bab i jadi.docx

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga dipelajari, dilakukan dan dikembangkan melalaui pendidikan formal di sekolah- sekolah. Oleh sebab itu dalam dunia pendidikan dimasukan pelajaran tentang olahraga melalui pelajaran pendidikan jasmani atau pendidikan olahraga. Karena olahraga berkaitan dengan jasmaniah dan rohaniah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Moch.Soebroto (1978:5 ) “Olahraga adalah kegiatan jasmaniah atau kegiatan fisik manusia yang berpengaruh terhadap kepribadian dari pelakunya”. Proses pengenalan olahraga hendaknya dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk mencari bibit atlet unggul. Proses ini dapat dilakukan di sekolah melalui pelajaran olahraga. Olahraga yang ditanamkan pada usia dini khususnya anak-anak adalah langkah awal untuk menemukan bibit-bibit atlet yang baik. Pemasalan dan

Upload: andik-setiawan

Post on 26-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I jadi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga dipelajari, dilakukan dan dikembangkan melalaui pendidikan

formal di sekolah-sekolah. Oleh sebab itu dalam dunia pendidikan dimasukan

pelajaran tentang olahraga melalui pelajaran pendidikan jasmani atau

pendidikan olahraga. Karena olahraga berkaitan dengan jasmaniah dan

rohaniah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Moch.Soebroto (1978:5 )

“Olahraga adalah kegiatan jasmaniah atau kegiatan fisik manusia yang

berpengaruh terhadap kepribadian dari pelakunya”.

Proses pengenalan olahraga hendaknya dilakukan sedini mungkin

sekaligus untuk mencari bibit atlet unggul. Proses ini dapat dilakukan di

sekolah melalui pelajaran olahraga.

Olahraga yang ditanamkan pada usia dini khususnya anak-anak adalah langkah awal untuk menemukan bibit-bibit atlet yang baik. Pemasalan dan pemanduan bakat olahraga yang diterapkan pada siswa, merupakan suatu langkah awal di dalam upaya untuk menemukan bibit atlet unggul yang berbakat. ( Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin,(1996:103).

Melalui pengenalan olahraga sejak dini dan diajarkan sportifitas sehingga

pada akhirnya akan terbentuk bibit manusia yang berkualitas. Hal seperti ini

menjadi dasar untuk memperoleh altet yang berkualitas. Suatu kenyataan yang

bisa diamati dalam dunia olahraga, menunjukkan kecendrungan adanya

peningkatan prestasi olahraga yang pesat dari waktu kewaktu baik ditingkat

daerah, nasional maupun internasional. Hal ini dapat dilihat dari kemenangan

Page 2: BAB I jadi.docx

kemenangan yang diperoleh dalam perlombaan tingkat nasional ataupun

internasional pada cabang olahraga khususnya atletik.

Atletik mulai berkembang di Indonesia pada permulaan tahun 1930, ketika

pemerintah Hindia Belanda memakkan atletik sebagai salah satu mata

pelajaran di sekolah-sekolah. Selain itu Belanda juga membentuk sebuah

organisasi yang menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan atletik

dengan nama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU).

Seperti halnya berbagai olahraga lainya, atletik memiliki organisasi yang

bertugas mengatur pertandingan pertandingan, menyusun peraturan-peraturan,

mengadakan program-program pengembangan atlet. Dalam atletik, organisasi

tingkat dunia yang menjadi induk dari semua organisai olahraga atletik yang

ada disetiap negara adalah International Association of Athletics Federations

(IAAF). IAAF didirikan pada tahun 1912. Organisasi ini, yang pada awal

berdirinya hanya beranggotakan 17 negara, kini telah berkembang menjadi 212

negara. Markas besar IAAF bertempat di Monako.

Di Indonesia, organisasi atletik adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh

Indonesia). Pasi dibentuk pada tanggal 3 September 1950 di Semarang.

Kegiatan pertama tercatat pada akair tahun 1950 dengan mengadakan

perlombaan di Bandung. Sebagai salah satu organisasi cabang olahraga resmi

di Indonesia, PASI bernaung di bawah KONI (Komite Olah Raga Nasional

Indonesia). Sebagai satu-satunya organisai olahraga atletik di Indonesia, PASI

berusaha memajukan olahraga atletik di Indonesia dengan mengadakan

program-program pengembangan atlet.

Page 3: BAB I jadi.docx

Dalam olahraga atletik terdapat nomor-nomor yang diperlombakan yaitu

nomor lari,lempar,dan lompat. Nomor – nomor lari yang diperlombakan yaitu :

1. Lari jarak pendek (sprint)

Nomor lari cepat atau lari jarak pendek yang dilombakan pada

perlombaan internasional meliputi nomor lari 100 meter, 200 meter, dan 400

meter.

2. Lari jarak menengah

Perlombaan lari jarak menengah adalah nomor lari dengan panjang

lintasan antara 800 meter sampai 3.000 meter. Beberapa nomor perlombaan

lari jarak menengah yang dilombakan lari 800 meter, 1.500 meter, dan 3,000

meter.

3. Lari jarak jauh

Nomor lari jarak jauh adalah lari dengan jarak tempuh lebih dari 5.000

meter. Dalam perlomban internasional resmi jarak yang ditempuh 5 km dan

10 km, selain itu no khusus dengan jarak 42,195 km yang disebut lari

maraton.

4. Lari gawang

Lari gawang adalah nomor lari cepat dengan beberapa rintangan

berbentuk gawang yang harus dilompati oleh pelari. Jarak yang harus

ditempuh 100 meter dan 400 meter sedangkan tinggi gawang 60cm-107cm.

5. Lari estafet

Lari estafet adalah satu-satunya perlombaan beregu dalam atletik.

Dalam satu tim, lari estafet terdiri dari empat orang pelari pertama, berlari di

Page 4: BAB I jadi.docx

lintasan pertama,lalu memberikan tongkat kecil yang ia bawa kepada pelari

berikutnya yang dilintasan ke dua, dan seterusnya.

Nomor – nomor lempar yang dilombakan

Di dalam nomor lompat ada beberapa cabang olahraga yang diperlombakan

khusunya lompat jauh. Menurut Adanng Suherman,Yudha M. Saputrad, Yudha

Hendrayana,(2001 : 36) defenisi dari lompat jauh adalah “Ketrampilan gerak

berpindah dari satu tempat ke tempat lainya dengan satu kali tolakan ke depan

sejauh mungkin”.

Sedangkan menurut Winendra Adi, Kharisma Jati, Joe Manuk, (2008 : 49):

“Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut

ketrampilan melompat kedepan sejauh mungkin dengan satu kali tolakan”.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa lompat jauh adalah

nomor olah raga atletik yang menggunakan kemampuan gerak awalan lari

kemudian melompat kedepan sejauh mungkin dengan menggunakan satu kali

tolakan. Untuk mencapai hasil lompatan yang maksimal atlet atau siswa harus

menguasai teknik dasar. Teknik dasar lompat jauh adalah

awalan,tolakan,melayang di udara,mendarat.

a. Awalan

Awalan dilakukan dengan berlari yang kian lama kian cepat mendekati

kecepatan maksimal, namun masih tetap terkendali untuk melakukan

tolakan. Menurut Adang Suherma, Yudha M. Saputra, Yudha Hendrayana,

(2001;118) “Tujuan awalan adalah meraih kecepatan maksimal yang

Page 5: BAB I jadi.docx

terkendali untuk melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya”. Selanjutnya

dikatakan pula oleh Jees Jever menyatakan bahwa:

Kaki yang akan menumpu diletakkkan tetap diatas balok tumpuan dengan lutut dengan lutut yang sedikit ditekuk untuk mendapatkan kekuatan, Gerakan kedepan dan keatas dilakukan dengan sekuat tenaga dibantu oleh dari kaki yang menumpu, tujuanya adalah untuk memperkuat daya lompat, paling baik kalau sudut tumpu antara 30o

sampai 40o derajat tergantung pada kemampuan pelompat mengkombinasikan kecepatan horizontal gerakan membuat sudut tersebut, lompatan yang lebih tinggi dapat diperoleh bila pelompat menurunkan pinggulnya dua langkah sebelum menumpu. (Jess Jerver, 1987 : 36)

Sedangkan cara melakukan awalan atau ancang-ancang lompat jauh

sebagai berikut:

a. Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan masing-masing siswa

b.Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum

bertumpu atau bertolak

c. Pinggang duturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang

b. Tumpuan

Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut:

1. Pada saat kaki menumpu pada balok, badan agak condong ke depan

2. Tolakan dengan salah satu kaki yang lebih kuat dan dominan

3. Kaki di ayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan berkisar antara

40-50 derajat.

(Adang Suherman, Yudha M. Aputra, M Yudha Hendrayana. 2001 : 39)

c. Melayang di udara

Sikap badan melayang diudara yaitu sikap setelah kaki tolak menolak

kaki pada balok tumpuan. Badan akan tetap dapat terangkat melayang

Page 6: BAB I jadi.docx

diudara, bersamaan dengan ayunan kedua lengan kedepan atas. Pada

waktu naik badan harus dapat di tahan dalam keadaan rileks (tidak kaku)

kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh diudara (waktu

melayang) inilah biasanya yamg disebut gaya lompatan dalam lompat

jauh. Pada waktu diudara dengan sikap jongkok saat kaki tolak

menolakkan kaki pada balok tumpuan, saat melayang kedua kaki sedikit di

tekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. Keadaan ini

supaya dapat dipertahankan sebelum melakukan pendaratan.

d. Mendarat

Mendarat harus sedemikian rupa sehingga kaki yang diacungkan ke

depan tidak menyebabkan pelompat akan mendarat pada pantatnya.

Keadaan ini sangat merugikan, untuk menghindari pendaratan pada patat

kepala di tundukan dan lengan di ayunkan ke depan sewaktu kaki

menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampaui titik pendaratan kaki

di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang melainkan lemas, mata sendi lutut

harus siap menekuk pada saat yang tepat. Jerver menegaskan bahwa Jess

jerver, (1984 : 42) “ tujuan pendaratan adalah mendapatkan suatu posisi

dengan kedua kaki menyentuh pasir sejauh mungkin di depan pusat dari

gaya berat tubuh pelompat”

Dalam lompat jauh terdiri dari tiga gaya yaitu :

a. Gaya jongkok di udara.

b. Gaya mengantung di udara.

c. Gaya berjalan di udara.

Page 7: BAB I jadi.docx

Dalam perlombaan lompat jauh, diperlukan tempat khusus agar

perlombaan dapat berjalan dengan lancar. Tempat khusus tersebut terdiri

dari lintasan lari, papan tolakan, dan landasa atau bak pasir untuk

mendarat. Tempat khusus tersebut memiliki ukuran yang telah di tentukan,

panjang lintasan lari 40-45 m dan lebar 1,2 m, panjang bak pasir 9 m, dan

lebar 2,75.

Untuk meningkatkan prestasi, khususnya nomor lompat jauh diperlukan

perhitungan yang jelas serta analisis gerak yang kompleks, baik dari

pengetahuan, tujuan latihan maupun penetapan prosedur. Karena banyak faktor

yang menentukan keberhasilan prestasi lompat jauh, oleh karena itu pelatih,

guru atau pembina tidak boleh mengajar atau melatih asal-asalan saja, tapi

hatus benar-benar menggunakan pengetahuan tentang faktor penentu dan

penunjang utama tercapainya prestasi lompat jauh.

Mengacu pada pendapat diatas bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi

atlet banyak faktor yang harus diperhatikan seperti terjadinya kecerdasan atau

kecepatan berfikir yang cepat, motivasi atlet dan ambisi atlet, sarana dan

prasarana yang memadai serta dana yang mencukupi. Dalam perjalanan proses

latihan banyak kendala yang dihadapi seorang pelatih atau guru diantaranya

adalah kurang memadai sarana dan prasarana,minimnya dana yang ada.

Salah satu alasan untuk meningkatkan prestasi lompat jauh adalah masih

banyak terjadi siswa kesulitan dalam pembelajaran lompat jauh kususnya pada

praktek, bahkan dengan teknik sederhana sekalipun. Dalam hal ini peneliti

Page 8: BAB I jadi.docx

mengambil contoh di SMPN 8 Kota Madiun pada siswa kelas VIII ketika siswa

melakukan lompat jauh banyak kendala- kendala yang terjadi yaitu :

a. Kesalahan langkah kaki pada saat melakukan tumpuan ( bingung mengatur

langkah dan menentukan kaki mana untuk melakukan tolakan )

b. Pada saat badan diudara tidak menyiapkan letak kaki dalam pososi yang

paling menguntungkan pada saat pendaratan.

c. Kurangnya perlombaan untuk mengukur prestasi, sehingga anak kurang

tertarik terhadap lompat jauh.

d. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.

e. Siswa belum sempurna dalam melakukan pendaratan.

f. Gerak kaki yang prematur ( mendahilui gerakan seharusnya ).

g. Pada saat pendaratan tidak dengan dua kaki

Hal ini sangat disayangkan karena akan menghambat suatu prestasi pada

siswa tersebut, oleh karena itu adapun upaya-upaya yang harus dilakukan oleh

guru atau pelatih pada peserta didik, kususnya pada SMP Negeri 8 Madiun

guna memajukan suatu prestasi olahraga lompat jauh yaitu :

a. Diberi pengarahan arti pentingnya latihan secara rutin.

b. Mengadakan pembinaan sedini mungkin melalui lembaga-lembaga yang

berkompeten dibidang olahraga.

c. Mengadakan perlombaan secara berkala untuk mengetahui perkembangan

dan kemajuan prestasi atletnya.

d. Memperbaiki sarana olahraga khususnya dalam cabang lompat jauh.

e. Menambah waktu pelajaran ekstrakurikuler.

Page 9: BAB I jadi.docx

Berkaca dari hal tersebut, maka guru atau pelatih mampu menerapkan

pendekatan-pendekatan pembelajaran dengan baik, mengetahui metode yeng

tepat bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya. Dalam suatu kegiatan

pembelajaran, berbagai macam model pembelajaran atau metode bisa dicoba

untuk diterapkan. Menciptakan model pembelajaran pendidikan olahraga yang

tepat merupakan upaya yang harus selalu dilakukan agar tujuan pembelajaran

pendidikan olahraga dapat tercapai secara efektif dan efesien yaitu dapat

mengembangkan manusia secara keseluruhan, dalam artian anak ( peserta didik

) harus dapat berkembang aspek ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan fisiknya.

Untuk menunjang prestasi lompat jauh yang maksimal juga diperlukan

latihan yang intensif. Latihan yang rutin merupakan faktor yang menentukan

atlet dapat memperoleh hasil prestasi yang maksimal, hal ini sesuai dengan

pendapat saharno, HP (1992:6) yang mengatakan bahwa :

“Latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai

prestasi maksimal dengan diberi beban-beban,fisik, teknik, taktik dan mental

yang teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang”.

Apabila dianalisa lebih lanjut, atlet pada saat melakukan gerakan lompat

jauh gaya jongkok yaitu,awalan, tolakan, sikap badan di udara dan sikap badan

saat mendarat, maka akan trlihat unsur-unsur fisik tertentu yang memegang

peranan penting dalam lompat jauh tersebut antara lain kekuatan otot.

Kekuatan otot tungkai akan dipergunakan menumpu dan membawa tubuh

melayang ke atas agar memperoleh hasil lompatan yang maksimal dan juga

pada saat pendaratan dapat melakukan pendaratan yang sempurna. Dengan

Page 10: BAB I jadi.docx

kekuatan otot tungkai, latihan yang intensif,pelatih yang handal tidak menutup

kemungkinan akan muncul atlet-atlet lompat jauh yang berkualitas dan

sanggup bersaing di tingkat internasional.

Dari pendapat di atas peneliti berpandangan bahwa lompat jauh sangat

berkaitan dengan latihan otot kaki pada khususnya otot tungkai. Oleh sebab itu

peneliti berpendapat bahwa otot tungkai dapat dilatih dengan latihan

plyometric. Namun mengingat yang dijadikan subyek adalah siswa SMP yang

tergolong dalam usia anak-anak,maka latihan plyometrik harus sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan anak. Latihan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan siswa menurut peneliti adalah latihan plyometrik depth jump

dan box jump. Definisi dari kedua latihan tersebut adalah, latihan depth untuk

lompat jauh berguna untuk melatih kekuatan dan kecepatan tungkai.

Sedangkan definisi box jump adalah latihan yang melatih kukuatan kaki

khususnya otot tungkai. Dengan seringnya melakukan ke dua latihan tersebut

dapat membantu meningkatkan kekuatan otot tungkau yang berpengaruh pada

hasil lompatan yang maksimal.

Memahami bahwa kedua bentuk latihan plaiometrik depth jump dan box

jump dapat meningkatkan prestasi lompat jauh khususnya gaya jongkok maka

peneliti mempraktekan latihan tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh kedua latihan tersebut terhadap peningkatan prestasi lompat jauh

gaya jongkok. Untuk itu perlu dilakukan pembuktian lewat penelitian,selain itu

kedua latihan tersebut sangat cocok bila diberikan pada siswa putra kelas VIII

di SMP 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014

Page 11: BAB I jadi.docx

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mempunyai anggapan

bahwa latihan plaiometrik depth jump dan box jump mempunyai pengaruh

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh khususnya gaya jongkok, untuk

itulah peneliti dalam skripsinya mengambil sebuah judul penelitian :

Pengaruh latihan depth jump dan latihan box jump terhedap prestasi

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 8 Kota

Madiun tahun ajaran 2013-2014

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Adakah pengaruh latihan depth jump tehadap peningkatan prestasi lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota

Madiun tahun ajaran 2013-2014 ?

