bab i pendahuluan 1.1 . latar belakang...

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajarannya berasal dari wahyu Allah SWT dan diturunkan kepada manusia melalui utusannya, Nabi Muhammad SAW. Pada hakekatnya, Islam membawa ajaran-ajaran tentang semua aspek kehidupan manusia, bukan menitik beratkan pada salah satu aspek saja. Sumber ajaran Islam adalah al-Qur'an dan Hadis. Sumber ajaran Islam pertama, al-Qur'an, dalam faham dan keyakinan umat Islam, berisi firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu untuk disebarkan dan dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Hadis sebagai sumber kedua dari ajaran Islam adalah ucapan, perbuatan atau persetujuan dari Nabi Muhammad SAW. ( Natsir,1999:37 ) Melalui dasar ajaran Islam, al-Qur'an dan hadis, sesungguhnya pemahaman agama dapat dilakukan melalui pendekatan akal secara sempurna. Akal manusia tumbuh dan semakin sempurna dengan mengenyam kenyataan hidup. Secara tidak langsung, hal itu akan mempengaruhi proses pemahaman secara umum, termasuk pemahaman terhadap ajaran agama. (Al-Najar, 1997:71) Berbedanya usia merupakan kenyataan yang berpengaruh terhadap proses pemahaman serta tehnik dalam memahami ajaran agama.

Upload: phungcong

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang ajarannya berasal dari wahyu Allah SWT dan

diturunkan kepada manusia melalui utusannya, Nabi Muhammad SAW. Pada

hakekatnya, Islam membawa ajaran-ajaran tentang semua aspek kehidupan

manusia, bukan menitik beratkan pada salah satu aspek saja.

Sumber ajaran Islam adalah al-Qur'an dan Hadis. Sumber ajaran Islam

pertama, al-Qur'an, dalam faham dan keyakinan umat Islam, berisi firman Allah

yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu untuk

disebarkan dan dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Hadis sebagai

sumber kedua dari ajaran Islam adalah ucapan, perbuatan atau persetujuan dari

Nabi Muhammad SAW. ( Natsir,1999:37 )

Melalui dasar ajaran Islam, al-Qur'an dan hadis, sesungguhnya

pemahaman agama dapat dilakukan melalui pendekatan akal secara sempurna.

Akal manusia tumbuh dan semakin sempurna dengan mengenyam kenyataan

hidup. Secara tidak langsung, hal itu akan mempengaruhi proses pemahaman

secara umum, termasuk pemahaman terhadap ajaran agama. (Al-Najar, 1997:71)

Berbedanya usia merupakan kenyataan yang berpengaruh terhadap proses

pemahaman serta tehnik dalam memahami ajaran agama.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

2

Pemahaman terhadap ajaran agama pada lansia misalnya, memerlukan

tehnik khusus, karena lansia sangat berbeda dengan usia-usia sebelumnya, mereka

sudah banyak mengalami penurunan fisik.

Problem utama pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan

kesendirian. Sebelumnya mereka sudah biasa melewatkan hari-harinya dengan

kesibukan – kesibukan pekerjaan yang sekaligus juga merupakan pegangan hidup

dan dapat memberi rasa aman serta rasa harga diri. Pada saat ia dipensiun, maka

ia kehilangan kesibukan, sekaligus merasa mulai tidak diperlukan lagi. Bertepatan

dengan itu, anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah, badan mulai

lemah dan tidak memungkinkan untuk bepergian jauh. Sebagai akibatnya,

semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan akan mengalami

kemunduran-kemunduran mental, yang disebabkan juga oleh mundurnya fungsi-

fungsi otak, seperti lebih sering lupa dan daya konsentrasi berkurang. (Sarwono,

1996:35) Selain itu umumnya manula mempunyai energi yang menurun, dan

inisiatifnya berkurang, cenderung bersikap lebih hati-hati. Biasanya mereka

mengalami kesulitan bila menyelesaikan masalah baru yang rumit dan kompleks.

(Lumbantobing,1995:6) Keadaan tersebut juga akan mempengaruhi aktivitas

keberagamaannya.

Analisis M. Argyle, Elie A. Cohen dan Robert H.Thouless menyatakan

bahwa yang menentukan berbagai sikap keagamaan di umur tua antara lain orang

mulai mengalami satu kondisi patologis dimana seseorang merasakan tubuhnya

tidak nyata atau sering disebut dengan depersonalisasi. (Chaplin, 2002:130)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

3

Kecenderungan hilangnya identifikasi diri dengan tubuh dan juga perasaan akan

cepat datangnya kematian merupakan salah satu faktor yang menentukan berbagai

sikap keagamaan di usia lanjut. (Jalaludin, 1996:100)

Rasa takut akan kematian semakin meningkat pada usia ini. Untuk

menghilangkan kecemasan batin ini, maka bimbingan dan penyuluhan sangat

diperlukan oleh mereka yang berada pada tingkat usia lanjut.

(Jalaludin, 1996:102)

Pada usia lanjut ini, kebanyakan individu mempunyai keinginan untuk

dapat menikmati masa tua dengan lebih tenang, meningkatnya keinginan untuk

selalu mendekatkan diri pada Allah, sehingga ia dapat mati khusnul khotimah.

Keinginan-keinginan tersebut membuat mereka membutuhkan bimbingan agama,

apalagi didukung dengan menurunnya kemampuan fisik dan labilnya keadaan

psikologis membuat mereka merasa lebih memerlukan bimbingan.

Bimbingan yang dilaksanakan diarahkan pada pemantapan diri sebagai

muslim untuk senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangannya,

meskipun telah terjadi berbagai perubahan psikis dan fisik. Kesadaran sebagai

hamba Allah, yang telah dibangun sejak usia muda akan memantapkan menuju

pembentukan kepribadian muslim yang sempurna di usia lanjutnya atau di sisa-

sisa kehidupan.

Menyadari akan kebutuhan riil manula, maka Panti Wredha Harapan Ibu

Semarang menempatkan Bimbingan Penyuluhan Islam menjadi bagian penting

dalam rangkaian program kegiatan panti. Penyusunan materi Bimbingan yang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

4

sistematis dan komprehensif merupakan hal pertama yang diprioritaskan, karena

dengan materi-materi bimbingan tersebut diharapkan program keagamaan bisa

berjalan lancar dan target yang ditetapkan bisa dicapai. Dengan penekanan pada

materi keimanan (aqidah) yang bertujuan menumbuhkan kesadaran manusia usia

lanjut untuk berserah diri kepada Allah SWT agar mereka dapat memperdalam

tentang pengetahuan agama serta penanaman rasa percaya diri serta kepasrahan

diri kepada Allah SWT, ibadah (syari’ah) bertujuan lansia bisa mengadakan

hubungan langsung atau hubungan batin dengan Allah sehingga dapat berserah

diri pada-Nya dan pendidikan budi pekerti (akhlak) bertujuan memberikan

kesadaran pribadi yang tinggi bahwa segala tindak tanduk dan amalan

perbuatannya tidak terlepas dari pengawasan Allah.

Dengan adanya materi-materi tersebut diharapkan para warga (penghuni

panti) tersebut lebih tekun beribadahnya kepada Allah dengan ikhlas dan dapat

mengatasi problema kehidupan, terutama dalam menjalani masa-masa tuanya.

Seseorang yang telah memasuki masa tersebut, biasanya dilanda kecemasan akan

kurangnya perhatian dari anak-anak dan keluarga, down power syndrom bagi

mereka yang memasuki masa pensiun dan yang lebih penting lagi adalah

kecemasan menghadapi kematian yang bisa datang sewaktu-waktu. Dengan

pemberian Bimbingan Penyuluhan Islam maka diharapkan para penghuni panti

punya kesiapan mental, kekuatan iman dalam menjalani sisa hidup agar dapat

mencapai kematian yang khusnul khotimah.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

5

Adapun penghuni di panti ini berumur antara 55 sampai 85 tahun. Mereka

(penghuni panti) sebagian beragama Islam, dengan tingkat ekonomi mayoritas

lemah.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang “BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM DI PANTI

WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP KEPRIBADIAN MUSLIM (Analisis Terhadap Materi)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ada dua permasalahan pokok yang

ingin peneliti kaji, yaitu :

1. Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu

Ngaliyan Semarang ?

2. Bagaimana implikasi materi Bimbingan Penyuluhan Islam terhadap

kepribadian muslim usia lanjut di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan

Semarang ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Melihat permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mendiskripsikan materi Bimbingan Penyuluhan Islam Panti Wredha

Harapan Ibu.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

6

2. Untuk mendiskripsikan implikasi materi Bimbingan Penyuluhan Islam

terhadap kepribadian muslim di Panti Wredha Harapan Ibu.

Adapun manfaat penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini diharapkan dapat mendiskripsikan tentang manfaat–manfaat

materi Bimbingan Penyuluhan Islam bagi pembentukan kepribadian muslim.

2. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan di bidang

Bimbingan dan Penyuluhan Islam di fakultas dakwah IAIN Walisongo

Semarang.

1.4 Kerangka Teoritik

Bimbingan menurut Arifin adalah menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun

orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa

mendatang. (Arifin, 1982:2)

Sedangkan Walgito dalam bukunya "Bimbingan dan penyuluhan dalam

sekolah", mendefinisikan bimbingan adalah bantuan pertolongan yang diberikan

kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau

mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya agar dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.(Walgito, 1980:4)

Adapun penyuluhan menurut Dzaky adalah suatu aktifitas pemberian

nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran atau saran dalam bentuk

pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan konseli. (Dzaky,2002:12)

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

7

Sedangkan menurut Natawidjaya penyuluhan dapat diartikan sebagai

hubungan timbal balik antara dua orang individu dimana yang seseorang

(penyuluh) berusaha membantu orang lain (klien) untuk mencapai pengertian

tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang

dihadapinya pada waktu mendatang. (Natawidjaya, 1987: 32)

Berdasarkan pengertian diatas Bimbingan Penyuluhan Islam adalah proses

pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat. (Musnamar,1999:5)

Suyanto dalam bukunya psikologi kepribadian mengartikan kepribadian

adalah suatu totalitas psikophisis yang kompleks dari individu, sehingga

nampak dalam tingkah lakunya yang unik (Ahyadi,2001:12)

Sedangkan Syarif dalam bukunya psikologi qur'ani mengemukakan

kepribadian adalah kumpulan ciri-ciri perilaku, tindakan, perasaan yang disadari

oleh pemikiran dan konsepsi akal. (Syarif,2002:1480

Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud dengan kepribadian

muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah

lakunya, kegiatan-kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya

menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada Nya.

(Marimba, 1989:73)

Adapun yang dimaksud dengan usia lanjut, menurut Hawari adalah

mereka yang telah menjalani siklus kehidupan diatas usia 65 tahun yang terbagi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

8

dalam dua golongan yaitu young old (65 sampai 74 tahun), dan old-old (diatas

75 tahun). (Hawari, 1997:244) Departemen sosial mencanangkan bahwa batas

usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih. (Depkes, 1999:2)

Sedang yang dimaksud dengan usia lanjut dalam pembahasan skripsi ini

adalah lansia yang berumur 55 tahun keatas yang tinggal di PWHI Ngaliyan

Semarang sebagai objek penelitian.

1.5 Telaah Pustaka

Sebelum penelitian ini dilakukan, sebelumnya ada beberapa karya yang

membahas tema lain yang hampir serupa seperti Upaya Panti Wredha Purbo

Yuwono dalam pembinaan mental keagamaan pada manusia usia lanjut di

Klampok Brebes, oleh Nani Arfaeni tahun 2000.

Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa untuk membina kesehatan

mental manula, agama sangat berperan besar. Dalam hal ini agama menjadi unsur

yang menentukan dalam konstruksi kepribadian manula. Untuk semua itu,

pembinaan mental agama Islam pada manula harus berlangsung secara terus

menerus. (Arfaeni, 2000)

Untuk selanjutnya adalah penelitian yang berjudul Bimbingan keagamaan

kepada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Pucang Gading Kelurahan

Plamongan Sari Kecamatan Pedurungan Kodia Semarang, oleh Nuri Faizah

tahun 1999, Dalam penelitian ini sedikit banyak telah disinggung tentang adanya

metode yang tepat dalam membimbing, sehingga diharapkan kelayan panti sosial

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

9

Tresna Wredha selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWTsebagai

bekal menghadap kepada-Nya di hari akhir. ( Faizah, 1999 )

Sementara itu, ada buku yang membahas mengenai lansia yang berjudul

Masalah masa tua dan ilmu penyakit di masa tua, oleh Seno Sastroamidjojo tahun

1971. Buku tersebut lebih banyak menerangkan tentang proses menjadi tua yang

mutlak tak dapat dihindarkan, sehingga orang di masa lansia berumur pendek

(paling tinggi 65 tahun). Dalam pada itu kesehatannya, baik dibidang jasmani

maupun rohani terganggu, sehingga orang yang demikian itu, dengan sendirinya

tidak akan merasa bahagia dan daya penyesuaian jiwanya sukar ditemukan

( Sastroamidjojo, 1971 ).

Adapun dari hasil survei kepustakaan, penelitian di Panti Wredha Harapan

Ibu Ngaliyan Semarang telah dilakukan oleh beberapa orang terutama dari sisi

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh panti bagi penghuninya. Penelitian

tersebut antara lain :

Hasil observasi dengan segala permasalahannya dan cara

penanggulangannya di Panti Wredha Harapan Ibu Kota Semarang, oleh Totok

Subiyanto tahun 1999.

Penelitian ini memfokuskan pada berbagai masalah yang dihadapi panti

yaitu berkenaan tentang sanitasi lingkungan, personal higiene, nutrisi dan

kesehatan. Dari penelitian ini dapat diketahui sejauh mana permasalahan yang

dihadapi panti dilihat dari empat aspek tersebut dan solusi yang diberikan peneliti

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

10

untuk mengatasi dan memperbaiki kekurangan dari keempat aspek masalah di

panti. (Subiyanto, 1999)

Sedangkan penelitian berikutnya adalah Tinjauan Kasus Perawatan Pada

Lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, oleh Joko Ariyanto tahun 2004.

Penelitian ini mencoba untuk melihat kasus perawatan terhadap beberapa

penyakit yang dialami lansia di panti tersebut. Dari hasil pengkajian ternyata

ditemukan penyakit seperti hipertensi, rematik, gangguan psikologis,

osteoporosis, gatal-gatal, batuk, katarak dan tata cara perawatan bagi masing-

masing penyakit yang kemudian peneliti menilai apakah perawatan bagi lansia di

sana sudah memenuhi standar atau belum. (Ariyanto, 2004)

Penelitian selanjutnya adalah Beberapa Faktor Risiko yang Berhubungan

dengan Kebugaran Jasmani pada Manusia Usia Lanjut di Jawa Tengah (Studi

Kasus Di Panti Wredha Kota Semarang), Oleh Suharyo, S.KM dan dr. Zaenal

Sugiyanto tahun 2004. Penelitian ini mendeskripsikan tentang beberapa resiko

yang berhubungan dengan kebugaran jasmani pada manusia usia lanjut. Dari

penelitian ini kemudian akan diketahui faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi kebugaran jasmani pada lansia. (Suharyo dan Sugiyanto, 2004)

Sementara dalam penelitian ini, Peneliti memfokuskan pada permasalahan

seputar Bimbingan Konseling dimana penelitian ini mencoba menganalisa materi

Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepribadian muslim.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

11

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

- Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis kualitatif yaitu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Margono, 2004 : 36)

1.6.2 Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terbagi dalam sumber primer

dan sekunder.

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah data utama penelitian mengenai lansia. Data

utama tersebut dapat diperoleh dari :

1. Pengurus yayasan

2. Penghuni panti

3. Buku-buku

Buku-buku yang dimaksud antara lain adalah masalah masa tua

dan ilmu penyakit dimasa tua, Kecerdasan pada usia lanjut dan demensia,

Fisioterapi pada lansia, dan di atas 40 tahun kondisi problematik pria

wanita.

2. Sumber Sekunder

Merupakan data pendukung penelitian yang bisa menambah

penjelasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lansia.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

12

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan teknik :

1. Library Research

Yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan penelusuran

terhadap buku-buku dan bermacam-macam tulisan yang berkaitan dengan

penelitian. (Singarimbun dan Efendi, 1987:45)

Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang landasan

teori pada bab 2 tentang Bimbingan Penyuluhan Islam dan kepribadian

muslim yang sifatnya mencari literatur yang ada hubungannya dengan

judul diatas.

2. Field research

Data lapangan yang dilakukan pada kancah gejala-gejala yang

diselidiki. (Hadi, 1995:10) Metode ini digunakan untuk memperoleh data

dan informasi tentang aktivitas lansia di panti. Adapun sebagai

kelengkapan dalam pengumpulan data, penulis akan menggali data-data

tersebut dengan menggunakan beberapa metode antara lain :

1) Observasi partisipan

Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian

dalam dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam

kehidupan orang-orang yang akan di observasi. (Margono, 2004:161).

