung aparatur yang berkompeten dan

pengawasan yang efektif dalam rangka pemantapan pelayanan

publik. Inspektorat Jenderal memiliki visi yang akan dicapai selama

kurun waktu 5 (lima) tahun serta menjadi gambaran menyeluruh

terkait tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam

Negeri. Adapun visi Inspektorat Jenderal adalah :

“Menjadi konsultan dan katalisator tata kelola pemerintahan

dalam negeri”

Visi Inspektorat Jenderal dimaksud dilatarbelakangi oleh

keinginan dari segenap pegawai dan komitmen yang kuat dari

pimpinan Inspektorat Jenderal dalam mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean

goverment).

Hal tersebut juga memperhatikan tuntutan akan perubahan

paradigma pengawasan. Dimana keinginan dan komitmen

Inspektorat Jenderal untuk menjadi konsultan, yang tidak hanya

mampu menyajikan temuan, namun juga melaksanakan penataan

dan penyempurnaan sistem, struktur kelembagaan dan prosedur

pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan

memberikan bimbingan atas kendala atau permasalahan yang

dihadapi mitra kerja Inspektorat Jenderal. Serta untuk menjadi

katalisator, yang mampu memberikan kebijakan pengawasan berupa

perbaikan yang konstruktif kepada manajemen organisasi dan

memberikan keteladanan bagi mitra kerja Inspektorat Jenderal

dalam mewujudkan pemerintahan yang berintegritas.

Secara umum, Inspektorat Jenderal berorientasi untuk

memberikan kepuasan dan nilai tambah kepada mitra kerja

Inspektorat Jenderal sebagai pelanggan (customer satisfaction).

b. Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut di

atas, maka ditetapkan misi Inspektorat Jenderal dalam mendukung

pencapaian tujuan Kementerian Dalam Negeri dalam peningkatan

tata kelola dan kelembagaan pemerintahan dalam negeri.

Adapun misi Inspektorat Jenderal adalah :

1) Mewujudkan tata kelola melalui sistem pengendalian intern dan

manajemen risiko;

2) Mewujudkan akuntabilitas melalui pengelolaan keuangan efektif,

efisien, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan; dan

3) Mewujudkan integritas melalui pencegahan dalam penyimpangan

dan penyalahgunaan wewenang serta ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Sesuai dengan uraian misi dimaksud, tercermin bahwa

keinginan dan komitmen Inspektorat Jenderal dalam mengawal

pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri. Secara

khusus hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan fokus kepada

perubahan peran dan cara kerja pengawasan, dimana pengendalian

lebih ditekankan melalui preventive control, yang antara lain

diterjemahkan secara praktis melalui evaluasi atas pelaksanaan

manajemen risiko. Serta dengan memposisikan Inspektorat Jenderal

dan mitra kerjanya untuk saling bekerjasama, atau lebih jauh lagi

dapat menjadi pemandu dalam perubahan organisasi (agent of

change) yang fokus pada pencapaian tujuan organisasi dalam jangka

panjang.

c. Tujuan

Sejalanan dengan visi dan misi di atas, maka ditetapkan

tujuan yang ingin dicapai Inspektorat Jenderal dalam periode waktu

2015-2019 dalam rangka mendukung sasaran strategis Kementerian

Dalam Negeri dalam meningkatnya akuntabilitas pengelolaan

keuangan Kementerian Dalam Negeri dan meningkatnya kinerja

dalam mendukung Reformasi Birokrasi.

Adapun tujuan Inspektorat Jenderal adalah mewujudkan tata

kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean

goverment) serta berintegritas di lingkungan Kementerian Dalam

Negeri dan penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah.

d. Nilai - Nilai Inspektorat

1) Integritas (Integrity)

Integritas adalah nilai yang mengandung makna gabungan

dari kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan

konsekuensi. Nilai pengawasan, selain bergantung pada

kompetensi pengawas, juga sangat dipengaruhi oleh integritas.

Pengawas yang kompeten akan dapat menyalahgunakan ilmunya

ketika tidak disertai dengan integritas. Integritas merupakan

kombinasi dari keteguhan sikap dalam mempertahankan prinsip

dan etika profesionalisme, konsistensi dalam menjaga

dedikasinya pada pelaksanaan tugas, dan kemampuan untuk

memberikan pertanggungjawaban yang dilandasi dengan

kejujuran, yang mencakup masalah etika dan spiritual, di

samping mengedepankan nilai keteladanan dan nilai kejujuran.

Oleh karena itu, integritas merupakan hal yang paling

fundamental dan akan mempengaruhi keseluruhan perilaku

individu dan kelompok dalam melaksanakan setiap kewajiban

dan memberikan tanggungjawab atas tugas-tugas yang

diembankan kepadanya.

2) Kebebasan (Independence)

Independensi mencakup independensi dalam sikap dan

dalam penampilan. Mungkin secara organisatoris keberadaan

Inspektorat Jenderal di bawah Menteri Dalam Negeri tetap tak

akan pernah menjadikannya independen terhadap Menteri Dalam

Negeri. Namun, ketika Inspektorat Jenderal dapat secara

partisipatoris menentukan agenda pengawasan sesuai dengan

kebutuhan Menteri Dalam Negeri, maka terhadap apapun yang

diawasi oleh Inspektorat Jenderal, sikap independensi secara

faktual dapat dilaksanakan.

3) Profesional (Professionalism)

Profesionalitas menjadi kunci utama bagi keberhasilan

pelaksanaan tugas Inspektorat Jenderal karena profesionalitas

menjadi dasar bagi pengembangan citra Inspektorat Jenderal

untuk menjadi aparat pengawas internal pemerintah yang dapat

dipercaya dengan menjaga dan menerapkan keahlian profesi dan

mencegah benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas

4) Kualitas (Quality)

Kualitas merupakan sesuatu yang dinamis yang selalu

diasosiasikan dengan produk, jasa, orang, proses, dan

lingkungan. Komitmen yang harus dibangun dalam setiap diri

terhadap kualitas adalah pemahaman bahwa:

Pertama, kualitas merupakan kunci ke arah program yang

berhasil;

Kedua, perbaikan kualitas adalah kerja keras, tidak ada jalan

pintas atau perbaikan cepat dan menuntut perbaikan budaya

bagi organisasi secara keseluruhan;

Ketiga, perbaikan kualitas menuntut banyak pelatihan; dan

Keempat, perbaikan kualitas menuntut keterlibatan semua unsur

secara aktif dan komitmen tinggi dari pimpinan untuk dapat

berhasil.

Dengan adanya kualitas kinerja yang baik, maka mutu

pengawasan Inspektorat Jenderal diharapkan dapat diterima dan

dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan (stakeholders).

5) Kerjasama Tim (Team Work)

Komitmen di antara para anggota organisasi sangat

diperlukan untuk saling mendukung satu sama lain dalam

rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Hal ini setiap

anggota organisasi harus menghindari ego sektoral dan

mementingkan bagian organisasinya sendiri, yang mengorbankan

organisasi secara keseluruhan. Dalam menjalankan roda

organisasi yang dilakukan secara kolektif, maka Inspektorat

Jenderal membutuhkan team work kuat yang mampu

mengembangkan kreativitas dan suasana kondusif tercapai visi

dan misi organisasi.

6) Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan selalu dikaitkan dengan pendekatan

partisipasi dan kemitraan dalam manajemen pembangunan, dan

memberikan penekanan pada desentralisasi dalam proses

pengambilan keputusan agar diperoleh hasil yang diharapkan

dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan

pembangunan. Dalam hubungan itu perlu dicatat pentingnya

peranan pemberdayaan masyarakat, dan menekankan bahwa

fokus pembangunan yang hakiki adalah peningkatan kapasitas

perorangan dan kelembagaan (capacity building).

2. Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten/Kota

RPJMN 2014-2019 telah menetapkan beberapa indikator yang

menjadi domain Aparat Pengawas baik itu di tingkat Provinsi maupun

Kabupaten/Kota. Indikator tersebut adalah:

a. Level Kapabilitas APIP harus mencapai level 3 sebanyak 85% KLOP

pada tahun 2019;

b. Level Maturitas SPIP harus mencapai level 3 sebanyak 85% KLOP

pada tahun 2019.

