bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Negara Indonesia memiliki beberapa industri yang mendukung tingkat
pertumbuhan dan perekonomian masyarakat Indonesia. Salah satunya industri di
bidang jasa, industri jasa adalah industri yang menghasilkan produk yang
memberikan nilai tambah yang bersifat tidak berwujud (seperti hiburan,
kenikmatan) dan produk tersebut tidak dikonsumsi secara simultan dengan waktu
produksi (Zeithamal & Bitner dalam Alma, 2007). Industri jasa merupakan jenis
industri yang menghasilkan produk akhir berupa jasa atau pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan industri lain atau langsung dimanfaatkan
oleh konsumen, terbagi kedalam dua kategori yaitu keuangan dan non keuangan.
Industri jasa keuangan merupakan suatu industri yang terdiri dari berbagai
organisasi baik formal maupun informal yang menyediakan jasa keuangan. Pada
umumnya berfokus di dua pasar yaitu pasar Modal dan Pasar Uang. Contoh
industri jasa keuangan adalah bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana,
lembaga pembiayaan dsb (www.ojk.co.id).
Perbankan adalah segala sesuatu yang berhubungan tentang bank.
Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan bank melalui simpanan atau
tabungan dan penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau pinjaman kepada
masyarakat. Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup masyarakat (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan).
Secara garis besar tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbungan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan
![Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/2.jpg)
2
rakyat. Dari tujuan tersebut maka perbankan (bank) di Indonesia harus
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan didasarkan atas asas demokrasi
ekonomi (UU Nomor 10 Tahun 1998). Perbankan Indonesia dalam menjalankan
fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Mengingat meningkatnya ekonomi global dan berbagai macam teknologi
yang canggih menyebabkan berkurangnya peredaran uang cetak dibanding uang
elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan
berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu, sektor perbankan terus
meningkat di Indonesia mulai dari milik pemerintah, swasta hingga bank asing
yang dapat kita jumpai di berbagai tempat. Berdasarkan kepemilikannya, bank di
Indonesia terbagi ke dalam beberapa kelompok yaitu bank nasional, bank
campuran, dan bank asing. Bank nasional terbagi menjadi empat kelompok yaitu
Bank Persero (BUMN), Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN Devisa),
Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa (BUSN Non Devisa), dan Bank
Pembangunan Daerah (BPD). (www.sahamok.com). Bank devisa adalah bank
yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan
kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Bank devisa dapat menawarkan
jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer
keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta
asing lainnya.
Bank Umum Milik Swasta atau BUMS ialah badan usaha yang didirikan
dan didanai oleh seseorang atau sekelompok orang tertentu. BUMS adalah badan
usaha yang seluruh modalnya berasal dari pihak swasta yang dimiliki seseorang
atau beberapa orang (Sattar, 2017:60). Jumlah BUMS di Indonesia meningkat
cukup besar, saat ini terdapat 43 BUMS devisa (www.sahamok.com). Sama
dengan perusahaan pada umumnya, BUMS bertujuan mencari keuntungan untuk
![Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/3.jpg)
3
mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Namun, selama beberapa tahun terakhir
ini laba yang diperoleh BUMS belum maksimal bahkan beberapa bank mengalami
kerugian dan penurunan pada laba bersih dibandingkan dengan laba bersih yang
diperoleh BUMN. Seperti yang tersaji dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1. 1
Laba Bersih Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
No Tahun Laba Bersih Pertumbuhan
1 2014 183.932.425.000.000 -
2 2015 208.865.454.000.000 0,119373638
3 2016 231.612.161.000.000 0,098210331
4 2017 249.850.253.000.000 0,072996092
5 2018 128.855.495.000.000 -0,938995718
Sumber: Data diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel 1.1 menggambarkan bahwa laba bersih yang diperoleh
BUMN cukup besar dari laba yang diperoleh BUMS, kemudian dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan dan stabil. Walaupun terjadi penurunan di tahun
2018. Sedangkan laba bersih yang diperoleh BUMS selama tahun 2014 hingga
tahun 2018 seperti yang tersaji dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1. 2
Laba Bersih Bank Umum Milik Swasta (BUMS)
No Tahun Laba Bersih Pertumbuhan
1 2014 28.549.435.578.699 -
2 2015 27.517.284.125.065 -0,037509205
3 2016 27.186.426.944.841 -0,01216994
4 2017 38.340.494.117.802 0,29092132
5 2018 44.270.324.055.660 0,133945935
Sumber: Data diolah oleh penulis
Dari tabel 1.2 dapat disimpulkan laba yang diperoleh mengalami penurunan
signifikan dua tahun berturut-turut walaupun di dua tahun berikutnya memperoleh
kenaikan laba. Ini tidak sebanding dengan jumlah BUMS yang ada di Indonesia.
![Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/4.jpg)
4
Maka dari itu peneliti memilih Bank Umum Milik Swasta sebagai objek
penelitiannya.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan
laba (Budi et al., 2015). Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya
kepada para pemilik perusahaan. (Tertius&Christiawan, 2015 dalam Budi et al.
2015). Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat dari prospek pertumbuhan dan
perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang
dimilikinya. Perusahaan dikatakan baik dan berhasil jika perusahaan telah
mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.
Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan analisis rasio, analisis
rasio merupakan cara analisa menggunakan perhitungan perbandingan dari data
kuantitatif yang terdapat dalam neraca maupun laba rugi. Salah satu tujuan dari
kinerja keuangan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan
Profitabilitas perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya baik
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba Munawir
(2012:31). Berdasarkan stakeholder theory yang menjadi pertimbangan utama
bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan atau tidak mengungkapkan suatu
informasi di dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan akan berusaha
untuk mencapai kinerja optimal seperti yang diharapkan oleh stakeholder (Ulum,
2008 dalam Sutanto et al. 2014). Definisi rasio Profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan Kasmir
(2014:115).
![Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Menurut Kasmir (2016:196) terdapat beberapa jenis rasio Profitabilitas ,
diantaranya rasio margin laba (Net Profit Margin), rasio pengembalian ekuitas
(Return on Equity) dan rasio pengembalian atas aset (Return on Assets). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabiltas pengembalian atas aset
(Return on Assets) sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari penggunaan aset yang ada dalam perusahaan. Berdasarkan
data yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan Bank Umum Milik Swasta
(BUMS) devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-
2015 mencerminkan laba tiap tahun terus meningkat seperti yang tersaji dalam
grafik dan tabel berikut ini:
Gambar 1. 1
Grafik Total Aset
Sumber: Data diolah oleh penulis
Berdasarkan gambar 1.1 menunjukkan bahwa total aset BUMS tiap tahun
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014-2015 total aset meningkat sebesar
4,84%, sedangkan tahun 2015-2016 meningkat sebesar 0,96% dan pada tahun
2016-2017 meningkat lebih tinggi sebesar 11,34% sedangkan pada tahun 2018
kembali meningkat sebesar 0,54%. Ini menunjukkan bahwa aset BUMS
Rp-
Rp200,000,000,000,000
Rp400,000,000,000,000
Rp600,000,000,000,000
Rp800,000,000,000,000
Rp1,000,000,000,000,000
Rp1,200,000,000,000,000
Rp1,400,000,000,000,000
2014 2015 2016 2017 2018
Total Aset
![Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/6.jpg)
6
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti yang dipaparkan dalam tabel 1.3
dibawah ini.
