bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Presentasi diri erat kaitannya dengan konstruksi identitas. Seorang manusia dapat dikatakan melakukan presentasi diri semenjak dirinya dapat berinteraksi dengan orang lain. Berarti presentasi diri sudah dapat dilakukan sejak masa kanak-kanak. Namun, konstruksi identitas tidak hanya menyangkut diri saja, melainkan juga harus melibatkan orang lain. Dalam teori presentasi diri Bauimeister dan Hutton dikenal adanya penonton atau lawan interaksi. Penonton penting disini karena ketika membentuk identitas, seseorang juga perlu verifikasi orang lain yang menyatakan bahwa identitas tersebut benar-benar ada dan diakui di lingkungan sosialnya. Manusia melakukan konstruksi identitas sejak mereka mampu berinteraksi dengan orang lain. Ketika manusia mengonstruksi identitas tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Gunarsa (200:238) menyebutkan adanya identitas atau konsep diri primer dan sekunder. Menurutnya konsep diri primer adalah konsep diri yang terbentuk saat masih anak-anak, sehingga faktor eksternal yang memengaruhi berasal dari lingkungan terdekat (keluarga). Sedangkan konsep diri sekunder terbentuk saat remaja sehingga faktor eksternal yang memengaruhi tidak hanya dari keluarga tetapi juga lingkungan luar keluarga seperti pertemanan, termasuk juga tren di masyarakat. Hal tersebut membuat konsep dalam diri remaja atau anak muda lebih rentan berubah-ubah. Didukung pula dengan fakta bahwa kaum muda merupakan kelompok yang sedang dalam proses pencarian jati diri yang menyebabkan kepribadiannya belum stabil (Fadhal, 2012). Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari struktur yang membangun, mulai dari komunikator (seseorang yang

Upload: lediep

Post on 22-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Presentasi diri erat kaitannya dengan konstruksi identitas. Seorang manusia

dapat dikatakan melakukan presentasi diri semenjak dirinya dapat berinteraksi dengan

orang lain. Berarti presentasi diri sudah dapat dilakukan sejak masa kanak-kanak.

Namun, konstruksi identitas tidak hanya menyangkut diri saja, melainkan juga harus

melibatkan orang lain. Dalam teori presentasi diri Bauimeister dan Hutton dikenal

adanya penonton atau lawan interaksi. Penonton penting disini karena ketika

membentuk identitas, seseorang juga perlu verifikasi orang lain yang menyatakan

bahwa identitas tersebut benar-benar ada dan diakui di lingkungan sosialnya.

Manusia melakukan konstruksi identitas sejak mereka mampu berinteraksi

dengan orang lain. Ketika manusia mengonstruksi identitas tersebut tentunya

dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Gunarsa (200:238) menyebutkan adanya

identitas atau konsep diri primer dan sekunder. Menurutnya konsep diri primer adalah

konsep diri yang terbentuk saat masih anak-anak, sehingga faktor eksternal yang

memengaruhi berasal dari lingkungan terdekat (keluarga). Sedangkan konsep diri

sekunder terbentuk saat remaja sehingga faktor eksternal yang memengaruhi tidak

hanya dari keluarga tetapi juga lingkungan luar keluarga seperti pertemanan,

termasuk juga tren di masyarakat. Hal tersebut membuat konsep dalam diri remaja

atau anak muda lebih rentan berubah-ubah. Didukung pula dengan fakta bahwa kaum

muda merupakan kelompok yang sedang dalam proses pencarian jati diri yang

menyebabkan kepribadiannya belum stabil (Fadhal, 2012).

Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. Hal ini dapat

dilihat dari struktur yang membangun, mulai dari komunikator (seseorang yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

2

melakukan presentasi diri), pesan (identitas yang dikonstruksi), dan komunikan

(audiens). Proses komunikasi sendiri dapat dilakukan secara langsung atau face-to-

face (FTF) dan melalui medium tertentu. Sama halnya dengan presentasi diri, yang

dapat dilakukan secara langsung maupun tidak.

Evolusi teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi di era modernisasi

berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia termasuk pada cara manusia

melakukan presentasi diri. Senada dengan pernyataan Trammell & Kashelashvili

(2005:968), “The evolution of personal publishing offers new tools allowing Internet

users to become content creators”. Semua orang menjadi memiliki kebebasan

„menunjukkan‟ dirinya di hadapan publik melalui internet, khususnya media sosial.

Blog, merupakan salah satu caranya. Jill Walker (2005) dalam Trammel &

Kashelashvili (2005:968), mendefinisikan blog, dilihat dari formatnya, sebagai:

“frequently updated Web sites containing dated entries arranged in reverse

chronological order”. Gillmor (2004:28) menyatakan blog sebagai: “an online

journal comprised of links and postings in reverse chronological order, meaning the

most recent posting appears at the top of the page”.

Sebelum internet lahir dan berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan

manusia, presentasi diri dilakukan melalui FTF communication and interaction,

dimana audiens lebih dapat dikontrol dibandingkan melalui SNS (Social Network

Site(s)). Krämer & Winter (2008), dalam Ganster (2014:3) mengatakan, “a

fundamental difference between face-to-face (FTF) communication and the SNS

situation arises, because the audience of conformity behavior is largely

undetermined”. Hal tersebut menyebabkan audiens dalam dunia maya bersifat

heterogen.

Kembali kepada pembahasan mengenai blog sebagai salah satu medium

presentasi diri di internet. Selayaknya musik, blog juga terdiri dari berbagai macam

genre, mulai dari personal, diari, hingga yang berisi mengenai analisis atau penilaian

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

3

terhadap isu-isu publik (Herring, 2004). Dari genre-genre tersebut, akan diketahui

tujuan mengapa blogger membuat konten-konten dalam blognya. Ada yang

menceritakan detail sehari-harinya, ada pula yang berusaha membangun diskusi

publik mengenai komentarnya terhadap sesuatu.

Kehadiran YouTube di tahun 2005 menawarkan cara lain dalam dunia

blogging. Jika sebelumnya bentuk blog hanya berupa tulisan, dalam YouTube,

dikenal adanya video blog atau blog yang berbentuk video.

Sambutan khalayak terhadap YouTube dinilai sangat fantastis. Pada

November tahun 2007, YouTube menjadi „the most popular entertainment website‟

di Britain, mengalahkan BBC website. Dan di awal 2008, YouTube termasuk „top ten

most visited websites‟ secara global. April 2008, lembaga riset pasar internet,

ComScore, melansir bahwa 37% dari seluruh video di internet yang telah ditonton di

United States, berasal dari YouTube, mengalahkan Fox Interactive Media yang hanya

4,2% (Burgess, 2009).

Konten-konten video di YouTube sangat beragam jenisnya. Namun, sebuah

riset yang dilakukan Jean Burgess dan Joshua Green (2007:38), menggolongkannya

ke dalam dua jenis, yakni konten video yang berasal dari pengguna amatir (user-

created content) dan yang berasal dari institusi media tradisional. Dalam riset tersebut

juga ditemukan bahwa user-created content lebih mendominasi dan mayoritasnya

adalah video blog1 (sekitar 40%).

Trend video blogging sampai ke Indonesia dan mendapat sambutan baik. Hal

ini dapat dibuktikan dengan menjamurnya video blogger2 di YouTube yang berasal

1 Vlog (short for ‘video blog’) is an extremely prevalent form of ‘amateur’ video in YouTube. Typically

structured primarily around a monologue delivered directly to camera, characteristically these videos are produced with little more than a webcam and some witty editing. The subject matter ranges from reasoned political debate to impassioned rants about YouTube itself and the mundane details of everyday life. 2 Sebutan bagi pembuat video blog. Biasa disingkat vlogger.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

4

dari Indonesia dan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya.

Vlogging erat kaitannya dengan anak muda. Ketika berbicara mengenai anak muda,

kental dengan perspektif bahwa jiwa anak muda adalah jiwa yang bebas. Dalam dunia

vlogging, mereka bebas mengekspresikan dirinya. Hal ini dipermudah pula dengan

penggunaan internet yang bebas, tidak mengenal batas ruang dan waktu, serta tidak

membutuhkan biaya mahal. Sehingga, tak heran jika generasi muda adalah generasi

yang dekat dengan dunia internet karena kemunculan internet juga berdampingan

dengan lahirnya generasi muda saat ini dengan rentang usia 18-24 tahun (Fadhal,

2012:177).

