hanibalhamidi.files.wordpress.com · web viewundang-undang republik indonesia nomor 52 tahun 2009...

25
1 PEMBANGUNAN KESEHATAN BERBASIS PERDESAAN DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA HEBAT LAHIR BATIN I. PENDAHULUAN 1. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Upload: others

Post on 17-Apr-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

1

PEMBANGUNAN KESEHATAN BERBASIS PERDESAAN

DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA HEBAT LAHIR BATIN

I. PENDAHULUAN

1. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20,

Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3)

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak

Asasi Manusia

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sis-

tem Jaminan Sosial Nasional

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sis-

tem Perencanaan Pembangunan Nasional

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Ke-

sejahteraan Sosial

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Ke-

sehatan

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang

Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 2: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

2

2. Latar Belakang

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara jelas mencantumkan cita-

cita bangsa Indonesia sekaligus tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu

“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, serta keadilan sosial”. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut dise-

lenggarakanlah upaya pembangunan berkesinambungan sebagai suatu

rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu, termasuk di

antaranya pembangunan kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi manu-

sia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai den-

gan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan

bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, ke-

mauan dan kemampuan setiap individu untuk hidup sehat, agar tercapai dera-

jat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, diharap-

kan percepatan pemerataan keterjangkauan pelayanan kesehatan dasar,

sekaligus percepatan peningkatan keberdayaan masyarakat dalam pemban-

gunan kesehatan di seluruh daerah.

Tahun 2014 telah dilaksanakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden untuk

periode tahun 2015-2019. Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla telah

mendapatkan mandat dari rakyat Indonesia dan secara konstitusional untuk

memimpin Indonesia selama lima (5) tahun kedepan. Dalam kampanye

Pemilihan Presiden tahun 2014, Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla

menjanjikan Sembilan Agenda Prioritas yang disebut Nawa Cita, salah sat-

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 3: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

3

unya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui pen-

ingkatan layanan kesehatan masyarakat dengan menginisiasi kartu “Indone-

sia Sehat” agar seluruh rakyat Indonesia memperoleh layanan kesehatan

gratis rawat inap/rawat jalan.

3. Permasalahan

Pembangunan bidang kesehatan yang telah dilaksanakan belum optimal

dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan rakyat Indonesia. Beberapa per-

masalahan dalam pembangunan kesehatan adalah:

1. Masih tumpang tindihnya peran, kewenangan dan fungsi kelembagaan an-

tara Kementerian Kesehatan dengan BPJS maupun Kementerian/Lem-

baga lainnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan masyarakat

yang layak

2. Distribusi tenaga kesehatan yang belum menjangkau seluruh pusat

layanan kesehatan dasar di wilayah Indonesia

3. Minimnya aksesibilitas maupun fasilitas sarana dan prasarana layanan ke-

sehatan, terutama untuk kesehatan dasar bagi wilayah kepulauan, terting-

gal, terpencil dan perbatasan

4. Masih adanya keterbatasan masyarakat dalam memperoleh air bersih

yang layak

5. Akses sanitasi dasar masyarakat yang layak masih sangat kurang

6. Kurang gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita masih terjadi di beber-

apa daerah pedesaan sebagai akibat kemiskinan

7. Perlindungan masyarakat terkait obat dan makanan masih rendah

8. Mindset stakeholder kesehatan yang masih terpaku pada kuratif-rehabili-

tatif (paradigma mengobati) bukan promotif-preventif (paradigma

meningkatkan Umur Harapan Hidup melalui pencegahan penyakit)

9. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih rendah

4. Tujuan

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 4: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

4

Pemerintahan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla yang mengemban

mandat rakyat Indonesia untuk melaksanakan pembangunan selama tahun

2015-2019 yang sesuai dengan tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu melin-

dungi segenap bangsa Indonesia, salah satunya dalam bidang kesehatan, se-

hingga diharapkan mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,

maju dan sejahtera.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai mitra koalisi memberikan masukan

salah satunya dalam bidang kesehatan yang selaras dengan Visi – Misi Joko

Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla yang dijanjikan dalam kampanye Pemili-

han Presiden tahun 2014, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indone-

sia.

II. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015-2019

Pembangunan bidang kesehatan tahun 2015-2019 sebagai salah satu upaya

untuk mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Be-

landaskan Gotong Royong diarahkan:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indone-

sia berdasarkan keadilan sosial sesuai dengan Pembukaan Undang-Un-

dang Dasar 1945.

2. Menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, serta mengen-

dalikan penyakit (HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya) sesuai

dengan Millenium Development Goals (Tujuan Pembangunan Millenium)

tahun 2015

3. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan

layanan kesehatan masyarakat sesuai dengan salah satu Agenda Prioritas

(Nawa Cita)

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 5: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

5

III. KONDISI UMUM PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Kinerja Pembangunan Kesehatan

1. Hasil Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2010-2014

Bappenas pada tahun 2013 melakukan evaluasi paruh waktu RPJMN

2010-2014: Prioritas Nasional 3 Kesehatan yang menyatakan bahwa dari

sepuluh (10) indikator, terdapat empat (4) indikator yang menunjukkan sta-

tus merah (sangat sulit tercapai) pada tahun 2014, yaitu: angka kematian

ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup; angka kematian bayi per

1.000 kelahiran hidup; Total Fertility Rate (TFR): angka kelahiran total (per

perempuan usia reproduksi); serta persentase jangkauan akses sumber

air bersih.

Hasil Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2010-2014:

Prioritas Nasional 3 Kesehatan

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 6: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

6

Sumber: Bappenas, 2013

2. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada

tahun 2012 mengeluarkan SDKI menunjukkan Angka Kematian Bayi

(AKB) mengalami penurunan dari 34 (SDKI 2007) menjadi 32 (SDKI

2012), sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami kenaikan dari

228 (SDKI 2007) menjadi 359 (SDKI 2012). Hasil SDKI 2012 menun-

jukkan fakta bahwa sangat sulit untuk mencapai sasaran pembangunan

kesehatan.

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 7: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

7

Perbandingan Hasil SDKI dengan Target RPJMN dan MDG’s

Sumber: SDKI, 2012

Berdasarkan data World Bank (2010), Angka Kematian Ibu di Indonesia

berada dibawah negara Vietnam maupun Myanmar, sedangkan Angka

Kematian Bayi di Indonesia berada dibawah Vietnam maupun Filipina.

Perbandingan AKI dan AKB Indonesia dengan Negara Asia Lain

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 8: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

8

Sumber: World Bank (2010).

2. Kondisi Umum

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 9: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

9

1. Masih tumpang tindihnya peran, kewenangan dan fungsi kelembagaan an-

tara Kementerian Kesehatan dengan BPJS maupun Kementerian/Lem-

baga lainnya

Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dilun-

curkan oleh pemerintah pada awal 2014, namun hasilnya masih banyak

ditemukan permasalahan, terutama pada data peserta dan obat yang tidak

ditanggung BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan banyak

evaluasi guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang layak, salah sat-

unya melalui penataan kebijakan peran, kewenangan dan fungsi kelemba-

gaan, salah satunya Kementerian Kesehatan berperan sebagai regulator

dan BPJS sebagai operator dalam pemenuhan kebutuhan dasar kese-

hatan masyarakat yang layak melalui kartu “Indonesia Sehat”. Selain itu,

juga perlu peningkatan koordinasi, baik lintas sektoral maupun lintas re-

gional.

