bab i pendahuluanrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/bab i - copy edit.pdf · rasa aman merupakan...

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi. Kebutuhan rasa aman ini bisa meliputi kebutuhan akan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut dan kecemasan. 1 Ketakutan menjadi sesuatu yang tersimpan didalam diri manusia, seperti ketakutan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, atau bahkan menjadi bahaya yang melemahkan manusia itu sendiri. Rasa takut dan cemas adalah salah satu yang berbeda dalam kaitannya dengan phobia. Takut dapat diartikan sebagai bentuk emosi primitif dari makhluk hidup saat menghadapi ancaman atau bahaya dari lingkungannya. Dikatakan sebagai emosi primitif makhluk hidup karena hewanpun dapat merasakan takut. 2 Takut merupakan mekanisme perlindungan diri untuk memberikan sinyal pada tubuh tentang peringatan adanya bahaya atau 1 Alex Sobur,Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h.275 2 Suhendri Cahya Purnama, Phobia? No Way!!, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), h. 6

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang

paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi. Kebutuhan rasa

aman ini bisa meliputi kebutuhan akan perlindungan, keamanan,

hukum, kebebasan dari rasa takut dan kecemasan.1 Ketakutan menjadi

sesuatu yang tersimpan didalam diri manusia, seperti ketakutan yang

mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, atau bahkan menjadi

bahaya yang melemahkan manusia itu sendiri.

Rasa takut dan cemas adalah salah satu yang berbeda dalam

kaitannya dengan phobia. Takut dapat diartikan sebagai bentuk emosi

primitif dari makhluk hidup saat menghadapi ancaman atau bahaya

dari lingkungannya. Dikatakan sebagai emosi primitif makhluk hidup

karena hewanpun dapat merasakan takut.2

Takut merupakan mekanisme perlindungan diri untuk

memberikan sinyal pada tubuh tentang peringatan adanya bahaya atau

1 Alex Sobur,Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2011), h.275 2 Suhendri Cahya Purnama, Phobia? No Way!!, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2016), h. 6

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

2

ancaman. Rasa takut merupakan hal yang wajar dimiliki oleh

manusia. Pada dasarnya rasa takut itu bersifat netral, bisa bersifat

positif dan juga negatif. Emosi tersebut dapat bersifat positif ketika

adanya rasa takut, seseorang bisa menjadi lebih berhati-hati (tidak

ceroboh), meninggatkan ketelitian bahkan bisa menjadi hiburan

seperti aktifitas olahraga ekstrem yang memicu adrenalin namun

sering dicari untuk dinikmati. Adapun rasa takut dapat bersifat negatif

ketika emosi itu sudah sampai membuat ketidak nyamanan secara

fisik maupun psikis. Namun emosi itu masih dianggap normal ketika

tidak bersifat melumpuhkan dan objek dari ketakutan merupakan

sesuatu yang masuk akal (memang berbahaya). Namun, saat emosi itu

sudah menjadi ketakutan yang berlebihan terhadap objek yang

lazimnya tidak berbahaya, dan kejadian itu terus berulang, maka rasa

takut itu telah berkembang menjadi phobia.3

Pada hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan

keadaan yang sebaik baiknya, sebagaimana Allah SWT berfirman

dalam surat At-Tin ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah

3 Suhendri Cahya Purnama, Phobia? No Way!!..., h.8

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

3

menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”(QS.At-tin

: 4)4

Walaupun manusia hakikatnya memiliki rasa takut yang

disebut dengan khauf didalam Al-quran, akan tetapi disisi lain

berdasarkan ayat tersebut bahwa phobia merupakan buah dari

ketakutan berlebihan yang ada dalam diri manusia sebagai salah satu

kesalahan prilaku oleh manusia itu sendiri, karena pada dasarnya

Allah menciptakan manusia dengan keadaan baik.

Penjelasan dari surat At-Tin ini dapat disimpulkan bahwa

Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya yaitu

dengan penuh keseimbangan, walaupun manusia diciptakan rasa takut

namun rasa takut itu telah Allah ciptakan dengan sesuai

keseimbangan tanpa berlebih-lebihan. Jika melihat manusia yang

memiliki gangguan phobia bukanlah semata-mata karna takdir dari

Allah SWT namun rasa takut itu adalah kesalahan hasil dari prilkau

manusia itu sendiri, maka dari itu permasalahn phobia ini harus

diatasi dengan cara menyembuhkannya.

