bab-i.-ii.-iii

Upload: raizage-rief

Post on 06-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita telah mengetahui bahwa inovasi termasuk bagian dari perubahan sosial, dan inovasi pendidikan merupakan bagian dari inovasi. Mengingat bahwa penyelenggara pendidikan formal adalah suatu organisasi maka pola inovasi dalam organisasi yang lebih sesuai diterapkan dalam bidang pendidikan.

Dalam sejarah Amerika Serikat, teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Dalam konteks sejarah yang dimaksud, pemerintah Amerika Serikat melakukagn riset untuk mengetahui bagaimana dan mengapa sebagian petani di sana mengadopsi teknik-teknik baru dalam pertanian dan sebagian lainnya tidak. Everett M. Rogers adalah salah satu dari tim eksplorasi ini. Berawal dari sejarah tersebut, meskipun pada awalnya teori difusi ditujukan untuk memahami difusi dari teknik-teknik pertanian tapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi ini digunakan pada bidang-bidang lainnya secara lebih universal.

Sistem pendidikan di Indonesia, pada saat ini, masih membuat peserta didik melakukan proses pembelajaran di dalam ruang kelas dengan segala aturan yang mengikat gerak peserta didik serta tuntutan untuk menguasai sejumlah mata pelajaran dan setumpuk tugas yang harus selesai dalam waktu yang relative singkat. Kalaupun ada kegiatan pembelajaran di luar kelas, pelaksanaannya sangat terbatas dan dibatasi pula oleh berbagai keterbatasan. Hal ini pula yang membuat hasil pendidikan di Indonesia belum optimal. Oleh karena itu pulalah, sekarang ini banyak bermunculan sekolah-sekolah inovatif di Indonesia yang menawarkan berbagai perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah inovatif tersebut bermunculan karena tumbuh dan berkembangnya agen-agen perubahan dalam dunia pendidikan yang menyadari bahwa inovasi adalah hal yang mutlak harus dilakukan untuk mencapai kemajuan. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai mahluk yang diberi kesempurnaan akal, yang akan menuntunnya untuk selalu mengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya, untuk selalu melakukan inovasi, menemukan sesuatu yang baru yang bisa membuat hidupnya menjadi lebih baik. Karena pada dasarnya inovasi itu adalah suatu keharusan dalam perbaikan atau perubahan agar hidup kita tidak tertinggal dan tergilas oleh perkembangan zaman.B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari agen pembaharuan ?

2. Bagaimana peran, fungsi dan tugas agen pembaharuan ?

3. Apa faktor-faktor keberhasilan agen pembeharu ?4. Apa Saja Urutan Agen Pembaharu?5. Mengapa Agen Pembaharu Sebagai Penghubung?6. Bagaimana Hubungan Agen Pembaharu?7. Bagaimana Peran Guru sebagai Agen Pembaharuan ?

C. Tujuan

Untuk Mengetahui Pengertian dari Agen Pembaharuan Untuk Mengetahui Peran, Fungsi dan Tugas Agen Pembaharuan Untuk Mengetahui Faktor-faktor Keberhasilan Agen Pembaharu Untuk MengetahuiApa Saja Urutan Agen Pembaharu Untuk Mengetahui Agen Pembaharu Sebagai Penghubung Untuk Mengetahui Hubungan Agen Pembaharu Untuk Mengetahui Peran Guru sebagai Agen PembaharuanBAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agen Pembaharuan

Pengertian agen pembaharuan menurut para ahli :

Dalam rumusan Havelock (1973), agen pembaharuan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi yang berencana. (Nasution, 1990:37). Agen perubahan (Agent of Change) memimpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial. Dalam melaksanakannya, agen perubahan langsung tersangkut dalam tekanan- tekanan untuk mengadakan perubahan. Bahkan mungkin menyiapkan pula perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan sosial (social planning).(Soekanto, 1992:273). Agen pembaharuan (agent of change) ialah orang yang bertugas mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha pembaharu (change agency) - ibrahim (1988: 100).Jadi, Agen Pembaharuan (Agent of Change) adalah individu atau seseorang yang bertugas mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai dengan arah yang dikehendakinya Agen pembaharuan menghubungkan antara sumber perubahan (Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan sistem masyarakat yang menjadi target perubahan.B. Peran, Fungsi dan Tugas Agen Pembaharuan

1. Peran Agen Pembaharuan Membangun kesadaran bahwa mereka memerlukan perubahan (to develop a need for change). Mengembangkan hubungan dengan saling tukar informasi (to establish an information exchange relationship). Melakukan identifikasi masalah (to diagnose problems) Mendorong niat untuk berubah (to create an intent in the client to change). Mentransformasikan sekedar niat menjadi tindakan nyata (to translate an intent to action). Merawat adopsi mencegah pembatalan adopsi (to stabilize adoption and prevent discontinuance). Pencapaian hubungan agen perubahan dan komunitas target perubahan (to achieve a terminal relationship).2. Fungsi dan Tugas Agen Pembaharuan

Fungsi utama agen pembaharu adalah sebagai penghubung antara pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien, tujuannya agar inovasi dapat diterima atau diterapkan oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharuan. Kunci keberhasilan diterimanya inovasi oleh klien terutama terletak pada komunikasi antara agen pembaharu dengan klien. Jika komunikasi lancar dan efektif proses penerimaan inovasi akan lebih cepat dan makin mendekati tercapainya tujuan yang diinginkan. Sebaliknya jika komunikasi terhambat makin tipis harapan diterimanya inovasi. Oleh karena tugas utama yang harus dilakukan agen pembaharu adalah memantapkan hubungan dengan klien. Kemantapan hubungan antara agen pembaharu dengan klien, maka komunikasi akan lebih lancar.Rogers, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen pembaharu dalam pelaksanaan tugasnya inovasi padasystem klien, sebagai berikut :1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah.Biasanya agen pembaharu pada awal tugasnya diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perlunya perubahan.Agen pembaharu mulai dengan mengemukakan berbagaimasalah yang ada, membantu menemukan masalah yang penting dan mendesak, serta meyakinkan klien bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini agen pembaharu menentukan kebutuhan klien dan juga membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultatif.

2. Memantapkan hubungan pertukaran informasi.Sesudah ditentukannya kebutuhan untuk berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang lebih akrab dengan klien. Agen pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik kepada klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya, saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukan empati pada masalah dan kebutuhan klien.3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi.Agen pembaharu bertanggung jawab untuk menganalisa situasi masalah yang dihadapi klien, agar dapat menentukan berbagai alternatif jika tidak sesuai kebutuhan klien. Untuk sampai pada kesimpulan diagnosa agen pembaharu harus meninjau situasi dengan penuh emphati. Agen pembaharu melihat masalah dengan kacamata klien, artinya kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi agen pembaharu.4. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah.Setelah agen pembaharu menggali berbagai macam cara yang mungkin dapat dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka agen pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya untuk menerima inovasi. Namun demikian cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada klien, artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menoinjolkan inovasi.5. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan.Agen pembaharu berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan berdasarkan kebutuhan klien jadi jangan memaksa. Dimana komunikasi interpersonal akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat bermanfaat kalau dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena itu dalam hal tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok lain.6. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi.Agen pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi dengan cara penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi.7. Mengakhiri hubungan ketergantungan.Tujuan akhir tugas agen pembaharu adalah dapat menumbuhkan kesadaran unrtuk berubah dan kemampuan untuk merubah dirinya, sebagai anggota system social yang selalu mendapat tantangan kemajuan jaman. Agen pembaharu harus berusaha mengubah posisi klien dari ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu menjadi bebas dan percaya kepada kemampuan sendiri.C. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Agen Pembaharuan

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu, berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Gencarnya promosi/komunikasi,2. Lebih berorientasi pada klien, 3. Kompatibilitas program difusi dengan kebutuhan klien,4. Empati,5. Persamaan karakteristik sosial ekonomi dengan klien (homophily),6. Kredibilitas di mata klien, dan7. Kemampuan kerja sama dengan tokoh masyarakat (Rogers, 1995)Promosi bentuk komunikasi yang dapat dilakukan melalui media massa (iklan) atau kunjungan langsung. Gencarnya promosi agen pembaharu, diperlukan terutama pada tahap awal pengenalan inovasi. Ini juga mengharuskan agen pembaharu untuk lebih banyak berada di lapangan untuk bertemu langsung dengan klien dan tokoh masyarakat. Kualitas dan kuantitas komunikasi agen pembaharu, akan mempercepat tersebarnya informasi inovasi ke sistem sosial.D. Urutan Agen Pembaharu

