bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia, maka untuk
membicarakan hukum tidak dapat lepas membicarakannya dari
kehidupan manusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan,
kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang
diharapkan untuk dipenuhi.1 Interaksi antar manusia semakin
berkembang mengikuti perubahan jaman, tuntutan kebutuhan
mengenalkan mereka pada sistem pertukaran barang dan atau jasa
yang dikenal dengan istilah barter. Sistem barter memiliki beberapa
kendala antara lain kesulitan menemukan orang yang mau
menukarkan barangnya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan,
kesulitan menentukan nilai barang yang ditukar, dan lainnya. Untuk
mengatasi kendala tersebut ditemukan solusi alat tukar yang lebih
efektif dan efisien yaitu uang sebagai alat tukar yang sah.2 Setelah
manusia mengenal uang sebagai alat tukar yang sah lalu mulailah
manusia mengenal istilah “Bank” yang berasal dari kata dalam bahasa
Italia “Banco” yang berarti bangku. Istilah bangku secara resmi dan
1 Sudikno Mertokusumo, 2005, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, hlm. 1
2 Kasmir, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 13
2
populer menjadi Bank.3 Usaha keuangan dilaksanakan oleh
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau yang sering kita
sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama lembaga keuangan
adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha disamping usaha
lain seperti menampung uang untuk sementara waktu belum
digunakan oleh pemiliknya. Lembaga keuangan dalam praktiknya
digolongkan ke dalam dua golongan besar, yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan lainnya.4 Lembaga keuangan bank atau
yang sering disebut bank merupakan lembaga keuangan yang
memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan
yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau memberikan
pinjaman yang melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat
luas dalam bentuk simpanan. Bank juga memberikan jasa-jasa
keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan
pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana.5 Bank merupakan
lembaga yang memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia, karena sebagian besar metode pembayaran dalam transaksi
bisnis di Indonesia menggunakan jasa perbankan. Hal ini didukung
oleh program Bank Indonesia yang sedang gencar-gencarnya
dipromosikan dengan slogan “Ayo Ke Bank”. Bank Indonesia
meluncurkan satu produk tabungan bernama ’Tabunganku” yang tidak
3 Malayu S. P. Hasibuan, 2004, Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Ketiga, Bina Aksara, Jakarta,
hlm. 1 4 Kasmir, Op.Cit, hlm. 3
5 Kasmir, Op.Cit, hlm. 5
3
membebankan biaya administrasi sama sekali kepada pemegang
rekeningnya. Setiap bank yang beroperasi di Indonesia wajib
mempromosikan dan melayani pembukaan produk tabungan ini.
Semangat dari program ini adalah agar masyarakat Indonesia semakin
terbuka dengan teknologi perbankan namun tanpa dibebani biaya yang
terlalu memberatkan, selain itu agar tradisi gemar menabung yang
sejak dahulu dimiliki oleh masyarakat Indonesia tetap ada namun
tidak lagi hanya disimpan di salah satu bagian rumah melainkan di
tempat yang aman yaitu di bank.
Perkembangan industri perbankan di Indonesia semakin
menarik dengan banyaknya bank-bank asing yang menyerbu
Indonesia sebagai pasar yang potensial, hal ini cukup beralasan
mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, bahkan
termasuk dalam 5 (lima) besar dunia. Dunia perbankan juga semakin
lengkap dengan mulai berkembangannya industri perbankan syariah
karena penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam,
walaupun sebenarnya sistem perbankan syariah itu sendiri tidak
membatasi hanya pemeluk agama islam saja yang dapat menikmati
layanan perbankan syariah, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.
Jasa industri perbankan yang sedang berkembang selain
perbankan syariah adalah wealth management. Istilah wealth
management muncul pada awal tahun 2000, ketika bank asing yang
beroperasi di Indonesia menawarkan jasa wealth management. Cikal
4
bakal wealth management dirintis oleh para private banker pada awal
berdirinya pusat keuangan internasional di London, Amsterdam dan
Paris pada abad 17 dan 18. Meskipun wealth management dimulai di
London, dan bergeser ke Amerika Serikat dengan landmark Wall
Street-nya pada abad 19 dan 20, tetapi tempat teraman bagi kaum
berduit untuk menyimpan kekayaan tetap di Swiss, UBS menjadi
andalan Swiss di dunia perbankan internasional. Pengertian wealth
management menurut Wikipedia “Wealth Management is an advanced
investment advisory discipline that incorporates financial planning
and specialist financial services”. Pada dasarnya, wealth management
adalah manajemen keuangan keluarga yang dapat dilakukan setiap
orang. Hanya saja mengatur kekayaan sendiri dengan
mempertimbangkan semua peluang dan risiko yang mungkin
dihadapi, jelas bukan perkara yang mudah. Pengelolanya harus
memiliki bekal pengetahuan cukup tentang segala macam instrumen
investasi keuangan yang tersedia, belum lagi harus mengikuti
perkembangan ekonomi global yang akan mempengaruhi kinerja
berbagai instrumen investasi, serta faktor-faktor lain yang
mempengaruhi nilai kekayaan. Tidak banyak orang memiliki
pengetahuan seluas itu, oleh karena itu wealth management
berkembang menjadi bisnis jasa keuangan yang diawali dengan
kemunculan jasa financial planner.
5
Jasa untuk kalangan ”atas” ini tak sekedar menawarkan
layanan investasi saja, tetapi juga aneka layanan yang memberikan
kenyamanan hidup, karena memang layanan yang diberikan mulai dari
urusan tradisional sampai sophisticated dari urusan bisnis sampai
spiritual, dari keuangan sampai gaya hidup. Beberapa bank
memberikan layanan wealth management yang melekat pada
produknya, antara lain priority hotline, berlangganan majalah/surat
kabar, airport lounge, golf, Safe Deposit Box (SDB), credit platinum
card, layanan kesehatan, layanan haji dan zakat, dll.
“Michael Jackson harus menjual rumah mewahnya untuk
membiayai hidupnya. Kini, Leila Sari masih harus bekerja diusia
senjanya untuk menghidupi keluarganya. Seorang pensiunan
administratur hidup dengan uang pensiun yang pas-pasan, tinggal
dirumah tipe 36 dan seringkali harus ngantri ke poliklinik karena
kesehatannya yang sudah sangat menurun. Hal ini tidak terjadi andai
kata mereka menerapkan wealth management dalam hidupnya.”6
Kalimat seperti itu yang biasa digunakan oleh pihak bank untuk
menyadarkan nasabah betapa pentingnya mempraktekkan wealth
management agar hasil kekayaan atau materi yang dikumpulkan
selama usia produktif tetap dapat dinikmati di usia pensiun. Faktanya
orang terkaya di Indonesia dalam urutan 1 (satu) sampai 5 (lima)
6 Hilman Muchsin, “Mengenal Wealth Management”,
http://hilmanmuchsin.blogspot.co.id/2011/05/mengenal-wealth-management.html, diakses tanggal
9 Juni 2012
6
adalah raja group rokok, Djarum, Gudang Garam dan Sampoerna,
meski posisi ini akan segera tergeser pengusaha muda Chairul
Tanjung dan Sandiaga Uno dengan bisnis property, keuangan dan TI.
Bisnis rokok bukan bisnis masa depan. Sejauh ini bisnis rokok
berkembang dengan mayoritas konsumen di pedesaan dengan tingkat
pendidikan relatif tidak tinggi. Gencarnya kampanye anti rokok,
bahkan di London dikenal kampanye bahwa anak perokok bukan anak
jagoan tetapi sampah masyarakat, menjadi ancaman serius
keberlanjutan industri rokok. Hal ini mengingatkan kita bahwa dunia
usaha terus berkembang dan bisnis yang naik daun akan silih berganti,
dengan kata lain tidak ada yang abadi dalam dunia bisnis jika tidak
mengikuti perkembangan jaman. Contoh tersebut di atas menjadi
alasan bagi kita agar bijak dalam mengatur perencanaan keuangan
sejak usia produktif. Data tahun 2005, 55.000 nasabah wealth
management dengan asset +/- US$ 260 milyar di Singapura, 18.000
diantaranya adalah orang Indonesia, sedangkan di Indonesia nasabah
wealth management sebanyak 17.000 orang.
Safe Deposit Box (SDB) merupakan salah satu jasa pelayanan
yang tidak terkait dengan bisnis utama bank.7 namun menjadi salah
satu fasilitas unggulan dari jasa wealth management. Penyediaan Safe
Deposit Box (SDB) memungkinkan nasabah menyimpan sekuritas,
surat yang berharga dan barang berharga. Safe Deposit Box (SDB)
7 Sunu Widi Purwoko, 2015, Aspek Hukum Bisnis Bank Umum, Nine Seasons Communication,
Jakarta, hlm. 5
7
merupakan tempat penyimpanan barang dan surat berharga agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.8 Nasabah wealth
management di suatu bank akan memiliki prioritas untuk menikmati
layanan Safe Deposit Box (SDB), bahkan ada beberapa bank yang
memberikan layanan ini dengan gratis bagi nasabah wealth
management. Layanan Safe Deposit Box (SDB) belum dapat dinikmati
secara luas oleh masyarakat indonesia karena biaya sewa yang
diperlukan relatif mahal, serta minimnya jumlah box yang tersedia,
dan belum semua bank memiliki fasilitas Safe Deposit Box (SDB).
Safe Deposit Box (SDB) merupakan suatu bentuk perikatan
antara pihak bank dengan pihak nasabah. Secara umum diketahui,
kotak Safe Deposit Box (SDB), hanya dapat dibuka dengan 2 kunci
secara bersamaan, yaitu Master Key dan Customer Key (anak kunci).
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan kotak Safe Deposit Box
(SDB) di bongkar, umumnya jika Customer Key hilang dan atau
nasabah sebagai pihak penyewa meninggal dunia. Pelaksanaan
pembongkaran Safe Deposit Box (SDB) tidak serta-merta
menyelesaikan masalah, sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di
Pematang Siantar. Kasus yang berawal dari permintaan pembongkaran
Safe Deposit Box (SDB) di salah satu bank di Pematang Siantar oleh
ahli waris si nasabah yang telah meninggal dunia, namun pada
akhirnya justru ahli waris dan pegawai bank tersebut yang akhirnya
8 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2010, Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 412
8
meringkuk di balik terali besi.9 Perbuatan mereka dalam
pembongkaran Safe Deposit Box (SDB) dianggap sebagai rekayasa
dan merupakan suatu tindak pidana. Kasus tersebut mencerminkan
pentingnya mengikuti prosedur yang berlaku dalam pembongkaran
Safe Deposit Box (SDB) sebagai langkah antisipasi terhadap tuntutan
yang mungkin muncul dari pihak lainnya di kemudian hari. PT Bank
UOB Indonesia Cabang Surakarta sebagai salah satu cabang pelaksana
layanan Safe Deposit Box (SDB) telah memberikan layanan tersebut
tehadap nasabah loyalnya sejak 20 (dua puluh) tahun yang lalu.
Layanan yang terbaik memang akan selalu diupayakan secara
maksimal bagi nasabah loyalnya, namun tentunya jangan sampai
berlebihan dalam arti memberikan layanan prima namun mengabaikan
standar prosedur operasional yang dimiliki sehingga membuka celah
bagi pegawai PT Bank UOB Indonesia terseret permasalahan hukum
di kemudian hari sebagaimana pengalaman rekan bankir di CIMB
Niaga. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin meneliti
lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut dan menyusun dalam
tesis yang berjudul : ”PELAKSANAAN PEMBONGKARAN SAFE
DEPOSIT BOX (SDB) DI PT. BANK UOB INDONESIA
CABANG SURAKARTA”.
9 M. Alinapiah Simbolon, “Kisah Dibalik Kasus SDB”, http://ali-dolisimbolon.blogspot.com/2010/07/kisah-dibalik-kasus-safe-deposit-box-di.html, diakses 10 Juni 2012
9
B. Perumusan Masalah
Latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan
diatas menghasilkan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembongkaran Safe Deposit Box (SDB)
di bank UOB Indonesia cabang Surakarta baik atas permintaan
nasabah/penyewa maupun atas permintaan bank?
2. Bagaimana peranan Notaris dalam pelaksanaan pembongkaran
Safe Deposit Box (SDB) di bank UOB Indonesia cabang
Surakarta?
C. Keaslian Penelitian
Hasil informasi dan penelusuran yang telah dilakukan oleh
penulis secara seksama, maka secara khusus yang telah melakukan
penelitian dan penulisan mengenai pelaksanaan pembongkaran Safe
Deposit Box (SDB) tidak diketemukan, akan tetapi demikian khusus
mengenai perjanjian Safe Deposit Box (SDB) telah ada yang
melakukan penelitian diantaranya sebagai berikut :
1. Ani Sulistiyani, 2008, Judul : “Tanggung Jawab Bank Kepada
Nasabah Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Safe
Deposit Box (SDB) Di Bank BRI Tbk Yogyakarta Cabang Cik
Ditiro”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
usaha penyelesaian yang dilakukan oleh Bank BRI atas
10
wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah penyewa Safe Deposit
Box (SDB) dan bagaimana tanggung jawab Bank BRI jika
barang nasabah penyewa Safe Deposit Box (SDB) yang disimpan
tersebut musnah atau rusak.10
2. Rudy Susantyo, 2006, Judul : “Perlindungan Hukum Bagi
Penyewa/Customer Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Safe
Deposit Box Pada Bank Swasta Di Kota Makasar”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui upaya hukum yang dapat ditempuh
pihak penyewa apabila terjadi kebakaran pada Safe Deposit Box
dan mengetahui upaya hukum yang dapat ditempuh pihak
penyewa apabila terjadi kehilangan terhadap barang yang
disimpan pada Safe Deposit Box.11
3. Wira Nelyanti, 2005, Judul : “Pelaksanaan Perjanjian Sewa
Menyewa Safe Deposit Box Pada Bank Nagari Sumatera Barat,
Studi Pada Bank Nagari Cabang Utama Padang”. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan
perjanjian sewa-menyewa safe deposit box pada Bank Nagari
Cabang Utama Padang dan kendala-kendala yang dihadapi oleh
Bank Nagari Cabang Utama Padang dalam pelaksanaan
10
Ani Sulistiyani, “Tanggung Jawab Bank Kepada Nasabah Terhadap Pelaksanaan Perjanjian
Sewa Menyewa Safe Deposit Box (SDB) Di Bank BRI Tbk Yogyakarta Cabang Cik Ditiro”, Tesis,
Program Studi Magister Kenotariatan (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, 2008 11
Rudy Susantyo, “Perlindungan Hukum Bagi Penyewa/Customer Dalam Perjanjian Sewa
Menyewa Safe Deposit Box Pada Bank Swasta Di Kota Makasar”, Tesis, Program Studi Magister
Kenotariatan (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, 2006
11
perjanjian sewa-menyewa safe deposit box serta upaya bank
dalam mengatasinya.12
Persamaan antara penelitian dan penulisan penulis dengan
penelitian dan penulisan yang telah ada yaitu sama-sama membahas
mengenai perjanjian sewa-menyewa Safe Deposit Box (SDB).
Perbedaan antara penelitian dan penulisan penulis dengan
penelitian dan penulisan yang telah ada yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian dan penulisan penulis mengenai pelaksanaan
pembongkaran Safe Deposit Box (SDB) di Bank UOB Indonesia
baik atas permintaan nasabah maupun atas permintaan pihak
bank, sedangkan penelitian dan penulisan yang telah ada
mengenai pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa Safe Deposit
Box (SDB) di Bank BRI serta mengenai tanggung jawab Bank
BRI jika barang yang simpan oleh nasabah musnah atau rusak,
mengetahui upaya hukum yang dapat ditempuh pihak penyewa
apabila terjadi kebakaran pada Safe Deposit Box dan mengetahui
upaya hukum yang dapat ditempuh pihak penyewa apabila
terjadi kehilangan terhadap barang yang disimpan pada Safe
Deposit Box pada Bank Swasta di Makasar.
2. Penelitian dan penulisan penulis mengenai peran Notaris
terhadap pelaksanaan pembongkaran Safe Deposit Box (SDB) di
Bank UOB Indonesia, sedangkan penelitian dan penulisan yang
12
Wira Nelyanti, “Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box Pada Bank Nagari
Sumatera Barat, Studi Pada Bank Nagari Cabang Utama Padang”, Tesis, Program Studi Magister
Kenotariatan (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, 2005
12
telah ada adalah upaya hukum yang dapat ditempuh pihak
penyewa apabila terjadi kebakaran pada Safe deposit box dan
mengetahui upaya hukum yang dapat ditempuh pihak penyewa
apabila terjadi kehilangan terhadap barang yang disimpan pada
Safe deposit box.
Uraian tersebut di atas membawa penulis pada kesimpulan
bahwa penelitian dan penulisan ini berbeda dengan beberapa
penelitian dan penulisan terdahulu, sehingga penulis menjamin
keaslian penelitian ini.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
dan menambah wacana dalam pengembangan Ilmu Hukum
Perdata khususnya di bidang Hukum Perjanjian.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-
masukan kepada masyarakat sebagai nasabah bank khususnya
pengguna jasa layanan Safe Deposit Box (SDB) dan kepada bank
selaku pihak yang menyediakan fasilitas Safe Deposit Box
(SDB).
13
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembongkaran Safe Deposit Box
(SDB) di bank UOB Indonesia cabang Surakarta baik atas
permintaan nasabah atau penyewa maupun atas permintaan
bank.
2. Untuk mengetahui peranan Notaris dalam pembongkaran Safe
Deposit Box (SDB) di bank UOB Indonesia cabang Surakarta.