Tak dapat dipungkiri phobia juga bisa menimbulkan efek

yang kurang baik kepada penderitanya, seperti yang terjadi pada AN

4 Depertemen Agama RI, al-Quran Terjamah, (Semarang:CV. Toha

Putra,1980), h. 587

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

4

remaja usia 20 tahun yang mengalami zoophobia atau ketakutan

irasional pada binatang yaitu kecoa. Saat melihat kecoa dari jauh saja

dia bisa merasakan tubuhnya menjadi panas dingin, bakan berlari tak

tentu arah hingga membuatnya tak menyadari keadaan disekitarnya

yang tak jarang membuatnya mendapatkan luka karena menabrak

tembok atau hal lainnya.

ES remaja usia 19 tahun yang mengalami zoophobia yaitu

pada tikus. Saat dia membicarakan tikus saja sudah membuat dia

menjadi tak nyaman dan jika melihat tikus secara langsung maka dia

akan merasa mual bahkan sampai muntah. Tentu saja hal ini tidak

bisa dibiarkan begitu saja, karena akan menyebabkan orang yang

mengalami phobia menjadi terpenjara seumur hidup oleh rasa takut

yang irasional.

Salah satu teknik untuk menyembuhkan phobia yaitu dengan

menggunakan hipnoterapi. Hipnoterapi dikembangkan berdasarkan

teori psikoanalisis Freud, yang mengatakan bahwa ketakutan

irasional pada phobia bersumber dari alam bawah sadar manusia.

Oleh karena itu, dikembangkan suatu bentuk sugesti alam bawah

sadar kepada pengidap phobia. Isi sugesti berupa penanaman

kesadaran baru bahwa individu tersebut mampu mengatasi phobia -

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

5

nya. Bentuk sugesti ini kemudian dikenal dengan nama teknik

hipnosis yang diyakini dapat memberikan kesembuhan secara cepat,

optimal dan permanen.5

Berdasarkan kenyataan tersebut maka saya mencoba untuk

mengkaji lebih jauh mengenai penerapan hipnoterapi untuk mengatasi

zoophobia pada remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa dampak zoophobia terhadap remaja di Fakultas Dakwah UIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten?

2. Bagaimana hipnoterapi diterapkan untuk mengatasi zoophobia

pada remaja di Fakultas Dakwah UIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten?

3. Bagaimana hasil dari hipnoterapi yang diterapkan untuk

mengatasi zoophobia pada remaja di Fakultas Dakwah UIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dampak zoophobia terhadap remaja di Fakultas

Dakwah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

5 Suhendri Cahya Purnama, Phobia? No Way!!..., h.44

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

6

2. Untuk mendeskripsikan penerapan hipnoterapi untuk mengatasi

zoophobia pada remaja di Fakultas Dakwah UIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten.

3. Untuk menemukan hasil dari hipnoterapi untuk mengatasi

zoophobia pada remaja di Fakultas Dakwah UIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh

manfaat sebagai berkut:

1. Manfaat teoritis

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi Fakultas

Dakwah UIN Sultan Maulan Hasanudin adalah sebagai bahan

masukan dalam bidang kesehatan mental khususnya

permasalahan menyangkut zoophobia dan sebagai bahan

pertimbangan untuk segenap dosen ataupun mahasiswa Fakultas

Dakwah UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten dalam

menyikapi orang yang memiliki zoophobia.

2. Manfaat praktis

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah :

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

7

a. Manfaat bagi penulis

Akan mendapatkan pengetahuan serta peningkatan

kualitas keilmuan dan pemahaman terhadap penerapan

hipnoterapi dalam mengatasi zoophobia pada remaja.

b. Bagi remaja

Remaja dapat memahami pentingnya penanganan terhadap

zoophobia dalam mengahadapi rutinitas kehidupan setiap hari

di lingkungan kampus dan sebagai pengetahuan baru

mengenai manfaatnya hipnoterapi terhadap pengobatan

kesehatan mental.

c. Bagi orang tua

Diharapkan dapat memberikan bahan masukan terhadap

keluarga untuk dapat memerhatikan kesehatan mental anaknya

yang memiliki zoophobia agar tidak berkelanjutan demi masa

depan yang baik untuk kelangsungan hidup keluarga bangsa

dan Negara.

E. Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan judul

yang akan dibahas oleh peneliti sudah banyak ditemukan diantaranya:

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

8

Pertama, skripsi karya Rahmatul Hidayat dari Jurusan

Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten 2018, yang berjudul

“Penerapan Hipnoterapi Pada Remaja Broken Home”. Skripsi ini

menjelaskan bahwa adanya perubahan prilaku dari maladaptif

menjadi adaptif terhadap remaja yang mengalami broken home

setelah diberikan treatment berupa hipnoterapi. Namun tingkat

perubahan perilaku yang terjadi bisa berbeda-beda yag dipengaruhi

oleh dua faktor utama yaitu faktor lingkungan dan dirinya sendiri. 6

Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah objek dari

hipnoterapinya itu sendiri. Dalam penelitian ini objeknya adalah

remaja yang mengalami broken home, sedangkan objek yang akan

peneliti lakukan adalah untuk mengatasi zoophobia pada remaja.

Kedua, skripsi karya Amal Lia Solihah Musfiroh dari Jurusan

Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN

Purwokerto 2016, yang berjudul “Terapi SEFT Untuk Mengatasi

Gangguan Phobia Spesifik”. Penelitian ini dilakukan untuk

6 Rahmatul Hidayat,”Penerapan Hipnoterapi Pada Remaja Broken Home:

studi kasus di SMK Negeri 1 Ciruas Serang-Banten” (Skripsi, UIN Sultah Maulana

Hasanuddin Banten , 2018).

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

9

mengetahui bagaimana efektivitas terapi SEFT dalam mengatasi

phobia terhadap ular yang dilakukan kepada tiga orang klien. Dalam

penelitian ini menyimpulkan terapi dengan menggunakan SEFT

(tapping) seringkali kurang berefek maksimal jika tidak diiringi

dengan membangun sisi spiritual klien.7

Perbedaan penelitian yang terdapat dalam penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah peneliti akan

lebih mendalami apakah metode hipnoterapi dapat berpengaruh atau

dapat membantu mengatasi masalah zoophobia pada remaja.

Sedangkan dalam penelitian ini fokus terhadap metode SEFT untuk

mengatasi gangguan phobia spesifik.

Ketiga, skirpsi karya Yuni Rosita dari Jurusan Bimbingan Dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2008, yang berjudul “Pelaksanaan Konseling

Behavioral Dalam Mengatasi Phobia Kucing Seorang Klien”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efektivitas dari

penggunaan konseling behavioral dalam mengatasi phobia pada

kucing. Dalam penelitian ini penggunaan konseling behavioral

terbukti efektiv untuk mengatasi phobia kucing pada seorang klien,

7 Amal Lia Solihah Musfiroh, “Terapi SEFT Untuk Mengatasi Gangguan

Phobia Spesifik” (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2016).

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

10

bahkan klien tersebut mengutarakan niatnya untu memelihara

kucing.8

Perbedaan penelitian yang terdapat dalam penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah peneliti akan

lebih mendalami apakah metode hipnoterapi dapat berpengaruh atau

dapat membantu mengatasi masalah zoophobia pada remaja.

Sedangkan dalam penelitian ini fokus terhadap konseling behavioral

untuk mengatasi phobia kucing pada seseorang.

F. Kerangka Teori

1. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja atau dikenal dengan istilah adolesecence yang

berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan

menjadi dewasa.9 Istilah adolesecence,seperti yang

dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas,

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.10

8 Yuni Rosita, “ Pelaksanaan Konseling Behavioral Dalam Mengatasi

Phobia Kucing Seorang Klien Dirasamala 2 Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan”

(Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) 9 Desmita,Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2015), h. 189 10

Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentan Kehidupan,(Jakarta: Erlangga, 1990),h.206

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

11

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para

ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu remaja

ini biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu, 12-15 tahun adalah

masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja

pertengahan, dan 18-21 tahun adalah masa remaja akhir.11

Menurut F.Neidhart dikutip oleh Singgih dan Yulia

Singgih, melihat masa adolescentia sebagai masa peralihan

ditinjau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga

menuju kehidupan dengan kedudukan “mandiri”.12

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya

Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, terdapat beberapa ciri-ciri pada masa

remaja, yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Masa remaja menjadi masa penting karena pada masa ini

terjadi perkembangan fisik dan mental yang cepat yang

menimbulkan adanya penyesuaian mental dan perlunya

membentuk sikap, nilai dan minat baru.

11

Desmita,Psikologi Perkembangan...,h.190 12

Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi

Perkembangan Anak dan Remaja,(Jakarta: Libri,2017), h.235

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

12

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Disebut demikian karena pada masa ini remaja akan

mengalami peralihan menuju masa dewasa.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Seridaknya ada empat pada masa ini, yaitu meningginya

emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola

prilaku, dan sebagian besar remaja pada masa ini bersikap

ambivalen terhadap setiap perubahan.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Identitas yang dicari remaja menurut Erikson sebagimana

dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock berupa usaha untuk

menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya untuk

masyarakat, apakah ia mampu peraya diri , secara

keseluruhan apakah ia akan berhasil atau gagal.

e. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode memiliki masalah sendiri, namun masalah

pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit

diatasi karena pada saat ini mereka merasa dirinya sudah

mandiri dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri

yang terkadang malah menyulitkan mereka sendiri.

