bab i pendahuluan 1.1 undang-undang nomor …...1 bab i pendahuluan 1.1 latar belakang undang-undang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah wajib menyusun RKPD yang merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) Tahun, yang memuat
rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta
rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun
dengan berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program
strategik nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Renja OPD memiliki fungsi yang sangat fundamental dalam sistem
perencanaan daerah, karena Renja OPD merupakan produk perencanaan pada
unit organisasi pemerintah terendah dan terkecil. Renja OPD berhubungan
langsung dengan pelayanan pada masyarakat yang merupakan tujuan utama
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kualitas penyusunan Renja OPD
sangatlah menentukan pada kualitas pelayanan pada publik. Keterkaitan Renja
OPD dengan dokumen RKPD dan Renstra OPD merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan karena didalam Renja OPD merupakan penjabaran dan
adanya hubungan keselarasan dengan dokumen daerah yang ada di atasnya
seperti RPJMD, Renstra OPD dan RKPD.
Keterkaitan Renja OPD dengan Renja Provinsi dilakukan secara
integrative dengan dokumen- dokumen perencanaan yang lainnya, mulai dari
tingkat pusat dan provinsi. Hal ini dilakukan agar ada koordinasi dan sinkronisasi
2
berbagai program, serta agar saling mendukung dan menghindari adanya
tumpang tindih program/kegiatan. Pada akhirnya berbagai program
pembangunan yang dilakukan bisa memberi manfaat yang lebih besar pada
masyarakat Kota Banjar.
Penyusunan Rencana Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar tahun 2019 dilaksanakan melalui
pendekatan: (1) top-down, yaitu pendekatan yang memperhatikan program-
program prioritas dan kebijakan pemerintah pusat; (2) bottom-up, yaitu
pendekatan perencanaan yang mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan
masyarakat yang disalurkan melalui musrenbang desa, kecamatan dan kota;
(3) teknokratik, yaitu pendekatan perencanaan yang mengedepankan
pengetahuan, ilmu dan teknologi; (4) politik, yaitu pendekatan perencanaan yang
mengakomodasi kepentingan-kepentingan politik dalam pelaksanaan
pembangunan; (5) partisipatif, yaitu pendekatan perencanaan yang melibatkan
unsur-unsur pemerintah, dunia usaha, akademisi dan komunitas atau lembaga
swadaya masyarakat dalam koridor peraturan perundang-undangan.
Proses penyusunan Renja OPD Tahun 2019 berdasarkan pendekatan
perencanaan dilaksanakan melalui:
1) Penyusunan dokumen Rancangan Awal Renja Tahun 2019 dengan
memperhatikan penelaahan terhadap RPJMN dan RPJMD Provinsi, Penelahaan
pokok-pokok pikiran DPRD; RPJPD Kota tahun 2005-2025 dan hasil evaluasi
Renja Tahun 2017;
2) Penyusunan rancangan Renja melalui pengakomodasian: (a) Pembahasan
usulan hasil reses anggota DPRD; (b) hasil pembahasan dalam forum OPD; (c)
hasil musrenbang Kota sebagai tindak lanjut dari hasil hasil musrenbang
tingkat Desa dan Kecamatan;
3) Penyusunan rancangan akhir Renja Tahun 2019 dengan memperhatikan hasil
Musrenbang dan hasil Musrenbang RKPD Provinsi Jawa Barat;
4) Penyusunan dokumen Renja tahun 2019 yang berpijak kepada rancangan akhir
Renja OPD Tahun 2019, hasil musrenbang provinsi serta verifikasi akhir untuk
3
program dan kegiatan prioritas untuk kemudian diterbitkan dan Peraturan
Walikota tentang RKPD 2019.
Rencana Kerja OPD memuat rancangan kerangka OPD, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Selain itu Renja OPD juga merupakan acuan bagi OPD dalam
menyempurnakan Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD)
untuk tahun yang sama.
Dalam prosesnya, penyusunan rancangan Renja OPD mengacu pada
kerangka arahan yang dirumuskan dalam rancangan awal RKPD. Oleh karena itu
penyusunan rancangan Renja OPD dapat dikerjakan secara simultan/paralel
dengan penyusunan rancangan awal RKPD, dengan fokus melakukan pengkajian
terlebih dahulu terhadap kondisi eksisting OPD, evaluasi pelaksanaan Renja OPD
tahun-tahun sebelumnya dan evaluasi kinerja terhadap pencapaian Renstra OPD.
Tahap penetapan rancangan akhir Rencana Kerja OPD dilakukan dengan
pengesahan oleh Kepala Daerah, selanjutnya Kepala OPD menetapkan Renja OPD
untuk menjadi pedoman di lingkungan OPD dalam menyusun program dan
kegiatan prioritas OPD pada tahun anggaran berkenaan. Prinsip Penyusunan: 1.
Substansi Renja OPD merupakan perbaikan dari materi Rancangan Renja OPD
yang disesuaikan dengan Perkada RKPD. 2. Program dan kegiatan dirinci
menurut sumber pendanaan yang diusulkan. 3. Program dan kegiatan yang
direncanakan memuat tolok ukur kinerja keluaran, target capaian program/
kegiatan, target keluaran kegiatan, total dana yang diperlukan kegiatan. 4. Renja
OPD merupakan dokumen resmi program dan kegiatan OPD yang akan
diaksanakan dalam tahun rencana dan merupakan acuan dalam penyusunan RKA
OPD setelah memerhatikan nota kesepakatan Kebijakan Umum APBD (KUA)
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
4
BAGAN ALIR TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
Sinkronisasi Kebijakan Nasional
dan Provinsi
Pembahasan Renja SKPD pada Forum
SKPD Kabupaten/Kota
Musrenbang kecamatan
Musrenbang Desa
Pengesahan Renja-SKPD oleh
KDH
Rancangan Renja SKPD· Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan Renja SKPD
tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD
· Tujuan, sasaran dan program kegiatan,
· Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD
Rancangan Renja-SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan
Renja-SKPD kepada Bappeda
Penyesuaian Rancangan Renja-SKPD Penetapan Renj-
SKPD oleh Kepala SKPD
Renja SKPD· Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan
Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD
· Tujuan, sasaran dan program kegiatan,
· Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaianrenstra SKPD
· dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraanmaju berdasarkan paguindikatif
· sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan
· penutup
Penyesuaian Rancangan Renja-SKPD
Rancangan Renja SKPD· Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan
Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD
· Tujuan, sasaran dan program kegiatan,
· Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaianrenstra SKPD
· dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif
· sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan
· penutup
Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum
SKPD
Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Kecamatan
Berita Acara Hasil Kesepakatan
Musrenbang Desa
Perumusan kegiatan prioritas
Penelaahan usulan kegiatan
masyarakat
Penelaahan Rancangan Awal RKPD
Rancangan Awal RKPD
Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD)· agenda penyusunan RKPD, · pelaksanaan forum SKPD,· musrenbang RKPD, · batas waktu penyampaian
rancangan renja-SKPD kepada Bappeda
Pengolahan data dan informasi
penentuan isu-Isu penting penyelengga-
raan tugas dan fungsi SKPD
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Mereview hasil evaluasi renja SKPD tahun lalu
berdasarlan Renstra-SKPD
Perumusan Tujuan dan
sasaran
Penyempurnaan Rancangan
Renja
Pembahasan Renja SKPD pada Forum
SKPD Provinsi
PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD PENETAPAN RENJA SKPD
Penyusunan Rancangan RKPD
Pelaksanaan Musrenbang
RKPD
Perumusan Rancangan Akhir
RKPD
PerKDH RKPD Kab./Kota
PENYUSUNAN RKPD
Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang
Kabupaten/Kota
Verifikasi
Rancangan Renja
SKPD
sesuai
Tid
ak
se
su
ai
KUA & PPAS YANG DISEPAKATI KDH
DAN DPRDPenyusunan KUA dan
PPAS
Persiapan Penyusunan Renja-SKPD
5
Adapun tahapan persiapan penyusunan Renja yang dilakukan adalah :
a. Persiapan Penyusunan Renja
Pembentukan Tim Penyusun Renja
Orientasi mengenai Renja
Penyusunan Agenda Kerja Tim Renja
Pengumpulan Data dan Informasi
b. Pengolahan Data dan Informasi
Tahap pengolahan data dan informasi bertujuan untuk menyajikan seluruh
kebutuhan data dari laporan hasil analisis menjadi informasi yang lebih
terstruktur, sistematis, dan relevan bagi pembahasan tim dan pihak-pihak
terkait ditiap tahap perumusan penyusunan rancangan Renja.
