bab i mikro
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan serangkaian kegiatan
ilmiah. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-
kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium
biokimia, laboratorium biologi, dan laboratorium bahasa
(Balbach,1996).Laboratorium biologi merupakan tempat penelitian atau
pengamatansuatu objek yang letaknya permanen disuatu tempat. Menurut jenisnya
Laboratorium biologi ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup.
Laboratorium biologi ada yang bersifat terbuka seperti Kebun Raya, Hutan Suaka
Alam dan lainnya. Laboratorium biologi ada yang bersifat tertutup seperti Rumah
kaca, dan Laboratorium yang berbentuk ruangan untuk praktikum misalnya
Laboratorium Mikroteknik. Laboratorium Mikroteknik merupakan laoraturium yang
dipergunakan untuk pembuatan preparat awetan mikroanatomi organ baik hewan
maupun tumbuhan (Restuati, Martina et al.2009)
Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan yang dapat
digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan sediaan atau
preparat mikroskopis. Sebelum membuat sediaan mikroskopis sebaiknya kita terlebih
dahulu mengenal alat dan bahan yang telah disediakan. Selain mengenal diharuskan
juga mengetahui fungsi masing- masing alat dan bahan. Kalau kita tidak mengenal
dan mengetahui fungsi alat dan bahan tersebut, maka dapat berakibat fatal. Karena
dengan mengenal alat dan bahan yang ada, kita dapat melakukan tahapan demi
tahapan dilaboratorium dengan aman dan lancar (Balbach, 1996).
1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui cara menangangani alat dan bahan di Laboratorium Mikroteknik
1
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teori
Mikroteknik adalah suatu teknik atau metode pembuatan sediaan histologi yang
hasilnya dapat bersifat permanen maupun sementara. Mikroteknik merupakan alat
yang sangat penting karena dapat menghasilkan manfaat yang dapat dipergunakan
untuk pembelajaran maupun penelitian (Cambell. 2002).
Berikut ini adalah beberapa aspek yang dipelajari dalam mikroteknik, yaitu:
(1).Pengamatan => Identifikasi => mikroskopis ; (2). Pengukuran => mikrometri ;
(3).Penggambaran => Camera usida (Prisma dan mikroproyektor); (4). Pemotretan =>
mikrofotografi dan (5). Mengetahui komponen bahan => mikrokimia/ histokimia/
marserasi (Djukri, 2007).
2.2 Peralatan dan Bahan dalam Laboratrium Mikroteknik
Laboratorium mikroteknik merupakan laboratorium yang difungsikan atau
dipergunakan untuk medium/tempat membuat preparat (sediaan histologi). Didalam
Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan yang dapat
digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan sediaan atau
preparat mikroskopis(Balbach, 1996).
2.2.1 Peralatan Minimal dalam Laboratrium Mikroteknik
Peralatan yang dipergunakan dalam Laboratorium Mikroteknik sangatlah
banyak sekali. Namun karena ketidakmungkinan memperkenalkan peralatan secara
keseluruhan, berikut ini akan diperkenalkan alat-alat yang terpenting yang palinng
sering dipergunakan dalam Laboratorium Mikroteknik.
2.2.1.1 Gelas Objek dan Kaca Penutup
a. Gelas Benda (Gelas Objek)
Merupakan sekeping kaca yang berbentuk persegi panjang. Permukaan yang
dimiliki oleh Gelas Benda haruslah datar dan bersifat stabil terhadap bahan-bahan
kimia atau nonkorosif. Gelas Benda dapat digunakan untuk meletakkan preparat
2
Gelas Benda memiliki ukuran standar yaitu 25x75 mm atau dengan ukuran 1x3 inchi
(Volk and Wheeler.1993).
b. Gelas Penutup
Sebagai penutup preparat di atas gelas benda dan ukurannya lebih kecil
daripada gelas benda. Gelas penutup bisa berbentuk persegi atau persegi panjang dan
ada juga yang berbentuk lingkaran. Gelas penutup terdiri atas 4 bagian yaitu gelas
penutup nomor 0, 1, 2 dan 3 yang masing-masing memiliki ketebalan yang berbeda.
