bab ii manajemen operasi dan usaha mikro kecil …

39
19 BAB II MANAJEMEN OPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) A. Manajemen Operasi 1. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi terdiri dari dua suku kata yaitu manajemen dan operasi yang berarti sebelum kita mengetahui definisi dari manajemen operasi maka terlebih dahulu ada baiknya kita mengetahui pengertian dari manajemen itu sendiri. Manajemen didefinisikan oleh Mary Parker Follet sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Di dalam pengertian ini mengandung arti bahwa para manejer mencapai tujuan- tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan atau mengerjakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan dengan tidak tugas itu sendiri. 20 Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dan penggunaan sumber daya-sumber daya ataupun sarana dan prasarana perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. 21 Dari definisi kedua yang dipaparkan oleh Stoner, mengartikan manajemen dengan kata “proses” tidak dengan “seni” (keterampilan atau skill). Proses yang dimaksud disini adalah seorang manejer mempunyai kewajiban melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan tanpa perlu memperhatikan keterampilan atau skill yang di miliki. 20 Murdifin Haming, Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “ Operasi Manufaktur dan jasa”, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 23. 21 G.R. Terry, Prinsiple Of Manajement. (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), 27-28.

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

19

BAB II

MANAJEMEN OPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM)

A. Manajemen Operasi

1. Pengertian Manajemen Operasi

Manajemen operasi terdiri dari dua suku kata yaitu manajemen dan

operasi yang berarti sebelum kita mengetahui definisi dari manajemen

operasi maka terlebih dahulu ada baiknya kita mengetahui pengertian dari

manajemen itu sendiri. Manajemen didefinisikan oleh Mary Parker Follet

sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Di dalam

pengertian ini mengandung arti bahwa para manejer mencapai tujuan-

tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan atau

mengerjakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan

dengan tidak tugas itu sendiri.20

Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dan

penggunaan sumber daya-sumber daya ataupun sarana dan prasarana

perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.21

Dari definisi kedua yang dipaparkan oleh Stoner, mengartikan

manajemen dengan kata “proses” tidak dengan “seni” (keterampilan atau

skill). Proses yang dimaksud disini adalah seorang manejer mempunyai

kewajiban melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan dengan

pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan tanpa perlu memperhatikan

keterampilan atau skill yang di miliki.

20

Murdifin Haming, Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “

Operasi Manufaktur dan jasa”, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 23. 21

G.R. Terry, Prinsiple Of Manajement. (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), 27-28.

20

Islam menyebut manajemen dengan ( تد تيز -سيا سح -ادارج) yang

berasal dari kata ( ساس -ادار –دتز) . Menurut S. Mahmud Al-Hawary

manajemen (al-idārah) ialah:22

مل التي تجنثها ومعزفح االإدارج هي معزفح إلي أيه تدهة ومعزفح المشا

القىي والعىامل التي تنعزض لها معزفحون ميفيه التصزف لل ولثاخزتل

والطاقم الثاحزج وتنفاءج وتدضياع في مزحلح الذهاب إلي هنا ك

“ manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa

yang harus dihindari, kekuatan-kenuatan apa yang dijalankan dan

bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-

baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya ”.

Menurut Ketua Dewan Penasehat Islam Majlis Ulama Indonesia,

Prof. KH Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai

perwujudan amal soleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik

tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang

bagus demi kesejahteraan bersama.

Bisa dipahami bahwa manajemen adalah sebuah proses dan prosedur

tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan mengelola setiap hal yang

ada, yaitu SDA ataupun SDM, dan adanya kerjasama sesuai dengan

pekerjaannya masing-masing dengan efektif dan efisien, serta menghindari

segala kemudaratan.

Suryadi Prawirosentono mendefinisikan operasional sebagai suatu

disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses

perencanaan (process of planning), mendesai produk (produk system)

untuk mencapai tujuan instansi perusahaan.

Menurut Murfid Haming dan Mahfudz Nurnajamuddin, operasional

berasal dari kata operasi yang berarti proses atau tindakan tertentu yang

22

Zainarti, Manajemen Islam Perspektif Al-Qur‟an, Jurnal Iqra‟, (Dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN-SU, 2014), 49.

21

menjadi unsur dari sejumlah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang

menjadi tujuan instansi perusahaan.23

Sedangkan Russel dan Taylor menyamakan makna dari operations

dengan proses pengubahan (transformation process) yang diartikan

sebagai fungsi atau sisitem yang melakukan kegiatan proses pengolahan

masukan (input) menjadi pengeluaran (output) dengan nilai tambah yang

lebih besar atau lebih baik.

Pengertian operasi (opeasional) menurut R.S Stainton adalah aplikasi

metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah kompleks dengan

mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai kehidupan

manusia, mesin-mesin, materi dan uang dalam industri, bisnis,

pemerintahan, serta pertahanan.

Dalam Islam produksi atau operasi adalah menambahkan kegunaan

(nilai guna) suatu barang. Kegunaan barang akan bertambah apabila

barang tersebut memberikan manfaat baru atau lebih dari barang yang

semula.24

Ada juga yang mengartikan sebagai sebuah proses yang terlahir

di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini (bumi). Operasi

begitu berpengaruh pada kelangsungan hidup dan peradaban manusia dan

bumi.25

Selanjutnya di artikan juga sebagai kegiatan manusia untuk

menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa yang kemudian

dimanfaatkan oleh konsumen.26

Menurut Siddiqi adalah adalah penyediaan barang dan jasa dengan

memperhatikan nilai-nilai dan kebijakan atau manfaat (maṣlaḥah) bagi

masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak

23

Murdifin Haming, Mahfudz Nurjamuddin, Manajemen Produksi Modern”Operasi

Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 17. 24

Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Persepektif Ekonomi Islam,(Yogyakarta:

BPFE YOGYAKARTA, 2004), 255. 25

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), 102. 26

P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 230.

22

adil dan membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak

sesuai dengan ajaran Islam.27

Pendekatan yang terbaik adalah mengembangkan suatu model ilmiah

dari sistem berikut, pengukuran yang menyeluruh mengenai faktor-faktor

seperti kesempatan dan risiko yang digunakan untuk meramal atau

membandingkan hasil keputusan-keputusan strategis atau pengendalian-

pengendalian yang bersifat alternatif.28

Benang merah yang dapat kita tarik dari kumpulan pengertian di atas

bahwa manajemen operasi adalah sebuah aktivitas yang menggunakan

penerapan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating,

controlling) dalam pengubahan atau transformasi masukan menjadi

keluaran dengan nilai, tujuan dan keuntungan yang bertambah.

Beberapa ahli juga mendefinisikan manajemen operasi, yaitu :

Jay Heizer dan Barry Render bahwa manajemen operasi adalah

serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahann

dari masukan menjadi keluaran.29

Menutrut Manahan manajemen operasional adalah manajemen proses

konversi, dengan fasilitas seperti; tanah, tenaga kerja, modal, dan

manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang di

inginkan, berupa barang atau jasa.30

27

P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) Hlm. 231 28

Lalu Sumayang, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta:

Salemba Empat, 2003), 7. 29

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta: Salemba

Empat, 2001), 2. 30

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2004), 13.

