tugas faidin jadi.docx

43
TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN GERONTIK ASKEP SISTEM PENCERNAAN DI SUSUN OLEH: KELOMPOK VI KELAS A & B

Upload: faidin

Post on 14-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

TUGAS KELOMPOKKEPERAWATAN GERONTIK ASKEP SISTEM PENCERNAAN

DI SUSUNOLEH:KELOMPOK VIKELAS A & B

PROGRAM STUDI KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM MAKASSARMAKASSAR2015TUGAS KELOMPOKKEPERAWATAN GERONTIK SISTEM PENCERNAAN

DI SUSUNOLEH:KELOMPOK VIKELASA B FAIDIN ANDI MIFTAHUL HUDA AHMATULLAH

PROGRAM STUDI KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM MAKASSARMAKASSAR2015KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai Sistem PencernaanSetiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar,Juni2015

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanKata Pengantar........................................................................................................Daftar Isi...................................................................................................................BAB I Pendahuluan................................................................................................A. Latar Belakang.............................................................................................B. Rumusan Masalah.........................................................................................C. Tujuan...........................................................................................................

BAB II PembahasanA. Pengertian.B. AnatomiC. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada LansiaD. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia..E. Proses Penuaan Normal pada Saluran GastrointestinalF. Masalah Gizi Pada Lansia .G. Pemeriksaan penunjang..KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajiansecara umum...B. Diagnosa Keperawatan dan IntervensiBAB III PenutupA. Kesimpulan.........................................................................................B. Saran...................................................................................................DAFTAR PUSTAKA

BABIPENDAHULUANA. Latar BelakangSaluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri dari Oris(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung), usus halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus.Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan pencernaan.Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana system pencernaan pada lansia2. Apa yang mempengaruhi sitem pencernaan lansia 3. Bagaimana mekanisme nutrisi sehingga terjadi proses penuaan pada lansia4. Bagaimana keterkaitan umur dengan system pencernaan 5. Kenapa sehingga terjadi ketidak adekuatan system tubuh pada lansiaC. Tujuan1. Untuk mengetahui system pencernaan pada lansia2. Untuk mengetahui hala apa mempengaruhi sitem pencernaan lansia 3. Untuk mengetahui model mekanisme nutrisi sehingga terjadi proses penuaan pada lansia4. Untuk mengetahui seperi apa keterkaitan umur dengan system pencernaan 5. Untuk mengetahui bagaimana ketidak adekuatan system tubuh pada lansia

BAB IPEMBAHASAN

A. PengertianSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.

B. AnatomiPenuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolism di sel lainnya. Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh. Organ sistem pencernaan terdiri dari :1. Mulut2. Tenggorokan ( Faring)3. Kerongkongan (Esofagus)Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:a. bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)b. bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)c. serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).4. LambungMerupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu:Kardia, Fundus, dan Antrum.Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :a. LendirLendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. b. Asam klorida (HCl)Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)5. Usus halus (usus kecil) Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ) Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).6. Usus Besar (Kolon)Usus besar terdiri dari :a. Kolon asendens (kanan)b. Kolon transversumc. Kolon desendens (kiri)d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)7. Usus Buntu (sekum)8. Umbai Cacing (Appendix)9. Rektum dan anus10. PankreasPankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :a. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaanb. Pulau pankreas, menghasilkan hormon contoh insulin.11. HatiOrgan ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. 12. Kandung empeduEmpedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemakb. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. 2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. 3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. 4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. 5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. 6. Penyerapan makanan di usus menurun.D. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia1. KaloriHasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.2. ProteinPada lansia, masa ototnya berkurang, tetapi kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. 3. LemakKonsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.4. Karbohidrat Dan Serat MakananSalah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.5. Vitamin Dan MineralHasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.6. AirCairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

E. Proses Penuaan Normal pada Saluran GastrointestinalProses penuaan memberikan pengaruh pada setiap bagian dalam saluran gastrointestinal (GI). Namun, karena luasnya persoalan fisiologi pada sistem gastrointestinal, hanya sedikit masalah-masalah yang berkaitan dengan usia yang dilihat dalam kesehatan. Banyak masalah-masalah GI yang dihadapi oleh lansia lebih erat dihubungkan dengan gaya hidup mereka.Perubahan Normal Terkait UsiaImplikasi Klinis

Rongga Mulut:

Hilangnya tulang periosteum dan peridontalTanggalnya gigi

Retraksi dan struktur gusiMempertahankan pelekatan gigi palsu yang pas

Hilangnya kuncup rasaPerubahan sensasi rasa:Peningkatan penggunakan garam

Esofagus, lambung, usus :

Dilatasi esofagusPeningkatan risiko aspirasi

Kehilangan tonus sfingter

Penurunan refleks muntah

Penurunan motilitas lambungPenurunan absorpsi obat-obatan, zat besi, kalsium, vitamin B12

Tabel Perubahan-Perubahan Proses Penuaan Pada Sistem Gastrointestinal Yang NormalKehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal desease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Pada Lansia keluahan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang kurang dicerna akibat berkurangnya fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak.Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan karenanya banyaknya gigi yang sudah lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilits otot polos esophagus, bisa juga terjadi refluks disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60 70 tahun. Dan berikut gangguan sistem gastrointestinal pada lansia:1. Gannguan pada Sistem Gastrointestinal Atasa. Penyakit PeriodontalPenyakit periondontal (gingivitis dan periodontitis) adalah inflamasi dari struktur yang menyokong gigi, dengan hasil akhir berupa kerusakan tulang. Kerusakan ini menyebabkan kehilangan secara progresif dan pada akhirnya terjadi kehilangan gigi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang terdapat di dalam plak.Tanda Gingivitis Gusi kemerahan dan gusi bengkak yang beerdarah ketika gosok gigi. Jika infeksi makin berkembang, bau napas tidak seap (halitosis), rasa tidak enak dalam mulut, atau rasa tidak enak di mulut, atau adanya eksudat purulen di sekitar garis gusi.b. DisfagiaDisfagia atau kesulitan menelan dianggap sebagai konsekuensi normal akibat penuaan, penyebab struktural, vaskular atau neurogenik sekarang telah dikenal sebagai patologi yang mendasari.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus tepatnya di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam system saraf sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan usofagus. Selain itu, produksi saliva yang menurun dapat mempengaruhi proses perubahan kompleks krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelican makanan berkurang sehingga proses menelan menjadi sukar.c. Refluks Gastroesofagus Dan Hernia Hiatal1) Refluk Gastroesofagus merupakan aliran balik getah lambung masuk ke dalam esofagus. Dinding esofagus lebih tipis dan sensitif pada lansia.2) Hernia Hiatal adalah masuknya lambung, dan organ-organ dalam abdomen lainya ke dalam rongga toraks melalui suatu pembesaran hiatus esofagus dalam diafragma. Namun, banyak pula lansia yang mengalami gejala refluks tanpa hernia hiatal.2. Gangguan-gangguan pada Usus HalusPenyakit MalabsorbsiMerupakan gangguan asimilasi nutrisi dari usus halus. Penurunan sekresi asam lambung dan penggunaan antasid pada waktu yang lama mendorong ke pertumbuhan bakteri secara berlebihan, sering menyebabkan malabsorbsi pada lansia. Malabsorbsi dapa pula dihubungkan dengan operasi sebelumnya atau obat-obatan yang dikonsumsi seperti antikolinergik, dan narkotik yang memperlambat motilitas usu kemudian meningkatkan pertumbuhan bakteri.Berat total usus halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas normal, kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan zat besi.Manifestasi KlinikMalabsorbsi bukan akibat yang normal dari penuaan, walaupun masalah malabsorbsi dapat muncul pada lansia, sering dengan manifestasi lain yang menyertainya. Tanda dan gejala malabsorbsi sering terlihat dalam hubungan dengan gangguan inflamasi usus. Diare, nyeri abdomen, dan perdarahan rektum adalah gejala-gejala yang paling jelas.3. Penyakit-penyakit pada Usus BesarGangguan yang sering terjadi pada usus besar yang mempengaruhi lansia adalah divertikulosis, kanker, konstipasi dan diare.a. Penyakit DivertikularDivertikulum kolonik adalah suatu kantong di luar atau herniasi melalui mukosa kolon. Biasanya terdapat penebalan dinding kolon yang jelas. Gangguan motilitas usus dianggap merupakan predisposisi pembentukan divertikula pada lansia.b. Obstruksi ususObstruksi usus adalah penghentian sebagai atau keseluruhan dari majunya aliran isi usus, biasanya terjadi sebagai akibat dari penutupan lumen usus yang aktual. Obstruksi dapat disebabkan pula oleh tumor, penyakit usus iskemik dsb. c. KonstipasiKonstipasi adalah suatu penurunan frekuensi pergerakan usus yang disertai dengan perpanjangan waktu dan kesulitan pergerakan feses. Konstipasi adalah masalah umum yang disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas dan penurunan kekuatan dan tonus otot. Banyak pula lansia yang mengalami ini akibat dari penurunan sensasi saraf, tidak sempurnanya pengososngan usus, atau kegagalan dalam menangani sinyal untuk defekasi.d. Diare Diare adalah defekasi yang meningkat dalam frekuensi, lebih cair, dan sulit untuk dikendalikan. Infeksi bakteri dan virus, impaksi fekal, pemberian makanan melalui slang, dan diet yang berlebihan dapat menyebabkan diare akut pada lansia. Diare dapat disebabkan oleh malabsorbsi, penyakit divertikular, gangguan inflamasi usus, atau obat-obatan, terutama antasid, antibiotik, antisidisritmia, antihipertensi dan penyakit sistemik lainya.

