bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/bab i.pdf · alat...

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak ahli telah merumuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki pandangannya masing-masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara yang satu dengan lainnya. Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana trans berarti mengangkat atau membawa. Jadi transportasi adalah membawa sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. 1 Proses pengangkutan/transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan di akhiri. Dalam hubungan ini, terlihat bahwa unsur-unsur pengangkutan meliputi: ada muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan, serta sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut. 2 Dalam melakukan proses pengangkutan/transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi 1 Andrianysah, Manajemen Transportasi Dalam Kajian dan Teori, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof.Dr.MoestopoBeragama, Jakarta, 2014, hlm.1. 2 Nasution, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2008, hlm.3.

Upload: dotruc

Post on 22-Jul-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan

wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk

memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak ahli telah

merumuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki

pandangannya masing-masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara

yang satu dengan lainnya. Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu

transportare yang mana trans berarti mengangkat atau membawa. Jadi

transportasi adalah membawa sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.1

Proses pengangkutan/transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari

mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan

pengangkutan di akhiri. Dalam hubungan ini, terlihat bahwa unsur-unsur

pengangkutan meliputi: ada muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai

alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan

terminal tujuan, serta sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang

menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.2

Dalam melakukan proses pengangkutan/transportasi bukan hanya berupa

gerakan barang dan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi

1 Andrianysah, Manajemen Transportasi Dalam Kajian dan Teori, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Prof.Dr.MoestopoBeragama, Jakarta, 2014, hlm.1. 2 Nasution, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2008, hlm.3.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

2

yang statis, akan tetapi transportasi itu selalu diusahakan perbaikan dan

kemajuannya sesuai dengan perkembangan peradaban dan teknologi. Dengan

demikian transportasi itu selalu diusahakan perbaikan dan peningkatannya,

sehingga akan tercapai efesiensinya yang lebih baik. Ini berarti bahwa orang akan

selalu berusaha mencapai efesiensi transportasi, Sehingga pengangkutan barang

dan orang itu akan memakan waktu secepat mungkin dengan pengeluaran biaya

sekecil mungkin.3

Transportasi merupakan suatu proses pindah, proses gerak dan proses

mengangkut sesuai dengan waktu yang diinginkan. Transportasi bermanfaat bagi

masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap kemajuan sarana dan prasarana transportasi.

Transportasi di sebuah daerah dikatakan berjalan dengan baik apabila sistem

transportasi tersebut memenuhi kebutuhan masyarakatnya dengan lancar.4

Banyak negara yang sudah berkembang maupun yang sedang berkembang

mulai dapat menerima kenyataan bahwa laju peningkatan kebutuhan transportasi

tidak akan pernah ditampung oleh sistem prasarana transportasi. Hal ini

dikarenakan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sistem prasarana

transportasi pada suatu daerah tertentu akan dapat meningkatkan aksesibilitas dan

3 Rustian Kamaludin, Ekonomi Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987, hlm. 9.

4 Fidel Miro, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Erlangga,

Jakarta, 2005, hlm. 4.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

3

mobilitas di daerah tertentu yang sebaliknya akan dapat merangsang kembali

terjadinya peningkatan kebutuhan transportasi.5

Pendekatan konvensional yang selama ini digunakan oleh para perencana

transportasi perkotaan dan para pengambil keputusan adalah dengan

mengakomodikasikan setiap pertumbuhan kebutuhan transportasi dalam bentuk

peningkatan kapasitas dan efesiensi prasarana sistem jaringan. Hal ini dilakukan

dengan pembangunan prasarana baru, peningkatan kapasitas prasarana yang sudah

ada, dan peningkatan efesiensi pengguna prasarana dengan berbagai perangkat

kebijakan rekayasa dan manajemen lalu lintas yang ada. Pendekatan ini dirasakan

sangat efektif.6

Transportasi dalam kehidupan saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pokok

terutama untuk masyarakat perkotaan. Fungsi transportasi dalam aktifitas di

perkotaan memiliki peranan penting yang berpengaruh dalam segala aspek.

Masyarakat pada umumnya sangat membutuhkan transportasi publik, disamping

kendaraan pribadi sebagai alat penunjang transportasi kegiatan sehari-hari untuk

memenuhi kebutuhannya. Transportasi bidang angkutan kota sangat membantu

masyarakat dalam menjalani aktivitas seperti pergi ke kantor, ke sekolah, kampus

dan lain-lainnya. terdapat beberapa permasalahan transportasi kota yang dirasakan

oleh masyarakat dalam memanfaatkan transportasi.

5 Ofyar Z Tamin. “Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) Sebagai Alternatif

Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Di DKI Jakarta” Jurnal PWK- 10 Vol.10

No.1/Maret”. 1999, dalam http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/VOL-10-

NO-1-2.pd diakses 26 Februari 2018, hlm 1.

6 Ibid.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

4

Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-

negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang

seperti Indonesia, baik di bidang transportasi perkotaan maupun transportasi

regional antar kota. Terciptanya sistem transportasi atau perhubungan yang

menjamin pergerakan manusia dan barang secara lancar, aman, cepat, murah, dan

nyaman merupakan tujuan pembangunan dalam sektor perhubungan transportasi.7

Kemacetan lalu lintas, pelayanan transportasi umum yang buruk, polusi udara, dan

berbagai macam masalah transprotasi lainnya, masalah ini sedikit banyaknya telah

menurunkan kualitas hidup masyarakat. Sebagai dampaknya, terjadi

pembengkakan permintaan perjalanan, yang pada kenyataannya sampai saat ini

belum dapat diimbangi oleh sediaan sistem trasnportasi yang ada8.