Sejalan dengan hasil observasi peneliti, yang menemukan fakta bahwa

vlogger yang sedang naik daun adalah anak-anak muda, dengan konten-konten vlog-

nya juga seputar anak muda, seperti percintaan, tutorial fashion dan make up, parodi,

dan lain-lain. Dibuktikan pula dengan Top 10 Indonesian YouTubers menurut The

Jakarta Globe yang kesemuanya adalah anak muda berusia di bawah 30 tahun.

Sejalan pula dengan catatan Media Planning Guide (2011), mengenai pengguna

internet di Indonesia. Sebelum tahun 1998 pengguna internet di Indonesia berjumlah

kurang lebih lima ratus ribu pengguna. Pada 2010 meningkat menjadi kurang lebih 21

juta pengguna. Dari jumlah tersebut, 60,7% penggunanya adalah anak muda.

Contoh vlogger Indonesia yang sedang naik daun adalah perempuan 23 tahun

bernama Natasha Farani, dengan kanal YouTube “NatashaFarani”. Vlogs dalam kanal

tersebut mayoritas membahas tentang fashion wanita, mulai dari tutorial make up,

penggunaan hijab, hingga trend busana masa kini. Dengan dikemas secara apik, mulai

dari pengambilan gambar, tone, ditambah paras cantik vloggernya, sehingga terkesan

tidak membosankan, membuat subscriber3 akun ini mencapai 100,850 dengan total

3 Dalam YouTube istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang berlangganan (subscribe) video-

video dalam sebuah akun YouTube yang dikehendaki. Dengan menjadi subscriber, maka ketika akun yang di-subscribe mengunggah video baru, subscriber akan mendapat pemberitahuan melalui email. Untuk menjadi subscriber, hanya perlu memiliki akun YouTube sendiri.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

5

view4 21,794,173. Ada juga vlogger asal Malang Bayu Eko Moektito dengan kanal

YouTube “BayuSkak”. Vlogger 21 tahun ini menggunakan bahasa Jawa sebagai ciri

khas vlog komedinya. Kanal ini berhasil mencuri 319,224 subscribers dengan total

view 33,393,264.5

Terlepas dari genre, konten, dan tujuannya, video blog telah menciptakan

sebuah „virtual environment‟, yang dikontrol sendiri oleh vlogger, tanpa memerlukan

tim produksi yang saklek seperti halnya program televisi maupun radio. Hal ini

karena publikasi dan berbagi informasi baik dalam bentuk teks, audio, maupun video

di internet sangatlah mudah, tidak perlu biaya tinggi. Pendeknya, individu dari

kalangan „biasa‟ pun bisa menjadi vlogger. Sherry (1995:26) mengatakan, “When

presenting ourselves via digital environment, individuals are the producer[s],

director[s], and star[s] of the show”.

Penelitian ini menempatkan vlogs sebagai sebuah panggung dimana terjadi

sebuah „pertunjukkan‟ disana. Vlogs dilihat sebagai medium yang memperantarai

individu melakukan self-presentation, mengonstruksi identitas dirinya dan

ditunjukkan kepada audiens dunia maya.

Dikaitkan dengan apa yang dikatakan Bauimeister dan Hutton (1987), bahwa

terdapat dua tipe presentasi diri dilihat dari motif seseorang melakukannya, yakni

pleasing the audience dan self-construction, maka penelitian ini akan membahas

bagaimana anak muda dalam hal ini Bayu dan Natasha, menggunakan vlog dalam

kanal YouTube “BayuSkak” dan “NatashaFarani”, sebagai medium presentasi diri

mereka dilihat dari kedua motif tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

4 Istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang telah menonton video di sebuah akun YouTube.

5 Semua data subscriber dan views terhitung hingga tanggal 27 Agustus 2015.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

6

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas

adalah:

- Bagaimana anak muda, dalam hal ini Bayu dan Tasha, mempresentasikan

diri mereka melalui video blognya?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

- Untuk mengetahui bagaimana anak muda, dalam hal ini Bayu dan Tasha,

mempresentasikan diri mereka melalui video blognya.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat akademis:

Memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan Ilmu Komunikasi

khususnya bagi pembahasan mengenai video blog di Indonesia, sebagai medium

presentasi diri dalam kanal YouTube.

1.4.2 Manfaat praktis :

Memberikan penjelasan tentang fenomena video blogging di Indonesia kepada

video blogger dan masyarakat secara luas sehingga fenomena ini dapat disikapi

secara positif.

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN

1.5.1 Presentasi Diri

Presentasi diri atau self-presentation sebenarnya merupakan salah satu kajian

dalam bidang ilmu psikologi. Lebih luas lagi, konsep diri yang „menaungi‟ presentasi

diri, termasuk ke dalam fenomena sosial. Secara otomatis, presentasi diri juga

termasuk kajian dalam fenomena sosial. It has social roots (e.g., reflected appraisals,

social comparison), it includes social identities and roles, and it guides our

perception of others and our behavior in social settings (Brown, 2007:2). Presentasi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

7

diri, merupakan sesuatu yang telah melekat dalam kehidupan sosial setiap manusia.

Kita kerap kali mencoba membangun strategi-strategi tentang apa yang akan kita

katakan di hadapan publik, misalnya saja saat akan melakukan job interview atau

public speaking. Terkadang bahkan kita melakukannya secara otomatis dan tanpa

terasa, misalnya hal-hal kecil seperti bercermin sebelum keluar ruangan, dan lainnya.

Presentasi diri menyangkut apa yang disebut human behavior atau perilaku

manusia. Menurut Roy F. Baumeister dan Debra G. Hutton (1987:71), presentasi diri

merupakan salah satu perilaku manusia yang berupaya untuk menyampaikan

informasi tentang dirinya kepada orang lain. Mereka menyebutkan terdapat dua tipe

presentasi diri dilihat dari motif individu melakukannya, yaitu audience-pleasing

motive (untuk menyenangkan orang lain) dan self-construction motive (untuk

konstruksi diri).

Dalam melakukan audience-pleasing motive, setiap individu melakukannya

dengan cara yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung dari preferensi diri individu

masing-masing, dari siapa lawannya, dan dari situasi sosial. Ekspresi seseorang

ketika berinteraksi dengan orang tua tentu berbeda dengan ketika mereka berinteraksi

dengan teman sebaya. Situasi sosial juga berpengaruh, ketika seseorang berekspresi

dalam sebuah upacara bersama orang lain, akan berbeda dengan bagaimana dia

berekspresi ketika berada dalam sebuah pesta. Jadi, banyak aspek yang berpengaruh

terhadap bagaimana seseorang melakukan audience-pleasing motive untuk

mempresentasikan dirinya di hadapan orang lain (Baumeister & Hutton, 1987).

Seseorang dapat dikatakan melakukan motif pleasing the audience ketika

orang tersebut mementingkan penerimaan yang baik dan menghindari penolakan dari

audiensnya. Sebisa mungkin dia menciptakan situasi yang diinginkan audiens, karena

tingginya kesadaran publik yang dimiliki (high public self-consciousness).

Seperti kata Leary & Kowalski (1990) dalam Ganster (2014:59), “The goal of

pleasing the audience reflects the desire rewards which the audience controls, similar

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

8

to the goal of affiliation when it comes to conformity.” Lebih lanjut Deutsch & Gerard

(1955) dalam Ganster (2014:204) menyatakan, “The goal of affiliation is concerned

with the need to control the influencing agents‟ reaction to one‟s own behavior in

terms of gaining social approval or avoiding social rejection.”

Sedangkan self-construction motive, lebih menyangkut pengaturan harga diri

dalam melakukan presentasi diri. Maksudnya adalah, seseorang akan lebih

memerhatikan kestabilan kepribadian yang terbentuk dalam dirinya di hadapan orang

lain. Disini audiens tidak berdampak pada presentasi diri yang dilakukannya. Leary &

Kowalski (1990) dalam Ganster (2014:59) menyebutkan, “The goal of self-

construction contains the maintenance of self-esteem and the development of

identity”. Lebih lanjut lagi Leary (1959) dalam Ganster (2014:59) mengatakan, “It

has been observed that impression management may also become a foreground

agenda in situations that do not require audiences to be influenced.”