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

13

materi bimbingan yang diberikan dan respon yang ditunjukkan

penghuninya.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2001:135) Dalam

penerapan metode ini, penulis melakukan wawancara dengan para

pengurus panti dan penghuni panti yang penulis teliti. Adapun yang

penulis wawancarai adalah dari pihak pengurus tiga orang dan dari

penghuni panti lima orang, hal itu dilakukan karena sudah bisa

dianggap mewakili dan mengerti masalah pengelolaan dan segala

fenomena yang terjadi di panti tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan interview yang

bebas tetapi menggunakan kerangka pertanyaan. Metode wawancara

ini diajukan dengan tujuan dapat memperoleh informasi lengkap

tehadap para pembimbing dan lansia, selain itu untuk memeperkuat

data, hasil observasi yang peneliti lakukan sehingga data lebih valid.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang berupa data sekunder berupa catatan,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, legger dan sebagainya.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

14

(Nur Syam, 1991:109) Metode ini digunakan untuk membantu

metode wawancara dalam mengungkapkan data-data yang

ditentukan dalam wawancara, mengingat metode dokumentasi

sangat efektif untuk mengecek adanya kemungkinan 2 sumber yang

berbeda dalam masalah yang sama, selain itu untuk mencari data

pada bab 3 tentang kondisi atau profil panti baik sejarah berdirinya,

tujuan, visi misi, prosedur, pelayanan dan kondisi pengurus dan

penghuninya.

4) Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

analisis data dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan sifat suatu

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian ini dilakukan

dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. (Sevilla,

1993:71)

Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak, dalam hal ini

tidak hanya penyajian data secara deskriptif, tetapi data yang

terkumpul diolah dan ditafsirkan. (Nawawi. 1996: 73)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

15

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam rangka menguraikan pembahasan masalah diatas maka penulis

berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar pembahasan lebih

terarah dan mudah dipahami serta yang tidak kalah penting adalah uraian-uraian

yang disajikan nantinya mampu menjawab permasalahan yang telah disebutkan.

Bab I Pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritik, telaah pustaka,

metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.

Bab II Tinjauan umum tentang Bimbingan Penyuluhan Islam, kepribadian

muslim dan usia lanjut. Berisi Bimbingan Penyuluhan Islam meliputi

pengertian Bimbingan Penyuluhan Islam, Dasar dan tujuan Bimbingan

Penyuluhan Islam, metode Bimbingan Penyuluhan Islam. Sub kedua

mengenai kepribadian muslim meliputi pengertian kepribadian secara

bahasa, pengertian kepribadian secara istilah, pengertian kepribadian

muslim dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian. Sub

ketigaadalah usia lanjut meliputi pengertian usia lanjut, batasan usia

lanjut, gangguan usia lanjut, aspek psikososial usia lanjut, lansia dalam

pandangan Islam dan perkembangan keagamaan usia lanjut.

Bab III Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan

Ibu Ngaliyan Semarang meliputi gambaran umum yang terdiri dari

sejarah berdiri Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang

mengetengahkan, kedudukan tujuan dan fungsi Panti Wredha Harapan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · Apa saja materi Bimbingan Penyuluhan Islam di ... kepribadian adalah

16

Ibu, letak geografis Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang,

struktur organisasi, fasilitas Panti Wredha Harapan Ibu, sumber dana

panti, sub bab kedua pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Islam di

Panti Wredha Harapan Ibu, sub bab ketiga metode Bimbingan

Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu, sub bab keempat

materi Bimbingan Penyuluhan Islam dan sub bab keenam adalah

faktor penghambat dalam mencapai materi Bimbingan Penyuluhan

Islam.

Bab IV Berisi analisis materi Bimbingan Penyuluhan Islam dan implikasinya

terhadap kepribadian muslim meliputi dua sub bab yaitu analisis

terhadap materi Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha

Harapan Ibu Ngaliyan Semarang, sub bab kedua implikasi materi

Bimbingan Penyuluhan Islam terhadap kepribadian muslim, faktor-

faktor penghambat dan penunjang keberhasilan materi Bimbingan

Penyuluhan Islam di Panti Wredha Harapan Ibu.

Bab V Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan hasil dari pengkajian dan

analisis materi Bimbingan Penyuluhan Islam di Panti Wredha

Harapan Ibu Ngaliyan Semarang dan implikasinya terhadap

kepribadian muslim. Pada bab ini juga dicantumkan kesimpulan dan

saran-saran serta diikuti uraian kata penutup. Setelah penutup,

dilampirkan pula daftar pustaka, biodata dan lampiran-lampiran.