23

Gambar 2.1

Peroses Manajemen Operasional

Manajemen operasi (operasional) memiliki beberapa penamaan, yaitu

manajemen pabrik (manufakturing management), manajemen produksi

(production management), dan manajemen operasional (opertions

management). Manajemen operasional (opertions management) lahir sejak

tahun 1970-an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen

operasional adalah mewujudkan efisiensi ekonomi (cost minimazation)

dalam proses produksi, baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi

(high quality), dapat diserahkan ke pasar dalam waktu yang cepat (speed of

delivery), dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk

mengerjakan produk lainnya (flexibility).31

Seluruh pemaparan di atas yang di maksud oleh peneliti sendiri

terkait manajemen operasi ini adalah serangkaian kegitan pengambilan

keputusan pada proses transformasi atau konversi dari input menjadi

output dengan pengaturan dan perhitungan yang disesuaikan dengan

produksi barang dan jasa perusahaan, dikarenakan setiap perusahaan

mempunyai kebijakan yang berbeda.

31

Murdifin Haming, Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern

”Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 10.

24

2. Fungsi Manajemen Operasi

Bidang fungsional berhubungan dengan tanggung jawab atas

pangambilan keputusan tertentu dalam suatu organisasi. Manajemen

operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian-bagian atau fungsi-

fungsi yang ada pada perusahaan, namun ada perbedaan penamaan bagian-

bagian dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur fungsi operasi

sering disebut dengan bagian pabrik atau bagian prodksi.

Ada empat fungsi dari manajemen operasi atau operasional menurut

Mannahan yaitu :32

a. Proses pengolahan, yang menyangkut metode dan teknik yang

digunakan untuk pengolahan faktor masukan (input factor).

b. Jasa-jasa penunjang, yang merupakan sarana pengorganisasian

yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien.

c. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan

pengorganisasian dari kegiatan operasional yang akan dilakukan

dalam suatu kurun waktu atau priode tertentu.

d. Pengendalian dan pengawasan, yang merupakan fungsi untuk

menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah di

renanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan

pengolahan masukan (input) yang secara nyata dapat dilaksanakan.

3. Tujuan Manajemen Operasi

Tujuan merupakan sebuah tanda tanya dari suatu hal, karena tujuan

merupakan apa yang akan dicapai dari suatu fungsi yang kita terapkan

dalam suatu aktivitas, adapun tujuan dari manajemen operasi adalah:33

a. Mengarahkan perusahaan untuk menghasilkan keluaran yang

sesuai dengan tujuan perusahaan.

32

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2004), 3. 33

Murdifin Hamming, dan Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern

“ Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 19.

25

b. Mengarahkan perusahaan agar dapat menghasilkan keluaran secara

efisien.

c. Mengarahkan perusahaan agar mampu menghasilkan nilai tambah

atau manfaat dan keuntungan yang besar.

d. Mengarahkan perusahaan untuk dapat menjadi pemaneng dalam

setiap usaha.

e. Mengarahkan perusahaan agar output dihasilkan semakin diminati

konsumen dan masyarakat.

Manajemen operasi dengan kata lain pengelolaan operasi, artinya

aktivitas yang meberikan penambahan nilai suatu barang yang merupakan

salah satu dari tiga aktivitas ekonomi. Tujuan operasi berdasarkan

kacamata Islam adalah untuk menciptakan maṣlaḥah dengan tujuan al-

falāḥ atau kemenangan, keselamatan dan kebahagiaan fid dunyā wal

akhiroh. Agar tercapainya semua itu, maka manusia diperintahkan bekerja

keras mencari rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keperluan

hidupnya baik yang bersifat materi atau non-materi, serta berbuat baik

dengan harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan

norma-norma ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintah dan menjauhi

larangannya agar tercipta kemaslahatan yang sesungguhnya baik untuk

dirinya sendiri maupun orang lain.34

Usaha atau perusahaan dapat kita lihat memiliki atau mempunyai

maṣlaḥah atau tidak dari tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan

tersebut, adakah nilai Syi‟ar dalam operasi perusahaan tersebut, untuk

siapakah perusahaan melakukan produksi atau operasi, dan bagaimanakah

tampilan produk yang dihasilkan (tidak menambak nilai dan moral).

4. Aspek-aspek Manajemen Operasi

Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa posisi manajemen operasi

itu penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen operasi

34

Anwar Abbas, Dasar-dasar Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Fakultas Syari‟ah

dan Hukum, UIN Syahid, 2009), 14.

26

bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang menyangkut sistem

transformasi atau konversi dan fungsi-fungsi operasi, sehingga dibutuhkan

kerangka yang mendefinisikan secara jelas menegenai kebutuhan

keputusan operasi yang dibutuhkan.

Kerangka keputusan inilah yang memperlihatkan hubungan yang erat

antara tanggung jawab manajemen dalam operasi organisasi. Manurut Jay

Heizer dan Barry Render terdapat sepuluh aspek keputusan manajemen

operasional yang berperan sangat penting bagi mobilitas operasi suatu

perusahaan, yaitu :35

a. Mutu Barang

Mutu atau kualitas adalah salah satu senjata untuk produk yang

diproduksi di pilih oleh konsumen. Menurut Tjiptono bahwa kualitas

itu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.36

Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu

produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan

konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang

dikeluarkan.

Ditegaskan kembali oleh Kotler dan Amstrong bahwa definisi dari

kualitas adalah sebagai suatu kemampuan produk melaksanakan

fungsinya termasuk keawetan, kehandalan, ketepatan, kemudahan

dipergunakan dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain.37

Dari semua penjelesan di atas tentang definisi yang menjadi standar

kualitas tidak sama dengan Islam. Dalam kacamata Islam kualitas ini

35

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :

Salemba Empat, 2001), 32-33. 36

Tjiptono, Dkk, Total Quality Management. Edisi Revisi, (Yogyakarta: Penerbit

Andi. 2001), 5. 37

Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang: UIN-

Maliki Press, 2011), 157.

27

ditekankan adanya nilai halal di samping juga harus baik, hal ini

termaktub dalam surat An-Naḥl ayat 114:

“ Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah

diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu

hanya menyembah kepada-Nya ”.38

Dipaparkan dalam tafsir jalalain yaitu, (maka makanlah) hai orang-

orang yang beriman (yang halal lagi baik dari rezeki yang telah

diberikan Allah kepada kalian dan syukurilah nikmat Allah jika kalian

hanya kepan-Nya saja menyembah).39

Kandungan yang terdapat dalam surat ini jika di telaah adalah

sebuah anjuran kepada kaum muslimin terhadap apa yang akan

dikonsumsinya. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan di dalam surat ini

terdapat dua kata didalam ayat tersebut yaitu “halal” dan “baik”.

“Halal” mempunyai sifat yang inmateri, artinya tidak diketahui oleh

kosumen bagaimana barang tersebut dibuat, mulai dari bahan baku

hingga prosesnya. Sedangkan “baik” mempunyai sifat materi,yaitu

konsumen dapat mengetahui barang tersebut baik digunakan atau

malah merugikan. Misalkan makanan mengandung vitamin atau gizi

yang diperlukan oleh manusia (konsumen).

Dalam hal upaya pemenuhan konsumsi yang halal dan baik perlu

adanya kejujuran produsen agar tidak adanya kecurangan yang

merugikan konsumen. Hal yang marak dilakukan oleh seorang

produsen dewasa ini adalah penipuan produk dengan cara mencampur

38

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012),

280. 39

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir

Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat An-Naḥl : 114.