Mepertimbangkan hal tersebut di atas, maka penyusunan

Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten/Kota pasti akan diwarnai

dengan 2 indikator dimaksud. Peningkatan Kapabilitas APIP dan

peningkatan level Maturitas SPIP menjadi fokus utama APIP dalam

mencapai target dan tujuan yang ditetapkan, apalagi mengingat periode

akhir RPJMN sudah makin dekat, sehingga seluruh fokus dan upaya

akan tercurah untuk pemenuhan indikator dimaksud.

Selain itu, hal yang menjadi fokus Inspektorat Kabupaten/Kota

adalah pencapaian opini WTP dari BPK-RI. Di Provinsi Jawa Tengah,

target pencapaian opini WTP Provinsi dulu diampu oleh Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi setelah melalui proses diskusi

dengan stakeholder terkait, ke depannya target pencapaian opini WTP

akan diampu oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Setda Provinsi Jawa Tengah. Sementara untuk Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota, masih ada Inspektorat yang ditunjuk sebagai

pengampu pencapaian target opini WTP. Perbedaan tersebut muncul

dari perbedaan interpretasi terhadap tugas dan fungsi Perangkat

Daerah, dan juga masukan dari pihak-pihak yang terkait seperti

misalnya Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah yang juga berperan

aktif dalam melakukan pembinaan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

3. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional

Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, kebijakan pembangunan

nasional diarahkan pada upaya pencapaian visi dan misi pembangunan

nasional tahun 2015-2019. Visi tersebut adalah “Terwujudnya Indonesia

Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-

Royong”, yang dilakukan melalui 7 misi pembangunan, yaitu:

a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai negara kepulauan;

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum;

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim;

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,

dan sejahtera;

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional

jangka menengah tersebut, ditetapkan sembilan agenda prioritas yang

disebut “Nawa Cita”, dan yang terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, yaitu agenda ke-2 dan ke-4 adalah:

2 Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

4 Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi

sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat,

dan terpercaya

Implementasi agenda prioritas pembangunan nasional kedua dan

keempat tersebut dijabarkan dalam prioritas pembangunan Jawa

Tengah tahun 2019 ketujuh, yaitu: Tata Kelola Pemerintahan. Tata

kelola pemerintahan yang terkait dengan Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah difokuskan pada:

a. Perwujudan pemerintahan yang bersih dan akuntabel melalui

pengembangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang inovatif, dan

pemanfaatan teknologi informasi dalam birokrasi; membangun

sistem manajemen pembangunan berbasis kinerja melalui penguatan

proses perencanaan, penganggaran, pengendalian dan evaluasi

pembangunan daerah; meningkatkan pengawasan melalui perkuatan

kapabilitas Aparatur Pemeriksa Internal Pemerintah (APIP) dan

perkuatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);

meningkatkan pengendalian produk hukum, dan penegakkan Perda;

meningkatkan profesionalisme ASN melalui peningkatan kinerja,

kompetensi, disiplin, dan penataan ASN

b. Perwujudan kelembagaan birokrasi yang profesional melalui

perbaikan tata laksana organisasi; peningkatan efisiensi dan

efektivitas kelembagaan dengan melakukan evaluasi berkala pada

kinerja kelembagaan menuju struktur berbasis kinerja; peningkatan

profesionalisme ASN dalam upaya-upaya clean and clear government

dan menerapkan “keperantaraan dan enterpreuneur” dalam tata

kelola pemerintahan

4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS pada RPJMD

Dalam penyelenggaran pemerintahan, sesuai dengan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016, Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah,

pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

kabupaten/kota. Terkait dengan telaahan Rencana Tata Ruang dan

Wilayah serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Inspektorat Provinsi

Jawa Tengah tidak memiliki program dan kegiatan yang terkait

langsung, sehingga tidak ada pembahasan secara khusus mengenai hal

tersebut di atas.

3.4. Penentuan Isu-isu Strategis

Adanya interaksi dari berbagai unsur seperti politik, ekonomi, sosial

budaya dan keamanan dapat menumbuhkan situasi dan kondisi yang

sangat kompleks sehingga dapat memberikan pengaruh positif tetapi juga

pengaruh negatif, yang memunculkan berbagai isu-isu, permasalahan-

permasalahan dan juga berbagai kendala di dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Salah satu diantaranya yang sangat menonjol

adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara yang membawa konsekuensi semakin kuatnya pengawasan

masyarakat dan tuntutan publik atas akuntabilitas serta transparansi

penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan penyelenggaraan

pemerintah daerah guna mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan

berwibawa, maka penyelenggaraan pemerintah daerah diarahkan untuk

menuntaskan pencegahan dan penyalahgunaan kewenangan dalam

bentuk-bentuk praktek KKN, perlu ditetapkan isu-isu strategis yang akan

menjadi rumusan kebijakan serta penyusunan program prioritas

Inspektorat yaitu:

1. Kapabilitas APIP perlu lebih ditingkatkan

Isu terkait dengan perubahan paradigma APIP dari Watchdog

menjadi Quality Assurance dan Consulting Partner sudah berlangsung

selama beberapa tahun terakhir, akan tetapi pelaksanaanya masih jauh

dari harapan, khususnya dalam menyikapi peran sebagai Consulting

Partner. Terjadinya pergeseran peran pengawasan Inspektorat selaku

APIP dari paradigma lama menuju paradigma baru, ditandai dengan

perubahan orientasi dan peran yang lebih berorientasi untuk

memberikan kepuasan kepada SKPD sebagai mitra audit (customer

satisfaction). Inspektorat selaku APIP tidak dapat lagi hanya berperan

sebagai watchdog, namun harus dapat berperan sebagai mitra bagi

stakeholder. Perbedaan paradigma lama (pendekatan tradisional) dengan

paradigma baru (pendekatan baru) tampak seperti pada tabel di bawah

ini:

TABEL 3.3 Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru

No Uraian Lama

Baru

Konsultan Katalisator

1.

Peran Watchdog Dapat

memberikan

advice dalam

pengelolaan

sumber daya

organisasi

sehingga

diharapkan

organisasi dapat

memanfaatkan

sumber daya

yang dimilikinya

secara ekonomis,

efisien dan

efektif

Berkaitan dengan

quality assurance

yang bertujuan

membimbing

manajemen dalam

mengenali risiko-

risiko yang

mengancam

pencapaian tujuan

organisasi dan

meyakinkan

bahwa kegiatan

organisasi yang

dijalankan telah

menghasilkan

output yang dapat

memenuhi

kebutuhan

customer

2. Audit yang

Dilaksanakan

Compliance

Audit (Audit

Kepatuhan)

Performance

Audit

Risk based audit

3. Tujuan Audit Memastikan

ketaatan/

kepatuhan

terhadap

ketentuan,

peraturan

atau

kebijakan

yang telah

ditetapkan

Meyakinkan

bahwa

organisasi telah

memanfaatkan

sumber daya

organisasi secara

ekonomis, efisien

dan efektif dalam

rangka mencapai

tujuan

Memberikan

panduan bagi

manajemen untuk

dapat mengenali

risiko yang

berpotensi

mengancam

pencapaian tujuan

organisasi

No Uraian Lama Baru

Konsultan Katalisator

organisasi

4. Sifat

Rekomendasi

Perbaikan

jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka panjang

Saat ini SDM yang dimiliki oleh Inspektorat masih belum

memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan berbagai

macam tugas dan fungsi pengawasan dan tugas mandatori yang makin

banyak, diperlukan SDM yang memenuhi kompetensi dan kualifikasi di

bidang pengawasan. Terkait dengan kualitas hasil pengawasan,

Inspektorat telah memiliki dokumen Kendali Mutu maupun SOP guna

mendukung kegiatan pengawasan, akan tetapi aplikasi dan

penggunaannya dalam proses kegiatan pengawasan masih belum

optimal.

2. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) di SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Selain kegiatan pengawasan yang bersifat Assurance (penjaminan

mutu), Inspektorat juga perlu aktif dalam kegiatan-kegiatan yang

bersifat preventif atau pencegahan. Masih adanya temuan-temuan yang

berulang hasil pemeriksaan oleh APIP maupun BPK merupakan

pertanda bahwa SPIP masih belum diselenggarakan secara efektif.

Kondisi ini tentunya amanat bagi Inspektorat untuk membangun SPIP

yang efektif disetiap pelaksanaan tupoksi SKPD sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Ke depannya, isu

terkait dengan Manajemen Risiko akan menjadi prioritas penanganan,

seiring dengan makin pentingnya Manajemen Risiko dalam penyusunan

Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko (PPBR).

