bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik...

16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Negara Indonesia memiliki beberapa industri yang mendukung tingkat pertumbuhan dan perekonomian masyarakat Indonesia. Salah satunya industri di bidang jasa, industri jasa adalah industri yang menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah yang bersifat tidak berwujud (seperti hiburan, kenikmatan) dan produk tersebut tidak dikonsumsi secara simultan dengan waktu produksi (Zeithamal & Bitner dalam Alma, 2007). Industri jasa merupakan jenis industri yang menghasilkan produk akhir berupa jasa atau pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan industri lain atau langsung dimanfaatkan oleh konsumen, terbagi kedalam dua kategori yaitu keuangan dan non keuangan. Industri jasa keuangan merupakan suatu industri yang terdiri dari berbagai organisasi baik formal maupun informal yang menyediakan jasa keuangan. Pada umumnya berfokus di dua pasar yaitu pasar Modal dan Pasar Uang. Contoh industri jasa keuangan adalah bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, lembaga pembiayaan dsb (www.ojk.co.id). Perbankan adalah segala sesuatu yang berhubungan tentang bank. Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan bank melalui simpanan atau tabungan dan penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau pinjaman kepada masyarakat. Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan). Secara garis besar tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbungan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

Upload: others

Post on 29-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Negara Indonesia memiliki beberapa industri yang mendukung tingkat

pertumbuhan dan perekonomian masyarakat Indonesia. Salah satunya industri di

bidang jasa, industri jasa adalah industri yang menghasilkan produk yang

memberikan nilai tambah yang bersifat tidak berwujud (seperti hiburan,

kenikmatan) dan produk tersebut tidak dikonsumsi secara simultan dengan waktu

produksi (Zeithamal & Bitner dalam Alma, 2007). Industri jasa merupakan jenis

industri yang menghasilkan produk akhir berupa jasa atau pelayanan yang dapat

dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan industri lain atau langsung dimanfaatkan

oleh konsumen, terbagi kedalam dua kategori yaitu keuangan dan non keuangan.

Industri jasa keuangan merupakan suatu industri yang terdiri dari berbagai

organisasi baik formal maupun informal yang menyediakan jasa keuangan. Pada

umumnya berfokus di dua pasar yaitu pasar Modal dan Pasar Uang. Contoh

industri jasa keuangan adalah bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana,

lembaga pembiayaan dsb (www.ojk.co.id).

Perbankan adalah segala sesuatu yang berhubungan tentang bank.

Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan bank melalui simpanan atau

tabungan dan penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau pinjaman kepada

masyarakat. Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup masyarakat (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan).

Secara garis besar tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbungan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

2

rakyat. Dari tujuan tersebut maka perbankan (bank) di Indonesia harus

menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan didasarkan atas asas demokrasi

ekonomi (UU Nomor 10 Tahun 1998). Perbankan Indonesia dalam menjalankan

fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia

adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Mengingat meningkatnya ekonomi global dan berbagai macam teknologi

yang canggih menyebabkan berkurangnya peredaran uang cetak dibanding uang

elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan

berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu, sektor perbankan terus

meningkat di Indonesia mulai dari milik pemerintah, swasta hingga bank asing

yang dapat kita jumpai di berbagai tempat. Berdasarkan kepemilikannya, bank di

Indonesia terbagi ke dalam beberapa kelompok yaitu bank nasional, bank

campuran, dan bank asing. Bank nasional terbagi menjadi empat kelompok yaitu

Bank Persero (BUMN), Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN Devisa),

Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa (BUSN Non Devisa), dan Bank

Pembangunan Daerah (BPD). (www.sahamok.com). Bank devisa adalah bank

yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan

kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Bank devisa dapat menawarkan

jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer

keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta

asing lainnya.

