bab i pendahuluan a. latar belakang...

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang sangat luas membentang dari Sabang sampai Merauke dan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan. Indonesia juga memiliki banyak potensi pariwasata yang sangat potensial untuk di kembangkan. Dunia kepariwisataan sekarang ini dapat dirasakan semakin bertambah pesat dari tahun ke tahun dan menjadi sektor yang sangat strategis bagi setiap negara untuk menambah devisa negara dari sektor non migas, sehingga perlu adanya perhatian yang sangat serius terhadap pengelolaan di sektor ini (Soebagyo, 2012:126). Kebudayaan dan keindahan alam merupakan aset berharga yang selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan berkunjung menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata (Soebagyo, 2012:154).

Upload: lamkiet

Post on 04-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang

sangat luas membentang dari Sabang sampai Merauke dan memiliki

keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan. Indonesia juga memiliki

banyak potensi pariwasata yang sangat potensial untuk di kembangkan. Dunia

kepariwisataan sekarang ini dapat dirasakan semakin bertambah pesat dari

tahun ke tahun dan menjadi sektor yang sangat strategis bagi setiap negara

untuk menambah devisa negara dari sektor non migas, sehingga perlu adanya

perhatian yang sangat serius terhadap pengelolaan di sektor ini (Soebagyo,

2012:126).

Kebudayaan dan keindahan alam merupakan aset berharga yang

selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk

datang dan berkunjung menikmati keindahan alam maupun untuk

mempelajari keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata

sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan

bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya

harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait,

selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus

diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan

mampu menggerakkan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati

tempat wisata (Soebagyo, 2012:154).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

2

Dalam hal ini industri pariwisata berlomba-lomba menciptakan

produk pariwisata yang lebih bervariasi menyangkut pelestarian dari objek itu

sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pariwisata yaitu untuk

mengenalkan keindahan dalam budaya dan adat istiadat yang beraneka

ragam. Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009,

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu

dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk mencari nafkah

di tempat yang dikunjungi tapi hanya semata untuk menikmati perjalanan

tersebut untuk mencapai kepuasan (UU Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009).

Dengan adanya pariwisata akan lebih mengenal bangsa, kebudayaan,

adat istiadat dan sekaligus dapat menikmati keindahan alam di negara lain.

Pengembangan pariwisata memiliki kekuatan penggerak perekonomian yang

sangat luas, tidak semata-mata terkait dengan peningkatan kunjungan

wisatawan, namun yang lebih penting lagi adalah pengembangan pariwisata

yang mampu membangun semangat kebangsaan dan apresiasi terhadap

kekayaan seni budaya bangsa (Soebagyo, 2012:154).

Beberapa langkah konkrit yang dilakukan oleh pemerintah sebagai

upaya pengembangan potensi objek-objek wisata alam antara lain dengan

memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang objek wisata dalam

merawat dan melestarikan lingkungan serta menjalani kerjasama dengan

pihak swasta. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pengelolaan objek

wisata yang ada lebih terjamin dan terarah.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

3

Kota Pangkalpinang merupakan salah satu daerah otonomi yang

letaknya di bagian timur pulau Bangka. Secara administratif pada tanggal 9

Februari 2001, Kota Pangkalpinang ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun

2000 dan merupakan provinsi ke-31 Republik Indonesia. Secara astronomis,

Kota Pangkalpinang berada pada garis 106º4’ sampai dengan 106º7’ Bujur

Timur dan garis 2º4’ sampai dengan 2º4’ Lintang Selatan.

Luas keseluruhan wilayah Pangkalpinang 89,40 km² (berdasarkan PP

No.12 Tahun1984) dengan batas wilayah sebagai berikut, di sebelah Utara

berbatasan dengan Desa Selindung Lama Kecamatan Pangkalan Baru

Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dul

Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Timur

berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan

Desa Air Duren Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka.