Selain itu pengembangan Pembangunan Budaya Integritas (PBI)

juga akan terus di dorong mengingat peran integritas yang cukup besar

dalam upaya pengendalian intern. Pada kurun waktu periode Tahun

2013-2018 Inspektorat telah cukup intens menggalakkan PBI,

khususnya bermitra dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), baik

itu di lingkup Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Ke depannya PBI tetap

akan menjadi fokus kegiatan pengawasan di Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan PBI yang kontinyu dan konsisten akan membantu memastikan

rencana aksi dalam kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

menjadi lebih optimal.

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

1. Tujuan

Tujuan merupakan pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai

dalam 1 periode tertentu. Tujuan dirumuskan secara spesifik dan

realistis, serta harus dapat menjawab atau memecahkan permasalahan,

dan menangani isu strategis yang muncul. Tujuan juga harus dapat

menggambarkan fungsi pelayanan sesuai tupoksi yang dimiliki oleh

Inspektorat.

Guna melaksanakan percepatan dalam pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di Indonesia agar berjalan dengan baik, pemerintah

menerapkan sembilan program untuk mencapai 8 area perubahan yang

menjadi tujuan dalam pelaksanaan grand design reformasi birokrasi,

yaitu:

a. Manajemen perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk secara sistematis dan

konsistensi dari sistem dan mekanisme kerja organisasi, pola pikir

serta budaya kerja individu atau unit kerja didalamnya menjadi lebih

baik. Target dari program ini adalah terciptanya komitmen dari

seluruh elemen pemerintahan untuk melaksanakan reformasi

birokrasi, terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta

menurunkan resiko resistensi dalam pelaksanaan reformasi

birokrasi.

b. Penataan peraturan perundang-undangan

Salah satu program reformasi birokrasi ini diharapkan dapat

meningkatkan efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-

undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah. Efektifitas tersebut diantaranya dapat menurunkan tumpang

tindih peraturan dari seluruh tingkatan pemerintahan serta

efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan.

c. Penataan dan penguatan organisasi

Program penataan dan penguatan organisasi ditujukan untuk

mengatasi masalah yang paling sering muncul dari pemerintah

terutama dari pemerintah daerah. Tujuan utama dari program ini

adalah untuk meningkatkan efesiensi organisasi

kementerian/lembaga/pemerintah daerah secara proporsional dan

sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing

sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran.

d. Penataan ketatalaksanaan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas

sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efesien dan

terukur pada masing-masing instansi. Target program penataan

ketatalaksanaan adalah meningkatnya penggunakan teknologi

informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan manajemen

pemerintah, adanya efesiensi proses manajemen pemerintah dan

meningkatnya kinerja pemerintahan.

e. Penataan sistem manajemen SDM aparatur

Program ini menjadi salah satu program prioritas dalam reformasi

birokrasi yang diharapkan dapat menciptakan SDM yang profesional

dan berkompetensi dengan dukungan rekrutmen dan promosi

aparatur yang berbasis kompetensi dan transparan. Program ini

dapat dilaksanakan kegiatan perbaikan sistem rekrutmen, analisis

jabatan, evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi,

assesmen individu dan sistem penilaian kinerja.

f. Penguatan pengawasan

Dengan adanya program ini memungkinkan terciptanya

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktek

KKN pada seluruh instansi pemerintah. Target dari program ini

adalah meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan

negara dan menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang dari

masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Kegiatan

yang menjadi prioritas antara lain adalah penguatan kembali peran

SPIP dan peningkatan Kapabilitas APIP.

g. Penguatan akuntabilitas kinerja

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja dari instansi pemerintah dengan target akhir

yang ingin dicapai adalah meningkatnya kinerja dan akuntabilitas

pemerintah. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai target

tersebut adalah kegiatan penguatan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja dan

penyusunan indikator kinerja utama (IKU).

h. Peningkatan kualitas pelayanan publik

Pelayanan Publik menjadi salah satu indikator dalam reformasi

birokrasi pemerintah. Program peningkatan kualitas pelayanan

publik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik

dari masing-masing instasi pemerintah sesuai dengan kebutuhan

dan harapan masyarakat. Kegiatan yang dapat mendukung program

tersebut adalah dengan menetapkan Standar Pelayanan, Penerapan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta peningkatan partisipasi

masyarakat dalam peningkatan kualitas pelayanan publik melalui

pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat.

Inspektorat selaku Aparat Pengawas Intern Pemerintah fokus

terhadap poin (f), yaitu Penguatan Pengawasan.

Selanjutnya selaras dengan Perpres 81 Tahun 2010 tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, dijelaskan bahwa pada tahun

2019 diharapkan dapat diwujudkan kualitas penyelenggaraan

pemerintahan yang baik, bersih, dan bebas korupsi, kolusi, serta

nepotisme. Selain itu, diharapkan pula dapat diwujudkan pelayanan

publik yang sesuai dengan harapan masyarakat, harapan bangsa

Indonesia yang semakin maju dan mampu bersaing dalam dinamika

global yang semakin ketat, kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

semakin baik, SDM aparatur semakin profesional, serta mind-set dan

culture-set yang mencerminkan integritas dan kinerja semakin tinggi.

Pada tahun 2025, diharapkan telah terwujud tata pemerintahan yang

baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional, berintegritas tinggi,

dan menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara.

Mempertimbangkan hal-hal di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai oleh Inspektorat Provinsi Jawa Tengah pada Rencana Strategis

Tahun 2018-2023, yaitu: “Terwujudnya Penguatan Peran Pengawasan

Internal dalam Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang

Baik”. Salah satu fokus yang menjadi area perbaikan ke depannya

adalah mengoptimalkan penggunaan sistem informasi dalam

mendukung kegiatan pengawasan melalui sistem e-audit.

2. Sasaran

Sasaran merupakan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan

yang diformulasikan secara terukur. Spesifik, mudah dicapai, rasional

untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Perumusan sasaran

perlu memperhatikan pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, serta

mendasarkan pada tugas dan fungsi Inspektorat, atau kelompok

sasaran yang dilayani, dan profil pelayanan.

Sasaran yang ditetapkan merupakan sasaran pada level eselon II,

yang akan dijabarkan dalam program dan kegiatan. Adapun indikator

kinerja sasaran yang digunakan merupakan medium term outcome atau

outcome untuk jangka menengah.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Inspektorat Provinsi

Jawa Tengah, maka hasil yang diharapkan terwujud dalam sasaran,

yaitu:

a. Tercapainya Level 3 Penuh Kapabilitas APIP;

b. Tercapainya Nilai 3,5 Maturitas SPIP.

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah

Tujuan Sasaran

Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi

Awal Target Capaian Kondisi

Akhir Tujuan dan Sasaran (2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Terwujudnya penguatan

peran pengawasan internal

dalam mewujudkan Tata

Kelola Pemerintahan yang

baik

Level 3 penuh Kapabilitas

APIP Level 3 3 3 3 3 3 3 3

Nilai 3,5 Maturitas SPIP Nilai 3,02 3,02 3,10 3,20 3,30 3,40 3,50 3,50

Tercapainya level 3 penuh

Kapabilitas APIP

Level 3 Penuh Kapabilitas

APIP 1. "Peran dan Layanan"

2. "Praktik Profesional" 3.

"Struktur Tata Kelola"

Level 3 3 3 3 3 3 3 3

Tercapainya Nilai 3,5

Maturitas SPIP

Maturitas SPIP Nilai 3,5 pada

unsur : 1. Lingkungan

Pengendalian 2.Penilaian

Risiko 3.Kegiatan

Pengendalian 4.Informasi

dan Komunikasi

5.Pemantauan dan

Pengendalian Intern

Nilai 3,02 3,02 3,10 3,20 3,30 3,40 3,50 3,50

Meningkatnya Tata Kelola

Organisasi Perangkat Daerah Nilai Kepuasan Masyarakat Nilai 0 0 60 65 70 75 80 80

Meningkatnya Kualitas

Pelayanan Perangkat Daerah Nilai Kepuasan Masyarakat Nilai 87,30 87,30 87,30 87,30 87,30 87,30 87,30 87,30

Meningkatnya akuntabilitas

kinerja perangkat daerah

Nilai SAKIP Perangkat

Daerah Angka 0 83,52 84 85 86 87 88 88

BAB V

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi sering didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi melalui tindakan-tindakan. Sedangkan kebijakan diartikan sebagai

tindakan secara operasional dari pimpinan instansi untuk melaksanakan strategi

sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai dalam kurun waktu 5 tahun

kedepan. Perumusan strategi yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, and Threat).