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

13

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Banyak anggapan tentang remaja yang mempunyai arti

bernilai, dan banyak juga yang bersifat negatif. Sehingga

menyebabkan ketakutan untuk mempercayai remaja dan

memberikan tanggung jawab pada remaja.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan sebagaimana

yang ia inginkan dan bukan sebagimana adanya, terlebih

dalam hal cita-cita. Hal ini menyebabkan meningginya

emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Remaja mulai memberikan kesan bahwa mereka sudah

hampir dewasa, dengan cara mereka berpakaian dan juga

bertindak seperti orang dewasa.13

Ditinjau dari teori kognitif Piaget, maka pemikiran

masa remaja telah sampai pada tahap pemikiran oprasional

formal, pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara

abstrak dan hipotetis. Pada masa ini, anak sudah mampu

13 Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentan Kehidupan..., 207-209

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

14

memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu

yang abstrak.14

Menurut Andi Mappiare sebagaimana dirujuk oleh

Sri Rumini dan Siti Sundari, menuliskan bahwa

perkembangan kognitif remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor

lingkungan, yaitu:

a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak)

remaja mampu berpikir efektif.

b. Banyaknya pengalaman dan latihan pemecahan masalah

sehingga remaja dapat berpikir proporsional.

c. Adanya kebebassan berpikir menimbulkan keberanian

remaja menyusun hipotesis, memecahkan masalah,

menarik kesimpulan, dan berpikir kreatif.

Maka agar remaja dapat berpikir formal selain

mempunyai kecerdasan normal-keatas, sedikitnya dipengaruni

oleh tiga faktor tersebut.15

14

Desmita, Psikologi Perkembangan..., h. 195 15

Sri Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak Dan Remaja, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2013),h.78-79

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

15

2. Phobia

1) Pengertian Phobia

Phobia didefinisikan sebagai an irrational, excessive,

and persistent fear of some particular thing or situation.

Dalam bahasa Indonesia, artinya perasaan takut yang

irasional, berlebihan dan bersifat terus menerus terhadap

sesuatu atau situasi.16

Sementara itu dalam kamus psikologi mendefinisikan

phobia sebagai suatu ketakutan yang kuat, tegar terus-

menerus, dan irrasional. Yang ditimbulkan oleh suatu

perangsang atau situasi khusus, seperti misalnya suatu

ketakutan abnormal terhadap binatang.17

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa

phobia merupakan ketakutan yang tidak irrasional dan

berlebihan yang menimbulkan kecemasan juga emosi yang

tidak terkendali pada objek yang memicu ketakutan tersebut.

16

Adi W Gunawan, Hypnotherapy The Art of Subconscious Restructuring,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2009), h. 73 17

James P. Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1999), h. 366

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

16

2) Sejarah phobia

Cerita-cerita tentang orang-orang phobia berasal dari

setidaknya 2.400 tahun, ketika dokter Yunani Kuno

Hippocrates menulis tentang seorang pria Pecu bernama

Damocles yang tidak akan mendekati tepi parit dengan alasan

apa pun. Hippocrates juga menulis tentang lelaki lain, musuh

penakluk Yunani Alexander the Great yang dikejutkan oleh

horor jika dia mendengar seseorang memainkan seruling

setelah gelap.18

Masyarakat Yunani percaya bahwa rasa takut yang

dialami manusia berasal dari Phobos. Hal ini karena mereka

yakin jika segala hal yang terjadi dalam kehidupan manusia,

dikarenakan ulah para dewa/dewi. Begitupun untuk

memberikan penjelasan masuk akal ketika seseorang dilanda

ketakutan hebat terhadap objek yang cenderung tidak

berbahaya. Ketika hal tersebut terjadi, dikatakan karena ulah

Phobos, sang Dewa Takut.

Adapun orang Yunani yang pertama kali secara luas

memperkenalkan istilah phobia adalah Hippocrates (460-377

18

Jenny MacKay, Diseases & Disorder Phobias, (Amerika Serikat: Gale

Cengage Learning,2009), h. 10

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

17

SM). Ia merupakan seorang filsuf terkemuka Yunani dan

dokter terkenal pada masanya. Berkaitan dengan phobia,

Hippocrates telah melakukan penelitian mendalam mengenai

hal tersebut.

Salah satu kesimpulannya tertuang pada tulisan

Hippocrates tentang sosok Damocles. Seseorang yang boleh

jadi merupakan sosok fiksi, tapi peristiwanya berdasarkan

prilaku nyata. Dituliskan jika Damocles mengalami ketakutan

jika berada ditepi selokan. Ketakutan ini tergolong aneh bagi

masyarakat sekitar karena jarang terjadi. Namun ketakutan

irasional itu dapat dialami oleh siapa saja dan dapat

ditemukan diberbagai belahan dunia. Hippocrates pun

menamakan setiap jenis ketakutan irasional (tidak masuk

akal/di luar kelaziman) yang dialami atau dirasakan seseorang

dengan istilah phobos.19

3) Jenis-jenis phobia

Secara umum, para ahli membagi phobia menjadi tiga

kategori sebagai berikut:

(1) Agoraphobia (takut berada di tempat ramai).

19

Suhendri Cahya Purnama, Phobia? No Way!!..., h.26-27

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

18

(2) Phobia sosial (takut atau menghindari situasi sosial).

(3) Phobia yang spesifik, yaitu ketakutan yang irasional

terhadap suatu objek atau situasi.20

Phobia spesifik juga

terdapat beberapa macam seperti aviataphobia (ketakutan

terbang), claustrophobia (ketakutan terhadap ruang

tertutup), hemophobia (ketakutan terhadap darah),

zoophobia ( ketakutan pada hewan, acoraphobia

(ketakutan pada ketinggian), dan lainnya.

Adapun dalam penelitian kali ini peneliti akan meneliti

jenis phobia spesifik yaitu zoophobia atau ketakutan irasional

terhadap hewan.

Ketakutan terhadap hewan lazim disebut sebagai

zoophobia ini terkadang dirasa aneh dan janggal. Apalagi

ketika hewan itu merupakan merupakan hewan peliharaan

seperti kucing, ayam, dan lain-lain, atau setidaknya bukan

termasuk hewan yang berbahaya/buas, seperti ulat, laba-laba,

cacing, dan sebagainya.

Ketakutan teerhadap binatang ternyata termasuk ke

dalam jenis phobia yang banyak dialami oleh manusia.

20

Andri Hakim, Hipnoterapi Cara Tepat& Cepat mengatasi Stres, Fobia,

Trauma, & Gangguan Mental Lainnya, (Jakarta: Visi Media,2010), h. 60

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

19

Ketakutan ini didasari oleh adanya phobia (ketakutan luar

biasa), jadi bukan karena jijik atau sekedar ngeri melihat

rupa/bentuk dari hewan tersebut.

4) Faktor penyebab zoophobia

Zoophobia tentunya tidak terjadi begitu saja, ada

beberapa faktor yang memiliki peran menjadikan resiko

zoophobia menjadi lebih besar. Berikut adalah faktor-faktor

pemicu zoophobia:

a. Peristiwa traumatis atau pengalaman buruk.

Phobia sering dikaitkan dengan peristiwa traumatis

yang dialami sebelumnya atau pengalaman buruk yang

terjadi pada masa kecil.21

Misalnya, seseorang yang

pernah di kejutkan dengan cicak yang tiba-tiba menempel

pada wajahnya saat masa kecil yang membuatnya menjadi

histeris cenderung mengalami Phobia pada cicak pada saat

dewasa.

b. Pola pendidikan yang keliru

Faktor kesalahan dalam mendidik sebenarnya masih

berkaitan dengan pengalaman traumatis masa lalu.

21

Marianti, “Fobia” http://www.alodokter.com/fobia.html, diakses pada 19

Nov. 2018, pukul 22:36 WIB

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

20

Kaitannya terletak pada rasa takut yang diakibatkan dari

kekeliruan dalam mendidik. Contohnya, orang tua sering

menakuti anaknya yang tidak susah diatur dengan

menyebutkan nama binatang seperti awas jangan lari ke

sana,di sana ada laba-laba, kecoa dan lain nya. Kebiasaan

ini tanpa disadari telah membuat anak mengembangkan

rasa takut berlebihan terhadap hantu binatang.

c. Faktor genetik (keturunan)

Yang dimaksud dengan keturunan di sini berkaitan

dengan gen pembawaan sifat pada diri seseorang. Artinya,

seseorang yang mengidap phobia memiliki kemungkinan

menurunkan phobia kepada anak cucunya.22

5) Gejala zoophobia

Berikut adalah beberapa gejala umum dari zoophobia, di

antaranya:

a. Adanya rasa ketakutan yang intens dan konsisten ketika

melihat hewan tertentu. Bahkan sebuah gambar pun

mampu memicu rasa cemas dan takut yang berlebihan.

b. Nafas menjadi lebih cepat atau menderu.

22

Suhendri Cahya Purnama, Phobia? No Way!!...,h.31& 33

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

21

c. Berteriak adalah suatu reaksi langsung ketika melihat

hewan tertentu, bahkan disertai dengan menangis sambil

berusaha lari.

d. Terkena serangan panik yang ditandai dengan susah

bernafas, berkeringat, mual, gemetar, perut tak enak,

pusing, detak jantung meningkat, muntah, bahkan bisa

sampai pingsan.

e. Terus muncul pikiran bahwa hewan yang dijumpai akan

menyerang.

f. Beberapa kasus penderita diam mematung ketika melihat

hewan yang ditakuti.23

3. Hipnoterapi

a. Pengertian hipnoterapi

Hipnoterapi merupakan terapi yang dilakukan dengan

menggunakan hipnosis. Dengan sugesti penyembuhan (hypno-

therapeutic), hipnoterapi bisa memodifikasi prilaku klien, dari

emosional, sikap, hingga berbagai macam kondisi. Dalam hal

ini termasuk kebiasaan bururk, kecemasan, stres juga phobia.

23

http://halosehat.com/penyakit/gangguan-jiwa-mental/zoophobia,

diakses pada 16 Des. 2018, pukul 22:31WIB

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

22

Seseorang yang melakukan hipnosis untuk terapi disebut

dengan hypnotherapist.24

Hipnoterapi dapat digunakan untuk membawa orang

mundur kemasa lampau atau past life regression untuk

mengobati trauma dengan memberikan kesempatan mengubah

“fokus” perhatian. Khusus untuk phobia, hipnoterapi

digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil alih

kontrol individu atas dirinya. 25

b. Sejarah hipnoterapi

Catatan tertua tentang Hipnosis yang diketahui saat ini

berasal dari Ebers Papyurs yang menjelaskan teori dan praktek

pengobatan bangsa Mesir Kuno pada tahun 1552 SM. Dalam

Ebers Papyurs diceritakan di sebuah kuil yang dinamai “kuil

tidur”, para pendeta mengobati pasien dengan cara

menempelkan tangannya di kepala pasien, sambil

mengucapkan sugesti untuk penyembuhan. Para pendeta

24

Andri Hakim, Hipnoterapi Cara Tepat& Cepat mengatasi Stres, Fobia,

Trauma, & Gangguan Mental Lainnya..., h. 32 25

Toni Setiawan, Hipnotis & Hipnoterapi, ( Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2014), h.185

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

23

penyembuh tersebut dipercaya memiliki kekuatan magis oleh

masyarakat.26

Hipnosis sendiri memiliki perjalanan yang panjang,

sebagaimana Roy Hunter dalam bukunya „The Art of

Hypnosis’ yang dirujuk oleh Alguskha Nelendra, membagi

masa-masa perkembangan hipnosis ke dalam 4 fase:

1. The Early Unscientific Group

Merupakan masa dimana hipnosis dipraktekan tanpa

mengetahui bahwa yang dilakukan adalah hipnosis, dengan

kata lain ini adalah periode di mana fenomena kondisi

hipnosis masih dianggap sebagai frnomena gaib dan mistis.

2. The Semi-scientific Group

Periode di mana beberapa percobaan mulai dilakukan

untuk mengeksplorasi proses penyembuhan berbasis

perpindahan kesadaran (Trance) namun istilah hipnosis masih

belum resmi digunakan.

3. The Scientific Group

Masa di mana hipnosis mulai memasuki masa non-

magis, penelitian yang dilakukan pada masa ini mulai menitik

26

Toni Setiawan, Hipnotis & Hipnoterapi..., h. 28

Page 24: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

24

beratkan pada aspek bagaimana kondisi hipnosis terjadi dan

mulailah ditemukan fakta bahwa bukan sang pengipnosislah

yang membuat seseorang memasuki kondisi hipnosis,

melainkan faktor tertentu yang ada dalam diri subjek dan hal

eksternal yang lain.

4. The Modern Group

Zaman dimana hipnosis sudah diformulasikan dari

sudut pandang ilmiah dan diakui secara resmi oleh dunia

medis, psikologi dan psikiatri.27

c. Tahapan hipnoterapi

Sama seperti teknik lainnya hipnoterapi juga memiliki

beberapa tahapan dalam pelaksanaannya, berikut adalah

tahapan hipnoterapi:

a) Pre-induction

Pre-induction merupakan proses untuk

mempersiapkan suatu situasi dan kondisi yang bersifat

kondusif antara klien dan terapis. Proses pre-induction

27

Alguskha Nalendra, The Big Book Of Profesional Hypnotherapist,

(Malang: Litera Media Tama, 2017), h. 51-52

Page 25: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

25

merupakan proses yang paling menentukan dalam setiap sesi

hipnoterapi.28

b) Induction

Induction yaitu teknik yang digunakan untuk

membawa kondisi klien menuju kondisi trance.29

c) Deepening

Deepening merupakan tahapan dalam hipnoterapi

untuk memperdalam dan mempertahankan kondisi klien

dalam keadaan alpha dan delta. Pada saat terapis melakukan

induction pada klien, kondisi kesadaran klien berpindah dari

kondisi beta ke kondisi alpa maupun theta. Namun, untuk

memperdalam dan mempertahankan kondisi alpa/theta

tersebut, diperlukan tekhnik deepening.30

d) Depth level test

Depth level test dilakukan untuk memastikan bahwa

klien telah benar-benar masuk kedalam trance.31

28

Andri Hakim, Hipnoterapi Cara Tepat& Cepat mengatasi

Stres,Fobia,Trauma, & Gangguan Mental Lainny..., h. 73 29

Adi W Gunawan, Hypnotherapy The Art of Subconscious

Restructuring..., h. 91 30

Andri Hakim, Hipnoterapi Cara Tepat& Cepat mengatasi

Stres,Fobia,Trauma, & Gangguan Mental Lainnya..., h. 121-122 31

Adi W Gunawan, Hypnotherapy The Art of Subconscious

Restructuring..., h.131

Page 26: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

26

e) Hypnotherapeutic

Dalam proses hipnoterapi hypnotherapeutic

merupakan inti dari sebuah proses kesembuhan atau mengatasi

masalah klien. Dalam sesi ini diberikan sugesti-sugesti positif

pada alam bawah sadar klien.32

f) Termination

Setelah terapis memberikan hypnotherapeutic dan

sugesti-sugestinya, diperlukan langkah untuk menutup

serangkaian proses hipnoterapi dengan teknik yang biasa

disebut termination. Teknik termination diperlukan untuk

mengembalikan gelombang pikiran klien dari gelombang

alpha atau theta menuju ke kondisi semula atau menuju ke

gelombang beta.33

d. Hipnoterapi dalam pandangan Islam

Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi

yang mempelajari manfaat sugesti positif untuk mengatasi

masalah pikiran, perasaan, dan prilaku dengan penerapan

dalam kondisi tenang yang sangat dalam (trance). Dalam

32

Andri Hakim, Hipnoterapi Cara Tepat& Cepat mengatasi

Stres,Fobia,Trauma, & Gangguan Mental Lainnya...,h.131 33

Andri Hakim, Hipnoterapi Cara Tepat& Cepat mengatasi

Stres,Fobia,Trauma, & Gangguan Mental Lainnya...,h.187-188

Page 27: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

27

Islam manfaat sugesti positif merupakan suatu cara untuk

mengembalikan kesehatan mental seseorang sebagaimana

menurut Imam Buchori sebagimana dikutip oleh Jalaludin

yaitu orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam

rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan

tentram34

Beberapa temuan di bidang kedokteran ditemukan

sejumlah kasus pikiran, perasaan dan prilaku yang

membuktikan adanya hubungan antara jiwa (psyche) dan

badan (soma) seperti rasa takut, kesal, jengkel, dan gelisah

yang membuat kehilangan nafsu makan, atau perut terasa

kembung.35

Sebelum hipnoterapi muncul sesungguhnya Islam lebih

dulu mendasari unsur-unsur pengobatan yang sama dengan

hipnoterapi, dalam Islam sendiri hipnosis yang merupakan

suatu teknik komunikasi persuasif digunakan dalam

penyampaian dakwah yang bertujuan untuk mengajak dan

menasehati sesama agar tercapainya ketenagan batin karena

34

Jalaludin, psikologi agama, (Jakarta,Rajawali Pers, 2015), h.143 35 Jalaludin, psikologi agama…, h. 144

Page 28: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

28

tertanamnya keyakinan yang kuat dalam diri manusia akan

kebesaran Tuhan nya.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini,

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dirujuk oleh Andi

Prastowo mendeskripsikan metodologi kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.36

Alasan penulis menggunakan penelitian kualitatif ini

sebagimana diungkapkan Mahi M. Hikmat bahwa penelitian kualitatif

menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan

kenyataan yang ada dilapangan, tidak harus menggunakan desain

yang telah disusun secara ketat atau kaku, sehingga tidak dapat

dirubah lagi.37

36

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif,(jogjakarta:Ar-Ruzz

Media,2012),h.22 37

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi

dan sastra, (jogjakarta: Graha Ilmu,2011),h.38

Page 29: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

29

Sedangkan jenis penelitian ini adalah metode penelitian studi

kasus (case study). Menurut Maxfield yang dirujuk oleh Moh. Nazir,

penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek

penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari

keseluruhan personalitas. Subjek dari penelitian ini dapat saja

individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.38

Ciri dari penelitian kasus ini di antaranya cenderung untuk

meneliti jumlah unit yang kecil namun penelitian studi kasus ini

penelitian yang lebih mendalam mengenai unit sosial tertentu yang

hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik

mengenai unit tersebut.39

2. Subjek dan objek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja-remaja akhir yang

berusia 18-21 tahun, yang menjadi mahasiswa di Fakultas Dakwah

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, yang diteliti adalah remaja

yang memiliki masalah dengan zoophobia. Kemudian objek dari

penelitian ini adalah masalah zoophobia itu sendiri.

38

Moh.Nazir, Metode Penelitian,(Bogor: Ghalia Indonesia,2014),h.45 39

Sumadi Suryabrata,Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2013), h. 80

Page 30: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

30

3. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di lingkungan kampus UIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan di tempat tinggal klien.

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2018 s/d Maret

2019.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data

yang menggunakan satu atau beberapa metode, jenis metode yang

dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentunya harus sesuai

dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan.

Adapun dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan

mengamati prilaku, pristiwa, atau mencatat karakteristik fisik

dalam pengaturan yang alamiah.40

Observasi dilakukan pada lima

orang klien dengan mengamati klien secara langsung, untuk

mengetahui bagaimana pengaruh penerapan metode hipnoterapi

yang digunakan terapis pada klien.

40

Muhammad Yaumi dan Muljono Damopolii, Action Research Teori,

Model, Dan Aplikasi,(Jakarta: Kencana, 2014),h.112

Page 31: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

31

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek

atau re sponden.41

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

pada lima responden yang mengalami zoophobia.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

menumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau

wawancara, akan lebih kredibel/ dapat dipercaya jika didukung

dengan dokumen-dokumen terkait.42

5. Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, memilih mana

41

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya :

Penerbitsic, 2010) ,h. 82-83 42

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2013), h. 240

Page 32: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

32

yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian kualitatif menurut Nasution yang dirujuk

oleh Sugiono, menyatakan bahwa “analisis telah dimulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,

dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.”43

Reduksi data merupakan proses dalam menyeleksi,

memusatkan menyederhanakan, memisahkan, mengubah bentuk data

yang terdapat pada catatan lapangan atau transkip. Hal ini dilakukan

untuk untuk memperdalam, menyortir, memusatkan, menyingkirkan

dan mengorganisasi data untuk disimpulkan dan diverifikasi.44

Setelah proses reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah

penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan kategori dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman sebagimana dirujuk

oleh Sugiono menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

43

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D..., h. 244,

245 44

Muhammad Yaumi dan Muljono Damopolii, Action Research Teori,

Model, Dan Aplikasi..., h. 138

Page 33: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

33

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.45

Selanjutnya yaitu menarik kesimpulan, penarikan kesimpulan

merupakan tahapan akhir dari analisis data di mana kesimpulan yang

akan diperoleh berasal dari irisan dan benang merah tema pada tahap

penyajian data yang akan menjawab tujuan penelitian.46

F. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, setiap bab

dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, yang didalamnya meliputi latar belakang

masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, metode

penelitian dan sistemtika penelitian.

Bab II Gambaran umum Fakultas Dakwah UIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten, sejarah Fakultas Dakwah UIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten, visi dan misi fakultas, struktur

kepengurusan, program studi dan gelar akademik.

45

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D..., h. 249 46

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015),

h. 350

Page 34: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3821/3/BAB I - Copy Edit.pdf · Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting setelah kebutuhan fisik terpenuhi

34

Bab III Profil klien yang mengalami zoophobia, identitas

klien, latar masalah klien, dan dampak zoophobia yang dialami klien.

Bab IV Penerapan hipnoterapi pada remaja yang mengalami

zoophobia, meliputi langkah-langkah penerapan hipnoterapi pada

klien dan hasil hipnoterapi pada klien.

Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.