Bank Umum Milik Swasta atau BUMS ialah badan usaha yang didirikan

dan didanai oleh seseorang atau sekelompok orang tertentu. BUMS adalah badan

usaha yang seluruh modalnya berasal dari pihak swasta yang dimiliki seseorang

atau beberapa orang (Sattar, 2017:60). Jumlah BUMS di Indonesia meningkat

cukup besar, saat ini terdapat 43 BUMS devisa (www.sahamok.com). Sama

dengan perusahaan pada umumnya, BUMS bertujuan mencari keuntungan untuk

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

3

mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Namun, selama beberapa tahun terakhir

ini laba yang diperoleh BUMS belum maksimal bahkan beberapa bank mengalami

kerugian dan penurunan pada laba bersih dibandingkan dengan laba bersih yang

diperoleh BUMN. Seperti yang tersaji dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1. 1

Laba Bersih Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

No Tahun Laba Bersih Pertumbuhan

1 2014 183.932.425.000.000 -

2 2015 208.865.454.000.000 0,119373638

3 2016 231.612.161.000.000 0,098210331

4 2017 249.850.253.000.000 0,072996092

5 2018 128.855.495.000.000 -0,938995718

Sumber: Data diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 1.1 menggambarkan bahwa laba bersih yang diperoleh

BUMN cukup besar dari laba yang diperoleh BUMS, kemudian dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan dan stabil. Walaupun terjadi penurunan di tahun

2018. Sedangkan laba bersih yang diperoleh BUMS selama tahun 2014 hingga

tahun 2018 seperti yang tersaji dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1. 2

Laba Bersih Bank Umum Milik Swasta (BUMS)

No Tahun Laba Bersih Pertumbuhan

1 2014 28.549.435.578.699 -

2 2015 27.517.284.125.065 -0,037509205

3 2016 27.186.426.944.841 -0,01216994

4 2017 38.340.494.117.802 0,29092132

5 2018 44.270.324.055.660 0,133945935

Sumber: Data diolah oleh penulis

Dari tabel 1.2 dapat disimpulkan laba yang diperoleh mengalami penurunan

signifikan dua tahun berturut-turut walaupun di dua tahun berikutnya memperoleh

kenaikan laba. Ini tidak sebanding dengan jumlah BUMS yang ada di Indonesia.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

4

Maka dari itu peneliti memilih Bank Umum Milik Swasta sebagai objek

penelitiannya.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat

mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan

laba (Budi et al., 2015). Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara

yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya

kepada para pemilik perusahaan. (Tertius&Christiawan, 2015 dalam Budi et al.

2015). Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat dari prospek pertumbuhan dan

perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang

dimilikinya. Perusahaan dikatakan baik dan berhasil jika perusahaan telah

mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan analisis rasio, analisis

rasio merupakan cara analisa menggunakan perhitungan perbandingan dari data

kuantitatif yang terdapat dalam neraca maupun laba rugi. Salah satu tujuan dari

kinerja keuangan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan

Profitabilitas perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya baik

memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba Munawir

(2012:31). Berdasarkan stakeholder theory yang menjadi pertimbangan utama

bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan atau tidak mengungkapkan suatu

informasi di dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan akan berusaha

untuk mencapai kinerja optimal seperti yang diharapkan oleh stakeholder (Ulum,

2008 dalam Sutanto et al. 2014). Definisi rasio Profitabilitas merupakan rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan Kasmir

(2014:115).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

5

Menurut Kasmir (2016:196) terdapat beberapa jenis rasio Profitabilitas ,

diantaranya rasio margin laba (Net Profit Margin), rasio pengembalian ekuitas

(Return on Equity) dan rasio pengembalian atas aset (Return on Assets). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabiltas pengembalian atas aset

(Return on Assets) sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari penggunaan aset yang ada dalam perusahaan. Berdasarkan

data yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan Bank Umum Milik Swasta

(BUMS) devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-

2015 mencerminkan laba tiap tahun terus meningkat seperti yang tersaji dalam

grafik dan tabel berikut ini:

Gambar 1. 1

Grafik Total Aset

Sumber: Data diolah oleh penulis

Berdasarkan gambar 1.1 menunjukkan bahwa total aset BUMS tiap tahun

mengalami peningkatan. Pada tahun 2014-2015 total aset meningkat sebesar

4,84%, sedangkan tahun 2015-2016 meningkat sebesar 0,96% dan pada tahun

2016-2017 meningkat lebih tinggi sebesar 11,34% sedangkan pada tahun 2018

kembali meningkat sebesar 0,54%. Ini menunjukkan bahwa aset BUMS

Rp-

Rp200,000,000,000,000

Rp400,000,000,000,000

Rp600,000,000,000,000

Rp800,000,000,000,000

Rp1,000,000,000,000,000

Rp1,200,000,000,000,000

Rp1,400,000,000,000,000

2014 2015 2016 2017 2018

Total Aset

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

6

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti yang dipaparkan dalam tabel 1.3

dibawah ini.