Sebagai konsekuensinya, presentasi diri yang berbasis pada motif pleasing the

audience lebih rentan berubah-ubah dibandingkan presentasi diri yang berbasis pada

motif self-construction. Hal ini dikarenakan pada pleasing the audience, self

presenter lebih mementingkan kesenangan audiensnya. Apapun akan dilakukan untuk

dapat diterima di lingkungan sosialnya. Sedangkan pada motif self-construction, self

presenter lebih mementingkan kestabilan kepribadiannya dan kurang memerhatikan

audiens.

Presentasi diri penting dilakukan setiap individu untuk mengarahkan

pandangan orang lain dalam „melihat‟ diri kita melalui cara-cara tertentu. Beberapa

alasan mengapa seseorang melakukan presentasi diri membuatnya penting untuk

dilakukan. Alasan-alasan tersebut adalah; pertama untuk memfasilitasi interaksi

sosial, untuk mendapatkan imbalan sosial atau materi, dan untuk mengonstruksi diri

(Brown, 2007).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

9

Memfasilitasi interaksi sosial yang dimaksud disini adalah presentasi diri

dapat membuat interaksi yang seringnya diatur oleh norma-norma kesopanan dan

dipercayai serta dilakukan sebagian besar orang, membuat lebih natural karena setiap

individu akan mepresentasikan dirinya apa adanya.

Presentasi diri mampu membuat seorang individu mendapatkan reward sosial

maupun material. Reward sosial misalnya seperti citra positif di lingkungannya,

sedangkan reward material seperti gaji tinggi karena kemampuannya membawa citra

positif tadi. Meski tidak semua orang mampu mendapatkan reward tersebut paling

tidak presentasi diri mampu menghindarkan individu dari material or social

punishment.

Presentasi diri dilakukan individu dengan tujuan untuk mengonstruksi

identitas mereka di depan orang lain. Rosenberg (1979) mengungkapkan bahwa

konstruksi diri erat kaitannya dengan anak muda. Menurutnya, konstruksi diri lazim

dilakukan anak muda karena masa-masa tersebut merupakan masa-masa dimana

individu mencoba untuk menemukan jati diri mereka. Itu yang menyebabkan

mengapa mayoritas dari mereka suka melakukan hal baru. But other times, self-

construction is undertaken to confirm an already established self-view. Sebagai

contoh, seseorang yang bekerja sebagai dokter, akan memperkuat statusnya tersebut

misalnya dengan hidup sehat, higienis, dan lain sebagainya. Konstruksi diri juga

menjalankan fungsi motivasi. Goffman (1959) dalam Griffith M dan Papacharissi Z.

(2009) mengatakan, “People are expected to be who they claim to be. Setiap individu

mempunyai harapan sendiri akan apa ekspektasi orang lain terhadapnya. Hal tersebut

akan membuat seorang individu termotivasi untuk melakukan sesuatu demi

terciptanya image positif terhadap dirinya di hadapan orang yang dikehendaki.

Dari berbagai teori yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

presentasi diri dapat dilakukan di lingkungan sosial seperti tempat kerja, sekolah, dan

lain-lain. Namun, semenjak kegemparan internet khususnya media sosial di era

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

10

informasi seperti sekarang, presentasi diri juga kerap dilakukan individu melalui

media sosial. Seperti penelitian yang dilakukan Eileen Y.L Ong, dkk (2010),

mengenai Personality and Individual Differences untuk mengusut narsisme,

extraversion, dan presentasi diri remaja di Facebook. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa ketiga poin riset (narsisme, extraversion, dan presentasi diri

remaja) dapat ditemukan di keputusan mereka memasang fotonya sebagai profile

picture.

Self-presentation yang dilakukan melalui media sosial disebut juga sebagai

online self-presentation. Individu melakukan presentasi diri online adalah untuk

membentuk online identity atau identitas online. Dalam „kemegahan‟ internet, tentu

terdapat banyak sekali platform yang dapat dijadikan medium bagi individu

melakukan presentasi diri online.

“In many online environments, people seek to individualize themselves

as different from the other participants. Different kinds of sites and

media provide different cues that can facilitate this.” (Baym,

2010:108)

Misalnya saja dalam media sosial Facebook, seperti contoh riset di atas,

individu dapat membangun identitas diri mereka melalui profile picture, status,

hingga fan page favorit. Dalam game online seperti Dota misalnya, individu akan

berusaha membangun identitas dirinya melalui kostum player, pemilihan senjata, dan

lain-lain. Dalam weblog, individu dapat bermain pemilihan kata ketika memposting

blog untuk mengonstruksi identitas dirinya.

Selain identitas personal, self-presentation juga terkait dengan social identity

atau identitas sosial. “…our identities are entwined with the identities of others”

(Baym, 2010:108). Identitas sosial terbentuk tentunya jika individu berhubungan

dengan individu lain dalam bentuk social groups. Wynn dan Katz (1998) dalam

Woodward (1999), menemukan bahwa dalam homepages sebuah web, identitas

dikonstruksi melalui self-description, implied audiences, dan link kepada websites

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

11

atau orang dan grup lainnya. Dalam Social Networking Sites (SNS), kebanyakan jika

seseorang ingin menambahkan teman, mereka memerlukan persetujuan dari orang

yang dituju. Banyaknya orang yang memberi persetujuan dapat dijadikan status

marker. Seperti kata Fono dan Raynes-Glodie (2006), seseorang dapat dinilai dari

berapa jumlah teman yang dimiliki. Identitas sosial seorang individu juga dapat

terbentuk melalui apa yang dilontarkan orang lain di media sosialnya, seperti

komentar-komentar, chat, foto, dan lainnya

1.5.2 Presentasi Diri dan Konsep Diri Anak Muda

Ketika melakukan presentasi diri, manusia mengonstruksi identitas di hadapan

orang lain. Gunarsa (2000), menyebutkan identitas tersebut sebagai konsep diri.

Konsep diri tidak sama dengan kepribadian. Jika kepribadian terbentuk berdasarkan

penglihatan orang lain terhadap diri seseorang, maka konsep diri sebaliknya. Konsep

diri terbentuk bedasarkan pandangan dari dalam. Dengan kata lain konsep diri seperti

seseorang melihat ke dalam dirinya sendiri (Gunarsa, 2000:237). Namun baik konsep

diri maupun kepribadian, sama-sama bersifat dinamis atau dapat berubah-ubah.

Selain itu persamaan keduanya adalah sama-sama terbentuk dari tingkahlaku-

tingkahlaku yang mencerminkan keadaan emosi, pemikiran, ide tertentu seseorang.

Terbentuknya konsep diri dimulai ketika seseorang masih anak-anak, ketika ia

mulai mampu berinteraksi dengan orang lain. Konsep diri yang terbentuk saat masa

anak-anak biasanya berbeda dengan konsep diri yang terbentuk saat memasuki masa

remaja. Hal ini dapat terjadi karena saat masa anak-anak, lingkungan yang paling

mempengaruhi adalah lingkungan keluarga (lingkungan terdekatnya), sehingga

konsep diri yang terbentuk tergolong konsep diri primer. Sedangkan ketika masuk

masa remaja, seseorang lebih banyak berinteraksi dengan dunia di luar keluarga, yang

mana itu berpengaruh besar terhadap perubahan konsep diri yang sudah terbentuk

sebelumnya. Konsep diri remaja disebut konsep diri sekunder (Gunarsa, 2000:238).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

12

Perubahan konsep diri remaja ternyata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain faktor lingkungan, reaksi orang lain terhadap dirinya, pujian-pujian, dan

hukuman-hukuman yang diterima. Selain itu jenis kelamin juga berpengaruh.

Dorongan biologis menyebabkan seseorang bertingkah laku, berpikir, dan

berperasaan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Harapan-harapan juga menjadi

faktor lain. Stereotip yang beredar di masyarakat dapat menentukan harapan-harapan

orang lain terhadap diri seorang remaja. Misalnya, di masyarakat seorang perempuan

diharapkan tidak bertingkah agresif, maka harapan ini menjadi harapan pula bagi

dirinya sendiri untuk menentukan konsep dirinya bahwa ia sebagai perempuan tidak

pantas bersikap agresif. Suku bangsa, nama, hingga pakaian juga dapat menjadi

faktor pendorong perubahan konsep diri remaja (Gunarsa, 2000).