Permasalahan transportasi lain yang terjadi dalam perkotaan antara lain

berupa penertiban arus lalu lintas, penentuan jenis moda kendaraan umum, pola

jaringan, izin trayek angkutan, kebijakan perpakiran, dan perambuan lalu lintas.

Arus lalu lintas yang identik dengan kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan

menjadi hal yang dianggap wajar bagi masyarakat, terutama di wilayah

perkotaan9.

Maka untuk mencari alternatif pemecahan masalah transportasi, transportasi

bukanlah sektor pembangunan yang berdiri sendiri, dia berkaitan erat dengan

7 Ofyar Z, Tamin, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung, 2016, hlm. 495.

8 Muhamad Isnaeni, Harun. “Kebijakan Kunci Manajemen Transportasi Kota Dalam Masa dan

Pasca Reformasi”. Jurnal PWK Vol.10, No.1, 1999, dalam

http://journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/view/4350 diakses 28 Oktober 2017, hlm. 23. 9 Ibid., hlm. 24.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

5

sektor pembangunan lain, seperti ekonomi, kependudukan dan pendidikan.

Pembenahan sistem transportasi harus melalui jangkauan yang luas, menyeluruh,

saling bekerja sama dan tentu saja konsisten. Untuk itu diperlukannya kerja sama

yang baik dari setiap aktor penentu kebijakan yang langsung atau tidak langsung

kebijakannya berpengaruh terhadap kinerja sistem transportasi10

. Dengan

demikian pengamatan tentang bagaimana mengelola transportasi di kota-kota

metropolitan, kota besar dan kota kecil menarik untuk dilakukan.

Salah satu program yang dilakukan oleh pemerintah dalam memotivasi dan

mengapresiasi keberhasilan pengelolaan atau manajemen transportasi di daerah,

terutama di wilayah perkotaan adalah melalui Pemberian Penghargaan Wahana

Tata Nugraha.

Penghargaan Wahana Tata Nugraha adalah kegiatan pemberian penghargaan

atas kemampuan daerah dan peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan

kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan,

yang diikuti oleh seluruh kota di Indonesia, dan dalam rangka pembinaan

Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap

penyelenggaraan kinerja sistem transportasi perkotaan sehingga tercipta sistem

lalu lintas dan angkutan kota yang tertib, lancar, selamat, aman, efisien,

berkelanjutan dan menjamin ekuitas hak pengguna jalan.11

10

Ahmad Munawar. “Perencanaan Angkutan Umum Perkotaan Berkelanjutan” E-journal

Universitas Islam Indonesia No. 59/XXIX/I/”. 2006, dalam

https://www.researchgate.net/publication/308080957_Perencanaan_Angkutan_Umum_Perkotaan_

Berkelanjutan diakses 1 November 2017, hlm. 53. 11

Peraturan Jendral Perhubungan Darat Pasal 1 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Kegiatan Penghargaan Wahana Tata Nugraha.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

6

Tujuan dari Pemberian Piala Wahana Tata Nugraha antara lain untuk

memberikan apresiasi kepada para perusahaan dan pengusaha angkutan yang

memiliki kinerja dan dedikasinya dalam penyelenggaraan pelayanan yang terbaik

kepada masyarakat, memberikan motivasi kepada operator angkutan umum

sebagai mitra kerja pemerintah dalam pelayanan angkutan kepada masyarakat

untuk terus berusaha memperbaiki pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi yang ada, dan membangun kesadaran operator angkutan untuk

meningkatkan pelayanan dan kinerja perusahaan dalam melayani masyarakat

dengan lebih memperhatikan aspek keselamatan.

Pemberian Wahana Tata Nugraha merupakan amanah Pasal 208 Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Jalan dan Angkutan Jalan,

yang mengatur tentang budaya keamanan dan keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan. Ayat (1) berbunyi, “Pembina lalu lintas dan angkutan jalan

bertanggung jawab membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan

keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.” Selanjutnya ayat (2) butir c berbunyi,

“Upaya membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan lalu

lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui pemberian penghargaan terhadap tindakan keamanan dan keselamatan

lalu lintas dan angkutan jalan”.12

12

Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan .

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

7

Penghargaan Wahana Tata Nugraha ini diberikan berdasarkan hasil penilaian

terhadap kinerja penyelenggaraan sistem transportasi perkotaan, dan dilakukan

dalam tahapan sebagai berikut:13

a. Adminitrasi, merupakan tahapan pertama yang dilakukan oleh panitia

tingkat provinsi untuk menentukan kota-kota yang akan diajukan ke

tingkat nasional yang meliputi: perencanaan, pendanaan, kelembagaan

dan peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia, angkutan,

prasarana, lalu lintas dan lingkungan.

b. Teknis dan operasional, merupakan tahapan yang berupa kegiatan cek

silang data administratif dan pengamatan lapangan oleh panitia tingkat

nasional bersama-sama panitia tingkat provinsi serta perwakilan

akademisi yang meliputi: sarana, prasarana, lalu lintas dan pelayanan

kepada masyarakat.

c. Komitmen (Political Will) kepala daerah dan kebijakan pemerintah

daerah dalam pengembangan dan pembangunan trasnportasi perkotaan.

Melihat pada indikator dalam penilaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha

seperti perencanaan, pendanaan, kelembagaan dan peraturan perundang-

undangan, sumber daya manusia, angkutan, prasarana, lalu lintas, lingkungan,

sarana, prasarana dan pelayanan kepada masyarakat tentu berkaitan dengan

manajemen transportasi.