Tabel 1. 3

Total aset Bank Umum Milik Swasta

Tahun Total Assets

2014 1.011.641.966.326.600

2015 1.063.182.385.768.940

2016 1.073.545.361.993.940

2017 1.210.947.922.989.610

2018 1.217.531.937.396.260

Sumber: Data diolah oleh penulis

Sedangkan Return on Assets (ROA) Bank Umum Milik Swasta (BUMS)

bersifat fluktuatif seperti yang tersaji dalam grafik dan tabel berikut ini:

Gambar 1. 2

Grafik Kinerja Keuangan

Sumber: Data diolah oleh penulis

Ditengah aset meningkat stabil tetapi dari gambar 1.2 diatas dapat

disimpulkan bahwa laba bersih BUMS mengalami penurunan ditahun 2015

sebesar Rp11.538.169 juta dan kembali mengalami penurunan namun tidak terlalu

signifikan ditahun 2016 sebesar Rp4.081.342 juta. Ini menunjukkan bahwa

-

0.00200

0.00400

0.00600

0.00800

0.01000

0.01200

0.01400

0.01600

0.01800

0.02000

Rp-

Rp2,000,000,000,000

Rp4,000,000,000,000

Rp6,000,000,000,000

Rp8,000,000,000,000

Rp10,000,000,000,000

Rp12,000,000,000,000

Rp14,000,000,000,000

Rp16,000,000,000,000

Rp18,000,000,000,000

Rp20,000,000,000,000

2014 2015 2016 2017 2018

Kinerja Keuangan BUMS

Laba Bersih ROA

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

7

kenaikan total aset tidak disertai dengan kenaikan laba sebagaimana mestinya.

Pada tahun 2017 laba bersih meningkat sebesar Rp8.121.074 juta dan pada tahun

2018 meningkat kembali sebesar Rp1.901.256 juta. Sedangkan Return on Assets

(ROA) BUMS pada tahun 2014-2018 bersifat fluktuatif, pada tahun 2014

menunjukkan angka 1,87% selanjutnya tahun 2015 mengalami penurunan

menjadi 0,70% karena laba ditahun tersebut menurun. Tahun 2016 mengalami

penurunan kembali menjadi 0,31% sementara pada tahun 2017 dan 2018

mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,95% dan 1,10%. Seperti dalam

tabel berikut ini.

Tabel 1. 4

Laba Bersih dan ROA BUMS 2014-2018

Tahun Laba Bersih ROA

2014 19.011.595.203.329 0,01879

2015 7.473.426.119.920 0,00703

2016 3.392.083.399.169 0,00316

2017 11.513.157.822.470 0,00951

2018 13.414.414353488 0,01102

Sumber: Data diolah oleh penulis

Menurut Tandelilin (2003), ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan

aset-aset yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan laba. Semakin tinggi

ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

dan semakin baik posisi bank dalam hal penggunaan aset (Syamsudin, 2011).

Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa dengan total aset stabil meningkat tetapi

diperoleh laba bersih dan Return on Assets (ROA) bersifat fluktuatif yang

semestinya ketika aset meningkat maka laba bersih meningkat. Pihak bank dapat

menilai kesehatan banknya sendiri dengan menggunakan metode yang baru

dikeluarkan pemerintah dalam PBI nomor 13/1/PBI/2011 pasal 2 , disebutkan

bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan

pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating) baik secara individual ataupun

konsolidasi.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

8

Peraturan tersebut menggantikan metode penilaian yang sebelumnya yaitu

metode yang berdasarkan Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity and

Sensitivity to market risk atau yang disebut CAMELS. Metode RBBR

menggunakan penilaian terhadap empat faktor berdasarkan Surat Edaran BI No

13/24/DPNP yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan

Capital. Dari faktor Risk Profile menggunakan perhitungan risiko kredit, risiko

pasar dan risiko likuiditas. Faktor GCG memperhitungkan penilaian atas

penerapan self assessment. Faktor earning atau rentabilitas diukur dengan

indikator laba sebelum pajak terhadap total aset (ROA), pendapatan bunga bersih

terhadap total aset (NIM). Faktor capital diukur dengan rasio CAR. Dengan

metode RGEC secara keseluruhan memiliki predikat sangat sehat.Maka peneliti

memilih ROA pada Bank Umum Milik Swasta (BUMS) Devisa selama tahun

2014-2018 sebagai parameter kinerja keuangan.