2. Distribusi tenaga kesehatan yang belum menjangkau seluruh pusat

layanan kesehatan dasar di wilayah Indonesia

Distribusi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang belum merata ke

seluruh daerah memang masih menjadi persoalan besar yang dihadapi

dunia kesehatan di Indonesia. Permasalahan tersebut bukan hanya men-

jadi tanggung jawab pemerintah pusat saja, namun peran pemerintah

daerah juga harus lebih ditingkatkan. Berdasarkan data Kementerian Ke-

sehatan menunjukkan sampai 20 Maret 2014, terdapat 95.976 dokter yang

teregistrasi dan bekerja pada sektor kesehatan di Indonesia, baik pemerin-

tah maupun swasta. Dengan demikian, rasio jumlah dokter terhadap pen-

duduk di Indonesia yang sampai saat ini berjumlah 243,6 juta adalah satu

dokter untuk 2.538 penduduk. Rasio tersebut lebih tinggi dari dari rasio

dokter ideal menurut WHO, yaitu satu dokter untuk 2.500 penduduk. Dari

jumlah tersebut, 17.507 dokter bekerja di Puskesmas, sehingga diperki-

rakan setiap Puskesmas rata-rata memiliki sekitar 1,8 dokter.

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 10: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

10

Namun, data Kemenkes menunjukkan, 938 Puskesmas atau 9,896 dari

9.599 Puskesmas masih kekurangan atau bahkan tidak memiliki dokter

yang diakibatkan oleh distribusi tenaga tenaga dokter yang belum merata.

Penyebabnya ternyata ada beberapa daerah yang mempunyai kelebihan

tenaga dokter, sedangkan daerah lainnya kekurangan. Masalah distribusi

yang belum merata ini juga terjadi pada tenaga kesehatan lainnya seperti

perawat dan bidan. Ada 2.958 Puskesmas (30,2 %) belum mempunyai

tenaga gizi, dan ada 5.274 Puskesmas (54,9 %) yang mempunyai tenaga

medis analis laboratorium.

Data Ketersediaan Dan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Tahun 2014

Sumber:

− Data Keadaan Tenaga Kesehatan: Sekretariat BPPSDMK per 30 November 2013

− Standar Tenaga: sesuai dengan pola minimal ketenagaan untuk puskesmas perawatan

dan non perawatan

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 11: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

11

3. Minimnya aksesibilitas maupun fasilitas sarana dan prasarana layanan ke-

sehatan

Sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki beberapa daerah masih

minim, sehingga masih ditemui peningkatkan kasus kasus kesehatan yang

memerlukan penanganan khusus. Bahkan, jumlah sarana dan prasarana

kesehatan yang ada tidak memadai dengan kebutuhan masyarakat akan

jaminan kesehatan. Selain itu, pada beberapa daerah mengambarkan

kondisi bahwa akses untuk menjangkau pusat layanan kesehatan dasar

(Puskesmas/Pustu/Poskesdes/Polindes) di daerahnya sangat sulit, yang

salah satunya disebabkan oleh letak geografis.

Data Sarana Layanan Kesehatan Indonesia

Sumber: Kemenkes, 2012

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 12: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

12

4. Masih adanya keterbatasan masyarakat dalam memperoleh air bersih

yang layak

Air merupakan kebutuhan mendasar bagi semua makhluk hidup. Namun,

tidak semua orang bisa mengakses air bersih dan mendapatkan sanitasi

yang memadai untuk kebutuhan hidup. Masih banyak daerah di Indonesia

yang masih mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih yang layak.

Hal ini disebabkan lantaran topografi daerah tersebut, sehingga membu-

tuhkan sistem infrastruktur pasokan air bersih untuk memungkinkan

masyarakat sekitar agar dapat mengakses air bersih tersebut.

Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sumber Air Minum Layak

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 13: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

13

Sumber: Susenas (BPS), 2012

5. Akses sanitasi dasar masyarakat yang layak masih sangat kurang

Indonesia memiliki masalah yang terlait dengan sanitasi dasar bagi rakyat-

nya. Berdasarkan data Bank Dunia (2013) menunjukkan bahwa setengah

populasi masyarakat perdesaan Indonesia tidak memiliki akses sanitasi

yang layak, dimana dari 57 juta orang yang melakukan buang air besar

(BAB) sembarangan, 40 juta diantaranya tinggal di perdesaan. Masalah

sanitasi dapat menjadi ancaman Indonesia mencapai target Tujuan Pem-

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 14: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

14

bangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) tahun

2015, karena ketersediaan sanitasi di Indonesia cukup memprihatinkan.