Tabel 1. 3
Total aset Bank Umum Milik Swasta
Tahun Total Assets
2014 1.011.641.966.326.600
2015 1.063.182.385.768.940
2016 1.073.545.361.993.940
2017 1.210.947.922.989.610
2018 1.217.531.937.396.260
Sumber: Data diolah oleh penulis
Sedangkan Return on Assets (ROA) Bank Umum Milik Swasta (BUMS)
bersifat fluktuatif seperti yang tersaji dalam grafik dan tabel berikut ini:
Gambar 1. 2
Grafik Kinerja Keuangan
Sumber: Data diolah oleh penulis
Ditengah aset meningkat stabil tetapi dari gambar 1.2 diatas dapat
disimpulkan bahwa laba bersih BUMS mengalami penurunan ditahun 2015
sebesar Rp11.538.169 juta dan kembali mengalami penurunan namun tidak terlalu
signifikan ditahun 2016 sebesar Rp4.081.342 juta. Ini menunjukkan bahwa
-
0.00200
0.00400
0.00600
0.00800
0.01000
0.01200
0.01400
0.01600
0.01800
0.02000
Rp-
Rp2,000,000,000,000
Rp4,000,000,000,000
Rp6,000,000,000,000
Rp8,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Rp12,000,000,000,000
Rp14,000,000,000,000
Rp16,000,000,000,000
Rp18,000,000,000,000
Rp20,000,000,000,000
2014 2015 2016 2017 2018
Kinerja Keuangan BUMS
Laba Bersih ROA
![Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/7.jpg)
7
kenaikan total aset tidak disertai dengan kenaikan laba sebagaimana mestinya.
Pada tahun 2017 laba bersih meningkat sebesar Rp8.121.074 juta dan pada tahun
2018 meningkat kembali sebesar Rp1.901.256 juta. Sedangkan Return on Assets
(ROA) BUMS pada tahun 2014-2018 bersifat fluktuatif, pada tahun 2014
menunjukkan angka 1,87% selanjutnya tahun 2015 mengalami penurunan
menjadi 0,70% karena laba ditahun tersebut menurun. Tahun 2016 mengalami
penurunan kembali menjadi 0,31% sementara pada tahun 2017 dan 2018
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,95% dan 1,10%. Seperti dalam
tabel berikut ini.
Tabel 1. 4
Laba Bersih dan ROA BUMS 2014-2018
Tahun Laba Bersih ROA
2014 19.011.595.203.329 0,01879
2015 7.473.426.119.920 0,00703
2016 3.392.083.399.169 0,00316
2017 11.513.157.822.470 0,00951
2018 13.414.414353488 0,01102
Sumber: Data diolah oleh penulis
Menurut Tandelilin (2003), ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan
aset-aset yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan laba. Semakin tinggi
ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
dan semakin baik posisi bank dalam hal penggunaan aset (Syamsudin, 2011).
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa dengan total aset stabil meningkat tetapi
diperoleh laba bersih dan Return on Assets (ROA) bersifat fluktuatif yang
semestinya ketika aset meningkat maka laba bersih meningkat. Pihak bank dapat
menilai kesehatan banknya sendiri dengan menggunakan metode yang baru
dikeluarkan pemerintah dalam PBI nomor 13/1/PBI/2011 pasal 2 , disebutkan
bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating) baik secara individual ataupun
konsolidasi.
![Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Peraturan tersebut menggantikan metode penilaian yang sebelumnya yaitu
metode yang berdasarkan Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity and
Sensitivity to market risk atau yang disebut CAMELS. Metode RBBR
menggunakan penilaian terhadap empat faktor berdasarkan Surat Edaran BI No
13/24/DPNP yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan
Capital. Dari faktor Risk Profile menggunakan perhitungan risiko kredit, risiko
pasar dan risiko likuiditas. Faktor GCG memperhitungkan penilaian atas
penerapan self assessment. Faktor earning atau rentabilitas diukur dengan
indikator laba sebelum pajak terhadap total aset (ROA), pendapatan bunga bersih
terhadap total aset (NIM). Faktor capital diukur dengan rasio CAR. Dengan
metode RGEC secara keseluruhan memiliki predikat sangat sehat.Maka peneliti
memilih ROA pada Bank Umum Milik Swasta (BUMS) Devisa selama tahun
2014-2018 sebagai parameter kinerja keuangan.
Intellectual capital didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam
bentuk karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang dapat digunakan
perusahaan dalam proses penciptaan nilai perusahaan (Bukh et al. Dalam Ulum,
2009:23). Resource Based Theory menyatakan bahwa perusahaan dapat bersaing
dengan perusahaan lain dengan cara memanfaatkan serta mengelola sumber daya
yang dimiliki perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan.
Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang saja, dengan memanfaatkan
kualitas karyawan yang ada agar dapat memaksimalkan laba. Perusahaan telah
mengubah pandangan bisnisnya menjadi berbasis pengetahuan (knowledge-based
business) yang sebelumnya masih berbasis pada tenaga kerja (labor-based
business). Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu perusahaan diperlukan
penilaian atau pengukuran terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan
dalam melaksanakan strategi yang telah ditetapkan (Budi et al. 2015).
![Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Tabel 1. 5
Perbandingan Human Capital terhadap ROA BUMS Devisa
Tahun Human Capital Laba Bersih ROA
2014 Rp18.519.879.018.855 Rp 19.011.595.203.329 0,0187
2015 Rp18.543.236.235.166 Rp 7.473.426.119.920 0,007
2016 Rp18.369.734.952.585 Rp 3.392.083.399.169 0,003
2017 Rp18.904.103.393.810 Rp 11.513.157.822.470 0,009
2018 Rp19.294.412.085.717 Rp 13.414.414.353.488 0,011
Sumber: Data diolah oleh penulis (2020)
Pada tabel 1.5 tersaji bahwa human capital yang dikeluarkan tiap tahunnya
meningkat akan tetapi perolehan laba menurun dan berdampak pada ROA BUMS
Devisa. Ini berarti penggunaan human capital tidak sepenuhnya digunakan untuk
meningkatkan kualitas karyawan yang diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus mengelola dengan baik sumber
daya yang dimilikinya agar dapat mencapai keunggulan kompetitif dan memiliki
nilai tambah perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Metode yang digunakan
untuk mengukur penciptaan nilai perusahaan yakni metode Value Added
Intellectual Coefficient (VAIC) (Pulic dalam Pratiwi, 2017:87). Intellectual
capital tidak memiliki definisi secara pasti. Beberapa peneliti mengartikan secara
berbeda karena konsep mengenai IC sangat luas dan sering terbagi menjadi
beberapa kategori.
Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD)
mendeskripsikan intellectual capital sebagai nilai ekonomi dari dua kategori
aktiva tidak berwujud perusahaan, yaitu organizational (structural) capital dan
human capital (Adeline, 2012 dalam Budi et al. 2015:242). Pemahaman atas
komponen-komponen yang membentuk intellectual capital sangat penting karena
komponen tersebut jika dikelola dengan baik dan dioptimalkan dapat menjadi
dasar bagi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah dan meningkatkan daya
saing (Soetedjo & Mursida, 2014).
Dari beberapa peneliti menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan (Anggraeni et al. 2016; Nazif Oskan et al. 2017;
Mahfoudh abdul karem et al. 2014; Antonio Meles et al. 2016). Namun, hasil
yang berbeda menunjukkan intellectual capital berpengaruh negatif terhadap
![Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/10.jpg)
10
kinerja keuangan (Denny Andriana 2014; Budi et al. 2015; Umawadee
Detthamrong 2017). Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji ulang
bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan.
Kinerja keuangan perbankan merupakan representasi hasil yang dicapai
suatu bank dengan cara mengelola sumber daya yang ada se-efektif dan se-efi sien
mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja perbankan dapat
dinilai dengan pendekatan analisa rasio keuangan. (Barsran Desfi an, 2005 dalam
Priyanto et al. 2014). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dan surat edaran Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 Sistem penilaian tingkat kesehatan
bank umum, menyatakan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank secara triwulan (Priyanto et al. 2014). Bank wajib melakukan
penilaian Tingkat Kesehatan Bank baik secara individual maupun konsolidasi
dengan menggunakan pendekatan risiko.