13

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 2010 Pasal 3 tentang Pedoman Pemberian

Penghargaan Wahana Tata Nugraha.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

8

Manajemen transportasi secara umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh

bagian transportasi atau unit dalam organisasi industri atau perdagangan dan jasa

lain untuk memindahkan atau mengangkut barang atau penumpang dari suatu

lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efesien.14

Jadi, dalam mengawali jalannya

suatu sistem manajemen transportasi, dibutuhkan suatu proses awal perencanaan,

dilengkapi dengan lembaga dan peraturan hukum yang berlaku yang mengatur

tentang kegiatan transportasi, kemudian sumber daya manusia atau aktor

penggerak dalam berjalannya rencana yang akan dilaksanakan, kemudian

angkutan kota yang membawa barang dari satu tempat ke tempat lain, seperti

penumpang yang membutuhkan kendaraan angkutan, dalam membawa angkutan

tentu di butuhkannya sarana dan prasarana yang memadai seperti rambu lalu lintas

agar tidak terjadi pelanggaran di lalu lintas, tersedianya terminal tempat angkutan

kota untuk berhenti dan juga digunakan untuk mencari penumpang, Semua

kegiatan tersebut saling terkait satu sama lain dan dilaksanakan dengan efektif dan

efesien.

Penerima Piala Wahana Tata Nugraha di Sumatera Barat tahun 2014-2016

berdasarkan 3 kategori kota yaitu besar, sedang, dan kecil, dapat dilihat pada

Tabel 1.1

14

Nasution, op. cit., hlm. 90

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

9

Tabel 1.1

Kota Penerima Piala Wahana Tata Nugraha Kategori Lalu Lintas dan

Angkutan di Sumatera Barat Tahun 2014-2016

Tahun Kategori

Penghargaan

Kategori

Kota

No. Kota

2014 Lalu Lintas Sedang 1. Bukittinggi

2. Payakumbuh

2015 Lalu Lintas Sedang 1. Bukittinggi

2. Payakumbuh

Kecil 1. Painan, Kabupaten

Pesisir Selatan

2. Padang Panjang

3. Lubuk Sikaping,

Kabupaten Pasaman

4. Pariaman

2016 Lalu Lintas Sedang 1. Bukittinggi

2. Payakumbuh

Angkutan

Kota

Sedang 1. Bukittinggi

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2016.

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2014-2016 Kementrian

Perhubungan memberikan penghargaan Wahana Tata Nugraha ini pada daerah-

daerah yang dianggap mampu mengelola manajemen transportasi dan lalu lintas

dengan baik. Salah satunya yaitu Kota Bukittinggi dengan kategori sedang,

berhasil meraih Piala Wahana Tata Nugraha di Bidang Kategori Lalu Lintas

selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2014, 2015 dan 2016. Prestasi ini

semakin lengkap dengan diterimanya Piala Wahana Tata Nugraha di bidang

Angkutan Kota pada tahun 2016. Keberhasilan Kota Bukittinggi dalam meraih

penghargaan ini tentu merupakan hasil atas kinerja sektor publik Kota

Bukittinggi. Untuk mencapai kinerja yang demikian tentu diawali dengan proses

manajemen yang baik dan melibatkan masyarakat dalam melakukan kegiatan

tersebut.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

10

Salah satu permasalahan Kota Bukittinggi sebagai kota sedang yang juga

merupakan kota wisata sehingga pendatang lebih banyak berkumpul di kota

Bukittinggi adalah kemacetan. Hal ini berkaitan dengan penataan akan

transportasi publik juga harus dilaksanakan guna menunjang keselamatan dan

keamanan lalu lintas dan angkutan jalan. Penataan transportasi tersebut meliputi

penyediaan, pembenahan sarana dan prasarana yang ada. Hal tersebut perlu

dilakukan untuk menunjang keselamatan dan keamanan lalu lintas. Jika tidak di

manajemen dengan baik tentu akan timbul permasalahan seperti terjadi

kemacetan. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kemampuan Kota Bukittinggi

dalam manajemen penataan transportasi publik. Berdasarkan survei awal peneliti

masih melihat terjadi kemacetan di pusat kota seperti di Jalan Minang

sebagaimana Gambar 1.1

Gambar 1.1

Keadaan Kota Bukittinggi Saat Akhir Pekan Tahun 2017

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017 Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa keadaan Kota Bukittinggi saat akhir

pekan di sekitar Jam Gadang dan Jalan Ahmad Yani terlihat ramai dengan

pengunjung dari berbagai daerah dan juga terjadi kemacetan. Hal ini sudah

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

11

menjadi kewajiban bagi pemerintah daerah untuk membenahi kemacetan yang

terjadi di Kota Bukittinggi.

Untuk membahas lebih dalam tentang permasalahan manajemen transportasi

di Kota Bukittinggi, Peneliti mencoba menggunakan konsep Manajemen

Kebutuhan Transportasi menurut Ofyar Z.Tamin yang mengkaji tentang dampak

pergeseran waktu, dampak pergeseran rute atau lokasi, dampak pergeseran moda,

dan dampak pergeseran lokasi tujuan.15

Kemacetan tidak hanya terjadi akibat kendaraan yang berlalu lintas seperti di

jalan raya pada umumnya dan pusat kota. Tetapi juga bisa disebabkan oleh

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama pada pagi hari seperti siswa dan

pegawai kantor yang masuk pada jam yang sama. Hal ini menjadi penyebab

terjadi kemacetan di titik tertentu.

Namun demikian Pemerintah Kota Bukittinggi sudah menetapkan jam-jam

masuk yang berbeda untuk anak sekolah dan pegawai kantoran, sebagaimana

wawancara bersama Bapak Mashar Danil, (Kasi Angkutan Orang Dinas

Perhubungan Kota Bukittinggi), dia mengatakan bahwa:16

“Dalam mengatasi kemacetan dan mengantisipasi kemacetan di Kota

Bukittinggi, anak sekolah diwajibkan masuk jam 7 lewat 5, jadi askes dari

rumah ke sekolah diusahakan secepatnya. Jadi di usahakan anak-anak sekolah

jam 7 lewat 10 sudah sampai disekolah.”