Berikut adalah hasil analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal dan

internal yang dilakukan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat:

Tabel 5.1 Analisis Lingkungan Internal

Aspek Kekuatan

(Strengths)

Kelemahan

(Weaknesses)

Sistem/

Kebijakan

1. Sudah memiliki SOP yang

terstandar ISO 9001:

2015;

2. Sistem pelaporan dan

tindak lanjut terintegrasi

melalui Sistem Informasi

Manajemen Pengawasan

(Sistem Informasi

Manajemen Hasil

Pengawasan).

Penerapan SOP belum

sepenuhnya optimal

dilakukan dan diterapkan

Kelembagaan 1. Adanya kerjasama yang

baik antara Inspektorat

Propinsi Jawa Tengah

dengan stakeholder

terkait;

2. Keberadaaan Inspektur

Pembantu Khusus

diharapkan dapat

membuat peran

Inspektorat lebih optimal

di dalam penanganan

kasus/aduan masarakat

Belum adanya peraturan

terkait dengan Benturan

Kepentingan membuat

independensi dan integritas

APIP menjadi belum

maksimal

Sumber Daya

Manusia

1. Kualitas SDM aparatur

pengawas yang ada sudah

cukup baik dilihat dari

tingkat pendidikan formal

dan penjenjangan

auditor;

2. Banyaknya program

pendidikan dan pelatihan

di bidang pengawasan

1. Terbatasnya kuantitas

tenaga Pengawas (PFA

dan P2UPD);

2. Pejabat Struktural di

Inspektorat Provinsi Jawa

Tengah banyak yang

memasuki masa pensiun;

3. Belum ada APIP yang

bersertifikat

Aspek Kekuatan

(Strengths)

Kelemahan

(Weaknesses)

yang dilakukan secara

berkelanjutan.

nasional/internasional;

4. Belum optimalnya

pelaksanaan Kendali

Mutu.

Lingkungan

Strategis

1. Inspektorat telah berhasil

mencapai Level 3 Dengan

Catatan Kapabilitas APIP

2. Inspektorat telah berhasil

meraih nilai 3,023

Maturitas/ Kematangan

SPIP

Kurangnya informasi dan

komunikasi kepada

stakeholder terkait (LSM,

Akademisi, masyarakat)

terkait dengan pencapaian

kinerja Inspektorat

Tabel 5.2

Tabel Analisis Lingkungan Eksternal

Aspek Peluang

(Opportunities)

Tantangan

(Threats)

Sistem/

kebijakan

1. Komitmen unsur pimpinan daerah dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan dan tata

kelola keuangan yang baik;

2. Terbitnya berbagai

aturan/regulasi yang membuka peluang penguatan peran

Inspektorat; 3. Penerapan e-audit dalam

proses kegiatan pemeriksaan memberikan transparansi dan

akuntabilitas pengawasan yang lebih baik.

1. Keinginan dari stakeholders bahwa

Inspektorat selaku APIP dapat menjadi mitra

konsultasi untuk memberikan solusi bagi permasalahan;

2. APIP dituntut untuk mampu menilai aspek 3E

(ekonomis, efektif, dan efisien) dari suatu kegatan dan mampu

memberikan konsultasi pada tata kelola, Manajemen Risiko, dan

Pengendalian Internal; 3. Penerapan e-audit

memerlukan pemahaman yang ekstra terkait dengan penggunaan

Teknologi Informasi. Kelembagaan Inspektorat diberikan peran

dan kewenangan yang besar dalam memberikan Early Warning System kepada Kepala Daerah dalam konteks pengawasan

1. Tuntutan penguatan

peran Inspektorat sebagai consulting partner bagi

SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;

2. Pola hubungan kerja

jabatan fungsional yaitu PFA dan P2UPD yang

belum jelas.

Sumber Daya

Manusia

Peluang bagi APIP yang ingin mengembangkan kompetensi

di bidang pengawasan terbuka luas

Komplektivitas pekerjaan dan perkembangan teknologi

harus diimbangi dengan peningkatan mutu SDM

Aspek Peluang

(Opportunities)

Tantangan

(Threats)

pengawasan

Lingkungan

Strategis

1. Keberadaan mitra seperti BPK, Irjen Kemendagri

dan Kementerian Teknis lainna, dan BPKP dalam

kegiatan pengawasan di SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;

2. Dukungan Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi;

3. Adanya penugasan dari Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) mengenai

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Wilayah Bebas

dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani, serta Zona Integritas yang didukung oleh mitra/ stakeholder terkait;

4. Adanya Nota

Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara APIP dan Aparat

Penegak Hukum tentang penanganan Aduan Masyarakat dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Tuntutan publik atas transparansi hasil

pengawasan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Didalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran secara maksimal

maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh adalah:

Tabel 5.3

Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Menciptakan Penguatan

Pengawasan Intern dalam

Mewujudkan Tata Kelola

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah yang Baik

Tercapainya Level 3 Penuh

Kapabilitas APIP

Peningkatan peran APIP dalam

memberikan Early Warning System

kepada Kepala Daerah

Mengoptimalkan kemampuan dan

kompetensi APIP dalam melaksanakan

pengawasan yang berorientasi terhadap

3E (ekonomis, efektif, dan efisien) serta

ketaatan terhadap peraturan yang ada

Peningkatan kapasitas SDM di

bidang pengawasan

Mengembangkan sumber daya aparatur

pengawasan yang profesional dan

kompeten

Peningkatan sistem tata kerja di

bidang pengawasan yang

transparan

Pengintegrasian sistem informasi

manajemen di bidang pengawasan melalui

pemanfaatan teknologi informasi

Tercapainya Nilai 3,5

Maturitas SPIP

Optimalisasi Manajemen Risiko

sebagai upaya peningkatan

pengendalian intern

Mendorong peran aktif dari mitra kerja

untuk mengidentifikasi risiko dan

kelemahan yang ada guna mengefektifkan

kegiatan pengawasan

Optimalisasi aksi pencegahan dan

pemberantasan korupsi sebagai

bagian dari perwujudan budaya

integritas

Mengimplementasikan aksi PPK yang

difokuskan pada sektor rawan korupsi

dan kegiatan membangun budaya

integritas bagi Aparatur Sipil Negara di

lingkungan Provinsi Jawa Tengah

BAB VI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil

Gubernur pada akhir periode masa jabatan. Secara lebih spesifik, penetapan

indikator kinerja utama (IKU) juga dapat digunakan sebagai sarana mengukur

keberhasilan kinerja dari eselon II. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian

outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang

bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada

akhir periode RPJMD tercapai. Penentuan program dan kegiatan harus selaras

dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai atau dituju.

Dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2018-2023 terdapat misi yang terkait

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, yaitu

Misi kedua “Mempercepat Reformasi Birokrasi yang dinamis serta memperluas

sasaran ke Pemerintah Kabupaten/Kota”, melalui pelaksanaan 5 program dan 12

kegiatan sebagai berikut:

1. Program Pengawasan Intern Pemerintah dan Penanganan Aduan Masyarakat,

yang terdiri dari 6 (enam) kegiatan yaitu:

a. Audit Kinerja;

b. Audit dengan tujuan tertentu;

c. Evaluasi kinerja;

d. Reviu Perencanaan Penganggaran dan Pelaporan;

e. Pemantauan Kebijakan Kepala Daerah dan Hasil Pemeriksaan;

f. Pengawasan lainnya.

2. Program Peningkatan Profesionalisme dan Kompetensi APIP, dengan kegiatan

Sertifikasi APIP.

3. Program Peningkatan Manajemen Mutu, yang terdiri dari 2 (dua) kegiatan

yaitu:

a. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko;

b. Surveillance ISO.

4. Program Manajemen Risiko, yang terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu:

a. Kegiatan Pemetaan Risiko;

b. Kegiatan Sapu Bersih Pungutan Liar.

5. Program Pembangunan Budaya Integritas, dengan kegiatan Kepatuhan

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Tabel di bawah ini menunjukkan Rencana Program dan Kegiatan, Indikator

Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatifnya:

Tabel 6.1

Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Terwujud

nya

penguata

n peran

pengawas

an

internal

dalam

mewujud

kan Tata

Kelola

Pemerint

ahan

yang baik

Level 3 penuh

Kapabilitas APIP Level 3 3 3 3 3 3 3 3

Nilai 3,5 Maturitas SPIP Nilai 3,0

2

3,0

2 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,5

Tercapai

nya level

3 penuh

Kapabilit

as APIP

Level 3 Penuh

Kapabilitas APIP 1.

