bab 1 pendahuluan 1.1. latar belakang...

21
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian upaya yang terencana untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Tujuan pokok ini adalah berupa terwujudnya kesejahteraan pada masyarakat. Menurut Siagian (1997) dalam Safi’i (2009), pembangunan adalah suatu usaha atau suatu rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa dan negara yang diselenggarakan secara sadar oleh pemerintah bersama dengan masyarakatnya, menuju suatu pembinaan bangsa (nation building ). Sasaran utama yang ingin dicapai dari suatu pembangunan adalah meningkatnya pendapatan yang selanjutnya didukung oleh pemerataan pendapatan. Adanya pemerataan ini diharapkan bahwa hasil dari pembangunan tidak hanya terkonsentrasi pada satu wilayah saja, melainkan tersebar secara merata ke wilayah-wilayah yang lainnya, sehingga kesenjangan antar wilayah pun dapat diminimalkan. Berdasarkan pada tinjauan ilmu geografi, wilayah yang satu dengan wilayah yang lain memiliki perbedaan yang unik. Keunikan antarwilayah inilah yang kemudian menjadi potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka mendorong kemajuan wilayah. Keunikan inilah yang menjadikan masing-masing wilayah memiliki orientasi pembangunan yang berbeda-beda. Seperti misalnya pada wilayah pesisir, maka orientasi pengembangan wilayahnya adalah pada sektor kelautan. Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Trenggalek juga memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang kelautan. Hal ini dikarenakan posisi Kabupaten Trenggalek yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga menjadikannya kaya akan potensi perikanan. Keseriusan pemerintah dalam mengelola

Upload: vuongnguyet

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan serangkaian upaya yang terencana untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Tujuan pokok ini adalah

berupa terwujudnya kesejahteraan pada masyarakat. Menurut Siagian (1997)

dalam Safi’i (2009), pembangunan adalah suatu usaha atau suatu rangkaian

usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilakukan secara

sadar oleh suatu bangsa dan negara yang diselenggarakan secara sadar oleh

pemerintah bersama dengan masyarakatnya, menuju suatu pembinaan bangsa

(nation building). Sasaran utama yang ingin dicapai dari suatu pembangunan

adalah meningkatnya pendapatan yang selanjutnya didukung oleh pemerataan

pendapatan. Adanya pemerataan ini diharapkan bahwa hasil dari

pembangunan tidak hanya terkonsentrasi pada satu wilayah saja, melainkan

tersebar secara merata ke wilayah-wilayah yang lainnya, sehingga

kesenjangan antar wilayah pun dapat diminimalkan.

Berdasarkan pada tinjauan ilmu geografi, wilayah yang satu dengan

wilayah yang lain memiliki perbedaan yang unik. Keunikan antarwilayah

inilah yang kemudian menjadi potensi yang dapat dikembangkan dalam

rangka mendorong kemajuan wilayah. Keunikan inilah yang menjadikan

masing-masing wilayah memiliki orientasi pembangunan yang berbeda-beda.

Seperti misalnya pada wilayah pesisir, maka orientasi pengembangan

wilayahnya adalah pada sektor kelautan.

Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau

Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Trenggalek juga memiliki potensi yang cukup besar

dalam bidang kelautan. Hal ini dikarenakan posisi Kabupaten Trenggalek

yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga menjadikannya

kaya akan potensi perikanan. Keseriusan pemerintah dalam mengelola

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

2

sumberdaya kelautan ini terlihat dengan dilaksanakannya pembangunan

Pelabuhan Perikanan Nasional di Kabupaten Trenggalek yang terletak di

Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo pada tahun 2003. Semakin lama,

kegiatan perikanan di Kabupaten Trenggalek semakin optimal, hal ini

ditandai dengan meningkatnya jumlah produksi perikanan selama kurun

waktu sepuluh tahun terakhir.