c. Tahap Perumusan Rancangan Renja
Pengolahan data dan informasi;
Analisis gambaran pelayanan OPD;
Mereview hasil evaluasi pelaksaan Renja OPD tahun lalu berdasarkan
Renstra OPD;
Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi OPD
Telaah terhadap rancangan awal RKPD
Perumusan tujuan dan sasaran;
Penelaahan usulan program dan kegiatan dari masyarakat;
Perumusan kegiatan prioritas;
Penyajian awal dokumen rancangan Renja OPD;
Penyempurnaan rancangan kerja OPD;
Pembahasan forum OPD; dan
Penyesuaian dokumen rancangan Renja OPD sesuai dengan prioritas
dan sasaran pembangunan tahun rencana dengan mempertimbangkan
arah dan kebijakan umum pembangunan daerah.
d. Penyajian dan penyampaian rancangan Renja
e. Verifikasi dan penyempurnaan rancangan renja yang mengacu pada
Rancangan Akhir RKPD
f. Penetapan Renja.
6
skema hubungan perencanaan dan penganggaran dibawah ini :
Gambar 1.2 Bagan Alur Hubungan Perencanaan Dan Penganggaran
1.2. Dasar Hukum
Peraturan Perundang–undangan yang melatarbelakangi penyusunan
Rencana Kerja OPD Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang nomor 27 tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di
Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 130, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4246);
2. Undang–undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
3. Undang–undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
7
4. Undang–undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4723);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai
Politik;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 Tentang
Penanganan Konflik Sosial;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan;
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4817);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4725);
8
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2009 Tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang
Penanganan Konflik Sosial;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2016 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan;
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2015 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Dana Desa
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
9
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 45);
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013-2018 (Tambahan Lembaran Daerah Nomor 10);
25. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 9 tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Banjar Tahun 2005-2025;
26. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjar Tahun 2014-2018
(Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 4);
27. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Banjar;
28. Peraturan Walikota Nomor 30 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Tata
Kerja, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah;
29. Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2019;
30. Peraturan Walikota Nomor ........../............ tentang Rencana Kerja Perangkat
Daerah Tahun 2019;
31. Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor 130/Kpts.122.a-Bappeda/2014
tanggal 14 Agustus 2014 tentang Pengesahan Renstra OPD Tahun 2014 –
2018.
10
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja OPD Tahun 2019 dimaksudkan untuk mewujudkan
sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan, dan antar tingkat
pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya dalam
pembangunan daerah.
Tujuan penyusunan Rencana Kerja OPD Tahun 2019, Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar menetapkan tujuan
sebagai berikut :
a. Menterjemahkan visi, misi, dan program pembangunan dalam RPJMD Kota
Banjar secara nyata sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
b. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran terpadu berbasis hasil/kinerja.
c. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan SKPD yang
fokus, tidak tumpang tindih dan terintegrasi.
d. Membangun sistem penilaian kinerja yang terukur, transparan dan akuntabel.
e. Menciptakan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan di urusan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta
urusan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik yang efektif dan efisien.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Rencana Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar, adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Proses Penyusunan Rencana Kerja OPD Kota Banjar
Tahun 2019
1.3. Dasar Hukum
1.4. Maksud dan Tujuan
1.5. Sistematika Penulisan
11
Bab II : Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja OPD Tahun Lalu
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan
Capaian Renstra OPD.
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD
2.3. Isu Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD.
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan
politik.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.
Bab III : Tujuan, Sasaran, Progrsm dan Kegiatan
3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD.
3.3. Program dan Kegiatan.
Bab IV : Penutup
12
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA OPD TAHUN LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun lalu dan Capaian Renstra OPD.
Sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Evaluasi dilakukan
dengan mengukur realisasi capaian-capaian target perencanaan yang telah
ditetapkan melalui Rencana Strategi. Oleh karena itu Renja Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar ini
juga dievaluasi berdasarkan realisasi capaian capaian target program/
kegiatan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 dan perkiraan realisasi
capaian target program/kegiatan sampai dengan tahun 2018. Evaluasi
terhadap Renja Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Banjar tahun 2017 meliputi 3 (tiga) hal yaitu kebijakan
perencanaan program/kegiatan, pelaksanaan rencana program/kegiatan dan
hasil rencana program/kegiatan.
Evaluasi Rencana Kerja (Renja) dan capaian Rencana Strategi (Renstra)
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Banjar sampai dengan Tahun 2018 dapat dilihat dari berbagai indikator
melalui tabel berikut.
Tabel 2.1 terlampir
13
I. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1) Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanaan Program kerja ini ditetapkan dengan maksud agar dapat
tercapainya tujuan organisasi dalam hal pemenuhan sarana dan
prasarana kebutuhan tugas rutin Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar dalam satu tahun
anggaran melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik,
yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 20.400.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 16.170.720,-
atau 79,27% output kegiatan adalah tersedianya jasa komunikasi
air dan listrik. Nilai capaian kinerja output sebesar 100% karena
target terealisasi 12 bulan dari target 12 bulan;
2. Kegiatan penyediaan jasa jaminan barang milik daerah, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 10.200.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 5.955.276,- atau
58,39% output kegiatan adalah terfasilitasinya asuransi kendaraan
dinas dan kendaraan operasional. Nilai capaian kinerja output
sebesar 100% karena target terealisasi 3 unit dari target 3 unit
kendaraan;
3. Kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.000.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.769.500,- atau 69,24% output kegiatan adalah
terfasilitasinya perpanjangan STNK kendaraan dinas dan
kendaraan operasinal. Nilai capaian kinerja output sebesar 100%
karena target terealisasi 9 unit dari target 9 unit kendaraan;
4. Kegiatan penyediaan jasa administrasi keuangan, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 450.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 264.000,- atau 58,67%
14
output kegiatan adalah tersedianya cek kantor. Nilai capaian
kinerja output sebesar 75% karena target terealisasi 3 buku dari
target 4 buku;
5. Kegiatan penyediaan jasa kebersihan kantor, yang dilaksanakan
oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.600.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 12.600.000,- atau 100% output
kegiatan adalah terpeliharanya kebersihan kantor. Nilai capaian
kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 12 bulan dari
target 12 bulan;
6. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor, yang dilaksanakan oleh
Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,- atau 100% output
kegiatan adalah tersedianya ATK pegawai. Nilai capaian kinerja
output sebesar 100% karena target terealisasi 12 bulan dari target
12 bulan;
7. Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 35.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 35.000.000,- atau
100% output kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan cetak dan
penggandaan kantor. Nilai capaian kinerja output sebesar 100%
karena target terealisasi 12 bulan dari target 12 bulan;
8. Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan
bangun kantor, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 3.200.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp. 3.200.000,- atau 100% output kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan alat listrik. Nilai capaian kinerja output sebesar 100%
karena target terealisasi 12 bulan dari target 12 bulan;
9. Kegiatan penyediaan peralatan rumah tangga, yang dilaksanakan
oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.921.925,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.920.000,- atau 99,93% output
kegiatan adalah tersedianya peralatan rumah tangga. Nilai
15
capaian kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 12
bulan dari target 12 bulan;
10. Kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 11.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
9.060.000,- atau 82,36% output kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan informasi media massa untuk pegawai. Nilai capaian
kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 12 bulan dari
target 12 bulan;
11. Kegiatan penyediaan makanan dan minuman, yang dilaksanakan
oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.000.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 7.969.500,- atau 99,62% output
kegiatan adalah tersedianya makan dan minum untuk tamu dan
rapat internal kantor. Nilai capaian kinerja output sebesar 100%
karena target terealisasi 12 bulan dari target 12 bulan;
12. Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah,
yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 170.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
169.969.191,- atau 99,98% output kegiatan adalah lancarnya
kegiatan rapat konsultasi dan koordinasi luar daerah. Nilai
capaian kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 12
bulan dari target 12 bulan;
13. Kegiatan penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis
perkantoran, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 68.200.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp. 68.200.000,- atau 100% output kegiatan adalah
terpenuhinya honorarium tenaga Non PNS. Nilai capaian kinerja
output sebesar 100% karena target terealisasi 12 bulan dari target
12 bulan.
16
Pada program ini seluruh kegiatan telah terealisasi sehingga capaian
kinerja mencapai 97,00 %.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pelaksanaan Program kerja ini ditetapkan dengan maksud agar tujuan
organisasi dapat tercapai khususnya dalam hal pemeliharaan sarana
dan prasarana, sehingga pelaksanaan tugas-tugas kedinasan dapat
berjalan tertib dan lancar serta sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan untuk 1 (satu) tahun anggaran. Pada program ini
terdapat kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan pengadaan mebeulair kantor, yang dilaksanakan oleh
Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 53.725.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 52.675.000,- atau 98,05% output
kegiatan adalah tersedianya Meja pejabat, kursi pejabat, kursi staf
dan lemari arsip. Nilai capaian kinerja output sebesar 100% karena
target terealisasi lengkap semuanya;
2. Kegiatan pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 51.836.075,- realisasi anggaran sebesar Rp. 51.831.000,- atau
99,99% output kegiatan adalah tersedianya laptop, dan printer
untuk pegawai. Nilai capaian kinerja output sebesar 100% karena
target terealisasi lengkap semuanya;
3. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 20.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 20.000.000,- atau
100% output kegiatan adalah terpeliharanya gedung kantor. Nilai
capaian kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 12
bulan dari target 12 bulan.
4. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan
17
alokasi anggaran sebesar Rp. 90.000.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp. 89.865.340,- atau 99,85% output kegiatan adalah
terpeliharanya kendaraan operasinal dan kendaraan dinas kantor.
Nilai capaian kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi
12 bulan dari target 12 bulan;
5. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan
kantor, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 6.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
6.132.000,- atau 94,34% output kegiatan adalah terpeliharanya
peralatan dan perlengkapan kantor. Nilai capaian kinerja output
sebesar 100% karena target terealisasi 12 bulan dari target 12
bulan.
Pada program ini seluruh kegiatan telah terealisasi sehingga capaian
kinerja mencapai 99,30 %.
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pelaksanaan Program kerja ini ditetapkan dengan maksud agar tujuan
organisasi dapat tercapai khususnya dalam hal peningkatan disiplin
aparatur. Pada program ini terdapat kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya,
yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 24.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 22.455.000,-
atau 93,56% output kegiatan adalah tersedianya pakaian dinas
dan perlengkapannya. Nilai capaian kinerja output sebesar 100%
karena target terealisasi 30 stel dari target 30 Stel;
2. Kegiatan Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 27.750.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 27.750.000,- atau
100% output kegiatan adalah tersedianya pakaian khusus hari-
18
hari tertentu. Nilai capaian kinerja output sebesar 100% karena
target terealisasi 30 stel dari target 30 stell.
Pada program ini seluruh kegiatan telah terealisasi sehingga capaian
kinerja mencapai 97,01 % dari target 100%.
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Pelaksanaan Program ini ditetapkan dengan maksud meningkatkan
kapasitas sumber daya aparatur agar lebih trampil, cerdas, inovatif dan
kreatif.
1. Kegiatan bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-
undangan, yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 5.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
3.000.000,- atau 60,00% output kegiatan adalah terfasilitasinya
kebutuhan bimbingan teknis pegawai.
Pada program ini kegiatan dapat terealisasi dengan capaian kinerja
mencapai 60,00 %. Hal ini dikarenakan tidak adanya undangan untuk
kegiatan Bimbingan Teknis. Dari target 2 orang mengikuti bimbingan
teknis, tetapi hanya 1 orang yang mengikuti bimbingan teknis.
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Pelaksanaan Program ini ditetapkan dengan maksud dan tujuan agar
tertib administrasi dengan baik dan benar sehingga dapat terukur hasil
capaian kinerja. Pada program ini terdapat kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar
realisasi kinerja SKPD, yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata
Usaha dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.500.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp. 7.500.000,- atau 100% output kegiatan
adalah tersedianya LAKIP, LPPD, LKPJ dan TAPKIN. Nilai
19
capaian kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 4
dokumen dari target 4 dokumen;
2. Kegiatan penyusunan laporan keuangan akhir tahun, yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 7.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 7.500.000,- atau
100% output kegiatan adalah tersedianya tersedianya informasi
laporan keuangan OPD. Nilai capaian kinerja output sebesar 100%
karena target terealisasi 1 dokumen dari target 1 dokumen;
3. Kegiatan penyusunan rencana kerja, yang dilaksanakan oleh
Sekretariat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.200.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 12.200.000,- atau 100% output
kegiatan adalah tersedianya dokumen rencana kerja SKPD. Nilai
capaian kinerja output sebesar 100% karena target terealisasi 2
dokumen dari target 2 dokumen.
Pada program ini seluruh kegiatan telah terealisasi sehingga capaian
kinerja mencapai 100 %.
Pencapaian sasaran ini didukung oleh program dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan desa serta Kesatuan Bangsa dan Politik. Kegiatan-kegiatan
dan indikator kinerja yang termasuk didalamnya meliputi :
a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, dengan
didukung kegiatan-kegiatan :
1. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
197.100.000,- atau terealisasi 98,55% dari anggarannya sebesar Rp.
200.000.000,- . output dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman
lembaga organisasi kemasyarakatan mengenai Tugas, Pokok dan fungsi
yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para kader
20
pemberdayaan masyarakat (Posyandu, PKK terpadu, Paud, KWT) yang
ada di tingkat Desa/Kelurahan.
2. Penyelenggaraan Pendidikan dan Peatihan Tenaga Tekhnis dan Masyarakat
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
25.000.000,- atau terealisasi 100% dari anggarannya sebesar Rp.
25.000.000,-. Output dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman
Kader Pemberdayaan Masyarkat (KPM) tentang partisipasi dan
keswadayaan masyarakat dalam pembangunan di desa.
3. Gelar Pameran Teknologi Tepat Guna
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp. 47.573.272,-
atau terealisasi 95,15% dari anggarannya sebesar Rp. 50.000.000,- . output
dari kegiatan ini adalah ikut serta dan terlaksananya kegiatan Gelar
Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi dan Nasional. Ada tiga
poduk TTG, yaitu teknologi yang dihasilkan modifikasi mesin rumput
menjadi mesin pemotong Padi, alat perontok padi secara manual (pedal
tresher) dan mesin pompa air dimodifikasi menjadi mesin parut kelapa.
4. Pelatihan Kader Posyandu
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp. 30.000.000,-
atau terealisasi 100,00% dari anggaranya sebesar Rp. 30.000.000,- . output
dari kegiatan ini adalah terlaksananya pelatihan bagi para kader
posyandu, yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para kader,
tersebarnya informasi tentang Posyandu.
5. Lomba POSYANDU dan Kader POSYANDU
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp. 27.643.000,-
atau terealisasi 92,14% dari anggaranya sebesar Rp. 30.000.000,- . output
21
dari kegiatan ini adalah terselenggaranya kegiatan lomba posyandu dan
kader posyandu, dengan hasil yang diharapkan dapat meningkatkan
motivasi bagi para kader untuk meningkatkan kompetensinya. Ikut serta
dan terlaksananya kegiatan lomba posyandu dan kader posyandu tingkat
Kota maupun tingkat Propinsi yang menghasilkan juara 1 (Posyandu
Kenanga) di tingkat Kota.
6. Sosialisasi dan Evaluasi Revitalisasi POSYANDU Tingkat Kota Banjar
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
23.542.750,- atau terealisasi 78,48% dari anggarannya sebesar Rp.
30.000.000,- . output dari kegiatan ini adalah terselenggaranya
penyampaian informasi dan evaluasi kegiatan Posyandu terkait dengan
kegiatan revitalisasi Posyandu yang ada di Kota Banjar, tersedianya
sarana dan prasarana posyandu, aktifnya pelayanan posyandu setiap hari.
7. Rapat Koordinasi Pokjanal POSYANDU Tingkat Kota Banjar
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
23.542.750,- atau terealisasi 78,48% dari anggaranya sebesar Rp.
30.000.000,- . output dari kegiatan ini adalah terselenggaranya rakor
posyandu untuk mengevauasi dan menyelaraskan gerak langkah pokjanal
Posyandu, Pokja Desa/Kelurahan, Pokjanal Posyandu Kecamatan dan
Pokjanal Posyandu Kota Banjar.
8. Pembentukan pengurus dan Bantuan Sarana Posyantek dan Wartek
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
18.530.000,- atau terealisasi 100% dari anggaranya sebesar Rp. 18.530.525,-
. output dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pembentukan
pengurus Warung Teknologi yang ada di Kota Banjar, terciptanya
motivasi untuk mengembangkan teknologi tepat guna.
22
No. Program/Kegiatan Target Realisasi capaian
1 2 4 5 6
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
1 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan
690 org 690 org 100%
2 Penyelenggaraan Pendidikan dan Peatihan Tenaga Tekhnis dan Masyarakat
50 org 50 org 100%
3 Gelar Pameran Teknologi Tepat Guna 2 keg/3 produk
TTG
2 keg/3 produk
TTG
100%
4 Pelatihan Kader Posyandu 50 org 50 org 100%
5 Lomba Posyandu dan Kader Posyandu 1 keg 1 keg 100%
6 Sosialisasi dan Evaluasi Revitalisasi Posyandu Tingkat Kota Banjar
1 keg 1 keg 100%
7 Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu Tingkat Kota Banjar
4 kali/thn 4 kali/thn
100%
8 Pembentukan pengurus dan bantuan sarana Posyantek dan Wartek
1 dok 1 dok 100%
b. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa.
1) Lomba Desa/kelurahan
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
30.517.000,- atau terealisasi 100% dari anggaranya sebesar Rp. 30.517.000,-
. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya lomba
desa/kelurahan dan terevaluasinya desa dan kelurahan di tingkat Kota
Banjar. Mendapatkan juara 2 Kelurahan Purwaharja Tingkat Provinsi
Jawa Barat.
2) Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (Kota)
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
77.394.575,- atau terealisasi 85,99% dari anggaranya sebesar Rp.
90.000.000,- . Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya
23
kegiatan Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) di tingkat
Kota Banjar, Tingkat Provinsi Jawa Barat dan Tingkat Nasional.
3) Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong (Banprop)
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Propinsi Jawa Barat sebesar Rp.
99.634.000,- atau terealisasi 99,63% dari anggaranya sebesar Rp.
100.000.000,- . Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) Rabat beton
sepanjang 519 m lokasi di dusun Kedungwaringin RT 06/06 Desa
Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar.
4) Penilaian pelaksana Terbaik Bulan Bhakti Gotong Royong
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
24.980.000,- atau terealisasi 99,92% dari anggarannya sebesar Rp.
25.000.000,- . Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan Penilaian Pelaksana Terbaik Bulan Bhakti Gotong Royong
(BBGRM) Tingkat Kota Banjar. Kelurahan Purwaharja Juara I untuk
penilaian pelaksana terbaik BBGRM Tingkat Provinsi Jawa Barat.
5) Peningkatan Peran serta masyarakat melalui Bhakti Siliwangi
Manunggal Satata Sariksa (BSMSS)(Kota)
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
39.999.100,- atau terealisasi 100% dari anggaranya sebesar Rp. 40.000.000,-
. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan
Peningkatan Peran Serta masyarakat melalui Bhakti Siliwangi Manunggal
Satata Sariksa (BSMSS) yang terintegrasi antara Pemerintah Kota Banjar,
Kodim 0613 Ciamis dan masyarakat di Dusun Kedungwaringin Desa
Waringinsari.
6) Peningkatan Peran serta masyarakat melalui Bhakti Siliwangi
Manunggal Satata Sariksa (BSMSS)(Banprop)
24
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Propinsi Jawa Barat sebesar Rp.
99.432.000,- atau terealisasi 99,43% dari anggarannya sebesar Rp.
100.000.000,- . Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan Peningkatan Peran Serta masyarakat melalui Bhakti Siliwangi
Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) dalam pengaspalan Rabat jalan beton
sepanjang 465,5 m yang terintegrasi antara Pemerintah Kota Banjar,
Kodim 0613 Ciamis dan masyarakat di Dusun Kedungwaringin Desa
Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar.
No. Program/Kegiatan Target Realisasi capaian
1 2 4 5 6
Peningkatan Peningkatan partisipasi Masyarakat dalam membangun desa
1 Lomba Desa/Kelurahan 1 keg 1 keg 100%
2 Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (Pelaksanaan Pencanangan BBGRM Tingkat Kota Banjar, Tingkat Propinsi Jabar dan tingk Nasional)(Kota)
3 keg 3 keg 100%
3 Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong (Banprop berupa Fisik)
1 Desa 1 Desa 100%
4 Penilaian pelaksana Terbaik Bulan Bhakti Gotong Royong
Juara Juara 100%
5 Peningkatan Peran serta masyarakat melalui Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS)(Kota)
1 Desa 1 Desa 100%
6 Peningkatan Peran serta masyarakat melalui Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS)(Banprop)
1 Desa 1 Desa 100%
c. Program Pelatihan Usaha Kecil Berbasis Keluarga
1) Pelatihan Keterampilan Usaha/Peningkatan Kewirausahaan
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
15.000.000,- atau terealisasi 100% dari anggaranya sebesar Rp.
15.000.000,- . Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah meningkatnya
pemahaman 100 KK binaan di Lokasi P2WKSS yaitu Desa Binangun
25
Kecamatan Pataruman. Mengolah bahan yang ada dan mudah didapat
di sekitar lingkungan yaitu daun singkong menjadi dendeng daun
singkong. Narasumber dari KWT (Kelompok Wanita Tani) Bagus Santri
dari Desa Rejasari Kecamatan Langensari.
No. Program/Kegiatan Target Realisasi capaian
1 2 4 5 6
Pelatihan Usaha Kecil Berbasis Keluarga
1 Pelatihan Keterampilan Usaha / Peningkatan Kewirausahaan
100 kk 100 kk 100%
d. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
1) Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
60.000.000,- atau terealisasi 100% dari anggaranya sebesar Rp. 60.000.000,-
. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya pembinaan
Lembaga Desa dan pendamping tim Kecamatan (Bumdes, BPD, Lembaga
Kemasyarakatan, pendamping desa)
e. Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
1) Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
29.699.000,- atau terealisasi 99,00% dari anggaranya sebesar Rp.
30.000.000,- . Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah Meningkatnya
jumlah desa/kelurahan yang memiliki profil desa/kelurahan sebagai
26
pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan
Desa/Kelurahan.
No. Program/Kegiatan Target Realisasi capaian
1 2 4 5 6
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
1 Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa
3 lembaga Desa, 1 pendamping Desa
3 lembaga Desa, 1 pendamping
Desa
100%
Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
1 Penyusunan Profil Desa/Kelurahan
16 Dok Desa,
9 Dok Kelurahan
16 Dok Desa,
9 Dok Kelurahan
100%
II. Urusan Ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
Masyarakat
Meliputi program dan kegiatan :
a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan,
didukung oleh kegiatan-kegiatan :
1. Deteksi Dini bagi Aparat Kecamatan, Desa/Kelurahan
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
24.810.500,00 atau terealisasi 99,24% dari anggaranya sebesar Rp.
25.000.000,00. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah jumlah
peningkatan kapasitas dalam rangka pelaksanaan kewaspadaan dini
masyarakat.
2. Komunitas Intelejen Daerah
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
122.811.969,00 atau terealisasi 92,69% dari anggaranya sebesar Rp.
132.500.000,00. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya
koordinasi dan fasilitasi peningkatan kemitraan antar lembaga, menjaga
kondusifitas masyarakat di Wilayah Kota Banjar kami bekerjasama
27
dengan instansi terkait baik TNI, POLRI, BIN dan kejaksaan dengan
wadah kominda. Hal ini bertujuan untuk menginventarisir berbagai
persoalan yang mungkin muncul di Kota Banjar dan memberikan saran
tindak kepada Pimpinan dalam mengambil keputusan/kebijakan di
bidang keamanan.
b. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1. Peningatan Wawasan Kebangsaan
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
24.595.000,00 atau terealisasi 98,38% dari anggaranya sebesar Rp.
25.000.000,00. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah melaksanakan
sarasehan ideologi dan wawasan kebangsaan dengan sasaran Generasi
muda, FKDM, FKUB dan Masyarakat umum. Dengan tujuan memberikan
pemahaman ideologi dan wawasan kebangsaan (UUD 45, Pancasila,
NKRI dan Bhineka Tunggal Ika). Peningkatan Toleransi dan kerukunan
beragama, peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial di kalangan
masyarakat.
2. Bela Negara Bagi Generasi Muda
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
24.978.400,00 atau terealisasi 99,91% dari anggarannya sebesar Rp.
25.000.000,00. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan dalam rangka peningkatan pemahaman bela negara terutama
bagi generasi muda.
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat, didukung oleh kegiatan-
kegiatan :
1. Penyuluhan kepada masyarakat
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
24.976.000,00 atau terealisasi 99,90% dari anggaranya sebesar Rp.
25.000.000,00. Keluaran (output) dari kegiatan ini bertujuan untuk
28
memberikan pemahaman demokrasi bagi generasi muda dalam
berpolitik dengan narasumber dari KPU, Politisi, Akademisi dan
Pemerintah Daerah.
2. Pembinaan Organisasi Masyarakat
Kegiatan ini menggunakan dana APBD Kota Banjar sebesar Rp.
24.761.500,00 atau terealisasi 99,05% dari anggaranya sebesar Rp.
25.000.000,00. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah
terlaksananya kegiatan pembinaan LSM, organisasi masyarakat dan
OKP yang berada di Kota Banjar.
No. Program/Kegiatan Target Realisasi capaian
1 2 4 5 6
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
1 Deteksi Dini bagi Aparat Kecamatan, Desa/Kelurahan
30 org 30 org 100%
2 Komunitas Intelejen Daerah
12 kali/thn
12
kali/thn
100%
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1 Fasilitasi Wawasan Kebangsaan 25 org 25 org 100%
2 Bela Negara Bagi Generasi Muda 50 org 50 org 100%
Program Pendidikan Politik Masyarakat
1 Penyuluhan kepada masyarakat
50 org 50 org 100%
2 Pembinaan Organisasi Masyarakat
50 org 50 org 100%
Dari tabel rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan Rencana Kerja (Renja) Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar
sampai dengan tahun 2017 dapat kita lihat bahwa hampir semua program
kerja OPD terealisasi 100 %.
29
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD
Kajian terhadap capaian kinerja pelayanan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik dilakukan berdasarkan indikator
kinerja yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar yang telah tertuang dalam RPJMD
Kota Banjar 2013 - 2018 dan Renstra Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2014-2018.
Dibawah ini disajikan tabel analisis pencapaian kinerja pelayanan dengan
format tabel 2.2 sebagai berikut :
30
2.3. Isu- Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD.
Tingkat kinerja pelayanan OPD
Urusan wajib yang menjadi tanggungjawab Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar adalah urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan urusan Ketentraman dan
Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat. Urusan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa menjadi tanggung Jawab Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa sedangkan urusan Ketentraman dan Ketertiban
Umum serta Perlindungan Masyarakat menjadi tanggungjawab Bidang
Kesatuan Bangsa dan Politik.
Permasalahan dan hambatan yang dihadapi
Berdasarkan kondisi saat ini baik kondisi internal Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar
dan kondisi ekternal seperti perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat
dan Provinsi serta kondisi yang berkembang di masyarakat
Desa/Kelurahan juga berkaitan dengan program kegiatan yang terintegrasi
di lingkup Pemerintah Kota Banjar, maka dapat dipaparkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Keterbatasan anggaran mengakibatkan sejumlah program dan kegiatan
yang menjadi prioritas tidak dapat dilaksankan.
2. Ditetapkannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
beserta turunannya yang sering berubah ubah, sehingga banyak
peraturan baru yang harus dirumuskan.
3. Penguatan dan pengembangan lembaga masyarakat yang ada di
masyarakat memerlukan penanganan yang lebih profesional sehingga
membutuhkan SDM yang memiliki kapasitas yang memadai.
4. Kebutuhan akan teknologi untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat perlu untuk mendorong masyarakat agar menciptakan
31
teknologi tepat guna dan memudahkan akses informasi tentang TTG
tersebut.
5. Era informasi yang ada saat ini dan mudah diakses oleh siapapun,
sehingga harus ada pemilahan informasi yang baik dan kurang baik
membutuhkan pendewasaan dan wawasan yang luas. Hal ini perlu ada
penyuluhan atau sosialisasi yang dilaksanakan secara kontinyu dan
berkesinambungan.
Dampak terhadap pencapaian visi misi Kota Banjar
Program kegiatan yang dilaksanakan tahun 2018 yang memiliki
catatan strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program tahun
yang direncanakan, sehingga ada beberapa program unggulan di tahun
2019 dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan yang berdampak di berbagai sektor.
Dengan tersusunnya Rencana Kerja Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar, diharapkan
dapat menjadi arah dan pedoman penyelenggaraan pembangunan di
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kesatuan Bangsa dan
Politik Dalam Negeri. Dokumen tersebut menterjemahkan perencanaan
pembangunan setiap tahun dengan program dan kegiatan yang fokus dan
terukur serta menunjang pencapaian sasaran pembangunan Kota Banjar
dari bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kesatuan Bangsa
dan Politik.
Tantangan dan peluang dalam peningkatan pelayanan
Analisis Lingkungan baik internal maupun eksternal organisasi
merupakan hal yang penting untuk keberhasilan bagi suatu organisasi
atau instansi dalam mencapai tujuannya.
Dengan mengetahui kondisi internal maupun eksternal akan dapat
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
32
mempengaruhi organisasi dengan penerapan metoda analisis SWOT (
Strength, Weakness, Opportunities, Threats ).
Identifikasi Lingkungan Organisasi / Instansi dengan
menggunakan analisis SWOT yang dirumuskan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Kota Banjar
adalah sebagai berikut :
1). STRENGTH ( KEKUATAN ).
a. Secara Geografis, Kota Banjar berbatasan langsung dengan
Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah merupakan pintu
gerbang Jawa Barat dari sebelah Timur bagian Selatan,
sehingga kondisi ini dampaknya sangat berpengaruh terhadap
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Kota Banjar.
b. Letak Kota Banjar mempunyai fungsi strategis karena juga
sebagai segitiga emas lintasan lalu lintas darat Pulau Jawa
bagian selatan yang menghubungkan Kota Jakarta, Bandung,
Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap, Cirebon, Purwokerto,
Yograkarta, Solo dan Surabaya demikian pula yang menuju
daerah tujuan wisata Pangandaran..
c. Luas Kota Banjar terdiri dari 4 (empat) Kecamatan yang luas
seluruhnya adalah 13.197,23 Ha dimana Kecamatan yang
mempunyai wilayah yang paling luas adalah Kecamatan
Pataruman ( 5.405,66 Ha ), disusul Kecamatan Langensari (
3.340, 99 Ha ), Kecamatan Banjar ( 2.623,84 Ha ) dan Kecamatan
Purwaharja ( 1.826,74 ).
d. Wilayah Kota Banjar secara administrative terdiri dari 4
Kecamatan, 9 Kelurahan, 16 Desa , 297 Rw dan 1.141 Rt dengan
jumlah Penduduk hasil sebanyak 195.174 Orang.
e. Adapun penunjang atau pendukung lainnya yang penting
dalam rangka pelaksanaan tugas Dinas PMDKesbangPol Kota
33
Banjar yaitu dukungan pembiayaan dari APBD Provinsi Jawa
Barat.
2). WEAKNESS ( Kelemahan ).
a. Koordinasi dan Konsultasi dengan Badan, Dinas, Lembaga,
Kantor, Kecamatan, dan Desa / Kelurahan yang ada di Kota
Banjar kurang terbangun dengan baik.
b. Dalam Penyelenggaraan tugas-tugas tersebut dilihat dari unsur
penunjang yang ada yaitu unsur Sumber Daya Manusia (SDM )
Pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Banjar kalau dilihat dari segi
Profesional dan Proporsional dirasakan masih kurang didalam
melaksanakan tugasnya dikarenakan keterbatasan pegawai
dan kurangnya pemahaman pegawai tentang TUPOKSI.
c. Rendahnya etos kerja pegawai, harus diakui bahwa tidak semua
PNS mempunyai dedikasi yang baik terhadap tugas serta
tanggung jawabnya sehingga berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran.
3). OPPORTUNITIES ( Peluang ).
a. Adanya petunjuk operasional kegiatan, pada prinsipnya setiap
kegiatan yang dilaksanakan seharusnya dilengkapi dengan
pedoman umum dan operasional yang dijadikan dasar acuan
pelaksanaan sehingga akan semakin mengarahkan pelaku
program pada sasaran yang hendak dicapai.
b. Dukungan fasilitas dari pemerintah daerah secara keseluruhan
telah memfasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan
masyarakat dan desa.
c. Adanya pelatihan peningkatan kapasitas SDM, secara berjenjang
baik pemerintah pusat maupun daerah melakukan upaya
34
peningkatan kapasitas bagi aparat serta masyarakat sesuai
dengan bidang dan tugasnya.
4). THREATS ( Ancaman ).
a. Dengan banyaknya tugas-tugas yang dilaksanakan pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Banjar diperlukan Pegawai-pegawai yang profesional dan
proporsional dalam melaksanakan tugasnya dan
berpengalaman untuk mencapai kelancaran Tugas Kantor.
b. Penempatan pegawai yang kurang sesuai dengan kompetensi
atau dengan bidang tugasnya. Dan seluruh pegawai
diharapkan memahami Tupoksi sehingga dapat
mengimplementasikannya dalam pekerjaan sehari-hari.
c. Serta dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang /
pendukung serta Anggaran Biaya yang memadai secara
Maksimal, sehingga kelancaran tugas bisa berdaya guna dan
berhasil.
Faktor Kunci Keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan
strategi organisasi/instansi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi
organisasi / instansi secara efektif dan efisien. Faktor penentu
keberhasilan ini ditetapkan terlebih dahulu menganalisis lingkungan
internal dan eksternal kemudian dilakukan dampak potensialnya
lingkungan internal dan eksternal kemudian dilakukan dampak
potensialnya dilanjutkan dengan penentuan skala prioritas. Dengan
menggunakan faktor-faktor inilah keberhasilan akan dicoba untuk
dicapai sebagaimana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut faktor-faktor penentu keberhasilan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Banjar dirumuskan sebagai berikut :
35
1. Adanya sumber daya manusia (SDM) aparatur yang memadai baik
di tingkat Kota, Kecamatan maupun tingkat Desa.
2. Terdapatnya jaringan kerja dengan faktor-faktor yang
berkepentingan.
3. Adanya kebersamaan diantara aparatur instansi Pemerintah.
4. Terdapat komunikasi secara timbal balik dari atas kebawah (Top
Down) dan dari bawah keatas (Buttom Up).
Formulasi isu strategis
Isu strategis ini dapat terbentuk dari hasil analisa dan telaahan
teoritik berbagai data dan literature yang ada. Disamping itu isu strategis
juga dapat terbentuk dari telaahan faktual. Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana tertuang
dalam Renstra 2014 -2018 melaksanakan program kegiatan sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun penyelenggaraan tugas dan fungsi tidak terlepas oleh
permasalahan yang dihadapi sehingga akan menimbulkan dampak
terhadap pencapaian program kegiatan.
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telahaan dari beberapa
dokumen perencanaan lainnya, maka isu-isu strategis yang ada di
bidang pemberdayaan masyarakat, desa kesatuan bangsa dan politik
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan keberdayaan lembaga dan masyarakat perdesaan
2. Peningkatan partisipasi dan keswadayaan masyarakat perdesaan
3. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa.
4. Peningkatan Tata kelola pemerintahan desa
5. Gangguan keamanan ketertiban, dan toleransi antar umat beragama;
6. Mempererat Hubungan antar lembaga dalam upaya kondusifitas
dan stabilitas politik daerah;
7. Peningkatan Pemahaman wawasan kebangsaan generasi muda;
36
8. Peningkatan peran dan partisipasi politik masyarakat;
9. Menghadapi perhelatan Pemilihan Presiden dan Pemilihan DPRD,
DPR pada tahun 2019.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD sesuai pada petunjuk Renja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen
perencanaan pembangunan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun
anggaran. RKPD merupakan pedoman bagi OPD dalam menyusun
rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja OPD), RKPD
tersusun melalui beberapa mekanisme perencaaan yaitu melalui forum
musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) secara
berjenjang, mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan,
Kabupaten/Kota termasuk forum SKPD. Dalam hal penyusunan rencana
kerja (renja) Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa
dan Politik Kota Banjar Tahun 2019 mengacu pada RKPD Kota Banjar
prioritas pembangunan sebagai berikut :
1. Peningkatan Sumber Daya manusia (SDM),
2. Peningkatan laju pertumbuhan Ekonomi (LPE),
3. Meningkatkan Kualitas lingkungan Hidup,
4. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan Hukum serta Tata Kelola
Pemerintahan secara Profesional untuk menjamin terciptanya good
governance dan good government.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Berdasarkan hasil dari program/kegiatan yang diusulkan para
pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung
dengan pelayanan, LSM, Desa, Kelurahan, Kecamatan maupun dari OPD
yang langsung ditujukan kepada maupun berdasarkan hasil pengumpulan
informasi dan usulan dari kegiatan musrenbang yang terkait dengan Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar
37
ke dalam rancangan kerja (Renja) Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar.
Dari hasil forum OPD dilakukan kesepakatan susunan prioritas
kegiatan dan program dalam format rencana kerja RKPD bagi setiap OPD.
Dalam keadaan terdapat usulan masyarakat yang mendesak dan belum
termasuk dalam salah satu program dan kegiatan RKPD yang sudah
dirancang. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan besaran
pagu indikatif setiap OPD yang ditentukan dalam rancangan awal RKPD.
Sehingga rancangan RKPD merupakan integrasi dan harmonisasi antara
rancangan awal RKPD dengan rancangan Renja OPD yang telah
mendapatkan konfirmasi dan review dari setiap OPD.
Musrenbang tahunan atau musrenbang RKPD dan forum OPD
berfungsi menjembatani kepentingan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dengan kepentingan masyarakat, serta mendapatkan
komitmen/kesepakatan para pemangku kepentingan untuk
penyempurnaan rencana kerja pembangunan daerah untuk tahun yang
direncanakan.
38
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi
Pada bab ini akan diuraikan dua poin utama yaitu Arah Kebijakan Ekonomi
Daerah dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah sebagaimana arahan Permendagri
Nomor 86 Tahun 2017. Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan
keuangan daerah pada RKPD Tahun 2019 menggambarkan perkembangan
kondisi ekonomi makro Kota Banjar tahun 2019; perkiraan keuangan daerah;
tantangan dan prospek perekonomian daerah; arah kebijakan keuangan daerah;
kebijakan yang akan ditempuh berkaitan dengan pendapatan daerah, belanja
daerah dan pembiayaan daerah dalam rangka pencapaian agenda pembangunan
tahun 2019.
Berdasarkan arah kebijakan dan 11 prioritas pembangunan nasional, maka
kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Banjar yang diarahkan pada upaya
pencapaian sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) 2014 – 2018.
Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah sejatinya merupakan penjabaran
yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kota Banjar, sehingga
semua langkah-langkah yang disusun dalam Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014 – 2018.
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan pembangunan dan
isu strategis di Kota Banjar serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam
masyarakat, maka visi Pemerintah Kota Banjar tahun 2014 – 2018 yang hendak
dicapai adalah :
“Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar
yang Agamis, Mandiri dan Sejahtera menuju Banjar Agropolitan”.
39
Secara umum adalah meningkatkan akses layanan kepada masyarakat dan peran
aktif masyarakat di dalam pembangunan dengan bersendikan pada agama
sebagai landasan etika dan moral serta nilai-nilai kearifan lokal dan keberpihakan
pada kelestarian lingkungan hidup. Terkait dengan hal tersebut diatas, salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan adalah terselenggaranya pemerintahan yang
baik ( good govermance ), transparan, demokrasi dan dapat dipertanggung
jawabkan ( accountable ) serta mendapat legitimasi dari masyarakat. Refleksi dari
kondisi tersebut adalah meningkatnya partisipasi seluruh pelaku pembangunan
dalam menggali dan menumbuhkembangkan potensi lokal yang bermuara
kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta terciptanya iklim yang
kondusif bagi pembangunan daerah, sehingga mampu meningkatkan
produktivitas, efektivitas dan efisiensi untuk mengurangi ketergantungan dari
pemerintah pusat. Dalam rangka upaya mencapai sasaran yang telah
diamanatkan didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM ) Kota
Banjar Tahun 2014 – 2018, tentunya diperlukan perencanaan-perencanaan yang
matang, terpadu dan terintegrasi agar proses pencapaian sasaran yang telah
ditentukan dapat berjalan secara efektif, efisien, berdayaguna dan berhasilguna.
Kebijakan dalam melaksanakan target, kegiatan dan program di bidang
pembangunan di Kota Banjar, selama ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar berpedoman dan mengacu kepada :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah
3. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Banjar.
Berikut adalah arahan kebijakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar :
1. Mendorong pemantapan peran kelembagaan masyarakat desa dan aparatur
pemerintahan desa melalui pelatihan.
40
2. Mendorong pengembangan partisipasi dan keswadayaan masyarakat dalam
pembangunan kawasan pedesaan melalui kegiatan Bhakti Siliwangi
Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) dan kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong
Masyarakat (BBGRM).
3. Mendorong permasyarakatan dan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna
bagi masyarakat dalam pengelolaan potensi sumber daya alam yang
berwawasan lingkungan.
4. Peningkatan Stabilitas Daerah
5. Pembinaan dan pemberdayaan Ormas dan LSM dan Partai Politik di Daerah.
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD
3.2.1. Tujuan
Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor
kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan
menyerahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan misi berdasarkan tujuan yang ditetapkan, untuk
mengetahui yang akan dilaksanakan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar dalam kurun waktu satu tahun
sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dam
kemampuan yang dimiliki serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Tujuan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Banjar berdasarkan misi ditetapkan adalah :
1. Meningkatkan kinerja aparatur yang memiliki integritas yang bertanggung
jawab.
2. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
pembangunan.
3. Meningkatkan tata kelola penyelenggaraan desa.
4. Terciptanya kondisi sosial budaya masyarakat yang demokratis dan kondusif
melalui partisifasi aktif masyarakat.
41
3.2.2. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai / dihasilkan secara nyata oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar dalan jangka waktu tahunan,
sampai lima tahun mendatang.
Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”, Analisis smart
digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih
jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria yaitu khusus
(spesific), terukur (mensuable) dapat dicapai (attainable) nyata (realistic) dan tepat
waktu (time bound).
Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
1. meningkatnya kinerja aparatur yang memiliki integritas dan bertanggung
jawab.
2. Meningkatnya kinerja lembaga kemasyarakatan dalam pembangunan.
3. Meningkatnya kemampuan kader pemberdayaan masyarakat.
4. Meningkatnya partisipasi aktif, keswadayaan dan kemandirian masyarakat
serta pengembangan teknologi tepat guna.
5. Meningkatnya kinerja aparatur pemerintahan desa/kelurahan.
6. Tersedianya data dan informasi yang berkualitas di tingkat desa/kelurahan
7. Terjalinnya kemitraan antar lembaga, partai politik dan organisasi
kemasyarakatan.
8. Meningkatnya pemahaman wawasan kebangsaan bagi masyarakat.
3.3 Program dan Kegiatan
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan tentang perumusan
program dan kegiatan
Penyusunan program dan kegiatan yang ada berdasarkan pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
42
Keuangan Daerah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Banjar.
program dan kegiatan untuk Tahun 2019 antara lain meliputi :
Program Pelayanan administrasi perkantoran :
· penyedia jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
· Penyedia jasa jaminan barang milik daerah
· penyedia jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas
/operasional
· Penyediaan jasa administrasi keuangan
· Penyedia jasa kebersihan kantor
· Penyediaan alat tulis kantor
· Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
· Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan
kantor
· Penyediaan peralatan rumah tangga
· penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan
· Penyediaan makanan dan minuman
· Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
· Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran
Program Peningkatan Saran dan Prasarana Aparatur :
· Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
· Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor
· Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
· Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
· Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor
Program peningkatan disiplin aparatur
· Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
· Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
· Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
43
Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
· Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
· Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun SKPD
· Penyusunan rencana kerja penganggaran
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
· Penanganan Konflik Sosial
· Peningkatan Kewaspadaan dan deteksi dini
· Pencegahan peredaran penggunaan minuman keras dan NAPZA
Program Pendidikan Politik Masyarakat
· Penyuluhan kepada masyarakat
· Pembinaan LSM, Organisasi Masyarakat dan OKP
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaaan
· Bela negara bagi generasi muda
· Peningkatan Wawasan Kebangsaan
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
· Lomba Desa/Kelurahan
· Pencanangan bulan bhakti gotong royong
· Penilaian pelaksana terbaik bulan bhakti gotong royong
masyarakat (BBGRM)
· Peningkatan peran serta masyarakat melalui kegiatan BSMSS
· Penyelenggaraan Pilkades serentak
· Peningkatan peran serta masyarakat melalui TNI Manunggal
Masuk Desa (TMMD)
Program pemantapan Pemerintahan dan pembangunan desa
· Penyusunan profil desa/kelurahan
· Pendataan penyusunan data aset desa
Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan
44
· Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan
masyarakat
· Gelar pameran teknologi tepat guna
· Pelatihan kader POSYANDU
· Lomba POSYANDU dan kader POSYANDU Tk. Kota dan
Provinsi
· Sosialisasi dan evaluasi revitalisasi POSYANDU
· Rapat Koordinasi POKJANAL POSYANDU Tingkat Kota Banjar
Program peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
· Pelatihan Manajemen pemerintahan desa
Program pelatihan usaha kecil berbasis keluarga
· Pelatihan keterampilan usaha /peningkatan kewirausahaan