Bila kita ikuti proses pemerkenalan satu inovasi ke dalam suatu sistem bi- naan, ada tujuh peran agen pembaru

1. Membangun kebutuhan untuk berubah. Seorang agen pembaru pada awalnya sering dituntut membantu binaannya menyadari kebutuhan untuk mengubah perilakunya/kebiasaannya. Dalam. upaya memulai proses perubahan, agen pembaru menunjukkan alternatif-alternatif terhadap masalah yang ada, mendramatiskan pentingnya masalah itu, dan mungkin meyakinkan binaan bahwa mereka dapat mengatasi masalah itu. Agen pembaru pada tahap ini menilai kebutuhan binaan, dan mungkin juga membantu menciptakan kebutuhan ini dalam bentuk tindakan konsultatif.

2. Menjalin hubungan tukar-informasi. Begitu kebutuhan untuk ber-ubah tercipta, agen pembaru harus membangun kedekatan dengan binaannya. Agen pembaru dapat memperkuat hubungan dengan binaannya dengan menciptakan kepercayaan terhadap kompeten-sinya, kesungguhannya, dan empati dengan kebutuhan dan masalah binaan. Binaan haruslah menerima agen pembaru sebelum mereka menerima. inovasi yang mereka promosikan, sebab inovasi sering dianggap bagian atau dasar pandangan orang terhadap agen pembaru.

3. mendiagnosis masalah mereka. Agen pembaru bertanggung jawab menganalisis situasi bermasalah binaannya dalam upaya menentu-kan mengapa afternatif yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Dalam mencapai simpulan diagnostik, agen pembaru harus melihat situasi secara empatik dari pandangan binaannya, tidak dari sudut padangnya sendiri. Agen pembaru haruslah secara psikologis memasukkan dirinya ke baju binaannya, dan melihat situasi itu dengan mata binaannya.

4. Menciptakan kehendak untuk berubah pada binaan. Setelah agen pembaru menggali berbagai lorong tindakan yang mungkin ditempuh binaannya dalam mencapai tujuan mereka, agen pembaru berusaha memotivasi perhatian terhadap inovasi. Tetapi agen pembaru hendaknya lebih berorientasi binaan, daripada berorientasi inovasi, memfokus pada masalah-masalah binaan.

5. Mengarahkan kehendak ke tindakan. Seorang agen pembaru berusaha mempengaruhi kebiasaan binaannya sejalan dengan saran-saran berdasar kebutuhan binaan. Seperti kita tahu dari bab-bab terdahulu dari buku ini, jejaringan antarpribadi mempengaruhi teman-teman dekat paling penting pada tahap persuasi dan keputusan dalam proses keputusan inovasi. Maka agen pembaru hanya dapat berperan tak langsung di sini, lewat kerjasama dengan tokoh masyarakat untuk menggerakkan jejaringan teman.

6. Memantapkan adopsi dan mencegah kemacetan Agen pembaru bisa dengan efektif memantapkan kebiasaan baru dengan menciptakan pesan-pesan yang menguatkan kepada para binaan yang telah mengadopsi inovasi, jadi "membekuhan" kebiasaan baru. Bantuan ini sering diberikan bila binaan pada tahap pelaksanaan atau konfirmasi dalam proses keputusan inovasi.