2. Adakah pengaruh latihan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota

Madiun tahun ajaran 2013-2014 ?

3. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan depth jump dan box jump

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra

kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan :

Page 12: BAB I jadi.docx

1.Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan depth jump terhadap

peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII

di SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014.

2.Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan box jump terhadap peningkatan

prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP

Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014.

3.Untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara latihan depth jump

dan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada

siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-

2014.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Lembaga SMP Negeri 8 Kota Madiun

a. Dapat memberikan sumber informasi dan menambah bahan kepustakaan

apabila mengadakan penelitian sejenisnya.

b. Dapat dipergunakan sebagai sumber dalam proses belajar mengajar.

c. Sebagai bahan untuk menyusun skripsi.

d.Sebagai bahan pertimbangan bagi para bembaca yang ingin membuat

skripsi.

2. Bagi Guru Pendidik jasmani dan pelatih

a. Sebagai bahan masukan yang berguna untuk mengetahui sampai sejauh

mana potensi yang telah di miliki oleh atlet.

b. Dapat membantu memecahkan masalah yang di hadapi atlet (siswa).

Page 13: BAB I jadi.docx

c. Sebagai masukan bagi guru olahraga dan pembina maupun pelatih

olahraga dalam upaya memberikan latian fisik khususnya untuk

meningkatkan kemampuan power dalam lompat jauh.

d. Sebagai langkah awal bagi pengembangan dan peningkatan proses

belajar.

3. Bagi Peneliti

a. Sebagai bekal dan pengalaman di bidang peneliti yang relevan dengan

keolahragaan

b. Sebagai petimbangan penelitian berikutnya.

c. Sebagai bahan referensi pada makalah lebih lanjut

E. Asumsi

Di dalam penelitian ini asumsi yang dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Sempel sudah pernah mendapatkan pelajaran teori dan praktek

lompat jauh gaya jongkok.

2. Semua sampel memiliki kondisi tingkat kesegaran jasmani yang

memadai untuk diadakan penelitian tes lompat jauh gaya jongkok.

3. Umur, keadaan fisik, dan kesehatan dari tes rata-rata sama.

4. Sarana dan prasarana yang digunakan cukup memadai sesuai persyaratan

F. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini hipotesis alternatif yang dapat di ajukan adalah

sebagai berikut :

Page 14: BAB I jadi.docx

1.Ada pengaruh latihan depth jump terhadap peningkatan prestasi lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota

Madiun tahun ajaran 2013-2014.

2.Ada pengaruh latihan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh

gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Madiun

tahun ajaran 2013-2014.

3.Ada perbedaan pengaruh antara latihan depth jum dan box jump terhadap

peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII

di SMP Negeri 8 kota madiun tahun ajaran 2013-2014.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari permasalahan yang luas dan timbul pada penelitian ini,

maka peneliti membatasi dari ruang lingkup penelitian dengan harapan tidak

menyimpang dari apa yang telah peneliti tetapkan.

Pada penelitian menyimpang adalah :

1. Veriabel bebas ( Latihan depth jump dan box jump )

2. Variabel terikat ( Prestasi lompat jauh gaya jongkok )

Page 15: BAB I jadi.docx

Tabel 1. Tabel variable

Konsep, Variabel, Indikatror, Instrumen

Konsep Variabel Indikator Instrumen

Pengaruh latihan

depth jump dan

latihan box jump

terhedap prestasi

lompat jauh gaya

jongkok pada siswa

putra kelas VIII

SMP Negeri 8 Kota

Madiun tahun

ajaran 2013-2014

Variabel bebas

-Latihan depth jum

-Latihan box jump

Variabel Terikat

- Kemampuan

lompat jauh gaya

jongkok

Hasil yang

dicapai meter

-Latihan

plyometric

depth jump

- Latihan

plyometric

box jump

-Tes dan

pengukuran

kemampuan

lompat jauh

gaya jongkok

2. Batasan Istilah atau Batasan Operasional

Sesuai dengan judul di atas dalam penelitian ini, maka batasan

operasionalnya adalah sebagai berikut:

a. Latihan depth jump adalah bentuk latihan yang memerluklan kotak atau

bangku tingginya kira-kira 25-45 inci untuk meloncat. Permukaan

Page 16: BAB I jadi.docx

pendaratan agak lunak seperti rumput atau matras gulat. Depth jump dapat

diterapkan untuk berbagai cabang olahraga,karena menggunakan kekuatan

dan kecepatan tungkai. (M.furqon H. & Muchsin Doewes,2002:45)

b. Latihan box jump ini memerlukan beberapa kotak, bangku, utau panggung

yang tingginya antara 12-14 inci. Gunakan lengan untuk membantu tolakan,

loncatlah ke atas dan kedepan, mendarat dengan kedua kaki di atas kotak.

Loncatlah segera ke belakang ke posisi awal dan ulangi gerakan ini.

(M.furqon H. & Muchsin Doewes,2002:44)

c. Prestasi lompat jauh gaya jongkok adalah melompat sejauh-jauhnya dengan

posisi badan atlet sewaktu berada di udara menyerupai orang yang sedang

berjongkok dengan karakteristik gerakan dasar meliputi awalan, tumpuan

atau tolakan, melayang di udara dengan sikap berjongkok, dan mendarat di

landasan di landasan berpasir. (Wenendra Adi, dkk.2008:51)

H. Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Kota Madiun pada semester

genap tahun pelajaran 2013-2014. Dalam hal ini, tempat penelitian sekaligus

dijadikan sebagai tempat diselenggarakan proses belajar mengajar dan

pengambilan data penelitian.

2.Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 1,5 bulan atau 6 minggu

dengan waktu 90 menit setiap kali latihan. Latihan dilaksanakan pada pagi

Page 17: BAB I jadi.docx

hari, yakni selasa kamis sabtu. Jumlah total Latihan selama 16 kali

pertemuan yang dimulai pada Tanggal.....2014.

I. Metode dan Rancangan Penelitian.

1.Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode ini dipilih untuk mengetahui gejala-gejala tertentu

melalui perlakuan-perlakuan yang dikenakan terhadap sampel percobaan.

penelitian ini penulis bermaksud ingin mengetahui tentang pengaruh latihan

depth jump dan latihan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh

gaya jongkok. Pelaksanaan dari penelitian eksperimen ini dilakukan dengan

cara memberikan program latihan kepada kedua kelompok yang berbeda

perlakuannya yaitu kelompok A latihan depth jump dan kelompok B latihan

box jump. Tujuan diberikannya kedua latihan ini adalah untuk mengetahui

adakah pengaruh latihan tersebut terhadap prestasi lompat jauh gaya

jongkok. Desain Penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain atau pola

yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variable-variable yang terdapat pada

masalah serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dalam model ini

sebelum dimulai penilaian kepada kedua keIompok diberi tes atau pretest

untuk mengukur kondisi awal (TI ), selanjutnya pada kelompok eksperimen

diberi perlakuan ( x ) dan pada kelompok pembanding diberi perlakuan yang

berbeda, sesudah perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai postest

(T2)

Page 18: BAB I jadi.docx

Observasi dilakukan selama berlangsungnya eksperimen yaitu

mengobservasi pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan (treatment) yang

dikenakan pada sampel percobaan.

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan rancangan Two Group Desain. Ini berdasarkan jumlah variabel yang

ada, yaitu:

1. Variabel Independent, yaitu latihan depth jump dan latihan box

jump.

2.Variabel Dependent hasil lompat jauh gaya jongkok. Untuk

mengetahui pengaruh latihan depth jump dan latihan box jump

terhadap prestasi lonpat jauh.

2.Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Postest Design“.

Gambar rancangan penelitian sebagai berikut :

K 1 ----- Treatment A ----- Posttest

S ----- Pretest ----- MSOP

K 2 ----- Treatment B ----- Posttest

Keterangan:

S = Subjek

Pre test = Tes awal lompat jauh gaya jongkok

MSOP = Matced Subject Ordinal Pairing

K 1 = Kelompok Eksperimen 1

Page 19: BAB I jadi.docx

K 2 = Kelompok Eksperimen 2

Treatment A = Latihan depth jump

Treatment B = Latihan box jump

Post test = Tes lompat jauh gaya jongkok.

J.Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari

1.Variabel independent, yaitu Variabel yang dimanipulatif berupa latihan

depth jump dan latihan box jump.

2.Variabel dependent, adalah hasil prestasi lompat jauh gaya jongkok.

K. Definisi Operasional Variabel

Supaya tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang salah, maka perlu

dijelaskan definisi masing-masing variable sebagai berikut:

1. Plyometric depth jump adalah latihan memerlukan kotak atau bangku

yang tinngginya kira-kira 25-45 inci. Permukaan pendaratan agak lunak,

separti rumput atau matras gulat. Latihan ini sangat baik untuk otot-otot

quadriceps dan hip gridle, dan juga untuk punggunmg bagian bawah

hamstrings. Depth jump dapat diterapkan untuk berbagai cabang

olahraga, karena menggunakan kekuatan dan kecepatan tungkai. (M

Furqon & Muchsin Doewes,2002 : 44).

2. Plyometric box jump adalah latihan yang memerlukan beberapa kotak,

bangku, atau panggung yang tingginya antara 12-24 inci. Cara

pelaksanaan lengan untuk membantu tolakan, loncatlah ke atas dan

kedepan, mendarat dengan kedua kaki di atas kotak. Loncatlah segera

Page 20: BAB I jadi.docx

kebelakang ke tempat posisi awal dan ulango gerakan ini. Untuk

memvariasi gerakan dapat merubah arah tolakan. (M Furqon & Muchsin

Doewes,2002 : 45).

3 Prestasi lompat jauh gaya jongkok adalah melompat sejauh-jauhnya

dengan posisi badan atlet sewaktu berada di udara menyerupai orang

yang sedang berjongkok dengan karakteristik gerakan dasar meliputi

awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara dengan sikap

berjongkok, dan mendarat di landasan di landasan berpasir. (Wenendra

Adi, dkk.2008:51)

L. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Siswandari (2009:5) populasi adalah himpunan sampel atau

anggota yang akan diamati sedangkan sampel merupakan anggota populasi.

“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitianya merupakan penelitian populasi.” (Suharsimi Arikunto, 2006 :

130).

Populasi adalah individu yang ditetapkan sebagai objek penelitian

yang dikenai generalisasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa

putra. Dari hasil observasi diketahui bahwa jumlah siswa putra kelas VIII

berjumla 182 orang sedangkan untuk siswa putra berjumlah 79 orang.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun pelajaran 2013-2014. Populasi tersebar

Page 21: BAB I jadi.docx

dalam beberapa kelas dengan kesamaan yang dijadikan dasar dalam

pengambilan populasi. Adapun rincian populasi siswa kelas VIII SMP

Negri 8 Kota Madiun Tahun pelajaran 2013-2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Populasi penelitian

No KelasSiswa

Putra

Siswa

Putri

Jumlah

Siswa

1 VIII A 20 11 31

2 VIII B 10 19 29

3 VIII C 9 22 31

4 VIII D 15 15 30

5 VIIII E 10 20 30

6 VIII F 15 16 31

Jumlah total 79 103 182

Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Kota Madiun Tahun pelajaran 2013-2014 adalah 79 siswa putra yang

menjadi populasi dalam penelitian ini.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian anggota populasi sedangkan sampling

dapat diartikan sebagai cara untuk menentukan sampel. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII sebesar 30

siswa. Yang didapat dari pendapat Suharsini Ari Kunto yaitu 38% dari 79

siswa, maka sampel yang digunakan adalah 30 sisiwa. Untuk menjadi

Page 22: BAB I jadi.docx

sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan

penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah;

1) Jenis kelamin laki-laki.

2) Sehat jasmani dan rohani.

3) Bersedia menjadi sampel penelitian.

4) Sama-sama kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun pelajaran

2013-2014

5)Mendapatkan jam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti” Suharsimi

Arikunto berpendapat

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100,

maka lebih baik semua populasi diambil, sehingga penelitianya merupakan

peneliti Populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 atau

besar maka dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.

( Suharsimi Arikunto, 2006 : 134 )

Sesuai dengan pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini

diambil 38% dari jumlah populasi siswa putra kelas VIII SMP Negeri 8

Kota Madiun tahun pelajaran 2013-2014 yaitu jumlah siswa putra

sebanyak 79 siswa.

M. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan tes dan

pengukuran yaitu:

Lompat jauh gaya jongkok

Page 23: BAB I jadi.docx

Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok. Data yang diambil adalah

data tes awal ( tes dan re test ), dan tes akhir ( tes dan re test ) dengan

kesempatan melakukan sebanyak tiga kali. Adapun caranya adalah sebagai

berikut :

1) Tujuan : Untuk mengetahui hasil lompatan

yang di butuhkan setiap teste pada

lompat jauh gaya jongkok

2) Alat : 1) Lintasan lari dan bak lompat jauh

2)Peluit

3)Roll meter

4)Bendera untuk memberi tanda

3) Pelaksanaan : 1) Nama / nomor dada bagi yang akan

melompat dipanggil dan segera

untuk melompat.

2) Tiap orang memberi kesempatan

sebanyak 3 kali

3) Setiap selesai melompat, hasil

lompatan yang diperoleh di catat

4) Teste dinyatakan gagal jika

melakukan dies

2) Penilaian : Hasil pengukuran dicatat olae pencatat

G. Teknik Analisis Data

Page 24: BAB I jadi.docx

1. Mencari Reliabilitas Tes

Tes yang dipergunakan untuk mengumpulkan data hasil lompat jauh

gaya jongkok ini yang perlu diuji reliabilitasnya sesuai dengan karakteristik

dari populasi penelitian. “ Penghitungan dicari dengan ANAVA” (Mulyono

B, 2007:38). Rumus reliabilitasnya adalah :

R=MS P−MSW

MS P

R = Reliabilitas

MSP = Mean Square antar subyek

MSW = Mean Square di dalam subyek

Tabel 4

Koefisien Korelasi Reliabilitas

KOEFISIEN RELIABILITAS

95 - 99 Excellent

90 - 94 Very good

80 - 89 Acceptable

70 - 79 Poor

60 - 69 Questionable

Untuk mengetahui keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

pengumpulan data penelitian, dilakukan uji reliabilitas pada hasil

Page 25: BAB I jadi.docx

prestasi lompat jauh dilakukan pada tes awal maupun tes akhir.

Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas tes awal dan tes akhir hasil

prestasi lompat jauh.

2. Uji Persyaratan

aUji Normalitas.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apak sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Teknik

yang digunakan adalah statistik Anderson Darling (pendekatan grafik)

yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software MINITAB

(Siswandari, 2009:202).

b.Uji Homogenitas

Untuk menghitung uji homogenitas digunakan rumus uji Bartlett

pada taraf signifikansi α = 0.05. Kriteria pengujian yang digunakan adalah

jika X2h < X2

t pada taraf signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data

dalam penelitian bersifat homogen. Teknik ini dilakukan dengan

menggunakan analisis statistik yang dilakukan dengan manual dan agar

lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan

dengan uji statistik. Untuk pengecekan dan pemahaman dilanjutkan

penghitungan manual dengan memakai rumus:

x2=(In 10 ) {B−∑ (ni−1 ) log s12 }

(Sudjana, 2005:261-265).

Page 26: BAB I jadi.docx

Apabila x2 hitung < x2

tabel, maka H0 diterima, artinya varians sampel

bersifat homogen. Sebaliknya apabila x2 hitung > x2

tabel, maka H0 ditolak,

artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, dilanjutkan

dengan menggunakan statistika t test dengan dua sampel yang saling

berhubungan yaitu dengan Rumus untuk mencari “t” atau to dalam

keadaan dua sampel yang diteliti merupakan sampel kecil (N kurang dari

30), sedangkan kedua sampel satu sama lain mempunyai hubungan adalah

sebagai berikut:

MD

to = SEMD

MD = Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih

antara Skor Variabel 1 dan Skor Variabel II, yang dapat diperoleh dari:

ΣD MD =

N

ΣD = Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I (Variabel X) dan Skor

Variabel II (Variabel Y), dan D dapat diperoleh dari :

D = X – Y

N = Number of Cases = Jumlah Subjek yang diteliti (Anas Sudijono,

2010:305)

Page 27: BAB I jadi.docx

Teknik analisa data pada penelitian ini penulis menggunakan

pengolahan data statistik Analisa Komparasional teknik uji “t”.Adapun

analisa teknik tersebut adalah sebagai berikut. Karena sampelnya

termasuk sampel kecil yaitu < 30 maka rumus yang digunakan adalah :

t= M 1−M 2SE M 1−M 2

Untuk menghitung mean keduanya variablenya menggunakan rumus :

M 1=∑ XN

M 2=∑YN

Untuk menghitung standart deviasi kedua variablenya menggunakan

rumus:

SDx=√ ∑ x2N

SDy=√ ∑ y 2N

Untuk menghitung standart Error Mean kedua variablenya

menggunakan rumus :

Untuk menghitung Standart Error Perbedaan Mean kedua variablenya

menggunakan rumus sebagai berikut :

SEMx-My = √SEMx2 + SE My

2

(Anas Sudijono, 2010:316)

Page 28: BAB I jadi.docx