Intellectual capital didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam

bentuk karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang dapat digunakan

perusahaan dalam proses penciptaan nilai perusahaan (Bukh et al. Dalam Ulum,

2009:23). Resource Based Theory menyatakan bahwa perusahaan dapat bersaing

dengan perusahaan lain dengan cara memanfaatkan serta mengelola sumber daya

yang dimiliki perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan.

Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang saja, dengan memanfaatkan

kualitas karyawan yang ada agar dapat memaksimalkan laba. Perusahaan telah

mengubah pandangan bisnisnya menjadi berbasis pengetahuan (knowledge-based

business) yang sebelumnya masih berbasis pada tenaga kerja (labor-based

business). Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu perusahaan diperlukan

penilaian atau pengukuran terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan

dalam melaksanakan strategi yang telah ditetapkan (Budi et al. 2015).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

9

Tabel 1. 5

Perbandingan Human Capital terhadap ROA BUMS Devisa

Tahun Human Capital Laba Bersih ROA

2014 Rp18.519.879.018.855 Rp 19.011.595.203.329 0,0187

2015 Rp18.543.236.235.166 Rp 7.473.426.119.920 0,007

2016 Rp18.369.734.952.585 Rp 3.392.083.399.169 0,003

2017 Rp18.904.103.393.810 Rp 11.513.157.822.470 0,009

2018 Rp19.294.412.085.717 Rp 13.414.414.353.488 0,011

Sumber: Data diolah oleh penulis (2020)

Pada tabel 1.5 tersaji bahwa human capital yang dikeluarkan tiap tahunnya

meningkat akan tetapi perolehan laba menurun dan berdampak pada ROA BUMS

Devisa. Ini berarti penggunaan human capital tidak sepenuhnya digunakan untuk

meningkatkan kualitas karyawan yang diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja

perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus mengelola dengan baik sumber

daya yang dimilikinya agar dapat mencapai keunggulan kompetitif dan memiliki

nilai tambah perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Metode yang digunakan

untuk mengukur penciptaan nilai perusahaan yakni metode Value Added

Intellectual Coefficient (VAIC) (Pulic dalam Pratiwi, 2017:87). Intellectual

capital tidak memiliki definisi secara pasti. Beberapa peneliti mengartikan secara

berbeda karena konsep mengenai IC sangat luas dan sering terbagi menjadi

beberapa kategori.

Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD)

mendeskripsikan intellectual capital sebagai nilai ekonomi dari dua kategori

aktiva tidak berwujud perusahaan, yaitu organizational (structural) capital dan

human capital (Adeline, 2012 dalam Budi et al. 2015:242). Pemahaman atas

komponen-komponen yang membentuk intellectual capital sangat penting karena

komponen tersebut jika dikelola dengan baik dan dioptimalkan dapat menjadi

dasar bagi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah dan meningkatkan daya

saing (Soetedjo & Mursida, 2014).

Dari beberapa peneliti menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh

positif terhadap kinerja keuangan (Anggraeni et al. 2016; Nazif Oskan et al. 2017;

Mahfoudh abdul karem et al. 2014; Antonio Meles et al. 2016). Namun, hasil

yang berbeda menunjukkan intellectual capital berpengaruh negatif terhadap

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

10

kinerja keuangan (Denny Andriana 2014; Budi et al. 2015; Umawadee

Detthamrong 2017). Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji ulang

bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan.

Kinerja keuangan perbankan merupakan representasi hasil yang dicapai

suatu bank dengan cara mengelola sumber daya yang ada se-efektif dan se-efi sien

mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja perbankan dapat

dinilai dengan pendekatan analisa rasio keuangan. (Barsran Desfi an, 2005 dalam

Priyanto et al. 2014). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dan surat edaran Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 Sistem penilaian tingkat kesehatan

bank umum, menyatakan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat

kesehatan bank secara triwulan (Priyanto et al. 2014). Bank wajib melakukan

penilaian Tingkat Kesehatan Bank baik secara individual maupun konsolidasi

dengan menggunakan pendekatan risiko.