"Peran dan Layanan" 2.

"Praktik Profesional" 3.

"Struktur Tata Kelola"

Level 3 3 3 3 3 3 3 3

4.05.15

Pengawasan

Intern

Pemerintah

dan

Penanganan

Aduan

Masyarakat

12.250.

448

16.000.

000

16.820.

000

17.640.

000

18.522.

000

81.232.

448

Irbanwil

III;

Irbanwil

I;

Irbanwil

II;

Irbansu

s

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

lainnya wilayah I

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase pemantauan

Laporan Hasil

Pemeriksaan wilayah I

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

wilayah I

% 0 0 100 100 100 100 100 100

Persentase pemantauan

Laporan Hasil

Pemeriksaan

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

lainnya

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

wilayah II

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

lainnya wilayah II

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase pemantauan

Laporan Hasil

Pemeriksaan wilayah II

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang % 100 100 100 100 100 100 100 100

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

dilakukan pengawasan

wilayah III

Persentase pemantauan

Laporan Hasil

Pemeriksaan wilayah III

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Persentase obyek

pemeriksaan yang

dilakukan pengawasan

lainnya wilayah III

% 100 100 100 100 100 100 100 100

4.05.15.

001

Audit

Kinerja

1.736.7

42

2.250.0

00

2.362.5

00

2.480.6

25

2.604.6

57

11.434.

524

Irbanwil

I, II, II,

dan

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Laporan Hasil

Audit yang dihasilkan

Lapor

an 36 36 36

173674

2 36

225000

0 36

236250

0 36

248062

5 36

260465

7 180

114345

24

4.05.15.

001

Audit

Kinerja

1.736.7

41

2.250.0

00

2.362.5

00

2.480.6

25

2.604.6

56

11.434.

522

Irbanwil

I, II, III,

dan

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Laporan Hasil

Audit yang dihasilkan

wilayah I

Lapor

an 36 36 36

173674

1 36

225000

0 36

236250

0 36

248062

5 36

260465

6 180

114345

22

4.05.15.

001

Audit

Kinerja

1.736.7

41

2.250.0

00

2.362.5

00

2.480.6

25

2.604.6

56

11.434.

522

Irbanwil

I, II, II,

dan

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Laporan Hasil

Audit yang dihasilkan

wilayah III

Lapor

an 36 36 36

173674

1 36

225000

0 36

236250

0 36

248062

5 36

260465

6 180

114345

22

Jumlah Laporan Hasil

Audit yang dihasilkan

Lapor

an 36 36 36

173674

1 36

225000

0 36

236250

0 36

248062

5 36

260465

6 180

114345

22

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

wilayah II

4.05.15.

002

Evaluasi

Kinerja

2.134.5

80

3.000.0

00

3.150.0

00

3.307.5

00

3.472.8

75

15.064.

955

Jumlah LHE yang

dihasilkan

Lapor

an 0 0 84

213458

0 84

300000

0 84

315000

0 84

330750

0 84

347287

5 420

150649

55

4.05.15.

002

Evaluasi

Kinerja

2.134.5

80

3.000.0

00

3.150.0

00

3.307.5

00

3.472.8

75

15.064.

955

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah LHE yang

dihasilkan

Lapor

an 84 84 84

213458

0 84

300000

0 84

315000

0 84

330750

0 84

347287

5 420

150649

55

4.05.15.

003

Review

Perencanaan

Penganggara

n dan

Pelaporan

507.67

8

400.00

0

420.00

0

441.00

0

463.05

0

2.231.7

28

Jumlah LHR yang

dihasilkan

Lapor

an 0 0 84 507678 84 400000 84 420000 84 441000 84 463050 420

223172

8

4.05.15.

003

Review

Perencanaan

Penganggara

n dan

Pelaporan

507.67

8

400.00

0

420.00

0

441.00

0

463.05

0

2.231.7

28

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah LHR yang

dihasilkan

Lapor

an 101 101 101 507678 101 400000 101 420000 101 441000 101 463050 505

223172

8

4.05.15.

004

Pemantauan

Kebijakan

Kepala

Daerah dan

Hasil

Pemeriksaan

350.13

2

425.00

0

446.25

0

468.56

2

491.99

0

2.181.9

34

Irbanwil

I, II, II,

dan

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Jumlah Laporan Hasil

Pemantauan yang

dihasilkan wilayah I

Lapor

an 21 21 21 350132 21 425000 21 446250 21 468562 21 491990 21

218193

4

Jumlah Laporan Hasil

Pemantauan yang

dihasilkan wilayah II

Lapor

an 21 21 21 350132 21 425000 21 446250 21 468562 21 491990 105

218193

4

Jumlah Laporan Hasil

Pemantauan yang

dihasilkan wilayah III

Lapor

an 21 21 21 350132 21 425000 21 446250 21 468562 21 491990 105

218193

4

4.05.15.

004

Pemantauan

Kebijakan

Kepala

Daerah dan

Hasil

Pemeriksaan

350.13

3

425.00

0

466.25

0

468.56

4

491.99

0

2.201.9

37

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Laporan Hasil

Pemantauan yang

dihasilkan

Lapor

an 20 20 20 350133 20 425000 20 466250 20 468564 20 491990 100

220193

7

4.05.15.

005

Audit

Dengan

Tujuan

Tertentu

917.36

1

1.500.0

00

1.575.0

00

1.653.7

50

1.736.4

40

7.382.5

51

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h

Jumlah Laporan Hasil

Audit dengan tujuan

tertentu yang

dihasilkan

Lapor

an 15 15 15 917361 15

150000

0 15

157500

0 15

165375

0 15

173644

0 75

738255

1

4.05.15.

006

Pengawasan

Lainnya 85.833

100.00

0

105.00

0

110.25

0

115.76

2

516.84

5

Irbanwil

I, II, II,

dan

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Laporan Hasil

Pengawasan lainnya

yang dihasilkan

Lapor

an 3 3 3 85833 3 100000 3 105000 3 110250 3 115762 15 516845

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

wilayah I

Jumlah Laporan Hasil

Pengawasan lainnya

yang dihasilkan

wilayah II

Lapor

an 3 3 3 85833 3 100000 3 105000 3 110250 3 115762 15 516845

Jumlah Laporan Hasil

Pengawasan lainnya

yang dihasilkan

wilayah III

Lapor

an 3 3 3 85833 3 100000 3 105000 3 110250 3 115762 15 516845

4.05.15.

006

Pengawasan

Lainnya 85.836

100.00

0

105.00

0

110.25

0

115.76

4

516.85

0

Irbanwil

I, II, II,

dan

Irbansu

s

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Laporan Hasil

Pengawasan lainnya

yang dihasilkan

Lapor

an 3 3 3 85836 3 100000 3 105000 3 110250 3 115764 15 516850

4.05.18

Peningkatan

Profesionalis

me dan

Kompetensi

APIP

200.00

0

350.00

0

367.50

0

385.87

5

405.17

0

1.708.5

45

Inspekto

rat

Persentase APIP

berlisensi

nasional/internasional

% 0 0 20 40 60 80 100 100

4.05.18.

001

Sertifikasi

APIP

200.00

0

350.00

0

367.50

0

385.87

5

405.17

0

1.708.5

45

Sekretar

iat

Indone

sia

Jumlah APIP yang

berlisensi nasional/

internasional

Orang 0 0 2 200000 2 350000 2 367500 2 385875 2 405170 10 170854

5

4.05.21

Peningkatan

Manajemen

Mutu

1.346.5

73

1.550.0

00

1.627.5

00

1.708.8

75

1.794.0

50

8.026.9

98

Inspekto

rat

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Indeks Kepuasan

Pelanggan Kriteria Puas Angka

87,

35

87,

35

87,3

5

87,3

5

87,3

5

87,3

5

87,3

5

87,3

5

4.05.21.

001

PPKT

Berbasis

Risiko

1.175.6

50

1.300.0

00

1.365.0

00

1.433.2

50

1.504.9

10

6.778.8

10

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah Dokumen PPKT

berbasis risiko

Doku

men 0 0 1

117565

0 1

130000

0 1

136500

0 1

143325

0 1

150491

0 1

677881

0

4.05.21.