15

Ofyar Z. Tamin, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi,Edisi Kedua, Bandung, 2000, hlm.

529. 16

Wawancara dengan Mashar Danil, Kasi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi,

13 September 2017.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

12

Anak sekolah diutamakan masuk jam 7 lewat 5, kemudian untuk karyawan

kantor, masuk jam 8 pagi, sehingga kegiatan dalam mengatur jam masuk keluar

kantor yang berbeda diharapkan akan mengurangi kemacetan yang terjadi di Kota

Bukittinggi. Dari penjelasan di atas tergambar bahwa Kota Bukittinggi sudah

melakukan kegiatan manajemen transportasi dengan baik bertujuan untuk

menghindari kemacetan di titik tertentu dan penumpukan kendaraan di tempat

tertentu. Namun di beberapa titik tetapt terjadi kemacetan.

Kemudian Kota Bukittinggi memiliki fly over yang terletak di dekat pasar

Aur Kuning, fly over ini dibangun untuk mengurangi kemacetan yang sering

terjadi. Jadi kendaraan yang tidak perlu masuk terminal bisa langsung melewati

fly over untuk menuju jalan By Pass, terutama untuk angkutan barang seperti

mobil truk yang membawa beban berat. Kota Bukittinggi sudah memanfaatkan fly

over dengan baik, sehingga berdampak kepada manajemen transportasi, dimana

Kota Bukittinggi menyediakan sarana berupa jalan layang, dan dilakukan

pengaturan dan pengawasan oleh Dinas Perhubungan dan dilengkapi dengan

rambu lalu lintas di setiap persimpangan jalan.

Berdasarkan fenomena ini, peneliti berasumsi bahwa fly over di Kota

Bukittinggi dibangun tidak hanya untuk mengatasi kemacetan tetapi juga di

manfaatkan untuk akses angkutan barang yang membawa beban berat. Untuk

angkutan barang tidak diperbolehkan memasuki wilayah perkotaan di anjurkan

melewati jalan fly over. Hal ini sesuai dengan pendapat Ofyar Z.Tamin bahwa

dalam melaksanakan manajemen kebutuhan tranportasi dilakukan dengan cara

penentuan rute angkutan barang. Rute mana saja yang akan dilalui oleh angkutan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

13

barang, rute ini ditentukan berdasarkan moda transportasi. Seperti pemilihan

moda, pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek, tercepat dan juga

diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup sehingga

dapat menentukan rute terbaik.17

Kota Bukittinggi dalam bidang angkutan seperti angkutan umum, Memiliki

beberapa jurusan trayek angkot. Dalam menunggu penumpang, angkotan kota

sering menunggu penumpang tidak pada tempat yang seharusnya, banyaknya

kendaraan angkutan kota yang berhenti menunggu penumpang di jalanan tentu

akan menyebabkan kemacetan. Kota Bukittinggi mengalami permasalahan terkait

dengan pelanggaran yang dilakukan oleh angkutan umum, Sebagaimana liputan di

bawah ini: 18

“Satuan Lalu Lintas Polres Bukittinggi mengamankan sebanyak 7 unit

angkot dan angdes, karena melakukan pelanggaran, dan mengambil

tindakan tegas terhadap laporan masyarakat terkait banyaknya angkutan

umum yang nakal dan ugal-ugalan dijalan. Pihak kepolisian telah

mengamankan sebanyak tujuh unit angkot dan angkutan desa karena

mereka melanggar peraturan lalu lintas seperti, menaikkan dan

menurunkan penumpang di daerah terlarang, dan ada juga yang melanggar

verboden.”

Berdasarkan berita di atas dapat dilihat bahwa, dalam pengaturan dan

pengelolaan angkutan umum di Kota Bukittinggi pihak Satuan Lalu Lintas Polres

juga ikut antisipasi dalam melakukan kegiatan tersebut. Angkutan umum yang

melanggar aturan seperti ugal-ugalan di jalan, menaikan dan menurunkan

penumpang di daerah terlarang akan diberi sanksi berupa pengandangan angkutan

17

Ofyar Z. Tamin, op. cit., hlm. 45. 18

Harian Haluan, Melanggar Aturan 7 Angkutan Umum Kota Bukittinggi di Kandangkan, 15

Januari 2017, Berita Online dalam https://www.harianhaluan.com/news/detail/63468/melanggar-

aturan-7-angkutan-umum-bukittinggi-dikandangkan di akses pada tanggal 09 Februari 2018.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

14

umum di kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Bukittinggi. Tujuan diberikan

sanksi ini agar pembawa angkutan umum jera dan tidak melakukan kesalahan

lagi. Sebagaimana Gambar 1.2

Gambar 1.2

Angkutan Umum yang diamankan oleh Polres Kota Bukittinggi

Sumber: https://www.harianhaluan.com/news/detail/63468/melanggar-

aturan-7-angkutan-umum-bukittinggi-dikandangkan

Kemudian, wawancara dengan Bapak Dedi Kurnia (Kaur Bin Ops Satuan

Lalu Lintas Kota Bukittinggi), mengatakan bahwa:19

“Angkutan umum yang beroperasi yang tidak sesuai dengan jalur trayek

yang telah di tetapkan, melanggar aturan lalu lintas berupa pelanggaran

vorboden, kemudian menaikkan atau menurunkan penumpang di daerah

yang terlarang akan di beri sanksi berupa peringatan, namun apabila

angkutan umum masih melanggar maka kami pihak Kepolisian Kota

Bukittinggi akan menindaklanjuti dengan membawa angkutan umum ke

kantor Polres dan dilarang untuk beroperasi untuk sementara waktu.