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa LDR dinilai sebagai earning asset
bank yang kurang atau bahkan sangat tidak likuid. Dengan LDR yang tinggi,
dapat diduga cash flow dari perusahaan pinjaman dan pembayaran bunga dari
debitur pada bank menjadi tidak sebanding dengan kebutuhan untuk memenuhi
cash outflow penarikan dana giro, tabungan dan deposito yang jatuh tempo dari
masyarakat. Dapat diduga dengan LDR, bank secara potensial dapat mengalami
kesulitan likuiditas (Usman Harun, 2016). Karena dana yang dikelola termasuk ke
dalam earning asset untuk disalurkan kembali melalui kredit yang akan
meningkatkan laba sehingga kinerja keuangan akan membaik.
Rasio kesehatan bank terdiri dari 6 (enam) rasio diantaranya, Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio
(LDR), Biaya Operasi Dibanding Dengan Pendapatan Operasi (BOPO) dan Net
Interest Margin (NIM) (Priyanto et al. 2014). Dalam hal ini berdasarkan tautan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA oleh Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang
pada Kamis, 26 Juli 2018 09:34 WIB bahwa pertumbuhan laba bank swasta
![Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/11.jpg)
11
melambat. Bank swasta harus berlapang dada, saat bank-bank BUMN berpesta
laba, bank swasta harus pasrah menikmati kenaikan laba yang melambat. Bahkan
terdapat bank yang labanya menurun. Salah satunya adalah Bank Danamon dan
Bank Panin mengalami penyusutan laba di separuh pertama 2018. Laba bank
Danamon turun tipis 1,37% menjadi Rp 2,01 triliun. Sedangkan, laba Bank Panin
turun 3,35% menjadi Rp 1,35 triliun.
Kredit mikro disebut-sebut sebagai biang kerok penurunan laba di Bank
Danamon. Satinder Ahluwalia, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan,
pihaknya sengaja mengerem penyaluran kredit mikro, lantaran ingin memperbesar
segmen non-mass market seperti usaha kecil dan menengah (UKM), kredit
pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). "Sebenarnya, laba
bersih bukan turun tapi stabil. Ini karena portofolio mikro turun," katanya, Rabu
(25/7). Bank berkode saham BDMN di Bursa Efek Indonesia ini mencatat
penurunan portofolio mikro berkisar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun. Akibatnya,
total penyaluran mikro hanya Rp 4,5 triliun di semester I-2018, atau lebih rendah
dari pencapaian Rp 7 triliun-Rp 8 triliun di tahun lalu. Sedangkan, Bank Panin
masih mencatat peningkatan penyaluran kredit di tengah perlambatan laba. Aliran
kredit tumbuh 6,52% menjadi Rp 147 triliun. Mayoritas kredit atau sebesar 58,7%
mengalir ke kredit sektor ritel dan komersial.
Dari uraian diatas maka peneliti menggunakan rasio Loan To Deposit Ratio
(LDR) untuk mengukur tingkat kesehatan bank umum milik swasta. Standar
terbaik LDR adalah diatas 85%. Beberapa peneliti menyatakan bahwa Loan To
Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (Priyanto et
al. 2015; Usman Harun 2014) karena LDR yang tinggi akan menghasilkan laba
yang tinggi pula serta berpengaruh pada ROA. Namun, Andy Setiawan et al.
(2017) membuktikan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Ini
menunjukkan bahwa semakin rendah LDR maka semakin kecil kredit yang
disalurkan dan akan menurunkan laba.
![Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan perbedaan dari
beberapa hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
pengujian kembali seberapa besar pengaruh modal dan laba atas kinerja keuangan
perbankan dengan mengangkat judul “Pengaruh Intellectual Capital dan Loan
to Deposit Ratio(LDR) terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum
Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada
tahun 2014-2018)”
1.3 Perumusan Masalah
Beberapa tahun terakhir dipenghujung 2018 laba Bank Umum Milik Swasta
menurun signifikan berbanding terbalik dengan laba yang diperoleh Bank Umum
Milik Negara, sedangkan total aset yang dimiliki oleh Bank Umum Milik Swasta
terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 laba yang diperoleh BUMS
Devisa sebesar Rp11.538.169 juta dan kembali mengalami penurunan namun
tidak terlalu signifikan ditahun 2016 sebesar Rp4.081.342 juta. Ini menunjukkan
bahwa kenaikan total aset tidak disertai dengan kenaikan laba sebagaimana
mestinya. Perolehan laba dari BUMS beberapa tahun dipenghujung 2018
pertumbuhannya lambat dan bahkan dibeberapa bank mengalami penurunan yang
cukup signifikan, berdasarkan tautan KONTAN.CO.ID - JAKARTA oleh
Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang pada Kamis, 26 Juli 2018 09:34 WIB
Kredit mikro disebut-sebut sebagai biang kerok penurunan laba.
