bab i pendahuluan 1.1 . latar belakang...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang ajarannya berasal dari wahyu Allah SWT dan
diturunkan kepada manusia melalui utusannya, Nabi Muhammad SAW. Pada
hakekatnya, Islam membawa ajaran-ajaran tentang semua aspek kehidupan
manusia, bukan menitik beratkan pada salah satu aspek saja.
Sumber ajaran Islam adalah al-Qur'an dan Hadis. Sumber ajaran Islam
pertama, al-Qur'an, dalam faham dan keyakinan umat Islam, berisi firman Allah
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu untuk
disebarkan dan dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Hadis sebagai
sumber kedua dari ajaran Islam adalah ucapan, perbuatan atau persetujuan dari
Nabi Muhammad SAW. ( Natsir,1999:37 )
Melalui dasar ajaran Islam, al-Qur'an dan hadis, sesungguhnya
pemahaman agama dapat dilakukan melalui pendekatan akal secara sempurna.
Akal manusia tumbuh dan semakin sempurna dengan mengenyam kenyataan
hidup. Secara tidak langsung, hal itu akan mempengaruhi proses pemahaman
secara umum, termasuk pemahaman terhadap ajaran agama. (Al-Najar, 1997:71)
Berbedanya usia merupakan kenyataan yang berpengaruh terhadap proses
pemahaman serta tehnik dalam memahami ajaran agama.
2
Pemahaman terhadap ajaran agama pada lansia misalnya, memerlukan
tehnik khusus, karena lansia sangat berbeda dengan usia-usia sebelumnya, mereka
sudah banyak mengalami penurunan fisik.
Problem utama pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan
kesendirian. Sebelumnya mereka sudah biasa melewatkan hari-harinya dengan
kesibukan – kesibukan pekerjaan yang sekaligus juga merupakan pegangan hidup
dan dapat memberi rasa aman serta rasa harga diri. Pada saat ia dipensiun, maka
ia kehilangan kesibukan, sekaligus merasa mulai tidak diperlukan lagi. Bertepatan
dengan itu, anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah, badan mulai
lemah dan tidak memungkinkan untuk bepergian jauh. Sebagai akibatnya,
semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan akan mengalami
kemunduran-kemunduran mental, yang disebabkan juga oleh mundurnya fungsi-
fungsi otak, seperti lebih sering lupa dan daya konsentrasi berkurang. (Sarwono,
1996:35) Selain itu umumnya manula mempunyai energi yang menurun, dan
inisiatifnya berkurang, cenderung bersikap lebih hati-hati. Biasanya mereka
mengalami kesulitan bila menyelesaikan masalah baru yang rumit dan kompleks.
(Lumbantobing,1995:6) Keadaan tersebut juga akan mempengaruhi aktivitas
keberagamaannya.
Analisis M. Argyle, Elie A. Cohen dan Robert H.Thouless menyatakan
bahwa yang menentukan berbagai sikap keagamaan di umur tua antara lain orang
mulai mengalami satu kondisi patologis dimana seseorang merasakan tubuhnya
tidak nyata atau sering disebut dengan depersonalisasi. (Chaplin, 2002:130)
3
Kecenderungan hilangnya identifikasi diri dengan tubuh dan juga perasaan akan
cepat datangnya kematian merupakan salah satu faktor yang menentukan berbagai
sikap keagamaan di usia lanjut. (Jalaludin, 1996:100)
Rasa takut akan kematian semakin meningkat pada usia ini. Untuk
menghilangkan kecemasan batin ini, maka bimbingan dan penyuluhan sangat
diperlukan oleh mereka yang berada pada tingkat usia lanjut.
(Jalaludin, 1996:102)
Pada usia lanjut ini, kebanyakan individu mempunyai keinginan untuk
dapat menikmati masa tua dengan lebih tenang, meningkatnya keinginan untuk
selalu mendekatkan diri pada Allah, sehingga ia dapat mati khusnul khotimah.
Keinginan-keinginan tersebut membuat mereka membutuhkan bimbingan agama,
apalagi didukung dengan menurunnya kemampuan fisik dan labilnya keadaan
psikologis membuat mereka merasa lebih memerlukan bimbingan.
Bimbingan yang dilaksanakan diarahkan pada pemantapan diri sebagai
muslim untuk senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangannya,
meskipun telah terjadi berbagai perubahan psikis dan fisik. Kesadaran sebagai
hamba Allah, yang telah dibangun sejak usia muda akan memantapkan menuju
pembentukan kepribadian muslim yang sempurna di usia lanjutnya atau di sisa-
sisa kehidupan.
Menyadari akan kebutuhan riil manula, maka Panti Wredha Harapan Ibu
Semarang menempatkan Bimbingan Penyuluhan Islam menjadi bagian penting
dalam rangkaian program kegiatan panti. Penyusunan materi Bimbingan yang
4
sistematis dan komprehensif merupakan hal pertama yang diprioritaskan, karena
dengan materi-materi bimbingan tersebut diharapkan program keagamaan bisa
berjalan lancar dan target yang ditetapkan bisa dicapai. Dengan penekanan pada
materi keimanan (aqidah) yang bertujuan menumbuhkan kesadaran manusia usia
lanjut untuk berserah diri kepada Allah SWT agar mereka dapat memperdalam
tentang pengetahuan agama serta penanaman rasa percaya diri serta kepasrahan
diri kepada Allah SWT, ibadah (syari’ah) bertujuan lansia bisa mengadakan
hubungan langsung atau hubungan batin dengan Allah sehingga dapat berserah
diri pada-Nya dan pendidikan budi pekerti (akhlak) bertujuan memberikan
kesadaran pribadi yang tinggi bahwa segala tindak tanduk dan amalan
perbuatannya tidak terlepas dari pengawasan Allah.
Dengan adanya materi-materi tersebut diharapkan para warga (penghuni
panti) tersebut lebih tekun beribadahnya kepada Allah dengan ikhlas dan dapat
mengatasi problema kehidupan, terutama dalam menjalani masa-masa tuanya.
Seseorang yang telah memasuki masa tersebut, biasanya dilanda kecemasan akan
kurangnya perhatian dari anak-anak dan keluarga, down power syndrom bagi
mereka yang memasuki masa pensiun dan yang lebih penting lagi adalah
kecemasan menghadapi kematian yang bisa datang sewaktu-waktu. Dengan
pemberian Bimbingan Penyuluhan Islam maka diharapkan para penghuni panti
punya kesiapan mental, kekuatan iman dalam menjalani sisa hidup agar dapat
mencapai kematian yang khusnul khotimah.
5
Adapun penghuni di panti ini berumur antara 55 sampai 85 tahun. Mereka
(penghuni panti) sebagian beragama Islam, dengan tingkat ekonomi mayoritas
lemah.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut tentang “BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM DI PANTI
WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP KEPRIBADIAN MUSLIM (Analisis Terhadap Materi)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada dua permasalahan pokok yang
ingin peneliti kaji, yaitu :
1. Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu
Ngaliyan Semarang ?
2. Bagaimana implikasi materi Bimbingan Penyuluhan Islam terhadap
kepribadian muslim usia lanjut di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan
Semarang ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Melihat permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendiskripsikan materi Bimbingan Penyuluhan Islam Panti Wredha
Harapan Ibu.
6
2. Untuk mendiskripsikan implikasi materi Bimbingan Penyuluhan Islam
terhadap kepribadian muslim di Panti Wredha Harapan Ibu.
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini diharapkan dapat mendiskripsikan tentang manfaat–manfaat
materi Bimbingan Penyuluhan Islam bagi pembentukan kepribadian muslim.
2. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan di bidang
Bimbingan dan Penyuluhan Islam di fakultas dakwah IAIN Walisongo
Semarang.
1.4 Kerangka Teoritik
Bimbingan menurut Arifin adalah menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun
orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa
mendatang. (Arifin, 1982:2)
Sedangkan Walgito dalam bukunya "Bimbingan dan penyuluhan dalam
sekolah", mendefinisikan bimbingan adalah bantuan pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya agar dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.(Walgito, 1980:4)
Adapun penyuluhan menurut Dzaky adalah suatu aktifitas pemberian
nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran atau saran dalam bentuk
pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan konseli. (Dzaky,2002:12)
7
Sedangkan menurut Natawidjaya penyuluhan dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik antara dua orang individu dimana yang seseorang
(penyuluh) berusaha membantu orang lain (klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada waktu mendatang. (Natawidjaya, 1987: 32)
Berdasarkan pengertian diatas Bimbingan Penyuluhan Islam adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat. (Musnamar,1999:5)
Suyanto dalam bukunya psikologi kepribadian mengartikan kepribadian
adalah suatu totalitas psikophisis yang kompleks dari individu, sehingga
nampak dalam tingkah lakunya yang unik (Ahyadi,2001:12)
Sedangkan Syarif dalam bukunya psikologi qur'ani mengemukakan
kepribadian adalah kumpulan ciri-ciri perilaku, tindakan, perasaan yang disadari
oleh pemikiran dan konsepsi akal. (Syarif,2002:1480
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud dengan kepribadian
muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah
lakunya, kegiatan-kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya
menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada Nya.
(Marimba, 1989:73)
Adapun yang dimaksud dengan usia lanjut, menurut Hawari adalah
mereka yang telah menjalani siklus kehidupan diatas usia 65 tahun yang terbagi
8
dalam dua golongan yaitu young old (65 sampai 74 tahun), dan old-old (diatas
75 tahun). (Hawari, 1997:244) Departemen sosial mencanangkan bahwa batas
usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih. (Depkes, 1999:2)
Sedang yang dimaksud dengan usia lanjut dalam pembahasan skripsi ini
adalah lansia yang berumur 55 tahun keatas yang tinggal di PWHI Ngaliyan
Semarang sebagai objek penelitian.
1.5 Telaah Pustaka
Sebelum penelitian ini dilakukan, sebelumnya ada beberapa karya yang
membahas tema lain yang hampir serupa seperti Upaya Panti Wredha Purbo
Yuwono dalam pembinaan mental keagamaan pada manusia usia lanjut di
Klampok Brebes, oleh Nani Arfaeni tahun 2000.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa untuk membina kesehatan
mental manula, agama sangat berperan besar. Dalam hal ini agama menjadi unsur
yang menentukan dalam konstruksi kepribadian manula. Untuk semua itu,
pembinaan mental agama Islam pada manula harus berlangsung secara terus
menerus. (Arfaeni, 2000)
Untuk selanjutnya adalah penelitian yang berjudul Bimbingan keagamaan
kepada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Pucang Gading Kelurahan
Plamongan Sari Kecamatan Pedurungan Kodia Semarang, oleh Nuri Faizah
tahun 1999, Dalam penelitian ini sedikit banyak telah disinggung tentang adanya
metode yang tepat dalam membimbing, sehingga diharapkan kelayan panti sosial
9
Tresna Wredha selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWTsebagai
bekal menghadap kepada-Nya di hari akhir. ( Faizah, 1999 )
Sementara itu, ada buku yang membahas mengenai lansia yang berjudul
Masalah masa tua dan ilmu penyakit di masa tua, oleh Seno Sastroamidjojo tahun
1971. Buku tersebut lebih banyak menerangkan tentang proses menjadi tua yang
mutlak tak dapat dihindarkan, sehingga orang di masa lansia berumur pendek
(paling tinggi 65 tahun). Dalam pada itu kesehatannya, baik dibidang jasmani
maupun rohani terganggu, sehingga orang yang demikian itu, dengan sendirinya
tidak akan merasa bahagia dan daya penyesuaian jiwanya sukar ditemukan
( Sastroamidjojo, 1971 ).
Adapun dari hasil survei kepustakaan, penelitian di Panti Wredha Harapan
Ibu Ngaliyan Semarang telah dilakukan oleh beberapa orang terutama dari sisi
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh panti bagi penghuninya. Penelitian
tersebut antara lain :
Hasil observasi dengan segala permasalahannya dan cara
penanggulangannya di Panti Wredha Harapan Ibu Kota Semarang, oleh Totok
Subiyanto tahun 1999.
Penelitian ini memfokuskan pada berbagai masalah yang dihadapi panti
yaitu berkenaan tentang sanitasi lingkungan, personal higiene, nutrisi dan
kesehatan. Dari penelitian ini dapat diketahui sejauh mana permasalahan yang
dihadapi panti dilihat dari empat aspek tersebut dan solusi yang diberikan peneliti
10
untuk mengatasi dan memperbaiki kekurangan dari keempat aspek masalah di
panti. (Subiyanto, 1999)
Sedangkan penelitian berikutnya adalah Tinjauan Kasus Perawatan Pada
Lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, oleh Joko Ariyanto tahun 2004.
Penelitian ini mencoba untuk melihat kasus perawatan terhadap beberapa
penyakit yang dialami lansia di panti tersebut. Dari hasil pengkajian ternyata
ditemukan penyakit seperti hipertensi, rematik, gangguan psikologis,
osteoporosis, gatal-gatal, batuk, katarak dan tata cara perawatan bagi masing-
masing penyakit yang kemudian peneliti menilai apakah perawatan bagi lansia di
sana sudah memenuhi standar atau belum. (Ariyanto, 2004)
Penelitian selanjutnya adalah Beberapa Faktor Risiko yang Berhubungan
dengan Kebugaran Jasmani pada Manusia Usia Lanjut di Jawa Tengah (Studi
Kasus Di Panti Wredha Kota Semarang), Oleh Suharyo, S.KM dan dr. Zaenal
Sugiyanto tahun 2004. Penelitian ini mendeskripsikan tentang beberapa resiko
yang berhubungan dengan kebugaran jasmani pada manusia usia lanjut. Dari
penelitian ini kemudian akan diketahui faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi kebugaran jasmani pada lansia. (Suharyo dan Sugiyanto, 2004)
Sementara dalam penelitian ini, Peneliti memfokuskan pada permasalahan
seputar Bimbingan Konseling dimana penelitian ini mencoba menganalisa materi
Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepribadian muslim.
11
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Margono, 2004 : 36)
1.6.2 Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terbagi dalam sumber primer
dan sekunder.
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah data utama penelitian mengenai lansia. Data
utama tersebut dapat diperoleh dari :
1. Pengurus yayasan
2. Penghuni panti
3. Buku-buku
Buku-buku yang dimaksud antara lain adalah masalah masa tua
dan ilmu penyakit dimasa tua, Kecerdasan pada usia lanjut dan demensia,
Fisioterapi pada lansia, dan di atas 40 tahun kondisi problematik pria
wanita.
2. Sumber Sekunder
Merupakan data pendukung penelitian yang bisa menambah
penjelasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lansia.
12
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik :
1. Library Research
Yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan penelusuran
terhadap buku-buku dan bermacam-macam tulisan yang berkaitan dengan
penelitian. (Singarimbun dan Efendi, 1987:45)
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang landasan
teori pada bab 2 tentang Bimbingan Penyuluhan Islam dan kepribadian
muslim yang sifatnya mencari literatur yang ada hubungannya dengan
judul diatas.
2. Field research
Data lapangan yang dilakukan pada kancah gejala-gejala yang
diselidiki. (Hadi, 1995:10) Metode ini digunakan untuk memperoleh data
dan informasi tentang aktivitas lansia di panti. Adapun sebagai
kelengkapan dalam pengumpulan data, penulis akan menggali data-data
tersebut dengan menggunakan beberapa metode antara lain :
1) Observasi partisipan
Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian
dalam dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam
kehidupan orang-orang yang akan di observasi. (Margono, 2004:161).
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana
13
materi bimbingan yang diberikan dan respon yang ditunjukkan
penghuninya.
2) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2001:135) Dalam
penerapan metode ini, penulis melakukan wawancara dengan para
pengurus panti dan penghuni panti yang penulis teliti. Adapun yang
penulis wawancarai adalah dari pihak pengurus tiga orang dan dari
penghuni panti lima orang, hal itu dilakukan karena sudah bisa
dianggap mewakili dan mengerti masalah pengelolaan dan segala
fenomena yang terjadi di panti tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan interview yang
bebas tetapi menggunakan kerangka pertanyaan. Metode wawancara
ini diajukan dengan tujuan dapat memperoleh informasi lengkap
tehadap para pembimbing dan lansia, selain itu untuk memeperkuat
data, hasil observasi yang peneliti lakukan sehingga data lebih valid.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang berupa data sekunder berupa catatan,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, legger dan sebagainya.
14
(Nur Syam, 1991:109) Metode ini digunakan untuk membantu
metode wawancara dalam mengungkapkan data-data yang
ditentukan dalam wawancara, mengingat metode dokumentasi
sangat efektif untuk mengecek adanya kemungkinan 2 sumber yang
berbeda dalam masalah yang sama, selain itu untuk mencari data
pada bab 3 tentang kondisi atau profil panti baik sejarah berdirinya,
tujuan, visi misi, prosedur, pelayanan dan kondisi pengurus dan
penghuninya.
4) Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
analisis data dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan sifat suatu
keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian ini dilakukan
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. (Sevilla,
1993:71)
Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak, dalam hal ini
tidak hanya penyajian data secara deskriptif, tetapi data yang
terkumpul diolah dan ditafsirkan. (Nawawi. 1996: 73)
15
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam rangka menguraikan pembahasan masalah diatas maka penulis
berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar pembahasan lebih
terarah dan mudah dipahami serta yang tidak kalah penting adalah uraian-uraian
yang disajikan nantinya mampu menjawab permasalahan yang telah disebutkan.
Bab I Pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritik, telaah pustaka,
metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab II Tinjauan umum tentang Bimbingan Penyuluhan Islam, kepribadian
muslim dan usia lanjut. Berisi Bimbingan Penyuluhan Islam meliputi
pengertian Bimbingan Penyuluhan Islam, Dasar dan tujuan Bimbingan
Penyuluhan Islam, metode Bimbingan Penyuluhan Islam. Sub kedua
mengenai kepribadian muslim meliputi pengertian kepribadian secara
bahasa, pengertian kepribadian secara istilah, pengertian kepribadian
muslim dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian. Sub
ketigaadalah usia lanjut meliputi pengertian usia lanjut, batasan usia
lanjut, gangguan usia lanjut, aspek psikososial usia lanjut, lansia dalam
pandangan Islam dan perkembangan keagamaan usia lanjut.
Bab III Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan
Ibu Ngaliyan Semarang meliputi gambaran umum yang terdiri dari
sejarah berdiri Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang
mengetengahkan, kedudukan tujuan dan fungsi Panti Wredha Harapan
16
Ibu, letak geografis Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang,
struktur organisasi, fasilitas Panti Wredha Harapan Ibu, sumber dana
panti, sub bab kedua pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Islam di
Panti Wredha Harapan Ibu, sub bab ketiga metode Bimbingan
Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu, sub bab keempat
materi Bimbingan Penyuluhan Islam dan sub bab keenam adalah
faktor penghambat dalam mencapai materi Bimbingan Penyuluhan
Islam.
Bab IV Berisi analisis materi Bimbingan Penyuluhan Islam dan implikasinya
terhadap kepribadian muslim meliputi dua sub bab yaitu analisis
terhadap materi Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha
Harapan Ibu Ngaliyan Semarang, sub bab kedua implikasi materi
Bimbingan Penyuluhan Islam terhadap kepribadian muslim, faktor-
faktor penghambat dan penunjang keberhasilan materi Bimbingan
Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu.
Bab V Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan hasil dari pengkajian dan
analisis materi Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha
Harapan Ibu Ngaliyan Semarang dan implikasinya terhadap
kepribadian muslim. Pada bab ini juga dicantumkan kesimpulan dan
saran-saran serta diikuti uraian kata penutup. Setelah penutup,
dilampirkan pula daftar pustaka, biodata dan lampiran-lampiran.