Pembangunan di bidang kelautan dalam beberapa tahun terakhir

menjadi salah satu fokus kajian bagi pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2015, yang menjadikan

perubahan status dan fungsi pelabuhan perikanan Prigi dari Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) menjadi Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS)

sebagai salah satu isu strategis pembangunan yang bekaitan dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS). Pada dokumen RTRW kabupaten Trenggalek tahun 2011-2031

direncanakan bahwasannya peningkatan status pelabuhan perikanan tersebut

akan dilaksanakan pada tahun 2016-2018.

Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tak hanya membutuhkan

dukungan dari aspek ekonomi, infrastruktur, tetapi juga dukungan dari aspek

masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan menjadi sangat

penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya, masyarakat

bukan hanya menjadi objek atau sasaran yang dikenai pembangunan, tetapi

juga sekaligus berperan sebagai subjek yang melaksanakan pembangunan. Di

samping itu, pendapat atau aspirasi masyarakat menjadi suatu hal yang harus

dipertimbangkan, karena ketidaksinkronan antara pembuat kebijakan dengan

masyarakat hanya akan menghambat berjalannya proses pembangunan.

Daerah yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah Kecamatan Watulimo. Alasan pemilihan lokasi ini

diantaranya adalah letak dari Pelabuhan Perikanan yang berada di Kecamatan

Watulimo, khususnya di Desa Tasikmadu.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

3

Penelitian “Persepsi Masyarakat untuk Arahan Pengembangan

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi di Kabupaten Trenggalek” ini

penting untuk dilakukan dalam rangka mengetahui persepsi masyarakat di

Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek terhadap pengembangan

pelabuhan perikanan yang direncanakan pelaksanaannya tahun 2016-2018.

Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis persepsi masyarakat yang

dijadikan sebagai tolok ukur kesiapan masyarakat dalam menghadapi

pembangunan, yang selanjutnya dari persepsi tersebut dapat disusun suatu

arahan pengembangan yang sesuai aspirasi masyarakat.

1.2. Perumusan masalah

Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan

pengaruh terhadap kondisi wilayah di sekitarnya. Seperti misalnya adalah

perubahan dalam pemanfaatan lahan, menimbulkan dampak lingkungan, dan

juga memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas masyarakat di

sekitar pelabuhan. Oleh karena itulah, penelitian mengenai persepsi

masyarakat terhadap pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra di

Kabupaten Trenggalek ini menjadi sangat penting untuk dilakukan guna

melihat kesiapan dari masyarakat dalam menghadapi perubahan pemanfaatan

lahan, perubahan lingkungan, dan perubahan aktivitas masyarakat akibat

adanya pengembangan pelabuhan.

Perumusan masalah pada penelitian ini dapat dijabarkan dalam

beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. bagaimanakah kebijakan pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam

rangka mendukung pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra di

tahun 2016 - 2018 ?

2. bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap pengembangan Pelabuhan

Perikanan Samudra di Kabupaten Trenggalek ? Faktor- faktor apa sajakah

yang menentukannya ?

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

4

3. bagaimanakah arahan pengembangan pelabuhan Perikanan Samudra di

Kabupaten Trenggalek yang sesuai dengan kebijakan dari pemerintah dan

aspirasi dari masyarakat ?

1.3. Tujuan Penelitian

Persiapan wilayah untuk pengembangan pelabuhan membutuhkan

waktu yang tidak singkat. Meskipun pembangunan Pelabuhan Perikanan

Samudra di Pantai Prigi direncanakan akan dilaksanakan di tahun 2016-2018,

namun persiapannya harus disusun secara matang mulai saat ini agar

dukungan dari berbagai aspek yang terkait dengan pelabuhan dapat berjalan

sesuai dengan kapasitasnya, termasuk di antaranya adalah kesiapan

masyarakat. Oleh karena itu, penelitian terkait analisis persepsi masyarakat

terhadap pengembangan pelabuhan ini memiliki tujuan untuk :

1. mengetahui kebijakan pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam rangka

mendukung pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra di tahun 2016

– 2018.

2. mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengembangan Pelabuhan

Perikanan Samudra di Kabupaten Trenggalek dan faktor-faktor yang

menentukan persepsi tersebut.

3. mengetahui arahan pengembangan pelabuhan Perikanan Samudra di

Kabupaten Trenggalek yang sesuai dengan kebijakan dari pemerintah dan

aspirasi dari masyarakat.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Kegunaan Praktis

Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna untuk pengembangan

Pelabuhan Perikanan Samudra.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

5

Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian ini

diharapkan dapat lebih mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

mengenyam bangku kuliah.

2. Kegunaan Akademis

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan sebagai acuan bagi

civitas akademika.

1.5. Tinjauan Pustaka

1.5.1. Pendekatan dalam Ilmu Geografi

Menurut Yunus (2008), dalam ilmu Geografi, terdapat 3 pendekatan

utama yang digunakan, yaitu pendekatan keruangan (spatial approach),

pendekatan ekologis (ecological approach), dan pendekatan kompleks

wilayah (region complex approach).

a. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan keruangan merupakan suatu metoda analisis yang

menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) sebagai wadah

untuk mengakomodasikan kegiatan manusia dalam menjelaskan

fenomena geosfer. Oleh karena objek studi geografi adalah geospheric

phenomena, maka segala sesuatu yang terkait dengan objek dalam ruang

dapat disoroti dapat disoroti dari berbagai matra antara lain (1) pola

(pattern); (2) struktur (structure); (3) proses (proccess); (4) interaksi

(interaction); (5) organisasi dalam sistem keruangan (organisation within

the spatial system); (6) asosiasi (association); (7) tendensi atau

kecenderungan (tendency or trends); (8) pembandingan (comparison);

dan (9) sinergisme keruangan (spatial synergism).

b. Pendekatan Ekologis (Ecological Approach)

Geografi adalah ilmu yang bersifat “human oriented” sehingga

manusia dan kegiatan manusia selalu menjadi fokus analisis dalam

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

6

keterkaitannya dengan lingkungan biotik, abiotik maupun lingkungan

sosial, ekonomi, dan kulturalnya (Dangana and Tropp, 1995, dalam

Yunus, 2008). Menurut Yunus (2008), manusia dalam hal ini tidak boleh

diartikan sebagai makhluk biologis semata yang setaraf dengan makhluk

hidup lainnya. Akan tetapi, manusia adalah sosok yang dikaruniai daya

cipta, rasa, karsa, dan karya atau makhluk yang berbudi daya. Oleh

karena itu interrelasi antara manusia dan atau kegiatannya dengan

lingkungannya akan menjadi tekanan analisis dalam pendekatan ekologi

yang dikembangkan dalam disiplin Geografi. Berdasarkan inventarisasi

penelitian yang ada dapat disimpulkan bahwa pendekatan ekologi dalam

Geografi mempunyai 4 tema analisis utama, yaitu :

1. human behaviour – environment theme of analysis;

2. human activity (performance) – environment theme of analysis;

3. physiconatural features (performance) – environment theme of

analysis;

4. physicoartificial features (performance) – environment theme of

analysis;

c. Pendekatan Kompleks Kewilayahan (Regional Complex Approach)

Pendekatan kompleks kewilayahan merupakan integrasi dari

pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis. Istilah regional complex

mengisyaratkan adanya pemahaman yang mendalam tentang property

yang ada dalam wilayah yang bersangkutan dan merupakan regional

entity. Kompleksitas gejala menjadi dasar pemahaman utama dari

eksistensi wilayah di samping efek internalitas dan eksternalitas (Yunus,

2008).

1.5.2. Geografi dan Pembangunan

Geografi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kaitan

sesama antara manusia, ruang, ekologi, kawasan, dan perubahan-perubahan

yang terjadi sebagai akibat dari kaitan sesama tersebut (Bintarto, 1975).

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

7

Perubahan

Perubahan lokasi Perubahan

perkembangan Perubahan sikap

Perubahan secara

fisik, ada gerakan

perluasan daerah

Terjadi perpindahan

karena tempat

semula sudah jenuh

Pengaturan atau

penyesuaian sikap

terhadap tempat

yang didiami

Pembangunan merupakan realisasi dari suatu perencanaan, baik pada daerah-

daerah kosong maupun pada daerah yang sudah didiami. Sifat pembangunan

dapat diartikan sebagai suatu usaha dengan melakukan perombakan yang

bertahap, dengan cara tambal sulam. Pembangunan bisa juga dilakukan

dengan cara menciptakan sesuatu yang benar-benar baru yang belum pernah

ada sebelumnya.

Menurut Bintarto (1975), manusia selalu beradaptasi terhadap

lingkungannya dan bereaksi aktif terhadap lingkungannya. Kegiatan manusia

inilah yang kemudian mencerminkan dan mengakibatkan terjadinya

perubahan, baik itu perubahan sosial, ekonomi, budaya, politis, dan lain- lain.

1.5.3. Persepsi Masyarakat terhadap Pembangunan

Persepsi merupakan proses pemberian makna oleh individu terhadap

stimulus atau rangsangan yang diberikan. Stimulus atau rangsangan ini dapat

berupa informasi, objek, dan lain- lain yang berasal dari lingkungan sekitar.

Bahkan dapat juga stimulus ini berupa kebijakan dari pemerintah, yang

kemudian memunculkan persepsi dari masyarakat.

Gambar. 1.1. Perubahan Akibat Aktivitas Manusia, menurut Bintarto (1975)

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

8

Ditinjau secara etimologis, persepsi berasal dari bahasa latin perceptio

yang memiliki arti menerima atau mengambil. Menurut Irwanto (1989),

persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan

antargejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti.

Lebih lanjut lagi, Walgito (2000) menjelaskan bahwasannya persepsi

merupakan proses yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri

individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan

dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam

persepsi tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi yang diberikan

oleh individu sangat terkait erat dengan pengalamannya, cara berpikirnya,

serta aspek-aspek lain yang mempengaruhi. Meskipun stimulus yang

diberikan pada beberapa individu tersebut sama, tetapi belum tentu persepsi

yang muncul dari tiap-tiap individu akan sama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

berkaitan dengan perasaan, pengalaman, pemikiran, motivasi, serta kerangka

acuan. Faktor eksternal berupa stimulus itu sendiri dan keadaan lingkungan

sekitar.

Masyarakat atau dalam bahasa inggris disebut society yang memiliki

arti kawan, secara lebih luas dapat didefinisikan sebagai kesatuan sosial yang

terdiri atas kumpulan individu- individu yang saling bergaul berinteraksi

karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur yang

merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu identitas bersama. Pembangunan

merupakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak stakeholders.

Keberhasilan pembangunan akan dapat dicapai dengan adanya dukungan dari

masing-masing stakeholders. Di samping itu, dalam pembangunan sebuah

wilayah, peran serta masyarakat dalam bentuk aspirasi juga sangat

dibutuhkan.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

9

1.5.4. Pembangunan Sektor Kelautan di Indonesia

Indonesia adalah negara maritim yang memiliki garis pantai

terpanjang nomor dua di dunia setelah Kanada. Luasnya wilayah perairan

yang hampir mencapai 70% dari luas keseluruhan Negara Indonesia,

menjadikan negara ini memiliki kekayaan yang luar biasa dalam hal kelautan.

14 persen dari terumbu karang di dunia terdapat di wilayah perairan

Indonesia. Ribuan jenis ikan juga dapat ditemui di negara ini. Kegiatan di

bidang perikanan memberikan sumbangan yang begitu menjanjikan bagi

pemerintah Indonesia.

Potensi kelautan yang tinggi di Indonesia ini tentu harus dikelola dan

dijaga dengan sebaik mungkin. Ditinjau dari aspek geografis, wilayah

perairan Indonesia berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia,

Filipina, Australia, Papua Nugini, Vietnam, India, Thailand, Republik Palau,

dan Timor Leste. Hal ini dapat menjadi sebuah potensi tersendiri, namun juga

dapat menjadi suatu kelemahan. Jika antarnegara yang berbatasan tersebut

dapat menjalin suatu kerjasama yang tersinergi melalui agenda bersama

sehingga menguatkan hubungan luar negeri, maka hal itu merupakan sebuah

potensi. Akan tetapi, jika di daerah perbatasan justru terjadi perebutan

wilayah, maka hal tersebut akan memicu konflik yang dapat menimbulkan

ketegangan antarnegara yang berbatasan, sehingga kerjasama untuk

penjagaan terhadap wilayah perairan pun tidak dapat dilakukan secara

bersama-sama. Oleh karena itu, untuk menjaga keamanan serta

meminimalisir perebutan wilayah perbatasan, perlu untuk melakukan

penjagaan oleh tenaga militer di wilayah perbatasan perairan Indonesia.