7. Mencapai hubungan terminal Tujuan akhir seorang agen pembaru adalah mengembangkan kebiasaan membarui-diri-sendiri di kalangan masyarakat binaannya. Agen pembaru hendaknya berusaha menem- patkan dirinya di luar dengan cara mengembangkan kemampuan binaan untuk menjadi agen pembaru bagi diri mereka sendiri.Dengan kata lain, agen pembaru harus berusaha mengubah binaan dari posisi bergantung kepada agen pembaru menjadi mandiri.E. Agen Pembaharu Sebagai PenghubungBanyak ragam pekerjaan yang pas dengan definisi kami tentang agen pembaru: guru, konsultan, pekerja kesehatan masyarakat, penyuluh pertanian tapangan, petugas pembangunan, salesmen, dan banyak lagi. Semua agen pembaru ini membuat rantai komunikasi antara sistem sumber atau sejenisnya (yang biasanya disebut lembaga pembaruan) dan sistem binaan (Gambar 9-1). Salah satu peran utama agen pembaru adalah me-mudahkan arus inovasi dari lembaga pembaruan kepada khalayak binaan. Tetapi agar tipe komunikasi ini efektif, inovasi harus dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan masalah binaan. Dan agar hubungan itu sangat efektif, umpan balik dari sistem binaan pasti mengatir lewat agan pembaru kepada tembaga pembaruan sehingga ia dapat membuat penyesuaian- penyesuaian yang tepat berdasarkan keberhasilan dan kegagalan sebelum-nya.

LEMBAGA PEMBARUANAGEN PEMBARU SBG JEMBATAN PENGHUBUNG

MASYARAKAT BINAANGambar 2-1. Agen pembaru menjadi matarantai antara lembaga pembaruan dan masyarakat binaan.

Peran konvensional agen pembaru adalah menyebarkan inovasi kepada

para binaan, yang tampaknya merupakan proses persuasi searah. Tetapi agar proses perubahan ini efektif, agen pembaru harus juga menjadi aliran kebutuhan dan masalah binaan ke lembaga pembaru, sehingga mereka dapat dipertimbangkan dalam penentuan inovasi apa yang paling tepat untuk disebar ke binaan. Peran agen pembaru juga mencakup memperoleh umpan balik dari binaan tentang program pembaruan itu. Posisi agen pembaru sebagai penghubung antara lembaga pembaruan dan sistem binaan membawa pada dua masalah: kemarginalan sosial dan keberlebihan informasi.

Agen pembaru mungkin tidak diperlukan dalam difusi inovasi yang antara lembaga pembaruan dan sistem binaannya tidak ada perbedaan sosial dan teknik. Lembaga pembaruan biasanya terdiri dari orang-orang yang memiliki suatu tingkat keahlian yang tinggi berkenaan inovasi yang disebarkan; personel lembaga Pembaruan mungkin Doktor dalam bidang pertanian, kesehatan, atau bidang teknis lainnya. Ketinggian pengetahuan mereka menyebabkan mereka sulit berkomunikasi langsung dengan sistem binaan. Sejalan dengan heterofili mereka dalam kewenangan teknis adalah heterofili dalam perbedaan- perbedaan bahasa subkultur (walaupun baik agen pembaru maupun binaan berbicara pada logat bahasa yang sama), status sosial ekonomi, kepercayaan dan sikap-sikapnya. Agen pembaru, walaupun mereka menghubungkan dua sistem sosial, mungkin pula sangat heterofilus dalam hubungan pada binaan mereka dan pada atasan mereka di lembaga pembaruan. Jurang heterofili pada kedua. sisi agen pembaru ini membuat konflik peran dan masalah dalam komunikasi. Sebagai jembatan antara dua sistem yang berbeda, agen pembaru haruslah sosok marginal yang satu kakinya di dunia lembaga. pembaruan dan yang lain di sistem binaan. Keberhasilannya dalam menghubungkan lembaga. pembaruan dengan binaannya terletak pada jantung proses difusi.F. Hubungan Agen Pembaru1. Hubungan dengan klien status rendahKurang terdidik serta berpenghasilan rendah, maka dari itu klien status rendah memerlukan bantuan dari agen perubahan untuk melakukan lebih dari yang dilakukan oleh klien elit. Kebanyakan dari klien elit homophilous dengan agen perubahan sehingga komunikasi antara mereka menjadi lebih mudah dan efektif. Klien status rendah secara sosial ekonomi berbeda dengan agen perubahan dan gap perbedaan ini menhambat komunikasi yang efektif. Jika agen perubahan merupakan karyawan dari pemerintah atau institusi lembaga, klien status rendah mungkin akan ragu-ragu terhadap agen perubahan.

