bab i pendahuluan 1.1. latar belakang - sinta.unud.ac.id. pendahulu… · pendahuluan 1.1. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketersediaan air minum ini menjadi salah satu penentu dalam peningkatan
kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas masyarakat dalam bidang ekonomi.
Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu
kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah. Isu dan masalah strategis terkait
penyediaan air minum yang ada saat ini cukup rumit, namun kesemuanya itu harus
dilihat sebagai suatu tantangan untuk mencapai target pelayanan air minum sesuai
kesepakatan MDG’s 2015. Target cakupan sesuai sasaran MDG’s yaitu 60,3%
masyarakat Indonesia mendapatkan akses aman terhadap air minum tahun 2015.
Kabupaten Karangasem dengan luas wilayah 839,54 km2 yang terbagi dalam 8
(delapan) kecamatan sebenarnya memiliki potensi sumber air baku yang cukup
besar namun penyebarannya tidak merata. Wilayah Kabupaten Karangasem bagian
selatan (Kec. Selat, Rendang, dan Amlapura) memiliki potensi sumber air yang
cukup besar, sedangkan bagian utara (sebagian Kec. Abang, Kubu) memiliki
sumber air yang sangat kecil. Berdasarkan laporan PDAM (2014) pelayanan air
minum penduduk di Kabupaten Karangasem yang dikelola oleh PDAM masih
sangat rendah yaitu 35.85% dengan cakupan pelayanan 28.165 pelanggan/SR.
Sehingga masih terdapat 50.471 KK penduduk yang tersebar di 48 desa yang
sangat membutuhkan pelayanan air minum. Saat ini, Kabupaten Karangasem
memiliki 37 desa rawan air dari 73 desa yang ada, dan Kecamatan Kubu dan
Abang memiliki desa rawan air paling banyak.
Cakupan pelayanan air minum dari PDAM Unit Amlapura untuk wilayah
Kecamatan Karangasem sebesar 56.39 %, dengan jumlah sambungan 12.363 SR.
Beberapa desa di Kecamatan Karangasem yang mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan air minum, seperti Desa Tumbu, Desa Bugbug, Desa Prasi,
Desa Jasri, Desa Timbrah dll. Ditinjau dari kondisi sosial ekonomi, Kecamatan
Karangasem memiliki masyarakat berpenghasilan rendah yang cukup tinggi
(MBR) sebanyak 7.996 KK (42.05%).
2
Permasalahan yang menjadi penyebab belum optimalnya cakupan pelayanan di
wilayah Kecamatan Karangasem secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
Pemanfaatan potensi sumber air kurang optimal karena keterbatasan
prasarana dan sarana penyediaan air minum.
Cakupan pelayanan air minum dari PDAM masih sangat rendah terutama
Desa Jasri, Pertima dan Desa Seraya Timur.
Penambahan kapasitas produksi pada sistem yang ada berbenturan dengan
Subak untuk kepentingan air irigasi.
Keterbatasan pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk
pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air minum.
Infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan merupakan kebutuhan
mendesak untuk mendukung pelaksanaan pembangunan.Salah satu infrastruktur
air minum yang sangat penting dan mendasar adalah unit Air Baku Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM). Sebuah infrastruktur SPAM yang mengalami
penurunan air baku atau bahkan hilang akan mengakibatkan keseluruhan SPAM
tidak dapat berjalan. Oleh sebab itu, ketidakpastian dan keberlanjutan
ketersediaan air baku akan mempengaruhi Kinerja keseluruhan penyelenggaraan
SPAM. Unit Air Baku yang andal akan secara langsung menjamin
keberlangsungan penyelenggaraan air minum.
Ketersediaan air baku yang andal yang secara langsung menjamin
keberlangsungan penyelenggaraan air minum diperlukan suatu konsep dasar
rencana pengembangan SPAM. Selain itu dengan adanya rencana teknis
pengembangan SPAM (DED) yang memenuhi syarat peraturan berlaku (Permen
PU No. 18/2007), maka pengembangan SPAM di suatu lokasi/kawasan akan
mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis.
Rendahnya tingkat pelayanan air minum pada unit Amlapura selain
disebabkan oleh jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat yang terus meningkat
juga karena kurangnya pemanfaatan sumber air secara optimal, jangkauan
pendistribusian sangat terbatas, penyebaran permukiman saling berjauhan. Untuk
meningkatkan pelayanan air minum pada sistem ini perlu direncanakan
pemenuhan air baku air minum Unit Amlapura. Pada penulisan proposal ini akan
3
ditinjau topik yang berjudul Analisa Pemenuhan Air Baku Pada Sistem
Penyediaan Air Minum Unit Amlapura di Kabupaten Karangasem.
Untuk membantu perhitungan perencanaan jaringan pada SPAM unit Amlapura
dibutuhkan program komputer yang dapat menghitung perencanaan jaringan pipa
dengan kesalahan relatif kecil dan proses perhitungan yang cepat. Salah satu
program yang mendukung perhitungan ini adalah program Waternet.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menganalisa kebutuhan air baku air minum Unit Amlapura di
Kabupaten Karangasem?
2. Bagaimana perencanaan skematis pemenuhan air baku air minum Unit
Amlapura di Kabupaten Karangasem?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisa kebutuhan air baku air minum Unit Amlapura di
Kabupaten Karangasem.
2. Mengetahui bagaimana merencanakan secara skematis upaya pemenuhan
kebutuhan air baku air minum Unit Amlapura, Kabupaten Karangasem
dengan memanfaatkan potensi sumber air secara optimal.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Diri Sendiri
Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh
selama masa perkuliahan kedalam permasalahan yang bersifat praktis.
2. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi
instansi terkait dalam pengadaan air minum Kota Amlapura, Kabupaten
Karangasem.
4
1.5. Batasan Penelitian
Mengingat adanya keterbatasan dana dan waktu penelitian, maka diperlukan
batasan permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Lingkup Wilayah Unit Amlapura : Desa Padangkerta, Desa Subagan,
Kelurahan Karangasem, Desa Tumbu, Desa Pertima dan Desa Bugbug.
2. Tidak memperhitungkan aspek lingkungan.
3. Tidak memperhitungkan aspek sosial.
4. Kualitas sumber air dianggap sudah memenuhi syarat standar untuk air
minum.
5. Perhitungan struktur pada sistem tidak ditinjau.
6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada perencanaan bangunan dan sistem
penjaringannya tidak ditinjau.