terminal batubara

7
Terminal Batubara Terminal batubara termasuk salah satu jenis terminal curah kering yang cukup banyak digunakan di Indonesia, karena kebutuhan Indonesia atas batubara cukup tinggi yaitu sebagai salah satu sumber energi untuk pembangkit listrik. Pembangkit listrik yang ada di Indonesia mayoritas berada di pulau Jawa, sedangkan daerah pertambangan batubara berada di pulau Sumatra dan pulau Kalimantan. Sehingga keberadaan terminal batubara pada pelabuhan – pelabuhan di Indonesia cukup penting. Terdapat dua jenis dermaga yang biasanya digunakan pada terminal batubara, yaitu dermaga jenis wharf dan jenis jetty , dimana penggunaan dari kedu jenis dermaga tersebut tergantung dari kondisi sik wilayah sekitar pelabuhan. !ermaga jenis wharf digunakan pada kondisi terminal dengan kedalaman laut yang dekat dengan daratan dapat memenuhi kebutuhan draft dari kapal yang akan bersandar pada terminal tersebut. Salah satu contoh terminal batubara yang menggunakan dermaga jenis wharf adalah terminal batubara Richards Bay . Gambar 1. 1 Terminal Batubara Richards Bay Sedangkan untuk dermaga jenis jetty digunakan pada saat kondisi kedalaman laut yang cukup untuk kapal bersandar berada pada lokasi yang cukup jauh dari daratan sehingga dibuat jetty yang menjorok ke laut sehingga kapal dapat bersandar pada jetty karena kedalaman yang sudah cukup. Pada terminal batubara lebih banyak digunakan dermaga jenis jetty daripada jenis wharf. "al itu dikarenakan pada terminal batubara dapat digunakan conveyor belt untuk mengangkut batubara dari dermaga ke lapangan penumpukan. !an beban yang diakibatkan oleh conveyor belt cukup kecil,sehingga dapat digunakan trestel yang panjang dan tidak diperlukan pengerukan pada terminal tersebut.

Upload: timotius-rabor-wicaksono

Post on 01-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

trl ntbr

TRANSCRIPT

Terminal BatubaraTerminal batubara termasuk salah satu jenis terminal curah kering yang cukup banyak digunakan di Indonesia, karena kebutuhan Indonesia atas batubara cukup tinggi yaitu sebagai salah satu sumber energi untuk pembangkit listrik. Pembangkit listrik yang ada di Indonesia mayoritas berada di pulau Jawa, sedangkan daerah pertambangan batubara berada di pulau Sumatra dan pulau Kalimantan. Sehingga keberadaan terminal batubara pada pelabuhan pelabuhan di Indonesia cukup penting.Terdapat dua jenis dermaga yang biasanya digunakan pada terminal batubara, yaitu dermaga jenis wharf dan jenis jetty, dimana penggunaan dari kedu jenis dermaga tersebut tergantung dari kondisi fisik wilayah sekitar pelabuhan. Dermaga jenis wharf digunakan pada kondisi terminal dengan kedalaman laut yang dekat dengan daratan dapat memenuhi kebutuhan draft dari kapal yang akan bersandar pada terminal tersebut. Salah satu contoh terminal batubara yang menggunakan dermaga jenis wharf adalah terminal batubara Richards Bay.

Gambar 1. 1 Terminal Batubara Richards BaySedangkan untuk dermaga jenis jetty digunakan pada saat kondisi kedalaman laut yang cukup untuk kapal bersandar berada pada lokasi yang cukup jauh dari daratan sehingga dibuat jetty yang menjorok ke laut sehingga kapal dapat bersandar pada jetty karena kedalaman yang sudah cukup. Pada terminal batubara lebih banyak digunakan dermaga jenis jetty daripada jenis wharf. Hal itu dikarenakan pada terminal batubara dapat digunakan conveyor belt untuk mengangkut batubara dari dermaga ke lapangan penumpukan. Dan beban yang diakibatkan oleh conveyor belt cukup kecil, sehingga dapat digunakan trestel yang panjang dan tidak diperlukan pengerukan pada terminal tersebut.

Gambar 1. 2 Terminal Batubara Pulau MerahKegiatan yang terjadi pada dermaga terminal batubara adalah kegiatan loading batubara ke kapal dan unloading batubara dari kapal ke dermaga. Alat yang biasa digunakan untuk melakukan kegiatan loading/unloading adalah multi purpose crane yang dilengkapi dengan grabber. Lalu untuk unloading dilengkapi dengan hopper dan conveyor belt pada sisi dermaga.

Gambar 1. 3 Multi purpose crane

Gambar 1. 4 Grabber

Gambar 1. 5 HopperPada kegiatan loading terminal batubara, dermaga dilengkapi dengan conveyor belt yang berasal dari lapangan penumpukan dan langsung menuju kapal. Dermaga dapat juga dilengkapi dengan ship loader fixed luffing untuk mengangkut batubara dari conveyor belt ke kapal.

Gambar 1. 6 ship loader fixed luffing

Gambar 1. 7 Conveyor beltLapangan penumpukan dari terminal batubara identik dengan lapangan penumpukan terminal curah kering yang lain. Lapangan penumpukan dari terminal batu bara dibagi menjadi beberapa segmen untuk menumpuk batubara. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi tumpukan batubaru yang terlalu menggunung. Lapangan penumpukan dilengkapi dengan konfigurasi conveyor belt, seperti yang terlihat di bawah ini.

Gambar 1. 8 Konfigurasi conveyor belt Terminal PLTU PaitonConveyor belt yang terdapat pada lapangan penumpukan biasanya dilengkapi dengan hopper pada masing masing segmen lapangan penumpukan yang dapat dibuka tutup untuk memindahkan batubara yang ada pada conveyor belt ke segmen segmen yang ada pada lapangan penumpukan. Sedangkan alat yang biasa digunakan untuk memindahkan batubara dari lapangan penumpukan ke conveyor belt adalah stacker reclaimer yang dilengkapi dengan wheel bucket.

Gambar 1. 9 Stacker ReclaimerKegiatan yang biasa terdapat pada lapangan penumpukan adalah perpindahan moda untuk mengangkut batubara. Moda yang digunakan adalah dump truck atau kereta api yang khusus untuk mengangkut batubara. Untuk memindahkan batubara dari lapangan penumpukan ke moda transportasi darat biasanya digunakan bantuan conveyor belt yang dilengkapi dengan hopper ata dapat digunakan excavator. Excavator juga digunakan untuk mengapur tumpukan tumpukan batubara yang ada di lapangan penumpukan.

Gambar 1. 10 Conveyor belt dengan hopper

Gambar 1. 11 Penggunaan excavator pada terminal batubara

Gambar 1. 12 Kereta api batubaraPada terminal batubara juga dapat digunakan sistem ship-to-ship transfer dimana pemindahan batubara dilakukan dari kapal besar ke kapal yang lebih kecil, atau sebaliknya. Perpindahan moda yang terjadi biasanya dari kapal besar ke kapal tongkang, atau sebaliknya.

Gambar 1. 13 Sistem ship-to-ship transferDapat dilihat pada gambar di atas, sistem ship-to-ship transfer menggunakan floating crane untuk memindahkan batubara dari satu kapal ke kapal yang lain. Sistem ship-to-ship transfer juga dapat dilakukan tanpa menggunakan floating crane, namun digunakan crane yang ada di salah satu kapal, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. 14 Sistem ship-to-ship transfer tanpa floating crane