F. Masalah Gizi Pada Lansia 1. Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. 2. Gizi kurangpenghasilanGizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi pada organ tubuh yang vital. Faktor penyebab malnutrisi pada lanjut usia:a. Penyakit akut dan kronisb. Keterbatas sumber/penghasilanc. Faktor psikologisd. Hilangnya gigie. Kesalahan dalam pola makanf. Kurangnya energi untuk mempersiapkan makanang. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang tepat3. Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.4. OsteoporosisKondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan oleh penurunan densitas tulang akibat kurangnya konsumsi kalsium dalam jangka waktu yang lama. Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria. 5. Anemia Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobil yang tidak normal, kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan kurang Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB 39,9Sangat obesitas

Pada Lansia terjadi pengurangan tinggi padan, hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain:a) Komponen cairan tubuh berkurang sehingga diskus intervertebralis relatif kurang mengandung air sehingga menjadi lebih pipihb) Semakin tua cenderung semakin kifosis, sehingga tinggi dan tagak lurus tulang punggung berkurangc) Osteoporosis yang sering kali terjadi pada wanita lansia akan mudah mengakibatkan fraktur vertebra sehingga tinggi badan berkurang.Penurunan tinggi badan tersebut mempengaruhi hasil penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh). Oleh karena itu dianjurkan memakai ukuran tinggi lutut (knee hight). Tinggi lutut tidak akan berkurang kecuali terjadi fraktur tungkai bawah.Berikut rumusnya:TB pria : 59,01 + (0,28 x TL cm)TB wanita : 75,00 + (1,91 x TL cm) (0,17 x U)

3) Pengukuran Biochemical (Laboratorium)4) Pengkajian secara umum status gizi induvidu:Area pengkajianTanda-tanda normalTanda-tanda abnormal

Penampilan umum dan vitalitasGesit, energik, mampu beristirahat dengan baikApatis, lesu, tampak lelah

Berat badanDalam rentang normal sesuai dengan usia dan tinggi badanObesitas, underweight

RambutBercahaya, berminyak dan tidak keringKusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/ patah-patah

KulitLembut, sedikit lembab, turgor kulit baikKering, pucat, iritasi, petichie, lemak di subkutan tidak ada

KukuMerah muda, kerasMudah patah, berbentuk seperti sendok

MataBerbinar, jernih, lembab, konjungtiva merah mudaKonjungtiva pucat, kering, exoptalmus, tand-tanda infeksi

BibirLembab merah mudaKering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat

GusiMerah muda, lembabPerdarahan, peradangan, berbentuk seperti spon

OtotKenyal ,berkembang dengan baikFleksia/ lemah, tonus kurang, tenderness, 11tidak mampu bekerja

System kardiovaskulerNadi dan tekanan darah normal, irama jantung normalDenyut nadi lebih dari 100X/ menit, irama abnormal, tekanan darah rendah atau tingi

System pencernaanNafsu makan baik, eliminasi normal dan teraturAnorexia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver

System persarafanReflek normal, waspada, perhatian baik, emosi stabilBingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun

d. BauBau mulut (kurangnya kebersihan mulut, penyakit pada rongga mulut dan paru-paru, infeksi abses paru, penyakit paru dan uremia).e. KulitTurgor kulit yang jelek dihubungkan dengan dehidrasi, kulit bersisik, gatal, kulit yang pucat, pengikisan kulit bisa disebabkan oleh bermacam-macam defisiensi nutrisi. Kaji adanya edema akibat gangguan sistem lain.f. Pemeriksaan rongga mulut :3) BibirKesimetrisan, warna, kelembaban, kebiru-biruan (rendahnya kadar O2). Bibir pecah-pecah (defisiensi riboflafin atau perlukaan oleh gigi yang tajam).4) Rongga muluta) Inspeksi kelembaban dan kemerahan membran mukosab) Membran mukosa dan lidah kering (dehidrasi), bintik putih pada mukosa (infeksi moniliasis).c) Gusi bengkak penyakit periodontal juga akibat fenitoin atau leukimia. Keracunan timah dideteksi dengan timbulnya garis biru kehitaman jika gigi masih ada.5) Faringa) Selama proses menelan, nervus faguspalatun lunak terangkat dan menutup nasofaringdanaspirasi tidak terjadi.b) Kaji fungsi gangguan refleks, tekan lidan pada bagian tengah, tetapi tidak terlalu jauh kebelakangrespon tersedak. Suruh lansia mengatakan ah palatum lunak terangkat. Jika terjadi rasa sakit dan kemerahan, atau adanya bintik putih dikerongkongannya.g. Pemeriksaan abdomen1) Suruh pasien mengosongkan abdomen, lihat (tanya) apakah ada bekas luka akibat apendektomi 50 tahun yang lalu.2) Lihat apakan ada striae (biasanaya biru-pink atau warna perak) Hasildari obesitas, ansites, kehamilan, atau tumor. Lihat adanya ruam.3) Kaji kesimetrisan abdomen dan mencakup semua keempat kuadran. Catat adanya temuan dan lokasi.distensi bagian bawah abdomen (dibawah pusar)distensi kandung kemih atau tumor pada uterus dan ovarium.4) Kaji adanya nyeri atau ketegangan.5) Perkusi (bunyi abnormal pada sebagian organ abdomen, misal hati, lambung,dll).6) Kaji bising usus normal (terdengar satu kali setiap 5-15 detik, biasanya tidak teratur), jika tidak terdengar, stimulasi dengan jari. Tidak adanya bising usus kurang dari 5 menit dibutuhkan evaluasi medis. Peningkatan suara sampai penurunan peristaltik. Palpasi seharusnya tidak ada masa.h. Pemeriksaan rektum1) Inspeksi perianal (hemoroid), lakukan DRE untukmengkaji (fisura, tumor, inflamasi, dankebersihan yang kurang)2) Minta klien untuk meneran (ada tambahan hemoroid atau rectal prolaps). Masa yang keras bias menghalangi palpasi penuh pada rektum.i. Pemeriksaan feses1) DRE (pemeriksaan spesimen feses)2) Feses hitam (makanan yang tinggi besi atau perdarahan usus proksimal)3) Darah merah segar (perdarahan usus bagian distal atau hemoroid). Pucat atau berlemak (masalah absorbsi). Feses yang abu-abu (obstruksi jaundice) mukus (inflamasi) (Eliopoulus, 2005)

B. Diagnosa Keperawatan dan IntervensiMenurut Tamher, Intervensi Keperawatan pada Gangguan Pencernaan dan Nutrisi berdasarkan sebuah sumber, Penyuluhan sehubungan dengan nutrisi dan pencernaan meliputi 3 hal yang penting, yaitu:1. Kondisi rongga mulut dan gigia. Kebersihan mulut dan gigib. Menggunakan sikat yang lunak serta pasta gigi yang mengandung uor.c. Hindari pemakaian obat kusia, karena dapat menyebabkan kekeringan mulutd. Hindari makanan manis seperti permen atau sejenisnyae. Sehabis memakan makanan yang manis harus berkusia dan menyikat gigif. Minta pelayanan dokter gigi secara teratur, misalnya dua kali setahung. Bila menggunakan gigi palsu, copot di malam hari, rendam dalam air, dan bersihkan saebelum dipakai lagi

2. Penyuluhan tentang konstipasia. Defekasi setiap hari bukanlah suatu norma, karena masing-masing lansia memiliki pola sendiri-sendiri yang berkisar antara 3 kali sehari sampai 3 kali seminggub. Perlu memperhatikan diet tinggi serta berupa sayuran segar serta beberapa jenis sayuran mentah, kacang-kacangan, serta makanan sereal dari zat terapungc. Minum air yang cukup sebaiknya disertai jus buah setiap harid. Hindari menggunakan obat pencahar, anjurkan lansia agar jangan menunda bila merasa hendak buang air besar

3. Penyuluhan tentang kekeringan rongga muluta. Hal ini mungkin timbul akibat gangguan atau penyakit mulut atau oleh pengaruh obat yang memerlukan dilakukanya pengkajian seksama.b. Merangsang produksi saliva dapat dilakukan dengan mengunyah permen yang tak mengandun gula serta banyak minum air, hindari alkohol, dan minuman asam.c. Hindari pemakaian obat kusia, rokok, serta tingkatkan higiene mulut dan gigi.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut :

1. Diagnosa: Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen, perubahan motilitas traktus gastrointestinal, asupan serat dan cairan yang tidak cukup, ketidakadekuatan gigi geligi, ketidakadekuatan higiene oral (Nanda, 2012).Tujuan: pasien dapat defekasi dengan teratur, sesuai polaKriteria Hasil:a. mendapatkan kembali pola fungsi yang normalb. konsistensi feses lembut, lunakc. eliminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihanIntervensi:1) Auskultasi bising usus, Observasi pola defekasi klien sebelumnya dan pola diet klien2) Berikan cairan jika tidak kontraindikasi 2-3 liter per hari3) Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi4) Jelaskan manfaat makanan berserat atau beri penyuluhan mengenai diet yang berhubungan5) Pemberian laksatif atau enema sesuai indikasiRasional:a) Membantumenentukan intervensiselanjutnyab) Cairan membantupergerakan cairan,kopi bersifatdiuretic danmenarik cairan, dapatbertindak sebagaistimulus untukevakuasi fesesc) Diet tinggi serat yang seimbang akan menstimulasi peristaltic.d) Meningkatkan pengetahuan pasiene) Laksatif akan mengganggu program defekasi karena dapat menyebabkan pengosongan usus yang berlebihan dan defekasi yang tidak terjadwal. Apabila digunakan terus-menerus, laksatif dapat menyebabkan penurunan tonus kolon dan retensi feses. Pelunak feses mungkin tidak diperlukan jika asupan makanan dan cairan adekuat

2. Diagnosa: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan, ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien (Nanda, 2012)Tujuan: Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi secara adekuat.Kriteria Hasil:NOC I : Status nutrisia. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien diharapkan mampu:b. Asupan nutrisi tidak bermasalahc. Asupan makanan dan cairan tidak bermasalahd. Energy tdak bermasalahe. Berat badan idealIntervensi:NIC I : Manajemen ketidakteraturan makan (eating disorder management / 1030)1) Observasi BB, dan napsu makan pasien.2) Kembangkan hubungan suportif dengan pasien3) Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan makanan dan kenaikan atau pemeliharaan berat badan4) Gunakan teknik modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan berat badan dan untuk menimimalkan berat badan.5) Diskusikan dengan tim dan pasien untuk membuat target berat badan, jika berat badan pasien tdak sesuai dengan usia dan bentuk tubuh.6) Jelaskan konsep nutrisi yang baik pada pasien.7) Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori setiap hari supaya mencapai dan atau mempertahankan berat badan sesuai target.

3. Diagnosa: Diare berhubungan dengan malabsorpsi (Nanda, 2012)Tujuan: Setelah dilakukan diagnosa keperawatan selama ... x ... jam, diare pasien berkurang dari sebelumnya, frekuensi defekasi kembali normalKriteria Hasil:NOC, Bowel elimination (0501)a. Tidak terjadi diareb. Tidak ada darah dalam tempat buang airc. Tidak ada lender dalam tempat buang airIntervensi:NIC, Diarea Management (0460)1) Observasi intake untuk kecukupan nutrisi2) Observasi turgor kulit3) Monitor tanda dan gejala diare4) Measure diarea / bowel input5) Ajarkan pasien / keluarga pasien bagaimana menjaga kebiasaan makan

4. Diagnosa: Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses (diare)Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimalKriteria Hasil:a. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50C, RR : < 40 x/mnt )b. Turgor kulit < 2detik, membran mukosa bibir basah, mata tidak cowongc. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari atau normal sesuai polaIntervensi:1) Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium2) Pantau intake dan output.3) Berikan cairan parenteral sesuai dengan program rehidrasi4) Beri informasi mengenai pentingnya kesimbangan cairan5) Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif.Rasionali:a) Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa.b) Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.c) Peningkatkan pengetahuan pasien.d) Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.e) Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.B. SaranSaya berharap kepada mahasiswa/mahasiswiterkhususnya kami dari kelompo VI dalam pembuatan makalah ini agar lebih di pahami supaya berguana bagi diri sendiri maupun untuk lansia itu sendiri dan dami dari kelompok VI sangat mengharapkan kritik dan saranya terhadap penyususnan makalah kami agar lebih sempurna lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, JakartaPriharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2.Jakarta : EGCEvelyn C.Pearce,cet. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic,.24,Jakarta: GMJhonson, Marion dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louise, Missouri : Mosby, Inc.Lueckenotte, Annette Giesler.Ed . 1998. Pengkajian gerontology..2.Jakarta.EGCSubekti, Nike Budhi. 2007. Asuhan keperawatan geriatric/editor,Jaime L.Stockslager,et al : alih bahasa,;editor edisi bahasa Indonesia Nur Meity Sulistia Ayu.ed.2.jakarta : EGCTamher. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pemdekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba