bermain terapeutik jadi.docx

31
BERMAIN TERAPEUTIK A. Definisi Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000) B. Tujuan 1.1Tujuan Umum : Melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif, emosional dan meminimalkan kecemasan pada anak akibat dampak hospitalisasi di rumah sakit 1.2Tujuan Khusus : a. Meningkatkan hubungan perawat – klien, b. Meningkatkan kognitif pada anak, c. Sosialisasi dengan teman sebaya / orang lain,

Upload: prazz-apriliand

Post on 30-Dec-2014

600 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

BERMAIN TERAPEUTIK

A. Definisi

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,

dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan

bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan

diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal

waktu, jarak serta suara (Wong, 2000)

B. Tujuan

1.1 Tujuan Umum :

Melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif, emosional dan

meminimalkan kecemasan pada anak akibat dampak hospitalisasi di rumah sakit

1.2 Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan hubungan perawat – klien,

b. Meningkatkan kognitif pada anak,

c. Sosialisasi dengan teman sebaya / orang lain,

d. dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres di RS

e. Melanjutkan perkembangan anak di rumah sakit

f. Menimbulkan rasa kerjasama,

g. Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.

Page 2: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

C. Fungsi Bermain

Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-

motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan

kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain

sebagai terapi.

D. Perkembangan Sensoris – Motorik

Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan

komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk

perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi

yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk

anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan

aktivitas motorik baik kasar maupun halus

E. Perkembangan Intelektual

Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap

segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna,

bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak

akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-

mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia

telah belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan

untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya

semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini

akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.

Page 3: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

F. Perkembangan Social

Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan

lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan

menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk

mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari

hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar

berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang

nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia

sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah

adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan

keluarga.

G. Perkembangan Kreativitas

Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan

mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya.

Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan

ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan

akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.

H. Perkembangan Kesadaran Diri

Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur

mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan

membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan

mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap

Page 4: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya

menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti

teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral

dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami

dampak positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain

I. Perkembangan Moral

Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari

orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan

mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat

diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan

kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga

akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan

mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan yang

telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan

yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah

membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap tindakan serta barang

yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler

dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan

nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting

peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain

dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.

Page 5: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

J. Bermain Sebagai Terapi

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan

yasng sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.

Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak

karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk

itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress

yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan.

Hal tersebut terutama terjadi pada anak yang belum mampu

mengekspresikannya secra verbal. Dengan demikian, permainan adalah media

komunikasi antar anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau petugas

kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak

melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau

melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman kelompok

bermainnya.

K. Prinsip Bermain

a. kelompok umur yang sama

b. pertimbangkan keamanan dan infeksi silang

c. tidak banyak energi

d. permainan Pasif (Mendengarkan Musik)

e. permainan sederhana, tidak kompleks

f. tidak bertentangan dengan pengobatan dan perawatan

Page 6: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

g. waktu bermain melibatkan orang tua dan keluarga

L. Kriteria Anggota Kelompok

a. Kelompok bermain anak Toodler

b. Anak yang bermain kooperatif

c. Anak tidak menangis

M. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi :

a. Anak lelah,

b. Anak bosan,

c. Anak merasa takut dengan lingkungan,

d. Anak rewel

e. Anak Menagis

f. Jadwal kunjung keluarga

N. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan :

a. Membatasi waktu bermain.

b. Music bervariasi / tidak monoton.

c. Jadwal bermain disesuaikan tidak pada waktu terapi.

d. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.

e. Melibatkan perawat / petugas ruangan dan orang tua.

f. Konsultasi dengan pembimbing.

Page 7: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

O. Rencana Pelaksanaan

a. Judul Permaianan : Musik Anak

b. Jumlah anak : ..... orang

c. Usia Anak : 1-3 tahun

d. Tanggal Pelaksanaan :

e. Lama /Waktu bermain : 30 Menit

f. Alat-alat yang di perlukan : Lagu-lagu Anak

Rencana Pelaksanaan :

No Terapis Waktu Subjek terapi1 Persiapan

a. Menyiapkan ruangan.b. Menyiapkan alat-alat.c. Menyiapkan anak dan keluarga

10 menitRuangan,alat,anak dan keluarga siap

2 Proses :a. Membuka proses terapi bermain

dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.

c. Mengajak anak bermain musik (lagu-lagu anak)

d. Mengevaluasi respon anak dan keluarga.

2 menit

5 menit

10 menit

3 menit

Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya

3 Penutup (1 menit).Menyimpulkan, mengucapkan salam

5 menit Memperhatikan dan menawab salam

Page 8: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

1. DEFINISI BERMAIN

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,

dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan

bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri

dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal

waktu, jarak serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian

atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan

imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000)

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan,

tanpa ada tujuan atau sasaran yang hendak dicapai (Suhendi et al, 2001)

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk

memperoleh kesenangan/kepuasan.(Supartini, 2004)

2. PERKEMBANGAN PADA ANAK TOODLER

a. Parameter Pertumbuhan

Tinggi dan berat badan meningkat, yang menggambarkan pertumbuhan.