Kota Pangkalpinang merupakan daerah yang strategis ditinjau dari

segi geografisnya, terutama dalam kaitannya dengan pembangunan nasional

dan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedudukan Kota

Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi, terutama sekali berfungsi sebagai

pusat pengembangan wilayah yang meliputi, pusat pemerintahan, pusat

kegiatan politik, pusat kepadatan pemukiman penduduk, pusat perdagangan

dan industri, pusat pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan,

kesejahteraan, sosial pusat distribusi barang dan jasa, pusat administrasi,

penambangan timah serta pusat lembaga keuangan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

4

Sebagai pusat pengembangan wilayah khususnya di Pulau Bangka dan

umumnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam perkembangannya

beberapa tahun, Kota Pangkalpinang telah mengalami kemajuan yang pesat.

Kota Pangkalpinang berdasarkan pembagian wilayah terbagi atas 5 (lima)

kecamatan dan 35 kelurahan.

Kota Pangkalpinang mempunyai objek wisata pantai unggulan, yaitu

objek wisata alam pantai sejumlah 2 pantai. Pantai tersebut antara lain Pantai

Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga. Setiap pantai memiliki daya tarik serta

karakteristik sendiri-sendiri. Salah satu pantai yang menarik dan berpotensi

adalah Pantai Pasir Padi. Objek wisata pantai Pasir Padi terletak di wilayah

Kota Pangkalpinang, pantai ini belum popular di kalangan wisatawan. Pantai

Pasir Padi yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan ini menawarkan

sejumlah panorama alam yang indah.

Hamparan pasir putih sepanjang 2 km, ombak yang tenang membuat

pantai ini sangat nyaman untuk berenang dan mandi. Selain panorama pantai

yang mengagumkan, Pantai Pasir Padi juga menawarkan pengalaman wisata

yang tidak terlupakan yaitu berlayar menikmati keindahan dua pulau kecil

Pulau Panjang dan Pulau Semajun dengan menggunakan kapal kecil.

Sehingga pantai ini cocok dijadikan sebagai objek wisata unggulan diantara

pantai-pantai di Bangka Belitung .

Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai upaya pengembangan

objek wisata Pantai Pasir Padi di Kota Pangkalpinang, maka dalam penelitian

ini penulis akan mengangkat judul “PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

5

PANTAI PASIR PADI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA

PANGKALPINANG”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa potensi objek dan daya tarik wisata Pantai Pasir Padi?

2. Apa usaha pemerintah Kota Pangkalpinang dalam mengembangkan

objek Pantai Pasir Padi menjadi objek wisata unggulan di Kota

Pangkalpinang?

3. Hambatan apa saja yang dijumpai pemerintah Kota Pangkalpinang dalam

usaha mengembangkan objek wisata Pantai Pasir Padi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui potensi-potensi objek dan daya tarik wisata Pantai

Pasir Padi.

2. Untuk mengetahui usaha pemerintah Kota Pangkalpinang.

3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dijumpai pemerintah Kota

Pangkalpinang dalam usaha mengembangkan objek wisata Pantai Pasir

Padi.

D. Manfaat Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai

manfaat. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

6

1. Manfaat Praktis

a. Untuk mengetahui data-data dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi

Diploma III Kepariwisataan.

b. Memberikan gambaran bagi pembaca mengenai objek wisata Pantai

Pasir Padi

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan dunia pariwisata.

b. Mengembangkan dan mempromosikan pariwisata yang ada di Kota

Pangkalpinang.

E. Tinjauan Pustaka

Pariwisata adalah suatu perpindahan sementara yang dilakukan

manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan rutin, keluar dari tempat

kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang

dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka (Happy

Marpaun, 2002: 13).

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan

wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di

luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan melakukan kegiatan

yang menghasilkan upah (Gamal Suwantoro, 1997: 3).

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

7

wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan pengusaha (Happy Marpaun, 2002:13).

Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan strategis yang memiliki

fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi pengembangan pariwisata

yang memiliki pengaruh penting dalam satu atau lebih, seperti pertumbuhan

ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung

lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. (Gamal Suwantoro, 1997 :

3).

Daerah tujuan wisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya kepariwisataan (R.S Damardjati, 2007 : 77).

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya

dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan

wisatawan (R.S Damardjati, 2007 : 77).

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan

rekreasi, pegembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata

yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Nyoman S. Pendit, 2002:

32).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

8

Wisatawan adalah orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan

dalam waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan ke suatu negeri yang

bukan negeri dimana ia tinggal atau setiap orang yang mengujungi suatu

negara dengan tujuan untuk menetap atau bekerja tetap, dan membiarkan

uangnya di tempat tersebut dengan uang yang diperoleh di tempat lain

(Musanef, 1996: 14).

Objek daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang

berpotensi dan mempunyai daya tarik yang menarik wisatawan dan upaya

pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budi

daya manusia. Sedangkan wisata alam merupakan merupakan bentuk

kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan

(Happy Marpaung, 2002: 32).

Jenis wisata alam menurut soekadijo dapat dibagi menjadi 5 macam

antara lain:

1. Wisata Pantai (Marine Tourism) merupakan kegiatan wisata yang

ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,

menyelam dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana

akomodasi, makan dan minum.

2. Wisata Etnik (Etnik Tourism) merupakan perjalanan untuk mengamati

perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap

menarik.

3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism) merupakan wisata yang banyak

dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

9

di pengunungan, keajaiban (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-

tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.

4. Wisata buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang

memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan

oleh pemerintahan dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro

perjalanan.

5. Wisata agro merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan

ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan lading pembibitan dimana

wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk

tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.

Wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup

manusia yang khas dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, keserasian,

ketenangan dan kegairahan hidup, dimana rekreasi alam atau wisata alam

adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berlandaskan

atas prinsip kelestarian alam ((Pratikto, 1996: 32)

Wisata Bahari merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan

danau, pantai, atau laut. Wisata bahari adalah suatu kunjungan ke objek

wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, menyelam dengan

perlengkapan selam lengkap (Pandit, 1994: 19)

Kawasan wisata bahari merupakan suatu wilayah yang mempunyai

fungsi atau aspek fungsional tertentu, dengan menerapkan pendekatan

pembangunan kawasan diharapkan pembangunan dapat lebih interaktif dan

responsive secara fungsional sehingga manfaat pembangunan yang akan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

10

dikembangkan itu memiliki sektor atau usaha yang potensial dan strategis

untuk menunjang pembangunan (Adisasmita, 2005: 23)

Menurut Samsuridjal dan Kaelany dalam mengembangkan wisata

bahari mempunyai tantangan perkembangan wisata bahari antara lain:

1. Belum terbentuknya sistem pengembangan pariwisata yang terintegrasi

dengan infrastruktur, organisasi pengelolaan, dan sistem pemasaran

terpadu.

2. Rendahnya kesadaran masyarakat dan investor dalam negeri dalam

mengembangan sumber daya laut.

3. Citra keamanan nasional dan pengelolaan sumber daya laut.

4. Peralatan wisata bahari digolongkan sebagai barang mewah sehingga

pajak mahal.

Wisata pesisir dan bahari adalah proses ekonomi yang memasarkan

ekosistem dan merupakan pasar khusus yang menarik dan langka untuk orang

yang sadar akan lingkungan dan tertarik untuk mengamati alam. Lima faktor

(Adisasmita, 2005: 40)

Pengembangan adalaha kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau

daerah yang dianggap perlu ditata sedemikian rupa baik dengan cara

memelihara ynag sudah berkembang atau menciptakan yang baru (Yoeti,

1996: 28)

Keberhasilan pengembangan pariwisata di tentukan oleh 3 faktor

(Yoeti, 1996:30):

1. Tersedianya objek dan daya tarik wisata.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

11

2. Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana, sehingga

memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan

wisata.

3. Terjadinya fasilitas amenities yaitu sasaran kepariwisataan yang dapat

memberikan kenyamanan kepada masyarakat.

F. Landasan Teori

Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan berbagai sumber

sebagai teori yang dipakai. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dasar-dasar

teoritis terhadap masalah yang diteliti dan untuk mempermudah penulis

dalam menganalisis data.

Dalam buku Gamal Suwantoro menjelaskan bahwa daya tarik suatu

objek harus didasarkan antara lain sebagai berikut:

a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nyaman dan bersih.

b. Adanya aksebilitas yang tinggi sehingga mudah untuk mengunjunginya.

c. Daya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langkah.

d. Sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang

hadir.

e. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi, karena keindahan alam

pengunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

Dalam buku Wisata bahari dan Wisata alam di Indonesia yang ditulis

oleh Iwan Nugroho menjelaskan selain ekosistem laut yang ditawarkan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

12

sebagai daya tarik wisata, saat ini telah dikemas berbagai event yang

diselenggarakan di laut, pantai dan wilayah sekitarnya antara lain:

1. Olahraga air, acara yang didukung oleh peralatan modern seperti

speedboat, diving, snorkling, berselancar.

2. Tradisional, acara yang diselenggarakan yang didasarkan pada adat dan

budaya masyarakat setempat misalnya pesta nelayan yaitu suatu ritual

sebagai bentuk syukur atas berlimpahnya hasil tangkapan ikan.

3. Ekonomi Edukatif, bisa berupa kunjungan ke tempat pelelangan ikan,

melihat proses penarikan jarring dari laut oleh nelayan.

4. Kuliner, sebagai suatu tempat yang khas, laut tentu saja menyajikan

makanan yang bertemakan olahan hasil laut segar hal ini merupakan

salah satu daya tarik wisatabahari

5. Ekowisata bahari menyajikan ekosistem alam khas laut berupa hutan

mangrove, taman laut serta fauna baik fauna dilaut maupun sekitar

pantai.

Dalam pengembangan objek wisata bahari ini, Gamal Suwantoro

menjelaskan bahwa harus tetap menjamin kelestarian lingkungan hidup serta

kearifan budaya masyarakat setempat, dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung

sistem kehidupan

2. Melindungi keanekaragaman hayati

3. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya

Pengertian wisata bahari menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

13

Wisata bahari adalah wisata dan lingkungan yang berdasarkan daya

tarik wisata kawasan yang didominasi perairan dan kelautan. Wisata bahari

adalah kegiatan untuk menikmat keindahan dan keunikan daya tarik wisata

alam di wilayah pesisir dan laut dekat pantai serta kegiatan rekreasi lain yang

menunjang. Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi

alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik

yang dilakukan diatas permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan

dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota

laut (R.G Soekadijo, 1996:2)

Wisata bahari merupakan kesan yang penuh makna bukan semata-

mata memperoleh hiburan dari berbagai suguhan atraksi dan suguhan alami

lingkungan pesisir dan lautan tetapi juga diharapkan wisatawan dapat

berpartisipasi langsung untuk mengembangkan konservasi lingkungan

sekaligus pemahaman yang mendalam tentang seluk beluk ekosistem pesisir

sehingga membentuk kesadaran bagaimana harus bersikap untuk melestarikan

wilayah pesisir dimasa kini dan dimasa yang akan datang. Jenis wisata yang

memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan secara langsung maupun tidak

langsung (R.S Damardjati, 2007: 77).

Dalam buku Nyoman S. Pendit menjelaskan bahwa Wisata Bahari

merupakan aktivitas wisata petualangan di Laut, memberikan informasi apa

saja yang dapat di lakukan di laut. Adapun aktivitas-aktivitasnya wisata

bahari antara lain:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

14

a. Sea Walker

Sea Walker merupakan aktivitas menjelajahi alam bawah laut dalam

kedalaman sampai 8 meter akan menjadi pengalaman baru bagi

wisatawan. Wisatawan bisa berjalan-jalan di dasar laut, bukannya

berenang, dikelilingi aneka jenis ikan yang eksotik dan keanekaragaman

kehidupan bawah laut.

b. Marine Walk

Marine Walk merupakan aktivitas menjelajahi alam bawah laut sambil

jalan-jalan di pulau-pulau atau bahkan wisatawan bisa Snorkeling atau

Kayaking.

c. Ocean Walker

Ocean Walker merupakan aktivitas jalan-jalan di dasar laut yang

menawarkan sejuta pesona lingkungan bawah laut untuk mendapatkan

pengalaman baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

d. Odyseey Submarine

Odyseey Submarine merupakan aktivitas petualangan bawah laut yang

paling unik. Dengan mengikuti aktivitas ini dapat menyaksikan

keindahan panorama bawah laut tanpa harus berenang ataupun

menyelam. Dengan kapal selam Odyssey Submarine yang biasanya

berkapasitas 36 penumpang, diajak untuk menyelam dengan kedalaman

biasanya sampai 90 kaki dibawah laut untuk melihat keanekaragaman

biota dan kehidupan yang ada di bawah laut selama 45 menit.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

15

e. Diving

Diving merupakan aktivitas menyelam karena terdapat banyak sekali

tempat-tempat yang indah untuk menyelam. Keragaman kehidupan laut.

f. Dolphin Tour

Dolphin Tour merupakan aktivitas wisata petualangan untuk melihat dan

berinteraksi dengan lumba-lumba akan menjadi pengalaman pribadi yang

sangat menarik dan tak terlupakan.

Setelah mendefinisikan pengertian wisata bahari menurut beberapa

ahli, berikut juga akan disampaikan teori pantai:

a. Pantai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

perbatasan dengan laut atau massa air lainnya dan sebagian yang dapat

pengaruh dari air tersebut atau daerah pasang surut di pantai antara

pasang tertinggi dan surut terendah.

b. Menurut Triatmodjo Pantai merupakan gambaran nyata interaksi dinamis

antara air, gelombang dan material (tanah). Angin dan air bergerak

membawa material tanah dari satu tempat ke tempat lain, mengikis tanah

dan kemudian mengendapkannya lagi di daerah lain secara terus-

menerus. Dengan kejadian ini menyebabkan terjadinya perubahan garis

pantai. Dalam kondisi normal, pantai selalu bisa menahan gelombang dan

mempunyai pertahanan alami (hutan bakau, dan terumbu karang) untuk

melindungi diri dari serangan arus dan gelombang.

c. Pesisir adalah sejalur daerah tempat pertemuan daratan dengan laut,

mulai dari batas permukaan laut ketika pasang surut terendah menuju ke

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

16

arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang

ketika terjadi badai (Upi Supriatna, 2014).

d. Garis Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

garis yang memisahkan pantai dari daratan yang mencakup teluk, tetapi

memotong lurus muara sungai dan teluk sempit atau jalur sempit tempat

bertemunya laut dan daratan.

e. Gelombang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan

faktor penting dalam perencanaan pelabuhan dan bangunan pantai

lainnya. Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam

tergantung pada daya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah

gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut,

gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit

terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi

karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang

dibangkitkan oleh kapal yang bergerak.

f. Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur

pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut

dan sosial ekonomi bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses

alami dan kegiatan manusia di lingkungan darat (Triatmodjo, 1999)

g. Sempadan Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan

dan pelestarian pantai.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

17

h. Perairan Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

daerah yang masih dipengaruhi aktivitas daratan.

Menurut Triatmodjo Morfologi pantai dan dasar laut dekat pantai

akibat pengaruh gelombang dibagi menjadi empat kelompok yang berurutan

dari darat ke laut sebagai berikut:

1. Backshore merupakan bagian dari pantai yang tidak terendam air laut

kecuali bila terjadi gelombang badai.

2. Foreshore merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach face atau

muka pantai pada saat surut terendah hingga uprush pada saat air pasang

tinggi.

3. Inshore merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah,

memanjang dari surut terendah sampai ke garis gelombang pecah.

4. Offshore yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu

daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut.

Jenis-jenis atau tipe pantai berpengaruh pada kemudahan terjadinya

erosi pantai. Berikut adalah penggolongan pantai di Indonesia berdasarkan

tipe-tipe paparan dan perairan (Pratikto, 1996: 67)

1. Pantai Paparan

Pantai paparan merupakan pantai dengan proses pengendapan yang lebih

dominan dibanding proses erosi atau abrasi. Pantai paparan umumnya

terdapat di Pantai Utara Jawa, Pantai Timur Sumatera, Pantai Timur dan

Selatan Kalimantan dan Pantai Selatan Papua, dan mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

18

a. Muara sungai memiliki delta, airnya keruh mengandung lumpur dan

terdapat proses sedimentasi.

b. Pantainya landai dengan perubahan kemiringan ke arah laut bersifat

gradual dan teratur.

c. Daratan pantainya dapat lebih dari 20 km.

2. Pantai Samudra

Pantai samudra merupakan pantai dimana proses erosi lebih dominan

dibanding proses sedimentasi. Terdapat di Pantai Selatan Jawa, Pantai

Barat Sumatera, Pantai Utara dan Timur Sulawesi serta Pantai Utara

Papua, dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Batas antara daratan pantai dan garis pantai (yang umumnya lurus)

sempit.

b. Kedalaman pantai ke arah laut berubah tiba-tiba (curam)

3. Pantai Pulau

Pantai pulau merupakan pantai yang mengelilingi pulau kecil. Pantai ini

dibentuk oleh endapan sungai, batu gamping, endapan gunung berapi

atau endapan lainnya. Pantai pulau umumnya terdapat di Kepulauan

Riau, Kepulauan Seribu, dan Kepulauan Nias.

G. Metode Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian

a. Tempat penelitian : Pantai Pasir Padi kota Pangkalpinang

b. Waktu : 27 Januari 2014 – 27 April 2014

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

19

2. Teknik Pegumpulam Data

Dalam penyusunan laporan ini digunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Observasi

Penulis mencoba mencari informasi yang nyata dengan mengunjungi

objek secara langsung.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang berkepentingan di

Pantai Pasir Padi.

c. Metode Pustaka

Metode Pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang

terdapat pada buku atau literatur dari perpustakaan yang ada

kaitannya dengan objek yang diteliti.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti

dari hasil wawancara kepada pengunjung Pantai Pasir Padi itu

sendiri dan wawancara kepada bagian destinasi Dinas Pariwisata

Kota Pangkalpinang.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis yang

pernah diteliti orang sebelumnya.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71728/potongan/diploma-2014... · Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, ... dengan

20

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap objek yang akan dibahas. Dalam hal ini penulis mengamati

langsung ke Pantai Pasir Padi serta mencari informasi mengenai potensi

apa saja yang terdapat di Pantai Pasir Padi dan juga lingkungan

sekitarnya. Setelah itu penulis akan mengelompokkan sesuai dengan

permasalahannya.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan tugas akhir ini terdiri dari empat bab yang

masing-masing terdiri dari: Bab I Pendahuluan yang berisi mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Tinjauan

Pustaka, Landasan teori, metode penelitian termasuk didalamnya sistematika

penulisan laporan. Bab II Gambaran Umum yang berisi mengenai Kota

Pangkalpinang, potensi wisata bahari di Kota Pangkalpinang, profil Pasir

Padi, dan Keunggulan dari Pantai Pasir Padi. Bab III Pembahasan yang berisi

Potensi Objek Wisata Pantai Pasir Padi di Kota Pangkalpinang dan Kriteria

Umum Pengembangan Objek Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang.

Bab IV Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.