Identitas menjadi penting karena identitas membantu „mengotak-ngotakkan‟

manusia yang ada di dunia ini. Crispin Thurlow, Laura Lengel, dan Alice Tomic

(2004:96) menyatakan, “Identities help us organize all the different feelings, ideas,

beliefs, attitudes, and values we have”. Anthony Giddens (1991) dalam Thurlow dkk

(2004), mendeskripsikan identitas sebagai „projects of the self‟‟. Hall, dalam

Rutherford (1990:22), mendeskripsikan identitas sebagai berikut:

“Identity is not as transparent or unproblematic as we think. Perhaps

instead of thinking of identity as an already accomplished fact…we

should think instead of identity as a „production‟ which is never

complete, always in process. Identity is a matter of „becoming‟ as well

as of „being‟. It belongs to the future as much as to the past.”

Konsep identitas yang dikemukakan Hall di atas, adalah konsep identitas yang

banyak dipergunakan sekarang. Ia memandang identitas adalah sesuatu yang

kompleks dan fleksibel. Identitas adalah proses yang dikerjakan oleh manusia secara

terus menerus. Sifatnya juga multidimensional. Artinya, identitas dapat berubah-ubah

tergantung situasi dimana individu berada, siapa lawan bicaranya, sedang dalam stase

apakah hidupnya, bagaimana moodnya, dan lain-lain. Hal inilah yang para ahli sebut

sebagai multiple identities. Sedangkan konsep identitas tradisional memandang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

13

identitas sebagai sesuatu yang sudah terbentuk secara natural dan sifatnya stabil.

Konsep ini masih belum dapat terhapuskan di pikiran manusia modern. Terbukti

bahwa orang kerap kali memperbincangkan tentang „the real me‟ atau „finding your

true identity‟, dan lain-lain.

Menurut Soekanto (1980), unsur yang memengaruhi pembentukan identitas

tidak hanya karakter bawaan, melainkan juga unsur konteks dan keadaan. Lebih

lanjut ia menyebutkan unsur-unsur tersebut adalah: (1) Sifat atau karakter yang telah

berkembang sejak masa kanak-kanak, (2) Keadaan dan dengan cara bagaimana masa

pencarian identitas tersebut terwujud dalam arti positif, (3) Keadaan serta kebutuhan

dari zaman yang sedang dialami.

Seiring perkembangan teknologi yang terus bergulir ini, identitas tak hanya

dapat dikonstruksi melalui kehidupan nyata saja. David Holmes, membahas

mengenai identitas virtual dalam salah satu jurnalnya. Ia berpendapat bahwa manusia

saat ini banyak menggunakan media sebagai sumber untuk mengonstruksi identitas

mereka. Televisi, film, majalah, radio, musik, dan lainnya, menawarkan jutaan role-

models dan pilihan gaya hidup yang berbeda-beda (Thurlow dkk, 2004:98). Seperti

konsep identitas Hall di atas, identitas terus menerus dikonstruksi dan dipengaruhi

oleh waktu, tempat, kehidupan masyarakat tempat individu berada, dan bagaimana ia

berinteraksi dengan seksama. Hal ini juga berlaku jika individu tersebut ada di dunia

maya atau internet.

Senada dengan apa yang dikatakan Daniel Chandler (1998) dalam Thurlow

dkk (2004:98),

“The internet and, specifically, the web are truly powerful

technologies of self, enabling opportunities for identity construction.

He puts it like this: the „technologies of the self‟ allow us not to think

about our identity and to transform the way we think of ourselves, but

also to change ourselves to who we want to be”.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

14

Seseorang bebas mengatur impresi orang lain mengenai dirinya dengan cara

menyaring informasi apa saja yang ingin ia tunjukkan kepada orang lain dan apa saja

yang ingin ia sembunyikan dari orang lain, di internet. Internet menawarkan

„permainan identitas‟ yang berbeda dengan di dunia nyata. Wanita bisa saja berpura-

pura menjadi lelaki, dan sebaliknya.

Chandler memberi contoh identitas online seperti apa yang terdapat di

personal homepage. Identitas seseorang dapat „dibaca‟ melalui personal homepage-

nya. Seperti yang diketahui, dalam personal homepage terdapat banyak sekali fitur.

Seseorang dapat memasukkan foto, video, tulisan, wallpaper, grafik, dan lain-lain.

Itulah yang disebut Chandler sebagai symbolic markers. Seseorang mengatur

sedemikian rupa informasi mengenai dirinya dan kehidupannya untuk ditunjukkan

kepada „dunia luar‟ dalam sebuah personal homepage, yang mana itu secara otomatis

akan mengonstruksi pikiran, perasaan, dan identitasnya.

Seperti yang telah dijelaskan di sub-bab sebelumnya, konsep diri seseorang

dapat berubah ketika ia mulai berinteraksi dengan dunia yang lebih luas. Internet

termasuk dalam dunia tersebut. Di era informasi seperti saat ini, internet seolah-olah

menjadi sumber dari segala informasi. Tak khayal jika manusia modern sulit bisa

lepas dari internet, terutama remaja. Di Indonesia sendiri pengguna internet

meningkat tajam. Berdasarkan catatan Media Planning Guide (2011), sebelum tahun

1998 pengguna internet di Indonesia berjumlah kurang lebih lima ratus ribu

pengguna. Pada 2010 meningkat menjadi kurang lebih 21 juta pengguna. Dari jumlah

tersebut, 60,7% penggunanya adalah anak muda. Itu berarti pengguna internet di

Indonesia didominasi oleh generasi muda.

Penelitian lain dilakukan Lenhart, Purcell, Smith, dan Zickuhr (2010) di

Amerika, menyatakan bahwa lebih dari 70% remaja di Amerika dengan usia di bawah

17 tahun mengakses Social Networking Sites (SNS) di internet (Ong dkk, 2010:181).

Di Singapura, media lokal juga melaporkan bahwa 24% remaja berumur 7-14 tahun

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

15

mengakses SNS (Ong dkk, 2010:181). Hal itu, menurut Livingstone (2008) dalam

Ong, dkk (2010:181), terjadi karena tipikal remaja adalah orang yang peduli sekali

terhadap penerimaan oleh sesamanya, penampilan fisik, dan impresi yang

disampaikan. SNS menyajikan platform bagi remaja untuk saling berkoneksi dengan

pengawasan yang minim. SNS juga memfasilitasi terjadinya konstruksi identitas pada

remaja. Itulah yang menyebabkan remaja dan anak muda sangat terbuka dengan

kehadiran internet.

1.5.3 Video Blog dan Presentasi Diri Anak Muda

Memahami vlog, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari

kontennya, diskusi publik yang terbentuk, hingga para vloggernya. Vlogger memiliki

visi misi yang berbeda-beda ketika memproduksi konten-konten video di akun

masing-masing. Ada yang berusaha memaknai atau mengomentari sesuatu melalui

video, ada yang berusaha mempublikasikan keseharian mereka, dan lain-lain. Topik

bahasannya pun bermacam jenisnya mulai dari yang ringan seperti percintaan, hingga

yang berat seperti politik dan pemerintah.

Namun tak jarang juga ditemui beberapa vlogger yang seringkali membahas

satu topik yang sama, yang membedakan adalah cara atau ciri khas mereka dalam

ber-vlogging. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari penggunaan bahasanya, cara

berkomunikasi, pengambilan gambar, dan lain-lain. Self-presentation atau presentasi

diri, dapat ditemukan dalam vlog. Karena perbedaan ciri khas tersebutlah, setiap

vlogger memiliki cara-cara tersendiri dalam melakukan presentasi diri melalui

konten-konten video dalam kanal YouTubenya.

Self-presentation memiliki keterkaitan dengan vlog. Senada dengan apa yang

dikatakan Goffman bahwa individu mempresentasikan dirinya berbeda-beda sesuai

situasi sosial ketika mereka melakukannya. Goffman juga mengistilahkan „stage‟ atau

panggung, ketika individu presenting his/herself. Disini, vlog dapat diistilahkan

sebagai stage bagi para vlogger untuk melakukan presentasi diri.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

16

“Internet is a new vehicle for very human and basic activities –

communication and expression. With the advancement of “produsage”

media like blogs, individuals are “continually co-creating” their

identities. These activities cannot help but have a profound effect on

our future” (Poster, 2002:481).