Tujuannya agar angkutan umum ini tidak melalaikan aturan yang telah

diterapkan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Dedi Kurnia tergambar bahwa,

Pihak Kepolisian sudah menjalankan aturan dalam pengelolaan angkutan umum

dengan baik. Apabila ada angkutan umum yang melanggar akan di beri sanksi dan

hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Dalam melakukan

19

Wawancara dengan Dedi Kurnia, Kaur Bin Ops Satlantas Polres, Kota Bukittinggi, 20 Maret

2018.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

15

pengelolaan angkutan umum ini tidak hanya tugas Dinas Perhubungan, tetapi

Pihak Kepolisian juga bekerja sama dalam melakukan kegiatan tersebut. Menurut

peneliti, Pemerintah Kota Bukittinggi seperti Dinas Perhubungan harus

melakukan pengelolaan dan pengawasan secara menyeluruh mengenai kendaraan

umum mulai dari penjadwalan serta lokasi naik dan turunya penumpang. Disini

peneliti juga melihat bahwa halte kurang dimanfaatkan dengan baik oleh

masyarakat di Kota Bukittinggi.

Kota Bukittinggi mengalami permasalahan terkait dengan sarana dan

prasarana seperti kelengkapan rambu lalu lintas, halte dan marka. Sebagaimana

wawancara dengan Bapak Dedi Kurnia yang memiliki jabatan sebagai Kaur Bin

Ops Satuan Lalu Lintas Kota Bukittinggi, dia mengatakan bahwa20

:

“Terkait dengan rambu lalu lintas dan marka yang kurang jelas dan belum

memenuhi seperti adanya halte, dimana pihak Polres sudah kasih masukan

kepada Dinas Perhubungan, tetapi anggaran yang dibutuhkan tidak

memadai”

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Dedi Kurnia tergambar bahwa Pihak

Kepolisian sudah berusaha untuk memberi masukan terkait dengan Rambu Lalu

Lintas yang kurang lengkap dan marka yang kurang jelas serta belum adanya halte

yang memadai. Tetapi pihak Dinas Perhubungan terkendala mengenai anggaran

yang tidak memadai.Kemudian terkait dengan sarana dan prasarana yang dimilki

oleh Kota Bukittinggi kurang lengkap seperti rambu lalu lintas, marka yang

kurang jelas, dan halte yang tidak memadai hal ini disebabkan anggaran yang

dibutuhkan tidak memadai.

20

Wawancara dengan Dedi Kurnia, Kaur Bin Ops Satlantas Polres, Kota Bukittinggi, 19

September 2017.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

16

Kemudian dalam melakukan perjalanan kendaraan tidak mungkin bergerak

terus menerus, pada suatu saat akan berhenti baik itu sementara (bongkar muat)

maupun berhenti cukup lama yang disebut parkir. Tempat parkir harus ada pada

saat akhir atau tujuan perjalanan telah tercapai. Kota Bukittinggi juga memiliki

beberapa gedung parkir, Namun belum bisa menampung kendaraan dengan

jumlah banyak, sehingga masih ada warga Kota Bukittinggi atau pengunjung yang

masih memakai badan jalan untuk parkir.

Kota Bukittinggi masih memiliki hal-hal yang kurang terkendali dengan baik

seperti banyaknya parkir liar. sebagaimana liputan media berikut ini21

.

“Ada sembilan titik parkir liar di Kota Bukittinggi yang sering terjadi pungli, Sembilan

titik yang dimaksud itu titik parkir di Jalan Ahmad Yani, depan KFC-Toko Mekar Pasar

Atas, Jalan A. Karim, Jln. Cindua Mato, Pakir Progesif, Depan Simpang Raya depan

TMSBK, Samping kanan Blok A dan Samping kiri blok B. Dari sembilan titik tersebut,

Ombudsman Sumbar tidak menemukan adanya petugas parkir yang menggunakan atribut

seperti baju, topi dan pluit. dan juga tidak menemukan petugas parkir yang menggunakan

karcis/atau tiket karcis”

Dari berita di atas, dapat dilihat bahwa terjadi masalah disiplin dalam

memarkir dan tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Ombudsman Sumatera

Barat tidak menemukan adanya petugas parkir yang menggunakan atribut dan

dalam melakukan operasional petugas parkir juga tidak menggunakan karcis.

Untuk mengatasi permasalahan parkir liar tersebut, maka pemerintah Kota

Bukittinggi membuat Gedung Parkir.

21

Harian Haluan, Parkir Bukittinggi Banyak Pungli, edisi Minggu, 10 November 2015, Berita

Online dalam http://harianhaluan.com/mobile/detailberita/44935/parkir-bukittinggi-banyak-

punglin diakses pada tanggal 13 November 2017 Pukul 21:30 WIB.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

17

Gambar 1.3

Gedung Parkir Kota Bukittinggi

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2017

Dalam Pengelolaan Gedung Parkir, Pemerintah Kota Bukittinggi melakukan

perubahan yang baik. Dengan cara mengelola titik-titik parkir dengan baik,

Sebagaimana liputan media di bawah ini:22

“Dalam pengelolaan gedung parkir pemerintah Kota Bukittinggi mampu melakukan

perubahan signifikan dengan menempatkan juru-parkir resmi yang ditunjuk oleh Walikota,

sehingga tidak memiliki kesempatan bermain-main melaksanakan tugasnya. Salah satu

diantaranya dengan menjadi bekas bioskop Gloria yang sudah menjadi milik Pemko

Bukittinggi sebagai gedung parkir.”

Pengelolaan Gedung Parkir bertujuan agar mengurangi perpakiran yang

menumpuk di satu titik. Pengelolaan gedung parkir ini dengan melibatkan juru

parkir resmi yang langsung di tunjuk oleh pemerintah Kota Bukittinggi. Kota

Bukittinggi juga memiliki dua gedung parkir yang terletak di depan kantor DPRD

dan di BTC (Banto Trade Center) di dekat Pasar Banto. Pembangunan gedung

parkir tersebut selain bertujuan untuk mengatasi permasalahan parkir, dan juga di

22

Agustino, Yudi Prama. Setahun Ramlan Nurmatias-Irwandi, Bukittinggi Raih Banyak

Penghargaan. edisi, Jum’at, 17 Februari 2017, Berita Online dalam

http://www.rri.co.id/post/berita/362464/daerah/setahun_ramlan_nurmatiasirwandi_bukittinggi_rai

h_banyak_penghargaan.html diakses tanggal 9 April 2017 pukul 19:26 WIB.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

18

harapkan bisa mengatasi perpakiran liar di badan jalan serta mengurangi pungutan

liar (Pungli).

Pemerintah Kota Bukittinggi telah menyediakan Gedung Parkir yang aman,

nyaman, terkendali dan juga ada juru parkir. Namun, pemanfaatan gedung parkir

tesebut tidak digunakan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan survei awal,

peneliti masih menemukan parkir yang memakai badan jalan sebagaimana

Gambar 1.4

Gambar 1.4

Pelanggaran Parkir di Kota Bukittinggi

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017 Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Gambar 1.4 terlihat bahwa adanya pelanggaran Parkir yang dilakukan oleh

Pengunjung. Dimana pengunjung ini menjadikan pinggir jalan sebagai tempat

parkir kendaraan. Akibat memakai badan jalan untuk parkir tentu akan

menimbulkan kemacetan.

Kota Bukittinggi juga memiliki 3 buah pasar seperti Pasar Atas, Pasar Aur

Kuning dan Pasar Bawah. Kota Bukittinggi memiliki Pasar Atas yang dekat

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

19

dengan objek wisata Jam Gadang, akan tetapi di kawasan Pasar Atas tersebut

tidak tersedianya terminal seperti terminal yang ada di Pasar Aur Kuning. Jadi,

pengunjung yang berkunjung ke Pasar Atas ini hanya memarkir kendaraan pada

tempat yang telah disediakan seperti gedung parkir, tetapi ada juga beberapa

masyarakat yang memarkir kendaraan di badan jalan.

Kota Bukittinggi dalam melakukan pengelolaan perpakiran kurang berjalan

dengan baik, Meskipun Kota Bukittinggi sudah menyediakan lahan parkir seperti

gedung parkir di Kota Bukittinggi tetapi masih ditemukannya parkir liar di badan

jalan. Fasilitas tempat parkir merupakan fasilitas pelayanan umum, yang

merupakan faktor yang sangat penting dalam sistem transportasi di daerah

perkotaan. Masalah ini tentu akan berdampak akan terjadinya kemacetan dan

pengelolaan manajemen transportasi yang berkaitan dengan perpakiran yang

dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi.

Berdasarkan fenomena ini peneliti berasumsi bahwa kebijakan perpakiran

merupakan bagian dari salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam melakukan

Manajemen Kebutuhan Transportasi. Sesuai dengan pendapat Ofyar Z.Tamin

bahwa kebijakan perpakiran dilakukan untuk meningkatkan kapasitas jalan yang

sudah ada. Pengguna badan jalan sebagai tempat parkir jelas memperkecil

kapasitas jalan tersebut karena sebagian besar jalan digunakan sebagai tempat

parkir.23

23

Ofyar Z. Tamin, op. cit., hlm. 42.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

20

Kota Bukittinggi juga memiliki permasalahan terkait dengan Penertiban

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di sembarang tempat. Pedagang Kaki

Lima ini memakai terminal di Aur Kuning untuk tempat berdagang dan trotoar

yang digunakan seharusnya untuk pejalan kaki. Terminal merupakan tempat

pemberhentian para angkutan umum untuk menaikan dan menurunkan

penumpang hingga sampai ke tujuan perjalanan, tetapi Pedagang Kaki Lima

(PKL) Kota Bukittinggi malah memanfaatkan terminal untuk berjualan.

Sebagaimana liputan media dibawah ini:24

“Lapak pedagang kaki lima (PKL) di Terminal Aur Bukittinggi, yang

biasa berdagang di jalur angkot dan area bus parkir ditertibkan. Penertiban

ini dilakukan untuk menata kembali kawasan tersebut agar lebih rapi.

Penertiban kali ini bertujuan untuk mengosongkan terminal dari pedagang

kaki lima karena keberadaan mereka sudah semakin banyak, penertiban

ini dilaksanakan oleh Satpol PP, Polisi, Dishub, dengan tegas menindak

pedagang yang nakal”.

Dari berita di atas, dapat dilihat bahwa pemerintah Kota Bukittinggi bekerja

sama dengan SKPD yang terkait dan melakukan tugas dalam penertiban pedagang

kaki lima ini dengan baik. Kawasan yang digunakan oleh pedagang kaki lima

untuk berdagang di jadikan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi sebagai lahan

parkir.

24

Harian Umum Independen Singgalang, Seribu Lapak PKL di Aur Kuning Ditertibkan Petugas

Gabungan, edisi Kamis, 23 Juni 2015, Berita Online dalam http://hariansinggalang.co.id/seribu-

lapak-pkl-di-aur-kuning-ditertibkan-petugas-gabungan/ diakses tanggal 9 April 2017 pukul 10:28

WIB.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

21

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2017

Gambar 1.5 merupakan kawasan pedagang kaki lima yang melanggar dan

berdagang di kawasan Terminal pasar Aur Kuning Kota Bukittinggi. Upaya

pemerintah dalam penertiban Pedagang Kaki Lima melakukan pembongkaran

lapak-lapak Pedagang Kaki Lima ini berjalan aman dan lancar tanpa ada

perlawanan dari para pedagang. Gambar 1.6 merupakan tempat yang sering

dipakai untuk berdagang bagi Pedagang Kaki Lima di Aur Kuning, lalu

pemerintah Kota Bukittinggi mengubahnya menjadi lahan tempat parkir yang

resmi dan langsung di kelola oleh pemerintah Kota Bukittinggi.