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa LDR dinilai sebagai earning asset

bank yang kurang atau bahkan sangat tidak likuid. Dengan LDR yang tinggi,

dapat diduga cash flow dari perusahaan pinjaman dan pembayaran bunga dari

debitur pada bank menjadi tidak sebanding dengan kebutuhan untuk memenuhi

cash outflow penarikan dana giro, tabungan dan deposito yang jatuh tempo dari

masyarakat. Dapat diduga dengan LDR, bank secara potensial dapat mengalami

kesulitan likuiditas (Usman Harun, 2016). Karena dana yang dikelola termasuk ke

dalam earning asset untuk disalurkan kembali melalui kredit yang akan

meningkatkan laba sehingga kinerja keuangan akan membaik.

Rasio kesehatan bank terdiri dari 6 (enam) rasio diantaranya, Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio

(LDR), Biaya Operasi Dibanding Dengan Pendapatan Operasi (BOPO) dan Net

Interest Margin (NIM) (Priyanto et al. 2014). Dalam hal ini berdasarkan tautan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA oleh Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang

pada Kamis, 26 Juli 2018 09:34 WIB bahwa pertumbuhan laba bank swasta

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

11

melambat. Bank swasta harus berlapang dada, saat bank-bank BUMN berpesta

laba, bank swasta harus pasrah menikmati kenaikan laba yang melambat. Bahkan

terdapat bank yang labanya menurun. Salah satunya adalah Bank Danamon dan

Bank Panin mengalami penyusutan laba di separuh pertama 2018. Laba bank

Danamon turun tipis 1,37% menjadi Rp 2,01 triliun. Sedangkan, laba Bank Panin

turun 3,35% menjadi Rp 1,35 triliun.

Kredit mikro disebut-sebut sebagai biang kerok penurunan laba di Bank

Danamon. Satinder Ahluwalia, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan,

pihaknya sengaja mengerem penyaluran kredit mikro, lantaran ingin memperbesar

segmen non-mass market seperti usaha kecil dan menengah (UKM), kredit

pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). "Sebenarnya, laba

bersih bukan turun tapi stabil. Ini karena portofolio mikro turun," katanya, Rabu

(25/7). Bank berkode saham BDMN di Bursa Efek Indonesia ini mencatat

penurunan portofolio mikro berkisar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun. Akibatnya,

total penyaluran mikro hanya Rp 4,5 triliun di semester I-2018, atau lebih rendah

dari pencapaian Rp 7 triliun-Rp 8 triliun di tahun lalu. Sedangkan, Bank Panin

masih mencatat peningkatan penyaluran kredit di tengah perlambatan laba. Aliran

kredit tumbuh 6,52% menjadi Rp 147 triliun. Mayoritas kredit atau sebesar 58,7%

mengalir ke kredit sektor ritel dan komersial.

Dari uraian diatas maka peneliti menggunakan rasio Loan To Deposit Ratio

(LDR) untuk mengukur tingkat kesehatan bank umum milik swasta. Standar

terbaik LDR adalah diatas 85%. Beberapa peneliti menyatakan bahwa Loan To

Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (Priyanto et

al. 2015; Usman Harun 2014) karena LDR yang tinggi akan menghasilkan laba

yang tinggi pula serta berpengaruh pada ROA. Namun, Andy Setiawan et al.

(2017) membuktikan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Ini

menunjukkan bahwa semakin rendah LDR maka semakin kecil kredit yang

disalurkan dan akan menurunkan laba.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

12

Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan perbedaan dari

beberapa hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan

pengujian kembali seberapa besar pengaruh modal dan laba atas kinerja keuangan

perbankan dengan mengangkat judul “Pengaruh Intellectual Capital dan Loan

to Deposit Ratio(LDR) terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum

Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada

tahun 2014-2018)”

1.3 Perumusan Masalah

Beberapa tahun terakhir dipenghujung 2018 laba Bank Umum Milik Swasta

menurun signifikan berbanding terbalik dengan laba yang diperoleh Bank Umum

Milik Negara, sedangkan total aset yang dimiliki oleh Bank Umum Milik Swasta

terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 laba yang diperoleh BUMS

Devisa sebesar Rp11.538.169 juta dan kembali mengalami penurunan namun

tidak terlalu signifikan ditahun 2016 sebesar Rp4.081.342 juta. Ini menunjukkan

bahwa kenaikan total aset tidak disertai dengan kenaikan laba sebagaimana

mestinya. Perolehan laba dari BUMS beberapa tahun dipenghujung 2018

pertumbuhannya lambat dan bahkan dibeberapa bank mengalami penurunan yang

cukup signifikan, berdasarkan tautan KONTAN.CO.ID - JAKARTA oleh

Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang pada Kamis, 26 Juli 2018 09:34 WIB

Kredit mikro disebut-sebut sebagai biang kerok penurunan laba.

Salah satu cara untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi

kewajibannya adalah menggunakan rasio kesehatan bank yaitu Loan to Deposit

Ratio (LDR). Berdasarkan penelitian terdahulu telah menguji pengaruh

intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan menguji Loan to

Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam model yang

terpisah. Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti menguji variabel-variabel

tersebut dalam satu model yang sama. Dari hasil rumusan masalah yang telah

dipaparkan, dapat diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana intellectual capital, loan to deposit ratio (LDR) dan kinerja

keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

13

2. Apakah intellectual capital dan loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh

secara simultan terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta

Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?

3. Apakah VACA berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2014-2018?

4. Apakah VAHU berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2014-2018?

5. Apakah STVA berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2014-2018?

6. Apakah Loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh intellectual capital dan loan to

deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018. Berdasarkan

perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana intellectual capital, loan to deposit ratio

(LDR) dan kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan intellectual capital dan

loan to deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Milik Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2014-2018.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari:

a. VACA terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

14

b. VAHU terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?

c. STVA terhadap kinerja keuangan Bank Umum Milik Swasta Devisa

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018?

d. Loan to deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Milik Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2014-2018?

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Aspek Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

pengaruh intellectual capital dan loan to deposit ratio (LDR) pada

Bank Umum Milik Swasta yang terdaftar di Bank Indonesia.

b. Sebagai salah satu syarat kelulusan bagi penulis dan diharapkan dapat

menjadi sumber referensi serta pembelajaran pada penelitian

selanjutnya.

1.5.2 Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai

pihak, antara lain:

1. Investor

Diharapkan investor dapat memahami bagaimana pentingnya

intellectual capital dalam suatu perusahaan. Karena, jika pemanfaatan

sumber daya dioptimalkan akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

2. Perusahaan

Dapat menjadikan referensi dan membantu perusahaan dalam

mempertimbangkan intellectual capital dan loan to deposit ratio

(LDR) agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

15

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu

Bank Umum Milik Swasta pada tahun 2014-2018. Latar belakang penelitian ini

berkaitan dengan fenomena dari objek penelitian, perumusan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian,

manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, ruang lingkup penelitian mengenai

objek dan variabel penelitian serta sistematika penulisan tugsa akhir secara umum.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori umum diantaranya Stakeholder Theory dan Resource

Based Theory hingga teori khusus, disertai penelitian terdahulu yang mendukung

penelitian ini dan disajikan pula kerangka pemikiran penelitian serta perumusan

hipotesis yang tepat bagi penelitian ini.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan pendekatan, metode, dan teknik analisis yang

digunakan untuk menjawab masalah serta pertanyaan penelitian. Bab ini meliputi

tentang: Jenis penelitian, operasionalisai variabel, populasi dan sampel,

pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini dilakukan pengujian serta penjelasan dan pembahasan

mengenai variabel-variabel penelitian. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah analisis deskriptif menggunakan rasio, mean, min dan max. Kemudian

menggunakan analisis data panel, uji secara simultan (uji F), uji secara parsial (uji

t) dan koefisien determinasi (R2). Kemudian dari hasil pengujian ditarik

kesimpulan.

BAB V Hasil dan Penelitian

Dalam bab ini disajikan jawaban atas pertanyaan penelitian, yang

kemudian menjadi saran dengan manfaat penelitian.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · elektronik dan masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uang di Bank dengan berbagai penawaran yang menarik. Oleh karena itu,

16

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN