bab i mikro

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan serangkaian kegiatan ilmiah. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium biologi, dan laboratorium bahasa (Balbach,1996).Laboratorium biologi merupakan tempat penelitian atau pengamatansuatu objek yang letaknya permanen disuatu tempat. Menurut jenisnya Laboratorium biologi ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Laboratorium biologi ada yang bersifat terbuka seperti Kebun Raya, Hutan Suaka Alam dan lainnya. Laboratorium biologi ada yang bersifat tertutup seperti Rumah kaca, dan Laboratorium yang berbentuk ruangan untuk praktikum misalnya Laboratorium Mikroteknik. Laboratorium Mikroteknik merupakan laoraturium yang dipergunakan untuk pembuatan preparat awetan mikroanatomi organ baik hewan maupun tumbuhan (Restuati, Martina et al.2009) Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan yang dapat digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan sediaan atau preparat mikroskopis. Sebelum membuat sediaan mikroskopis 1

Upload: ir-dlogic

Post on 14-Dec-2014

167 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I mikro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan serangkaian kegiatan

ilmiah. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut

disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium

biokimia, laboratorium biologi, dan laboratorium bahasa

(Balbach,1996).Laboratorium biologi merupakan tempat penelitian atau

pengamatansuatu objek yang letaknya permanen disuatu tempat. Menurut jenisnya

Laboratorium biologi ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup.

Laboratorium biologi ada yang bersifat terbuka seperti Kebun Raya, Hutan Suaka

Alam dan lainnya. Laboratorium biologi ada yang bersifat tertutup seperti Rumah

kaca, dan Laboratorium yang berbentuk ruangan untuk praktikum misalnya

Laboratorium Mikroteknik. Laboratorium Mikroteknik merupakan laoraturium yang

dipergunakan untuk pembuatan preparat awetan mikroanatomi organ baik hewan

maupun tumbuhan (Restuati, Martina et al.2009)

Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan yang dapat

digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan sediaan atau

preparat mikroskopis. Sebelum membuat sediaan mikroskopis sebaiknya kita terlebih

dahulu mengenal alat dan bahan yang telah disediakan. Selain mengenal diharuskan

juga mengetahui fungsi masing- masing alat dan bahan. Kalau kita tidak mengenal

dan mengetahui fungsi alat dan bahan tersebut, maka dapat berakibat fatal. Karena

dengan mengenal alat dan bahan yang ada, kita dapat melakukan tahapan demi

tahapan dilaboratorium dengan aman dan lancar (Balbach, 1996).

1.2 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk

mengetahui cara menangangani alat dan bahan di Laboratorium Mikroteknik

1

Page 2: BAB I mikro

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori

Mikroteknik adalah suatu teknik atau metode pembuatan sediaan histologi yang

hasilnya dapat bersifat permanen maupun sementara. Mikroteknik merupakan alat

yang sangat penting karena dapat menghasilkan manfaat yang dapat dipergunakan

untuk pembelajaran maupun penelitian (Cambell. 2002).

Berikut ini adalah beberapa aspek yang dipelajari dalam mikroteknik, yaitu:

(1).Pengamatan => Identifikasi => mikroskopis ; (2). Pengukuran => mikrometri ;

(3).Penggambaran => Camera usida (Prisma dan mikroproyektor); (4). Pemotretan =>

mikrofotografi dan (5). Mengetahui komponen bahan => mikrokimia/ histokimia/

marserasi (Djukri, 2007).

2.2 Peralatan dan Bahan dalam Laboratrium Mikroteknik

Laboratorium mikroteknik merupakan laboratorium yang difungsikan atau

dipergunakan untuk medium/tempat membuat preparat (sediaan histologi). Didalam

Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan yang dapat

digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan sediaan atau

preparat mikroskopis(Balbach, 1996).

2.2.1 Peralatan Minimal dalam Laboratrium Mikroteknik

Peralatan yang dipergunakan dalam Laboratorium Mikroteknik sangatlah

banyak sekali. Namun karena ketidakmungkinan memperkenalkan peralatan secara

keseluruhan, berikut ini akan diperkenalkan alat-alat yang terpenting yang palinng

sering dipergunakan dalam Laboratorium Mikroteknik.

2.2.1.1 Gelas Objek dan Kaca Penutup

a. Gelas Benda (Gelas Objek)

Merupakan sekeping kaca yang berbentuk persegi panjang. Permukaan yang

dimiliki oleh Gelas Benda haruslah datar dan bersifat stabil terhadap bahan-bahan

kimia atau nonkorosif. Gelas Benda dapat digunakan untuk meletakkan preparat

2

Page 3: BAB I mikro

Gelas Benda memiliki ukuran standar yaitu 25x75 mm atau dengan ukuran 1x3 inchi

(Volk and Wheeler.1993).

b. Gelas Penutup

Sebagai penutup preparat di atas gelas benda dan ukurannya lebih kecil

daripada gelas benda. Gelas penutup bisa berbentuk persegi atau persegi panjang dan

ada juga yang berbentuk lingkaran. Gelas penutup terdiri atas 4 bagian yaitu gelas

penutup nomor 0, 1, 2 dan 3 yang masing-masing memiliki ketebalan yang berbeda.

Gelas penutup nomor 0 memiliki ketebalan 0,09 mm biasanya digunakan untuk

pengamatan preparat yang menggunakan minyak imersi. Gelas penutup nomor 1

memiliki ketebalan ± 0,15 mm. Gelas penutup nomor 2 memiliki ketebalan ± 0,2 mm

digunakan untuk pembuatan sediaan dan dapat diamati menggunakan mikroskop

dengan perbesaran yang tidak terlalu tinggi. Gelas penutup nomor 1 memiliki

ketebalan ± 0,30 mm – 0,35 mm hanya digunakan untuk menutup sediaan utuh dan

tidak dapat digunakan untuk keperluan lainnya (Balbach, 1996).

2.2.1.2 Mikrotom

Mikrotom merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memotong jaringan

dengan ketebalan yang dapat diatur sesuai dengan tujuan dan kemauan kita.

a. Macam-Macam MikrotomMikrotom sebagai alat yang dipergunakan untuk memotong preparat memiliki

jenis yang beraneka ragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mikrotom Geser (Sliding Microtome)

Pada alat ini jaringan tetap berada pada tempatnya sedangkan yang bergerak

adalah pisaunya. Pada umumnya jaringan yang akan dipotong dengan Mikrotom

Geser adalah iaringan yang tanpa penanaman (embedding) terlebih dahulu. Disini

tidak akan terjadi pita irisan. Jaringan yang akan diiris sebelumnya dapat diwarnai

dengan pewarnaan tunggal ataupun tanpa pewarnaan terlebih dahulu.

2. Mikrotom Beku (Frezing Microtome)

Alat ini dihubungkan dengan tabung yang berisi CO2 dingin melalui suatu pipa

karet. Mikrotom ini keadaannya sama dengan Mikrotom Geser, yaitu jaringan tetap

berada pada tempatnya sedangkan pisau mikrotomnya bergerak kemuka dan

kebelakang.

3

Page 4: BAB I mikro

Jaringan dapat dipotong dengan mikrotom ini tanpa fiksasi terlebih dahulu.

Fiksasi jaringan dapat dilakukan setelah pemotongan dan sebelum pewarnaan.

Mikrotom ini dapat digunakan dalam pembuatan sediaan irisan dengan menggunakan

Metode Beku.

3. Mikrotom Putar (Rotary Microtome)

Berbeda dengan Mikrotom Geser (Sliding Microtome) dan Mikrotom Beku

(Frezing Microtome), yaitu bahwa pada mikrotom ini pisau yang digunakan tetap

berada pada tempatnya sedangkan jaringannnya bergerak keatas dan kebawah. Jenis

mikrotom ini biasanya digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode

parafin

2.2.1.3 Mikroskop

Alat ini dipergunakan untuk melihat mikroorganisme atau benda lain yang

sangat kecil dengan ukuran mikro. Benda-benda yang dapat diamati dengan

menggunakan mikroskop adalah benda atau organisme yang tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang, pemeriksaan preparat, mencari bahan sediaan, dsb. Mikroskop

terdiri dari satu atau lebih lensa.

2.2.1.4 Hot Plate

Hot Plate merupakan alat untuk penghangatan perekatan gelas benda. Suhu

pada Hot Plate dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan

sediaan hisologi yang akan dibuat(Volk and Wheeler.1993)

2.2.1.5 Paraffin Oven

Paraffin oven atau thermostat merupakan alat yang dipergunakan untuk

mencairkan parafin sehingga sempurna. Parafin oven merupakan suatu alat dengan

ruangan tertutup yang suhu didalamnya dapat diatur.

2.2.1.6 Beaker Gelas

Beaker gelas merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk menyimpan,

mencampur ataupun merendam sediaan dalam larutan kimia (Restuati, Martina et

al.2009). Selain itu Beaker gelas juga dapat digunakan untuk mengukur cairan–

cairan (bahan kimia) dalam pembuatan larutan–larutan (campuran) untuk fiksasi,

4

Page 5: BAB I mikro

dehidrasi, dealkoholisasi, dsb. Ukuran volume dari beaker gelas bermacam-macam

mulai dari 10 cc, 25cc, 50 cc, sampai 500 cc.

Berikut ini adalah tabel beberapa peralatan tambahan yang ada di Laboraturium

Mikroteknik secara sederhana.

Tabel 2.1 Peralatan Minimal yang Ada dalam Laboratorium Mikroteknik

No. Nama Alat Fungsi Keterangan

1 Kacamata Lab Untuk melindungi mata dari

kontaminasi bahan-bahan yang

berbahaya

Hanya diperguna kan saat

praktikum berlangsung

2 Masker Untuk melindungi dari bau-bau

yang tidak sedap dan

melindungi dari bau bahan-

bahan kimia yang berbahaya

Berupa penutup mulut

dengan hidung yang

dikaitkan dengan karet

3 Kuas Untuk memindahkan irisan

halus, air, dsb

Tidak untuk memindah kan

bahan kimia

4 Jarum bengkok Untuk mengatur Jarum

Preparat irisan-irisan di atas

gelas benda, letak gelas

penutup,dsb

Dengan ujung bengkok atau

lurus

5 Skalpel Untuk mengiris bahan preparat

atau memotong blok paraffin

Seperti pisau dari logam atau

ebonit

6 Jarum Suntik

(Spuit)

Untuk pengambilan bahan

cairan dalam jumlah sedikit

Berupa suntikan yang

dilengkapi dengan jarum

7 Lampu Untuk

Cepat

memanaskan

larutan

Merekatkan blok pada holder,

memanaskan larutan dalam

tabung reaksi, dsb

Spritus

8 Botol Tempat

Bahan Kimia

Untuk menyimpan bahan-

bahan kimia

Bervolume 100 cc maupun

500 cc

9 Pipet Kecil Untuk meneteskan cairan,

dipakai dalam pencucian,

pewarnaan, dsb

Terbuat dari plastik atau kaca

10 Pipet Besar Dipakai pada pembuatan Umumnya memiliki karet

5

Page 6: BAB I mikro

larutan–larutan tertentu untuk pengisap

11 Loupe Untuk pemeriksaan

pendahuluan terhadap irisan-

irisan yang masih diliputi

paraffin

Berupa kaca silinder

12 Pinset Untuk membawa gelas benda

dan dengan ujung sempit

(runcing)untuk membawa

gelas penutup

Ada yang memiliki ujung

besar dan runcing

13 Cawan Petri Tempat ini biasanya

dipergunakan waktu fiksasi

pada pembuatan preparat geser

Terbuat dari kaca borosilikat

tahan panas

14 Gunting Untuk menggunting bahan

yang akan dijadikan

preparat

Gunting Preparat ada yang

berukuran besar atau kecil

dengan ujung bengkok atau

lurus

2.2.2 Bahan-Bahan Minimal dalam Laboratrium Mikroteknik

Bahan yang dipergunakan dalam Laboratorium Mokroteknik sangatlah banyak

sekali. Namun karena ketidakmungkinan memperkenalkan bahan secara keseluruhan,

berikut ini akan diperkenalkan sedikit bahan-bahan yang terpenting yang palinng

sering dipergunakan dalam Laboratorium Mikroteknik yaitu :

1. Larutan-larutan pembius : eter, kloroform, aseton, prokain, morfin, metan.

2. Larutan-larutan untuk fiksasi : formalin, ethyl alcohol, asam asetat, asam pikrat,

asam kromat, merkuri klorida, osmium tetroksida, bouin, zenker, helly, FAA.

3. Reagensia untuk dehidrasi : alcohol, dioxin, N-butil alcohol, minyak aniline,

minyak bergamot, minyak kayu cedar.

4. Reagensia untuk penjernihan : minyak aniline, benzene, karbon tetraklorida,

karbon bisulfida minyak kayu cedar, kloroform, minyak cengkeh, xylol, toluene.

5. Media untuk penyelubungan : paraffin, celloidin, asam stearat, lilin lebah.

6. Zat warna untuk pewarnaan : acid fuchsin, eosin, hematoksilin, carmine, basic

fichsin, giemsa, gentian violet, methyl blue (Parjatmo, 1993).

6

Page 7: BAB I mikro

2.2.2.1 Larutan Pembius : Kloroform

Digunakan untuk membius bahan yang berupa hewan. Pada saat pembuatan

sediaan diinginkan dengan menggunakan jaringan segar hewan (Parjatmo, 1993).

2.2.2.2 Larutan Untuk Fiksasi : Formaldehyde (Formalin)

Formaldehyde adalah gas keras yang dapat menyebabkan iritasi pada mata dan

hidung, kemudian dilarutkan dalam air menjadi cairan yang tidak berwarna. Biasanya,

larutan dalam air ini mengandung 39-40% formaldehyde. Larutan formaldehyde

inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan formalin. Dalam fiksasi, konsentrasi yang

biasa dipergunakan adalah hanya berkisar 4%-10%.

2.2.2.3 Reagensia Dehidrasi : Alkohol

Konsentrasi yang biasa digunakan untuk fiksasi biasanya berkisar antara 70-

100%. Alkohol adalah suatu cairan yang tidak berwarna dan dapat bercampur dengan

air. Alkohol dibuat dari alkohol persentase rendah dengan jalan destilasi yang bersuhu

78oC. Pischinger(1937) mengatakan bahwa alkohol mempunyai efek membentuk

gelatin secara perlahan-lahan dari histon dalam nukleus. Digunakan untuk

menghilangkan air yang ada dalam sel dan memperoleh hasil yang sempurna pada

proses infiltrasi..

2.2.2.4 Reagensia Penjernihan : Xylol atau Xylene

Xylol merupakan bahan standart yang dibutuhkan dalam Laboratorium

Mikroteknik. Xylol dipergunakan dalam proses Clearing atau penjernihan. Kebaikan

dari Xylol adalah proses pembuatan jaringan berlangsung lebih cepat, mudah didapat

dan tidak terlalu mahal harganya. Namun selain kebaikan Xylol juga memiliki

kelemahan yaitu hanya jaringan yang menggunakan alkohol absolut 100%, jaringan

yang dijernihkan dengan xylol juga tidak begitu jelas menjadi transparan, sehingga

sulit menentukan apakah proses penjernihan sudah sempurna atau belum. Apabila

jaringan terlalu lama berada dalam Xylol maka jaringan akan menjadi mudah rapuh,

sangat mengerut dan sukar untuk diiris.

2.2.2.5 Media Untuk Penyelubungan : Paraffin

Parafin dipergunakan untuk mempermudah dalam pengirisan sediaan. Paraffin

memiliki titik didih yang beraneka ragam, yaitu paraffin dengan titik didih rendah

berkisar antara 56oC - 58oC dan paraffin yang titik didihnya tinggi berkisar antara

7

Page 8: BAB I mikro

60oC - 65oC. Proses paraffin seluruhnya terjadi didalam oven yang diatur suhunya

kira-kira 56oC. Kalau tidak ada oven bisa juga menggunakan alat lain yang dirakit

sendiri. Jaringan tidak boleh ditinggalkan terlalu lama dalam oven. Karena itu, jumlah

waktu yang diperlukan dalam pemasangan paraffin harus benar-benar diperhatikan.

Semakin lama waktunya maka jaringan akan semakin keras sehingga menyebabkan

kegagalan.

2.2.2.6 Zat Pewarna : Pewarna Giemsa

Zat warna ini dapat dibeli dalam bentuk serbuk ataupun larutan yang disimpan

didalam botol yang gelap. Didalam laboratorium-laboratorium banyak digunakan

pewarna giemsa dengan konsentrasi sebesar 3% yang dibuat dari larutan baku Giemsa

yang berupa cairan (larutan). Zat warna ini biasanya banyak dipergunakan dalam

sediaan sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parapada

darah seperti Tripanosoma dan Plasmodium. Larutan Giemsa 3%yang sudah terlalu

lama tidak akan memberikan hasil pewarnaan yang diharapkan. Oleh karena itu,

pengenceran menjadi 3% hendaknya dibuat pada saat akan mewarnai saja dan dibuat

secukupnya. Biasanya larutan ini hanya bertahan 1-2 hari saja.

2.3 Cara Penanganan Alat dan Bahan

2.3.1 Cara Penanganan Alat

Mikroskop adalah alat yang dipergunakan untuk melihat mikroorganisme atau

benda lain yang sangat kecil dengan ukuran mikro. Mikroskop terdiri dari satu atau

lebih lensa. Lensa pada mikroskop sangat penting kegunaannya karena fungsi kerja

dari mikroskop terletak pada kemampuan lensanya untuk menghasilkan perbesaran

dengan resolusi yang tinggi agar pengamatan berlangsung dengan sempurna. Lensa

pada mikroskop harus selalu dibersihkan sehabis melakukan pengamatan. Hal tersbut

ditujukan agar tidak terjadi pengendapan bahan-bahan dan zat kimia lain yang

bersentuhan dengan lensa saat melakukan pengamatan sehingga mengotori lensa

(Pujawati, E D. 2002).

Mikrotom adalah suatu alat mekanis yang memiliki presisi tinggi, maka

penggunaannya seharusnya dilakukan secara hati-hati dan hanya oleh orang yang

memiliki pengalaman terhadap alat ini. Kerusakan sedikit saja dapat menyebabkan

masalah yang serius dan bermuara pada hasil sayatan yang tidak sempurna. Mikrotom

harus selalu diminyaki untuk mencegah kehausan dan kemacetan karena lengket.

8

Page 9: BAB I mikro

Kedua kondisi ini sering mengakibatkan dihasilkannya sayatan yang tidak baik

(Sipahutar,Herbert et al.2011)

2.3.2 Cara Penanganan Bahan

Adapun cara penangan bahan dalam laboraturium baik di Laboratorium

Mikroteknik maupun di Laboratorium lainnya adalah: (1).Selalu menggunakan lemari

asam untuk menyimpan bahan-bahan kimia tersebut dan tidak membiarkannnya

berada di ruangan terbuka; dan (2). Menjaga ventilasi ruangan agar ruangan tidak

lembab dan tercemar oleh gas-gas yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat bahan

bereaksi dengan gas tersebut. Apabila dalam pembuatan sediaan bahan-bahan kimia

tersebut bersisa maka kita dapat menagani bahan tersebut dengan cara :

a. Netralisasi dan pembuangan langsung

b. Pembakaran terbuka

c. Pembakaran dalam Inserierator

d. Penguburan dalam tanah

2.4 Bahaya yang Sering Timbul dalam Laboraturium Mikroteknik

Pada penggunaan bahan kimia saat pembuatan preparat atau sediaan,tidak

menutup kemungkinan adanya jenis-jenis bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan

kimia tersebut. Jenis-jenis bahaya tersebut diantaranya :

2.4.1 Keracunan

Keracunan dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya tertelan,melalui kulit

dan melalui pernafasan. Melalui tertelan, hal ini jarang terjadi kecuali pada kesalahan

memipet dengan mulut. Melalui pernafasan, misalnya gas, debu dan uap mudah

terserap melalui pernafasan dan hal ini merupakan bahaya yang paling sering terjadi.

2.4.2 Iritasi

Iritasi dapat terjadi karena suatu kntak bahan kimia korosif seperti asam sulfat,

asam klorida, NAOH, gas klor dan lainnya.

2.4.3 Luka bakar

Kebakaran dan luka bakar dapat terjadi sebgai akibat kurang hati-hatinya dalam

menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti aseton, dan lainnya

(Restuati, Martina et al.2009).

9

Page 10: BAB I mikro

BAB III

PENUTUP

Didalam Laboratorium Mikroteknik berisi berbagai macam alat dan bahan

yang dapat digunakan untuk keperluan laboratorium, khususnya pada pembuatan

sediaan atau preparat mikroskopis. Peralatan Minimal dalam Laboratrium

Mikroteknik berupa : Gelas Benda (Gelas Objek) merupakan sekeping kaca yang

berbentuk persegi panjang. Gelas Penutup digunakan sebagai penutup preparat di atas

gelas benda dan ukurannya lebih kecil daripada gelas benda. Mikrotom merupakan

suatu alat yang dipergunakan untuk memotong jaringan dengan ketebalan yang dapat

diatur sesuai dengan tujuan dan kemauan kita, Mikrotom sebagai alat yang

dipergunakan untuk memotong preparat memiliki jenis yang beraneka ragam,

diantaranya adalah sebagai berikut: Mikrotom Geser (Sliding Microtome), Mikrotom

Beku (Frezing Microtome) dan Mikrotom Putar (Rotary Microtome). Mikroskop

dipergunakan untuk melihat mikroorganisme atau benda lain yang sangat kecil

dengan ukuran mikro. Hot Plate merupakan alat untuk penghangatan perekatan gelas

benda. Paraffin oven atau thermostat merupakan alat yang dipergunakan untuk

mencairkan parafin sehingga sempurna. Parafin oven merupakan suatu alat dengan

ruangan tertutup yang suhu didalamnya dapat diatur. Beaker gelas merupakan alat

yang dapat dipergunakan untuk menyimpan, mencampur ataupun merendam sediaan

dalam larutan kimia.

Bahan-bahan yang digunakan meliputi larutan-larutan pembius, larutan-

larutan untuk fiksasi, reagensia untuk dehidrasi, reagensia untuk penjernihan, media

untuk penyelubungan, media penutupan preparat, zat warna untuk pewarnaan.

Cara penanganan alat adalah, misalnya: Mikrotom, harus selalu diminyaki

untuk mencegah kehausan dan kemacetan karena lengket. Kedua kondisi ini sering

mengakibatkan dihasilkannya sayatan yang tidak baik. Lensa pada mikroskop harus

selalu dibersihkan sehabis melakukan pengamatan. Adapun cara penangan bahan

dalam laboraturium baik di Laboratorium Mikroteknik maupun di Laboratorium

lainnya adalah: (1).Selalu menggunakan lemari asam untuk menyimpan bahan-bahan

kimia tersebut dan tidak membiarkannnya berada di ruangan terbuka; dan (2).

Menjaga ventilasi ruangan agar ruangan tidak lembab dan tercemar oleh gas-gas yang

dapat menyebabkan kecelakaan akibat bahan bereaksi dengan gas tersebut

10