Gelas penutup nomor 0 memiliki ketebalan 0,09 mm biasanya digunakan untuk
pengamatan preparat yang menggunakan minyak imersi. Gelas penutup nomor 1
memiliki ketebalan ± 0,15 mm. Gelas penutup nomor 2 memiliki ketebalan ± 0,2 mm
digunakan untuk pembuatan sediaan dan dapat diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran yang tidak terlalu tinggi. Gelas penutup nomor 1 memiliki
ketebalan ± 0,30 mm – 0,35 mm hanya digunakan untuk menutup sediaan utuh dan
tidak dapat digunakan untuk keperluan lainnya (Balbach, 1996).
2.2.1.2 Mikrotom
Mikrotom merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memotong jaringan
dengan ketebalan yang dapat diatur sesuai dengan tujuan dan kemauan kita.
a. Macam-Macam MikrotomMikrotom sebagai alat yang dipergunakan untuk memotong preparat memiliki
jenis yang beraneka ragam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mikrotom Geser (Sliding Microtome)
Pada alat ini jaringan tetap berada pada tempatnya sedangkan yang bergerak
adalah pisaunya. Pada umumnya jaringan yang akan dipotong dengan Mikrotom
Geser adalah iaringan yang tanpa penanaman (embedding) terlebih dahulu. Disini
tidak akan terjadi pita irisan. Jaringan yang akan diiris sebelumnya dapat diwarnai
dengan pewarnaan tunggal ataupun tanpa pewarnaan terlebih dahulu.
2. Mikrotom Beku (Frezing Microtome)
Alat ini dihubungkan dengan tabung yang berisi CO2 dingin melalui suatu pipa
karet. Mikrotom ini keadaannya sama dengan Mikrotom Geser, yaitu jaringan tetap
berada pada tempatnya sedangkan pisau mikrotomnya bergerak kemuka dan
kebelakang.
3
Jaringan dapat dipotong dengan mikrotom ini tanpa fiksasi terlebih dahulu.
Fiksasi jaringan dapat dilakukan setelah pemotongan dan sebelum pewarnaan.
Mikrotom ini dapat digunakan dalam pembuatan sediaan irisan dengan menggunakan
Metode Beku.
3. Mikrotom Putar (Rotary Microtome)
Berbeda dengan Mikrotom Geser (Sliding Microtome) dan Mikrotom Beku
(Frezing Microtome), yaitu bahwa pada mikrotom ini pisau yang digunakan tetap
berada pada tempatnya sedangkan jaringannnya bergerak keatas dan kebawah. Jenis
mikrotom ini biasanya digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode
parafin
2.2.1.3 Mikroskop
Alat ini dipergunakan untuk melihat mikroorganisme atau benda lain yang
sangat kecil dengan ukuran mikro. Benda-benda yang dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop adalah benda atau organisme yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang, pemeriksaan preparat, mencari bahan sediaan, dsb. Mikroskop
terdiri dari satu atau lebih lensa.
2.2.1.4 Hot Plate
Hot Plate merupakan alat untuk penghangatan perekatan gelas benda. Suhu
pada Hot Plate dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan
sediaan hisologi yang akan dibuat(Volk and Wheeler.1993)
2.2.1.5 Paraffin Oven
Paraffin oven atau thermostat merupakan alat yang dipergunakan untuk
mencairkan parafin sehingga sempurna. Parafin oven merupakan suatu alat dengan
ruangan tertutup yang suhu didalamnya dapat diatur.
2.2.1.6 Beaker Gelas
Beaker gelas merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk menyimpan,
mencampur ataupun merendam sediaan dalam larutan kimia (Restuati, Martina et
al.2009). Selain itu Beaker gelas juga dapat digunakan untuk mengukur cairan–
cairan (bahan kimia) dalam pembuatan larutan–larutan (campuran) untuk fiksasi,
4
dehidrasi, dealkoholisasi, dsb. Ukuran volume dari beaker gelas bermacam-macam
mulai dari 10 cc, 25cc, 50 cc, sampai 500 cc.
Berikut ini adalah tabel beberapa peralatan tambahan yang ada di Laboraturium
Mikroteknik secara sederhana.
Tabel 2.1 Peralatan Minimal yang Ada dalam Laboratorium Mikroteknik
No. Nama Alat Fungsi Keterangan
1 Kacamata Lab Untuk melindungi mata dari
kontaminasi bahan-bahan yang
berbahaya
Hanya diperguna kan saat
praktikum berlangsung
2 Masker Untuk melindungi dari bau-bau
yang tidak sedap dan
melindungi dari bau bahan-
bahan kimia yang berbahaya
Berupa penutup mulut
dengan hidung yang
dikaitkan dengan karet
3 Kuas Untuk memindahkan irisan
halus, air, dsb
Tidak untuk memindah kan
bahan kimia
4 Jarum bengkok Untuk mengatur Jarum
Preparat irisan-irisan di atas
gelas benda, letak gelas
penutup,dsb
Dengan ujung bengkok atau
lurus
5 Skalpel Untuk mengiris bahan preparat
atau memotong blok paraffin
Seperti pisau dari logam atau
ebonit
6 Jarum Suntik
(Spuit)
Untuk pengambilan bahan
cairan dalam jumlah sedikit
Berupa suntikan yang
dilengkapi dengan jarum
7 Lampu Untuk
Cepat
memanaskan
larutan
Merekatkan blok pada holder,
memanaskan larutan dalam
tabung reaksi, dsb
Spritus
8 Botol Tempat
Bahan Kimia
Untuk menyimpan bahan-
bahan kimia
Bervolume 100 cc maupun
500 cc
9 Pipet Kecil Untuk meneteskan cairan,
dipakai dalam pencucian,
pewarnaan, dsb
Terbuat dari plastik atau kaca
10 Pipet Besar Dipakai pada pembuatan Umumnya memiliki karet
5
larutan–larutan tertentu untuk pengisap
11 Loupe Untuk pemeriksaan
pendahuluan terhadap irisan-
irisan yang masih diliputi
paraffin
Berupa kaca silinder
12 Pinset Untuk membawa gelas benda
dan dengan ujung sempit
(runcing)untuk membawa
gelas penutup
Ada yang memiliki ujung
besar dan runcing
13 Cawan Petri Tempat ini biasanya
dipergunakan waktu fiksasi
pada pembuatan preparat geser
Terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas
14 Gunting Untuk menggunting bahan
yang akan dijadikan
preparat
Gunting Preparat ada yang
berukuran besar atau kecil
dengan ujung bengkok atau
lurus
2.2.2 Bahan-Bahan Minimal dalam Laboratrium Mikroteknik
Bahan yang dipergunakan dalam Laboratorium Mokroteknik sangatlah banyak
sekali. Namun karena ketidakmungkinan memperkenalkan bahan secara keseluruhan,
berikut ini akan diperkenalkan sedikit bahan-bahan yang terpenting yang palinng
sering dipergunakan dalam Laboratorium Mikroteknik yaitu :
1. Larutan-larutan pembius : eter, kloroform, aseton, prokain, morfin, metan.
2. Larutan-larutan untuk fiksasi : formalin, ethyl alcohol, asam asetat, asam pikrat,
asam kromat, merkuri klorida, osmium tetroksida, bouin, zenker, helly, FAA.
3. Reagensia untuk dehidrasi : alcohol, dioxin, N-butil alcohol, minyak aniline,
minyak bergamot, minyak kayu cedar.
4. Reagensia untuk penjernihan : minyak aniline, benzene, karbon tetraklorida,
karbon bisulfida minyak kayu cedar, kloroform, minyak cengkeh, xylol, toluene.
5. Media untuk penyelubungan : paraffin, celloidin, asam stearat, lilin lebah.
6. Zat warna untuk pewarnaan : acid fuchsin, eosin, hematoksilin, carmine, basic
fichsin, giemsa, gentian violet, methyl blue (Parjatmo, 1993).
6
2.2.2.1 Larutan Pembius : Kloroform
Digunakan untuk membius bahan yang berupa hewan. Pada saat pembuatan
sediaan diinginkan dengan menggunakan jaringan segar hewan (Parjatmo, 1993).
2.2.2.2 Larutan Untuk Fiksasi : Formaldehyde (Formalin)
Formaldehyde adalah gas keras yang dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
hidung, kemudian dilarutkan dalam air menjadi cairan yang tidak berwarna. Biasanya,
larutan dalam air ini mengandung 39-40% formaldehyde. Larutan formaldehyde
inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan formalin. Dalam fiksasi, konsentrasi yang
biasa dipergunakan adalah hanya berkisar 4%-10%.
2.2.2.3 Reagensia Dehidrasi : Alkohol
Konsentrasi yang biasa digunakan untuk fiksasi biasanya berkisar antara 70-
100%. Alkohol adalah suatu cairan yang tidak berwarna dan dapat bercampur dengan
air. Alkohol dibuat dari alkohol persentase rendah dengan jalan destilasi yang bersuhu
78oC. Pischinger(1937) mengatakan bahwa alkohol mempunyai efek membentuk
gelatin secara perlahan-lahan dari histon dalam nukleus. Digunakan untuk
menghilangkan air yang ada dalam sel dan memperoleh hasil yang sempurna pada
proses infiltrasi..
2.2.2.4 Reagensia Penjernihan : Xylol atau Xylene
Xylol merupakan bahan standart yang dibutuhkan dalam Laboratorium
Mikroteknik. Xylol dipergunakan dalam proses Clearing atau penjernihan. Kebaikan
dari Xylol adalah proses pembuatan jaringan berlangsung lebih cepat, mudah didapat
dan tidak terlalu mahal harganya. Namun selain kebaikan Xylol juga memiliki
kelemahan yaitu hanya jaringan yang menggunakan alkohol absolut 100%, jaringan
yang dijernihkan dengan xylol juga tidak begitu jelas menjadi transparan, sehingga
sulit menentukan apakah proses penjernihan sudah sempurna atau belum. Apabila
jaringan terlalu lama berada dalam Xylol maka jaringan akan menjadi mudah rapuh,
sangat mengerut dan sukar untuk diiris.
2.2.2.5 Media Untuk Penyelubungan : Paraffin
Parafin dipergunakan untuk mempermudah dalam pengirisan sediaan. Paraffin
memiliki titik didih yang beraneka ragam, yaitu paraffin dengan titik didih rendah
berkisar antara 56oC - 58oC dan paraffin yang titik didihnya tinggi berkisar antara
7
60oC - 65oC. Proses paraffin seluruhnya terjadi didalam oven yang diatur suhunya
kira-kira 56oC. Kalau tidak ada oven bisa juga menggunakan alat lain yang dirakit
sendiri. Jaringan tidak boleh ditinggalkan terlalu lama dalam oven. Karena itu, jumlah
waktu yang diperlukan dalam pemasangan paraffin harus benar-benar diperhatikan.
Semakin lama waktunya maka jaringan akan semakin keras sehingga menyebabkan
kegagalan.
2.2.2.6 Zat Pewarna : Pewarna Giemsa
Zat warna ini dapat dibeli dalam bentuk serbuk ataupun larutan yang disimpan
didalam botol yang gelap. Didalam laboratorium-laboratorium banyak digunakan
pewarna giemsa dengan konsentrasi sebesar 3% yang dibuat dari larutan baku Giemsa
yang berupa cairan (larutan). Zat warna ini biasanya banyak dipergunakan dalam
sediaan sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parapada
darah seperti Tripanosoma dan Plasmodium. Larutan Giemsa 3%yang sudah terlalu
lama tidak akan memberikan hasil pewarnaan yang diharapkan. Oleh karena itu,
pengenceran menjadi 3% hendaknya dibuat pada saat akan mewarnai saja dan dibuat
secukupnya. Biasanya larutan ini hanya bertahan 1-2 hari saja.
2.3 Cara Penanganan Alat dan Bahan
2.3.1 Cara Penanganan Alat
Mikroskop adalah alat yang dipergunakan untuk melihat mikroorganisme atau
benda lain yang sangat kecil dengan ukuran mikro. Mikroskop terdiri dari satu atau
lebih lensa. Lensa pada mikroskop sangat penting kegunaannya karena fungsi kerja
dari mikroskop terletak pada kemampuan lensanya untuk menghasilkan perbesaran
dengan resolusi yang tinggi agar pengamatan berlangsung dengan sempurna. Lensa
pada mikroskop harus selalu dibersihkan sehabis melakukan pengamatan. Hal tersbut
ditujukan agar tidak terjadi pengendapan bahan-bahan dan zat kimia lain yang
bersentuhan dengan lensa saat melakukan pengamatan sehingga mengotori lensa
(Pujawati, E D. 2002).
Mikrotom adalah suatu alat mekanis yang memiliki presisi tinggi, maka
penggunaannya seharusnya dilakukan secara hati-hati dan hanya oleh orang yang
memiliki pengalaman terhadap alat ini. Kerusakan sedikit saja dapat menyebabkan
masalah yang serius dan bermuara pada hasil sayatan yang tidak sempurna. Mikrotom
harus selalu diminyaki untuk mencegah kehausan dan kemacetan karena lengket.
8
Kedua kondisi ini sering mengakibatkan dihasilkannya sayatan yang tidak baik
(Sipahutar,Herbert et al.2011)
2.3.2 Cara Penanganan Bahan
Adapun cara penangan bahan dalam laboraturium baik di Laboratorium
Mikroteknik maupun di Laboratorium lainnya adalah: (1).Selalu menggunakan lemari
asam untuk menyimpan bahan-bahan kimia tersebut dan tidak membiarkannnya
berada di ruangan terbuka; dan (2). Menjaga ventilasi ruangan agar ruangan tidak
lembab dan tercemar oleh gas-gas yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat bahan
bereaksi dengan gas tersebut. Apabila dalam pembuatan sediaan bahan-bahan kimia
tersebut bersisa maka kita dapat menagani bahan tersebut dengan cara :
a. Netralisasi dan pembuangan langsung
b. Pembakaran terbuka
c. Pembakaran dalam Inserierator
d. Penguburan dalam tanah
2.4 Bahaya yang Sering Timbul dalam Laboraturium Mikroteknik
Pada penggunaan bahan kimia saat pembuatan preparat atau sediaan,tidak
menutup kemungkinan adanya jenis-jenis bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan
kimia tersebut. Jenis-jenis bahaya tersebut diantaranya :
2.4.1 Keracunan
Keracunan dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya tertelan,melalui kulit
dan melalui pernafasan. Melalui tertelan, hal ini jarang terjadi kecuali pada kesalahan
memipet dengan mulut. Melalui pernafasan, misalnya gas, debu dan uap mudah
terserap melalui pernafasan dan hal ini merupakan bahaya yang paling sering terjadi.
2.4.2 Iritasi
Iritasi dapat terjadi karena suatu kntak bahan kimia korosif seperti asam sulfat,
asam klorida, NAOH, gas klor dan lainnya.
2.4.3 Luka bakar
Kebakaran dan luka bakar dapat terjadi sebgai akibat kurang hati-hatinya dalam
menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti aseton, dan lainnya
(Restuati, Martina et al.2009).
9
BAB III
PENUTUP
Didalam Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan
yang dapat digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan
sediaan atau preparat mikroskopis. Peralatan Minimal dalam Laboratrium
Mikroteknik berupa : Gelas Benda (Gelas Objek) merupakan sekeping kaca yang
berbentuk persegi panjang. Gelas Penutup digunakan sebagai penutup preparat di atas
gelas benda dan ukurannya lebih kecil daripada gelas benda. Mikrotom merupakan
suatu alat yang dipergunakan untuk memotong jaringan dengan ketebalan yang dapat
diatur sesuai dengan tujuan dan kemauan kita, Mikrotom sebagai alat yang
dipergunakan untuk memotong preparat memiliki jenis yang beraneka ragam,
diantaranya adalah sebagai berikut: Mikrotom Geser (Sliding Microtome), Mikrotom
Beku (Frezing Microtome) dan Mikrotom Putar (Rotary Microtome). Mikroskop
dipergunakan untuk melihat mikroorganisme atau benda lain yang sangat kecil
dengan ukuran mikro. Hot Plate merupakan alat untuk penghangatan perekatan gelas
benda. Paraffin oven atau thermostat merupakan alat yang dipergunakan untuk
mencairkan parafin sehingga sempurna. Parafin oven merupakan suatu alat dengan
ruangan tertutup yang suhu didalamnya dapat diatur. Beaker gelas merupakan alat
yang dapat dipergunakan untuk menyimpan, mencampur ataupun merendam sediaan
dalam larutan kimia.
Bahan-bahan yang digunakan meliputi larutan-larutan pembius, larutan-
larutan untuk fiksasi, reagensia untuk dehidrasi, reagensia untuk penjernihan, media
untuk penyelubungan, media penutupan preparat, zat warna untuk pewarnaan.
Cara penanganan alat adalah, misalnya: Mikrotom, harus selalu diminyaki
untuk mencegah kehausan dan kemacetan karena lengket. Kedua kondisi ini sering
mengakibatkan dihasilkannya sayatan yang tidak baik. Lensa pada mikroskop harus
selalu dibersihkan sehabis melakukan pengamatan. Adapun cara penangan bahan
dalam laboraturium baik di Laboratorium Mikroteknik maupun di Laboratorium
lainnya adalah: (1).Selalu menggunakan lemari asam untuk menyimpan bahan-bahan
kimia tersebut dan tidak membiarkannnya berada di ruangan terbuka; dan (2).
Menjaga ventilasi ruangan agar ruangan tidak lembab dan tercemar oleh gas-gas yang
dapat menyebabkan kecelakaan akibat bahan bereaksi dengan gas tersebut
10