bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian … filegambar 1.1 struktur organisasi divisi...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sub bab ini akan membahas tentang profil singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan lingkup usaha perusahaan. 1.1.1 Profil Umum Objek Penelitian Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia, dengan portofolio bisnis yaitu Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services (telkom.co.id, 2014). Berdasarkan keputusan Direktur Utama PT. Telkom pada 24 September 2014 dibentuk divisi Network of Broadband selanjutnya disebut Netbro sebagai satu divisi fungsi yang memiliki peran untuk penyelenggaraan aktivitas bisnis dengan fokus pada pengelolaan infrastruktur jaringan terhadap pengelolaan layanan operasional. Pengelolaan kebijakan operasi fungsi maintenance pada seluruh infrastruktur atau network PT. Telkom diperankan oleh Divisi Netbro yang memiliki lokasi untuk aset penunjang infrastrukturnya tersebar luas di seluruh Indonesia. Penyebutan lokasi ini dikenal dengan Sentra Telepon Otomat (STO). Divisi Netbro bertanggung jawab atas efektifitas pengelolaan fungsi Planning and Development, Operation Services, Network Resource Management and Operation, yaitu pengelolaan dan pengoperasian infrastruktur sebagai satu sistem network secara end to end guna mencapai pertumbuhan perusahaan melalui kesiapan dan kualitas infrastruktur, efisiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya. Akhirnya mengacu pada pembagian lokasi Sentra Telepon Otomatis (STO) milik divisi Netbro PT. Telkom yang menjadi objek penelitian yaitu lokasi Bandung Centrum dalam penyediaan layanan Speedy (Arsip Netbro, 2013).

Upload: nguyencong

Post on 11-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Sub bab ini akan membahas tentang profil singkat perusahaan, struktur

organisasi perusahaan dan lingkup usaha perusahaan.

1.1.1 Profil Umum Objek Penelitian

Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta

penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia,

dengan portofolio bisnis yaitu Telecommunication, Information, Media,

Edutainment dan Services (telkom.co.id, 2014).

Berdasarkan keputusan Direktur Utama PT. Telkom pada 24

September 2014 dibentuk divisi Network of Broadband selanjutnya disebut

Netbro sebagai satu divisi fungsi yang memiliki peran untuk penyelenggaraan

aktivitas bisnis dengan fokus pada pengelolaan infrastruktur jaringan terhadap

pengelolaan layanan operasional. Pengelolaan kebijakan operasi fungsi

maintenance pada seluruh infrastruktur atau network PT. Telkom diperankan

oleh Divisi Netbro yang memiliki lokasi untuk aset penunjang

infrastrukturnya tersebar luas di seluruh Indonesia. Penyebutan lokasi ini

dikenal dengan Sentra Telepon Otomat (STO).

Divisi Netbro bertanggung jawab atas efektifitas pengelolaan fungsi

Planning and Development, Operation Services, Network Resource

Management and Operation, yaitu pengelolaan dan pengoperasian

infrastruktur sebagai satu sistem network secara end to end guna mencapai

pertumbuhan perusahaan melalui kesiapan dan kualitas infrastruktur, efisiensi

biaya dan optimalisasi sumberdaya. Akhirnya mengacu pada pembagian

lokasi Sentra Telepon Otomatis (STO) milik divisi Netbro PT. Telkom yang

menjadi objek penelitian yaitu lokasi Bandung Centrum dalam penyediaan

layanan Speedy (Arsip Netbro, 2013).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

2

1.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Divisi Netbro digambarkan dalam gambar 1.1

sebagai berikut :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom

(Sumber : Arsip Netbro, 2013)

Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur organisasi yang berlaku

pada Divisi Netbro yang terdiri atas pimpinan divisi Netbro yaitu EGM

Network of Broadband, Deputy EGM IP Network and Operation, Deputy

EGM Network Infrastructure and Access dan Deputy EGM Service Solution

Operation.