28

produk yang jelek dengan yang bagus. Peraktek ini padahal telah

dilarang oleh Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah : 42

“ Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan ke

bathilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedang kamu

mengetahui”.40

Dalam tafsir jalalain dijelaskan : (dan janganlah kalian campur

aduk) (barang yang hak) yang telah Kuturunkan kepada kalian

(dengan yang batil) yang kamu ada-adakan (dan) jangan pula (kalian

sembunyikan yang hak itu) berupa sifat dan ciri-ciri Muhammad

(sedangkan kalian mengetahui) bahwa ia hak adanya.41

Dapat kita simpulkan bahwa kualitas adalah hal mendasar yang

perlu ada pada sebuah produk dan kemudian perlu di jaga agar tetap di

minati, dan di percaya oleh pembeli. Penentu utama suatu produk

halal dan baik adalah bahan baku, jika kita menggunakan bahan baku

yang halal dan baik tentu produk yang dihasilkan juga menjadi halal

dan baik, begitu pula sebaliknya.

Bahan baku atau barang-barang yang halal dapat dilihat dari dua

sisi yaitu:42

1) Sisi dzatnya yang dapat kita lihat lagi dari penjelasan dalam Al-

Qur‟an dan Hadits, bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan

manusia, tidak merusak badan akal maupun fikiran, tidak kotor

najis dan menjijikan.

40

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 8. 41

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Baqarah :

42 42

http://www.bilvapedia.com/2013/07/makanan-dan-minuman-halal-dan-

haram_24.html?m=1 (diakses tanggal 14 November 2016 pukul 14.15 WIB)

29

2) Sisi cara memperolehnya, yaitu dalam memperolehnya tidak

dengan cara yang batil atau tidak sah, tidak diperoleh dengan

cara riba. Dapat juga ditambahkan yaitu dalam proses

pengolahan bahan baku tersebut sampai menjadi produk itu

dapat di pastikan tidak tercampur bahan lain yang mungkin

bersifat kotor atau mungkin najis.

b. Desain Barang Dan Jasa

Desain barang dan jasa (desain produk) dapat diartikan sebagi

proses menciptakan produk baru yang akan dijual perusahaan kepada

konsumen. Bisa juga dikatakan sebagai tampilan produk.

Perancangan barang atau jasa menetapkan sebagian besar proses

transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan

sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan.

Merancang biasanya menetapkan batasan biaya terendah dan kualitas

tinggi.43

Jika kita lihat kata desain itu mengandung arti seni atau lebih

kepada inovasi yang dilakukan suatu perusahaan terhadap produknya

dalam aspek fungsi atau pun bentuk fisiknya agar mempunyai daya

saing. Artinya produk perlu mempunyai bentuk yang menarik dan

baik, dalam Al-Qur‟an juga dijelaskan:

“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya “.44

43

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :

Salemba Empat, 2001), 32-33. 44

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 597.

30

Dalam Tafsir Jalalain pun di jelaskan: (Sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang

sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah

baik.45

Artinya bentuk atau tampilan dari suatu barang perlu diperhatikan

karena akan menimbulkan ketertarikan, dalam hal ini tujuan

perusahaan adalah untuk mencari keuntungan (dunia dan akhirat)

maka perusahaan mesti mempunyai produk yang berdaya saing

dengan desain produk yang baik. Dalam desain ini karena berkaitan

dengan bentuk fisik maka perlulah memeperhatikan nilai-nilai moral

Membahas lebih lanjut dari ini adalah hasil akhir yaitu sebuah

produk yang nantinya akan memiliki nilai ekonomi (harga), harga

dalam semua teori begitu penting untuk dibahas karena merupakan

hasil dari penjualan yang akan menjadi pemasukan bagi perusahaan.

Dalam Islam harga merupakan hal yang vital, karena disinilah terdapat

peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh produsen untuk mencari

keuntungan, Islam tidak melarang mencari keuntungan hanya saja di

batasi dengan adanya pelarangan riba.

Telah tegas dilarang riba ini dalam Al-Qur‟an berapapun

jumlahnya, baik sedikit ataupun banyak. Harta hasil riba hukumnya

jelas haram. Tidak seorangpun boleh memilikinya, serta harta itu akan

dikembalikan kepada pemiliknya, jika mereka telah diketahui.

Berikut ayat terkait pelarangan riba:

... ...

Artinya :

Allah telah menghalalkan Jual beli dan mengharamkan riba.46

45

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat At-Tīn : 4. 46

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 47.

31

Larangan riba ini sebenarnya bukan hanya ada pada hukum Islam

saja, melainkan ada sejak zaman Romawi kuno, keberatan akan harta

yang dihasilkan dengan cara-cara riba mengakibatkan kerugian atas

orang lain. Sehingga penghasilan dengan cara ini banyak

menimbulkan madarat karena mengeksploitasi, baik dengan cara

nasī‟ah maupun faḍl.47

Dalam prilakua seorang produsen dalam menjauhkan diri dari

adanya unsur riba perlu mengawasi sekurangnya dari tiga hal: modal

yang merupaan faktor dari sutu usaha tanpa adanya modal maka usaha

tidak akan tercipta. Transaksi, bisa adanya riba jika adanya unsur

pendzoliman yang tidak terciptanya „antarāḍin. Sesuainya harga

dengan apa yang ada pada produk tersebut artinya harga ditetapkan

sewajar mungkin.

c. Desain Proses Dan Kapasitas

Dalam pembuatan barang atau jasa biasanya menggunakan satu

atau tiga strategi proses di mana proses yang cocok digunakan dalam

perusahaan makanan adalah fokus produk disebut juga dengan proses

yang terus menerus. Ini dikarenakan jumlah barang yang diproduksi

itu besar namun variasinya sedikit yang menjadikan proses ini

memakan waktu lebih lama.

Namun, jika mengatakan jumlah berarti menyangkut kapasitas.

Lebih lanjut kapasitas adalah merencanakan kemampuan perusahaan

untuk memproduksi barang dan jasa selama atau dalam waktu

tertentu.48

Kapsitas penting direncanakan di awal karena tidak semua

perusahaan mempunyai kemampuan atau kapasitas yang sama.

Kapasitas dapat dikatakan sebagai kemampuan, karena berkaitan

dengan produksi menjadikan kapasitas ini penting untuk di bahas,

47

Abdul Azis, Mariah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer,

(Bandung: Alfabeta, 2010), 27. 48

Muslich Anshori, Manajemen Produksi dan Operasi, Konsep dan Kerangka

Dasar, (Surabaya: Citra Medis. 1996), 81.

32

bahkan Islam pun memberikan anjuran tentang kapasitas, yaitu

terdapat dalam Q.S Al-An‟ām : 152:

... ...

“ Kami tidak membabani seseorang melainkan menurut

kesanggupannya “49

Dijelaskan dalam tafsir jalalain : (kami tidak memikulkan beban

kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya) sesuai dengan

kemampuannya dalam hal ini; apabila dia membuat kekeliruan di

dalam menakar atau menimbang sesuatu, maka Allah mengetahui

kebenaran niat yang sesungguhnya, oleh karena itu maka iya tidak

berdosa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi

SAW.50

Satu hal yang dapat kita garis bawahi dalam kapasitas setiap

perusahaan mempunyai perbedaan kapasitas yang menjadikan

perusahaan perlu meyesuaikan seberapa besar kapasitas yang dapat

dipenuhi oleh suatu perusahaan, atau perusahaan yang mempunyai

kemampuan lebih tapi menyesuaikan dengan permintaan pasar.

Penyesuaian ini akan berkaitan dengan nilai kesimbangan yang

menganjurkan agar menjauhkan diri dari pemborosan.

d. Seleksi Lokasi

Seleksi atau pemilihan lokasi merupakan salah satu langkah

strategis penunjang keberhasilan suatu usaha, di mana terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhinya (pemilihan lokasisi). Dalam

pemilihan lokasi ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan, yaitu:51

49

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 149. 50

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-An‟ām :

152. 51

Hani Handoko, dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi

1,(Yogyakarta: BPFE, 2008), 67.

33

1) Lingkungan dan ekologi.

2) Kedekatan dengan pasar.

3) Tersedianya tenaga kerja.

4) Kedekatan dengan bahan mentah dan pemasok.

5) Fasilitas dan biaya pengangkutan.

6) Sumberdaya alam lainnya seperti harga tanah, budaya,

masyarakat, peraturan daerah tentang tenaga kerja, kedekatan

dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan

maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi,

cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan

tentang peraturan lingkungan hidup.

Islam mengenal pemilihan atau memilih dengan bahasa ikhtiār

yang berarti proses merencanakan dan memilih hal yang baik dan

lokasi dalam Islam disebut dengan kata al-makanu yang berarti

tempat. Pemilihan lokasi biasanya dilakukan seseorang ketika akan

memulai suatu usahanya bahkan pengusaha yang akan melakukan

perluasan usahanya. Karena dalam tahap pemilihan lokasi inilah yang

nantinya akan berpengaruh pada investasi dan operasional suatu

perusahaan kedepannya.

e. Desain Tata Letak

Desain tata-letak (layout) adalah sebagai penentu efisiensi operasi

suatu organisasi atau perusahaan untuk jangka panjang, yang memiliki

dampak yang besar yaitu diantaranya terhadap kapasitas, proses,

fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja kontak konsumen dan

citra perusahaan.

Dalam penentuan layout ada beberapa pendekatan layout yang

dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:52

52

Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang:

UIN-Maliki Press, 2011), 93-98.

34

1) Layout dengan posisi tetap

2) Layout berorientasi pada proses

3) Layout perkantoran

4) Ritel layout

5) Layout gudang

6) Layout berorientasi produk

Secara umum desain tataletak bertujuan agar perusahaan dapat

melakukan pengaturan terhadap SDM, ruangan, peralatan dan fasilitas

yang ada dan digunakan yang menjadikan segala macam aliran yang

ada di perusahaan baik berupa informasi maupun bahan baku dapat

berjalan secara efektif dan efisien.

Di dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa Allah menciptakan segala

sesuatu yang ada di dunia ini dengan pengaturan yang tepat, hal ini

dapat kita lihat dalam surat Al-Imran ayat 190-191:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian

malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang

yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil

berdiri, duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan

tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan

Kami, Tiadalah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci

Engkau, lingdungilah kami dari azab neraka“.53

Dijelaskan dalam tafsir jalalain yaitu: (sesungguhnya pada

penciptaan langit dan bumi) dan keajaiban-keajaiban yang terdapat

pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan

pergi serta bertambah dan berkurang (menjadi tanda-tanda) atau bukti-

bukti atas kekuasaan Allah SWT. (bagi orang-orang yang berakal)

53

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 75.

35

artinya yang menggunakan fikiran mereka. (yakni orang-orang yang)

menjadi na‟at atau badal bagi yang sebelumnya (mengingat Allah di

waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring) artinya dalam keadaan

tersebut sesuai dengan kemampuan (dan mereka memikirkan tentang

kejadian langit dan bumi) untuk menyimpulkan dalil melalui

keduanya akan kekuasaan Allah, kata mereka: (wahai Tuhan kami!

Tidaklah engkau ciptakan ini) maksudnya mahluk yang kami saksikan

ini (dengan sia-sia) menjadi hal sebaliknya semua ini menjadi bukti

atas kesempurnaan kekuasaan-Mu (maha suci engkau) artinya tidak

mungkin Engkau akan berbuat sia-sia (maka lindungilah kami dari

siksa neraka.)54

Dalam ayat tersebut terdapat contoh bahwa diperlukan pengaturan

yang tepat untuk mendesain tata letak atau layout sebuah perusahaan

agar terasa nyaman dan memperlancar proses produksi atau proses

operasional suatu perusahaan.

f. Manusia dan Sistem Kerja

Manusia adalah faktor yang mendasar dari sebuah operasi di mana

kinerjanya merupaka sumbangan yang penting bagi kinerja

perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan unggul apabila tidak ada

manusia atau pekerja yang handal dan termotivasi. Dan menjadikan

manajer operasi perlu membuat strategi SDM yang tepat untuk

menempatkan bakat-bakat yang tersedia untuk mendukung operasi

perusahaan.

Manajemen manusia yang efektif memelukan adanya pengetahuan

tentang standar tenaga kerja, sebagai acuan agar menjadi lebih baik.

54

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Imran

ayat 190-191.

36

Standar kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan

suatu pekerjaan atau bagian dari pekerjaan.55

setiap perussahaan mempunyai standar kerja yang berbeda. Standar

kerja diperlukan untuk menentukan hal-hal di bawah ini :

a) Biaya tenaga kerja.

b) Kebutuhan penugasan staf organisasi.

c) Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan.

d) Banyaknya operator dan keseimbangan kerja.

e) Produksi yang diinginkan.

f) Dasar dari insentif-upah.

g) Efisiensi dan penyeliaan.

Standar tenaga kerja yang tepat itu sesuai dengan waktu yang di

butuhkan oleh kebanyakan atau rata-rata karyawan untuk melak

sanakan suatu tugas dalam waktu yang normal. Standar tenaga kerja

dapat ditetepkan dengan empat cara:56

a) Pengalaman masa lalu.

b) Studi waktu.

c) Standar waktu yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan

dilakukan.

d) Penetapan sampel kerja.

Jadi pada tahap ini tugas seorang manajer operasional adalah

mengukur waktu yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan,

yang lanjutannya menjadikan terbentuknya kaidah-kaidah dan aturan

dalam bekerja untuk karyawan agar konsekuen dan tekun. Bila tidak

adanya aturan tentu semuanya akan kacau dan karyawan akan

seenaknya saja.

55

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :

Salemba Empat, 2001), 243. 56

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :

Salemba Empat, 2001), 244.

37

Hal ini tergambar dalam surat An-Nūr : 62 di bawah ini:

“ (yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman

kepada Allah dan Rasl-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada

bersama-sama dengan dia (Muhammad)dalam suatu urusan bersama,

mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebalum meminta izin

kepadanya. Sungguh orang-orang yang meminta izin kepadamu

(Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar)

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka maminta

izin kepadamu karna suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang

engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan

untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha

Penyayang ”.57

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain sebagai berikut: (orang-orang

mukmin yang sesungguhnya itu tidak lain hanyalah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada

bersama-sama dengannya) dengan Rasulullah (dalam sesuatu urusan

yang memerlukan pertemuan) seperti khutbah jum‟at (mereka tidak

meninggalkan) Rasulullah karena hal-hal mendadak yang dialami

mereka, dalam hal ini mereka dimaafkan (sebelum meminta izin

kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu,

mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya, maka apabila merka meminta izin kepadamu karena sesuatu

keperluan mereka) karena mereka mempunyai urusan penting (berilah

izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka) untuk pergi

57

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 359.

38

(dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang).58

Alasan diperlukan adanya aturan dalam hal apapun termasuk

pekerjaan karena, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak

suka keterkaitan dan selalu merindukan kebebasan yang mutlak.

Namun demikian, semua manusia mustahil mendapatkannya tanpa

mempengaruhi kebebasan orang lain. Bahkan dirinya sendiri pun

terikat dengan kemampuan yang ada pada dirinya, jasmani maupun

rohani, materi maupun non materi. Untuk itu diperlukan manajemen

kerja dengan mengukur pekerjaan seseoraang. Sehingga karyawan

dapat bekerja sesuai dengan tugasnya, tidak keluar dari batas

kebebasan orang lain, serta dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan

lebih baik.59

disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al-Qiyāmah

ayat 36:

“ Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa

pertanggung jawaban)”60

Dalam tafsir Jalalin dijelaskan : (apakah manusia mengira)

menduga (bahwa dia akan dibiarkan begitu saja) tanpa dibebani

dengan syariat-syariat; janganlah ia menduga seperti itu.61

Dengan kata lain aturan itu diperlukan adnya, baik itu untuk

mengatur waktu bekerja seorang karyawan atau untuk mengatur apa

yang akan dan perlu dikerjakan dan pada akhirnya akan di pinta

58

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat An-Nūr :62. 59

Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2004), 56. 60

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 578. 61

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Qiyāmah

: 36.

39

pertanggung jawabannya atas pekerjaannya itu dengan tujuan agar

manusia (karyawan) dapat menjadi lebih baik dan teratur.

Karyawan dalam suatu perusahaan memiliki kewajiban yang harus

mereka penuhi tapi mereka juga mempunyai hak yang harus

didapatkan seperti upah, training, jaminan sosial daln lainnya, kerena

antara pemilik dan karyawan telah terjadinya suatu hubungan yang

disebut dengan kerja sama.

Kerjasama merupakan watak masyarakat ekonomi menurut ajaran

Islam. Kerjasama itu perlu tercermin dalam segala tingkat kegiatan

ekonomi yaitu produksi, distribusi baik barang ataupun jasa. Salah

satu bentuk kerjasama yang sesuai dengan ajaran Islam adalah qirad.

Qirad dalam dunia Islam dikenal dengan sebutan penyertaan

modal (participatory loan) tanpa beban bunga. Kerja sama ini

didasarkan pada profit-loss sharing (penyertaan untung rugi) atas satu

usaha kegiatan ekonomi yang disepakati bersama. Dalam qirad,

karena itu dalam modal adalah mitra (partner) pengusaha, bukan

pihak yang meminjamkan uangnya dengan imbalan bunga.62

Ajaran kerjasama dalam Islam akan menciptakan: kerjasama

produktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, meningkatkan

kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan masyarakat, mencegah

penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata, dan

melindungi golongan ekonomi lemah.

kerjasama dapat kita lihat dalam beberpa hal yaitu kerja sama

terhadapa distributor sebagai pemasok bahan baku sebuah perusahaan,

pekerja yang merupakan unsur penggeraknya, dan jika perusahaan

tidak memiliki tempat tentu akan melakukan penyewaan terhadap

tempat yang akan dipakainya untuk penjualan maka dari situ akan

tercipta kerja sama sewa tempat atau ijarah.

62

Abdul Azis, Mariah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer,

(Bandung: Alfabeta, 2010), 29.

40

g. Manajemen Rantai Pasokan

Keputsan ini menentukan apa yang akan dibuat dan apa yang perlu

dibeli. Pertimbangan diperlukan juga untuk mutu, pengiriman, dan

inovasi dengan harga yang memuaskan. Suasana saling menghormati

antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk pembelian yang

efektif.

Tidak hanya dalam pemenuhan input saja pemasok di anggap

penting tapi juga dalam hal output juga, yakni sebagai pendistribusian

kepada konsumen atau yang biasa di sebut distributor.

Ada lima poin di dalam strategi pemasok yaitu:63

1) Fungsi pembelian (purchasing)

2) Pemasok (supplier‟s)

3) Keputusan pembelian (purchase decision)

4) Manajemen pemasok

5) Manajemen material (bahan baku, pembantu, dan komponen).

Bicara pemasok berarti adanya orang yang menjadi pemenuh dan

yang dipenuhi dengan kata lain yaitu akan adanya kerjasama antar

pemasok dan perusahaan. Di dalam Islam kerjasama disebut dengan

Syirkah. Contoh A adalah pemasok B perusahaan yang membutuhkan

beras untuk membuat tepung sebagai bahan adonan produknya, dan A

mempunyai beras yang dibutuhkan B. Disinilahlah ada kerjasama

yaitu pemenuhan kebutuhan B oleh A, dan nantinya akan

berkesinambungan kebutuhan B dipenuhi A.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan dalam surat Al-Māidah ayat 2:

..

63

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2004), 180-181.

41

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebijakan

dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan”.64

Dan dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Bertolong-tolonglah kamu

dalam kebaikan) dalam mengerjakan yang dititahkan (dan ketakwaan)

dengan meninggalkan apa-apa yang dilarang (dan janganlah kamu

bertolong-tolong) pada ta‟āwun di buang salah satu di antara dua ta

pada asalnya (dalam berbuat dosa) atau maksiat (dan pelanggaran)

artinya melampaui batasan-batasan Allah.65

Ayat di atas memberitahukan bahwa dasar dari semua yang

dilakukan seorang pemasok dengan perusahaan adalah perbuatan

tolong menolong dengan pengharapan mendapatkan keberkahan dari

apa yang dilakuakan.

Pemasok itu tidak hanya yang men-supply dari agen ke produsen

akan tetapi juga dari produsen ke retail (pengecer) atau langsug ke

konsumen (pendistribusian). Seorang pengusaha muslim perlu

menerapkan nilai keadilan dalam pendistribusiannya entah itu harta

atau barang ke pasar.

Keadilan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum,

kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak

menikmati pembangunan.66

Kata adil dibahas dalam Al-Qur‟an dalam beberapa ayat berikut:

1) Keadilan dapata diartikan sebagai kebebasan yang syarat

akhlak Islam.

64

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 106. 65

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Māidah

: 2. 66

P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 59.

42

Artinya:

Harta rampasan fai67

dari mereka yang diberikan Allah

kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa

negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak

yatim, orang-orang miskin dan utuk orang-orang dalam

perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar diantara

orang-orang kaya saja diantara kamu, apa yang diberikan

Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya

bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.68

2) Nilai keadilan harus ada dalam setiap aktifitas ekonomi, yaitu

dalam produksi dan konsumsi, dengan aransemen efisiensi dan

memberantas pemborosan dengan cara keadilan distribusi.

Artinya :

Dan tegakanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah

kamu mengurangi keseimbangan itu.69

67

Harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran.

Pembagiannya berlainan dengan pembagian ganimah. Ganimah ialah harta

rampasan yang diperoleh dari musuh yang setelah terjadi pertempuran. 68

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 546. 69

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 531.

43

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain:

(Dan tegakanlah timbangan itu dengan adil) artinya tidak

curang (dan janganlah kalian mengurangi timbangan itu)

maksudnya mengurangi barang yang ditimbang itu.70

3) Keadilan berarti kebijaksanaan dalam mengalokasikan

sejumlah hasil dari kegiatan ekonomi, bagi mereka yang tidak

mampu memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya

menurut kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat,

infaq dan shodaqoh.71

Artinya:

Dan timbanglah dengan timbangan yang benar (182) dan

janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-

haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi.72

Q.S.

Asy-Syu‟arā: 182-183

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain:

(dan timbanglah dengan timbangan yang lurus) timbangan

yang baik dan tidak berat sebelah. (dan janganlah kalian

merugikan manusia pada hak-haknya) janganlah kalian

70

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat AR-

Rahmān ayat 9. 71

Ahmad M. Saefudin, studi Nilai-nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta

Pusat: Media Da‟wah dan LIPPM), 59-65. 72

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 374.

44

mengurangi hak mereka barang sedikitpun (dan janganlah

kalian merajalela) di muka bumi dengan membuat kerusakan)

melakukan pembunuhan dan melakukan kerusakan-kerusakan

lainnya. Lafal Ta‟tsau ini berasal dari „Atsiya yang artinya

membuat kerusakan; dan lafal Mufsidīna merupakan hal atau

kata keterangan keadaan daripada „Amilnya, yaitu lafal

Ta‟tsau.73

Dari ayat-ayat Al-Qur‟an yang telah dipaparkan di atas dapat kita

pahami inti dari kata Adl‟ sendiri adalah tidak mendzalimi dan tidak

didzalimi, implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku

ekonomi tidak diperbolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila

hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.74

Suatu perusahaan perlu memperhatikan benar nilai dari keadilan

ini dengan melakukan pendistribusian yang merata, pembagian

pendapatan yang sesuai seperti sedekah, menabung dan konsumsi.

Dari sisi hargapun mesti adil artinya penetapan harga jangan

dimurahkan karena akan berakibat pedagang lain akan merasa rugi

secara tidak langsung, dan juga adil dalam upah pegawai yaitu sesuai

dengan apa yang pekerja korbankan.

h. Persediaan Produk dan Bahan Baku

Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resaurces) yang

menunggu proses lebih lanjut. Dalam hal ini proses lebih lanjut pada

kegiatan produksi pada sistem manufaktur dan kegiatan pemasaran

pada sistem distribusi atau kegiatan konsusmsi pada sistem rumah

tangga.75

73

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat Asy-

Syu‟arā ayat 182-183. 74

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), 35. 75

Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang:

UIN-Maliki Press, 2011), 117.

45

Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak dan

perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas,

disebutkan dalam firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Shād ayat 27:

“ Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada

di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir,

maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan

masuk neraka”.76

Dijelaska pula dalan tafsir Jalalain yaitu: (dan kami tidak

menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya

dengan batil) dengan main-main (yang demikian itu) yakni penciptaan

hal tersebut tanpa hikmah (adalah anggapan orang-orang kafir) dari

penduduk mekah (maka neraka Waillah) Wail adalah nama sebuah

lembah di neraka (bagi orang-orang kafir karena mereka akan masuk

neraka).77

Jika tidak adanya perhitungan yang baik dan matang, maka akan

berdampak pada pengeluaran biaya yang lebih besar yang juga

berdampak pada biaya produksi dan pada akhirnya konsumen

diberatkan dengan harga produk yang mahal.

Maka dari itu perlu adanya perhitungan yang tepat yang

berdasarkan nilai keseimbangan. Keseimbangan merupakan nilai

dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek tingkah ekonomi

muslim, misalkan kesederhanaan (moderation), berhemat

(parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).

76

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 455. 77

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Shād : 27.

46

Hal tersebut dapat kita lihat dalam surat Al-Furqān ayat 67:

Artinya:

Dan (termasuk hamba-hamba tuhan yang maha pengasih) orang-

orang yang apabila menginfakan (harta), mereka tidak berlebihan,

dan tidak (pula)kikir, diantara keduanya secara wajar.78

Dijelaskan pula dalam tafsir Al-Jalalain sebagai berikut:

(Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya kepada

anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir)

dapat dibaca Yaqturū dan Yaqtirū, artinya tidak mempersempit

perbelanjaannya (dan adalah) nafkah mereka (di antara yang demikian

itu) diantara berlebih-lebihan dan kikir (mengambil jalan pertengahan)

yakni tengah-tengah.79

Dapat kita telaah dari ayat di atas adalah konsep nilai

kesederhanaan itu berlaku dan mencakup dalam setiap aspek

kehidupan dan juga aspek ekonomi tentunya, yaitu dalam menjauhi

hal-hal yang bersifat pemborosan yang berlaku dalam semua hal yaitu

pembelanjaan dan sedekah (berlebihan).

Nilai keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia

dan kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara

hak dan kewajiban.80

Termasuk di dalam keseimbangan ini adalah fid

dunyā wal akhiroh yang paling diutamakan.

Dalam suatu perusahaan tingkahlaku seimbang ini bisa dilihat dari

bagaimana penyesuaian jumlah produk, tidak melakukan penyetokan

yang berlebihan, kesesuaian manfaat dengan uang yang dikeluarkan

78

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 365. 79

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat Al-Furqān :

67. 80

Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syari‟ah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 5.

47

pembeli, tidak melebih-lebihkan manfaat produk (dalam

mengiklankan), dan tentunya perlu juga adanya keseimbangan dalam

waktu artinya ada pembagian waktu (tidak kerja terus).

Ada beberpa fungsi dari mengadakannya pengendalian persedian,

yaitu: 81

a) Untuk memberikan stok barang agar dapat memenuhi

permintaan konsumen.

b) Untuk menghindari dari kekurangan stok.

c) Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga karena

pembelian dalam jumlah banyak.

d) Untuk menghindari inflasi dan perubahan harga.

e) Untuk menjaga agar poroses produksi berlangsung dengan baik.

Terkait persediaan ada beberpa jenis persediaan, yaitu :

a) Bahan baku, input awal dari proses transformasi menjadi produk

jadi.

b) Barang setengah jadi merupakan bentuk pealihan antara bahan

baku dan pruduk setengah jadi.

c) Barang pemeliharaan atau perbaikan atau operasi.

d) Barang jadi, merupakan hasil akhir proses transformasi yang

siap di pasarkan kepada konsumen.

i. Penjadwalan Produksi

Penjadwalan adalah jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan

efisien harus dikembangkan. Permintaan sumber daya manusia dan

fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dan dikendalikan.82

Pada peroses perencanaannya ada tiga perencanaan yaitu jangka

pendek (sampai dengan tiga bulan), rencana jangka menengah (3-18

bulan), dan jangka panjang (lebih dari satu tahun). Terlihat bahwa

81

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :

Salemba Empat, 2001), 314. 82

Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :

Salemba Empat, 2001), 33.

48

penjadwalan ini erat kaitannya dengan waktu, menjadikan waktu

sangatlah penting.

Penjadwalan jika kita telaah memiliki kaitan erat dengan yang

namanya waktu, di dalam Islam waktu amatlah penting dan merupan

salah satu dari nikmat yang diberikan Allah dan takan terulang

kembali, di jelaskan dalam Al-Qur‟an:

“Maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu

main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan

dikembalikan kepada kami?”.83

Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Maka apakah kalian mengira,

bahwa sesungguhnya kami menciptakan kalian secara bermain-main)

yakni tidak ada hikmah dan manfaatnya (dan bahwa kalian tidak akan

dikembalikan kepada kami?) kalau dibaca Lā Turja‟ūn artinya, kalian

tidak dikembalikan. Dan kalau dibaca Tarji‟ūn artinya, kalian akan

kembali. Tentu saja tidak, sebenarya supaya kalian menjadi hamba-

hamba-Ku untuk kami perintah dan kami larang, kemudian kalian

kembali kepada Kami untuk menerima pembalasan amal perbuatan

kalian. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang

lain, yaitu, “Dan tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah Aku” (Q.S. Adz-Dzāriyāt, 56).84

Ayat di atas menggambarkan jika kita telah mengerjakan suatu hal

dan ada hal lain maka kita harus mengerjakannya karena pada

akhirnya semua itu akan ada pertnggung jawabkan, sama halnya

dengan semacam pesanan yang diterima oleh suatu perusahaan dari

83

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012), 349. 84

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-

Mu‟Minūn : 115.

49

konsumennya. Dan juga dari penjadwalan ini perlu adanya nilai

keadilan dimana yang memesan dahulu jangan sampai diakhirkan,

maka dari penerapan sistem tersebut akan terciptanya keadilan bagi

konsumen.

j. Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan atau bisa dikatakan manajemen pemeliharaan adalah

pengelolaan peralatan dan mesin-mesin tetap siap pakai (ready of

use).85

Pemeliharaan dikatakan penting karena jika tidak ada pemeliharaan

pada alat atau mesin maka akan dipastikan berpengaruh kedepannya

pada produktivitas perusahaan karena akan adanya kerusakan ringan

maupun berat. Pada umumnya praktik di lapangan, manajemen

pemeliharaan dapat dilakuakn dengan memilih cara preventif atau

korektif, atau menggabungkan keduanya.

1) Pemeliharaan darurat yang bertujuan untuk menanggulangi

keadaan darurat, misalkan alat pemanggang yang tiba-tiba

rusak, maka harus segera diperbaiki.

2) Pemeliharaan pencegahan, perawatan yang bersifat mencegah

terjadinya gangguan pada kegiatan yang sedang berjalan, agar

kegiatan dapat berjalan seoptimal mungkin.

3) Pemeliharaan berencana, merupakan rencana perawatan pada

seluruh tahap proses dari awal kegiatan sampai tahap akhir,

dimaksudkan dalam jangka panjang tidak terjadi kerusakan

yang berakibat terhentinya agenda yang akan dijalankan.

Pemeliharaan diperlukan karena ada atau akan adanya kerusakan,

maka pemeliharaan ini menjadi penting adanya bahkan dalam Al-

Qur‟an juga dijelaskan:

85

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2004), 250.

50

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

kemmbali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad),

“berpergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-

orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang

mempersekutukan (Allah) ”86

Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Telah tampak kerusakan di arat)

disebabkan terhentinya hujan dan menifisnya tumbuh-tumbuhan (dan

di laut) maksudnya di negeri-negeri yang banyak sungainya menjadi

kering (disebabkan tangan manusia) berupa perbuatan-perbuatan

maksiat (supaya Allah merasakan kepada mereka) dapat dibaca

liyuẓīqahum dan linuẓīqahum; kalau dibaca linuẓīqahum artinya

supaya Kami merasakan kepada mereka (sebagian dari akibat

perbuatan mereka) sebagai hukumannya (agar mereka kembali)

supaya mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat.

(katakanlah) kepada orang-orang kafir mekah: (“adakanlah perjalanan

di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang

yang dahulu kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang

mempersekutukan Allah.”) yaitu mereka dibinasahkan disebabkan

kemusyrikan mereka, rumah-rumah dan tempat-tempat mereka kini

kosong tak berpenghuni lagi karena penghuninya telah binasah.87

Terdapat penjelasan bahwa akan ada masanya dimana akan rusak

segala sesuatu hal di dunia ini termasuk juga alat yang digunakan

suatu perusahaan, oleh karena itu demi untuk menjaga agar tidak

86

Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,

2012) , 408-409. 87

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,

Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Ar-Rūm :

41-42.

51

meluasnya kerusakan bahkan memperbaiki kerusakan yang terjadi

maka perlu adanya suatu pemeliharaan yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut.

B. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

1. Pengertian UMKM

UMKM adalah singkatan dari usaha mikro kecil menengah. menurut

Titik S. Partomo dan Abd. Rachman S.88

Jika dilihat dari ciri-cirinya

kriteria umum, usaha kecil dan menengah pada dasarnya dianggap sama,

yaitu sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang sangat sederhana

b. Tanpa staf yang berlebihan

c. Bagian kerja yang “kendur”

d. Memiliki hierarki manajerial yang pendek

e. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses

perencanaan

f. Kurang membedakan antara pribadi dan perusahaan

Pengertian usaha mikro secara tidak langsung termasuk dalam

pengertian usaha kecil berdasarkan UU No. 9 tahun 1995. Namun secara

spesifikasi dapat di definisikan sebagai berikut:

Usaha mikro adalah kegiatan usaha rakyat bersekala kecil dan bersifat

tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan

belum berbadan hukum. Hasil jualan tahunan bisnis tersebut paling

banyak Rp. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia.

Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia.

88

Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), 46.

52

Terlihat dari penjelasan di atas bahwa home industry masuk ke dalam

kategori usaha kecil karena jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan

berpusat di rumah. Dalam UU No. 9 tahun 1995 terdapat pula kriteria

lain dari home industry yaitu: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi

langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan

berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak.

Home industry juga dapat berarti industri rumah tangga karena termasuk

dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.

layaknya seperti usaha yang lain, tujuan dari home industry adalah

untuk mencari keuntungan yang optimum dengan pengorbanan yang

efisien dan kesinambungan usaha. Agar kesinambungan usaha bisa tetap

terjaga maka memerlukan adanya usaha memelihara kepuasan pelanggan

melalui penciptaan produk yang berkualitas dan pelayanan sebaik

mungkin kepada pasar sasaran.89

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia tentulah ada nilai positif

dan negatifnya, begitu pula dengan melakukan usaha di rumah (home

industry) mempunyai keuntungan dan kekurangan.

a. Keuntungan melakukan usaha di rumah sendiri

- Relatif tidak ada biaya transportasi ke tempat bisnis.

- Waktu bisa relatif lebih fleksibel.

- Dapat sambil melaksanakan tugas dan memonitor keluarga.

- Tidak adanya pertanggung jawaban tugas kepada “bos”.

- Keuntungan bersih menjadi milik sendiri.

- Merasa aman dan nyaman.

- Lebih merasakan kepuasan.90

b. Kerugian atau kegagalan pada home industry

- Kegagalan karena diri sendiri.

- Kegagalan karena faktor dari luar dan berhenti mencoba.

- Kegagalan karena bencana alam atau force manjuer.91

89

Suprayanto, kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2013), 178. 90

Suprayanto, kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2013), 180.

53

2. Jenis-jenis UMKM

Semakin menjamurnya UMKM di Indonesia khususnya menjadikan

beragamnya pula jenis dari UMKM ini, namun dari begitu banyaknya

jenis UMKM dapat di kelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu :92

a. Usaha perdagangan

Keagenan: agen koran atau majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain;

pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain;

produk lokal dan Internasional; sektor informal: pengumpulan

barang bekas, pedagang kaki lima, dan lain-lain.

b. Usaha pertanian

Meliputi perkebunan: pembibitan dan kebun buah-buahan, sayur-

sayuran, dan lain-lain; peternakan: ternak ayam petelur, susu sapi;

dan perikanan: darat atau laut seperti tambak udang, kolam ikan,

dan lain-lain.

c. Usaha industri

Industri makanan atau minuman; Pertambangan: pengrajin,

konveksi, dan lain-lain.

d. Usaha jasa

Jasa konsultan; perbengkelan; restoran; jasa konstruksi; jasa

transportasi, jasa telekomunikasi; jasa pendidikan, dan lain-lain.

3. Karakteristik UMKM

Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan

kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM

adalah sebagai berikut:93

91

Hendro, Dasar –dasar kewirausahaan, (Jakarta: Kencana, 2011), 51. 92

M. Kwartono Adi, Analiis Usaha Kecil dan Menengah, (Yogyakarta: C.V Andi,

2007), 15. 93

Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta:

PT. Salemba Empat.2002). 166.

54

a. Daya tahan

Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-

satunya sumber penghasilan keluarga. Oleh karena itu, pengusaha

kecil sangan adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam

lingkungan usahanya.

b. Padat karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha

yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil

lebih memanfaatkan tenaga kerja yang dimiliki dari pada

penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.

c. Keahlian khusus

UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang

membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan

pendidikan formal. Keahlian tersebut biasanya dimiliki secara

turun temurun. Selain itu produk yang dihasilkan UMKM di

Indonesia mempunyai kandungan teknologi yang sederhana dan

murah.94

d. Jenis produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya

bernuansa kultur, yang pada dasarnya merupakan keahlian

tersendiri dari masyarakat di amsing-masing daerah. Contohnya

seperti kerajinan dari bambu atau rotan dan ukiran-ukiran kayu.

e. Keterkaitan dengan sektor pertanian

UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural

based karena banyak komoditas yang dapat diolah dalam skala

kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi tinggi.

94

Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta:

PT. Salemba Empat.2002), 169.

55

f. Permodalan

Pengusaha kecil pada umumnya menggantungkan diri pada

(tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber

informal untuk kebutuhan modal kerja.

Sedangkan kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada

kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang

umumnya di alami oleh UMKM adalah adanya keterbatasan

modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku,

pengetahuaan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan

penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang

rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya

pembagian tugas yang jelas, serta sering mengandalkan anggota

keluarga sebagai pekerja tidak dibayar.95

4. Manfaat UMKM

Ada tiga manfaat yang di dapat ketika mengikuti atau adanya UMKM

atau UKM:96

a. Tersedianya lowongan pekerjaan

Dengan adanya UMKM atau UKM, tentu memiliki peran penting

bagi suatu individu maupun negara. UMKM atau UKM dapat di

katakan sebagai penyedia lapangan pekerjaan secara luas bagi

masyarakat dan tak pelak juga mengurangi dan mengatasi

pengagguran.

b. Penyumbangan terbesar nilai produk domestik bruto

Secara khusus Indonesia, UMKM atau UKM telah berperan besar

pada perpajakan negara Indonesia. Data ini menunjukan bahwa

UMKM atau UKM sangat berperan dalam membantu dan

95

Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta:

PT. Salemba Empat.2002), 169. 96

http://bisnisblognih.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-manfaat-kekurangan-

bisnisUKM.html (di akses tanggal 18-05-2016 pukul 10.05 WIB)

56

membangun pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan di

Indonesia.

c. Solusi bagi masyarakat ekonomi menengah

Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh para pakar ekonomi

terhadap realitas atas UMKM atau UKM menunjukan bahwa,

adanya UMKM atau UKM menandakan bahwa perekonomian

suatu negara akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya

inovasi dalam produksi. dan ini jelas, karena UMKM atau UKM

menjelaskan ini ada pada UMKM atau UKM.

C. Model Penerapan Manajemen Operasi Syariah Pada UMKM

1. Restoran Padang

Usaha kuliner yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi semua

orang karena hampir di setiap penjuru kota ada saja restoran padang ini.

Dahulu restoran dengan cita rasa khas yang kuat ini menggunakan prinsip

musyarakah dengan sistem bagi hasil dalam membayar jerih payah para

karyawan maupun pimpinan dan manajer restoran tersebut, di mana

masing-masing pihak mengetahui sampai di mana kewajiban dan hak-

haknya. Dengan kata lain adanya penerapan nilai Islam yaitu kerja sama

yang baik dan adanya keadilan bagi tenaga kerja.

Dengan diterapkannya sistem bagi hasil ini sangat memicu etos kerja

dan kreativitas mereka dalam memperjuangkan agar restoran mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Jika mereka bekerja lebih giat dan

mendapatka hasil yang lebih banyak (uang), secara otomatis akan

menaikan persentase bagi hasil yang didapatkan, demikianpun sebaliknya.

Akibatnya semua pihak yang terlibat akan berusaha sekuat tenaga untuk

mendapatkan keuntungan yang meningkat dan lebih baik setiap harinya.97

97

Http://www.kompasiana.com/mutazamin/mensyari‟ahkan-bisnis-kuliner-studi-

kasus-konsep-ideal-dan-alternatif-permodalannya (diakses pada tanggal 14 November

2016 pukul 13.50 WIB)

57

2. Rumah Makan Jati Nangor

Seperti layaknya di Singapura, ada sebuah restoran dengan tagline

“Rumah Makan Surga Dunia” di Jatinangor. Rumah makan ini pada

operasionalnya menerapkan konsep makan sepuasnya, bayar seikhlasnya.

Artinya restoran memberi kepercayaan dan full service kepada customer.

Prinsip memudahkan orang lain termasuk dalam ranah “jalbu al-mashālih”

alias meraih kemaslahatan-kemaslahatan yang sangat direkomendasikan

oleh syari‟at.

3. Warung Sedekah Di Yogyakarta

Warung sedekah, diberi nama demikian bukan tanpa sebab namun

karena adanya rutinitas sedekah setiap hari jum‟at dengan menggratiskan

makanan bagi fakir miskin dan kaum dhu‟afa serta orang yang kehabisan

bekal di jalan. Jika dilihat dari kacamata syari‟ah usaha ini telah

menerapkan prinsip ta‟awun menolong sesama dan prinsip itsar

mendahulukan kepentingan orang lain. Memang idealnya suatu usaha

memiliki dual orientaton, yaitu profit orientation dan social orientation.

Sehingga tercapainya kemaslahatan dunia dan akhirat.98

98

Http://www.kompasiana.com/mutazamin/mensyari‟ahkan-bisnis-kuliner-studi-

kasus-konsep-ideal-dan-alternatif-permodalannya (diakses pada tanggal 14 November

2016 pukul 13.50 WIB)