002

Surveilance

ISO

170.92

3

250.00

0

262.50

0

275.62

5

289.14

0

1.248.1

88

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h

Jumlah Dokumen

Surveilance ISO

Doku

men 1 1 1 170923 1 250000 1 262500 1 275625 1 289140 1

124818

8

Tercapai

nya Nilai

3,5

Maturitas

SPIP

Maturitas SPIP Nilai 3,5

pada unsur : 1.

Lingkungan

Pengendalian

2.Penilaian Risiko

3.Kegiatan

Pengendalian

4.Informasi dan

Komunikasi

5.Pemantauan dan

Pengendalian Intern

Nilai 3,0

2

3,0

2 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,5

4.05.20

Pembanguna

n Budaya

Integritas

2.036.2

95

2.200.0

00

2.310.0

00

2.425.5

00

2.546.7

75

11.518.

570

Inspekto

rat

Nilai Budaya Integritas Angka 0 0 75 80 83 85 90 90

4.05.20.

001

Kepatuhan

Pencegahan

dan

Pemberantas

an Korupsi

2.036.2

95

2.200.0

00

2.310.0

00

2.425.5

00

2.546.7

75

11.518.

570

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Jumlah dokumen

pencegahan dan

pemberantasan korupsi

Lapor

an 0 0 1

203629

5 1

220000

0 1

231000

0 1

242550

0 1

254677

5 1

115185

70

4.05.22

Program

Manajemen

Resiko

1.277.0

30

1.500.0

00

1.575.0

00

1.653.7

50

1.736.4

40

7.742.2

20

Inspekto

rat

Persentase OPD yang

memiliki profil

manajemen risiko

% 0 0 100 100 100 100 100 100

4.05.22.

001

Pemetaan

Risiko

507.88

5

600.00

0

630.00

0

661.50

0

694.57

5

3.093.9

60

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h

Jumlah dokumen peta

risiko Perangkat

Daerah

Doku

men 0 0 48 507885 48 600000 48 630000 48 661500 48 694575 48

309396

0

4.05.22.

002

Sapu bersih

pungutan

liar

769.14

5

900.00

0

945.00

0

992.25

0

1.041.8

65

4.648.2

60

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h

Jumlah dokumen

pemetaan kegiatan

Saber Pungli

Doku

men 35 35 35 769145 35 900000 35 945000 35 992250 35

104186

5 35

464826

0

Meningka

tnya Tata

Kelola

Organisa

si

Perangka

t Daerah

Nilai Kepuasan

Masyarakat Nilai 0 0 60 65 70 75 80 80

Meningka

tnya

Kualitas

Pelayana

n

Perangka

Nilai Kepuasan

Masyarakat Nilai

87,

3

87,

3 87,3 87,3 87,3 87,3 87,3 87,3

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

t Daerah

4.05.01

Manajemen

Administrasi

Pelayanan

Umum,

Kepegawaian

dan

Keuangan

Perangkat

Daerah

8.723.2

80

9.177.8

40

9.636.7

32

10.118.

568

10.624.

493

48.280.

913

Inspekto

rat

Persentase

ketercapaian pelayanan

umum, kepegawaian

dan keuangan

perangkat daerah

% 100 100 100 100 100 100 100 100

4.05.01.

001

Kegiatan

Administrasi

Pelayanan

Keuangan

Perangkat

Daerah

193.80

0

230.00

0

241.50

0

253.57

5

266.25

3

1.185.1

28

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah Laporan

Keuangan PD (jenis)

Lapor

an 3 3 3 193800 3 230000 3 241500 3 253575 3 266253 3

118512

8

4.05.01.

002

Kegiatan

Pelayanan

Jasa Surat

Menyurat

dan

Kearsipan

Perangkat

Daerah

79.324 82.000 86.100 90.405 94.925 432.75

4

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

terpenuhinya Bulan 12 12 12 79324 12 82000 12 86100 12 90405 12 94925 12 432754

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Pelayanan Jasa Surat

Menyurat dan

Kearsipan Perangkat

Daerah

4.05.01.

003

Kegiatan

Penyediaan

Jasa

Komunikasi,

Air dan

Listrik

Perangkat

Daerah

954.40

0

1.000.0

00

1.050.0

00

1.102.5

00

1.157.6

25

5.264.5

25

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

terpenuhinya Jasa

Komunikasi, Air dan

Listrik Perangkat

Daerah

Bulan 12 12 12 954400 12 100000

0 12

105000

0 12

110250

0 12

115762

5 12

526452

5

4.05.01.

004

Kegiatan

Penyediaan

Jaminan

Barang Milik

Daerah

132.22

0

185.00

0

194.25

0

203.96

2

214.16

0

929.59

2

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

terpenuhinya premi

asuransi barang milik

daerah

Bulan 12 12 12 132220 12 185000 12 194250 12 203962 12 214160 12 929592

4.05.01.

005

Kegiatan

Penyediaan

Jasa

Kebersihan

dan

Pelayanan

Perkantoran

Perangkat

Daerah

1.446.9

35

1.300.0

00

1.365.0

00

1.433.2

50

1.504.9

12

7.050.0

97

Sekretar

iat

Semar

ang

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Jumlah bulan

terpenuhinya jasa

Kebersihan dan

Pelayanan Perkantoran

Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 144693

5 12

130000

0 12

136500

0 12

143325

0 12

150491

2 12

705009

7

4.05.01.

006

Kegiatan

Rapat

Koordinasi

dan

Konsultasi

Dalam dan

Luar Daerah

Perangkat

Daerah

697.46

0

800.00

0

840.00

0

882.00

0

926.10

0

4.145.5

60

Sekretar

iat

Indone

sia

Jumlah bulan

terpenuhinya

pelaksanaan rapat-

rapat koordinasi dan

konsultasi ke dalam

dan luar daerah

Bulan 12 12 12 697460 12 800000 12 840000 12 882000 12 926100 12 414556

0

4.05.01.

007

Kegiatan

Pelayanan

Penyediaan

Makan

Minum

Rapat

Perangkat

Daerah

373.50

0

400.00

0

420.00

0

441.00

0

463.05

0

2.097.5

50

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

terpenuhinya

Penyediaan Makan

Minum Rapat

Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 373500 12 400000 12 420000 12 441000 12 463050 12 209755

0

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

4.05.01.

008

Kegiatan

Penyediaan

Bahan

Bacaan/Buk

u

Perpustakaa

n Perangkat

Daerah

19.160 20.000 21.000 22.050 23.152 105.36

2

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

tercukupinya

kebutuhan Bahan

Bacaan/Buku

Perpustakaan

Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 19160 12 20000 12 21000 12 22050 12 23152 12 105362

4.05.01.

009

Kegiatan

Pemeliharaa

n Rutin/

Berkala

Rumah

Jabatan/Ru

mah

Dinas/Gedu

ng Kantor/

Kendaraan

Dinas/Opera

sional

Perangkat

Daerah

2.437.8

40

2.610.8

40

2.741.3

82

2.878.4

51

3.022.3

73

13.690.

886

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

terpenuhinya

Pemeliharaan Rutin/

Berkala Rumah

Jabatan/Rumah

Dinas/Gedung Kantor/

Kendaraan

Bulan 12 12 12 243784

0 12

261084

0 12

274138

2 12

287845

1 12

302237

3 12

136908

86

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Dinas/Operasional

Perangkat Daerah

4.05.01.

010

Kegiatan

Pemeliharaa

n Rutin

/Berkala

Sarana

Kantor dan

Rumah

Tangga

Perangkat

Daerah

435.67

6

450.00

0

472.50

0

496.12

5

520.93

1

2.375.2

32

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah bulan

tercukupinya

Pemeliharaan Rutin

/Berkala Sarana

Kantor dan Rumah

Tangga Perangkat

Daerah

Bulan 12 12 12 435676 12 450000 12 472500 12 496125 12 520931 12 237523

2

4.05.01.

011

Kegiatan

Penyediaan

Sarana dan

Prasarana

Kantor

783.00

0

650.00

0

682.50

0

716.62

5

752.45

6

3.584.5

81

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah unit

penyediaan sarana dan

prasarana kantor

perangkat daerah

Unit 195 195 195 783000 195 650000 195 682500 195 716625 195 752456 975 358458

1

4.05.01.

015

Kegiatan

Pendidikan

dan

Pelatihan

725.14

4

850.00

0

892.50

0

937.12

5

983.98

1

4.388.7

50

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h,

Jakart

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Formal a

Jumlah ASN yang

mengikuti

Diklat/Workshop/Binte

k/Seminar

Orang 0 0 250 725144 250 850000 250 892500 250 937125 250 983981 125

0

438875

0

4.05.01.

