bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya urban kini telah melekat erat pada kehidupan di kota- kota besar di Indonesia. Salah satu yang melekat pada budaya urban di kota adalah budaya konsumtif. Budaya konsumtif yang dimaksud adalah manusia sebagai pelaku konsumsi terhadap suatu produk atau jasa yang memang dikemas sedemikian rupa oleh produsen untuk menarik minat konsumen. Dalam hal ini, konsumen menggunakan produk atau jasa tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan, namun juga karena keinginan semata yang belum tentu berguna nantinya. Dewasa ini banyak orang yang mulai mencoba dunia enterpreuner, dari fakta tersebut bisa dipastikan bahwa manusia adalah konsumen sejati. Terdapat banyak mall- mall sebagai pusat pembelanjaan di kehidupan kota, yang mana tiap harinya lebih dari seribu orang mengunjungi mall sebagai pelepas keinginan, entah ingin berbelanja, sekedar nonton film di bioskop, jalan- jalan, duduk- duduk dengan mengerjakan tugas, bertemu klien, atau untuk makan. Hal tersebut menguatkan fakta bahwa mall sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat urban, yang mana sebelumnya hanya sebagai hiburan saja. Selain itu Shopping mall dapat memuaskan rasa penasaran manusiawi akan hal baru. Pada satu sisi, berdirinya mall merupakan upaya dari pemerintah daerah untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi daerah. Mall sendiri terdiri atas beragam diverifikasi usaha seperti bank, toko mainan, toko makanan, toko buku, taman bermain prabayar, bioskop, department store, dan sejenisnya. Shopping mall terus meremajakan diri lewat sajiannya atas wahana toko baru, brand yang bagus dan lingkungan yang semakin nyaman. Di daerah Surakarta sendiri yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia sudah memiliki beberapa mall yang target pasarnya berbeda beda, seperti Solo Grand Mall, Solo Square, Paragon, Hartono Mall, dan The Park Mall.

Upload: haliem

Post on 02-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Budaya urban kini telah melekat erat pada kehidupan di kota- kota besar di

Indonesia. Salah satu yang melekat pada budaya urban di kota adalah budaya

konsumtif. Budaya konsumtif yang dimaksud adalah manusia sebagai pelaku

konsumsi terhadap suatu produk atau jasa yang memang dikemas sedemikian rupa

oleh produsen untuk menarik minat konsumen. Dalam hal ini, konsumen

menggunakan produk atau jasa tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan, namun

juga karena keinginan semata yang belum tentu berguna nantinya. Dewasa ini

banyak orang yang mulai mencoba dunia enterpreuner, dari fakta tersebut bisa

dipastikan bahwa manusia adalah konsumen sejati. Terdapat banyak mall- mall

sebagai pusat pembelanjaan di kehidupan kota, yang mana tiap harinya lebih dari

seribu orang mengunjungi mall sebagai pelepas keinginan, entah ingin berbelanja,

sekedar nonton film di bioskop, jalan- jalan, duduk- duduk dengan mengerjakan

tugas, bertemu klien, atau untuk makan. Hal tersebut menguatkan fakta bahwa

mall sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat urban, yang mana sebelumnya

hanya sebagai hiburan saja.

Selain itu Shopping mall dapat memuaskan rasa penasaran manusiawi akan

hal baru. Pada satu sisi, berdirinya mall merupakan upaya dari pemerintah daerah

untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi daerah. Mall sendiri terdiri atas

beragam diverifikasi usaha seperti bank, toko mainan, toko makanan, toko buku,

taman bermain prabayar, bioskop, department store, dan sejenisnya.

Shopping mall terus meremajakan diri lewat sajiannya atas wahana toko baru,

brand yang bagus dan lingkungan yang semakin nyaman. Di daerah Surakarta

sendiri yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia sudah memiliki

beberapa mall yang target pasarnya berbeda beda, seperti Solo Grand Mall, Solo

Square, Paragon, Hartono Mall, dan The Park Mall.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Dengan adanya banyak mall di Surakarta persaingan untuk menarik

konsumen semakin ketat, setiap mall berlomba- lomba untuk membuat strategi

dan inovasi pemasaran perusahaan dengan harapan bisa menarik minat

pengunjung sebanyak- banyaknya dengan harapan nantinya bisa meningkatkan

jumlah volume pengunjung bagi para penyewa stand atau yang sering di sebut

Tenant di perusahaan. Kebanyakan perusahaan akan menyusun strategi pemasaran

yang dapat menjangkau pasar sasaran dengan selektif mungkin, setiap strategi

akan diolah dan dilakukan dengan tepat bagi perusahaan yang memiliki dampak

pada kenaikan volume pengunjung pada setiap tenat perusahaan. Dalam

pemasaran berpacu dalam tahap 4 P yaitu produk (Product), Harga (Price), tempat

distribusi (Place), dan promosi (Promotion).1 Ke empat tahap tersebut akan

berjalan dengan lancar dengan adanya komunikasi yang baik dari perusahaan dan

konsumennya.

Philip Kotler menyatakan bahwa Intergrated Marketing Communication

(IMC) merupakan perpaduan spesifik periklanan (advertising), penjualan personal

(personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat

(public relations), dan pemasaran langsung (direct marketing) yang digunakan

perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai konsumen secara persuasif dan

membangun hubungan konsumen. Salah satu alat komunikasi pemasaran terpadu

dari Sales Promotion adalah Event Marketing.2

Komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan kepada konsumennya adalah

promosi. Salah satu strategi yang ampuh adalah dengan menyampaikan brand

dengan mengajak customer untuk terlibat dalam Event Marketing yang

diselenggarakan perusahaan.

Dalam sebuah penelitian 95% persen perusahaan telah menggunakan Event

Marketing, dan 78% mengatakan bahwa Event Marketing dinilai efektif dalam

sebuah pemasaran (Seminar: Event Marketing That Sells!, 29 Mei 2008), oleh

1 Philip Kotler dan AB. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis,

Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. 2 Kotler, Philip. 2008. Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

karena itu manajemen selalu melaksanakan Event Marketing dengan tepat agar

dapat diterima oleh target yang diinginkan sebanyak- banyaknya.

The Park Shopping Mall merupakan sebuah perusahaan yang berada di

wilayah elite kota Surakarta merupakan satu dari perusahaan mall yang bergerak

di bidang property jasa persewaan tempat untuk usaha dengan menjual stand yang

biasa disebut pasar modern atau Mall.

The Park Shopping Mall sedang menghadapi persaingan yang ketat dari

perusahaan sejenis yang lain, dapat dilihat dari perkembangan kota Surakarta saat

ini sedang banyak mall baru yang bermunculan untuk menarik customer sejenis,

dan The Park Mall merupakan perusahaan yang baru berdiri akhir 2013 lalu, oleh

karena itu perusahaan sedang di tahap mengenalkan perusahaan kepada target

dengan baik sesuai dengan elemen- elemen bauran pemasaran yang lain agar bisa

mengahadapi persaingan dan dapat menarik perhatian target konsumen untuk

mengunjungi The Park Shopping Mall Solo Baru.

Kontradiksi yang mereka alami saat ini adalah jumlah pengunjung

berdasarkan data bulan januari 2015 rata- rata 9.875 orang di akhir pekan

(Meuthia, General Affair The Park). Jika dibandingkan dengan Paragon Mall yang

merupakan kompetitor The Park dengan target SES yang sama bisa mencapai

10.000 di hari biasa, maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa pengunjung The

Park Shopping Mall tidak sebanding dengan kompetitor.

Berdasarkan pada alasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Pengaruh Event Marketing Terhadap Minat Pengunjung

dalam mengunjungi The Park Shopping Mall.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang penelitian diatas, maka pokok permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Event Marketing terhadap minat Pengunjung dalam

mengunjungi The Park Shopping Mall Solo Baru?

2. Manakah diantara variabel Event Marketing yang paling dominan

terhadap minat pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru?

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mengenai upaya The Park Shopping Mall Solo Baru ini disusun

dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana pengaruh Event Marketing terhadap minat

pengunjung mengunjungi The Park Shopping Mall Solo Baru.

2. Mengetahui variabel mana yang paling dominan yang memengaruhi

minat pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademik

Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu informasi

para akademis serta pihak lain yang berkepentingan untuk menambah

pengetahuan dan wawasan dalam kejelasan penerapan ilmu, terutama bidang

pemasaran kususnya mengenai Event Marketing dan bahan perbandingan antara

teori yang didapat dalam perkuliahan dalam praktik nyata dalam perusahaan.

Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi akademis untuk

membantu perusahaan dalam menghadapai persaingan untuk menarik pengunjung

sebanyak- banyaknya melalui strategi Event Marketing yang sesuai dengan minat

pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, peneliti akan membahas

masalah pengaruh Event Marketing terhadap minat pengunjung The Park

Shopping Mall Solo Baru. Event Marketing merupakan program kerja dari devisi

Marketing Communication. Penyusunan kerangka pemikiran ini bertujuan untuk

memudahkan jalan pada penelitian.

1.5.1 Event Marketing

Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah

dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam sebuah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Event yang diselenggarakan perusahaan. Hal tersebut dijelaskan Tom Duncan

dalam buku “The Principles of Advertising and IMC” yang mengatakan “Event

Marketing is a promotional occasion designed to attractand involve a brand’s

target audience”. Event Marketing yang diselenggarakan harus memiliki

pengaruh (impact) serta memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang

hadir sehingga customer atau potential customer bisa cukup lama mengingat

pengalaman yang menyenangkan tersebut.

Staton (1994) mengatakan “Event Marketing dianggap sebagai salah satu

strategi efektif untuk membuat perusahaan/ produk menjadi lebih dikenal dan

dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, kegiatan tersebut dipilih karena

bentuk yang mendasar dalam menciptakan komunikasi antara satu perusahaan

dengan konsumennya”.3

Manfaat Event Marketing yakni dalam rangka menunjukkan niat baik dan

menciptakan suatu pemahaman dikalangan khalayak, setidaknya agar mereka

mengetahui keberadaan perusahaan atau lembaga penyedia sponsor.

Suatu Event diadakan karena ada beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan

perusahaan. Rosady Ruslan mengemukakannya sebagai berikut :

1. Memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan

timbal balik yang positif dari publiknya.

2. Menjadi media komunikasi sekaligus mendapatkan publikasi sehingga

pada akhirnya publik sebagai target sasaran akan memperoleh pengenalan,

pengetahuan, dan pengartian mendalam. Dari Event tersebut juga

diharapkan akan tercipta citra positif perusahaan atau produk yang

diwakilinya.

Biasanya Event ada beberapa jenis. Diantara sebagai berikut:

1. Calender Event yang rutin (regular event) dilaksanakan pada bulan tertentu

sepanjang tahun, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, hari Natal, Tahun

Baru, hari ulang tahun dan sebagainya.

2. Special Events, yaitu Event yang sifatnya khusus, dan dilaksanakan pada

momen tertentu di luar acara rutin dari program kerja PR, seperti

3 Staton, William J. 2001. Prinsip- prinsip Pemasaran, Jilid Ketujuh. Jakarta: Erlangga.hal 160

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

peluncuran produk baru (product launching), pembangunan kantor atau

pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.

3. Moment Events, yaitu Event atau acara yang bersifat momental, atau lebih

khusus lagi, misalnya, seperti menyambut pesta perak, pesta emas, pesta

berlian, dan hingga menghadapi millenium.

Dengan melakukan Event Marketing dalam kegiatan yang banyak diikuti

masyarakat, perusahaan dapat meningkatkan reputasi merek serta meningkatkan

reputasi merek serta meningkatkan jumlah liputan pers yang menguntungkan bagi

perusahaan, sehingga Event Marketing perusahaan dapat memperoleh efek yang

positif terhadap citra merek yang bisa menaikkan jumlah pengunjung karena para

pengunjung memiliki minat terhadap Event Marketing yang dilaksanakan dan

suatu saat akan berubah menjadi peningkatan volume penjualan bagi tenant The

Park Shopping Mall Solo Baru.

1.5.2 Pameran/ eksibisi

Pameran adalah memperkenalkan atau menunjukan hasil karya seni rupa atau

hasil produksi kepada masyarakat luas. Sedangkan menurut Myers, B (1985)

pameran sebagai satu aktiviti yang melibatkan satu ruang, biasanya galeri atau

dewan dan memamerkan hasil kerya seni seperti lukisan, catan, setakan, arca,

ukiran, gambar foto dan karya yang siap.4 Kegiatan pameran umumnya

mempertemukan antara penjual dan pembeli untuk mengenalkan barang/ jasa

yang dijual. Pameran ini bermaksud sebagai kegiatan promosi. Pameran memiliki

banyak macam seperti expo, show, pekan raya, bazaar, fair exhibition, dan pasar

murah. Pameran memiliki beberapa jenis diantaranya;

Temporary Exhibition

Pameran temporer merupakan salah satu kegiatan pameran dengan

menampilkan aneka karya di waktu tertentu. Biasanya pemeran ini

memiliki waktu kurang lebih satu bulan.

Permanent Exhibiton

4 Myers,B. 1985. How To Look At Art

Diunduh dari https://www.scribd.com/doc/98409442/PAMERAN pada 20 maret 2015

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Pameran tetap merupakan salah satu pameran yang menampilkan beraneka

karya disatu tempat yang tetap dan dalam jangka waktu yang lama.

Travelling Exhibition

Pameran keliling ini merupakan pameran yang terselenggara ditempat –

tempat yang berbeda dengan waktu yang berkala.

Biasanya pameran diselenggarakan bersamaan dengan peristiwa- khusus,

memiliki tema dan pusat perhatian yang khusus.

1.5.3 Publikasi

Terdapat dua fungsi utama dari public relations, yaitu memberitahukan

sesuatu kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan

memperoleh citra positif. Pada dasarnya tuga pokok public relations adalah

menciptakan citra positif perusahaan dimata publiknya. Citra positif dapat

terbentuk bila publik mempunyai persepsi yang positif terhadap peusahaan.

Publikasi berasal dari kata “Publicare” yang artinya “untuk umum”, jadi

publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga umum (publik dan

masyarakat) dapat mengenalnya. Publisitas merupakan publikasi yang

menggunakan media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi. Publisitas

merupakan bagian dari aktivitas publikasi.

Menurut Otis Baskin “a board term that refers to the publication of news

about an organization or person for which time or spase was not purchase”5

mengartikan publisitas sebagai publikasi berita tentang organisasi atau individu

dimana untuk itu tidak membayar waktu atau space. Publisitas informasi yang

disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu

memiliki nilai berita. Media tidak menarik harga untuk menempatkan informasi

ini dalam halaman surat kabar atay dalam slot waktu radio dan televisi.

Tugas dari public relations adalah menyelenggarakan atau menyebarluaskan

informasi melalui berbagai media tentang kegiatan perusahaan/ organisasi yang

5 Baskin, Otis & Craig Aronoff & Dan Latimore. 1997. Public Relations: The Professions and the

Practice- 4th ed. New York: McGraw Hill

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

pantas untuk diketahui publik melalui kerjasama dengan pihak pers/ wartawan

dengan tujuan menguntungkan lembaga atau organisasi yang diwakilkan. Selain

itu public relations harus sering mengadakan kontak sosial dengan kelompok

masyarakat tertentu, serta menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau

lembaga yang diwakilinya.