Tren RT dengan Akses Sanitasi layak Terhadap Pencapaian MDGs

Sumber: stbm-indonesia.org

6. Kurang gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita masih terjadi di beber-

apa daerah pedesaan sebagai akibat kemiskinan

Masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskes-

das tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia menunjukkan pen-

ingkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013.

Prevalensi kurang gizi muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sam-

pai dengan usia 2 (dua) tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh

kembangnya yang tidak optimal. Oleh karena itu, anak harus memperoleh

hak dasar seperti pemenuhan kebutuhan makanan, sandang, dan pe-

rumahan serta perlindungan dan penghargaan terhadap hak asasinya.

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 15: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

15

Selain itu, kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat

berakibat kurang baik bagi ibu dan janin. Oleh karena itu, masukan gizi

pada ibu hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin yang dikan-

dungnya. Janin sangat bergantung pada ibunya mulai dari pernapasan,

pertumbuhan dan untuk melindunginya dari penyakit. 55 persen kematian

ibu pasca-melahirkan disebabkan oleh pendarahan dan pre-eclamsia aki-

bat kekurangan gizi selama ibu hamil. Ibu yang kekurangan gizi berisiko

melahirkan bayi dengan berat rendah atau mengalami keguguran. Dua

faktor utama ini menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan pada ibu,

partus lama, aborsi, dan infeksi. Ketidakseimbangan pola nutrisi dan gizi

pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor, antara lain pendidikan dan

tingkat perekonomian.

Kecenderungan prevalensi status gizi BB/U <-2SD menurut Provinsi

Sumber: Riskesdas, 2013

7. Perlindungan masyarakat terkait obat dan makanan masih rendah

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 16: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

16

Permasalahan yang dihadapi pada era globalisasi adalah perubahan yang

cukup signifikan pada peta pasar obat dan makanan secara global terma-

suk di Indonesia. Fenomena tersebut menyebabkan sebaran produk obat

dan makanan secara cepat dapat melintasi batas antarnegara tanpa ham-

batan yang berarti. Hal tersebut dapat memicu meningkatnya perdagan-

gan obat dan makanan secara ilegal termasuk meningkatnya tingkat pe-

malsuan. Menurut data BPOM, peredaran obat dan makanan ilegal di In-

donesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Peredaran ini

berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan masyarakat dikare-

nakan tidak adanya jaminan atas keamanan, manfaat/khasiat dan mutu.

8. Mindset stakeholder kesehatan yang masih terpaku pada kuratif-rehabili-

tatif bukan promotif-preventif

Stakeholder kesehatan masih berdasarkan pada mindset hak sakit kuratif-

rehabilitatif (paradigma mengobati), setiap orang sakit berhak mendapat

layanan kesehatan. Padahal dalam meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia, diperlukan perubahan revolusioner menjadi mindset promotif-

preventif, yaitu hak sehat dimana setiap orang berhak mendapatkan jami-

nan untuk hidup sehat dan berumur panjang. Meningkatnya Angka Hara-

pan Hidup (AHH) menunjukkan perbaikan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan Bappenas menunjukkan bahwa penduduk Indonesia diperki-

rakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang

sama angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun. Pada

tahun 2011, CIA World Factbook memperkiraan Angka harapan hidup

orang Indonesia secara keseluruhan adalah 70.76 tahun. Jika dibagi

berdasarkan jenis kelamin, maka angka harapan hidup Pria Indonesia

adalah 68.26 tahun dan Wanita 73.38 tahun.

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 17: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

17

Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191

Negara yang dipublikasikan di Wikipedia dan Monako berada pada nomor

urut 1 dengan angka harapan hidup secara keseluruhan 89.73 tahun. Ke-

mudian disusul oleh Makau dengan angka 84.41 tahun.

Angka Harapan Hidup berdasarkan negara menurut CIA World Factbook (perkiraan 2011)

Sumber: CIA World Factbook, 2011

9. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih rendah

Peran serta atau partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh

anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan

yang muncul di masyarakat. Peran serta dibidang kesehatan berarti

keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah

kesehatan mereka sendiri. Hal ini masyarakat sendirilah yang aktif

memikirkan, memecahkan, melaksanakan dan mengevaluasikan program-

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 18: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

18

program kesehatan. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan

membimbingnya.

Peran serta setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontibusi atau sum-

bangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada dana dan finansial

saja tetapi dapat terbentuk dalam tenaga (daya) dan pemikiran (ide).

Dalam hal ini dapat diwujudkan dalam 4M yakni: manpower (tenaga),

money (uang), material (benda-benda) dan mind (ide atau gagasan).

IV. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Tema Pembangunan

Pada periode pemerintahan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla tahun

2015-2019, tema pembangunan bidang kesehatan yaitu:

“Pembangunan Kesehatan Berbasis Perdesaan Dalam Mewujudkan

Indonesia Hebat Lahir Batin”

Visi pembangunan bidang kesehatan Kalla tahun 2015-2019 adalah:

“Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dalam mewujudkan ke-

mandirian manusia Indonesia”

Dalam mencapai Visi tersebut dilakukan dengan Misi yang selanjutnya dise-

but Nawa Pilar Revolusi Mental Kesehatan sebagai berikut:

1. Penataan peran, kewenangan dan fungsi kelembagaan melalui peraturan

perundang-undangan

2. Pemerataan distribusi sumber daya manusia kesehatan yang menjangkau

seluruh pusat layanan kesehatan dasar di wilayah Indonesia melalui:

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 19: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

19

a. Ketersediaan dan berfungsinya Dokter Puskesmas bagi seluruh

Puskesmas

b. Ketersediaan dan berfungsinya Bidan Desa bagi seluruh Desa

3. Peningkatan aksesibilitas maupun fasilitas sarana dan prasarana layanan

kesehatan dasar di seluruh wilayah Indonesia

4. Peningkatan akses masyarakat dalam memperoleh air bersih yang layak

5. Peningkatan akses sanitasi dasar masyarakat yang layak

6. Pemenuhan ketersediaan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita

7. Perlindungan masyarakat terhadap obat dan makanan illegal

8. Perubahan mindset stakeholder kesehatan dari kuratif-rehabilitatif menjadi

promotif-preventif

9. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memperkuat pelayanan kese-

hatan dasar yang berkualitas

2. Arah Kebijakan dan Strategi

1. Menata peran, kewenangan dan fungsi kelembagaan melalui peraturan

perundang-undangan

2. Melakukan pemerataan distribusi sumber daya manusia kesehatan yang

menjangkau seluruh pusat layanan kesehatan dasar di wilayah Indonesia

melalui:

a. Penyediaan dan memastikan berfungsinya Dokter Puskesmas bagi

seluruh Puskesmas

b. Penyediaan dan memastikan berfungsinya Bidan Desa bagi seluruh

Desa

3. Meningkatkan aksesibilitas maupun fasilitas sarana dan prasarana

layanan kesehatan dasar di seluruh wilayah Indonesia

4. Meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh air bersih yang layak

5. Meningkatkan akses sanitasi dasar masyarakat yang layak

6. Melakukan pemenuhan ketersediaan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan

balita

7. Meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap obat dan makanan ille-

gal

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019

Page 20: hanibalhamidi.files.wordpress.com · Web viewUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Undang-Undang Republik

20

8. Merubah mindset stakeholder kesehatan dari kuratif-rehabilitatif menjadi

promotif-preventif

9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memperkuat pelayanan ke-

sehatan dasar yang berkualitas

V. PENUTUP

Demikian masukan dari Partai Kebangkitan (PKB) bagi pemerintahan Joko

Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla di bidang kesehatan, semoga upaya

peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian

manusia Indonesia melalui Revolusi Mental Kesehatan menjadi rahmatan

lil ‘alamin. Amin.

Green Book Bidang Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019