Peneliti melakukan observasi awal, Wawancara dengan Chandra, (ASN

Pemerintah Kota Bukittinggi Satuan Polisi Pamong Praja), Dalam penertiban

pedagang kaki lima dia mengatakan bahwa:25

“upaya yang dilakukan dalam penertiban pedagang kaki lima di Jam Gadang

maupun di Pasar Aur Kuning personil Satpol PP membagi tugas dalam 4

regu, masing masing regu ada 15 orang, ada pos pagi, siang, sore dan malam,

25

Wawancara dengan Chandra, Jabatan sebagai ASN Pemerintah Kota Bukittinggi Satuan Polisi

Pamong Praja, 19 September 2017.

Gambar 1.5

Kawasan Pedagang Kaki

Lima yang melanggar di

Pasar

Aur Kuning Kota Bukittinggi

Gambar 1.6

Tempat Parkir di Terminal

Aur Kuning Kota Bukittinggi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

22

para personil di arahkan ke lapangan untuk menjaga objek wisata dari

pelanggaran-pelanggaran, salah satunya menjaga fasilitas umum seperti

trotoar, badan jalan, dimana fasilitas tersebut tidak digunakan untuk para

pedang kaki lima. Para personil ini menyampaikan saran persuasif dan

pendekatan kepada pedagang kaki lima bahwa tidak boleh berdagang di

trotoar, badan jalan dan di taman. Para personil tidak menyampaikan secara

arogan, tetapi dengan baik, sopan dan santun, kemudian mengarahkan kepada

pedagang kaki lima untuk berjualan ke tempat yang telah disediakan. Apabila

ada pedagang yang membandel, Para personil Satpol PP melakukan tindakan

secara tegas dan dikenakan denda sebanyak 250.000 ”

Berdasarkan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Bukittinggi bertugas dalam mengelola pedagang kaki lima di Kota

Bukittinggi, para personil ini memberikan pengarahan kepada pedagang kaki lima

bahwa tidak boleh berdagang di badan jalan dan di taman. Apabila ada yang

melanggar akan ditindak secara tegas dan dikenakan denda. Tujuannya agar para

pedagang kaki lima tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan

berdagang di tempat yang tidak diperbolehkan.

Dilihat dari permasalahan mengenai terminal di Aur Kuning, maka

Pemerintah Kota Bukittingi melakukan pengelelolaan dengan baik dalam

pemanfaatan terminal yang di gunakan oleh angkutan umum dengan menertibkan

Pedagang Kaki Lima yang berjulan di kawasan terminal dengan bantuan SKPD

terkait.

Pada Gambar 1.7 di bawah ini terlihat bahwa kondisi Terminal Aur Kuning

terkelola dengan baik, bersih dan nyaman, setelah dilakukannya pembenahan dan

pengaturan dari pemerintah kota. Tidak ada lagi Pedagang Kaki Lima berjualan

didalam kawasan terminal Aur Kuning, dan tempat parkir pun terkelola dengan

baik.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

23

Gambar 1.7

Kondisi Terminal Aur Kuning Tahun 2017

Sumber Gambar: Dokumentasi Peneliti 2017

Dalam mengurangi aktifitas jalannya transportasi yang bertumpu pada titik

tertentu. Kota Bukittinggi melakukan strategi seperti pembangunan ruko-ruko di

daerah By Pass. Pusat- pusat pertumbuhan ekonomi sudah banyak di bangun

untuk dan dimanfaatkan masyarakat untuk berdagang. Dampaknya terhadap

pemindahan pertumbuhan ekonomi tersebut gerak arus transportasi tidak

bertumpu di titik itu saja seperti di Pasar Aur Kuning tetapi telah menyebar ke

daerah By Pass. Ini berhubungan dengan pengelolaan manajemen transportasi di

Kota Bukittinggi diawali dengan tahap awal yaitu dalam pembangunan ruko-ruko,

Kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Bukittinggi sebagai tempat

berdagang, dan kegiatan perekonomian tidak hanya di Pasar Aur Kuning tetapi

menyebar ke jalan Bay pass. Meskipun dalam pembangunan ruko ini tidak begitu

berdampak kepada Dinas Perhubungan tetapi dapat mengurangi resiko untuk

terjadi kemacetan.

Berdasarkan fenomena ini peneliti berasumsi bahwa upaya mengarahkan

pembangunan tata guna lahan merupakan bagian dari salah satu kegiatan yang

dibutuhkan dalam melakukan Manajemen Kebutuhan Transportasi. Sesuai dengan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

24

pendapat Ofyar Z.Tamin bahwa pergerakan yang di bangkitkan terjadi hanya pada

satu lokasi atau beberapa lokasi yang saling berdekatan.26

Pada bidang transportasi, diberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah

untuk mengatur bidang yang telah ditetapkan. Adapun SKPD yang bekerja dalam

memanajemen bidang transportasi ini di Kota Bukittinggi antara lain Dinas

Perhubungan Kota Bukittinggi. Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi merupakan

salah satu organisasi publik yang mempunyai tugas untuk menyelenggarakan

segala urusan pemerintahan di bidang perhubungan berdasarkan azas otonomi dan

tugas pembantuan. Berdasarkan Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 58 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Dinas Perhubungan. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan ini di

antaranya27

:

a. Pelaksanaan penyelenggaraan dan pelayanan di bidang lalu lintas dan

parkir.

b. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang lalu lintas

dan parkir.

c. Pembinaan teknis penyelenggaraan bidang lalu lintas dan parkir.

d. Penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan bidang lalu

lintas dan parkir.

e. Pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data lalu lintas;

f. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi daerah rawan kemacetan

g. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas

h. Penertiban angkutan penumpang umum dan barang

i. Pelaksanaan perbantuan pengaturan lalu lintas

j. Pelaksanaan perbantuan pengawalan dan pengaturan lalu lintas

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa Dinas Perhubungan mempunyai tugas

yang berkaitan dengan transportasi. Oleh karena itu mereka dituntut untuk

26

Ofyar Z. Tamin, op. cit., hlm. 533. 27

Peraturan Walikota Bukittinggi No 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

25

mengerjakan tugas ini dengan baik. Tahap awal pelaksanaan tugas pokok tersebut

seperti perencanaan dilakukan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi, kemudian

seperti pelaksanaan, pembinaan, penyusunan laporan, dan pengolahan dan

evaluasi dilakukan oleh Dinas Perhubungan. Untuk mengelola bidang

transportasi ini pemerintah Kota Bukittinggi melibatkan SKPD terkait dalam

mengatasi masalah yang ada dan saling bekerja sama satu sama lain. Dalam hal

ini pemerintah Kota Bukittinggi berusaha melakukan tugasnya dengan baik dan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Wawancara dengan Bapak Yulianez Mansyur, (Kasi Angkutan Orang Dinas

Perhubungan Kota Bukittinggi), didapatkan informasi bahwa:28

“Kota Bukittinggi menjadi salah satu kota percontohan akan kawasan tertib

lalu lintas dan juga menjadi tolak ukur oleh pimpinan daerah kota

Bukittinggi untuk menjadikan Kota Bukittinggi lebih baik kedepannya”

Kota Bukittinggi sebagai percontohan dalam mewujudkan kawasan tertib lalu

lintas ternyata menjadi salah satu tolak ukur oleh Walikota Bukittinggi untuk

menjadikan kota lebih baik kedepannya.

Dalam penataan kawasan tertib lalu lintas, ibu Brigadir Flora ( Kepala Urusan

Tata Usaha dan Administrasi Lalu Lintas Polres Kota Bukittinggi) mengatakan

bahwa:29

“Dalam melakukan penertiban kawasan tertib lalu lintas, pihak kepolisian

menempatkan personil yang bertugas untuk mengatur lalu lintas juga

melaksanakan pengaturan dan penjagaan, di mulai dari Batas Kota, Jalan

28

Wawancara dengan Yulianes Mansyur, Kasi Angkutan Orang di Dinas Pehubungan,

Bukittinggi, 13 September 2017. 29

Wawancara dengan Flora, Kepala Urusan Tata Usaha dan Administrasi Lalu Lintas Polres,

Bukittinggi,19 September 2017.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

26

Sudirman dan Jam Gadang. dan apabila ada yang melanggar dikenakan

sanksi dari pihak kepolisian berupa tilang”

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Flora tergambar bahwa pihak

kepolisian juga berperan serta dalam upaya untuk melakukan kegiatan manajemen

transportasi, salah satunya melalui penertiban Kawasan Tertib Lalu Lintas,

dimana pihak kepolisian memberikan tugas kepada personil untuk mengatur lalu

lintas, yang dimulai dari Batas Kota, Jalan Sudirman dan Jam Gadang serta

melakukan pengaturan serta penjagaan terhadap lalu lintas, apabila melanggar

akan dikenakan sanksi berupa tilang. Penertiban Kawasan Tertib Lalu Lintas ini

rutin setiap hari dilakukan, tujuannya untuk mengurangi pelanggaran dan

kemacetan lalu lintas.

Manajemen Transportasi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota

Bukittinggi harus dilakukan sebaik-baiknya dengan mengaplikasikan indikator

konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Dengan diterapkannya indikator Manajemen Kebutuhan Transportasi

dengan benar, maka Manajemen terkait yang dilakukan seharusnya dapat

terlaksana dengan baik.

Melihat fenomena yang telah di jelaskan, Peneliti berasumsi bahwa

Pemerintah Kota Bukittinggi dalam pengelolaan transportasi belum berjalan

dengan baik, meskipun Pemerintah Kota Bukittinggi meraih penghargaan di

bidang kategori angkutan dan lalu lintas. Dalam pelaksanaan suatu kegiatan tidak

terlepas dari suatu proses manajemen. Manajemen yang baik membawa tujuan

dan sasaran dari suatu program secara optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

27

melibatkan banyak unsur yang harus diatur dengan tepat sehingga pelaksanaan

kegiatan Manajemen Transportasi Kota Bukittinggi tepat sasaran dan terlaksana

dengan baik. Berdasarkan fenomena yang dikemukakan di atas, peneliti melihat

bahwa terdapat permasalahan pada manajemen transportasi Pemerintah Kota

Bukittinggi. Maka peneliti tertarik untuk mencoba meneliti masalah tersebut

dengan judul “Manajemen Transportasi Kota Oleh Dinas Perhubungan Kota

Bukittinggi”.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap

penelitian yang ada dan tentu saja memiliki kedudukan yang penting dalam suatu

kegiatan penelitian. Merujuk pada uraian latar belakang, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Manajemen Transportasi Kota Oleh Dinas

Perhubungan Kota Bukittinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Manajemen

Transportasi Kota Oleh Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan yang

bermanfaat bagi studi akademis khususnya Ilmu Administrasi Publik di

bidang Manajemen Transportasi. Selain itu penelitian ini juga dapat

menambah referensi dan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/36459/2/BAB I.pdf · alat angkutannya, ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

28

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan acuan bagi Pemerintah Kota Bukittinggi dan pihak terkait

lainnya dalam melihat manajemen transportasi yang telah dilaksanakan

dan untuk bahan pertimbangan dalam pembangunan di masa selanjutnya.