bab i pendahuluan 1.1. latar belakang · pdf filemotivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang...

Download BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang · PDF filemotivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang ... Guru sebagai pendidik harus menguasai ... ini telah terjadi belajar bermakna

If you can't read please download the document

Upload: doannhu

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan

    manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk

    melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif

    dan berbudi pekerti luhur.

    Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya

    proses pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa, guru,

    sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan

    motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana dan

    prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya

    instruksional. Proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan siswa

    kurang berminat untuk belajar. Minat siswa yang kurang ditunjukkan dari kurangnya

    aktivitas belajar, interaksi dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam

    mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    Kenyataan ini tentu saja tidak terlalu mengejutkan karena hasil belajar anak-

    anak Indonesia juga tergolong relatif rendah terutama pada mata pelajaran eksakta

    seperti matematika. Terbukti nilai matematika kelas IV SDN No. 154 Talang Aro

    Kec. Muara Bulian tahun pelajaran 2008/2009 yang mendapat nilai dibawah 6,5

    kurang lebih 57,14 % atau sebanyak 8 anak dari 14 siswa kelas IV.

  • 2

    Rendahnya nilai matematika tersebut tentu saja tidak lepas dari peran guru

    sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam belajar. Sekolah

    sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan

    kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana

    maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas

    guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat merupakan pekerjaan yang

    utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya.

    Kurikulum yang telah perbaharui menyarankan agar kegiatan pengajaran

    tidak hanya satu arah dari guru saja, melainkan dua arah, timbal balik antara guru

    dan murid. Dalam komunikasi dua arah guru harus aktif merencanakan, memilih,

    membimbing, dan menganalisa berbagai kegiatan yang dilakukan siswa, sebaliknya

    siswa diharapkan untuk aktif terlebih mental maupun emosional. Proses belajar yang

    harus dilakukan siswa untuk mendapatkan keterampilan, menemukan, mengelola,

    menggunakan, dan mengkomunikasikan hal-hal yang telah ditemukan merupakan

    hasil belajar yang diharapkan. Guru sebagai pendidik harus menguasai bermacam-

    macam metode mengajar. Hal itu dimaksudkan agar para guru dapat melakukan

    pendekatan yang tepat untuk diterapkan pada tingkat perkembangan intelektual

    siswa.

    Sutrisman Murtadho dan Tambunan (1987 : 24) mendefinisikan matematika

    sebagai ilmu yang dapat membantu manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide

    dan kesimpulan-kesimpulan serta dalam mengambil keputusan. Salah satu cara yang

    dapat digunakan guru untuk membuat siswa memahami dan mengerti konsep dalam

    matematika SD adalah dengan objek langsung kepada anak. Anak dikenalkan kepada

  • 3

    suatu benda secara konkrit yang dihubungkan dengan konsep angka dan perhitungan.

    Objek langsung dalam matematika oleh Murtadho dan Tambunan (1987 : 25) terdiri

    dari fakta, konsep, dan prinsip. Selain objek langsung dalam matematika juga

    terdapat objek tidak langsung yang terdiri dari perhatian, kemampuan menyelidiki,

    kemampuan pemecahan soal, disiplin diri dan apresiasi terhadap struktur

    matematika. Setiap objek langsung pengajaran matematika tersebut memiliki tingkat

    kesulitan yang menuntut kemampuan kognitif yang berbeda, maka mengajarkan

    objek langsung dalam pengajaran matematika memerlukan strategi mengajar

    tersendiri yang sesuai dengan objek yang sedang dipelajari. Dengan demikian siswa

    akan memiliki keterampilan operasional dalam menyelesaikan permasalahan

    matematika.

    Sementara di sisi lain kita tahu bahwa matematika merupakan ilmu yang

    memiliki kecenderungan deduktif, aksiomatik, dan abstrak (fakta, konsep dan

    prinsip). Karakteristik matematika inilah yang menyebabkan matematika menjadi

    suatu pelajaran yang sulit dan menjadi momok (sesuatu yang menakutkan) bagi

    siswa. Oleh sebab itu pembelajaran matematika khususnya pada Sekolah Dasar

    membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh dari siswa, guru dan instansi

    pendidikan yang terkait. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang

    menyenangkan, sehingga proses pembelajaran matematika dapat menjadi kegiatan

    yang diminati siswa.

    Di samping sebagai suatu pengetahuan dasar, matematika juga berfungsi

    sebagai alat hitung dan bahasa ilmu pengetahuan. Dalam pada itu penyusunan

    kurikulum matematika SD khususnya kelas IV perlu ditekankan pada operasi

  • 4

    perkalian dan pembagian. Dalam menyampaikan konsep perkalian dan pembagian,

    para guru banyak yang menggunakan cara konvensional yaitu dengan memaksa anak

    untuk menghafal secara congak. Hal ini tentu saja selain mematikan kreatifitas anak

    juga menghilangkan unsur belajar bermakna. Menyampaikan materi dalam

    matematika memang sebaiknya berangkat dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal

    yang abstrak.

    Dalam kenyataannya sering kali terjadi anak usia SD mengalami kejenuhan

    dalam belajar matematika. Untuk itu satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru

    adalah dengan memanfaatkan media. Media pendidikan sendiri dalam

    pemanfaatannya terkadang kebanyakan hanya untuk menghindari verbalisme belaka,

    atau hanya untuk selingan saja, sehingga sifat media yang digunakan hanya sebagai

    alat bantu dan para siswa hanya sebagai penonton dari media yang digunakan oleh

    guru. Oleh karena itu, media pembelajaran yang akan digunakan sebaiknya bersifat

    sebagai alat bantu pengajaran dan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses

    pembelajaran.

    Media pembelajaran yang baik, diharapkan dapat mencakup aspek visual,

    auditif dan motorik. Hal ini bertujuan agar memudahkan para siswa dalam belajar

    dan menanamkan konsep. Semakin banyak indera anak yang terlibat dalam proses

    belajar, maka akan semakin mudah anak belajar dan semakin bermakna. (Bobbi de

    Porter & Mike Hernaki, 2002 : 31). Oleh karena itu media pengajaran yang akan

    digunakan sebaiknya bersifat SAL (Student Active Learning) sehingga dalam proses

    pembelajaran siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Apalagi mengingat

    sifat materi pelajaran matematika yang bersifat deduktif yang pendekatannya secara

  • 5

    logis dan algoritmik, maka akan sangat bermanfaat jika menggunakan media yang

    menarik dan konkrit dalam pelaksanaan pembelajarannya.

    Salah satu media pembelajaran yang mungkin dapat dilaksanakan di SDN No.

    154 Talang Aro adalah media yang menggunakan bahan yang sederhana seperti

    karton atau kertas bekas kardus dan ada disekitar sekolah, hal ini dikarenakan

    sekolah ini tidak dapat dijangkau oleh sarana prasana yang memungkinkan

    digunakan media yang lebih baik, misalnya media audio visual yang memerlukan

    listrik, apalagi letak sekolah yang jauh dari perkotaan, akrab dengan lingkungan

    perkebunan karet.

    Selanjutnya Crow & Crow dalam Slameto (1995 : 60) menyatakan bahwa

    kalaupun ada siswa yang memiliki minat secara alamiah, maka minat yang beragam

    itu diperoleh dari pengalamannya. Dengan demikian pada prinsipnya minat

    seseorang dapat ditumbuhkembangkan. Untuk menentukan besar kecilnya perhatian

    dan aktivitas yang dilakukan seseorang nampaknya memang ditentukan oleh minat

    seseorang.

    Matematika sebagai ilmu yang bersifat deduktif, aksiomatik, dan abstrak,

    maka dalam pembelajarannya sangat diperlukan latihan secara terus menerus. Hal ini

    tentu saja dapat dilakukan oleh siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap

    matematika. Minat akan lebih terpelihara kalau siswa terlibat dalam suatu aktivitas,

    dengan memberi kesempatan berbuat untuk memenuhi keingintahuan siswa dengan

    menjelajahi dan berperan aktif dengan lingkungan belajarnya. Pada banyak proses

    pembelajaran keterlibatan secara aktif siswa sangat sedikit, baik secara fisik maupun

    intelektual.

  • 6

    Minat terhadap mata pelajaran matematika sendiri secara umum sangat rendah

    bagi kebanyakan siswa. Hal ini selain disebabkan sifat pelajaran matematika yang

    membutuhkan perhatian dan partisipasi intelektual secara optimal, juga karena

    kebanyakan cara menyampaikan materi matematika kurang menarik minat siswa.

    Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

    PENJUMLAHAN PECAHAN BIASA MENGGUNAKAN MEDIA KARTON

    LIPAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NO. 154 TALANG ARO

    KECAMATAN MUARA BULIAN KAB. BATANGHARI TAHUN

    PELAJARAN 2008-2009.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

    dirumuskan sebagai berikut ;

    BAGAIMANA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN BIASA MENGGUNAKAN MEDIA

    KARTON LIPAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NO. 154 TALANG

    ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KAB. BATANGHARI TAHUN

    PELAJARAN 2008-2009?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini

    adalah sebagai berikut :