Toddler tumbuh 7,5 cm pertahun. Berat badan juga bertambah 1,8-2,7 kg

pertahun. Berat badan BBL pada usia 2,5 tahun. Lingkar kepala sama dengan

lingkar dada pada usia 1-2 tahun.

Page 9: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

b. Perkembangan Kognitif

piaget

1. Fase sensorikmotorik (antara usia 12-24 bulan) meliputi 2 sub tahap pada

masa toddler yaitu : reaksi sirkuler tersier a(usia 12-18

tahun)menyangkut eksperimen uji coba dan eksplorasi keras hati,

kombinasi mental (usia 18-24 bulan)menyangkut perhitungan mental

untuk melengkapi cara-cara untuk menyelesaikan tugas.

2. Fase operasional meluas dari sekitar usia 2-4 tahun, anak menggunakan

pikiran-pikiran yang sesuai untuk mengingat masa lalu, memperlihatkan

sekarang dan mengantisipasi pada masa yang akan dating. Selama masa

ini, anak membentuk konsep yang tidak lengkap atau logis menurut

orang dewasa dan membuat klasifikasi sederhana. Menggabungkan satu

peristiwa dengan peristiwa serempak. Anak juga menunjukkan pikiran

yang egosentrik (ego)

c. Perkembangan Psikososial

Erikson mengistilahkan krisis psikososial yang dihadapi seorang anak

toddler adalah ptonomi versus shame dan doubt (otonomi melawan malu dan

ragu-ragu). Tema psikososial adalah untuk memegang dan melepaskan. Toddler

telah mengembangkan rasa kepercayaan dan siap untuk menegaskan rasa

pengontrolan permulaannya, kemandirian dan otonomi. Toddler mulai untuk

menguasai individuilisasi (membedakan diri sendiri dan orang lain), pemisahan

dari orang tua, mengontrol pada fungsi tubuh, berkomunikasi dengan kata-kata,

Page 10: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

kemahiran perilaku yang dapat diterima secara social, dan ionteraksi egosentris

pada orang lain.

d. Perkembangan Motorik

1) Motorik kasar

Ketrampilan motorik kasar yang utama adalah lokomosi. Pada usia 15

bulan anak berjalan tanpa bantuan. Pada usia 18 bulan anak berjalan

menaiki tangga dengan satu tangan berpegangan. Pada usia 24 bulan

anak berjalan menaiki dan menuruni tangga satu tahap setiap kalinya

2) Motorik halus

Pada usia 15 bulan anka menyusun mainan balok (dua balok keatas).

Padsa usia 18 bulan anak menyusun tiga sampai empat balok ke atas.

Pada usia 24 bulan anak menirukan gerakan vertical. Pada usia 30 bulan

anak menyusun delapan balok keatas, anak juga dapat menyalin lintasan

e. Perkembangan Psikoseksual (Freud)

Pada tahap anal, secara khas berlangsung pada usia 8 bulan sampai 4

tahun, zona-zona erogen adalah anus dan bokong dan aktivitas seksual

mengeluarkan dan menahan feses. Pada tahap ini, anak focus berubah dari area

oral mulut ke anal, dengan menekankan dengan pengontrolan BAB. Toddler

mengalami baik kepuasan dan frustasi sebagaimana ia memperoleh

pengontrolan pada menyembunyikan dan mengeluarkan, mengisi dan

melepaskan.

Page 11: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

f. Perkembangan Moral

Menurut kohberg, toddler secara khas berada pada sub tahap pertama

tahap prekonvensional, menyangkut orientasi hukuman dan kepatuhan, dimana

ia membuat keputusan berdasarkan menghindari hukuman atau memperoleh

ganjaran atau upah. Tindakan disiplin yang tepat mencakup memberikan

penjelasan sederhana tentang mengapa perilaku-perilaku tertentu yang tidak

dapat diterima, menghargai atau menguji yang tepat, dan menggunakan

pengalihan jika toddler kemungkinan terjadi bahaya

g. Bahasa

Pada 15 bulan, anak menggunakan istilah yang ekspresif. Pada 2 tahun

anak mengatakan 300 kata, menggunakan 2 atau 3 suku kata dan menggunakan

kata ganti. Pada anak usia 2,5 tahun anak menyebutkan nama panggilan dan

nama lengkapnya. Anak juga menggunakan kata jamak.

h. Perilaku Personal-Sosial

Aspek perkembangan yang paling dramatis pada toddler adalah interaksi

personal social. Orang tua seringkali bertanya-tanya mengapa bayi mereka yang

tadinya mudah diatur, penurut, manis yang telah berubah menjadi anak kecil

yang angkuh, berkemauan kuat dan mudah marah. Anak yang sangat nakal

beerusia 2 tahun dapat kembali dan tidak disangka-sangka menjadi anak yang

manis lagi.

Toddler yang sedang mengembangkan ketrampilan kemandiriannya pada

usia 15 bulan yaitu makan sendiri, dapat minum dari cangkir berpenutup dan

dapat menggunakan sendok deengan sedikit ada tumpahan. Pada 24 bulan

Page 12: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

mereka dapat menggunakan sendok dengan baik dan pada 36 bulan mereka

dapat menggunakan garpu. Antara usia 2 da 3 tahun mereka dapat makan

bersama dengan keluarga.

i. Bermain

Bermain akan memperbesar perkembangan fisik dan psikososial toddler.

Interaksi dengan orang-orang menjadi semakin penting. Permainan soliter

selama masa bayi berkembang menjadi permainan parelel, toddler bermain

disekitar, tidak bersama anak lain. Toddler akan menginspeksi mainan, berbicara

dengan mainan, menguji kekuatan dan ketahanan mainan da menemukan

berbagai fungsi pada mainan (Donna, Wong, 2004)

Berbicara merupakan bentuk permainan untuk toddler, yang menyukai

main musik seperti tape kaset yang sesuai usia boneka, dan boneka binatang

yang dapat berbicara dan telepon mainan. Program televisi yang sesuai untuk

anak sangat bagus, yang sedang belajar menghubungkan kata dengan gambar

visual. Toddler juga menyukai membaca cerita dari buku bergambar dan

menirukan suara binatang.

3. KLASIFIKASI BERMAIN

Ada beberapa jenis permainan, baik ditinjau dari isi permainan, karakter

social dan kelompok usia anak. Dibawah ini akan dibahas secara rinci satu per

satu :

Page 13: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

4. Berdasarkan Isi Permainan

Berdasarkan isi permainan, ada enam jenis permainan, yaitu :

a. Social affective play

Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang

menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan

kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang

tuanya dan/atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah “Cilukba”,

berbicara sambil tersenyum/tertawa, atau sekadar memberikan tangan pada bayi

untuk menggenggamnya , tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan

tertawa. Bayi akan mencoba berespons terhadap tingkah laku orang tuanya

dan/atau orang dewasa tersebut/misalnya dengan tersenyum, tertawa, dan/atau

mengoceh .

b. Sense of pleasure play

Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang

pada anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya, dengan menggunakan pasir,

anak akan membuat gunung-gunungan atau benda-benda apa saja yang dapat

dibentuknya dengan pasir . Bisa juga dengan menggunakan air anak akan

melakukan macam-macam permainan, misalnya memindah-mindahkan air ke

botol, bak, atau tempat lain. Cirri khas permainan ini adalah anak akan semakin

asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang

dilakukannya sehingga susah dihentikan

c. Skill play

Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan

anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil

Page 14: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat

yang lain, dan anak akan terampil naik sepeda. Jadi, keterampilan tersebut

diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang di lakukan. Semakin

sering melakukan latihan, anak akan semakin terampil.

d. Games atau permainan

Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat

tertentu yang menggunakan perhitungan dan/atau skor. Permainan ini bisa

dilakukan oleh anak sendiri dan/ atau dengan temannya. Banyak sekali jenis

permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional maupun yang

modern.misalnya, ular tangga, congklak, puzzle, dan lain-lain.

e. Unoccupied behaviour

Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,

jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di

sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu,

dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang di gunakannya sebagai

alat permainan. Anak tampak senang, gembira, dan asyik dengan situasi serta

lingkungannya tersebut .

f. Dramatic play

Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan peran

sebagai orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian

meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya, dan

sebagainya yang ingin ia tiru. Apabila anak bermain dengan temannya, akan

terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru.

Permainan ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap peran tertentu .

Page 15: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

5. Berdasarkan Karakter Social

Berdasarkan karakter sosialnya, ada lima jenis permainan, yaitu :

a. Onlooker play

Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang sedang

bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi,

anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan

yang sedang dilakukan temannya.

b. Solitary play

Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan,

tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat

permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya,

tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya

c. Parallel play

Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama,

tetapi antara satu anak dengan anak lainnya tidak terjadi kontak satu sama lain

sehingga antara anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain.

Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak usia toddler.

d. Associative play

Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak

lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin

permainan, dan tujuan permainan tidak jelas. Contoh permainan jenis ini adalah

bermain boneka, bermain hujan-hujanan dan bermain masak-masakan.

Page 16: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

e. Cooperative play

Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan

jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin

permainan mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam

permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan tersebut.

Misalnya, pada permainan sepak bola, ada anak yang memimpin permainan,

aturan main harus dijalankan oleh anak dan mereka harus dapat mencapai tujuan

bersama, yaitu memenangkan permainan dengan memasukkan bola ke gawang

lawan mainnya.

6. Permainan untuk anak usia toddler

Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 1-3 Tahun

1. Usia 1-2 tahun

b) Motorik kasar :

Mulai berjalan, dapat memainkan sesuatu dengan tangannya, senang

melempar sesuatu yang ada disekitarnya seperti melempar bola.

c) Motorik halus :

Aktivitas motorik halus yang bisa diperkenalkan anak usia 1 tahun,

tujuannya untuk kematangan&kekuatan kemampuan menggenggam,

menjepit, dan ketrampilan tangan lainnya. Media mainan yang bisa

dipergunakan antara lain play dough (lilin malam), pincher, Pegs dan tali

untuk meronce, puzzle, palu mainan, dll.

Page 17: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

d) Bahasa :

orangtua bisa memberikan permainan flash card (bagian tubuh, benda

sekitar yang umum, binatang, buah-buhan, bentuk-bentuk dasar

segitiga ,persegi, dll ) untuk menambah kosakata anak. Selain menambah

kosakata tentunya sekaligus melatih bicara anak. Sering-seringlah mengajak

anak berkomunikasi dua arah yang benar, seperti memberi salam,

menyampaikan “terima kasih”, dan meminta “tolong”.

2. Usia 2-3 tahun

a) Motorik kasar : Kematangan motorik kasar seperti naik-turun tangga,

jumping, climbing, perlu dioptimalkan memasuki usia 2 tahun

b) Motorik halus : kemampuan motorik halus anak sudah diarahkan kepada

aktivitas fungsional, seperti menulis (memegang pensil, mewarnai,

membuat garis), menggunting, makan (pegang sendok), dan berpakaian

(mengancingkan).

c) Bahasa : Kemampuan kognisi anak juga sudah ditingkatkan, seperti

pengenalan konsep huruf sampai mengeja suku kata (membaca), membuat

bangunan sederhana dari blok, mengetahui nama anggota keluarga dan

alamat rumah secara sederhana, hingga story telling.

7. Pilihan Permainan

Peneliti memilih permainan pasif (mendengarkan musik) untuk

melanjutkan perkembangan proses kognitif dan emosional pada anak yang

mengalami sakit di RSUD Sampang Madura.

Page 18: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

8. Manfaat Mendengarkan musik

Untuk melanjutkan perkembangan motorik kasar dan halus untuk anak

sakit

Memberikan kesempatan anak untuk belajar mengkoordinasikan

Relatif lebih aman dan nyaman untuk anak yang terpasang infus

Menurunkan tingkat kecemasan akibat dampak hospitalisasi

Sebagai Terapi

Merangsang otak sehingga otak terbuka dan reseptif pada informasi

Mengurangi stress, meredakan ketegangan atau kecemasan

Suasana lebih tenang dan menyenangkan

Otak dapat mengendalikan emosional atau kecemasan

9. Metode Permainan

Kumpulkan anak dan orang tua dalam suatu ruangan

Menjelaskan tentang bermain, fungsi bermain di rumah sakit, serta

menjelaskan bermain sebagai terapi

Mulailah pendekatan dengan masing-masing anak

Observasi kecemasan pada masing-masing anak

Mulailah untuk memberikan terapi musik pada anak

Observasi kembali kecemasan pada masing-masing anak

Page 19: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

10. Kriteria Penilaian

a) Evaluasi Struktur

Peralatan bermain seperti audio visual atau mendengarkan musik dengan

sistem permainan pasif

Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain

Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu

Anak yang mengikuti terapi bermain sesuai dengan usia toddler usia 1-3

tahun

b) Evaluasi Proses

peneliti dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan

teratur

  peneliti dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan

80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dengan mendengarkan

lagu dari awal sampai akhir.

c) Evaluasi Hasil

Sebagian besar anak merasa puas dan senang karena dapat mendengarkan

dengan tenang atau tidak menangis dalam proses mendengarkan lagu.

Anak-anak mampu mendengarkan musik dengan tenang.

Page 20: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak

bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai

fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,

kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.

Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang

normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya

mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan

membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan

di rawat di Rumah Sakit.

Saran

1.      Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya

di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah

sakit.

2.     Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat

menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.

Page 21: BERMAIN TERAPEUTIK jadi.docx

Daftar Pustaka

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB

sauders Company, Philadelpia USA.

Hurlock E B, 1991, Perkembangan Anak Jilid I,Erlangga Jakarta.

Markum dkk, 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,IDI Jakarta.

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak,EGC,Jakarta.

Whaley and Wong, 1991, Nursing Care infants and children. Fourth Edition,

Mosby Year Book,Toronto Canada.

Noname. (2006). Pengaruh permaianan pada perkembangan anak. Terdapat

padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 10 Juli 2006.