Di samping dari penjagaan yang kuat di wilayah perairan, banyak hal

yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan potensi kelautan di Indonesia.

Salah satunya adalah dengan adanya pelabuhan yang dibangun untuk

membantu proses pengelolaan dan manajemen sumberdaya kelautan.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

10

1.5.5. Pelabuhan dan Jenis-Jenisnya

Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang

yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempat

kapal dapat tertambat untuk melakukan bongkar muat barang dan sebagai

tempat penyimpanan untuk menunggu keberangkatan berikutnya

(Triatmodjo, 2002). Pengertian pelabuhan menurut Pasal 1 UU No.21 Tahun

1992 tentang Pelayaran, merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan

perairan dengan batas-batas tertentu, yang di dalamnya berlangsung kegiatan

pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Kegiatan-kegiatan menyangkut kapal-

kapal yang bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat

barang, fasilitas keselamatan pelayaran, serta sebagai tempat perpindahan

intra dan antarmoda transportasi.

Menurut Triatmodjo (2002), ditinjau dari segi penggunaannya,

pelabuhan dapat dibedakan menjadi :

1. pelabuhan ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang

besar, karena kapal untuk menangkap ikan umumnya berukuran tidak

terlalu besar.

2. pelabuhan minyak

Pelabuhan ini harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum dan tidak

memerlukan dermaga atau pangkalan, melainkan cukup membuat

jembatan perancah.

3. pelabuhan barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas

untuk bongkar muat barang.

4. pelabuhan penumpang

Pelabuhan ini memiliki stasiun penumpang yang melayani segala

kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian,

seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai

pelayaran, dan sebagainya.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

11

5. pelabuhan campuran

Pelabuhan ini biasanya merupakan pencampuran yang terbatas untuk

penumpang dan barang.

6. pelabuhan militer

Pelabuhan ini memiliki daerah perairan yang cukup luas untuk

memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak

bangunan cukup terpisah.

1.5.6. Pelabuhan Perikanan

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

08 tahun 2012, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan

dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan

sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat

ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan

penunjang perikanan. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

(2005), pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perikanan yang berfungsi

sebagai tempat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat

pemasaran, tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat

mengumpulkan data tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta

pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar

operasional kapal perikanan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 08 tahun 2012, di

dalamnya juga terdapat pengaturan klasifikasi jenis-jenis pelabuhan

perikanan yang dikelompokkan ke dalam empat kelas, dan masing-masing

mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

a. Pelabuhan Perikanan kelas A atau Pelabuhan Perikanan Samudra

(PPS)

Kriteria teknis terdiri atas :

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

12

1. mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan

di perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan

laut lepas,

2. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 60 GT,

3. panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m,

4. mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 100 unit

atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT, dan

5. memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.

Kriteria operasional terdiri atas :

1. ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor,

2. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan

rata-rata 50 ton per hari, dan

3. terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

b. Pelabuhan Perikanan kelas B atau Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN)

Kriteria teknis terdiri atas :

1. mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan

di perairan Indonesia dan ZEEI,

2. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 30 GT,

3. panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m,

4. mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 75 unit atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT, dan

5. memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha.

Kriteria operasional terdiri atas :

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

13

1. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan

rata-rata 30 ton per hari, dan

2. terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

c. Pelabuhan Perikanan kelas C atau Pelabuhan Perikanan Pantai

(PPP)

Kriteria teknis terdiri atas :

1. mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan

di perairan Indonesia,

2. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 10 GT,

3. panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 2 m,

4. mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 30 unit atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT, dan

5. memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 5 ha.

Kriteria operasional terdiri atas :

1. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan

rata-rata 5 ton per hari, dan

2. terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

d. Pelabuhan Perikanan kelas D atau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kriteria teknis terdiri atas :

1. mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan

di perairan Indonesia,

2. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 5 GT,

3. panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam

sekurang-kurangnya minus 1 m,

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

14

4. mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT, dan

5. memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.

Kriteria operasional terdiri atas :

1. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan

rata-rata 2 ton per hari.

Pelabuhan perikanan sebagai prasarana penangkapan ikan menjadi

faktor yang cukup penting dalam pengembangan kegiatan perikanan.

Pelabuhan perikanan sebagai tempat berlabuh dan tertambat kapal untuk

membongkar hasil tangkapannya menjadi penunjang dalam kelancaran

kegiatan produksi di sektor perikanan karena menjadi penghubung antara

daerah foreland dengan hinterlandnya. Pelabuhan perikanan dengan

berbagai kelengkapan fasilitas yang dimilikinya berfungsi sebagai pusat

kegiatan di bidang produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan.

1.5.7. Komparasi Permasalahan Pelabuhan di Indonesia dengan

Negara-Negara Lainnya

Permasalahan yang terjadi seputar pembangunan pelabuhan ternyata

tidak hanya ada di Indonesia saja. Bahkan di negara-negara lain yang sudah

maju sekalipun, permasalahan itu tetap muncul. Salah satu contohnya adalah

di beberapa bagian wilayah negara Spanyol. Banyaknya megaproyek yang

dilaksanakan di lokasi pelabuhan di negara Spanyol, pada akhirnya

membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Lebih parah lagi, jika

dilakukan penilaian secara ekonomis, diketahui bahwasannya kerusakan

lingkungan yang terjadi juga memberikan ancaman yang cukup besar

terhadap keberlanjutan sektor perikanan. Pemerintah pun mulai turun tangan

dengan melakukan perencanaan tata ruang kawasan pesisir, karena melihat

dari contoh kasus di Amerika dan Korea, sedimentasi di laut yang disebabkan

oleh aktivitas pelabuhan akan berdampak pada kegiatan perikanan yang

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

15

berujung pada menurunnya habitat ikan sehingga berimbas juga terhadap

kerugian ekonomi secara lebih luas.

Berbeda dengan kondisi di Spanyol, di Northern Ireland permasalahan

pada lingkungan pelabuhan justru terletak di aspek sosialnya, yakni pada

kehidupan nelayan. Keterkaitan antara masyarakat dengan aktivitas perikanan

sangatlah erat. Kegiatan perikanan oleh masyarakat tidak hanya dianggap

sebagai pekerjaan, atau pun sumber penghasilan, tetapi dianggap sebagai

aktivitas sosial kebudayaan yang tentu saja akan mempengaruhi proses

pembuatan kebijakan.

1.5.8. Penelitian Sebelumnya

M. Yuditrinurcahyo dalam tesisnya menjelaskan bahwa tujuan

penelitiannya adalah untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap Rencana

Umum Tata Ruang di Kota Kendal dengan sasaran penelitiannya adalah

mengidentifikasi tata guna lahan, perkembangan kota, struktur tata ruang kota

serta mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap RUTRK Kendal.

Analisis data yang digunakan antara lain perkembangan fisik kota yang

meliputi penggunaan lahan, perkembangan penggunaan lahan, perbandingan

penggunaan lahan. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan

penggunaan lahan meliputi faktor penduduk, ekonomi, transpotasi, fasilitas

pelayanan kota dan kebijakan. Analisis persepsi masyarakat terhadap

RUTRK meliputi Kebijakan pengembangan kota, Rencana pemanfaatan

ruang kota, Rencana terhadap RUTRK meliputi struktur tingkat pelayanan,

Rencana sistem transportasi, dan Rencana sistem jaringan utilitas kota. Alat

analisis yang digunakan meliputi statistik dan tabulasi.

Roni Oktora dalam tesisnya menjelaskan bahwa tujuan penelitiannya

adalah untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap status kepemilikan dan

rencana perubahan tata guna lahan di sekitar kawasan pembangunan jalan

lingkar utara Kota Solok, pengaruh pembangunan jalan lingkar utara Kota

Solok terhadap perkembangan kawasan, manfaat jalan lingkar utara Kota

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

16

Solok terhadap kelancaran transportasi, dan dampak lingkungan akibat

pembangunan jalan lingkar utara Kota Solok. Penelitian yang digunakan

termasuk tipe penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan persepsi

pemilik lahan dan masyarakat Kota Solok terhadap pembangunan jalan

lingkar utara Kota Solok dengan menggunakan teknik pengumpulan data

berupa kuesioner kepada 100 orang responden.

Hadi Supraktika dalam disertasinya mengungkapkan bahwasannya

salah satu problematika empirik perencanaan Pelabuhan Perikanan Prigi

adalah belum jelasnya pembagian pengelolaan setiap fasilitas pelabuhan yang

ada. Pengumpulan data dilakukan dari kalangan pengambil kebijakan dan

masyarakat pesisir Trenggalek. Perencanaan pembangunan pelabuhan

perikanan Prigi dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem

pembangunan terpadu dengan prioritas pengembangan kawasan strategis.

Peneliti berpendapat bahwa untuk mempercepat pengembangan PPN Prigi

menuju PPS, dalam implementasi perencanaan pembangunan meliputi

pengembangan luas lahan, peningkatan ikan tangkapan, peningkatan jumlah

kapal, peningkatan ukuran kapal, peningkatan pengeloaan arus dan

gelombang, peningkatan infrastruktur, dan pengembangan industri, serta

harus melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, stakeholders, dan

pihak asing.

1.5.9. Kerangka Pemikiran

Tujuan disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-

D) Kabupaten Trenggalek tahun 2005-2025 adalah untuk mewujudkan Kabupaten

Trenggalek yang sejahtera dan berakhlak, melalui penerapan kebijakan dan

pelaksanaan program secara terfokus dan bertahap, dengan memberikan prioritas

utama pada kebijakan dan program yang bernilai strategis berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

serangkaian aturan perundangan terkait lainnya. Visi Kabupaten Trenggalek itu

dituangkan ke dalam tujuh Misi guna mencapai tujuan pembangunan jangka

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

17

panjang daerah periode 20 tahun mendatang. Misi tersebut di antaranya adalah

arah kebijakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang salah

satunya berupa pengembangan potensi sumberdaya kelautan. Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D) Kabupaten Trenggalek tahun

2005-2025 ini kemudian dijadikan sebagai payung untuk penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Kabupaten Trenggalek

periode 5 tahunan, yakni tahun 2010-2015.

RPJP-D dan RPJM-D dalam penyusunannya harus selaras dengan

Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) Kabupaten Trenggalek yang ada.

Pada Peraturan Daerah No. 15 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Trenggalek,

terdapat beberapa rincian program utama pembangunan yang salah satunya adalah

perikanan tangkap. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Indikasi Program Pembangunan Kabupaten Trenggalek

No Program Utama Lokasi

RPJM -1

(2011-2015)

RPJM – 2

(2016-2020)

2.4.1. Perikanan Tangkap 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Peningkatan Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN)

menjadi Pelabuhan

Perikanan Samudra (PPS)

Kecamatan Watulimo

2 Pembangunan Tempat

Pelelangan Ikan (TPI)

Kecamatan Munjungan

dan Panggul

3 Pembangunan Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI)

Kecamatan Munjungan

dan Panggul

4 Pembangunan cold storage

dan pabrik es

Kecamatan Watulimo,

Munjungan, dan

Panggul

5 Pembangunan pasar ikan Kecamatan Kampak

6 Peningkatan kapasitas

peralatan tangkap,

terutama perahu nelayan

Kecamatan Watulimo,

Munjungan

7 Pembinaan nelayan

tangkap

Kecamatan Watulimo,

Munjungan

8 Pengembangan perikanan

budidaya (jaring apung)

Kecamatan Watulimo,

Munjungan

9 Pembinaan petani ikan

budidaya laut

Kecamatan Watulimo,

Munjungan

Sumber : Peraturan Daerah No. 15 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Trenggalek

Perencanaan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah tentu dalam

perumusan maupun pelaksanaannya membutuhkan aspirasi dari masyarakat.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

18

Posisi masyarakat saat ini dalam pembangunan tidak hanya sebagai objek yang

dikenai dampak pembangunan tetapi juga sekaligus sebagai subjek yang turut

serta dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat mempunyai peran yang

besar dalam menentukan sukses atau tidaknya program pembangunan yang

dilaksanakan. Begitu pula dalam rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan

Nusantara menjadi Pelabuhan Perikanan Samudra di Kabupaten Trenggalek.

Dalam hal ini, persepsi (penilaian) masyarakat terhadap pengembangan pelabuhan

menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Pengembangan pelabuhan ini

akan membawa dampak atau pengaruh yang cukup luas terhadap kondisi fisik

lingkungan maupun sosial kemasyarakatan. Persepsi (penilaian) masyarakat, yang

dalam hal ini menyangkut persepsi terhadap a) informasi dan transparansi

peningkatan status pelabuhan, b) perubahan status pelabuhan, c) perubahan

pemanfaatan lahan, d) dampak lingkungan, dan e) perubahan aktivitas / mata

pencaharian, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

menyusun arahan pengembangan pelabuhan yang sesuai dengan orientasi

kebijakan pemerintah dan juga aspirasi dari masyarakat.

Kerangka pemikiran dari penelitian ini secara lebih ringkas dapat dilihat

pada Gambar 1.2. di halaman berikutnya.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

19

Perda RTRW No. 15 Tahun 2012

RPJP-D Kab. Trenggalek

Tahun 2005-2025

RPJM-D Kab. Trenggalek

Tahun 2010-2015

Renstra-SKPD Kab. Trenggalek

Tahun 2012

Pengembangan

PPN menjadi PPS

Persepsi

Masyarakat

Dampak

lingkungan

Perubahan pemanfaatan

lahan

Informasi dan transparansi

peningkatan status pelabuhan

Arahan

pengembangan

Kepentingan dan Kebutuhan

Masyarakat

Demand /

permintaan

Perubahan aktivitas atau

mata pencaharian

Perubahan status

pelabuhan

Gambar 1.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

20

1.6. Batasan Istilah

1. Persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan

antargejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan

dimengerti. Persepsi merupakan proses yang integrated, maka seluruh apa

yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan

berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri

individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.

2. Masyarakat atau dalam bahasa Inggris disebut society yang memiliki arti

kawan, secara lebih luas dapat didefinisikan sebagai kesatuan sosial yang

terdiri dari kumpulan individu- individu yang saling bergaul berinteraksi

karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur yang

merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat istiadat tertentu

yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu identitas bersama.

3. Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan

sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar

muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan

kegiatan penunjang perikanan. (UU No. 45 Tahun 2009 Tentang

Perikanan)

4. Pelabuhan Perikanan kelas B atau Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) adalah pelabuhan yang memiliki kriteria teknis terdiri atas :

a. mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan

di perairan Indonesia dan ZEEI,

b. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 30 GT,

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/72953/potongan/S1-2014... · Pelaksanaan pembangunan pelabuhan tentu saja akan memberikan pengaruh

21

c. panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m,

d. mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 75 unit atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT, dan

e. memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha.

Kriteria operasional terdiri atas :

a. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan

rata-rata 30 ton per hari, dan

b. terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

(Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 08 tahun 2012)

5. Pelabuhan Perikanan kelas A atau Pelabuhan Perikanan Samudra

(PPS) adalah pelabuhan yang memiliki kriteria teknis terdiri atas :

a. mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan

di perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan

laut lepas,

b. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 60 GT,

c. panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m,

d. mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 100 unit

atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT, dan

e. memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.

Kriteria operasional terdiri atas :

a. ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor,

b. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan

rata-rata 50 ton per hari, dan

c. terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

(Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 08 tahun 2012)