1.1.3 Lingkup Usaha

Berikut adalah deskripsi portofolio proses bisnis yang dikelola di

Divisi Network of Broadband PT. Telkom (Arsip Netbro, 2013) yaitu:

A. Connection IP Network Services

Bisnis proses yang dilakukan Divisi Netbro PT. Telkom yaitu

menyediakan infrastruktur dan arsitektur untuk layanan koneksi internet

berbasis IP Network. Layanan ini berbasis koneksi IP Network dikelola

dan dimonitor sebaik mungkin untuk meningkatkan pelayanan koneksi

internet cepat tanpa putus dan gangguan. Beberapa layanan dengan

koneksi IP Network ini yaitu Astinet, VPN IP dan Metro.

EGM DIVISI NETBRO

SM Business Development SM General Affair

Deputy EGM Network

Infrastructure and Access

Deputy EGM IP Network and

Operation

Deputy EGM Service

Solution Operation/ OS T-sel

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

3

B. Internet Speedy

Bisnis proses lain yang dikelola oleh Divisi Netbro PT. Telkom yaitu

layanan internet Speedy yang merupakan akses internet berkecepatan

tinggi menggunakan sistem asimetris melalui jaringan telefoni. Beberapa

produk layanan Speedy yang dikelola yaitu Speedy Instan, Speedy

Regular dan Speedy Gold.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Teknologi informasi saat ini sangat berperan penting dalam menunjang

kegiatan perusahaan dan bisa menjadi modal yang cukup untuk menjadi

pemenang dalam persaingan global. Semakin pesatnya perkembangan teknologi

informasi saat ini menjadikan informasi adalah salah satu aset yang sangat penting

dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup bisnis perusahaan (Anggam:

Metrodata, 2015).

Secara sederhana, teknologi informasi dapat dikatakan sebagai ilmu yang

diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan

mudah dan akurat. Isi dari ilmu tersebut dapat berupa teknik- teknik dan prosedur

untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. Informasi dapat dikatakan

sebagai data yang telah diolah (Darmawan, 2012 : 46).

Seiring dengan meningkatnya nilai aset informasi, maka semakin besar

keinginan orang untuk mendapatkan akses ke informasi dan mengendalikannya.

Maka muncul individu atau kelompok yang menggunakan aset informasi demi

berbagai tujuan dan mengerahkan segala upaya untuk mendapatkan aset informasi

dengan berbagai cara. Teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan

untuk memelihara anonimitas. Hal ini mempermudah seseorang untuk melakukan

tindakan tidak etis dan kriminal, termasuk perolehan informasi secara ilegal

(Setiawan: Kominfo, 2011).

Menurut Sutabri (2012 : 196), informasi adalah aset organisasi yang

sangat berharga dan penting seperti aset- aset yang lain. Sebagai konsekuensi,

keamanan informasi merupakan suatu keharusan untuk melindungi aset

perusahaan dari berbagai ancaman.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

4

Gambar 1.2 Peningkatan Insiden Keamanan Informasi

(Sumber: Global State of Information Security Survey, 2015)

Berdasarkan gambar 1.2 dapat disimpulkan bahwa pelanggaran keamanan

informasi mengalami peningkatan sepanjang tahun 2015. Peningkatan jumlah

insiden keamanan informasi setiap tahunnya akan meningkatkan kerugian

finansial pula. Responden survei pada tahun 2014 melaporkan bahwa jumlah

insiden terdeteksi mengalami peningkatan sebesar 48% dibandingkakan tahun

2013 menjadi total sebesar 42,8 juta begitu juga dengan total kerugian finansial

untuk masalah keamanan informasi. Organisai harus mempertimbangkan untuk

menerapkan pendekatan berbasis risiko keamanan informasi yang mengutamakan

aset berharga dan ancaman paling relevan (International Data Group Inc:

pwc.com, 2015).

Penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan operasional dapat

meningkatkan risiko yang akan dihadapi bagi organisasi. Berdasarkan survei

Global IT Security Risk yang dilakukan oleh B2B International, setengah dari

perusahaan di seluruh dunia yang disurvei tidak mengetahui mengenai ancaman-

ancaman keamanan yang mungkin menghampiri (Cybi Newsletter, 2013).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

5

Gambar 1.3 adalah hasil survei yang dilakukan oleh Information Security

Breaches Survey tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1.3 Sektor- Sektor terhadap Keamanan Informasi

(Sumber : Information Security Breaches Survey, 2014)

Berdasarkan laporan Information Security Breaches Survey (2014), Miller

et al. mengungkapkan pada gambar 1.3 berikut adalah sektor- sektor yang

menghabiskan banyak usaha dan pengeluaran yang cukup besar untuk keamanan

informasi. Sektor telekomunikasi berada pada urutan kedua sebesar 13% sama

dengan sektor teknologi. Sektor – sektor ini yakin bahwa mereka mampu

mengelola risiko kemanan yang mungkin dapat terjadi sebagai ancaman.

Kaspersky Lab menyatakan bahwa menurut survei yang dilakukan

terhadap profesional Teknologi Informasi, 27% dari semua jenis bisnis mengalami

kehilangan data penting bisnis disebabkan adanya ancaman teknologi informasi

internal dalam waktu 12 bulan terakhir. Sektor telekomunikasi dilaporkan

memiliki kerentanan perangkat lunak tertinggi, yaitu sekitar 35% (infokomputer,

2014).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

6

Gambar 1.4 Jenis Pelanggaran Kehilangan Data Tahun 2014

(Sumber: datalossdb.org, 2014)

Berdasarkan gambar 1.4 diketahui insiden kehilangan data berdasarkan

jenis pelanggaran selama satu tahun terakhir yaitu pada tahun 2014. Jenis

pelanggaran terbesar yaitu disebabkan oleh hacking sebesar 36% dari total

keseluruhan jenis pelanggaran yang terjadi (The Open Security Foundation

DatalossDB, 2014)

Menurut prediksi, aplikasi dan keamanan menjadi hal yang akan terus

berkembang di masa depan. Menurut Jeremy, Country Manager Fortinet

Indonesia (2015), semakin berkembangnya konten, keamanan juga pasti akan

terus berkembang. Pada 2013, tercatat sebanyak 42.000 serangan dunia maya

setiap harinya di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh lembaga riset

Telematika Sharing Vision. Tentu, ini menjadi ancaman nyata bagi keamanan

perusahaan dan negara bila jaringan dan infrastruktur dari teknologi informasi

tidak dilengkapi dengan solusi keamanan (Bayundara: marketeers.com, 2015).

Semakin banyak informasi yang disimpan, diproses atau dikirimkan secara

elektronik melalui jaringan intranet atau internet perusahaan, maka risiko

diaksesnya informasi tersebut oleh mereka yang tidak berhak juga akan semakin

besar (Anggam: Metrodata, 2015).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

7

Gambar 1.5 Statistik Penanganan Insiden dari 2011- 2014

(Sumber: cert.or.id, 2014)

Berdasarkan gambar 1.5 diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

yang signifikan dari insiden- insiden keamanan baik yang direspon maupun yang

berhasil diselesaikan oleh id cert selama tahun 2011- 2013. Insiden yang ditangani

sepanjang 2013 yaitu spam, intellectual property rights (HAKI), network incident

(deface, Ddos Attack etc), malware, dan aduan lainnya. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa insiden keamanan informasi di Indonesia terus mengalami peningkatan

pada setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai tahun 2014 (IDCERT, 2014).

PT. Telkom saat ini menyediakan beragam layanan internet termasuk

broadband internet access, dan aplikasi terkait internet lainnya. PT. Telkom

menghadapi berbagai risiko dalam memberikan layanan. Jaringan milik PT.

Telkom mungkin rentan terhadap akses ilegal, virus komputer, ancaman dunia

maya dan gangguan lainnya (PT.Telekomunikasi Indonesia, 2011).

Risiko yang dihadapi oleh PT. Telkom salah satunya adalah risiko operasi

meliputi gangguan atas alat produksi, keamanan aset, perubahan teknologi dan

sebagainya. Untuk mengelola risiko- risiko tersebut, PT. Telkom melakukan

upaya salah satunya membangun dan mengembangkan Enteprise Security

Governance untuk melindungi aset fisik dan non fisik (misalnya Information

System Security dengan mengembangkan ISO 27000 (PT.Telekomunikasi

Indonesia, 2013).

Saat ini PT. Telkom telah melaksanakan keamanan informasi melalui

Keputusan Direktur Utama PT Telkom Indonesia No KD 57/HK- 290/ ITS-30/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

8

2006 Tahun 2006 tentang Kebijakan Sekuriti Sistem Informasi. PT. Telkom

mempertimbangkan beberapa referensi diantaranya ISO/IEC 17799: 2005 atau

dikenal ISO/IEC 27001 dan sudah tersertifikasi oleh badan audit dari TUV

Rheinland di tahun 2005. Selain itu informasi merupakan aset yang mempunyai

nilai tinggi dan merupakan salah satu sumber daya penting dalam upaya

pencapaian misi dan sasaran perusahaan, serta untuk menunjang kemampuan

bersaing PT. Telkom di bidang industri telekomunikasi (Keputusan Direksi PT.

Telkom, 2006).

Tren yang yang berkembang di dunia teknologi informasi saat ini bahwa

beberapa perusahaan mulai mempertimbangkan proses dalam menjaga dan

melindungi informasi yang merupakan prinsip dalam keamanan informasi.

Sebagai perusahaan yang mengelola informasi dalam proses bisnisnya,

kemungkinan adanya risiko merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan

untuk menjaga pengelolaan informasi baik dari segi kerahasiaan, keakuratan,

maupun ketersediaannya (Cahyono: CISO, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Harahap et al. (2009) berjudul

“Pengukuran Aset Teknologi Informasi Berbasis PBI Pada Sektor Perbankan di

Indonesia”, menjelaskan bahwa pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi

berperan penting bagi sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya sehari-hari. Namun, terdapat juga risiko pada implementasi

teknologi informasi tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki

manajemen risiko teknologi informasi.

Manajemen risiko merupakan istilah untuk menggambarkan pendekatan

tingkat keamanan sumber daya informasi perusahaan, mengidentifikasi ancaman

yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan, mendefinisikan risiko

yang dapat disebabkan oleh ancaman- ancaman, menentukan kebijakan keamanan

informasi, serta mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risiko-

risiko tersebut (McLeod dan Schell, 2008: 271). Selanjutnya tujuan dari

manajemen risiko adalah minimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan

ataupun peluang. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap

terjadinya kerugian maupun accident (Darmawan dan Fauzi, 2013 : 251).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

9

Salah satu framework yang ada untuk manajemen risiko keamaman

informasi yaitu ISO/IEC 27005. ISO/IEC 27005: 2011, memberikan pedoman

manajemen risiko keamanan informasi. Standar ini mendukung konsep umum

yang ditetapkan dalam ISO/IEC 27001 dan dirancang untuk membantu

pelaksanaan keamanan informasi yang memuaskan, berdasarkan pendekatan

manajemen risiko (Pusat Informasi dan Dokumentasi BSN, 2013).

Fenomena- fenomena risiko teknologi informasi diatas dikonfirmasi

berdasarkan hasil wawancara singkat dengan salah satu manager Unit IPO PT.

Telkom, Bapak Suratmin (2014) menyatakan bahwa ada beberapa risiko

keamanan informasi yang dihadapi oleh Divisi Netbro dan risiko yang terbesar

adalah pada keamanan logik (logical security). Logical security merupakan

perlindungan keamanan informasi yang membahas mengenai bagaimana

pengguna dapat masuk ke sistem (logon), tingkat otoritas yang diberikan kepada

masing- masing pengguna (sistem, program, data mana yang boleh digunakan)

(IBISA, 2013).

Lebih lanjut Bapak Suratmin (2014) mengemukakan bahwa risiko

keamanan teknologi informasi dapat dijumpai pada aset-aset milik divisi Netbro

yakni sebagai divisi yang bertanggung jawab sebagai penyedia infrastruktur untuk

menopang seluruh penyediaan layanan internet PT. Telkom kepada pelanggannya,

salah satunya adalah layanan internet Speedy. Aset-aset infrastruktur yang

dimaksud berupa seluruh perangkat- perangkat yang digunakan oleh PT. Telkom

untuk menyediakan koneksi layanan internet hingga dapat dirasakan oleh

pelanggannya. Infrastruktur perangkat layanan Speedy ini tersebar luas di

berbagai lokasi tidak hanya terpusat satu lokasi tertentu dikarenakan pelanggan

Telkom juga tersebar tidak di satu lokasi, penyebutan lokasi ini dikenal STO

(Sentra Telepon Otomat). Setiap lokasi STO ini memiliki perangkat- perangkat

(aset) untuk infrastruktur penyediaan layanan internet.

Salah satu lokasi yaitu Bandung Centrum diketahui memiliki potensi

ancaman dan risiko keamanan teknologi informasi pada aset infrastruktur

khususnya untuk penyediaan layanan internet Speedy, keterangan ini diperoleh

dari Bapak Wuryanto selaku Assistant Manager OM IP Network sebagai

penanggung jawab tentang infrastruktur Speedy di Bandung Centrum. Bapak

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

10

Wuryanto (2014) mengemukakan bahwa perangkat infrastruktur internet Speedy

di Bandung Centrum memiliki potensi ancaman dan risiko pada keamanan

teknologi informasi.

Penelitian ini dilakukan bermaksud untuk membantu dalam penilaian

risiko pada salah satu lokasi yaitu Bandung Centrum dengan pertimbangan bahwa

pada lokasi tersebut belum dilakukan penilaian risiko dan batasan penelitian

hanya menilai infrastruktur aset informasi terutama pada layanan Speedy.

Layanan Speedy ini bersifat layanan retail karenanya belum terstandarisasi

keamanan informasinya oleh standar internasional sehingga perlu dilakukan

penelitian agar dapat diperoleh laporan risiko untuk aset di Divisi Netbro pada

lokasi Bandung Centrum pada aset (perangkat) infrastruktur layanan Speedy dan

mengetahui perlindungan yang tepat untuk aset informasi tersebut.

Berdasarkan dari fenomena sumber data dan hasil wawancara singkat serta

keputusan Dirut Telkom Kebijakan Sekuriti Sistem Informasi yang sesuai dengan

manajemen resiko keamanan informasi maka dianggap perlu untuk melakukan

penelitian mengenai Analisis Manajemen Risiko Keamanan Teknologi Informasi

Menggunakan Framework ISO/IEC 27005: 2011 Di PT. Telkom (Studi Kasus

Pada Infrastruktur Layanan Internet Speedy di STO Bandung Centrum).

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan

identifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja aset-aset teknologi informasi yang perlu dilindungi terkait

penyediaan layanan internet Speedy PT. Telkom di lokasi Bandung

Centrum ?

2. Bagaimana potensi ancaman dan kerentanan yang dapat terjadi terhadap

aset teknologi informasi terkait penyediaan layanan internet Speedy di

lokasi Bandung Centrum ?

3. Bagaimana level resiko yang mungkin terjadi terhadap aset teknologi

informasi terkait penyediaan layanan internet Speedy di lokasi Bandung

Centrum berdasarkan framework ISO/IEC 27005: 2011 ?

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

11

4. Apa saja kontrol perlindungan keamanan informasi yang dapat

diimplementasikan untuk melindungi aset teknologi informasi dan

mencegah dari risiko yang mungkin terjadi berdasarkan Standar ISO/IEC

27001: 2013 terhadap penyediaan layanan internet Speedy di lokasi

Bandung Centrum ?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan untuk menjawab rumusan masalah

diatas, yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan aset-aset teknologi informasi yang perlu dilindungi terkait

penyediaan layanan internet Speedy PT. Telkom di lokasi Bandung

Centrum.

2. Mengetahui potensi ancaman dan kerentanan yang dapat terjadi terhadap

aset teknologi informasi terkait penyediaan layanan internet Speedy di

lokasi Bandung Centrum.

3. Menentukan level resiko yang mungkin terjadi terhadap aset teknologi

informasi terkait penyediaan layanan internet Speedy di lokasi Bandung

Centrum berdasarkan framework ISO/IEC 27005: 2011.

4. Menentukan kontrol perlindungan keamanan informasi yang dapat

diimplementasikan untuk melindungi aset teknologi informasi dan

mencegah dari resiko yang mungkin terjadi berdasarkan Standar ISO/IEC

27001: 2013 terhadap penyediaan layanan internet Speedy di lokasi

Bandung Centrum.

1.5 Kegunaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi pihak-

pihak yang memerlukan, diantaranya adalah :

1. Praktisi

Sebagai masukan bagi perusahaan yang telah melaksanakan manajemen

risiko teknologi keamanan informasi, melakukan identifikasi aset- aset

teknologi informasi dan pengelolaan risiko terhadap ancaman dan gangguan

yang mungkin terjadi di dalam proses bisnis suatu perusahaan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

12

2. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan bahan

rekomendasi untuk penelitian selanjutnya mengenai analisis risiko keamanan

informasi, identifikasi aset teknologi informasi, identifikasi ancaman dan

dampak keamanan informasi yang mungkin terjadi serta pengelolaan risiko

bidang keamanan informasi.

1.6 Batasan Penelitian

Untuk kesempurnaan dalam penelitian ini ditentukan batasan- batasan

penelitian sebagai berikut :

1. Objek penelitian ini berlokasi di STO Bandung Centrum yang merupakan

salah satu lokasi penyedia infrastruktur layanan internet Speedy pelanggan

Telkom.

2. Penilaian risiko teknologi informasi ini terkait aset teknologi informasi

untuk infrastruktur layanan internet Speedy di lokasi Bandung Centrum.

3. Pendekatan manajemen risiko keamanan informasi menggunakan

framework ISO/IEC 27005: 2011 telah disesuaikan dengan keadaan PT.

Telkom Indonesia yang melaksanakan standar manajemen keamanan

informasi menggunakan standar ISO/IEC 27001: 2013, sehingga di dalam

proses manajemen risiko keamanan teknologi informasi dan rekomendasi

kontrol keamanan informasi akan selaras dan tidak tumpang tindih dengan

standar yang telah diimplementasi oleh PT. Telkom.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Penyusunan tugas akhir ini menggunakan sistematika yang terbagi dalam

uraian lima bab antara lain sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini mencakup gambaran umum objek penelitian, latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian

serta sistematika penulisan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian … fileGambar 1.1 Struktur Organisasi Divisi Netbro PT. Telkom (Sumber: Arsip Netbro, 2013) Gambar 1.1 diatas menggambarkan struktur

13

Bab II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian

Bab ini berisi teori dan penelitian terdahulu yang relevan dengan

permasalahan dan penelitian, perbandingan dengan penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini berisi tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, tahapan di dalam

penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis data dan pembahasan permasalahan

yang sudah dirumuskan. Dalam bab ini data dan hasil penelitian akan diolah

sehingga diharapkan bisa digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan

sebagai jawaban dari penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini meliputi kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil

analisis data yang telah dilakukan dan memberikan saran kepada manajemen

tentang hal- hal dengan hasil penelitian.