016

Kegiatan

Pelayanan

Informasi

Perangkat

Daerah

340.36

8

400.00

0

420.00

0

441.00

0

463.05

0

2.064.4

18

Sekretar

iat

Indone

sia

Jumlah laporan

informasi publik

perangkat daerah

Lapor

an 1 1 1 340368 1 400000 1 420000 1 441000 1 463050 1

206441

8

4.05.01.

023

Kegiatan

pengelolaan

administrasi

kepegawaian

perangkat

daerah

104.45

3

200.00

0

210.00

0

220.50

0

231.52

5

966.47

8

Sekretar

iat

Jawa

Tenga

h dan

Jakart

a

Jumlah bulan

terpenuhinya

pelayanan kepegawaian

perangkat daerah

Bulan 12 12 12 104453 12 200000 12 210000 12 220500 12 231525 12 966478

Meningka

tnya

akuntabil

itas

kinerja

perangka

t daerah

Nilai SAKIP Perangkat

Daerah Angka 0

83,

52 84 85 86 87 88 88

4.05.02

Perencanaan

dan Evaluasi

Kinerja

Perangkat

166.37

4

185.00

0

194.25

0

203.96

2

214.16

0

963.74

6

Inspekto

rat

Tujuan Sasaran Kode

Program

dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Tujuan,

Satua

n

Data

Capaian

pada

Tahun

Awal

Perencana

an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja Pada

Akhir Periode

Renstra PD

Unit

Kerja

Perangk

at

Daerah

Penangg

ung

Jawab

Lokasi

Sasaran, Program

(Outcome), Kegiatan

(Output)

(2017/20

18) 2019 2020 2021 2022 2023

20

17

20

18

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

Targ

et

Rp.

(000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

Daerah

Persentase

ketercapaian

perencanaan dan

evaluasi kinerja OPD

% 100 100 100 100 100 100 100 100

4.05.02.

001

Kegiatan

Penyusunan

Dokumen

Perencanaan

Perangkat

Daerah

78.105 90.000 94.500 99.225 104.18

6

466.01

6

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah dokumen

perencanaan Perangkat

Daerah yang disusun

Doku

men 4 4 4 78105 4 90000 4 94500 4 99225 4 104186 4 466016

4.05.02.

002

Kegiatan

Penyusunan

Dokumen

Evaluasi

Kinerja

Perangkat

Daerah

88.269 95.000 99.750 104.73

7

109.97

4

497.73

0

Sekretar

iat

Semar

ang

Jumlah dokumen

evaluasi kinerja

perangkat daerah

Doku

men 6 6 6 88269 6 95000 6 99750 6 104737 6 109974 6 497730

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Inspektorat Provinsi Jawa Tengah sebagai perangkat daerah yang memiliki

kewenangan di bidang pengawasan, memiliki indikator-indikator kinerja,

termasuk Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara hierarki, Indikator Kinerja Utama

merupakan indikator penilaian terhadap kinerja Pejabat Eselon II, kemudian

Indikator Program merupakan indikator penilaian terhadap kinerja Pejabat

Eselon III, dan yang terakhir Indikator Kegiatan merupakan indikator penilaian

terhadap kinerja Pejabat Eselon IV. Indikator Kinerja Utama sering dsebut

sebagai medium term outcome atau outcome untuk jangka menengah, Indikator

Program biasa disebut sebagai Outcome, sedangkan Indikator Kegiatan biasa

disebut sebagai Output.

Inspektorat memiliki 2 (dua) IKU sebagai indikator keberhasilan penguatan

di bidang pengawasan, yaitu:

1. Tercapainya Level 3 Penuh Kapabilitas APIP dengan indikator sasaran adalah

Kapabilitas APIP Level 3 penuh pada Elemen :

− Peran dan Layanan (elemen 1);

− Praktik Profesional (elemen 3);

− Struktur Tata Kelola (elemen 6).

2. Tercapainya Nilai 3,5 Maturitas SPIP dengan indikator sasaran adalah

Maturitas SPIP Nilai 3,5 pada unsur :

− Lingkungan Pengendalian;

− Penilaian Risiko;

− Kegiatan Pengendalian;

− Informasi dan Komunikasi;

− Pemantauan dan Pengendalian Intern.

Dalam melakukan kegiatan pengawasan 5 tahun ke depan, Inspektorat

memiliki 5 program utama, yaitu

1. Program Pengawasan Intern Pemerintah dan Penanganan Aduan Masyarakat,

dengan outcome nya ada 3 (tiga), yaitu:

− Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan audit

− Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan evaluasi

− Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan reviu

2. Program Peningkatan Profesionalisme dan Kompetensi APIP, dengan outcome

adalah Persentase APIP yang berlisensi nasional/internasional terhadap target

5 tahun;

3. Program Peningkatan Manajemen Mutu, dengan outcome adalah Indeks

Kepuasan Masyarakat Kriteria Puas

Program Manajemen Risiko, Persentase OPD yang memiliki Pemetaan Risiko;

4. Program Pembangunan Budaya Integritas, dengan outcome adalah Nilai

Budaya Integritas.

Tabel 7.1

Penetapan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2018-2023

No

Indikator Kinerja

Utama Perangkat

Daerah

Kondisi Awal Kinerja Target Capaian Tahun Kondisi

Akhir

Kinerja 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1

Kapabilitas APIP Level

3 pada Elemen :

1. "Peran dan Layanan"

2. "Praktik Profesional"

3. "Struktur Tata

Kelola"

Level 3 DC

(3 elemen)

Level 3 DC

(3 elemen)

3 DC (2

elemen)

3 DC (1

elemen)

Level 3

Penuh

Level 3

Penuh

Level 3

Penuh

Level 3

Penuh

2

Maturitas SPIP Nilai

3,5 pada unsur:

1. Lingkungan

Pengendalian 2. Penilaian Risiko 3. Kegiatan

Pengendalian 4. Informasi dan

Komunikasi 5. Pemantauan dan

Pengendalian Intern

3,023 3,023 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,5

Tabel 7.2

Indikator Kinerja Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang Mengacu Tujuan dan Sasaran RPJMD

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Manajemen

Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan

Keuangan Perangkat Daerah

Persentase ketercapaian

pelayanan umum, kepegawaian dan keuangan perangkat daerah

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Inspektorat

Kegiatan Administrasi Pelayanan

Keuangan Perangkat Daerah

Jumlah Laporan Keuangan PD (jenis)

Laporan 3 3 3 3 3 3 3 3 Inspektorat

Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat

dan Kearsipan Perangkat Daerah

Jumlah bulan terpenuhinya Pelayanan Jasa Surat Menyurat

dan Kearsipan Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan Penyediaan Jasa

Komunikasi, Air dan Listrik Perangkat Daerah

Jumlah bulan terpenuhinya Jasa

Komunikasi, Air dan Listrik Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan Penyediaan

Jumlah bulan terpenuhinya premi asuransi barang milik daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Jaminan Barang

Milik Daerah

Kegiatan

Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan

Perkantoran Perangkat Daerah

Jumlah bulan terpenuhinya jasa

Kebersihan dan Pelayanan Perkantoran Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam

dan Luar Daerah Perangkat Daerah

Jumlah bulan terpenuhinya

pelaksanaan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan Pelayanan Penyediaan Makan

Minum Rapat Perangkat Daerah

Jumlah bulan terpenuhinya Penyediaan Makan Minum Rapat

Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan Penyediaan Bahan

Bacaan/Buku Perpustakaan Perangkat Daerah

Jumlah bulan tercukupinya

kebutuhan Bahan Bacaan/Buku Perpustakaan Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan

Pemeliharaan Rutin/ Berkala

Jumlah bulan terpenuhinya

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Rumah Jabatan/Rumah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Rumah

Jabatan/Rumah Dinas/Gedung Kantor/

Kendaraan Dinas/Operasional Perangkat Daerah

Dinas/Gedung Kantor/

Kendaraan Dinas/Operasional Perangkat Daerah

Kegiatan Pemeliharaan

Rutin /Berkala Sarana Kantor dan

Rumah Tangga Perangkat Daerah

Jumlah bulan tercukupinya

Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan Rumah

Tangga Perangkat Daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Kegiatan Penyediaan Sarana dan

Prasarana Kantor

Jumlah unit penyediaan sarana

dan prasarana kantor perangkat daerah

Unit 195 195 195 195 195 195 195 975 Inspektorat

Kegiatan Rehab

Gedung Kantor Perangkat Daerah

Jumlah Unit Gedung yang direhab Unit 1 1 1 1 1 1 1 1 Inspektorat

Kegiatan Pengadaan Kendaraan

Dinas/Operasional

Jumlah unit Kendaraan Dinas yang diadakan

Unit 0 0 0 4 1 1 1 7 Inspektorat

Kegiatan

Pengadaan

Jumlah Unit Pakaian Dinas yang

diadakan Set 0 204 0 0 150 150 150 450 Inspektorat

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Pakaian Dinas

Kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Formal

Jumlah ASN yang mengikuti Diklat/Workshop/Bintek/Seminar

Orang 0 0 250 250 250 250 250 1250 Inspektorat

Kegiatan Pelayanan Informasi

Perangkat Daerah

Jumlah laporan informasi publik perangkat daerah

Laporan 1 1 1 1 1 1 1 1 Inspektorat

Kegiatan

pengelolaan administrasi

kepegawaian perangkat daerah

Jumlah bulan terpenuhinya pelayanan kepegawaian perangkat

daerah

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 Inspektorat

Perencanaan dan

Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

Persentase ketercapaian

perencanaan dan evaluasi kinerja OPD

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Inspektorat

Kegiatan Penyusunan

Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah

Jumlah dokumen perencanaan Perangkat Daerah yang disusun

Dokumen 4 4 4 4 4 4 4 4 Inspektorat

Kegiatan Penyusunan

Dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

Jumlah dokumen evaluasi kinerja perangkat daerah

Dokumen 6 6 6 6 6 6 6 6 Inspektorat

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Pengawasan

Intern Pemerintah dan Penanganan Aduan Masyarakat

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan

lainnya wilayah I

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil I

Persentase pemantauan Laporan Hasil Pemeriksaan wilayah I

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil I

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan

wilayah I

% 0 0 100 100 100 100 100 100 Irbanwil I

Persentase pemantauan Laporan

Hasil Pemeriksaan % 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbansus

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbansus

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan

lainnya

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbansus

Persentase obyek pemeriksaan

yang dilakukan pengawasan wilayah II

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil II

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan lainnya wilayah II

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil II

Persentase pemantauan Laporan Hasil Pemeriksaan wilayah II

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil II

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil III

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

wilayah III

Persentase pemantauan Laporan Hasil Pemeriksaan wilayah III

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil III

Persentase obyek pemeriksaan yang dilakukan pengawasan

lainnya wilayah III

% 100 100 100 100 100 100 100 100 Irbanwil III

Audit Kinerja Jumlah Laporan Hasil Audit yang dihasilkan wilayah I

Laporan 36 36 36 36 36 36 36 180 Irbanwil I

Jumlah Laporan Hasil Audit yang dihasilkan wilayah III

Laporan 36 36 36 36 36 36 36 180 Irbanwil III

Jumlah Laporan Hasil Audit yang dihasilkan wilayah II

Laporan 36 36 36 36 36 36 36 180 Irbanwil II

Jumlah Laporan Hasil Audit yang dihasilkan

Laporan 36 36 36 36 36 36 36 180 Irbansus

Evaluasi Kinerja Jumlah LHE yang dihasilkan Laporan 84 84 84 84 84 84 84 420 Irbansus

Review Perencanaan

Penganggaran dan Pelaporan

Jumlah LHR yang dihasilkan Laporan 101 101 101 101 101 101 101 505 Irbansus

Pemantauan Kebijakan Kepala Daerah dan Hasil

Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemantauan yang dihasilkan

Laporan 20 20 20 20 20 20 20 100 Irbansus

Jumlah Laporan Hasil

Pemantauan yang dihasilkan Laporan 21 21 21 21 21 21 21 21 Irbanwil I

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

wilayah I

Jumlah Laporan Hasil Pemantauan yang dihasilkan

wilayah II

Laporan 21 21 21 21 21 21 21 105 Irbanwil II

Jumlah Laporan Hasil

Pemantauan yang dihasilkan wilayah III

Laporan 21 21 21 21 21 21 21 105 Irbanwil III

Audit Dengan

Tujuan Tertentu

Jumlah Laporan Hasil Audit

dengan tujuan tertentu yang dihasilkan

Laporan 15 15 15 15 15 15 15 75 Irbansus

Pengawasan Lainnya

Jumlah Laporan Hasil Pengawasan lainnya yang

dihasilkan wilayah I

Laporan 3 3 3 3 3 3 3 15 Irbanwil I

Jumlah Laporan Hasil

Pengawasan lainnya yang dihasilkan wilayah II

Laporan 3 3 3 3 3 3 3 15 Irbanwil II

Jumlah Laporan Hasil

Pengawasan lainnya yang dihasilkan wilayah III

Laporan 3 3 3 3 3 3 3 15 Irbanwil III

Jumlah Laporan Hasil Pengawasan lainnya yang

dihasilkan

Laporan 3 3 3 3 3 3 3 15 Irbansus

Peningkatan Profesionalisme

dan Kompetensi APIP

Persentase APIP berlisensi

nasional/internasional % 0 0 20 40 60 80 100 100 Inspektorat

Program / Kegiatan

Indikator Satuan

Kondisi Kinerja pada

Awal Periode RPJMD

Target Capaian Tahun

Kondisi Kinerja

Pada Akhir

periode

RPJMD

Unit Kerja

Perangkat Daerah

Penanggung Jawab

(2017/2018)

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Sertifikasi APIP Jumlah APIP yang berlisensi

nasional/ internasional Orang 0 0 2 2 2 2 2 10 Inspektorat

Pembangunan

Budaya Integritas Nilai Budaya Integritas Angka 0 0 75 80 83 85 90 90 Inspektorat

Kepatuhan Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi

Jumlah dokumen pencegahan dan

pemberantasan korupsi Laporan 0 0 1 1 1 1 1 1 Inspektorat

Peningkatan Manajemen Mutu

Indeks Kepuasan Pelanggan Kriteria Puas

Angka 87.35 87.35 87.35 87.35 87.35 87.35 87.35 87.35 Inspektorat

PPKT Berbasis Risiko

Jumlah Dokumen PPKT berbasis risiko

Dokumen 0 0 1 1 1 1 1 1 Inspektorat

Surveilance ISO Jumlah Dokumen Surveilance ISO Dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 Inspektorat

Program Manajemen Resiko

Persentase OPD yang memiliki profil manajemen risiko

% 0 0 100 100 100 100 100 100 Inspektorat

Pemetaan Risiko Jumlah dokumen peta risiko Perangkat Daerah

Dokumen 0 0 48 48 48 48 48 48 Inspektorat

Sapu bersih pungutan liar

Jumlah dokumen pemetaan kegiatan Saber Pungli

Dokumen 35 35 35 35 35 35 35 35 Inspektorat

BAB VIII

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun

2018 – 2023 yang berisi permasalahan, visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi

dan kebijakan, serta program dan kegiatan merupakan pedoman Inspektorat

Provinsi Jawa Tengah dalam menyusun Rencana Kerja guna penyelenggaraan

kegiatan pengawasan di lingkup Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 5

tahun ke depan. Bila nantinya diperlukan perubahan atau penyesuaian, dapat

dilakukan reviu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Guna penyusunan Rencana Kerja Inspektorat TA 2024, selama masa transisi

saat Rencana Strategis Inspektorat 2023-2028 sedang dalam penyusunan, maka

Rencana Strategis Inspektorat 2018-2023 ini dapat digunakan sebagai acuan dan

pedoman.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan perlu didukung oleh seluruh stakeholder

terkait, baik pimpinan dan staf, serta seluruh SKPD pada pemerintah provinsi,

Kabupaten/Kota, Aparat Penegak Hukum, serta seluruh komponen masyarakat.

Oleh karena itu, Renstra ini juga menjadi acuan dalam upaya pengawasan yang

pada akhirnya dapat mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih

baik lagi di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Pada akhirnya, keberhasilan kegiatan pengawasan secara terpadu

diharapkan dapat mendukung tercapainya visi Gubernur Jawa Tengah 2018 –

2023 “Menuju Jateng Sejahtera dan Berdikari, Tetep Mboten Korupsi, Mboten

Ngapusi”, dan misi Gubernur Jawa Tengah 2018 – 2023 khususnya misi kedua

“Mempercepat Reformasi Birokrasi yg dinamis serta memperluas sasaran ke

pemerintah Kabupaten/Kota”.