Salah satu cara untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya adalah menggunakan rasio kesehatan bank yaitu Loan to Deposit
Ratio (LDR). Berdasarkan penelitian terdahulu telah menguji pengaruh
intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan menguji Loan to
Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam model yang
terpisah. Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti menguji variabel-variabel
tersebut dalam satu model yang sama. Dari hasil rumusan masalah yang telah
dipaparkan, dapat diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana intellectual capital, loan to deposit ratio (LDR) dan kinerja
keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?
![Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/13.jpg)
13
2. Apakah intellectual capital dan loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta
Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?
3. Apakah VACA berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan Bank
Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2014-2018?
4. Apakah VAHU berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan Bank
Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2014-2018?
5. Apakah STVA berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan Bank
Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2014-2018?
6. Apakah Loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh intellectual capital dan loan to
deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018. Berdasarkan
perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana intellectual capital, loan to deposit ratio
(LDR) dan kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan intellectual capital dan
loan to deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan Bank Umum
Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2014-2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari:
a. VACA terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?
![Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/14.jpg)
14
b. VAHU terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?
c. STVA terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?
d. Loan to deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan Bank Umum
Milik Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2014-2018?
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Aspek Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
pengaruh intellectual capital dan loan to deposit ratio (LDR) pada
Bank Umum Milik Swasta yang terdaftar di Bank Indonesia.
b. Sebagai salah satu syarat kelulusan bagi penulis dan diharapkan dapat
menjadi sumber referensi serta pembelajaran pada penelitian
selanjutnya.
1.5.2 Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai
pihak, antara lain:
1. Investor
Diharapkan investor dapat memahami bagaimana pentingnya
intellectual capital dalam suatu perusahaan. Karena, jika pemanfaatan
sumber daya dioptimalkan akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
2. Perusahaan
Dapat menjadikan referensi dan membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan intellectual capital dan loan to deposit ratio
(LDR) agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
![Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/15.jpg)
15
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu
Bank Umum Milik Swasta pada tahun 2014-2018. Latar belakang penelitian ini
berkaitan dengan fenomena dari objek penelitian, perumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian,
manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, ruang lingkup penelitian mengenai
objek dan variabel penelitian serta sistematika penulisan tugsa akhir secara umum.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori umum diantaranya Stakeholder Theory dan Resource
Based Theory hingga teori khusus, disertai penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian ini dan disajikan pula kerangka pemikiran penelitian serta perumusan
hipotesis yang tepat bagi penelitian ini.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan pendekatan, metode, dan teknik analisis yang
digunakan untuk menjawab masalah serta pertanyaan penelitian. Bab ini meliputi
tentang: Jenis penelitian, operasionalisai variabel, populasi dan sampel,
pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini dilakukan pengujian serta penjelasan dan pembahasan
mengenai variabel-variabel penelitian. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah analisis deskriptif menggunakan rasio, mean, min dan max. Kemudian
menggunakan analisis data panel, uji secara simultan (uji F), uji secara parsial (uji
t) dan koefisien determinasi (R2). Kemudian dari hasil pengujian ditarik
kesimpulan.
BAB V Hasil dan Penelitian
Dalam bab ini disajikan jawaban atas pertanyaan penelitian, yang
kemudian menjadi saran dengan manfaat penelitian.
![Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060900/609da778d5a7656c390e0664/html5/thumbnails/16.jpg)
16
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN