bab i pendahuluan amanat undang-undang nomor 52 tahun

23
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015 BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), menyatakan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas dalam melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana. Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari tingginya angka fertilitas dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut berdampak kepada meningkatnya beban pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti pangan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, transportasi, energi, dan lain sebagainya. Untuk mendukung pelaksanaan Program KKBPK, maka BKKBN memperkuat pelaksanaan pembangunan melalui pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk. Program KKBPK juga merupakan upaya untuk mewujudkan keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2010, pada tahun 2015 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sebesar 253,7 juta jiwa dengan dengan Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,37. Berkaitanjuga dengan tingkat ketergantungan (Dependency Ratio) atau rasio yang menyatakan jumlah penduduk usia nonproduktif yang ditanggung oleh usia produktif. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk diatas, diperkirakan pada tahun 2015 tingkat ketergantungan di Indonesia sebesar 0.49 dan tingkat ketergantungan ini akan semakin menurun memasuki periode 2020-2025. Indonesia akan mencapai bonus demografi yang kerap

Upload: phungkhanh

Post on 12-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

BAB I

PENDAHULUAN

Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), menyatakan bahwa Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas dalam

melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana.

Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program

Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam rangka

mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta diharapkan juga

dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang ditandai

dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan persebaran penduduk yang

seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari tingginya angka

fertilitas dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat pertumbuhan

ekonomi. Kondisi tersebut berdampak kepada meningkatnya beban pemerintah, baik

pusat maupun daerah, dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk

seperti pangan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, transportasi, energi, dan lain

sebagainya. Untuk mendukung pelaksanaan Program KKBPK, maka BKKBN

memperkuat pelaksanaan pembangunan melalui pengendalian kuantitas dan

peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk. Program

KKBPK juga merupakan upaya untuk mewujudkan keserasian kondisi yang

berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan

dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2010, pada tahun 2015

diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sebesar 253,7 juta jiwa dengan dengan

Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,37. Berkaitanjuga dengan tingkat

ketergantungan (Dependency Ratio) atau rasio yang menyatakan jumlah penduduk

usia nonproduktif yang ditanggung oleh usia produktif. Berdasarkan hasil proyeksi

penduduk diatas, diperkirakan pada tahun 2015 tingkat ketergantungan di Indonesia

sebesar 0.49 dan tingkat ketergantungan ini akan semakin menurun memasuki

periode 2020-2025. Indonesia akan mencapai bonus demografi yang kerap

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

diinterpretasikan sebagai jendela peluang (window of opportunity) pada periode

2020-2025, bila pertumbuhan ekonomi signifikan, SDM berkualitas dan pelaksanaan

Program KKBPK dimplementasikan semaksimal mungkin.

Dalam rangka memperkuat implementasi Program KKBPK, diperlukan

penguatan program dan kegiatan melalui penyediaan data dan informasi BKKBN

yang akurat, valid, relevan dan dapat dipertanggung jawabkan (Peraturan

Pemerintah No.87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan

Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga). Data dan informasi

memegang peranan penting dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi

pembangunan bidang Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga. Untuk

tersedianya data dan informasi akurat, valid, relevan dan dapat dipertanggung

jawabkan perlu dukungan dan peran serta pihak terkait mulai dari tingkat lini

lapangan sampai penentu kebijakan baik di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan

Kota.

Perkembangan Program KKBPK dapat diketahui melalui Laporan Data Statistik

Rutin dan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan secara berkala. Evaluasi dilakukan

melalui pemantauan sasaran kinerja berdasarkan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)

yang telah disepakati, untuk membandingkan dengan sasaran, kebijakan, strategi

dan program kegiatan yang direncanakan. Evaluasi perkembangan program KKBPK

dilakukan dengan metode Desk Descriptive Analysis untuk memperoleh

gambaran tentang data dan informasi yang dianalisis. Analisis terhadap wilayah

pencapaian program KKBPK dengan hasil yang sangat ekstrim/tidak

rasional perlu ditindaklanjuti melalui survei/studi kasus/pengawasan

terpadu (antar komponen terkait) pada wilayah yang dimaksud.

Dengan telah dilaksanakannya Rapat Kerja Nasional maka ditetapkan

target Indikator Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) tahun 2015 dan kinerja Direktorat.

Target KKP Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 seperti pada Tabel 1 berikut.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Tabel 1. Kontrak Kinerja Provinsi Tahun 2015

NO INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSISASARAN

2015

CAPAIAN

NOV 2015SUMBER

1 Angka Pravalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) 67,9 67,80%SUSENAS

2013

2Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi

(Unmet Need)7,5 14,21% SR

3 Jumlah Peserta KB Baru PB (Juta) 231.022 210.547 SR

4 Jumlah Peserta KB Aktif PA (Juta) 1.045.951 1.293.502 SR

5Persentase Peserta KB dengan menggunakan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 18,3 30,69% SR

6 Pesersentase Kesertaan KB Pria (PA) (MOP + KONDOM) 2,7 6,25% SR

7Persentase PUS yang memiliki pengetahuan dan

pemahaman tentang semua jenis kontrasepsi modern 18 98,30% SDKI 2012

8Persentase PUS anggota Poktan BKB, BKR, BKL, UPPKS

yang ber -

a.     Persentase PUS anggota BKB yang ber-KB 76,6 73,86% SR

b.    Persentase PUS anggota BKR yang ber-KB 75,3 78,80% SR

c.    Persentase PUS anggota BKL yang ber-KB 73,6 80,90% SR

d.     Persentase PUS anggota UPPKS yang ber-KB 22,6 72,52% SR

9Indeks Pengetahuan remaja tentang Kesehatan

Reproduksi Remaja (KRR)50,9 61,30% RPJMN 2012

10Persentase Sasaran yang mendapatkan Promosi dan

Konseling 5 0 LATBANG

11Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-

19 tahun) 63,3 40,0SUSENAS

2013

12Persentase masyarakat yang mengetahui isu

kependudukan 42 45,40% RPJMN 2012

13Persentase Provinsi, Kab/Kota yang memasukan isu

kependudukan ke dalam Renstrada 40 88% 15 KAB/KOTA

14Laporan Realisasi Triwulan Kabupaten dan Kota

penerima DAK tahun 2015100 73% KEU & BMN

15Persentase Kabupaten/Kota yang membangun database

PK 2015 dengan cakupan minimal 90% KK 100 19,26% ADPIN

16 Laporan Keuangan dan Pengelolaan BMN 100 100% KEU & BMN

17Persentase temuan eksternal dan internal yang selesai

ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan 100 86,40%38 DARI 44

KASUS

18 Jumlah mitra kerja dan tenaga lini lapangan yang dilatih:

a.     Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat 25 0 LATBANG

b.     Refreshing PLKB/PKB (PNS dan Non PNS) 130 130 LATBANG

c.     Pelatihan teknis bagi PLKB/PKB 384 354 LATBANG

d.     Pelatihan teknis IUD dan Implant bagi Dokter 60 0 LATBANG

e.     Pelatihan teknis IUD dan Implant bagi Bidan 260 194 LATBANG

f.      Pelatihan teknis MOP bagi Dokter 12 12 LATBANG

g.     Pelatihan teknis MOW bagi Dokter 12 12 LATBANG

19Pemetaan Urusan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB

dalam penguatan program KKBPK50 23% DALDUK

SUMBER DATA: Susenas 2013, RPJMN 2012, SDKI 2012, Statistik Rutin & Komponen Terkait

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

BAB II

HASIL PENCAPAIAN PROGRAM

KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN

KELUARGA

A. Cakupan Laporan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan

Keluarga

1. Laporan Pelayanan Kontrasepsi

Berdasarkan Aplikasi Statistik Rutin Online, laporan pelayanan keluarga

berencana yang berbasis Kecamatan pada bulan November 2015, dari seluruh

Kabupaten/kota yang mengirimkan laporan ke Provinsi, tercatat jumlah

kecamatan melapor sebanyak 221 atau 95,67% dari 231 kecamatan yang

terdaftar. Tinggi rendahnya frekuensi kabupaten/kota yang tidak melapor,

sedikit banyak akan mempengaruhi tinggi rendahnya laporan hasil pencapaian

program. Pada umumnya, kecamatan yang tidak mengirimkan laporan hasil

pelayanan KB bisa disebabkan karena masih adanya kendala dalam

pengoperasian sistem secara on line di kabupaten/kota bersangkutan atau

ada kegiatan yang dilakukan tapi terlambat mengirimkan laporan dari jadwal

yang telah ditentukan. Untuk melihat sebaran Kabupaten/kota dan Kecamatan

yang melapor atau tidak melapor dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 1. Cakupan Laporan Tempat Pelayanan KB

Dari tempat Faskes KB yang ada,

yang terdiri dari Faskes KB

Pemerintah; Faskes KB Swasta;

Jejaring Faskes terdiri atas Praktek

Dokter, Praktek Bidan Mandiri; dan

lainnya, yang melapor sebanyak

2.548 atau 65,29% dari total Faskes

yang ada yaitu 3.902.

Persentase cakupan laporan klinik KB

menurut tempat pelayanan pada

bulan November 2015 dapat dilihat

pada Gambar 1. Secara lebih rinci

dapat disampaikan jumlah Faskes KB

yang melaporkan kegiatannya

sebagai berikut :

FKBP FKBS PD PDM LAINNYA

1.065

260 403

1.972

203

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

a. Faskes KB Pemerintah, Laporan yang masuk pada bulan November 2015 sebanyak 895 Faskes KB pemerintah atau 84,03 % dari 1.065 Faskes

KB Pemerintah yang ada. Terdapat 3 (tiga) Kab/Kota dengan cakupan 100% yaitu Kab. Muaraenim, Lahat, dan Palembang. Sedangkan 14

(empat belas) Kab/Kota lainnya berada pada rentang cakupan 23,53% (Pagar Alam) sampai dengan 96,72% (Musi Banyuasin).

b. Faskes KB Swasta. Pada bulan ini Faskes KB Swasta cakupan

laporannya secara persentase lebih tinggi dibandingkan dengan Faskes KB

Pemerintah yaitu 93,46% atau 243 dari 260 yang ada. Terdapat 4 (empat) Kab/Kota dengan cakupan 100%, yaitu OKI, Lahat, Musi Banyuasin, dan

OKU Timur. Sedangkan 13 (tiga belas) Kab/Kota lainnya berada pada rentang cakupan 16,67% (Empat Lawang) sampai dengan 99,24% (Palembang).

c. Praktek Dokter. Cakupan laporan Jejaring Faskes KB Praktek Dokter

sebanyak 250 atau 62,97% dari 397 Praktek Dokter yang ada. Terdapat 2 (dua) Kab/Kota dengann capaian 100%, yaitu Lahat dan Palembang. Sedangkan 15 (lima belas) Kab/Kota lainnya berada pada rentang cakupan

4,17% (Lubuk Linggau) sampai dengan 95,65% (Muaraenim).

d. Praktek Bidan Mandiri. Cakupan Laporan Praktek Bidan Mandiri sebanyak 1.417 atau 71,67% dari 1.977 Praktik Bidan Mandiri yang ada. Terdapat 2 (dua) Kab/Kota dengan cakupan 100% yaitu Lahat dan

Palembang. Sedangkan 15 (lima belas) Kab/Kota berada pada rentang cakupan antara 9,38% (Ogan Ilir) sampai dengan 92,70% (Oku Timur).

e. Jejaring Faskes KB Lainnya. Sedangkan cakupan Jejaring Faskes KB Lainnya sebanyak 188 atau 92,61% dari 203 yang ada. Jejaring Faskes KB

Lainnya hanya terdapat di 1 (satu) Kab/Kota dengan cakupan 100% yaitu kabupaten Lahat. Sedangkan Kabupaten/kota lainnya rentang cakupan

antara 25,0% (Musirawas Utara) sampai dengan 74,07% (Pagar Alam). 11 Kab/Kota lainnya tidak terdapat laporan dari Jejaring Faskes KB Lainnya.

Selengkapnya dapat dilihat Grafik Cakupan Faskes KB dan Jejaring Faskes berikut ini.

1.065

260397

1.977

203

895

243 250

1417

188

FASKES KBP FASKES KBS PD PBM LAINNYA

ADA LAPOR

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

2. Laporan Pengendalian Lapangan

a. Cakupan Laporan Kecamatan

Perkembangan situasi cakupan laporan pengendalian lapangan juga dilakukan

melalui Aplikasi Statistik Rutin Online. Untuk cakupan laporan Kecamatan

pada bulan November 2015, dari 231 kecamatan yang ada 194 diantaranya

mengirimkan laporan atau 83,98%. Walaupun cakupan laporan provinsi

kurang dari 100,0%, namun terdapat 12 (dua belas) Kab/kota dengan

cakupan laporannya sudah 100%. Sedangkan 5 (lima) Kab/kota lainnya

dengan rentang cakupan 88,89% (Lubuk Linggau) sampai dengan 94,44%

(OKU dan Muaraenim).

b. Cakupan laporan Desa/Kelurahan

Desa/Kelurahan yang melapor sebanyak 3.461 atau 97,44% dari 3.552

desa/kelurahan yang ada. Terdapat 11 (sebelas) Kab/Kota yang cakupan

laporan desa/kelurahanmencapai 100,0%, yaitu OKU, Muaraenim, Lahat,

OKU Timur, Ogan Ilir, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang,

Pagar Alam dan Prabumulih. Sedangkan 6 (enam) Kab/kota lainnya berada

pada rentang cakupan antara 85,0% (Musi Banyuasin) sampai dengan

99,38% (OKI dan Musirawas).

c. Cakupan Laporan PPKBD

PPKBD yang melapor sebanyak 3.342 atau 99,32% dari 3.365 PPKBD yang

ada. Terdapat 12 (dua belas) Kab/Kotadengan cakupan laporan PPKBD

mencapai 100%, yaitu OKU, Muaraenim, Lahat, Musi Banyuasin, Banyuasin,

OKU Timur, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang, Pagar Alam,

dan Prabumulih. Sedangkan 5 (lima) Kab/kota lainnya berada pada rentang

cakupan antara 94,82% (Ogan ilir) sampai dengan 99,69% (OKI).

d. Cakupan laporan Sub PPKBD

Sub PPKBD melapor sebanyak 15.105 atau 92,63% dari 16.307 sub PPKBD

yang ada. Terdapat 7 (tujuh) Kab/Kota yang cakupan laporan sub PPKBD

mencapai 100,0%, yaitu Muaraenim, Lahat, Musi Banyuasin, OKU Timur,

Empat Lawang, Palembang, dan Pagar Alam. Sedangkan 3 (lima) Kab/kota

lainnya berada pada rentang cakupan antara 85,19% (Lubuk Linggau) sampai

dengan 97,95% (Ogan ilir).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Gambar 2. Cakupan Laporan Kecamatan, Desa/Kelurahan, PPKBD

dan sub PPKBD

S

e

p

e

r

t

i

h

a

l

n

y

a

laporan pelayanan kontrasepsi, tidak maksimalnya cakupan laporan

pengendalian lapangan dari semua tingkatan wilayah administrasi akan

mempengaruhi cakupan laporan perkembangan atau pencapaian program

secara keseluruhan. Adanya kabupaten/kota, kecamatan, ataupun

desa/kelurahan yang tidak melapor bisa mengindikasikan belum adanya

kegiatan yang dilakukan oleh kabupaten/kota, kecamatan, dan

desa/kelurahan bersangkutan atau ada kegiatan yang dilakukan tapi

frekuensinya terlalu kecil sehingga tidak dilaporkan atau terlambat

mengirimkan laporan dari jadwal yang telah ditentukan.Untuk lebih jelasnya

lihat Tabel.2.

e. Cakupan Laporan Kegiatan BKB

Cakupan laporan untuk kelompok kegiatan BKB pada bulan November 2015

tercatat kelompok kegiatan BKB yang ada sejumlah 2.093 kelompok. Dari

jumlah tersebut, yang melapor sebanyak 1.753 kelompok atau 83,76%.

Terdapat 10 (sepuluh) Kab/kota yang cakupan laporannya sudah 100%, yaitu

OKU, Muaraenim, Lahat, Banyuasin, OKU Timur, Empat Lawang, PALI,

Musirawas Utara, Palembang, dan Pagar Alam. Sedangkan 7 (tujuh) Kab/kota

lainnya dengan rentang cakupan antara 51,56% (OKU Selatan) sampai

dengan 95,87% (Musi Banyuasin).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

f. Cakupan Laporan Kegiatan BKR

Untuk kelompok BKR yang melapor pada bulan ini sebanyak 1.249 kelompok

atau 79,10% dari 1.579 kelompok yang ada. Terdapat 11 (sebelas) kab/kota

dengan cakupan 100%, yaitu OKU, Muaraenim, Lahat, Musi Banyuasin, OKU

Timur, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang, Pagar Alam, dan

Prabumulih. Sedangkan 6 (enam) Kab/Kota dengan rentang cakupan antara

46,04% (OKI) sampai dengan 93,55% (Lubuk Linggau).

g. Cakupan Laporan Kegiatan BKL

Jumlah kelompok BKL yang melapor pada bulan November 2015 sebanyak

1.280 atau 73,99% dari 1.730 kelompok yang ada.Terdapat 8 (delapan)

Kab/kota dengan cakupan laporan 100%, yaitu OKU, Muaraenim, Musi

Banyuasin, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang, dan Pagar

Alam. Sedangkan 9 (Sembilan) Kab/kota lainnya dengan rentang cakupan dari

48,51% (OKI) sampai dengan 98,59% (OKU Timur).

h. Cakupan Laporan Kegiatan UPPKS

Berdasarkan laporan Pengendalian Lapangan pada bulan November 2015,

cakupan laporan kelompok UPPKS sebesar 1.435 atau 73,89% kelompok dari

1.942 kelompok yang ada. Terdapat 8 (tdelapan) kab/kota yaitu Lahat, Musi

Banyuasin, OKU Timur, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang,

dan Pagar Alam. Sedangkan 9 (sembilan) kab/kota dengan rentang cakupan

antara 31,10% (OKI dan Musirawas) sampai dengan 96,83% (OKU dan

Muaraenim).

Tidak seluruhnya kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS yang ada di

masing-masing kab/kota mengirimkan laporan, bisa disebabkan memang

tidak adanya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dimaksud atau

jumlah kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS yang ada tidak

sebanyak yang terdaftar dalam data basis. Perkembangan kelompok-

kelompok kegiatan (BKB, BKR, BKL, UPPKS) yang melapor dari tiap kab/kota

dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Gambar 3. Cakupan Kelompok Kegiatan BKB, BKR, BKL, dan UPPKS

B. Pencapaian Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga

1. Peserta KB Baru

a. Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Terhadap PPM

Untuk tahun 2015 ini, perkiraan permintaan masyarakat untuk menjadi

peserta KB baru (PPM-PB) di Sumatera Selatan ditetapkan sebanyak

231.022 pasangan. Dibandingkan dengan target PPM PB tahun 2014

sebesar 395.934 pasangan, terjadi penurunan target sebesar 164.912

pasangan atau 41,6%.

Pada bulan kesebelas di tahun 2015 ini, perolehan PB tercatat

sebanyak 210.547 akseptor atau 91,14 dari PPM PB yang telah ditetapkan

sebesar 231.022. Jika diasumsikan target setiap bulan yang harus dicapai

adalah 91,66%, maka pencapaian PB pada sampai dengan bulan

November 2015 belum melampaui target bulanan. Apabila pencapaian

rata-rata bulanan tersebut pada bulan-bulan berikutnya sama dengan

bulan ini, maka diperkirakan pada akhir tahun 2015 pencapaian PB secara

provinsi mencapai angka sekitar 99,43%. Dibandingkan dengan

pencapaian tahun yang lalu untuk periode yang sama, maka pencapaian

November 2015, baik secara absolut maupun persentase lebih rendah.

BKB BKR BKL UPPKS

2.088

1.5741.728

1.941

1.748

1.244 1.2781.434

ADA

LAPOR

83,7% 79,0% 74,0% 73,9%

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Kab/Kota dengan persentase capaian PB terhadap PPM lebih atau

sama dengan target bulan November (91,66%) terdapat 10 (sepuluh)

Kab/Kota yaitu Muara Enim (134,46%), Lahat (107,34%), Musi Banyuasin

(110,41%), Ogan Ilir (97,54%), Empat Lawang (94,76%), Pali (92,62%),

Palembang (94,13%), Pagar Alam (115,70%), Lubuk Linggau (110,47%),

dan Prabumulih (126,90%). Sedangkan 7 (tujuh) kab/kota lainnya

pencapaiannya masih di bawah target bulanan yaitu dengan rentang data

capaian dari 62,36% (OKU) sampai dengan 91,33% (Musirawas Utara).

Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.

Walaupun secara total pencapaian PB telah melampaui target, namun

apabila dilihat per metoda kontrasepsi ada yang telah melampaui target

dan ada yang dibawah target PPM. PB Kondom dan Suntikan angka

pencapaiannya telah melebihi target PPM. Sedangkan metoda kontrasepsi

lainnya pencapaian masih di bawah target PPM yang telah ditetapkan.

Secara berurutan pencapaian PB terhadap PPM PB masing-masing alat

kontrasepsi yaitu PB Kondom (324,3%), PB IUD (270,0%), PB Implant

(235,5%), PB MOW (209,5%), PB MOP (112,3%), PB PIL (123,0%) dan

terendah PB Suntik (53,6%).

Secara persentase capaian Kondom sampai dengan bulan November

2015 telah tercapai 324,3% atau 19.348 akseptor dari PPM yang telah

ditetapkan tahun ini sebesar 5.967. Besarnya angka pencapaian absolut PB

Kondom karena Kondom merupakan metoda kontrasepsi yang relatif

diminati pada tahun ini. Hal ini mengindikasikan bahwa partisipasi KB Pria

utamanya Kondom tinggi. Hal ini merupakan hal yang positif dalam upaya

partisipasi KB Pria. Pada tingkat kab/kota, hampir seluruh kab/kota

berhasil melampaui target bulanan.

Setelah Kondom, metoda kontrasepsi tertinggi kedua adalah IUD. Sampai

dengan bulan November 2015 telah tercapai 65.91 akseptor atau 270,0%

terhadap PPM yang telah ditetapkan tahun ini sebesar 2.441. Terdapat 13

270,0

209,5

112,2

324,3

235,5

53,6

123,0

IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL

% PB THD PPM

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

(tiga belas) Kab/Kota dengan capaian diatas target sampai dengan bulan

November 2015 (91,67%), yaitu OKU (139,4%), Muara Enim (581,3%),

Lahat (164,8%), Musirawas (253,5%), Banyuasin (121,3%), OKU Timur

(180,8%), OKU Selatan (363,3%), Ogan Ilir (195,5%), Empat Lawang

(167,1%), Palembang (555,8%), Pagar Alam (186,9%), Lubuk Linggau

(231%), dan Prabumulih (423,5%). Sedangkan 4 (empat) Kab/Kota

capaiannya berada pada rentang data 12,9% (Muratara) sampai dengan

56,3% (PALI). Hal ini mengindikasikan bahwa Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) khususnya IUD telah mengalami progres yang positif.

PB Implant tercapai 32.303 akseptor atau 235,5% terhadap PPM

(13.714). hampir seluruh Kab/Kota telah melampaui target PPM sampai

dengan bulan November 2015, kecuali Kab. Muratara yaitu baru tercapai

92,5 atau 92,5% terhadap PPM yang ditetapkan yaitu sebesar 279

akseptor.

PB MOW tercapai 1.772 akseptor atau 209,5% terhadap PPM sebesar

846. Terdapat 8 (delapan) Kab/Kota telah melampaui target capaian PPM

sampai dengan bulan November 2015 yaitu OKU (175%), Muara Enim

(240%), Lahat (122,9%), Musi Banyuasin (764,7%), Palembang

(286,5%), Pagar Alam (155%), Lubuk Linggau (421,1%), dan Prabumulih

(180%). Sedangkan 9 (sembilan) Kab/Kota belum mencapai target yai

dengan rentang data 37,3% (OKU Timur) sampai dengan 41,7% (OKI).

Sedangkan dua kab/kota yaitu PALI dan Muratara belum terdapat capaian

MOW.

PB MOP tercapai 257 akseptor atau 112,2% terhadap PPM sebesar 229.

Terdapat 5 (Lima) Kab/kota dengan capaian melebihi target bulanan yaitu

kab/kota Muara Enim (224%), Musirawas (150%), Palembang (241,7%),

Lubuk Linggau (176,7%), dan Prabumulih (135%). 5 (lima) Kab/Kota

berada pada rentang data antara 10,0% (Banyuasin) sampai dengan 90%

(Pali), sedangkan Kab/kota OKU, OKI, Lahat, OKU Selatan, Empat Lawang,

Muratara, dan Pagar Alam belum terdapat capaian KB Baru MOP.

PB PIL tercapai 68.836 akseptor atau 123,0% terhadap PPM sebesar

55.984. Terdapat 12 (dua belas) Kab/Kota dengan capaian diatas target

bulanan sampai dengan November 2015 yaitu Muara Enim (186%), Lahat

(187,2%), Musi Banyuasin (136,1%), OKU Timur (154,4%), OKU Selatan

(114,3%), Empat Lawang (127,2%), PALI (113,6%), Musirawas Utara

(109,6%), Palembang (127,8%), Pagar Alam (134%), Lubuk Linggau

(174,2%), dan Prabumulih (151,6%). Sedangkan Kab/Kota lainnya berada

pada rentang data antara 69,3% (OKI) sampai dengan 87,8% (Ogan Ilir).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

PB Suntik tercapai 81.440 akseptor atau 53,6% terhadap PPM sebesar

151,841. Sampai dengan Bulan November 2015 PB suntik belum

memenuhi target PPM yang telah ditetapkan, namun demikian terdapat 1

(satu) kab/kota telah melampaui capaian target bulanan yaitu kota Pagar

Alam (110,4%). Sedangkan 16 (enam belas) Kab/kota lainnya berada

pada rentang data antara 27,3% (Banyuasin) sampai dengan 85,8%

(Muratara).

b. PB Total Menurut Jenis Kontrasepsi yang Digunakan

Dilihat dari kontribusinya terhadap pencapaian PB secara keseluruhan, alat

kontrasepsi Suntikan 38,68% dan Pil 32,69% terhadap Total PB sebesar

210.547 akseptor. PIL dan Suntikan masih merupakan alat kontrasepsi

yang paling banyak digunakan di Sumatera Selatan.

Sementara itu, metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontribusinya

terhadap total PB baru sebesar 19,44%, masing-masing dengan

persentase capaian terhadap total sebagai berikut; IUD 3,13%, MOW

0,84%, Implant 15,34%, dan MOP 0,12% (lihat Tabel. 4).

Gambar 5. Persentase Pencapaian PB terhadap PB Total menurut

Jenis Kontrasepsi s.d November 2015

c. Pencapaian PB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Target yang ditetapkan pada PPM tahun 2015 adalah 17.230 peserta, yang

merupakan penjumlahan dari target peserta baru IUD (2.441), MOW

(846), MOP (229) dan Implant (13.714).

Pencapaian PB MKJP sampai dengan November 2015 sebesar 40.923 atau

237,5% terhadap total PPM tahun ini. Pencapaian PB MKJP terhadap PPM

telah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 17.230

akseptor. Meskipun demikian masih terus diupayakan berbagai trobosan

program yang strategis dan tepat sasaran dalam akselerasi Pencapaian

IUD 3,13 MOW 0,84 IMPLANT

15,34

SUNTIK 38,68

PIL 32,69

MOP 0,12

KONDOM 9,19

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Program Keluarga Berencana khususnya Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang dengan merujuk pada pemetaan wilayah prioritas berdasarkan

analisis kuadran.

Disamping itu pola-pola atau model-model advokasi dan KIE yang inovatif

melalui berbagai pendekatan media bellow the line maupun to the line

dengan sasaran masyarakat Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya

PUSMUPAR. Dengan demikian masyarakat dapat memperoleh informasi

Program KKBPK dengan benar, sehingga tumbuh kesadaran dalam diri

masyarakat untuk memilih dan atau beralih menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang.

Bila dilihat pencapaian di masing-masing kab/kota, pencapaiannya telah

melampaui target bulanan. Secara keseluruhan rentang pencapaian antar

kab/kota relatif bervareasi dan sebagian besar telah melampau target

bulanan dengan rentang data antara 110,9% (Pagar Alam) sampai dengan

654,1% (Muaraenim). Sedangkan Kab. Musirawas Utara capaian KB MKJP-

nya baru tercapai 74,9%. Pencapaian PB MKJP terhadap PPM dapat dilihat

pada Tabel 1.

Secara provinsi kontribusi pencapaian PB MKJP terhadap PB Total relatif

masih rendah yaitu 19,56%. Kontribusi ini merupakan penjumlahan dari kontribusi masing-masing PB MKJP terhadap total Peserta KB Baru yaitu

PB IUD 3,13%, PB MOW 0,84%, PB MOP 0,12% dan PB Implant 15,34%. Jika dilihat dari masing-masing kab/kota, maka kab/kota dengan kontribusi PB MKJP terhadap Total PB antara 8,59% (Musirawas Utara) sampai

dengan 28,55% (Prabumulih).

Gambar 6. Persentase Pencapaian PB MKJP terhadap PB Total

s.d November 2015

NON MKJP 80,56

MKJP 19,44

CAPAIAN PB

NON MKJP

MKJP

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

d. Pencapaian PB Pria

Pencapaian PB Pria terhadap PPM PB Pria merupakan penggabungan

variabel pencapaian PB Kondom dan PB MOP. Target yang ditetapkan

pada PPM 2015 sejumlah 6.196 peserta, yang merupakan penjumlahan

dari masing-masing jenis kontrasepsi, yaitu PB MOP (229) dan Kondom

(5.967). PB Kondom dengan PB MOP digunakan sebagai indikator tingkat

partisipasi pria dalam ber-KB. Pencapaian PB Pria secara provinsi sampai

dengan November 2015 sebesar 19.605 akseptor atau 316,41% terhadap

PPM. Seluruh Kab/Kota capaian KB Pria telah melampaui target bulanan

sampai dengan November (91,67%) dengan rentang data capaian antara

134,5% (Muratara) sampai dengan 821,2% (Prabumulih). (lihat

TABEL.7).

Kontribusi pencapaian PB Pria terhadap Total PB relatif masih rendah,

yaitu 9,31%. Jika dilihat dari masing-masing provinsi maka kontribusi PB

Pria terhadap Total PB seluruh Kab/Kota masih di bawah 20,0% dengan

rentang data antara 2,39% (Musirawas Utara) sampai dengan 17,0 (OKU).

Gambar 7: Persentase Pencapaian PB Pria terhadap PB Total

sd. November 2015

e. Pencapaian PB Wanita

PB Wanita adalah peserta KB baru yang menggunakan metoda kontrasepsi

yang khusus diperuntukkan bagi wanita, yaitu IUD, MOW, Implant,

Suntikan, dan Pil. Analisis dan evaluasi terhadap perkembangan

pencapaian PB Wanita tersebut diperlukan untuk melihat kontribusinya

terhadap pencapaian PB Total.

PB WANITA 90,69

PB PRIA 9,31

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Kontribusi PB Wanita terhadap PB Total sampai dengan bulan November

2015 mencapai 190.942 akseptor atau 90,69%. Hal ini mengindikasikan

partisipasi kaum pria dalam ber-KB masih relatif rendah. Pada tingkat

kab/kota, kontribusi PB Wanita terhadap berada pada rentang data antara

83,0% (OKU) sampai dengan 97,61% (Muratara).

f. Pencapaian PB KPS/KS I

Sampai dengan bulan November 2015, jumlah PB KPS/KS I tercatat

sebanyak 71.058 peserta atau 33,75% dari total yang berjumlah 231.

peserta. Terdapat 7 (tujuh) Kab/Kota dengan capaian melebihi persentase

total provinsi yaitu OKI (28,17%), Muaraenim (36,87%), Banyuasin

(34,05%), OKU Timur (34,95%), Ogan Ilir (39,15%), PALI (85,31%),

Musirawas Utara (42,21%). Sedangkan 10 (sepuluh) kab/kota lainnya

berada pada rentang data antara 4,98% (Empat Lawang) sampai dengan

27,16% (OKU). Untuk lebih jelas lihat Tabel 4F.

Sementara itu, apabila dilihat pencapaian PB KPS/KS I berdasarkan

metode kontrasepsi yang digunakan terhadap PB Total KPS/KS I, total

provinsi yang tertinggi yang digunakan PB KPS/KS I adalah PIL yaitu

sebesar tercapai 17.716, kemudian kedua terbesar PB Suntikan yaitu

sebesar 15.803. Sedangkan kontribusi PB MKJP KPS/KS I terhadap PB

Total KPS/KS I sebesar 11.499 atau 23,21%. Sementara PB Pria KPS/KS I

sebesar 4.134 atau 9,1% dari PB Total KPS/KS I. Untuk mengetahui

perkembangan pencapaian PB KPS/KS I sampai dengan November 2015

dimasing-masing Kab/kota dapat dilihat pada Tabel 4G.

g. Pencapaian PB Menurut Jalur Pelayanan

Walaupun program KB saat ini telah diarahkan kepada kemandirian

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kontrasepsi serta peningkatan

fungsi sektor swasta dalam penyediaan pelayanan kontrasepsi, namun

mayoritas peserta KB masih mendapatkan pelayanan KB dari jalur

pemerintah.

Secara provinsi dari 114.344 atau 64,80% dari Total PB 205.952 peserta

KB baru yang telah dilayani sampai dengan bulan ini. diantaranya

mendapatkan pelayanan dari jalur pemerintah. Sedangkan 62.109 atau

35,20% mendapatkan pelayanan dari Faskes KB Swasta, dan Jejaring

Faskes KB baik Praktik Dokter, Praktik Bidan Mandiri dan lainnya. Pada

tingkat kab/kota, persentase pencapaian PB jalur pemerintah rentang

sebar dari yang tertinggi 96,69% (Musirawas Utara) sampai terendah

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

32,68% (OKU Selatan). Sebaliknya, persentase pencapaian PB Swasta

tertinggi 67,32% di OKU Selatan dan terendah 3,31% di Musirawas Utara.

Gambar 8. Persentase Pencapaian PB Menurut Jalur Pelayanan

November 2015

Secara umum dapat dikatakan peserta KB baru yang mendapatkan

pelayanan KB melalui jalur swasta, sebagian besar pergi ke Praktek Bidan

Mandiri yaitu sebesar 32.001 akseptor atau 18,1% terhadap jumlah

akseptor yang dilayani non pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari 13.37%

atau 20.816 akseptor dilayani non pemerintah. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut, 1,44% dilayani oleh Faskes Praktiek Dokter, 18,14%

Faskes Bidan Mandiri, dan 2,40% dilayani oleh jejaring Faskes KB Lainnya.

Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.B.

h. Pemberian Informed Consent

Kasus kegagalan dan komplikasi pada penggunaan alat kontrasepsi

diharapkan dapat berkurang melalui peningkatan kualitas pelayanan

Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB & KR). Salah satu

upaya yang bisa dilakukan adalah melalui interaksi antara klien dan

provider melalui pemberian informed choice dan penerapan informed

consent. Yang dimaksud dengan informed consent adalah persetujuan

klien KB dan pasangannya atas informasi dan penjelasan petugas

pelayanan KB mengenai tindakan medik yang akan di lakukan.

Informed consent diberikan kepada peserta KB baru yang menggunakan

metode MKJP (IUD, Implant, MOW, dan MOP). Pemberian informed

consent pada PB MKJP di s.d bulan Juni 2015, secara provinsi tercatat

sebesar91,1%. Kab/kota yang telah memberikan Informed consent 100%

baru 2 (dua) Kb/kota yaitu Kab. PALI, dan Kab. Banyuasin. Sedangkan

Kab/kota yang lainnya memiliki rentang antara 12,9% (Empat Lawang)

FKBP 64,8

FKBS 13,2

FPD 1,4 PBM 18,1

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

sampai dengan 99,9% (Palembang). Berdasarkan jenis kontrasepsinya,

pemberian informed consent tertinggi ada di PB MOW (97,5%), PB PB

IUD (91,1%), Implant (85,5%), dan PB MOP (86,2%).

2. Peserta KB Aktif

Pada PPM 2015, jumlah peserta KB aktif (PA) yang menjadi target

ditetapkan sejumlah 1.045.909 peserta. Pencapaian Provinsi pada bulan

November 2015 adalah 123,67 % dari PPM atau tercatat jumlah PA sebesar

1.293.502 akseptor. Bila dilihat pencapaian di masing-masing kab/kota,

seluruh Kab/Kota telah tercapai lebih dari 100,0% yaitu dengan rentang data

antara 104,9% (OKU Selatan) sampai dengan 178,8 (PALI). Perkembangan

PA di masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 8.

Peserta KB Aktif terhadap PUS secara provinsi pada bulan November

2015 tercapai 75,99%. Kab/kota yang capaian PA terhadap Total PUS diatas

capaian provinsi terdapat 10 (sepuluh) kab/kota yaitu OKI (77,63%),

Muaraenim (77,05%), Banyuasin (77,22%), Musirawas (76,22%), Musi

Banyuasin (76,51%), Banyuasin (77,99%), Empat Lawang (78,67%), PALI

(79,26%), Palembang (76,61%), Pagar Alam (77,73%), dan Lubuk Linggau

(86,20%). Sedangkan 7 (tujuh) kab/kota yang lain berada pada rentang data

capaian antara 61,53% (OKU Selatan) sampai dengan 75,32% (Musiratara).

Pencapaian Peserta KB Aktif MKJP pada tahun 2015 menjadi salah

satu fokus utama dalam peningkatan pelaksanaan program KKBPK, secara

provinsi yang tentunya harus didukung oleh kab/kota. Target PPM perserta

KB Aktif MKJP pada tahun 2015 ditetapkan sebesar 191.857 yang merupakan

penjumlahan dari PPM peserta KB aktif IUD (27.736), MOW (44.691), Implant

(117.040), dan MOP (2.390).

Pencapaian provinsi PA MKJP pada bulan ini sebesar 397.104 atau 207%

terhadap PPM yang ditetapkan. Pada tingkat kab/kota hampir seluruh

Kab/Kota telah tercapai diatas 100% dengan rentang data capaian antara

125,8% (Pagar Alam) sampai dengan 306,1% (Prabumulih).

Peserta KB Aktif Pria, target yang ditetapkan pada PPM 2015 sebesar

28.052 peserta, yang merupakan penjumlahan dari masing-masing jenis

kontrasepsi, yaitu PA MOP (2.390) dan Kondom (25.662). PA Kondom dengan

PA MOP digunakan sebagai indikator tingkat partisipasi pria dalam ber-KB.

Pencapaian PA Pria pada bulan November 2015 sebesar 80.842 akseptor atau

288,2% terhadap PPM. Pada tingkat kab/kota hampir seluruh Kab/Kota telah

tercapai diatas 100% dengan rentang data capaian antara 161,2% (Empat

Lawang) sampai dengan 621,2% (PALI). Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 9.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

5,25,46,1

8,78,9

10,911,711,9

13,014,414,414,6

15,715,916,817,5

25,2

14,2

L LINGGAUOKUT

LAHATM ENIM

PALIP ALAM

B ASIN4 LAWANG

MUBAPALEMBANG

MURAOKI

PRABUMULIH MURATARA

OKUOGAN ILIR

OKUS

SUMSEL

3. Unmet Need

Upaya memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB

menjangkau pula kelompok yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi,

yaitu PUS yang sudah Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) dan atau masih ingin

mempunyai anak tetapi ditunda (IAT) dan tidak menggunakan salah satu cara

kontrasepsi (unmetneed). Selengkapnya lihat Grafik 1: Persentase

unmetneed terhadap total PUS per kab/kota dibawah ini.

Pencapaian Unmetneed pada

November 2015 secara provinsi

sebesar 14,21%. Sedangkan PPM

Unmetneed yang telah ditetapkan

tahun 2015 sebesar 7,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa sangat

diperlukan upaya yang lebih optimal

pada satu bulan berikutnya. Rentang

Unmetneed Kab/Kota antara 5,2%

(Lubuk Linggau) sampai dengan

25,2% (OKU Selatan).

Jika dilihat berdasarkan tingkat

kab/kota, terdapat 8 (delapan)

kab/kota dengan pencapaian unmet

need lebih tinggi dari provinsi

(14,2%) yaitu Palembang (14,4%), Musirawas (14,4%), OKI (14,6%),

Prabumulih (15,7%), Muratara (15,9%), OKU (16,8%), Ogan Ilir (17,5%),

dan OKU Selatan (25,2%). Sedangkan kab/kota dengan Unmetneed di bawah

10,0% terdapat 5 (lima) kab/kota yaitu Linggau (5,2%), OKU Timur (5,4%),

Lahat (6,1%), Muara Enim (8,7%), dan Pali (8,9%). Diperlukan upaya-upaya

yang mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam meningkatkan pelayanan KB

bagi calon akseptor didaerah khusus (DAS, terpencil, bantaran rel kereta api,

kumuh miskin maupun daerah talang-talang) dengan peningkatan akses

informasi dan akses pelayanan KB Mobile (bergerak), sehingga unmet need

dapat diturunkan hingga 7,5% pada akhir tahun 2015, terutama di kab/kota

yang unmetneed nya tinggi. (selengkapnya lihat Tabel 10).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

4. Pembangunan Keluarga

a. Kelompok Ketahanan Keluarga

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan

keluarga adalah melalui pembentukan dan penggerakan kelompok-

kelompok kegiatan seperti Bina Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga

Sejahtera I dalam kelompok Upaya Peningkatan Keluarga Balita dan Anak

(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia dan Rentan

(BKL), dan pengikutsertaan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS).

Kegiatan kelompok BKB, BKR, dan BKL melalui pertemuan, dimaksudkan

untuk meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga dalam

mewujudkan keluarga berkualitas. Asumsi yang digunakan untuk jumlah

pertemuan adalah pertemuan dilakukan minimal sekali dalam sebulan dan

tidak lebih dari 2 kali dalam sebulan. Pertemuan dianggap ekstrim apabila

rasio pertemuan <1 atau >2. Untuk mengetahui perkembangan

kelompok-kelompok kegiatan yang melapor di masing-masing kab/kota

dapat dilihat pada Lampiran 9.A.

1) Kelompok Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB)

Kelompok BKB merupakan suatu kelompok kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dan

anggota keluarga lainnya tentang cara pengasuhan tumbuh kembang

anak balita. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam

kelompok BKB adalah jumlah keluarga yang aktif mengikuti pertemuan

Kelompok BKB.Dalam hal ini keluarga yang aktif mengikuti pertemuan

Kelompok BKB didefinisikan sebagai keluarga dimana orang tua dan

atau anggota keluarga lainnya hadir dalam pertemuan yang dilakukan

oleh kader kelompok BKB dalam rangka peningkatan pengetahuan dan

keterampilan dalam pembinaan tumbuh kembang balita.

Secara provinsi, pada bulan November 2015, jumlah kelompok BKB

yang melapor sebanyak 1.396 atau 73,71% dari 1.894 kelompok yang

ada. Sedangkan jumlah pertemuan sebanyak 1.106 kali. Dengan

demikian rasio atau rata-rata pertemuan dalam sebulan sebanyak 1,7

atau 1 sampai dengan 2 kali. Untuk lebih jelas lihat Tabel 6.

Jumlah keluarga yang mempunyai anak dan balita menjadi anggota

kelompok kegiatan BKB adalah 90.666 keluarga, sedangkan jumlah

keluarga yang aktif atau hadir dalam pertemuan sebanyak 70.059

keluarga. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan jumlah

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

keluarga yang mempunyai anak balita menjadi anggota kelompok

kegiatan BKB maka persentase keluarga punya anak dan balita yang

aktif dalam BKB secara provinsi 77,27%. lihat Tabel 6.

Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi

bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKB menjadi

target yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena

kemungkinan anggota kelompok BKB masih berstatus PUS sangat

besar.

Pada tahun ini jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB yang

ditetapkan dalam PPM 2015 adalah 76,6%. Pada bulan November

anggota kelompok BKB yang ber KB telah mencapai 55.638 PUS atau

73,86% dari jumlah PUS anggota BKB yang berjumlah 55.638. Dengan

kata lain target yang telah ditetapkan PPM belum terpenuhi pada bulan

November ini.

Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKB KPS dan KS I pada

bulan ini mencapai 40.677 atau 44,86% dari total jumlah keluarga

anggota BKB yang berjumlah 90.666. Sedangkan anggota BKB

tahapan KPS dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 29.523 atau

72,58%.

2) Kelompok Bina Keluarga Ramaja (BKR)

Kelompok BKR merupakan suatu kelompok kegiatan untuk

meningkatkan kepedulian, kesadaran dan tanggung jawab orang tua

terhadap kewajibannya membimbing, meningkatkan pengetahuan,

kesadaran anak dan remaja dalam rangka meningkatkan ketahanan

fisik, non fisik melalui inter ekstra komunikasi yang sehat dan harmonis

dalam suasana kehidupan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.

Sedangkan keluarga punya remaja aktif dalam BKR didefinisikan

sebagai keluarga dimana orangtua dan atau anggota keluarga lainnya

hadir dalam pertemuan yang dilakukan oleh kader kelompok BKR untuk

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan

bimbingan dan pembinaan tumbuh kembang remaja secara terarah.

Pada bulan ini jumlah kelompok kegiatan BKR yang melapor sejumlah

1.032 kelompok atau 70,01% dari jumlah kelompok yang ada sejumlah

1.474 dengan jumlah pertemuan tercatat sebanyak 753 kali. Rasio atau

rata-rata pertemuan dalam sebulannya berlangsung sebanyak 1,9 atau

1-2 kali. Jumlah keluarga yang mempunyai remaja dan menjadi

anggota kelompok kegiatan BKR adalah 58.955 keluarga, sedangkan

jumlah keluarga yang aktif atau hadir dalam pertemuan pada bulan ini

sebanyak 45.926 atau 77,90%.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi

bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKR menjadi

target yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena

kemungkinan anggota kelompok BKR masih berstatus PUS sangat

besar. Pada bulan November anggota kelompok BKR PUS yang ber KB

mencapai 36.269 atau 78,80% dari jumlah PUS anggota BKB yang

berjumlah 46.026.

Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKR KPS dan KS I pada

bulan ini mencapai 23.557 atau 39,96% dari total jumlah keluarga

anggota BKR yang berjumlah 58.955. Sedangkan anggota BKR

tahapan KPS dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 18.898 atau

80,22%. Untuk lebih jelasnya lihat Lampiran Tabel 9.

3) Kelompok Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL dan Rentan)

Kelompok BKL adalah suatu kelompok kegiatan untuk membina

keluarga lansia. Keluarga lansia adalah keluarga dimana anggota

keluarganya ada yang sudah memasuki usia lanjut, mereka harus

menyesuaikan di masa depan adanya kemunduran fisik, mental dan

juga kemungkinan ekonomi. Sedangkan keluarga punya lansia aktif

dalam BKL didefinisikan sebagai keluarga dimana orangtua dan atau

anggota keluarga lainnya hadir dalam pertemuan yang dilakukan oleh

kader kelompok BKL dalam rangka peningkatan pengetahuan dan

ketrampilan dalam meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga

lanjut usia.

Pada bulan ini jumlah kelompok kegiatan BKL yang melapor sejumlah

1.061 atau 69,03% dari 1.537 kelompok yang ada, dengan jumlah

pertemuan tercatat sebanyak 771 kali. Rasio atau rata-rata pertemuan

dalam sebulannya berlangsung sebanyak 1,9 atau 1-2 kali.

Jumlah keluarga yang memiliki lansia dan menjadi anggota kelompok

kegiatan BKL adalah 47.309 keluarga atau 46,31%, sedangkan jumlah

keluarga yang aktif atau hadir dalam pertemuan pada bulan ini

sebanyak 36.653 keluarga.

Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi

bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKL menjadi

target yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena

kemungkinan anggota kelompok BKL masih berstatus PUS sangat

besar. Pada bulan November anggota kelompok BKL yang berstatus

PUS sebanyak 33.198 atau 70,17% terhadap jumlah keluarga anggota

BKL.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

BKB BKR BKL

90.666

58.955

47.309

70.059

45.92636.653

Anggota Klp Anggota Klp Aktif

Anggota BKL PUS yang ber KB mencapai 26.856 atau 80,90% dari

total anggota BKL berstatus PUS yang berjumlah 47.309.

Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKL KPS dan KS I pada

bulan ini mencapai 20.610 atau 43,56% dari total jumlah keluarga

anggota BKL yang berjumlah 47.309. Sedangkan anggota BKR

tahapan KPS dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 16.167 atau

78,01% terhadap jumlah PUS anggota kelompok BKL KPS dan KS I.

Secara keseluruhan keluarga yang aktif dalam masing-masing

kelompok digambarkan sebagai berikut.

Grafik 4: Persentase Pencapaian Keluarga Aktif Kelompok

Kegiatan Ketahanan Keluarga Bulan November 2015

b. Kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa

(PIK R/M)

Kelompok PIK Remaja/Mahasiswa merupakan perwujudan dari program

GenRe yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan,

serta sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak

reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksi, guna

meingkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan

kehidupan berkeluarga dalam upaya peningkatan kualitas generasi

mendatang. Tujuan di atas semakin penting artinya terutama bagi daerah-

daerah dengan usia kawin pertama yang rendah, angka fertilitas ibu-ibu

remaja yang tinggi, serta daerah dengan angka prevalensi HIV/AIDS yang

tinggi.

77,3% 77,9% 77,5%

Page 23: BAB I PENDAHULUAN Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun

Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015

Menurut klasifikasinya, PIK Remaja/Mahasiswa dibentuk menjadi 3

tahapan kelompok, yaitu PIK Remaja/Mahasiswa Tahap Tumbuh,

PIKRemaja/Mahasiswa Tahap Tegak, dan PIK Remaja/Mahasiswa Tahap

Tegar. Sampai saat ini, jumlah kelompok PIK Remaja/Mahasiswa yang

terbesar adalah pada Tahapan Tumbuh. Dalam pembentukan kelompok

tahapan PIK Remaja/Mahasiswa terdapat beberapa persyaratan, salah

satunya adalah jumlah tenaga Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya

(KS) di masing-masing tahapan kelompok. Persyaratan untuk jumlah

tenaga PS dan KS adalah sebagai berikut: 2 tenaga PS di Tahapan

Tumbuh; 4 tenaga PS dan 2 KS di Tahapan Tegak; serta 4 tenaga PS dan

4 KS di Tahapan Tegar.

Berdasarkan data statistik rutin Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan pada

bulan ini, jumlah PIK Remaja/Mahasiswa yang telah melapor sebanyak 399

kelompok atau sebesar 79,17% dari 504 kelompok yang ada. Pencapaian

provinsi masing-masing kelompok berdasarkan tahapan, yaitu Tumbuh

79,17% (504 kelompok), Tegak 76,70% (103 kelompok), dan Tegar

85,71% (56 kelompok).

c. Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS)

Berdasarkan data dari laporan Pengendalian Lapangan pada statistik rutin

pada bulan November 2015, kelompok UPPKS secara provinsi yang

melapor sebanyak 973 Kelompok atau 62,45% dari jumlah kelompok

UPPKS yang ada sebanyak 1.558 kelompok. Jumlah keluarga yang menjadi

anggota kelompok UPPKS sebanyak 21.364 sedangkan jumlah anggota

kelompok UPPKS KPS dan KS I sebanyak 12.842 atau 60,11%. Jumlah

anggota kelompok UPPKS yang berstatus PUS sebanyak 16.380 atau

76,67% dari jumlah anggota UPPKS yang ada. Jumlah anggota kelompok

UPPKS yang berstatus PUS dan ber-KB sebanyak 11.879 atau 72,52% dari

anggota kelompok UPPKS yang berstatus PUS.

Jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I yang status PUS sebanyak

9.152 atau 42,84% dari jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I.

Jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I yang status PUS ber-KB

sebanyak 7.352 atau 82,33% dari jumlah anggota kelompok UPPKS KPS

dan KS I yang status PUS.