Akhirnya, banyak dari agen perubahan yang tidak mencoba untuk menghubungi mereka yang lebih membutuhkan, karena ramalan memenuhi diri dari klien status rendah agen perubahan telah dikembangkan dari pengalaman lalu mereka. Para agen perubahan berpikir bahwa klien status rendah tidak responsif terhadap usaha dari agen perubahan dalam mendifusikan suatu inovasi. Dalam pikiran suatu agen perubahan klise ini menghambat agen perubahan dalam memulai kontak dengan klien berpenghasilan rendah. Agar komunikasi dapat terjalin lagi yaitu dengan mencari agen perubahan yang sama seperti klien agar dapat terjadi komunikasi yang lebih efektif.

2. Hubungan dengan Asisten Agen PerubahanSeorang asisten agen perubahan tidak lebih dari agen perubahan profesional yang intensif menghubungi klien untuk mempengaruhi keputusan inovasi. Salah satu keuntungan dari asisten agen perubahan adalah mereka lebih rendah biaya dalam menghubungi per-klien. Di Asia, 30 asisten dapat digunakan untuk biaya yang sama sebagai salah satu dokter. Keuntungan utama dari asisten agen perubahan yaitu asisten secara sosial lebih dekat dengan anggota yang berstatus lebih rendah dari pengguna sistem yang mereka layani. Keahlian teknis mungkin bukan kualitas yang paling penting dari agen perubahan di mata klien. Penerimaan pribadi dari agen perubahan adalah sama pentingnya, atau lebih penting daripada keahlian teknis. Asisten agen perubahan secara teknis jauh kurang ahli dari profesional, tetapi mereka sering lebih dari menebus status mereka lebih rendah dari keahlian teknis melalui keahlian sosial mereka lebih besar. Misalnya, asisten keluarga berencana di sebagian besar negara-negara Dunia Ketiga adalah paraprofessional perempuan, yang lebih mampu membahas topik sensitif budaya kontrasepsi dengan klien perempuan dibandingkan laki-laki mayoritas dokter (Rogers, 1973).

Dengan demikian, pemilihan asisten agen perubahan menurut jenis kelamin, pendidikan formal dan kenalan pribadi dengan sistem klien dapat meminimalkan jarak sosial antara sistem agen perubahan dan sistem klien. asisten sering membagi dua jarak sosial antara profesional dan klien status rendah.G. Peranan Guru Sebagai Agen PembaharuDalam perubahan pendidikan diskala mikro (sekolah) guru memiliki peranan yang penting, hal ini karena dalam proses perubahan itu guru berperan sebagai agen pembaharu. Dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.Dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat, karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, dan sekaligus sebagai teman.

Peranan guru sebagai agen pembaharu dimulai dari internal dirinya dalam hal ini proses pembaharuan dilakukan dengan merubah paradigma guru dalam proses pendidikan/pembelajaran. Perubahan paradigm ini dimulai dengan adanya kesadaran berubah dalam melaksnanakan tugas dan fungsinya sebagai guru. Mengetahui inovasi-inovasi pembelajaran terbaru dan menerapkannya dalam proses pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang merupakan gagasan baru adalah:1. peran guru sebagai fasilator, pembimbing, konsultan dan kawan belajar2. Jadwal fleksibel.3. Belajar diarahkan oleh siswa sendiri,4. Pembelajaran berbasis masalah, proyek, dunia nyata, tindakan nyata, dan fleksibel.5. Perancangan dan penyelidikan6. Kreasi dan investigasi7. Kolaborasi8. Focus masyarakat9. Computer sebagai alat10. Presentasi media dinamis11. Penilaian kinerja yang komprehensif.

Setelah mengalami perbahan paradigma dalam dirinya guru kemudian dapat menlakukan proses perubahan dengan individu lain ( teman sjawat), kelompok guru, dan sekolah sebagai lembaga dimana guru berada. Peran guru sebagai agen pembaharu diantaranya adalah bagaimana menerjemahkan idealime pendidikan ke dalam praktek di kelas. Secara lebih rinci inovasi yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:1. Membuat perencanaan pembelajaran.2. Membuat desain pembelajaran3. Menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif4. Mengelola kelas dengan baik5. Melakukan Pengajaran dengan baik6. Menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran7. Melakukan penilaian yang komprehensif.8. Memberikan umpan balik.Walaupun demikian bukan berarti tugas guru selaesai sampai disini, seringkali dalam proses pembelajaran timbul masalah-masalah baru. Oleh karena itu guru dituntut mampu melakukan action research untuk menjawab masalah-maslah tersebut. Pada akhirnya proses inovasi dan perubahan selalu terjadi dan bergulir seiring dengan waktu.H. Contoh Perubahan Terencana Dalam Pendidikan Oleh GuruContoh perubahan terencana dalam pendidikan yang dilakukan oleh guru adalah pelaksanaan penelitian tindakan kelas(class action research).Apakah tujuan penelitian tindakan? Tujuan penelitian tindakan atau penelitian aksi (Action Research) adalah mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan dan memecahkan masalah dengan apliikasi langsung pada dunia kebidanan. Proses kerja penelitian tindakan ini terdiri atas empat langka yang berlangsung secara siklikal, yaitu, perencanan, tindakan, evaluasi, dan refleksi. Selanjutnya, dilakukan perencanaan ulang (Replanning), tindakan ulang, evaluasi ulang, dan refleksi ulang. Proses ini terus berlanjut hingga ditemukan sosok model layanan kebidanan yang dipandang paling baik, misalnya, pelayanan terbaik dalam hal penanganan penyandang masalah sosial. Dari siklus ke siklus itu, terbuka kemungkinan luas untuk melakukan modifikasi atas rencana, tindakan, dan evaluasi.Contoh penelitian tindakan kelas yang dapat dilakukan oleh guru adalah masalah masalah seperti :1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas, dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kegiatan belajar mengajar, meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar mengajar inovatif dan mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar mengajar.2. PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dilakukan dalam rangka menerapkan berbagai metode mengajar, mengembangkan kurikulum, meningkatkan peran siswa dalam mengaar, dan memperbaiki metode evaluasi.3. PTK yang dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber belajar dilakukan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan model atau peraga, sumber-sumber lingkungan, dan peralatan tertentu lainya.4. PTK yang dikaitkan dengan personal dan keprofesionalan guru dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan antara siswa, guru dan orang tua, meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar, meningkatkan sifat dan kepribadian siswa dan meningkatkan kompetensi guru secara profesional.

BAB IIIPENUTUPANA. KesimpulanAgen pembaharu (chage agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha pembaharuan (change agency). Pekerjaan ini mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan, penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian dan sebagainya. Semua agen pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan system klien (sasaran inovasi).

Fungsi utama agen pembaharu adalah sebagai penghubung antara pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien, tujuannya agar inovasi dapat diterima atau diterapkan oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharuan. Rogers, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen pembaharu dalam pelaksanaan tugasnya inovasi pada system klien, sebagai berikut Membangkitkan kebutuhan untuk berubah, Memantapkan hubungan pertukaran informasi, Mendiagnosa masalah yang dihadapi, Membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan, Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi dan Mengakhiri hubungan ketergantungan.B. SaranMengingat bahwa dunia semakin berkembang baik dalam bidang pendidikan, teknologi, ekonomi maupun yang lainnya. Maka sangat diperlukan inovasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan di bernagai bidang, untuk itu hal kecil yang dapat dilakukan yakni perbanyaklah membaca dan mencari informasi agar dapat menambah wawasan dan mengembangkan inovasi disemua bidang.DAFTAR PUSTAKA http://gubugtp.blogspot.co.id/2011/04/agen-perubahanchange-agent-makalah.html (diakses pada tanggal 3-11-2015 jam 08.00 WIB) https://naratekpend.wordpress.com/2012/07/03/agen-pembaharu/ (diakses pada tanggal 3-11-2015 jam 08.15 WIB) http://tepevirtual.blogspot.co.id/2010/11/guru-sebagai-agen-pembaharu_21.html (diakses pada tanggal 29-10-2015 jam 19.00 WIB) http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-agen-perubahan-kualifikasi.html (diakses pada tanggal 29-10-2015 jam 19.00 WIB) http://www.slideshare.net/adzanie1/agen-pembaharuan-agent-of-change (diakses pada tanggal 4-11-2015 jam 11.00 WIB)

Inovasi mengalir dari

Lembaga Pembaruan ke masy. binaan

Kebutuhan dan

umpanbalik klien tentang inovasi mengalir ke lembaga

14