1.5.4 Minat Pengunjung

Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap

suatu objek tertentu. Menurut Slameto (2003) menyatakan bahwa minat sebagai

suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.6 Lebih lanjut Slamet juga

mengemukakan bahwa suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan

yang menunujukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal

lainnya dapat pula dimanifestasiakan melalui partisipasi dalam satu aktivitas.

Seseorang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat sangat berpengaruh

terhadap suatu proses. Apabila seseorang tidak berminat dengan suatu aktivitas

maka orang tersebut tidak akan peduli atau berpartisipasi dengan aktivitas

tersebut, begitu dengan sebaliknya apabila seseorang berminat dengan suatu

aktivitas maka orang tersebut akan antusias dengan aktivitas tersebut. Faktor

seseorang berminat terhadap sesuatu terdiri dari 3 tahap yaitu pengetahuan, sikap,

dan perilaku:

a. Pengetahuan.

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmojo (2013) pengetahuan

adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan

tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik

lisan atau tulisan.7 Pegetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

6 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.hal57

7 Notoadmojo, Soekidjo. 2013. Pendidikan dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.hal123

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan,

penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Menurut

Notoatmodjo (2003) pengetahuan memiliki 6 tingkatan, yaitu:

Tahu (Know), diartikan sebaga mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

mengiterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang telah pahamm

terhada objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

Aplikasi (Aplication), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

mater yang telah dipelajari pada situasi atau kndisi real (sebenarnya).

Analisis, merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen- komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Sintesis, menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian- bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan kata lain sitesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu

formulasi- formulasi yang ada.

Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.8

Setelah seseorang memiliki minat untuk mengetahui suatu perusahaan,

seseorang tersebut akan melangkah ke tahap bagaimana sikapnya terhadap

perusahaan yang di ketahuinya.

8 Ibid. Hal 125

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

b. Sikap.

Menurut D. Krech dan Crutch Field sikap adalah organisasi yang tetap dari

proses motivasi, emosi, persepsi, atau pengamatan atas suatu aspek dari

kehodupan individu (Siti Partini, 1989).9 Sikap merupakan sesuatu yang

mengarah pada tujuan yang dihadapi dalam bentuk tindakan, ucapan, perbuatan

maupun emosi seseorang.

Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan antara lain

(Danang Sunyoto, 2012):

Komponen kognitif, yaitu berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran

yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek.

Komponen afektif, yaitu menunjukkan pada dimensi emosional dari sikap

yaitu emosi yang berhubungan dengan objek, objek di sini dirasakan

sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Komponen perilaku: melibatkan salah satu predisposisi bertindak terhadap

objek.10

Sikap ini dilakukan berdasarkan pandangan seseorang terhadap produk dan

proses belajar dari pengalaman ataupun dari yang lain. Sikap memiliki ciri- ciri

sebagai berikut (Gerungan W.A, 1980):

Sikap bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan

objeknya. Sifat ini membedakan dengan siifat- sifat, motif- motif, dan lain-

lain penggerak kegiatan menusia yang menjual pembawaan baginya.

Sikap dapat berubah- ubah dan dapat dipelajari, oleh karena itu sikap dapat

berubah pada orang bila terdapat keadaan dan syarat tertentu yang

mempermudah sikapnya pada orang itu sendiri.

Sikap itu tidak berdiri melainkan senantiasa mengandung hubungan pada

suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

9 Partini Siti. 1986. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Hal61 10

Sunyoto Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Yogyakarta:

CAPS (Center For Academic Publishing Service). Hal 220

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Objek sikap merupakan suatu hal tertentu atau kumpulan dari hal- hal

tersebut. Sikap dapat berkenaan dengan suatu objek yang serupa.11

Sikap timbul karena adanya stimulus yang terbentuk karena pengaruh

lingkunngan sosial atau kebudayaan. Sikap akan terbentuk dengan adanya

interaksi manusia terhadap objek tertentu. Faktor yang mempengaruhi perubahan

sikap antara lain faktor eksternal dan internal (Siti partini, 1989).12

Faktor

eksternal merupakan faktor di luar dari individu yaitu dari lingkungan yang

diterima. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu,

kemampuan menyeleksi atau menganalisis pengaruh yang datang dari luar

termasuk minat dan perhatian.

Sikap memiliki beberapa fungi diantaranya (Danang Sunyoto,2012):

Fungsi menyesuaikan diri, mengarahkan orang pada objek yang

menyenangkan dan menguntungkan, menjauhkan diri dari dari objek yang

untuk menguntungkan.

Fungsi mempertahankan diri atau perlindungan ego, sikap dibentuk untuk

melindungi ego atau citra dari bermacam- macam dan menolonng untuk

memenuhi pelindung ego.

Fungsi untuk mengekspresikan sesuatu yang bernilai fungsi ini dibentuk

untuk melindungi citra sesorang, maka konsumen mengambil sikap pasti

dalam usaha menerjemahkan nilai- nilai mereka pada sesuatu yang lebih

nyata dan mudah ddiekspresikan.

Fungsi- fungsi ilmu pengetahuan, manusia mempunyai kebutuhan terhadap

suatu dunia yang tersusun dan tertib, sehingga mencari konsistensi,

stabilitas, definisi dan pemahaman.13

c. Perilaku.

Dalam perkembangan konsep pemasaran, menurut Mowen (1995) dalam

buku Perilaku Konsumen, konsumen ditempatkan sebagai sentral perhatian.

11

Gerungan W.A. 1980. Manajemen Pemasaran. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Hal 151-152

12

Partini Siti. 1986. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Hal70 13

Sunyoto Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Yogyakarta:

CAPS (Center For Academic Publishing Service). Hal 121

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Untuk itu perilaku konsumen sangat perlu dipelajari karena mempunyai manfaat

sebagai berikut:

Membantu para manajer dalam pengambilan keputusannya.

Memberikan pengetahuan kepada para peneliti pemasaran dengan dasar

penetahuan analisis konsumen.

Membantu legislator dan regulator dalam menciptakan hukum dan

peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa.

Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian yang lebih

baik.14

Ada berbagai macam faktor yang memengaruhi mengapa seseorang membeli

suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Antara

kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah.

Sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh

lingkungan hidup seperti lingkungan keluarga, tempat bekerja, kelompok sosial,

tetangga, dan sebagainya.

Menurut Kotler (2004) faktor- faktor utama yang mempengaruhi perilaku

pembeli adalah:

1. Faktor Budaya

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengertian, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan- kebiasaan yang

didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Secara definitif

kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari

manusia dengan belajar (Koentjaraningrat,1979). Mempelajari perilaku

konsumen adalah mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen

sangat ditentukan oleh kebudayaan yang tercermin pada cara hidup,

kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam- macam barang dan

jasa.

14

Bimo Walgito. 1989. Perilaku Konsumen. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Hal 69

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

2. Faktor Sosial

Kelas sosial memegang peranan penting dalam suatu program pemasaran,

karena adanya perbedaan substansial diantara kelas- kelas trsebut

memengaruhi perilaku mereka. Menurut Philip Kotler (1993) kelas sosial

adalah sebuah kelompok yang relatif homogen yang bertahan lama dalam

sebuah masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya

mempunyai nilai minat dan perilaku yang sama.15

Kelas sosial memiliki

beberapa karakteristik, antara lain:

Orang- orang dalam setiap kelas sosial cenderung mempunyai perilaku

yang serupa dibanding orang-orang yang berasal dari dua kelas sosial yang

berbeda.

Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai

dengan kelas sosialnya.

Kelas sosial sesorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,

pendapatan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi terhadap nilai daripada

hanya berdasarkan sebuah variabel.

dengan memahami perilaku konsumen antar masing- masing kelas sosial

maka perusahaan dapat menyelenggarakan dan melaksanakan program-

program pemasaran yang efektif dan efisien.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oeh empat faktor psikologis

utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan, dan

pendirian.16

Model Engle, Kollat, dan Blekwell menjelaskan bahwa faktor- faktor yang

memengaruhi perilaku konsumen yang menyebabkan terjadinya keputusan

15

Kotler, Philip. 2008. Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga. Hal 225 16

Ibid

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

pembelian. Tahap dasar dari proses pembelian ini adalah motivasi, pengamatan,

dan proses belajar. Kemudian diteruskan dari kepribadian, sikap, dan perubahan

sikap yang bekerja bersama pengaruh dari aspek sosial dan aspek kebudayaan.

Pada penelitian ini juga menggunakan teknik komunikasi persuasif. Teknik

pendekatan ini merupakan teknik dengan menggunakan komunikasi persuasif

melalui rumus AIDDAS yaitu Attention = perhatian, Interest = minat, Desire=

hasrat, Decision= keputusan, Action = tindakan, Satisfaction= kepuasan). Pertama

kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu produk agar timbul

minatnya, kemudian dikembangkan hasratnya untuk membeli produk tersebut.

Setelah itu konsumen diarahkan untuk mengambil keputusan membeli produk

yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan harapan konsumen merasa puas setelah

membeli.

Dalam proses pembelian konsumen memiliki lima peran didalamnya. Lima

peran yang dilakukan konsumen dalam keputusan pembelian tersebut menurut

Tjiptono (2002) adalah sebagai berikut:

Pemrakarsa (initiator)

Yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau

kebutuhan yang belum tentu terpenuhi dan mengusulkan ide untuk

membeli produk atau jasa tertentu.

Pemberi pengaruh (influencer)

Yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi

keputusan pembelian.

Pengambil keputusan (decider)

Yaitu orang yang menenukan keputusan pembelian, misalnya apakah jadi

membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau bagaimana

membelinya.

Pembeli (buyer)

Yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Pemakai (user)

Yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang

dibeli.17

1.5.5 Pengunjung

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “pengunjung adalah raja”. Sebagai

perusahaan yang memiliki pengunjung diharapkan dapat memberikan pelayan

terbaik untuk rajanya. Menurut Kotler (1997) kepuasaan pengunjung adalah

tingkat keadaan perasaan seseorang yang merupakan hasil perbandingan antara

penilaian kinerja/ hasil akhir produk dalam hubungan dengan harapan menjadi

pelanggan.18

Ada beberapa unsur penting dalam kualitas yang ditentukan oleh pelanggan,

yaitu:

Pelanggan merupakan prioritas utama dalam sebuah perusahaan

kelangsungan hidup organisasi tergantung pelanggan.

Pelanggan yang dapat diandalkan merupakan pelanggan yang telah

melalukukan pembelian berkali- kali (pembelian berulang) dari organisasi

yang sama. Pelanggan yang puas dengan kualitas produk atau jasa yang

dibeli dari suatu organisasi akan menjadi perlanggan yang dapat

diandalkan. Oleh karena itu kepuasaan pelanggan sangat penting.

Ditengah persaingan pusat perbelanjaan yang semakin ketat, manajemen

dituntut untuk kreatif dan inovatif. Hampir di setiap akhir pekan, masing- masing

pusat perbelanjaan menggelar aneka kegiatan yang bisa menarik minat

pengunjung untuk datang ke pusat perbelanjaan tersebut.

17

Tjiptono, Fand. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Andi. Hal 20

18

Kotler, Philip. 2008. Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga. Hal 232

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

1.6 Kerangka Konsep

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

Dengan adanya banyak mall di Surakarta persaingan untuk menarik

konsumen semakin ketat, setiap mall berlomba- lomba untuk membuat strategi

dan inovasi pemasaran perusahaan dengan harapan bisa menarik minat

pengunjung sebanyak- banyaknya dengan harapan nantinya bisa meningkatkan

jumlah volume pengunjung bagi para penyewa stand atau yang sering di sebut

tenant di perusahaan. Kebanyakan perusahaan akan menyusun strategi pemasaran

yang dapat menjangkau pasar sasaran dengan selektif mungkin, setiap strategi

akan diolah dan dilakukan dengan tepat bagi perusahaan yang memiliki dampak

pada kenaikan volume pengunjung pada setiap tenant perusahaan.

Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan Event

Marketing. Event Marketing merupakan salah satu strategi yang efektif untuk

membuat perusahaan/ produk menjadi lebih dikenal dan dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat, kegiatan tersebut dipilih karena bentuk yang mendasar

dalam menciptakan komunikasi antara satu perusahaan dengan konsumennya

(Stanton, 1993).19

19

Staton, William J. 2001. Prinsip- prinsip Pemasaran, Jilid Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Hal 5

Acara-Acara Kebudayaan

(x1)

Penerbitan atau Publikasi

(x2)

Exsibisi Atau Pameran (x3)

Minat Pengunjung (Y)

Meliputi:

Pengetahuan (Y)

Sikap (Y)

Perilaku (Y)

Acara-Acara Kebudayaan

(x1)

Penerbitan atau Publikasi

(x2)

Exsibisi Atau Pameran (x3)

Acara-Acara Kebudayaan

(x1)

Penerbitan atau Publikasi

(x2)

Exsibisi Atau Pameran (x3)

Acara-Acara Kebudayaan

(x1)

Penerbitan atau Publikasi

(x2)

Exsibisi Atau Pameran (x3)

Special Event(x1)

Penerbitan atau Publikasi

(x2)

Exsibisi Atau Pameran (x3)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Sedangkan The Park Shopping Mall Solo Baru melakukan Event Marketing

yang di dalamnya meliputi Event (x1), penerbitan atau publikasi (x2), exsibisi

atau pameran (x3). Dengan dilakukan strategi Event Marketing tersebut

berpengaruh pada minat yang meliputi minat Pengetahuan, minat sikap, dan minat

perilaku pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

1.7 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran dan kerangka konsep diatas maka penelitian ini

dihipotesiskan diduga:

H1: Terdapat pengaruh Event Marketing terhadap minat pengunjung dalam

mengunjungi The Park Shopping Mall Solo Baru.

H0: Tidak terdapat pengaruh Event Marketing terhadap minat pengunjung

dalam mengunjungi The Park Shopping Mall Solo Baru.

H2: Terdapat pengaruh kuat dari variabel Event Marketing (special event,

pameran, publikasi) yang paling dominan terhadap minat pengunjung

The Park Shopping Mall Solo Baru.

H0: Tidak terdapat pengaruh kuat dari variabel Event Marketing (special

event, pameran, publikasi) yang paling dominan terhadap minat

pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

1.8 Definisi Operasional

1.8.1 Special Event

Special Event adalah suatu ritual istimewa, pertunjukkan, penampilan, atau

perayaan yang pasti direncanakan dan dibuat untuk menandai acara- acara khusus

atau untuk tujuan sosial, budaya, atau tujuan bersama lainnya.20

Kegiatan ini

diadakan dengan tujuan menciptakan komunikasi antara perusahaan dengan

konsumennya. Special Event yang diadakan oleh The Park Shopping Mall

biasanya seminggu sekali dalam setiap akhir pekan diadakan di akhir pekan di

ballroom utama The Park Shopping Mall Solo Baru. Special Event di The Park

Shopping Mall meliputi: konser musik, acara olahraga, meet and greet, lomba

20

Ibid. Hal 7

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

kesenian, fashion show, dan pertunjukan budaya. Special Event menjadi daya tarik

bagi pengunjung The Park Shopping Mall. Dengan adanya Special Event sebagai

media komunikasi kepada pengunjung sehingga sasaran memeroleh pengenalan,

pengetahuan, dan pengertian yang mendalam. Diharapkan dari Special Event

dapat tercipta citra positif terhadap perusahaan dan pengunjung ikut berpartisipasi

langsung dan memiliki minat untuk mengunjungi The Park Shopping Mall.

1.8.2 Penerbitan/ Publikasi

Publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga publik dapat

mengenalnya.21

Publikasi menciptakan persepsi yang positif terhadap perusahaan.

Selain special Event, Publikasi kepada publik dengan menggunakan media massa

merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung untuk mengunjungi

The Park Shopping Mall Solo Baru. Dengan publikasi yang menarik minat

pengunjung tersebut diharapkan akan memperoleh citra positif terhadap

perusahaan. Di The Park Shopping Mall setiap Event yang diadakan akan di

publikasikan lewat beberapa media, The Park Shopping Mall Solo Baru bekerja

sama dengan beberapa media untuk mempublikasikan setiap Event. Media

tersebut diantaranya:

Radio: Metta FM, Solo Radio.

Surat Kabar: Solopos, Radar Solo.

Majalah: Paduan.

Outdoor: Bilboard Manahan, T Banner jalan protokol.

1.8.3 Eksibisi/ Pameran.

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya untuk dikomunikasikan

sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.22

Pameran merupakan upaya

perusahaan untuk memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas. Di

The Park Shopping Mall Solo Baru pameran ini merupakan ajang untuk

memperkenalkan produk yang di jual oleh Tenant The Park kepada masyarakat. 21

Ibid 22

Diunduh dari https://www.scribd.com/doc/98409442/PAMERAN pada 20 maret 2015

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Pameran ini merupakan jenis Temporary Exhibition yang memiliki waktu kurang

lebih satu bulan. Pameran temporer yang diadakan oleh The Park Shopping Mall

yaitu pameran properti, edukasi, elektronik, produk ukm, dan test drive

mobil/motor. Pameran menjadi daya tarik sendiri karena memperkenalkan barang-

barang yang menjadi kebutuhan bagi pengunjung sehingga pengunjung tertarik

dan ikut berpartisipasi dalam pameran diadakan The Park Shopping Mall.

1.8.4 Minat

Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah,

atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya.23

Minat harus dipandang

sebagai sesuatu yang sadar, karena merupakan aspek psikologis seseorang untuk

menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong untuk

melakukan kegiatan tersebut. Minat terhadap Event Marketing di The Park

Shopping Mall dapat diartikan sadar dan tertarik dengan apa saja aktivitas yang

ada di mall tersebut. Minat meliputi 3 tahapan, yaitu minat pengetahuan, minat

sikap, dan minat perilaku.24

Adapun indikator seseorang yang berminat

pengetahuan tentang suatu aktivitas adalah perasaan senang, partisipasi, perhatian,

keaktifan, dan mentaati aturan yang berlaku. Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Seseorang

berminat dengan suatu Event akan dapat mengungkap kembali apa yang

diketahuinya setelah berpartisipasi terhadap suatu event.

Sikap adalah tingkah laku yang terkait dengan kesediaan untuk merespon

objek sosial yang membawa dan menuju ke perilaku yang nyata dari seseorang.25

Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda- beda terhadap suatu objek Sikap

merupakan suatu yang mengarah pada tujuan yang dihadapi dalam bentuk

tindakan, ucapan, perbuatan maupun emosi seseorang. Jika seseorang tertarik

23

Nunnally (Sutjipto,2001). 2010. Pengertian minat. http://mathedu-

unila/blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html. Diunduh pada tanggal 19 September 2015. 24

Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku manusia DR. Yayat Suharyat. Diunduh dari

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:WvOeshnaQ5kJ:ejournal-

unisma.net/ojs/index.php/region/article/viewFile/22/20+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id pada 19

September 2015 25

Ibid

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

berminat sudah memiliki pengetahuan tentang Event seseorang tersebut akan

memiliki sikap terhadap apa yang sudah dia tahu. Sikap tersebut berupa mau/

tidak mau melanjutkan dengan perilaku.

Dalam kamus bahasa Indonesia perilaku memiliki arti tanggapan atau reaksi

seseorang (individu) terhadap rangsangan atau lingkungan26

. Perilaku sebagai

reaksi bersifat sederhana maupun kompleks dan merupakan ekspresi sikap

seseorang. Perilaku merupakan cerminan kongkret yang tampak dalam sikap

perbuatan dan kata- kata yang muncul karena proses. Sikap mempengaruhi

perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan. Dengan adanya minat

pegetahuan seseorang akan memiliki sikap yang berdampak pada perilaku.

Seseorang akan berperilaku mau/ tidak mau berpartisipasi terhadap Event setelah

berminat dan memiliki pengetahuan tentang suatu perusahaan.

1.9 Metodologi

1.9.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan

eksplanasi survei. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008) penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif

tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam

data sebanyak- banyaknya dari populasi yang luas.27

Penelitian ini dapat

dilakukan melalui survei. Format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan

membangun hipotesis penelitian dan mengujinya dilapangan karena format

penelitian ini bertujuan mencari hubungan sebab akibat dari variabel- variabel

yang diteliti. Penelitian ini berusaha menguji hipotesis yang memanfaatkan

hubungan sebab akibat dari beberapa variabel yaitu dari usaha untuk menaikkan

jumlah pengunjung dengan mengadakan Event Marketing apakah yang

memengaruhi minat pengunjung dan berdampak kenaikan jumlah penjualan para

tenant yang ada di The Park Shopping Mall Solo Baru.

26

Diunduh dari http://kbbi.web.id/perilaku pada 19 September 2015 27

Masyhuri, Zainuddin, M.. 2008. Metode Penelitian, Pendekatan Praktis dan Aplikatif.

Bandung: PT Refika Aditama. Hal 13

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Penelitian kuantitatif ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk

mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas)

terhadap variabel terikat.28

Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian

secara serempak dengan menggunakan F hitung. Signifikasi ditentukan dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel atau melihat signifikasi output SPSS.

Langkah yang digunakan dalam anaisis regresi linear berganda adalah koefisien

determinasi, uji F, dan uji t. Tujuan menggunakan analisis regresi adalah membuat

estimasi rata- rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai

variabel bebas, menguji hipotesis karakteristik dependensi, dan untuk meramalkan

nilai rata- rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluat

jangkauan sampel.

1.9.2 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di The Park Shopping Mall Solo Baru, Jalan Ir.

Sukarno (Solo Baru) Sukoharjo, sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah

manajemen dan pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

1.9.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang

dapat berupa manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

sikap hidup, dan sebagainya. Sehingga objek- objek ini dapat menjadi sumber

data penelitian (Masyuhri dan Zainuddin, 2008).29

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua pengunjung di dalam The Park Mall Solo Baru.

Sedangkan sampel adalah suatu contoh yang diambil dari populasi

(Masyuhri dan Zainuddin, 2008).30

Adapun metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampel

bertujuan (Purposive sample), dilakukan dengan cara mengambill subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

28

Algifari. 1997. Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN 29

Ibid 30

Ibid

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

tertentu (Arikunto, 2006).31

Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung The

Park Shopping Mall. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan rumus Slovin sebagai berikut32

:

n=

Dimana:

n= Ukuran sampel

N= Ukuran populasi

e= Taraf Kesalahan (error) sebesar 0.10 (10%)

Dari rumus di atas, maka besarnya jumlah sampel (n) adalah sebagai

berikut:

n=

( )

n= 100 orang

berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besarnya sampel sebanyak 100

orang.

1.9.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan Interview, Kuisioner, dan Dokumentasi. Interview merupakan suatu

pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan responden

dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer. Interview

dilakukan dengan narasumber manajemen The Park Shopping Mall Solo Baru dan

pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

31

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. Hal 130 32

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hal 117

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

Kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan pertanyaan dan jawaban tertulis pada responden. Respoden pada

kuisioner merupakan pengunjung The Park Shopping Mall Solo Baru.

Dokumentasi merupakan data yang dikumpulkan dengan melihat dokumen

atau catatan yang relevan dengan masalah. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat dokumen – dokumen manajemen The Park Shopping Mall Solo Baru

untuk memperoleh landasan teori dan mendapatkan data yang menunjang

penelitian.

1.9.5 Sumber Data

Data adalah sekumpulan bahan- bahan informasi yang masih mentah yang

biasanya berwujud, fakta- fakta, angka penjualan, produk yang dihasilkan atau

simbol- simbol yanng menerangkan tentang keadaan objek penelitian dan

kemudian di olah dengan menggunaka program SPSS dan menjadi informasi yang

utuh (Istijanto, 2005).33

Data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber

penelitian tidak melalui perantara yang secara khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab penelitian. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dengan wawancara langsung dan kuisioner dengan konsumen

The Park Shopping Mall Solo Baru.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui perantara, biasanya berbentuk bukti atau catatan. Dalam penelitian

ini data sekunder yang dipakai adalah brosur, internet, majalah, yang

berkaitan dengan The Park Shopping Mall. Data sekunder ini digunakan

untuk mendukung data primer.

33

Istijanto, M.M.,M.Com. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. Hal 35

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90158/potongan/S1-2015... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... brand yang bagus dan lingkungan

1.9.6 Teknik Analisis Data

Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok

(Singarimbun, 1998).34

Penelitian survei adalah suatu penelitian yang

menggunakan prosedur yang sistematik dengan cara mencari pengaruh dari

variabel satu dengan variabel lain dengan cara mengumpulkan informasi dari

sampel melalui metode- metode yang terukur. Pada penelitian ini menggunakan

metode survei dengan wawancara secara langsung dan melalui kuisioner.

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterprestasikan. Proses analisis data mengikuti beberapa

tahapan, dimulai dari pengumpulan data, penyimpanan data, hingga interprestasi

hasil. Metode yang digunakan adalah Regresi linier berganda menurut Sugiyono

(1997) dimana variabel terikat (Y) dihubungkan dengan satu variabel (X).

Analisis ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan untuk

melengkapi analisis sejauh mana hubungan yang kuat antara variabel terikat (Y)

minat pengunjung, dan variabel bebas (X) Event Marketing.

34

Singarimbun, Masri. 2006. Jakarta: Metode Penelitian Survai. LP3ES. Hal 3