Pernyataan Poster tersebut menyatakan bahwa individu akan berusaha

membangun identitas diri mereka melalui internet, salah satunya melalui vlog. Vlog

sebagai medium individu mempresentasikan diri mereka secara online. Presentasi

tersebut terjadi melalui interaksi individu yang didasarkan pada kesan orang lain yang

mereka harapkan.

Sejalan dengan pernyataan McLuhan (1964:9), “The Medium is The

Message”, yang artinya medium adalah pesan. “…because it is the medium that

shapes and controls the scale and form of human association and action”. Medium

tersebut dikatakan pesan karena kemampuannya membentuk himpunan /

perkumpulan / asosiasi manusia. Sebagai contoh adalah televisi. Medium itu sendiri

adalah pesan. Di dalamnya terdapat konten. Konten dibuat untuk dipertontonkan,

berarti ada penonton disana. Kumpulan penonton, pembuatnya, secara otomatis akan

membentuk apa yang disebut asosiasi manusia di atas.

Tak hanya medium nyata saja yang disinggung McLuhan dalam teorinya

tersebut. Bahkan electric light atau lampu listrik dapat digolongkan sebagai medium,

jika memiliki fungsi, misalnya untuk menerangi papan iklan di pinggir jalan. Ia

adalah medium bagi konten iklan tersebut. Otomatis lampu listrik adalah pesan,

karena ia juga dapat membentuk asosiasi manusia yang terpengaruh iklan tersebut,

dengan kata lain kumpulan pembeli jika iklannya adalah produk barang. “…the

content of any medium is always another medium. The content of writing is speech,

just as the written word is the content of print, and print is the content of the

telegraph” (McLuhan, 1964:9). Apa yang menjadi konten bagi sebuah medium, bisa

saja menjadi medium bagi konten yang lain. Lalu apakah konten dari speech atau

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

17

percakapan? Jawaban Mc Luhan adalah pikiran manusia, “It is an actual process of

thought, which is in itself nonverbal.” (McLuhan, 1964:8).

Kembali lagi ke video blog, ia menjadi sebuah pesan karena ia adalah

medium. Medium bagi video bloggernya, viewersnya, dan respondennya. Ia mampu

membentuk asosiasi manusia seperti yang telah dibahas di atas. Pesan atau konten di

dalamnya beragam dan dapat menjadi medium bagi konten lain. Misalnya jika

terdapat iklan dalam vlog tersebut, maka iklan itu bisa menjadi medium lain. Another

medium with another message. Begitu seterusnya, menurut teori fenomenal

McLuhan.

Sebenarnya, presentasi diri dilakukan tidak hanya untuk membangun atau

mempublikasikan identitas diri vloggernya saja. Sebuah penelitian untuk

menginvestigasi self-presentation dalam 10 personal vlogs, dilakukan Griffith dan

Papacharissi pada tahun 2009. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa para

vloggers mempresentasikan diri mereka dengan cara yang berbeda-beda, termasuk di

antaranya adalah memanfaatkan vlogs sebagai diari seperti refleksi diri, sebagai

medium untuk mengekspresikan identitas, dan memuaskan diri melalui narsisme.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa internet beserta konten-

konten di dalamnya, dalam hal ini yang dimaksud adalah vlog, sangat dekat dengan

kehidupan kaum muda. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa kehadiran internet

bersamaan dengan lahirnya kaum muda (usia 18-24 tahun) ke dunia. Sehingga tak

heran jika pengguna internet didominasi kaum muda. Selain itu juga masa-masa muda

merupakan masa dimana manusia banyak melakukan hal baru karena proses

pencarian jati dirinya. Dalam kondisi itu pula mereka mulai membangun konsep diri

atau identitasnya melalui self-presentation. Disini vlog dipandang mampu menjadi

sumber sekaligus medium representasi dominan bagi kaum muda (Fadhal, 2012).

Baik di dunia nyata maupun di dunia maya, presentasi diri anak muda juga

banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti faktor lingkungan, reaksi

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

18

orang lain terhadap dirinya, pujian-pujian, dan hukuman-hukuman yang diterima

(Gunarsa, 2000). Dalam kasus vlog di YouTube, bentuk dari faktor-faktor tersebut

dapat dilihat dari reaksi penonton melalui kolom komentar ataupun fitur seperti like

dan dislike.

Kedekatan vlog dan anak muda dilihat dari kegunaannya sebagai medium

presentasi diri anak muda di dunia maya, berdampak pada konten-konten dalam vlog

yang juga dekat dengan kehidupan anak muda, seperti tentang percintaan, parodi,

komedi, hingga yang bertajuk fashion masa kini. Seperti Top 10 Indonesian

YouTubers versi The Jakarta Globe yang dipilih berdasarkan jumlah subscribers,

kesemuanya adalah kanal YouTube yang dikelola oleh anak muda atau sekelompok

anak muda. Berikut daftarnya:

Tabel 1.1

Top 10 Indonesian YouTubers

No. Nama Kanal YouTube Pemilik Jenis Konten

1. Raditya Dika Raditya Dika Komedi

2. Aron Ashab Aron Ashab Komedi

3. Sacha Stevenson Sacha Stevenson Komedi

4. Skinnyindonesian24 The Lopez Group Komedi

5. NatashaFarani Natasha Farani Tutorial hijab dan make up

6. Eka Gustiwana Eka Gustiwana Musik komedi

7. Malesbanget.com Christian Sugiono Komedi, fakta up to date, dll

8. BayuSkak Bayu Eko Moektito Komedi

9. Cleansound Studio Group of young

Indonesians

Comic video, game

10. Happy Holiday Indonesia Group of young

Indonesians

Komedi, parodi

Sumber: http://jakartaglobe.beritasatu.com/blogs/top-10-indonesian-youtubers/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

19

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas konten dalam vlog yang

sedang booming di Indonesia saat ini adalah yang dikemas secara komedi. Meskipun

pembahasannya bisa seputar apapun (tetapi mayoritas adalah seputar kehidupan anak

muda masa kini), namun cara mengemasnya mayoritas dengan komedi.

1.5.4 Mediamorfosis: Dari Blog ke Video Blog

Jika membicarakan kemunculan video blog akan sulit jika tidak

membicarakan „nenek moyang‟nya terlebih dahulu, yaitu blog atau weblog.

Singkatnya, blog dikenal sebagai diari online. “Blogs are forums for our most

impassioned opinions and ideas. They are to the twenty-first century what diaries and

journals were to previous eras” (Kaplan, 2012:4). Blog dapat menjadi personal space

dimana pemikiran seseorang dapat dipublikasikan.

Sebelum internet mengambil peran penting dalam dunia komunikasi

masyarakat, diari hanya dapat ditemukan melalui catatan tertulis dalam bentuk buku

saja. Saat ini, komunikasi tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu. Seseorang

dapat mencurahkan segala pemikirannya melalui tulisan, mulai dari yang ringan

hingga berat misalnya konten-konten edukatif, dll, di dunia maya. Tak hanya itu, fitur

yang tidak dapat dinikmati di diari konvensional adalah fitur feedback. Dalam blog,

tersedia wadah untuk memberikan komentar atas tulisan yang sudah diunggah. Hal

tersebut memungkinkan blog menjadi media diskusi bagi penggunanya.

Sebagai media interaktif, blog menyajikan jalur komunikasi antar pengguna

internet. Berikut alur terbukanya komunikasi antar pengguna blog menurut Gilmore:

“Personal blogs also tend to be part of running conversation. One

blogger will point to another‟s posting, perhaps to agree but often to

disagree or note another angle not found in the original piece. Then

the first blogger will respond, and other bloggers may join the fray. As

tools are developed to help people follow those discussion threads

across different sites. The cross-fertilized conversations will spread

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

20

both in numbers and complexity even more quickly than they do

today.” (Gilmor, 2004:29).

Menurut Gilmore, blog adalah sebuah percakapan, dimana sebuah tulisan

dalam blog bersifat terbuka bagi pengguna internet dan dapat menimbulkan respon

aktif dari blogger lain. Dewdney dan Ride (2006) menegaskan, bahwa partisipan

memberikan respon sesuai proses pemahaman masing-masing. Disini field of

experience dan frame of reference berperan penting dalam menentukan proses

pemaknaan dan pemberian respon.

Perkembangan teknologi dan tentunya tingkat kepuasan manusia yang terus

bertambah, membuat segala sesuatu menjadi berevolusi. Media pun tak luput dari

proses revolusi maupun evolusi yang terjadi pada hampir setiap bagian kehidupan di

alam semesta. Mediamorfosis, merupakan istilah yang dipergunakan untuk

memahami jenis perubahan di bidang media. Istilah ini pertama kali diperkenalkan

oleh Roger Fidler. Mediamorfosis adalah perubahan bentuk media komunikasi,

biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari kebutuhan-kebutuhan penting,

inovasi sosial dan teknologi (Severin & Tankard, 2008:459).

Perubahan bentuk media juga dapat dilihat dari kemunculan video blog, yang

merupakan bentuk evolusi dari blog. Sebenarnya konsep yang diusung masih sama,

yakni personal diary, namun perbedaannya ada pada bentuk konten yang disajikan.

Blog menyajikan konten berupa tulisan, sedangkan video blog berupa video. Proses

evolusi ini mirip dengan kemunculan internet setelah keberadaan televisi, televisi

setelah keberadaan radio, dan radio setelah keberadaan surat kabar. “Computers and

internet have not eradicated television; television has not made radio extinct; and

radio did not vanquish newspaper” (Griffith & Papacharissi, 2009). Internet pada

akhirnya memiliki sebagian besar fungsi-fungsi televisi, radio, dan surat kabar.

Seperti yang diungkapkan Poster (2002:479), “…even the internet itself is not utterly

new, nor does it “mark the first reshuffling of the basic conditions of cultural

formation…”.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

21

Platform yang dapat digunakan para vlogger dalam mengunggah konten video

mereka, tentu bermacam-macam. Sebenarnya ketika seseorang sudah aktif di blog

dengan menggunakan salah satu platform blogging seperti Tumblr, Blogspot,

Wordpress, dll, mereka dapat mengunggah konten video juga disana karena memang

terdapat fitur yang memungkinkan untuk melakukannya. Namun sekarang ada juga

platform lain yang dikhususkan untuk mengunggah video saja, seperti YouTube.

1.5.5 YouTube: Broadcast Yourself

1.5.5.1 Tentang YouTube

YouTube bukan lagi menjadi „barang‟ awam bagi masyarakat, khususnya

masyarakat modern yang mendewakan teknologi. YouTube merupakan sebuah

platform di dunia maya, untuk mendistribusikan konten-konten video secara global

sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat di belahan dunia manapun (Burgess &

Green, 2009:6). YouTube allows billions of people to discover, watch and share

originally-created videos. YouTube provides a forum for people to connect, inform,

and inspire others across the globe and acts as a distribution platform for original

content creators and advertisers large and small (dalam

https://www.youtube.com/yt/about/).

Pembuat konten video di YouTube tidak terbatas hanya pada institusi atau

organisasi yang sudah dikenal publik sebelumnya. Orang-orang biasapun dapat

memberikan kontribusinya ke dalam dunia YouTube. Bahkan, tak sedikit produser

konten-konten video luar biasa di YouTube berasal dari kalangan biasa, karena

penggunaan YouTube yang sangat sederhana dimana penggunanya dapat

mengunggah, mempublikasikan, dan video streaming, tanpa memerlukan high level

of technical knowledge.

YouTube diciptakan oleh 3 orang mantan karyawan PayPal (website online

komersial), Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada Februari 2005, dan

diluncurkan ke publik pertama kali pada Juni 2005. Sejak awal diluncurkan,

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

22

YouTube langsung mendapat sambutan baik di masyarakat. Hal ini menurut Gannes,

karena terdapat 4 fitur yang dimiliki YouTube which is belum pernah ditemukan

sebelumnya pada website lain, yakni: video recommendations via „related videos‟

list, an email link to enable video sharing, comments (and other social networking

functionality), and an embeddable video player (Burgess & Green, 2009:2).

Dalam memaknai YouTube, tidak hanya dapat dilihat dari sisi fungsionalnya

saja, tetapi dapat dilihat juga dari sisi YouTube sebagai media company. As a media

company, YouTube is a platform for, and an aggregator of, content, but it is not a

content producer itself (Burgess & Green, 2009:4). Sebagai contoh serupa, iTunes

Store milik Apple Inc, yang meraup keuntungan dari jual beli musik di dalamnya. Ia

tidak memproduksi musik seperti halnya label rekaman. Ia hanya sebagai perantara

produser musik dan pembelinya. Ia membuat informasi mengenai musik menjadi

more searchable, more findable, dan more usable. Begitu pula YouTube, sebagai

media company, bekerja. Its business, rather, is the provision of a convenient and

usable platform for online video sharing: users supply the content, which in turn

brings new participants and audiences.

Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa kepada masyarakat,

khususnya masyarakat yang memiliki passion di bidang pembuatan video, mulai dari

film pendek, dokumenter, hingga video blog, tetapi tidak memiliki „lahan‟ untuk

mempublikasikan karyanya. Salah satu vlogger yang meraup rupiah dari

kemampuannya membuat konten vlogs di YouTube adalah BayuSkak. Saat ini,

mahasiswa 22 tahun tersebut telah sering muncul di televisi lokal bahkan beberapa

kali diundang di acara talkshow televisi nasional seperti Hitam Putih di Trans7.

Terbukti bahwa dalam memahami YouTube, tidak hanya dapat dilihat dari

posisinya sebagai salah satu Social Networking Sites (SNS) yang populer, tetapi juga

dapat dilihat dari kemampuannya menjadi ladang mencari uang bagi masyarakat yang

memang mampu memanfaatkannya dengan baik.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

23

1.5.5.2 Konten Video di YouTube

Sebagai sebuah platform video raksasa, tentu saja video di dalamnya tidak

hanya diisi oleh vlogs. Berbagai macam jenis konten video tersaji di YouTube.

Namun sebuah riset yang dilakukan Jean Burgess dan Joshua Green (2009), konten

video di YouTube tergolong ke dalam dua jenis, jika dilihat dari pembuat videonya,

yakni video dari pengguna amatir (user-created content) dan video dari institusi

media tradisional (misalnya program televisi yang ditayangkan di YouTube, dll).

Riset mereka juga menemukan kesimpulan bahwa user-created content lebih banyak

diminati (diukur dari kategori most favorite, most viewed, most discussed, dan most

responded6), berikut tabelnya:

Tabel 1.2

Content Type Overall

Number of

Videos

Most

Favorited

Most

Viewed

Most

Discussed

Most

Responded

Total

Traditional 511 717 276 308 1812

User-

created

466 277 751 683 2177

Uncertain 103 86 53 89 331

Totals 1080 1080 1080 1080 4320

Sumber: Burgess & Green (2009:42)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tradisional content meskipun

paling banyak ditonton namun jika dibandingkan dengan user-created content,

kurang mampu membentuk diskusi dan respon publik. Sedangkan user-created

6 Kategori video “Most Favorited”: video-video yang cukup popular karena banyak ditambahkan ke

dalam playlist akun YouTube lain. Kategori video “Most Viewed”: video-video yang banyak dilihat, dapat diukur dari jumlah viewernya. Kategori video “Most Discussed”: video-video yang memunculkan banyak komentar dalam kolom komentarnya. Kategori video “Most Responded”: video-video yang memiliki banyak respon dari viewer berupa video respon terhadap video tersebut.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

24

content, meskipun kurang banyak ditonton namun diskusi dan respon publik yang

terbentuk dalam kolom komentarnya lebih banyak daripada tradisional content.

Sehingga jika ditotal, user-created content menempati urutan pertama.

Dari 2177 user-created video, 40% adalah vlogs, 15% user-created music

videos (termasuk fanvids dan video musik anime), 13% live material (pertunjukan

musik, sporting footage, dan „slice of life‟ footage), 10% konten informasi

(newscasts, video game reviews, dan interviews), dan 8% scripted materials (sketsa

komedi, animasi, dan machinima).

YouTube, melalui segala kemampuannya, seolah dapat menjadi „ladang‟

rezeki bagi para pembuat video tak terkecuali vloggers. YouTube mudah

dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat diakses dimanapun, tentunya

dengan gadget yang kompatibel. Hal itu membuat pembuat video amatir dapat

dengan bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk dipublikasikan. Jika

video mereka mendapat sambutan baik, jumlah viewers akan bertambah. Viewers

banyak akan mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video-video

mereka selanjutnya. Senada dengan televisi, konten program televisi yang disukai

masyarakat, dalam hal ini ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara otomatis.

1.6 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kerangka pemikiran, beberapa konsep penting yang akan

digunakan oleh peneliti akan dibatasi. Konsep presentasi diri, telah menjadi bahan

perdebatan teoritikus sejak lama. Hal tersebut memunculkan berbagai macam definisi

mengenai apa itu presentasi diri. Namun dalam penelitian ini, konsep yang akan

digunakan adalah presentasi diri menurut Roy F. Baumeister dan Debra G. Hutton,

yang mengartikan presentasi diri sebagai salah satu perilaku manusia yang berupaya

untuk menyampaikan informasi tentang dirinya kepada orang lain. Mereka juga

menyebutkan dua tipe presentasi diri dilihat dari motif individu melakukannya, yakni

audience-pleasing motive dan self-construction motive.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

25

Untuk konsep video blog, peneliti mengadaptasi dari pengertian blog menurut

Arie Kaplan, yang mengatakan bahwa blog adalah sebuah forum untuk mengutarakan

pendapat dan ide yang berapi-api. Ia menyebut blog adalah diari dan jurnal modern

atau masa kini. Sejalan dengan pendapat Kaplan, konsep video blog dalam penelitian

ini berarti sebuah forum berbentuk video, bertujuan untuk mengutarakan pendapat

dan ide. Bentuk video dipercaya sebagai mediamorfosis dari blog menuju video blog.

Selanjutnya video blog dapat dikatakan sebagai medium presentasi diri,

merujuk pada pendapat Mark Poster, yang mengatakan bahwa internet adalah

„kendaraan‟ baru bagi manusia untuk berkomunikasi dan berekspresi. Menurutnya,

individu akan terus berusaha co-creating identitas mereka melalui internet. Video

blog termasuk satu dari ribuan jenis konten yang ada dalam internet. Sehingga

presentasi diri online individu, salah satunya dapat ditemukan dalam video blog.

Sebenarnya banyak platform di internet yang memungkinkan orang

mengakses video blog, namun penelitian ini hanya akan merujuk pada satu platform

saja yakni YouTube. YouTube dianggap peneliti sebagai platform raksasa yang tidak

lagi asing di telinga orang Indonesia. Penggunaannya yang mudah dan gratis pun

membuat platform ini digemari masyarakat khususnya remaja, dari yang hanya

sekedar menonton video-video di dalamnya, hingga memproduksi konten lalu

dipublikasikan melalui platform tersebut.

Dua dari sekian banyak remaja yang memproduksi video blog dan

mempublikasikan melalui kanal YouTube pribadinya adalah Bayu dan Tasha. Nama

mereka sama-sama melambung berkat statusnya sebagai vlogger YouTube. Konten-

konten videonya yang menarik, membuat jutaan penonton telah „singgah‟ dalam

kanalnya. Hal tersebut lah yang menjadi alasan peneliti memilih kedua orang tersebut

untuk dijadikan subjek penelitian beserta vlogsnya terkait self-presentation dalam

video blog tersebut.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

26

Secara operasional, untuk memahami tentang makna video blog sebagai

medium presentasi diri, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3

Self-Presentational Concerns

Motif Poin-poin Penjelasan Unit Analisa

Pleasing the

Audience

Target Values Perhatian self-

presenter kepada

penerimaan sosial

terhadap dirinya

melalui vlognya

(gaining social

approval).

Pengaruh

jumlah like

Pengaruh

jumlah

subscriber

Pengaruh

jumlah

komentar

positif

Public Self-

Consciousness

Kesadaran self-

presenter terhadap

publik yang

menjadi

audiensnya.

Pengaruh

viewers dan

subscribers

bagi self-

presenter

Self-presentational

Preferences

Perhatian self-

presenter terhadap

penolakan sosial

terhadap dirinya

melalui vlognya

(garnering social

disapproval /

rejections).

Pengaruh

jumlah dislike

Pengaruh

jumlah

komentar

negatif

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

27

Self-

construction

Self Image Identitas atau

konsep diri self-

presenter yang

terbentuk melalui

vlogsnya.

Stabilitas

konstruksi

identitas dalam

vlogsnya.

Sumber: Ganster (2014:86)

1.7 METODOLOGI PENELITIAN

1.7.1 Metode Penelitian

Ditinjau dari sifatnya, penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif

menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks

tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari. Penelitian kualitatif berangkat dari pendekatan holistik yakni berupa suatu

konsep besar yang diteliti pada objek spesifik dan hasil yang didapatkan akan

dikembalikan pada konsep besar tersebut (Muhadjir, 1998:7). Alasan penggunaan

pendekatan kualitatif pada penelitian ini adalah karena tidak adanya kontrol dan

manipulasi pada variabel penelitian. Selain itu sulit untuk menguantifikasi konsep

presentasi diri manusia. Pendekatan ini diyakini peneliti mampu menyajikan deskripsi

mendalam dan lengkap sehingga informasi yang tersaji nampak hidup sebagaimana

adanya. Penelitian kualitatif juga memiliki kemampuan untuk „berbicara‟ dengan para

pembacanya karena disajikan dengan bahasa biasa, bukan dengan bahasa teknis yang

terkadang sulit dimengerti.

Ditinjau dari metodenya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

fenomena buatan manusia. Fenomena ini bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena satu dengan lainnya

(Sukmadinata, 2006:72). Menurut Jalaludin Rakhmat (1998:37), metode deskriptif

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

28

merupakan metode yang tidak menjelaskan hubungan antar variabel dan tidak

menguji hipotesis atau prediksi. Metode ini dapat diuraikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek

atau objek penelitian dalam masyarakat.

Penelitian deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan dan

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan, pendapat yang

berkembang, proses yang sedang berlangsung, suatu efek yang terjadi, atau tentang

kecenderungan akan sesuatu. Selain pengumpulan dan penyusunan data, dalam

pelaksanaannya metode ini juga meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data

tersebut (Surakhmad, 1982:139).

Furchan (1982:447), mengungkapkan karakteristik mengenai penelitian

deskriptif, yakni: penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena

apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, mengutamakan obyektivitas, dan

dilakukan secara cermat, tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan

tidak ada uji hipotesis.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan datanya, penelitian ini menggunakan teknik

wawancara dengan jenis in-depth interview, untuk mengumpulkan data primer.

Secara sederhana, wawancara dapat didefinisikan sebagai percakapan dengan tujuan

tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee), yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Mulyana, 2000:180). Sedangkan

Marshall dan Rossman (2010:82), mengartikan in-depth interview atau wawancara

mendalam sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunaka pedoman (guide)

wawancara. Dibandingkan dengan wawancara lainnya, in-depth interview lebih intens

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

29

dan durasinya lebih lama, karena peneliti ingin menghasilkan deskripsi yang bersifat

holistik dan komprehensif.

Dalam in-depth interview, pertanyaan yang diajukan bersifak terbuka, artinya

peneliti telah membuat daftar pertanyaan yang telah disesuaikan dengan data atau

informasi yang ingin diperoleh, sebelum melakukan wawancara dengan informan.

Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan peneliti untuk memberikan

pertanyaan spontan namun tetap relevan, agar peneliti bisa mendapatkan pembahasan

tuntas mengenai informasi yang ingin digali, serta untuk menghindari suasana kaku

ketika melakukan in-depth interview.

Dalam teknik pengambilan data in-depth interview dikenal adanya istilah

informan, yaitu seseorang yang diasumsikan memiliki informasi dan dapat memberi

keterangan atau memiliki keterkaitan dengan subjek atau suatu hal tertentu dalam

penelitian. Informan berbeda dengan responden dalam penelitian kuantitatif, dimana

responden diartikan sebagai pemberi respon, tanggapan, atau reaksi. Dalam penelitian

ini pemilihan informan berdasarkan teknik pemilihan informan oleh Spradley,

berdasarkan beberapa persyaratan sebagai berikut (Bungin, 2007:67):

1. Subjek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau

aktivitas yang menjadi informasi serta menghayati keterlibatannya yang

cukup lama dengan kegiatan tersebut.

2. Subjek masih terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang

menjadi perhatian peneliti.

3. Subjek punya cukup banyak waktu untuk diwawancarai.

4. Subjek yang memberikan informasi tidak cenderung mempersiapkannya

terlebih dahulu.

Informan yang dianggap memenuhi persyaratan di atas dalam penelitian ini

berarti pemilik kanal YouTube BayuSkak (Bayu Eko Moektito) dan NatashaFarani

(Natasha Farani). Sesuai syarat poin pertama, mereka dianggap telah cukup lama dan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

30

intensif menyatu dengan kegiatan atau aktivitas vlogging dilihat dari tanggal mereka

membuat kanal tersebut (Bayu tanggal 25 Juli 2010 dan Natasha tanggal 15 Maret

2012), dan cukup menghayati keterlibatannya yang cukup lama dengan kegiatan

tersebut, dilihat dari siklus mengunggah vlogs mereka yang cukup rutin.

Poin kedua, mereka masih terlibat secara aktif dalam kanal masing-masing,

dilihat dari terakhir mereka „mengaktifkan‟ kanal YouTubenya, yakni Bayu 1 minggu

yang lalu dan Natasha 2 minggu yang lalu (dilihat pada tanggal 27 Agustus 2015).

Poin ketiga, mereka punya cukup banyak waktu untuk diinterview dilihat dari

keputusan keduanya untuk membubuhkan kontak email dalam kanal YouTubenya,

yang menurut peneliti, tujuannya adalah jika ada yang ingin berbisnis, beriklan, atau

keperluan lain termasuk membuat janji interview hendaknya menghubungi melalui

email tersebut. Poin terakhir, dapat dilihat dari rencana peneliti untuk tidak

memberikan interview guide dan proposal penelitian kepada subjek, sehingga subjek

tidak dapat mempersiapkan jawaban-jawaban yang akan dilontarkan nanti ketika

interview, sehingga terkesan natural.

Data yang ingin diperoleh melalui wawancara mendalam adalah mengenai

unit-unit analisa yang terdapat pada motif pleasing the audience, seperti yang telah

dijelaskan di atas, yakni (1) Pengaruh jumlah like bagi self-presenter, (2) Pengaruh

jumlah subscriber bagi self-presenter, (3) Pengaruh jumlah komentar positif bagi

self-presenter, (4) Bentuk reaksi self-presenter terhadap komentar-komentar

mengenai vlognya, (5) Pengaruh jumlah dislike bagi self-presenter, (6) Pengaruh

jumlah komentar negatif bagi self-presenter, dan (7) Stabilitas konstruksi identitas

dalam vlognya.

Selain itu, data lain yang ingin diperoleh peneliti melalui teknik wawancara

mendalam adalah mengenai data personal subjek, dalam hal ini Bayu dan Natasha.

Mulai tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan lain-lain. Data ini nantinya akan

melengkapi data penelitian mengenai biodata kedua subjek atau informan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

31

Selain wawancara, untuk memperoleh data sekunder, peneliti menggunakan

teknik observasi secara langsung terhadap vlogs yang ada di kanal YouTube yang

menjadi objek penelitian. Observasi dilakukan karena peneliti ingin mengamati

langsung objek, tanpa mediator, sehingga data yang diperoleh nantinya akan lebih

melengkapi data dari teknik yang lain. Penelitian ini tidak hanya megumpulkan fakta

tetapi data juga akan disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.

Data yang ingin diperoleh melalui observasi adalah data-data pendukung yang

terdapat di kanal YouTube kedua informan, termasuk video-video blog di dalamnya.

Data-data ini nantinya akan digunakan peneliti terutama untuk mendukung

pendeskripsian pembentukan self image oleh masing-masing informan melalui

vlogsnya. Juga peneliti akan mengobservasi video-video di awal pembentukan kanal

ini, yakni saat belum banyak menuai respon publik dilihat dari jumlah viewers,

subscribers, likes, dan komentar, dan video-video setelah sudah menuai banyak

respon publik. Hal ini semata-mata untuk mengomparasi apakah terdapat perbedaan

mengenai bagaimana kedua informan melakukan presentasi diri. Data ini juga dapat

digunakan untuk mendukung pendeskripsian stabilitas konstruksi identitas dalam

video-video blog kedua informan.

1.7.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini yang juga disebut sebagai informan

adalah dua orang anak muda, Bayu sebagai pemilik kanal YouTube “BayuSkak” dan

Tasha sebagai pemilik kanal YouTube “NatashaFarani”. Berikut deskripsi singkat

mengenai dua kanal tersebut:

“NatashaFarani” adalah sebuah kanal YouTube yang dikelola oleh seorang

hijaber7 cantik bernama Natasha Farani Attamimi. Wanita yang akrab dipanggil

Tasha ini lahir di Jakarta 23 tahun silam. Namanya telah popular di dunia fashion

7 Kata “hijab” berasal dari bahasa Arab yang artinya penghalang, dan merujuk pada kerudung yang

diwajibkan bagi wanita muslimah. Hijaber(s) berarti adalah wanita yang menggunakan hijab.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

32

khususnya fashion hijab, berkat keisengannya mengunggah video tutorial

memakai hijab di akun YouTubenya, pertengahan Maret 2012 lalu. Hingga saat

ini namanya terus melambung. Hal ini dapat dibuktikan dengan keterlibatannya

bermain film “YOUTUBERS” yang perdana ditayangkan di bioskop seluruh

Indonesia tanggal 7 Mei 2015 kemarin. Tertanggal 27 Agustus 2015, subscribers

di kanal YouTubenya mencapai subscribers di kanal YouTubenya mencapai

100,850 dan viewersnya mencapai 21,794,173 dengan total 82 video. Angka yang

fantastis mengingat Tasha baru 3 tahun menggeluti dunia vlogging di YouTube.

Hal tersebut di atas membuatnya termasuk dalam jajaran Top 10 Indonesian

YouTubers versi The Jakarta Globe.

“BayuSkak”, adalah sebuah kanal YouTube yang dikelola oleh beberapa anak

muda asal Malang, Jawa Timur. Salah satu dari mereka adalah Bayu Eko

Moektito yang sekaligus menjadi ikon dari kanal YouTube ini. Dengan berciri

khas penggunaan bahasa jawa di hampir setiap videonya, terhitung sejak 27

Agustus 2015, kanal ini memiliki total 147 video, 319,224 subscribers, dan

33,393,264 viewers. Senada dengan Tasha, kepopuleran Bayu Skak dibuktikan

dengan keikutsertaannya memerankan film “YOUTUBERS” dan juga termasuk

dalam Top 10 Indonesian YouTubers versi The Jakarta Globe. Selain itu, Bayu

juga telah memiliki program acara sendiri di salah satu stasiun TV lokal

Surabaya, JTV.

1.7.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Moloeng (2009:103), adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. Sedangkan Spradley dalam Usman (2008:84), menyebutkan analisis data

merujuk pada pengujian sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian-

bagiannya, hubungan antara bagian-bagian tersebut, dan hubungan bagian-bagian itu

dengan keseluruhan.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93033/potongan/S1-2015... · Mempresentasikan diri merupakan sebuah proses komunikasi. ... khususnya

33

Miles dan Huberman (1992:16) telah memberikan pedoman yang cukup jelas,

bagaimana melakukan analisis data pada penelitian kualitatif. Menurutnya, analisis

data mencakup tiga alur kegiatan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Reduksi data, berarti proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar dari catatan-catatan

lapangan. Reduksi data dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat

ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, menulis memo, dan

lainnya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi tidak relevan. Dalam

reduksi, analisis dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengategorisasikan,

mengarahkan, membuang data tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian

rupa sehingga akhirnya data-data dapat diverifikasi.

Penyajian data, adalah kegiatan mendeskripsikan sekumpulan informasi dan

memberikan adanya kemungkinan penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan.

Untuk penelitian kualitatif, data disajikan dalam bentuk teks naratif. Semua informasi

digabungkan dan disusun dalam bentuk yang mudah dipahami.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi, adalah kegiatan akhir penelitian

kualitatif. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran,

kecocokan, dan kekokohannya. Dalam mencari makna, peneliti harus menggunakan

pendekatan emik, yaitu dari kacamata key informan, bukan penafsiran menurut

pandangan peneliti.